SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
HYDROCEPHALUS POST
INFECTION
(TUBERCULOUS MENINGITIS)
Chiquita Putri Vania Rau 105070107121020
Izzatul Irfaaniyah 115070100111021
Pembimbing:
dr. Rodhiyan Rakhmatiar, SpS
Definisi
• Hidrosefalus : kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal
(CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial
yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.
Hidrosefalus dapat disebabkan oleh gangguan dari
formasi, aliran, penyerapan CSS.
• Hidrosefalus post infeksi merupakan hidrosefalus yang
terjadi sebagai akibat dari terjadinya suatu infeksi
sistem saraf seperti meningitis tuberkulosa.
Epidemiologi
1
• Hidrosefalus infantil, 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis,
<4% akibat tumor fossa posterior (PDSSI. 2005).
2
• Insiden acquired hydrocephalus tidak diketahui secara pasti karena
penyebab penyakit yang berbeda-beda.
3
• Hidrosefalus dewasa mewakili sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus.
4
• Hidrosefalus merupakan komplikasi tersering dan selalu ditemukan pada
pasien yang telah menderita Meningitis tuberkulosa selama 4-6 minggu.
5
• Prevalensi hidrosefalus post infeksi pada anak-anak sebesar 62 %
(Rajshekhar, 2009) dan pada dewasa tidak ada data spesifik yang
menyebutkan prevalensi pasien hidrosefalus post infeksi.
Etiologi
Terbagi menjadi:
1. Hidrosefalus kongenital pada bayi dan anak-anak
2. Hidrosefalus didapat/acquired pada bayi dan anak-
anak, disebabkan:
- Massa
- Perdarahan
- Infeksi: Meningitis
3. Hidrosefalus didapat/acquired pada orang dewasa,
disebabkan :
- Perdarahan subarachnoid (SAH) - Tumor
- Hidrosefalus idiopatik - Meningitis
Apapun sebab dan faktor resikonya, hidrosefalus
terjadi sebagai akibat obstruksi, gangguan absorbsi
atau kelebihan produksi CSS. Predileksi obstruksi
adalah foramen Monroe, foramen Sylvii, foramen
Luschka, foramen Magendi dan vili araknoid
Anatomi
Sirkulasi CSS terdiri dari pleksus
koroideus, ventrikulus, ruang
subaraknoid dan vili araknoidea.
Pleksus koroideus :
produksi CSS, terletak
pada ventrikulus lateralis,
tertius dan quartus.
Granulasio arakhnoidea:
resorpsi CSS, sangat
berperan penting dalam
mengatur aliran CSS ke
sistem venosus pada
tubuh manusia
Fisiologi
• Cairan jernih
• Menyediakan nutrien namun mengandung sedikit
protein, kadar glukosa ± 2/3 kadar glukosa darah dan
konsentrasi ion yang berbeda dengan darah
• CSS diproduksi rata - rata 450-750 ml per hari (0,3 -
0,35 ml/ menit)
• Total volume CSS pada dewasa lebih kurang 90-150 ml
Klasifikasi
Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS
a. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans
b. Hidrosefalus tipe komunikans
Berdasarkan Etiologi
a. Kongenital
b. Acquired
Berdasarkan Usia
a. Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )
b. Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )
Patofisiologi
• Pada hidrosefalus komunikans terjadi hubungan langsung
antara CSS sistem ventrikulus dan CSS di ruang
subaraknoid. Hambatan aliran CSS biasanya pada bagian
distal dari sistem ventrikulus yaitu pada ruang subaraknoid
(sebagai akibat fibrosis dari infeksi sebelumnya) atau pada
granulatio arachnoidea ( sebagai akibat kelainan
bentuk struktur ini).
