SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Hardiknas Dan Pendidikan Di NTT
Oleh: Elkana Goro Leba, S. Sos
(Alumni FISIPOL UNDANA)
Sekarang Mahasiswa Program Pascasarjana
Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL)
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
Pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia. Berdasarkan Surat
Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959, maka setiap tanggal
2 Mei kita merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hal ini sebagai salah satu
bentuk penghargaan dan penghormatan atas lahirnya tokoh pejuang pendidikan Indonesia
Ki Hadjar Dewantara yang bernama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang juga
terkenal dengan semboyannya, “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi
dorongan"). Tidak luput juga Propinsi Nusa Tengara Timur sebagai bagian dari NKRI ikut
merayakannya.
Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu wilayah yang berada di garda terdepan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang mempunyai 22 kabupaten/kota karena
berbatasan langsung dengan Timor Leste. NTT juga menjadi salah satu daerah “3T” (Terluar,
Terpencil dan Terdepan), saya tambahkan satu “T” lagi, Tertinggal. Meskipun kata-kata itu
kedengarannya sangat menyayat hati, tetapi itulah kenyataan yang harus kita hadapi. NTT
tertinggal dalam banyak hal, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.
Dalam bidang pendidikan NTT masih tertinggal jauh oleh propinsi lain di Indonesia.
Pada tahun 2013 yang lalu, presentase Kelulusan hasil ujian Nasional (salah satu indikator
kebehasilan bidang pendidikan) NTT berada di urutan ke-29 dari 33 propinsi, lebih baik dari
tahun sebelumnya urutan ke-33. Hasil ini mencerminkan keprihatinan bidang pendidikan di
NTT. Banyak hal yang menjadi biang dari masalah itu. Salah satunya adalah minimnya sarana
dan prasarana pendidikan. Ini juga sebagai sumbangsih dari masalah politik, dan
kesejahteraan rakyat. Isu yang paling sering di angkat juga adalah kita tertinggal jauh dalam
hal Teknologi Informasi dan modernisasi.
Sebelum kita berangan jauh tentang teknologi informasi dan modernisasi, ada masalah yang
paling urgen dari itu yang mungkin kita pernah lihat, ingat, renungkan, dan harus selesaikan.
Masalah yang dimaksudkan adalah “tidak tersedianya Gedung Sekolah di Pedesaaan dan
penyebaran guru yang tidak merata”. Bila di kota sedang berbicara tentang komputer,
perpustakaan dan buku serta gedung sekolah yang rubuh. Tetapi di pedesaan masih berbicara
tentang, dimana gedung sekolahnya. Gedung saja tidak ada apa lagi perpustakaan dan bukunya. Di
daerah-daerah di luar kota Kupang, gedung sekolah masih sangat jarang kita temukan. Gedung SD
saja jarang apa lagi SMP dan SMA/SMK. Itu pun kita harus berjalan berkilo-kilo meter jauhnya untuk
menemukan. Dengan kaeadaan yang demikian, maka anak-anak di daerah yang ingin melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi harus merantau jauh dari orangtuanya ke kota yang mempunyai
sekolah SMP dan SMA/SMK. Kita dapat membayangkan resikonya kalau anak-anak yang umur 13-15
tahun (usia SMP) tahun harus merantau jauh dari orangtuanya, apakah secara mental mereka siap
untuk hidup di kota dengan segala carut-marutnya? Selain itu, anak-anak ini mempunyai tugas dan
tanggung jawab membantu orangtuanya untuk mencari nafkah. Bila mereka pergi, bagaimana
dengan tugas dan tanggung jawab itu? Karena jika gedung sekolah ada di daerah mereka, maka
ketika pulang sekolah mereka bisa membantu orangtua. Keadaan yang demikian, membuat anak-
anak ini putus asa tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sama halnya dengan
menutup kesempatan bagi anak-anak di pedesaan untuk bersekolah.
Disamping itu, bila gedung sekolah sudah tersedia, pergumulan berikutnya adalah
kekurangan sarana dan prasarana lainnya, seperti perpustakaan, buku, alat-alat peraga yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar hingga pada kekurangan guru. Bila di kota Kupang
banyak sekolah yang berkelebihan guru, dan bingung mengatur jadwal siapa yang harus mengajar
karena satu mata pelajaran saja bisa 4-5 guru, maka pada saat yang sama, di desa-desa sedang
bingung gurunya darimana. Oleh sebab itu, maka guru di pedesaan harus bermultidisiplin dalam hal
