Diagnosis dan pengobatan hidrosefalus dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik, cairan serebrospinal, dan radiologi. Pengobatan modern dilakukan dengan pemasangan shunt silicon yang mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel ke bagian tubuh lain seperti sisterna magna atau peritoneum.
3. Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal
dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air
dan "cephalus" yang berarti kepala adalah
suatu
keadaan
patologis
otak
yang
mengakibatkan
bertambahnya
cairan
serebrospinalis,
disebabkan
baik
oleh
produksi yang berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai
tekanan intrakanial yang meninggi sehingga
terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat
aliran cairan serebrospinalis.
4. a.
Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans
Karena adanya obstruksi (cairan serebrospinal dari
ventrikel
ke-3
di
kepala
hinga
ruang
subarachnoid).obstruksi
tersebut
menghalangi
penyerapan CSF di subarachnoid space dan arachnoid
vili.
b. Hidrosefalus tipe komunikans
Cairan serebrospinal dapat melalui seluruh lajur foramen
termasuk yang didasar otak. Walaupun demikian, tidak
terjadi penyerapan ke vena akibat adanya hambatan di
arachnoid vili. Keadaan ini dapat disebabkan karena
adanya meningitis atau perdarahan subarachnoid yang
parah
5. 1.
Lahir prematur, bayi yang lahir prematur memiliki risiko
yang lebih tinggi perdarahan intraventricular (perdarahan
dalam ventrikel otak) yang dapat menyebabkan
hydrocephalus.
2. Masalah selama kehamilan infeksi pada rahim selama
kehamilan.
3. Masalah dengan perkembangan janin seperti
penutupan yang tidak lengkap dari kolom tulang
belakang.
4. Lesi dan tumor sumsum tulang belakang atau otak.
5. Infeksi pada sistem saraf. Perdarahan di otak.
Hydrocephalus Infantil, 50% adalah karena perdarahan
dan meningitis.
6. Memiliki cedera kepala berat.
6. 1. Kepala membesar, fontanel antrior menonjol.
2. Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas
pada saat bayi menangis.
3. Terdapat bunyi creckedpot (tanda Macewen).
4. Mata melihat kebawah, mudah terstimulasi,
lemah dan kemampuan makan berkurang.
5. Opisthotonus, dan spatik pada ekstremitas
bawah.
6. bayi mengalami kesulitan menelan.
7. Kesulitan bernapas.
8. Apnea dan tidak ada refleks muntah.
9.Sakit kepala, papil edema.
7. Diagnosis dapat dilakukan melalui :
1. Pemeriksaan fisik
Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini
penting untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau
lebih dari normal
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal:
Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat
perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar protein
dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa.
3. Pemeriksaan radiologi:
a.
X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau
sutura yang melebar.
b. USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum
menutup.
c. CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran
ventrikel dan sekaligus mengevaluasi struktur-struktur
intraserebral lainnya
8. 1.Hernia serebri
Adalah kondisi medis yang sangat berbahaya di mana
jaringan otak menjadi berpindah dalam beberapa cara
karena peningkatan tekanan intrakranial (tekanan di
dalam tengkorak),sehingga otak menjadi rusak parah.
2. Kejang
3. Renjatan
Adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi
dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan baik pasokan maupun penggunaannya dalam
metabolisme seluler
4. Pembesaran kepala
Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi,
sensibilitas kulit menurun
9. 1.
2.
3.
4.
5.
Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan
merusak pleksus koroidalis dengan tindakan reseksi
atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid
(diamox) yang menghambat pembentukan cairan
serebrospinal.
Memperbaiki hubungan antara tempat produksi
caira serebrospinal dengan tempat absorbsi, yaitu
menghubungkan ventrikel dengan subarakhnoid
Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ
ekstrakranial,
Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau
drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap dan
pasien telah di bius total.
Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan
bahan shunt atau pintasan jenis silicon yang awet,
lentur, tidak mudah putus.
11. Windari (kelompok 12): kenapa yang lahir
prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami hidrosephalus
Jawab: karena bayi prematur memiliki resiko tinggi
terjadi perdarahan intraventricular (perdarahan
dalam ventrikel otak) sehingga pada kasus ini
terjadi penumpukan cairan berupa darah yang
dapat menyebabkan hydrosephalus.
wiwik (kelompok 12) : Pengobatan modern atau
canggih dilakukan dengan bahan shunt itu
seperti apa dan apa efek sampingnya?
Jawab: di slide selanjutnya
12.
Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt
atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
Ada 2 macam terapi pintas / “ shunting “:
1. Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya
sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk
terapi hidrosefalus tekanan normal.
2. Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain
Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (ThorKjeldsen)
Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus.
Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum.
b. “Lumbo Peritoneal Shunt”
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga
peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy
secara perkutan.
13.
Teknik Shunting:
1. Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu
oksipitalis atau kornu frontalis, ujungnya ditempatkan
setinggi foramen Monroe.
2. Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS
untuk dilakukan analisis.
3. Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini,
baik yang terletak proksimal dengan tipe bola atau
diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter) maupun yang
terletak di distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz).
Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara
5-150 mm, H2O.
4. Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter
dimasukkan ke dalam atrium kanan jantung melalui v.
jugularis interna (dengan thorax x-ray ® ujung distal
setinggi 6/7).
5. Ventriculo-Peritneal Shunt
a. Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan
b. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang
peritoneum.
14. Pada anak-anak dengan kumparan silang yang
banyak, memungkinkan tidak diperlukan adanya
revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.
Komplikasi yang sering terjadi pada shunting:
infeksi, hematom subdural, obstruksi, keadaan CSS
yang rendah, ascites akibat CSS, kraniosinostosis.