• Pada hidrosefalus nonkomunikans/obstruktif, CSS pada
ruang ventrikulus tidak bisa mencapai ruang subaraknoid
karena adanya hambatan aliran CSS pada foramen Monroe,
aquaductus cerebri Sylvii atau pada foramen Magendi dan
Luschka. Bisa diakibatkan oleh tumor, peradangan atau
atresia kongenital.
Hidrosefalus post infeksi meningitis
tuberkulosa
Penyebaran kuman di ruang subarachnoid Rx radang eksudat
kental (nekrosis kaseosa) berkumpul didasar otak
menyumbat akuaduktus, fisura sylvii, foramen magendi,
foramen luschka hidrosefalus
Penegakan Diagnosis
Gejala Klinis
• Gejala dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab,
lokasi obstruksi, durasi dan keberlangsungan
penyakit.
• Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi dari
peningkatan TIK  nyeri kepala, gangguan visus,
gangguan motorik/berjalan dan kejang terjadi pada
1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa.
• Post infeksi Meningitis tuberkulosa didahului
gejala demam, nyeri kepala kronis dengan MS+
Pemeriksaan Fisik
• MS + (post infeksi meningitis)
• Edema papil : karena peningkatan TIK, bisa
menyebabkan atrofi nervus optikus.
• Parese N.VI unilateral atau bilateral karena
peningkatan TIK
• Gaya berjalan yang tidak stabil : dikarenakan
ataksia pada tungkai.
Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan
• LP
• MRI
PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa
Terapi pilihan pertama hidrosefalus komunikan, terdiri atas :
1. Steroid
Tappering dosis dexamethasone (12-16 mg/ hari) dapat
diberikan untuk 4-6 minggu.
2. Dehydrating agent seperti mannitol
Mannitol hanya dapat digunakan untuk dekompensasi akut
dan tidak direkomendasikan untuk >72 jam karena adanya
rebound intracranial hypertension.
3. Diuretik seperti furosemid
4. Acetazolamide untuk mengurangi produksi CSF.
Acetazolamide (1000 mg/kgBB) dan furosemid (1 mg/kgBB)
dapat diberikan untuk waktu yang lama.
• Obat Anti Tuberkulosis (OAT) juga mungkin
membantu mengurangi respon inflamasi sehingga
jalur CSF terbuka.
• Berdasarkan studi di Afrika Selatan, pemberian
tatalaksana medikamentosa pada pasien MT dengan
hidrosefalus komunikan dapat mencegah
pemasangan shunt dengan pembedahan sebesar
70%. Pasien harus tetap dimonitor dengan hati-hati
terhadap perburukan kondisi atau tidak adanya
kemajuan kondisi pasien dengan medikamentosa.
Terapi Operatif
Indikasi operasi adalah gejala
neurologis yang bertambah
berat, adanya defisit neurologis
yang progresif, serta terapi
konservatif yang gagal. Prosedur
operatif yang dapat dilakukan:
1. VA (Ventriculoatrial) Shunt
2. VP (Ventriculoperitoneal)
Shunt
3. ETV (Endoscopic Third
Ventriculostomy)
ETV (Endoscopic Third
Ventriculostomy)
Prognosis
• Pasien meningitis tuberkulosa dengan hidrosefalus
ringan maupun sedang yang mendapatkan operasi
shunt sejak awal (2 hari setelah terdiagnosis)
memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan
dengan yang mendapat operasi terlambat (3 minggu
setelah terdiagnosis).
• Prognosis pasien meningitis tuberkulosa dengan
hidrosefalus bergantung pada respon penyakit
terhadap OAT. Pada pasien TB resisten OAT , Multi
Drug Resistant (MDR) TB, maupun XMDR TB dan TB
dengan HIV positif prognosisnya buruk.
TERIMAKASIH
DM NEURO 2015
Hydrocephalus Post Infection
Hydrocephalus Post Infection

