SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Paroxysmal
Nocturnal
Hemoglobinuria
Peksi Saphira Miradalita 0408481124196
Pembimbing: dr. Yenny Dian Andayani, SpPD, K-HOM
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
Referat
Table of contents
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka 02
01
Kesimpulan 03
Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria
Pendahuluan
01
Pendahuluan
• Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
(PNH) adalah penyakit kronis, multi-
sistemik, yang bersifat progresif dan
mengancam jiwa yang ditandai dengan
hemolisis intravaskular, kejadian
trombotik, infeksi berat, dan kegagalan
sumsum tulang (bone marrow failure).
• Hemolisis pada PNH disebabkan oleh aksi
komplemen pada sel darah merah abnormal.
Epidemiology
Kira-kira 1-2 per juta orang, dengan
prevalensi berkisar antara 10 hingga
20 per 1 juta orang.
Angka Insiden & Prevalensi
Usia Rata – Rata
PNH didiagnosis pada semua usia
(usia rata-rata pada awal hingga
pertengahan tiga puluhan),
mempengaruhi laki-laki dan
perempuan secara setara
Insiden Kematian Kurun Waktu
35 tahun dan 10 tahun
35% dan 50%
Latar Belakang
● PNH merupakan penyakit darah yang termasuk jarang dan memiliki
manifestasi klinis yang heterogen, dimana PNH tergabung dalam
kelompok anemia hemolitik non imun.
● Dengan semua karakteristik, anamnesis, temuan fisik, dan
laboratoriumnya, penegakan diagnosis PNH bukanlah hal yang
mudah. Diagnosis seringkali terlambat dan menyebabkan morbiditas
dan mortalitas.
● Maka dari itu, pembahasan mengenai diagnosis dan tatalaksana PNH
diperlukan sebagai bekal dokter umum untuk mendeteksi dan
menatalaksana PNH secara dini. Berdasarkan latar belakang ini, referat
ini dibuat.
Tinjauan Pustaka
02 Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria
1. Definisi
• Paroksismal nocturnal hemoglobinuria (PNH) adalah penyakit
hematologi yang didapat (acquired), dan bisa mengancam jiwa.
Penyakit ini ditandai dengan anemia hemolitik, trombosis dan
gangguan fungsi sumsum tulang.
• PNH adalah kelainan sel punca hematopoietik terkait-X di aktivitas
komplemen yang tidak terkontrol menyebabkan komplikasi, terutama
melalui hemolisis intravaskular dan aktivasi trombosit.
2. Etiologi
Paroksismal nocturnal hemoglobinuria
terjadi karena perkembangan mutasi genetik
pada sel induk hematopoietik. Mutasi yang
terjadi adalah mutase pada gen X-linked
phosphatidylinositol glycan class A (PIGA),
yang menyebabkan defisiensi protein
glycosylphosphatidylinositol (GPI), yang
bertanggung jawab untuk mengikat bagian
protein lain ke permukaan eritrosit.
3. Faktor Resiko
Pedoman dari International Clinical Cytometry Society (ICCS) and the International PNH
Interest Groupmerekomendasikan 3 resiko tinggi kelompok ini. Ada 3 kategori pasien yang
secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan populasi yang umum: pasien dengan
hemolisis atau hemoglobinuria, pasien dengan sindrom kegagalan sumsum tulang, dan pasien
dengan penyakit thrombosis yang tidak dapat dijelaskan atau tidak biasa.
4. Patofisiologi
• Aksi komplemen pada subyek sehat (A) dan pasien
hemoglobinuria nokturnal paroksismal (PNH) (B).
• (A) Karena adanya protein GPI anchor CD55 dan
CD59, eritrosit normal dilindungi dari aktivasi
komplemen.
• (B) Defisiensi CD55 dan CD59 membuat eritrosit
sensitif terhadap serangan komplemen,
mengakibatkan hemolisis. komplemen dan perakitan
kompleks seranCD55 mengatur aktivasi C3 oleh C3
convertase. Selanjutnya, C5 dibelah menjadi C5a dan
C5b. C5b dimulai jalur terminal gan membrane/
membrane attack complex (MAC). Pembentukan MAC
diatur oleh CD59, protein GPI anchored yang lain.
4. Patofisiologi
1. Pada PNH, sebagian besar gejala yang dialami pasien disebabkan oleh hemolisis
intravaskular.
2. Dalam keadaan normal, hemoglobin bebas yang dilepaskan oleh hemolisis dikeluarkan
