Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH) adalah penyakit hematologi langka yang ditandai dengan anemia hemolitik, trombosis, dan gangguan fungsi sumsum tulang. PNH disebabkan oleh mutasi genetik yang menyebabkan defisiensi protein pengatur komplemen pada eritrosit. Diagnosis definitif menggunakan flow sitometri darah untuk mendeteksi ketidakhadiran protein pengatur komplemen. Terapi utama adalah eculizumab, antibodi monoclonal anti-C
4. Pendahuluan
• Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
(PNH) adalah penyakit kronis, multi-
sistemik, yang bersifat progresif dan
mengancam jiwa yang ditandai dengan
hemolisis intravaskular, kejadian
trombotik, infeksi berat, dan kegagalan
sumsum tulang (bone marrow failure).
• Hemolisis pada PNH disebabkan oleh aksi
komplemen pada sel darah merah abnormal.
5. Epidemiology
Kira-kira 1-2 per juta orang, dengan
prevalensi berkisar antara 10 hingga
20 per 1 juta orang.
Angka Insiden & Prevalensi
Usia Rata – Rata
PNH didiagnosis pada semua usia
(usia rata-rata pada awal hingga
pertengahan tiga puluhan),
mempengaruhi laki-laki dan
perempuan secara setara
Insiden Kematian Kurun Waktu
35 tahun dan 10 tahun
35% dan 50%
6. Latar Belakang
● PNH merupakan penyakit darah yang termasuk jarang dan memiliki
manifestasi klinis yang heterogen, dimana PNH tergabung dalam
kelompok anemia hemolitik non imun.
● Dengan semua karakteristik, anamnesis, temuan fisik, dan
laboratoriumnya, penegakan diagnosis PNH bukanlah hal yang
mudah. Diagnosis seringkali terlambat dan menyebabkan morbiditas
dan mortalitas.
● Maka dari itu, pembahasan mengenai diagnosis dan tatalaksana PNH
diperlukan sebagai bekal dokter umum untuk mendeteksi dan
menatalaksana PNH secara dini. Berdasarkan latar belakang ini, referat
ini dibuat.
8. 1. Definisi
• Paroksismal nocturnal hemoglobinuria (PNH) adalah penyakit
hematologi yang didapat (acquired), dan bisa mengancam jiwa.
Penyakit ini ditandai dengan anemia hemolitik, trombosis dan
gangguan fungsi sumsum tulang.
• PNH adalah kelainan sel punca hematopoietik terkait-X di aktivitas
komplemen yang tidak terkontrol menyebabkan komplikasi, terutama
melalui hemolisis intravaskular dan aktivasi trombosit.
9. 2. Etiologi
Paroksismal nocturnal hemoglobinuria
terjadi karena perkembangan mutasi genetik
pada sel induk hematopoietik. Mutasi yang
terjadi adalah mutase pada gen X-linked
phosphatidylinositol glycan class A (PIGA),
yang menyebabkan defisiensi protein
glycosylphosphatidylinositol (GPI), yang
bertanggung jawab untuk mengikat bagian
protein lain ke permukaan eritrosit.
10. 3. Faktor Resiko
Pedoman dari International Clinical Cytometry Society (ICCS) and the International PNH
Interest Groupmerekomendasikan 3 resiko tinggi kelompok ini. Ada 3 kategori pasien yang
secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan populasi yang umum: pasien dengan
hemolisis atau hemoglobinuria, pasien dengan sindrom kegagalan sumsum tulang, dan pasien
dengan penyakit thrombosis yang tidak dapat dijelaskan atau tidak biasa.
11. 4. Patofisiologi
• Aksi komplemen pada subyek sehat (A) dan pasien
hemoglobinuria nokturnal paroksismal (PNH) (B).
• (A) Karena adanya protein GPI anchor CD55 dan
CD59, eritrosit normal dilindungi dari aktivasi
komplemen.
• (B) Defisiensi CD55 dan CD59 membuat eritrosit
sensitif terhadap serangan komplemen,
mengakibatkan hemolisis. komplemen dan perakitan
kompleks seranCD55 mengatur aktivasi C3 oleh C3
convertase. Selanjutnya, C5 dibelah menjadi C5a dan
C5b. C5b dimulai jalur terminal gan membrane/
membrane attack complex (MAC). Pembentukan MAC
diatur oleh CD59, protein GPI anchored yang lain.
12. 4. Patofisiologi
1. Pada PNH, sebagian besar gejala yang dialami pasien disebabkan oleh hemolisis
intravaskular.