More Related Content

What's hot

CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat Anissa Cindy
 
2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasi2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasiharry christama
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisharry christama
 
207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docxMuhammad Abu Dzar
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKindal
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partumDokter Tekno
 

What's hot (20)

CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
LAPKAS EKLAMPSIA
LAPKAS EKLAMPSIALAPKAS EKLAMPSIA
LAPKAS EKLAMPSIA
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
encephalitis
encephalitisencephalitis
encephalitis
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat
 
2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasi2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasi
 
Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
 
Fimosis
FimosisFimosis
Fimosis
 
207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorumFetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 

Viewers also liked

Atypical presentation of Tubercular meningitis
Atypical presentation of Tubercular meningitisAtypical presentation of Tubercular meningitis
Atypical presentation of Tubercular meningitisDr. Md. Rashedul Islam
 
Approach to a case of Fever with altered sensorium
Approach to a case of Fever with altered sensoriumApproach to a case of Fever with altered sensorium
Approach to a case of Fever with altered sensoriumRoy Shilanjan
 
Approach to a patient of neurological tuberculosis
Approach to a patient of neurological tuberculosisApproach to a patient of neurological tuberculosis
Approach to a patient of neurological tuberculosisRahul Arya
 
Seminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep Singh
Seminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep SinghSeminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep Singh
Seminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep SinghPradeep Singh
 
CNS TB
CNS TBCNS TB
CNS TB7AFH
 
Tuberculous meningitis
Tuberculous meningitisTuberculous meningitis
Tuberculous meningitiszahid mehmood
 
Cns infections Lecture
Cns infections LectureCns infections Lecture
Cns infections Lecturetest
 

Viewers also liked (10)

Atypical presentation of Tubercular meningitis
Atypical presentation of Tubercular meningitisAtypical presentation of Tubercular meningitis
Atypical presentation of Tubercular meningitis
 
Approach to a case of Fever with altered sensorium
Approach to a case of Fever with altered sensoriumApproach to a case of Fever with altered sensorium
Approach to a case of Fever with altered sensorium
 
Approach to a patient of neurological tuberculosis
Approach to a patient of neurological tuberculosisApproach to a patient of neurological tuberculosis
Approach to a patient of neurological tuberculosis
 
TB Meningitis
TB MeningitisTB Meningitis
TB Meningitis
 
Seminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep Singh
Seminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep SinghSeminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep Singh
Seminar on cns tubercuosis by Dr.Pradeep Singh
 
CNS TB
CNS TBCNS TB
CNS TB
 
Tuberculous meningitis
Tuberculous meningitisTuberculous meningitis
Tuberculous meningitis
 
Tubercular meningitis
Tubercular meningitisTubercular meningitis
Tubercular meningitis
 
Tb Meningitis
Tb MeningitisTb Meningitis
Tb Meningitis
 
Cns infections Lecture
Cns infections LectureCns infections Lecture
Cns infections Lecture
 

Similar to Hydrocephalus Post Infection

Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)
Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)
Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)sastriyadi
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus
Asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalusAsuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus
Asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalusUsaha Apa Aja Asal Halal
 
Kelompok 9/NRB/III
Kelompok 9/NRB/IIIKelompok 9/NRB/III
Kelompok 9/NRB/IIIAgnes Putri
 
Askep stroke2
Askep stroke2Askep stroke2
Askep stroke2yonraen
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxkamismisteri
 
13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy fariantiresiy
 
13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy fariantiresiy
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxRyanHendri
 
Referat sepsis bramantyo
Referat sepsis   bramantyoReferat sepsis   bramantyo
Referat sepsis bramantyoSoroy Lardo
 
review jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docx
review jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docxreview jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docx
review jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docxAuliaDwiJuanita
 
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesiaMasalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesiaHelmon Chan
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxCerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxPutriNoviyanti9
 

Similar to Hydrocephalus Post Infection (20)

Hidrosefalus
HidrosefalusHidrosefalus
Hidrosefalus
 
Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)
Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)
Askep anak hydrocephalus3 (hidrosefalus)
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus
Asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalusAsuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus
Asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus
 
Kelompok 9/NRB/III
Kelompok 9/NRB/IIIKelompok 9/NRB/III
Kelompok 9/NRB/III
 
Hydrocephalus
HydrocephalusHydrocephalus
Hydrocephalus
 
Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA
Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA
Askep hidrosefalus AKPER PEMDA MUNA
 
Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1
 
Askep stroke2
Askep stroke2Askep stroke2
Askep stroke2
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptx
 
13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy farianti
 
13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy farianti
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Referat sepsis bramantyo
Referat sepsis   bramantyoReferat sepsis   bramantyo
Referat sepsis bramantyo
 
review jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docx
review jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docxreview jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docx
review jurnal epistaksis aulia dwi juanita tht.docx
 
Askep dic
Askep dicAskep dic
Askep dic
 
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesiaMasalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxCerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
 
Referat PNH
Referat PNHReferat PNH
Referat PNH
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 

Recently uploaded (19)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 

Hydrocephalus Post Infection

  • 1. HYDROCEPHALUS POST INFECTION (TUBERCULOUS MENINGITIS) Chiquita Putri Vania Rau 105070107121020 Izzatul Irfaaniyah 115070100111021 Pembimbing: dr. Rodhiyan Rakhmatiar, SpS
  • 2. Definisi • Hidrosefalus : kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Hidrosefalus dapat disebabkan oleh gangguan dari formasi, aliran, penyerapan CSS. • Hidrosefalus post infeksi merupakan hidrosefalus yang terjadi sebagai akibat dari terjadinya suatu infeksi sistem saraf seperti meningitis tuberkulosa.
  • 3. Epidemiologi 1 • Hidrosefalus infantil, 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, <4% akibat tumor fossa posterior (PDSSI. 2005). 2 • Insiden acquired hydrocephalus tidak diketahui secara pasti karena penyebab penyakit yang berbeda-beda. 3 • Hidrosefalus dewasa mewakili sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus. 4 • Hidrosefalus merupakan komplikasi tersering dan selalu ditemukan pada pasien yang telah menderita Meningitis tuberkulosa selama 4-6 minggu. 5 • Prevalensi hidrosefalus post infeksi pada anak-anak sebesar 62 % (Rajshekhar, 2009) dan pada dewasa tidak ada data spesifik yang menyebutkan prevalensi pasien hidrosefalus post infeksi.
  • 4. Etiologi Terbagi menjadi: 1. Hidrosefalus kongenital pada bayi dan anak-anak 2. Hidrosefalus didapat/acquired pada bayi dan anak- anak, disebabkan: - Massa - Perdarahan - Infeksi: Meningitis 3. Hidrosefalus didapat/acquired pada orang dewasa, disebabkan : - Perdarahan subarachnoid (SAH) - Tumor - Hidrosefalus idiopatik - Meningitis Apapun sebab dan faktor resikonya, hidrosefalus terjadi sebagai akibat obstruksi, gangguan absorbsi atau kelebihan produksi CSS. Predileksi obstruksi adalah foramen Monroe, foramen Sylvii, foramen Luschka, foramen Magendi dan vili araknoid
  • 5. Anatomi Sirkulasi CSS terdiri dari pleksus koroideus, ventrikulus, ruang subaraknoid dan vili araknoidea.
  • 6. Pleksus koroideus : produksi CSS, terletak pada ventrikulus lateralis, tertius dan quartus. Granulasio arakhnoidea: resorpsi CSS, sangat berperan penting dalam mengatur aliran CSS ke sistem venosus pada tubuh manusia
  • 7. Fisiologi • Cairan jernih • Menyediakan nutrien namun mengandung sedikit protein, kadar glukosa ± 2/3 kadar glukosa darah dan konsentrasi ion yang berbeda dengan darah • CSS diproduksi rata - rata 450-750 ml per hari (0,3 - 0,35 ml/ menit) • Total volume CSS pada dewasa lebih kurang 90-150 ml