oleh haptoglobin dan mekanisme pembersihan lainnya. Namun, pada PNH, jalur
mekanisme pembersihan ini terlalu terbebani sehingga menyebabkan hemoglobin
bebas terkumpul dalam sistem intravaskular. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi
dengan mengikat oksida nitrat secara ireversibel untuk menghasilkan methemoglobin
dan nitrat, tapi mekanisme ini akhirnya menghabiskan pasokan nitrat oksida. Oksida
nitrit memiliki beberapa fungsi penting, termasuk vasodilatasi dan relaksasi otot polos.
3. Penurunan oksida nitrit mungkin juga berperan dalam menyebabkan sesak napas
melalui mekanisme terjadinya hipertensi pulmonal, meskipun mekanisme ini bukanlah
kejadian umum.
4. Penyakit ginjal akut dan kronis juga dapat terjadi. Pasien dengan PNH enam kali lebih
mungkin untuk mengembangkan penyakit ginjal kronis daripada populasi yang tidak
menderita PNH.
Klasifikasi
PNH Klasik
Pada PNH klasik, pasien
memiliki manifestasi
klinis hemolisis atau
trombosis
PNH DalamKonteks
Kelainan Tulang
Kelainan sumsum tulang
primer seperti anemia
aplastik atau sindrom
myelodysplastic
PNH Subklinis
Pasien memiliki proporsi
klon PNH yang rendah
tetapi tidak ada bukti klinis
atau bukti laboratoris
seperti hemolisis atau
trombosis.
Manifestasi Klinis
Anemia
Thrombosis
Distonia Otot Polos
Anemia pada PNH sering bersifat multifaktorial dan dapat terjadi akibat
kombinasi dari hemolisis dan kegagalan sumsum tulang.
Trombosis pada PNH dapat terjadi di lokasi manapun; namun, trombosis vena lebih sering terjadi
daripada thrombosis pada arteri. Untuk alasan belum jelas jelas, lokasi umum terjadinya
thrombosis adalah pada intraabdominal (hepatik, portal, mesenterika, limpa, dll) dan vena otak
(sinus sagital dan kavernosa), dan lokasi yang paling umum terjadinya thrombosis pada PNH adalah
trombosis vena hepatik (sindrom Budd-Chiari).
Nyeri pada perut, spasme esofagus, disfagia, dan disfungsi ereksi adalah
gejala umum yang terkait dengan PNH klasik dan merupakan konsekuensi
langsung dari hemolisis intravaskular dan pelepasan hemoglobin bebas.
02
01
03
Manifestasi Klinis Lainnya
Manifestasi Klinis
04
01
• Pasien PNH memiliki peningkatan risiko
penyakit ginjal kronis 6x lipat lebih besar.
• Kerusakan tubulus ginjal disebabkan oleh
trombosis mikrovaskuler dan akumulasi deposit
besi.
Diagnosis
Gold Standard
Flow cytometry dilakukan dengan
menginkubasi sel darah tepi pasien dengan
antibodi monoklonal berlabel
fluoresensi yang mengikat GPI
anchored proteins, yang dimana protein
ini berkurang jumlahnya atau tidak
ada pada ≥2 garis keturunan sel
Aktivasi Komplemen
In Vitro
Venous
• Hemolisis Intravaskular
• Coombs Negatif
Tes Ham & Tes
Sukrosa Hemolisis
Kedua tes ini telah
ditinggalkan karena tidak spesifik,
dan digantikan dengan flow
cytometry (FCM).
Temuan Lab PNH
Flow Cytometry
02
01 03
Diagnosis Banding
Anemia Hemolitik
Coombs-Negatif
(Mis., hemoglobinopati, sferositosis
herediter), anemia hemolitik
mikroangiopati, hemolisis/anemia yang
diinduksi obat atau toksin, koagulasi
intravaskular diseminata (DIC) dan
hemolisis autoimun
Trombosis Vena
Trombosis vena pada tempat atipikal,
termasuk gangguan mieloproliferatif;
tumor padat yang berhubungan
dengan hiperkoagulabilitas; kompresi
ekstrinsik pembuluh darah, dan;
trombofilia bawaan/didapat
Anemia dan atau
Sitopenia lain
Berhubungan
dengan sindroma
kegagalan sumsum
tulang (misalnya,
anemia aplastik,
MDS)
Tatalaksana
1. Eculizumab
Monoclonal Antibody
Eculizumab mengikat
C5 dan mencegah
pembelahan oleh C5
convertase, sehingga
menghambat aktivitas
komplemen terminal
dan pembentukan
kompleks serangan
membran
Tatalaksana
Monitoring
Eculizumab
1. Anemia Lanjutan
2. Infeksi Meningococcus
Tatalaksana Suportif
Monitoring
Eculizumab
1. Besi oral.
2. Suplementasi folat dan vitamin B12 biasanya dianjurkan.
3. Transfusi sel darah merah mungkin diperlukan bila tindakan ini gagal