mengajar. Guru yang mempunyai keahlian di bidang lain, harus mengajar juga di bidang lain, bahkan
orang-orang yang bukan lulusan pendidikan guru pun menjadi guru. Bagaimana mutu pendidikan di
daerah ini bisa bersaing dengan daerah lain bila itu yang terjadi.
Bila itu realitanya, bagaimana penyelenggaraan pendidikan di daerah ini? Apakah
anak-anak di daerah ini sudah mendapatkan haknya? Sudahkah anak-anak NTT mendapatkan
pendidikan yang nyaman, adil dan sejahtera? Sudahkan guru-guru mendapatkan hak mereka? Ini
pertanyaan besar yang perlu dijawab dengan tindakan oleh pempimpin di daerah ini baik legislatif
maupun eksekutif. Bukan hanya retorika yang terbatas pada sandiwara belaka.
Kemelutan ini tidak terlepas dari tanggung jawab kita semua. Tetapi yang paling
bertanggung jawab adalah pemerintah. Perilaku korup para pemimpin di daerah ini menjadi embrio
lahirnya keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah. Bagaimana tidak, bila
pengadaan buku saja dananya harus di korupsi oleh orang-orang tertentu untuk memperkaya diri
sendiri, dana untuk pembangunan gedung sekolah harus dipangkas kesana-kemari. Tunjangan
kesejahteraan guru sunat sini, sunat sana, penerimaannya tidak jelas. Selain itu, penerimaan uang
sertifikasi guru hampir semua bank di negeri ini menjadi penyalurnya. Bagaimana tidak, periode ini
pengambilan uang sertikasi di bank NTT, periode berikut di BNI, periode berikut lagi di BRI dan
seterusnya, sehingga semua guru yang mempunyai sertifikasi mempunyai rekening di semua bank.
Padahal gaji mereka hanya beberapa rupiah saja di dibanding dengan gaji para pejabat di senayan
yang sebagian besar katanya pintar, tetapi kebanyakan pintar dalam hal Duduk, Dengar, Diam, Duit
dan Pulang untuk membangun tahta kemewahan hingga dalam penjara sekalipun.
Sementara itu, carut-marutnya politik di daerah ini, akibat salah implementasi konsep
otonomi daerah, menjadi penyumbang bagi kemerosotan pendidikan. Katanya, pendidikan jauh dari
hiruk-pikuk politik, tetapi kenyataannya tidak demikian. Ini terlihat dengan jelas ketika ada
pergantian kepala daerah, maka harus ada pergantian kepala dinas dan kepala sekolah. Jadi politik di
daerah ini identik dengan pilitik “dagang sapi”, atau politik “sunat-menyunat jabatan” atau “gusur-
menggusur”. Siapa yang mendukung pemenang kepala daerah, akan menuai hasil yang baik, tetapi
siapa yang tidak mendukungnya akan menuai badai. Ini akan menjadi dilema bagi mereka yang
sedang menduduki jabatan tertentu, apalagi bila yang bersangkutan termasuk gila jabatan. Maka
bersikap netral salah, dukung si A salah, dukung si B salah. Maju kena, mundur juga kena, samping
kiri kanan jurang. Dengan demikian, maka penempatan kepala dinas dan kepala sekolah tidak
akan sesuai standar berdasarkan “merit system (menempatkan sesorang pada jabatan yang
sesuai keahliannya)”, tetapi pengangkatan kepala sekolah lebih bernuansa politis
dibandingkan kepentingan pendidikan. Bupati atau walikota terpilih cenderung memilih
guru-guru yang diketahuinya sebagai tim sukses, sebaliknya orang-orang yang bukan tim
sukses akan digusur.
Selain dua pokok masalah di atas, korupsi dan kepentingan politik yang berpengaruh
pada mutu pendidikan di NTT adalah kesejahteraan rakyat. Masyarakat NTT masih banyak
yang hidup di bawah garis kemiskinan. Fakta menunjukkan bahwa pendapatan perkapita
masyarakat NTT hanya seperlima pendapatan per kapita rata-rata nasional. Provinsi NTT berada
pada posisi 32 dari 33 provinsi dengan angka kemiskinan yang tinggi. Maka pertnyaannya Ini tugas
siapa? Ini tugas kita semua tetapi lagi-lagi yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah.
Oleh sebab itu, pada peristiwa peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini, yang
terpenting adalah tidak hanya terbatas pada upacara seremonial untuk mengenang jasa para
pahlawan pendidikan tetapi juga mengenang apa yang telah kita kerjakan untuk kemajuan
pendidikan di daerah ini, dan bagaimana hasilnya. Kita perlu berantas koruptor, kemudian bangun
gedung sekolah, perlu juga kebijakan pemertaan guru antara kota dan desa, maka kita akan
mencapai mutu pendidikan untuk menigkatkan kesejahteraan rakyat di Nusa Tenggara Timur.
“Selamat merayakan Hario Pendidikan Nasional”
********Tut Wuri Handayani*******