2. Dalam keadaan normal, hemoglobin bebas yang dilepaskan oleh hemolisis dikeluarkan
oleh haptoglobin dan mekanisme pembersihan lainnya. Namun, pada PNH, jalur
mekanisme pembersihan ini terlalu terbebani sehingga menyebabkan hemoglobin
bebas terkumpul dalam sistem intravaskular. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi
dengan mengikat oksida nitrat secara ireversibel untuk menghasilkan methemoglobin
dan nitrat, tapi mekanisme ini akhirnya menghabiskan pasokan nitrat oksida. Oksida
nitrit memiliki beberapa fungsi penting, termasuk vasodilatasi dan relaksasi otot polos.
3. Penurunan oksida nitrit mungkin juga berperan dalam menyebabkan sesak napas
melalui mekanisme terjadinya hipertensi pulmonal, meskipun mekanisme ini bukanlah
kejadian umum.
4. Penyakit ginjal akut dan kronis juga dapat terjadi. Pasien dengan PNH enam kali lebih
mungkin untuk mengembangkan penyakit ginjal kronis daripada populasi yang tidak
menderita PNH.
13. Klasifikasi
PNH Klasik
Pada PNH klasik, pasien
memiliki manifestasi
klinis hemolisis atau
trombosis
PNH DalamKonteks
Kelainan Tulang
Kelainan sumsum tulang
primer seperti anemia
aplastik atau sindrom
myelodysplastic
PNH Subklinis
Pasien memiliki proporsi
klon PNH yang rendah
tetapi tidak ada bukti klinis
atau bukti laboratoris
seperti hemolisis atau
trombosis.
14. Manifestasi Klinis
Anemia
Thrombosis
Distonia Otot Polos
Anemia pada PNH sering bersifat multifaktorial dan dapat terjadi akibat
kombinasi dari hemolisis dan kegagalan sumsum tulang.
Trombosis pada PNH dapat terjadi di lokasi manapun; namun, trombosis vena lebih sering terjadi
daripada thrombosis pada arteri. Untuk alasan belum jelas jelas, lokasi umum terjadinya
thrombosis adalah pada intraabdominal (hepatik, portal, mesenterika, limpa, dll) dan vena otak
(sinus sagital dan kavernosa), dan lokasi yang paling umum terjadinya thrombosis pada PNH adalah
trombosis vena hepatik (sindrom Budd-Chiari).
Nyeri pada perut, spasme esofagus, disfagia, dan disfungsi ereksi adalah
gejala umum yang terkait dengan PNH klasik dan merupakan konsekuensi
langsung dari hemolisis intravaskular dan pelepasan hemoglobin bebas.
02
01
03
15. Manifestasi Klinis Lainnya
Manifestasi Klinis
04
01
• Pasien PNH memiliki peningkatan risiko
penyakit ginjal kronis 6x lipat lebih besar.
• Kerusakan tubulus ginjal disebabkan oleh
trombosis mikrovaskuler dan akumulasi deposit
besi.
16. Diagnosis
Gold Standard
Flow cytometry dilakukan dengan
menginkubasi sel darah tepi pasien dengan
antibodi monoklonal berlabel
fluoresensi yang mengikat GPI
anchored proteins, yang dimana protein
ini berkurang jumlahnya atau tidak
ada pada ≥2 garis keturunan sel
Aktivasi Komplemen
In Vitro
Venous
• Hemolisis Intravaskular
• Coombs Negatif
Tes Ham & Tes
Sukrosa Hemolisis
Kedua tes ini telah
ditinggalkan karena tidak spesifik,
dan digantikan dengan flow
cytometry (FCM).
Temuan Lab PNH
Flow Cytometry
02
01 03
17. Diagnosis Banding
Anemia Hemolitik
Coombs-Negatif
(Mis., hemoglobinopati, sferositosis
herediter), anemia hemolitik
mikroangiopati, hemolisis/anemia yang
diinduksi obat atau toksin, koagulasi
intravaskular diseminata (DIC) dan
hemolisis autoimun
Trombosis Vena
Trombosis vena pada tempat atipikal,
termasuk gangguan mieloproliferatif;
tumor padat yang berhubungan
dengan hiperkoagulabilitas; kompresi
ekstrinsik pembuluh darah, dan;
trombofilia bawaan/didapat
Anemia dan atau
Sitopenia lain
Berhubungan
dengan sindroma
kegagalan sumsum
tulang (misalnya,
anemia aplastik,
MDS)
20. Tatalaksana Suportif
Monitoring
Eculizumab
1. Besi oral.
2. Suplementasi folat dan vitamin B12 biasanya dianjurkan.
3. Transfusi sel darah merah mungkin diperlukan bila tindakan ini gagal
mempertahankan kadar hemoglobin yang memadai.