mempertahankan kadar hemoglobin yang memadai.
4. Karena infeksi bakteri dapat menyebabkan eksaserbasi krisis hemolitik
pada pasien dengan PNH, pengobatan antibiotik harus sedini mungkin.
5. Glukokortikoid, meskipun banyak digunakan, dianggap sebagai terapi
anempiris (tidak ada penelitian acak dan tidak ada manfaat yang jelas).
Tatalaksana Suportif
Monitoring
Eculizumab
1. Pada pasien tanpa eculizumab dan dengan ukuran klon PNH tinggi (klon
granulosit > 50%), kadar D dimer, kehamilan, kondisi perioperatif dan
faktor risiko trombofilik terkait lainnya, tanpa kontraindikasi yang diketahui
terhadap antikoagulasi dan jumlah trombosit yang stabil (>100 × 109/L),
profilaksis primer harus diberikan. Pencegahan sekunder dengan
eculizumab tepat pada pasien yang telah mengalami kejadian
tromboemboli yang berhubungan dengan PNH.
2. Pengobatan imunosupresif harus dipertimbangkan pada PNH/AA dan
defisiensi sumsum tulang.
Terapi Anti Komplemen Terbaru
• Agen Anti C5
Ada sejumlah agen anti-C5 baru yang sedang diselidiki, termasuk Coversin™ (Akari
Therapeutics). Coversin adalah inhibitor C5 subkutan yang saat ini sedang diselidiki
dalam uji klinis fase II. Alexion Pharmaceuticals telah mengembangkan varian kerja
panjang dari eculizumab, yang disebut ALXN1210.
• Agen Anti C3
Dengan bertindak lebih awal dalam kaskade komplemen, inhibitor C3 mungkin memiliki
aktivitas anti-hemolitik yang lebih unggul daripada eculizumab dan inhibitor C5
lainnya. Salah satu contohnya adalah kompstatin, obat peptida yang menghambat
komplemen pada tingkat C3. APL-2 (Apellis Pharmaceuticals), turunan pegilasi dari
compstatin, juga baru-baru ini diberikan sebutan obat yatim piatu untuk pengobatan
pasien PNH.
Terapi Anti Komplemen Terbaru
• Inhibitor Komplemen B atau D
Inhibitor tersebut diantisipasi untuk menjadi sangat manjur, dengan
pertimbangan bahwa jalur komplemen alternatif berkontribusi pada 80%
produk aktivasi komplemen. ACH-4471 (Achillion Pharmaceuticals),
molekul inhibitor faktor D, baru-baru ini memasuki klinis tahap percobaan.2
Prognosis
• PNH merupakan penyakit hematologik unik dengan prognosis yang
masih sulit diprediksi. PNH dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
secara dramatis dan menyebabkan kelelahan.
• Beberapa pasien PNH dilaporkan mengalami remisi spontan tanpa
terapi dan nilai LDH kembali normal. Namun, penyebab remisi spontan
sampai saat ini belum diketahui. PNH mempunyai risiko rendah untuk
berkembang menjadi kegagalan sumsum tulang seperti anemia aplastik
dan sindrom mielodisplastik.
Kesimpulan
• PNH merupakan kelainan sel hematopoesis yang langka dan didapat akibat mutasi
somatik gen PIG-A. PNH terbagi menjadi tiga jenis, yaitu PNH klasik, PNH terkait
kegagalan sumsum tulang, dan PNH subklinis. Ketiga jenis PNH dapat dibedakan dan
didiagnosis dengan flow cytometry. PNH klasik dapat diterapi dengan eculizumab,
ravulizumab, dan transplantasi sel punca alogenik.
• PNH ditandai dengan anemia hemolitik, trombosis, dan gangguan fungsi sumsum
tulang. PNH disebabkan oleh mutasi pada PIGA yang mengarah pada kekurangan atau
ketidakhadiran yang nyata protein pengatur komplemen CD55 dan CD59.
Kesimpulan
• PNH adalah penyakit dengan konstelasi yang luas dari tanda-tanda klinis dan gejala,
sehingga membuat penegakkan diagnosis cukup sulit. Jika dicurigai, diagnosis PNH
perlu dikonfirmasi dengan flow analisis sitometrik. Inhibisi komplemen
menggunakan C5 eculizumab antibodi monoklonal telah menyebabkan klinis
dramatis peningkatan kelangsungan hidup secara keseluruhan, hemolisis dan
kualitas kehidupan di PNH. Perhatian khusus diperlukan untuk pengobatan dan
pencegahan trombosis pada PNH dan juga kehamilan pada PNH.
• Prognosis PNH sulit diprediksi, namun pasien PNH saat ini mempunyai hasil luaran
dan harapan hidup yang baik sejak penemuan obat eculizumab.
Terima
Kasih