More Related Content

What's hot

Proposal+komputer
Proposal+komputerProposal+komputer
Proposal+komputercheko dunk
 
Patriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisPatriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisJamilah Abd Halim
 
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...alfian200800
 
Upaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara majuUpaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara majuUmi Pujiati
 
Tugasan teknologi pengajaran sekolah rendah
Tugasan teknologi pengajaran sekolah rendahTugasan teknologi pengajaran sekolah rendah
Tugasan teknologi pengajaran sekolah rendahazizizlenardangol
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralDevi Aprilia
 
Dinamika penduduk
Dinamika pendudukDinamika penduduk
Dinamika pendudukAshariAmri
 
Peranan guru di zaman yang akan datang
Peranan guru di zaman yang akan datangPeranan guru di zaman yang akan datang
Peranan guru di zaman yang akan datangabeliaulfa
 
Profile yayasan gemar membaca
Profile yayasan gemar membacaProfile yayasan gemar membaca
Profile yayasan gemar membacaHadi Sofian
 
Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0Iwan Pranoto
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimSunandar Triwibowo
 

What's hot (15)

Proposal+komputer
Proposal+komputerProposal+komputer
Proposal+komputer
 
Patriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisPatriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakis
 
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remajaKepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
 
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...
 
Upaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara majuUpaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara maju
 
Tugasan teknologi pengajaran sekolah rendah
Tugasan teknologi pengajaran sekolah rendahTugasan teknologi pengajaran sekolah rendah
Tugasan teknologi pengajaran sekolah rendah
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoral
 
Dinamika penduduk
Dinamika pendudukDinamika penduduk
Dinamika penduduk
 
Menyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan Remaja
Menyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan RemajaMenyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan Remaja
Menyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan Remaja
 
Peranan guru di zaman yang akan datang
Peranan guru di zaman yang akan datangPeranan guru di zaman yang akan datang
Peranan guru di zaman yang akan datang
 
Profile yayasan gemar membaca
Profile yayasan gemar membacaProfile yayasan gemar membaca
Profile yayasan gemar membaca
 
Hubungan etnik
Hubungan etnikHubungan etnik
Hubungan etnik
 
Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
 
Pidato Mendikbud Hardiknas 2016
Pidato Mendikbud Hardiknas  2016Pidato Mendikbud Hardiknas  2016
Pidato Mendikbud Hardiknas 2016
 

Viewers also liked

Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasiEly Goro Leba
 
Korban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintahKorban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintahEly Goro Leba
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasiEly Goro Leba
 
Cell respiration
Cell respiration Cell respiration
Cell respiration sdc07cfsu
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanEly Goro Leba
 