4. Karena infeksi bakteri dapat menyebabkan eksaserbasi krisis hemolitik
pada pasien dengan PNH, pengobatan antibiotik harus sedini mungkin.
5. Glukokortikoid, meskipun banyak digunakan, dianggap sebagai terapi
anempiris (tidak ada penelitian acak dan tidak ada manfaat yang jelas).
21. Tatalaksana Suportif
Monitoring
Eculizumab
1. Pada pasien tanpa eculizumab dan dengan ukuran klon PNH tinggi (klon
granulosit > 50%), kadar D dimer, kehamilan, kondisi perioperatif dan
faktor risiko trombofilik terkait lainnya, tanpa kontraindikasi yang diketahui
terhadap antikoagulasi dan jumlah trombosit yang stabil (>100 × 109/L),
profilaksis primer harus diberikan. Pencegahan sekunder dengan
eculizumab tepat pada pasien yang telah mengalami kejadian
tromboemboli yang berhubungan dengan PNH.
2. Pengobatan imunosupresif harus dipertimbangkan pada PNH/AA dan
defisiensi sumsum tulang.
22. Terapi Anti Komplemen Terbaru
• Agen Anti C5
Ada sejumlah agen anti-C5 baru yang sedang diselidiki, termasuk Coversin™ (Akari
Therapeutics). Coversin adalah inhibitor C5 subkutan yang saat ini sedang diselidiki
dalam uji klinis fase II. Alexion Pharmaceuticals telah mengembangkan varian kerja
panjang dari eculizumab, yang disebut ALXN1210.
• Agen Anti C3
Dengan bertindak lebih awal dalam kaskade komplemen, inhibitor C3 mungkin memiliki
aktivitas anti-hemolitik yang lebih unggul daripada eculizumab dan inhibitor C5
lainnya. Salah satu contohnya adalah kompstatin, obat peptida yang menghambat
komplemen pada tingkat C3. APL-2 (Apellis Pharmaceuticals), turunan pegilasi dari
compstatin, juga baru-baru ini diberikan sebutan obat yatim piatu untuk pengobatan
pasien PNH.
23. Terapi Anti Komplemen Terbaru
• Inhibitor Komplemen B atau D
Inhibitor tersebut diantisipasi untuk menjadi sangat manjur, dengan
pertimbangan bahwa jalur komplemen alternatif berkontribusi pada 80%
produk aktivasi komplemen. ACH-4471 (Achillion Pharmaceuticals),
molekul inhibitor faktor D, baru-baru ini memasuki klinis tahap percobaan.2
24. Prognosis
• PNH merupakan penyakit hematologik unik dengan prognosis yang
masih sulit diprediksi. PNH dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
secara dramatis dan menyebabkan kelelahan.
• Beberapa pasien PNH dilaporkan mengalami remisi spontan tanpa
terapi dan nilai LDH kembali normal. Namun, penyebab remisi spontan
sampai saat ini belum diketahui. PNH mempunyai risiko rendah untuk
berkembang menjadi kegagalan sumsum tulang seperti anemia aplastik
dan sindrom mielodisplastik.
25. Kesimpulan
• PNH merupakan kelainan sel hematopoesis yang langka dan didapat akibat mutasi
somatik gen PIG-A. PNH terbagi menjadi tiga jenis, yaitu PNH klasik, PNH terkait
kegagalan sumsum tulang, dan PNH subklinis. Ketiga jenis PNH dapat dibedakan dan
didiagnosis dengan flow cytometry. PNH klasik dapat diterapi dengan eculizumab,
ravulizumab, dan transplantasi sel punca alogenik.
• PNH ditandai dengan anemia hemolitik, trombosis, dan gangguan fungsi sumsum
tulang. PNH disebabkan oleh mutasi pada PIGA yang mengarah pada kekurangan atau
ketidakhadiran yang nyata protein pengatur komplemen CD55 dan CD59.
26. Kesimpulan
• PNH adalah penyakit dengan konstelasi yang luas dari tanda-tanda klinis dan gejala,
sehingga membuat penegakkan diagnosis cukup sulit. Jika dicurigai, diagnosis PNH
perlu dikonfirmasi dengan flow analisis sitometrik. Inhibisi komplemen
menggunakan C5 eculizumab antibodi monoklonal telah menyebabkan klinis
dramatis peningkatan kelangsungan hidup secara keseluruhan, hemolisis dan
kualitas kehidupan di PNH. Perhatian khusus diperlukan untuk pengobatan dan
pencegahan trombosis pada PNH dan juga kehamilan pada PNH.
• Prognosis PNH sulit diprediksi, namun pasien PNH saat ini mempunyai hasil luaran
dan harapan hidup yang baik sejak penemuan obat eculizumab.