More Related Content

Similar to Referat PNH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA pjj_kemenkes
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bAi Coryde
 
11 151 sindrom_hellp
11 151 sindrom_hellp11 151 sindrom_hellp
11 151 sindrom_hellpchiko02
 
Trombositosis esensial.docx
Trombositosis esensial.docxTrombositosis esensial.docx
Trombositosis esensial.docxherdian6
 
Anemia dan transfusi darah sementara.pdf
Anemia dan transfusi darah sementara.pdfAnemia dan transfusi darah sementara.pdf
Anemia dan transfusi darah sementara.pdfSyafira66
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxChintyapsari
 
PPT Referat Onko Verli Email.pdf
PPT Referat Onko Verli Email.pdfPPT Referat Onko Verli Email.pdf
PPT Referat Onko Verli Email.pdfDianMarlia2
 
APS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptxAPS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptxdwiakbarina
 
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxpdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxrohiwanto
 
OBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITAS
OBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITASOBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITAS
OBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITASAisyah Asmara
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemiaIgit1
 

Similar to Referat PNH (20)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
 
lollllll
lolllllllollllll
lollllll
 
Askep Trombositopenia
Askep TrombositopeniaAskep Trombositopenia
Askep Trombositopenia
 
11 151 sindrom_hellp
11 151 sindrom_hellp11 151 sindrom_hellp
11 151 sindrom_hellp
 
Trombositosis esensial.docx
Trombositosis esensial.docxTrombositosis esensial.docx
Trombositosis esensial.docx
 
PPT LEUKEMIA.pptx
PPT LEUKEMIA.pptxPPT LEUKEMIA.pptx
PPT LEUKEMIA.pptx
 
Askep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akutAskep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akut
 
Anemia dan transfusi darah sementara.pdf
Anemia dan transfusi darah sementara.pdfAnemia dan transfusi darah sementara.pdf
Anemia dan transfusi darah sementara.pdf
 
Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
 
Anemia hemolitik
Anemia hemolitikAnemia hemolitik
Anemia hemolitik
 
PPT Referat Onko Verli Email.pdf
PPT Referat Onko Verli Email.pdfPPT Referat Onko Verli Email.pdf
PPT Referat Onko Verli Email.pdf
 
APS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptxAPS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptx
 
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxpdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
 
OBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITAS
OBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITASOBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITAS
OBAT YANG MENGINDUKSI NEFROTOKSISITAS
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
Glycocalyx
GlycocalyxGlycocalyx
Glycocalyx
 