  • 8. Klasifikasi Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS a. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans b. Hidrosefalus tipe komunikans Berdasarkan Etiologi a. Kongenital b. Acquired Berdasarkan Usia a. Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi ) b. Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )
  • 9. Patofisiologi • Pada hidrosefalus komunikans terjadi hubungan langsung antara CSS sistem ventrikulus dan CSS di ruang subaraknoid. Hambatan aliran CSS biasanya pada bagian distal dari sistem ventrikulus yaitu pada ruang subaraknoid (sebagai akibat fibrosis dari infeksi sebelumnya) atau pada granulatio arachnoidea ( sebagai akibat kelainan bentuk struktur ini). • Pada hidrosefalus nonkomunikans/obstruktif, CSS pada ruang ventrikulus tidak bisa mencapai ruang subaraknoid karena adanya hambatan aliran CSS pada foramen Monroe, aquaductus cerebri Sylvii atau pada foramen Magendi dan Luschka. Bisa diakibatkan oleh tumor, peradangan atau atresia kongenital.
  • 10. Hidrosefalus post infeksi meningitis tuberkulosa Penyebaran kuman di ruang subarachnoid Rx radang eksudat kental (nekrosis kaseosa) berkumpul didasar otak menyumbat akuaduktus, fisura sylvii, foramen magendi, foramen luschka hidrosefalus
  • 11. Penegakan Diagnosis Gejala Klinis • Gejala dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab, lokasi obstruksi, durasi dan keberlangsungan penyakit. • Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi dari peningkatan TIK  nyeri kepala, gangguan visus, gangguan motorik/berjalan dan kejang terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa. • Post infeksi Meningitis tuberkulosa didahului gejala demam, nyeri kepala kronis dengan MS+
  • 12. Pemeriksaan Fisik • MS + (post infeksi meningitis) • Edema papil : karena peningkatan TIK, bisa menyebabkan atrofi nervus optikus. • Parese N.VI unilateral atau bilateral karena peningkatan TIK • Gaya berjalan yang tidak stabil : dikarenakan ataksia pada tungkai.
  • 13. Pemeriksaan Penunjang • CT Scan • LP • MRI
  • 14. PENATALAKSANAAN Terapi Medikamentosa Terapi pilihan pertama hidrosefalus komunikan, terdiri atas : 1. Steroid Tappering dosis dexamethasone (12-16 mg/ hari) dapat diberikan untuk 4-6 minggu. 2. Dehydrating agent seperti mannitol Mannitol hanya dapat digunakan untuk dekompensasi akut dan tidak direkomendasikan untuk >72 jam karena adanya rebound intracranial hypertension. 3. Diuretik seperti furosemid 4. Acetazolamide untuk mengurangi produksi CSF. Acetazolamide (1000 mg/kgBB) dan furosemid (1 mg/kgBB) dapat diberikan untuk waktu yang lama.
  • 15. • Obat Anti Tuberkulosis (OAT) juga mungkin membantu mengurangi respon inflamasi sehingga jalur CSF terbuka. • Berdasarkan studi di Afrika Selatan, pemberian tatalaksana medikamentosa pada pasien MT dengan hidrosefalus komunikan dapat mencegah pemasangan shunt dengan pembedahan sebesar 70%. Pasien harus tetap dimonitor dengan hati-hati terhadap perburukan kondisi atau tidak adanya kemajuan kondisi pasien dengan medikamentosa.
  • 16. Terapi Operatif Indikasi operasi adalah gejala neurologis yang bertambah berat, adanya defisit neurologis yang progresif, serta terapi konservatif yang gagal. Prosedur operatif yang dapat dilakukan: 1. VA (Ventriculoatrial) Shunt 2. VP (Ventriculoperitoneal) Shunt 3. ETV (Endoscopic Third Ventriculostomy)
  • 18. Prognosis • Pasien meningitis tuberkulosa dengan hidrosefalus ringan maupun sedang yang mendapatkan operasi shunt sejak awal (2 hari setelah terdiagnosis) memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan yang mendapat operasi terlambat (3 minggu setelah terdiagnosis). • Prognosis pasien meningitis tuberkulosa dengan hidrosefalus bergantung pada respon penyakit terhadap OAT. Pada pasien TB resisten OAT , Multi Drug Resistant (MDR) TB, maupun XMDR TB dan TB dengan HIV positif prognosisnya buruk.