Askep leukemia
Askep leukemiaAskep leukemia
Askep leukemia
 

Recently uploaded

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

Referat PNH

  • 1. Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria Peksi Saphira Miradalita 0408481124196 Pembimbing: dr. Yenny Dian Andayani, SpPD, K-HOM DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG Referat
  • 2. Table of contents Pendahuluan Tinjauan Pustaka 02 01 Kesimpulan 03
  • 4. Pendahuluan • Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH) adalah penyakit kronis, multi- sistemik, yang bersifat progresif dan mengancam jiwa yang ditandai dengan hemolisis intravaskular, kejadian trombotik, infeksi berat, dan kegagalan sumsum tulang (bone marrow failure). • Hemolisis pada PNH disebabkan oleh aksi komplemen pada sel darah merah abnormal.
  • 5. Epidemiology Kira-kira 1-2 per juta orang, dengan prevalensi berkisar antara 10 hingga 20 per 1 juta orang. Angka Insiden & Prevalensi Usia Rata – Rata PNH didiagnosis pada semua usia (usia rata-rata pada awal hingga pertengahan tiga puluhan), mempengaruhi laki-laki dan perempuan secara setara Insiden Kematian Kurun Waktu 35 tahun dan 10 tahun 35% dan 50%
  • 6. Latar Belakang ● PNH merupakan penyakit darah yang termasuk jarang dan memiliki manifestasi klinis yang heterogen, dimana PNH tergabung dalam kelompok anemia hemolitik non imun. ● Dengan semua karakteristik, anamnesis, temuan fisik, dan laboratoriumnya, penegakan diagnosis PNH bukanlah hal yang mudah. Diagnosis seringkali terlambat dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas. ● Maka dari itu, pembahasan mengenai diagnosis dan tatalaksana PNH diperlukan sebagai bekal dokter umum untuk mendeteksi dan menatalaksana PNH secara dini. Berdasarkan latar belakang ini, referat ini dibuat.
  • 7. Tinjauan Pustaka 02 Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria
  • 8. 1. Definisi • Paroksismal nocturnal hemoglobinuria (PNH) adalah penyakit hematologi yang didapat (acquired), dan bisa mengancam jiwa. Penyakit ini ditandai dengan anemia hemolitik, trombosis dan gangguan fungsi sumsum tulang. • PNH adalah kelainan sel punca hematopoietik terkait-X di aktivitas komplemen yang tidak terkontrol menyebabkan komplikasi, terutama melalui hemolisis intravaskular dan aktivasi trombosit.
  • 9. 2. Etiologi Paroksismal nocturnal hemoglobinuria terjadi karena perkembangan mutasi genetik pada sel induk hematopoietik. Mutasi yang terjadi adalah mutase pada gen X-linked phosphatidylinositol glycan class A (PIGA), yang menyebabkan defisiensi protein glycosylphosphatidylinositol (GPI), yang bertanggung jawab untuk mengikat bagian protein lain ke permukaan eritrosit.
  • 10. 3. Faktor Resiko Pedoman dari International Clinical Cytometry Society (ICCS) and the International PNH Interest Groupmerekomendasikan 3 resiko tinggi kelompok ini. Ada 3 kategori pasien yang secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan populasi yang umum: pasien dengan hemolisis atau hemoglobinuria, pasien dengan sindrom kegagalan sumsum tulang, dan pasien dengan penyakit thrombosis yang tidak dapat dijelaskan atau tidak biasa.
  • 11. 4. Patofisiologi • Aksi komplemen pada subyek sehat (A) dan pasien hemoglobinuria nokturnal paroksismal (PNH) (B). • (A) Karena adanya protein GPI anchor CD55 dan CD59, eritrosit normal dilindungi dari aktivasi komplemen. • (B) Defisiensi CD55 dan CD59 membuat eritrosit sensitif terhadap serangan komplemen, mengakibatkan hemolisis. komplemen dan perakitan kompleks seranCD55 mengatur aktivasi C3 oleh C3 convertase. Selanjutnya, C5 dibelah menjadi C5a dan C5b. C5b dimulai jalur terminal gan membrane/ membrane attack complex (MAC). Pembentukan MAC diatur oleh CD59, protein GPI anchored yang lain.
  • 12. 4. Patofisiologi 1. Pada PNH, sebagian besar gejala yang dialami pasien disebabkan oleh hemolisis intravaskular. 2. Dalam keadaan normal, hemoglobin bebas yang dilepaskan oleh hemolisis dikeluarkan oleh haptoglobin dan mekanisme pembersihan lainnya. Namun, pada PNH, jalur mekanisme pembersihan ini terlalu terbebani sehingga menyebabkan hemoglobin bebas terkumpul dalam sistem intravaskular. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan mengikat oksida nitrat secara ireversibel untuk menghasilkan methemoglobin dan nitrat, tapi mekanisme ini akhirnya menghabiskan pasokan nitrat oksida. Oksida nitrit memiliki beberapa fungsi penting, termasuk vasodilatasi dan relaksasi otot polos. 3. Penurunan oksida nitrit mungkin juga berperan dalam menyebabkan sesak napas melalui mekanisme terjadinya hipertensi pulmonal, meskipun mekanisme ini bukanlah kejadian umum. 4. Penyakit ginjal akut dan kronis juga dapat terjadi. Pasien dengan PNH enam kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ginjal kronis daripada populasi yang tidak menderita PNH.
  • 13. Klasifikasi PNH Klasik Pada PNH klasik, pasien memiliki manifestasi klinis hemolisis atau trombosis PNH DalamKonteks Kelainan Tulang Kelainan sumsum tulang primer seperti anemia aplastik atau sindrom myelodysplastic PNH Subklinis Pasien memiliki proporsi klon PNH yang rendah tetapi tidak ada bukti klinis atau bukti laboratoris seperti hemolisis atau trombosis.
  • 14. Manifestasi Klinis Anemia Thrombosis Distonia Otot Polos Anemia pada PNH sering bersifat multifaktorial dan dapat terjadi akibat kombinasi dari hemolisis dan kegagalan sumsum tulang. Trombosis pada PNH dapat terjadi di lokasi manapun; namun, trombosis vena lebih sering terjadi daripada thrombosis pada arteri. Untuk alasan belum jelas jelas, lokasi umum terjadinya thrombosis adalah pada intraabdominal (hepatik, portal, mesenterika, limpa, dll) dan vena otak (sinus sagital dan kavernosa), dan lokasi yang paling umum terjadinya thrombosis pada PNH adalah trombosis vena hepatik (sindrom Budd-Chiari). Nyeri pada perut, spasme esofagus, disfagia, dan disfungsi ereksi adalah gejala umum yang terkait dengan PNH klasik dan merupakan konsekuensi langsung dari hemolisis intravaskular dan pelepasan hemoglobin bebas. 02 01 03
  • 15. Manifestasi Klinis Lainnya Manifestasi Klinis 04 01 • Pasien PNH memiliki peningkatan risiko penyakit ginjal kronis 6x lipat lebih besar. • Kerusakan tubulus ginjal disebabkan oleh trombosis mikrovaskuler dan akumulasi deposit besi.
  • 16. Diagnosis Gold Standard Flow cytometry dilakukan dengan menginkubasi sel darah tepi pasien dengan antibodi monoklonal berlabel fluoresensi yang mengikat GPI anchored proteins, yang dimana protein ini berkurang jumlahnya atau tidak ada pada ≥2 garis keturunan sel Aktivasi Komplemen In Vitro Venous • Hemolisis Intravaskular • Coombs Negatif Tes Ham & Tes Sukrosa Hemolisis Kedua tes ini telah ditinggalkan karena tidak spesifik, dan digantikan dengan flow cytometry (FCM). Temuan Lab PNH Flow Cytometry 02 01 03
  • 17. Diagnosis Banding Anemia Hemolitik Coombs-Negatif (Mis., hemoglobinopati, sferositosis herediter), anemia hemolitik mikroangiopati, hemolisis/anemia yang diinduksi obat atau toksin, koagulasi intravaskular diseminata (DIC) dan hemolisis autoimun Trombosis Vena Trombosis vena pada tempat atipikal, termasuk gangguan mieloproliferatif; tumor padat yang berhubungan dengan hiperkoagulabilitas; kompresi ekstrinsik pembuluh darah, dan; trombofilia bawaan/didapat Anemia dan atau Sitopenia lain Berhubungan dengan sindroma kegagalan sumsum tulang (misalnya, anemia aplastik, MDS)
  • 18. Tatalaksana 1. Eculizumab Monoclonal Antibody Eculizumab mengikat C5 dan mencegah pembelahan oleh C5 convertase, sehingga menghambat aktivitas komplemen terminal dan pembentukan kompleks serangan membran
  • 20. Tatalaksana Suportif Monitoring Eculizumab 1. Besi oral. 2. Suplementasi folat dan vitamin B12 biasanya dianjurkan. 3. Transfusi sel darah merah mungkin diperlukan bila tindakan ini gagal mempertahankan kadar hemoglobin yang memadai. 4. Karena infeksi bakteri dapat menyebabkan eksaserbasi krisis hemolitik pada pasien dengan PNH, pengobatan antibiotik harus sedini mungkin. 5. Glukokortikoid, meskipun banyak digunakan, dianggap sebagai terapi anempiris (tidak ada penelitian acak dan tidak ada manfaat yang jelas).
  • 21. Tatalaksana Suportif Monitoring Eculizumab 1. Pada pasien tanpa eculizumab dan dengan ukuran klon PNH tinggi (klon granulosit > 50%), kadar D dimer, kehamilan, kondisi perioperatif dan faktor risiko trombofilik terkait lainnya, tanpa kontraindikasi yang diketahui terhadap antikoagulasi dan jumlah trombosit yang stabil (>100 × 109/L), profilaksis primer harus diberikan. Pencegahan sekunder dengan eculizumab tepat pada pasien yang telah mengalami kejadian tromboemboli yang berhubungan dengan PNH. 2. Pengobatan imunosupresif harus dipertimbangkan pada PNH/AA dan defisiensi sumsum tulang.
  • 22. Terapi Anti Komplemen Terbaru • Agen Anti C5 Ada sejumlah agen anti-C5 baru yang sedang diselidiki, termasuk Coversin™ (Akari Therapeutics). Coversin adalah inhibitor C5 subkutan yang saat ini sedang diselidiki dalam uji klinis fase II. Alexion Pharmaceuticals telah mengembangkan varian kerja panjang dari eculizumab, yang disebut ALXN1210. • Agen Anti C3 Dengan bertindak lebih awal dalam kaskade komplemen, inhibitor C3 mungkin memiliki aktivitas anti-hemolitik yang lebih unggul daripada eculizumab dan inhibitor C5 lainnya. Salah satu contohnya adalah kompstatin, obat peptida yang menghambat komplemen pada tingkat C3. APL-2 (Apellis Pharmaceuticals), turunan pegilasi dari compstatin, juga baru-baru ini diberikan sebutan obat yatim piatu untuk pengobatan pasien PNH.
  • 23. Terapi Anti Komplemen Terbaru • Inhibitor Komplemen B atau D Inhibitor tersebut diantisipasi untuk menjadi sangat manjur, dengan pertimbangan bahwa jalur komplemen alternatif berkontribusi pada 80% produk aktivasi komplemen. ACH-4471 (Achillion Pharmaceuticals), molekul inhibitor faktor D, baru-baru ini memasuki klinis tahap percobaan.2
  • 24. Prognosis • PNH merupakan penyakit hematologik unik dengan prognosis yang masih sulit diprediksi. PNH dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien secara dramatis dan menyebabkan kelelahan. • Beberapa pasien PNH dilaporkan mengalami remisi spontan tanpa terapi dan nilai LDH kembali normal. Namun, penyebab remisi spontan sampai saat ini belum diketahui. PNH mempunyai risiko rendah untuk berkembang menjadi kegagalan sumsum tulang seperti anemia aplastik dan sindrom mielodisplastik.
  • 25. Kesimpulan • PNH merupakan kelainan sel hematopoesis yang langka dan didapat akibat mutasi somatik gen PIG-A. PNH terbagi menjadi tiga jenis, yaitu PNH klasik, PNH terkait kegagalan sumsum tulang, dan PNH subklinis. Ketiga jenis PNH dapat dibedakan dan didiagnosis dengan flow cytometry. PNH klasik dapat diterapi dengan eculizumab, ravulizumab, dan transplantasi sel punca alogenik. • PNH ditandai dengan anemia hemolitik, trombosis, dan gangguan fungsi sumsum tulang. PNH disebabkan oleh mutasi pada PIGA yang mengarah pada kekurangan atau ketidakhadiran yang nyata protein pengatur komplemen CD55 dan CD59.
  • 26. Kesimpulan • PNH adalah penyakit dengan konstelasi yang luas dari tanda-tanda klinis dan gejala, sehingga membuat penegakkan diagnosis cukup sulit. Jika dicurigai, diagnosis PNH perlu dikonfirmasi dengan flow analisis sitometrik. Inhibisi komplemen menggunakan C5 eculizumab antibodi monoklonal telah menyebabkan klinis dramatis peningkatan kelangsungan hidup secara keseluruhan, hemolisis dan kualitas kehidupan di PNH. Perhatian khusus diperlukan untuk pengobatan dan pencegahan trombosis pada PNH dan juga kehamilan pada PNH. • Prognosis PNH sulit diprediksi, namun pasien PNH saat ini mempunyai hasil luaran dan harapan hidup yang baik sejak penemuan obat eculizumab.