Photosynthesis
Photosynthesis  Photosynthesis
Photosynthesis sdc07cfsu
 
Flashcard Strategy
Flashcard Strategy Flashcard Strategy
Flashcard Strategy sdc07cfsu
 
Cell Structure and Function
Cell Structure and FunctionCell Structure and Function
Cell Structure and Functionsdc07cfsu
 
Blooms taxonomy
Blooms taxonomyBlooms taxonomy
Blooms taxonomysdc07cfsu
 
Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanEly Goro Leba
 
Mendelian Genetics
Mendelian Genetics Mendelian Genetics
Mendelian Genetics sdc07cfsu
 
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Ely Goro Leba
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...Ely Goro Leba
 

Viewers also liked (17)

Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasi
 
Krisis nasionalisme
Krisis nasionalismeKrisis nasionalisme
Krisis nasionalisme
 
Korban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintahKorban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintah
 
Dinamika pemilu
Dinamika pemiluDinamika pemilu
Dinamika pemilu
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasi
 
Cell respiration
Cell respiration Cell respiration
Cell respiration
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestan
 
Photosynthesis
Photosynthesis  Photosynthesis
Photosynthesis
 
Flashcard Strategy
Flashcard Strategy Flashcard Strategy
Flashcard Strategy
 
Cell Structure and Function
Cell Structure and FunctionCell Structure and Function
Cell Structure and Function
 
Blooms taxonomy
Blooms taxonomyBlooms taxonomy
Blooms taxonomy
 
Agenda setting
Agenda settingAgenda setting
Agenda setting
 
Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945
 
Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahan
 
Mendelian Genetics
Mendelian Genetics Mendelian Genetics
Mendelian Genetics
 
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
 

Similar to Masalah Pendidikan di NTT

Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaGlorya Sidabutar
 
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIAMATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIAMuhammad Nur Chalim
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Angga Debby Frayudha
 
CONTOH PPT PEMUDA PELOPOR
CONTOH PPT PEMUDA PELOPORCONTOH PPT PEMUDA PELOPOR
CONTOH PPT PEMUDA PELOPORMarzemah
 
Artikel pendidikan
Artikel pendidikanArtikel pendidikan
Artikel pendidikanrizkynet
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAngga Debby Frayudha
 
Tugas profesi kependidikan
Tugas profesi kependidikanTugas profesi kependidikan
Tugas profesi kependidikanlisnanuramalia
 
Pendidikan non formal
Pendidikan non formalPendidikan non formal
Pendidikan non formalIwan Rappang
 
MOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docx
MOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docxMOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docx
MOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docxMohammadAhyanYusufSy
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdfDestiYustini
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdfDestiYustini
 
Poppy amelia
Poppy ameliaPoppy amelia
Poppy ameliaSiiPoppy
 
Poppy amelia
Poppy ameliaPoppy amelia
Poppy ameliaSiiPoppy
 

Similar to Masalah Pendidikan di NTT (20)

Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia
 
Tugas Karya Ilmiah
Tugas Karya IlmiahTugas Karya Ilmiah
Tugas Karya Ilmiah
 
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIAMATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
 
Istimewa pendidikan diy
Istimewa pendidikan diyIstimewa pendidikan diy
Istimewa pendidikan diy
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
 
CONTOH PPT PEMUDA PELOPOR
CONTOH PPT PEMUDA PELOPORCONTOH PPT PEMUDA PELOPOR
CONTOH PPT PEMUDA PELOPOR
 
Ppt ti
Ppt tiPpt ti
Ppt ti
 
Ppt ti
Ppt tiPpt ti
Ppt ti
 
Artikel pendidikan
Artikel pendidikanArtikel pendidikan
Artikel pendidikan
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembang
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
 
Tugas profesi kependidikan
Tugas profesi kependidikanTugas profesi kependidikan
Tugas profesi kependidikan
 
Pendidikan non formal
Pendidikan non formalPendidikan non formal
Pendidikan non formal
 
MOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docx
MOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docxMOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docx
MOHAMMAD AHYAN YUSUF SYA'BANI.docx
 
2
22
2
 
2
22
2
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
 
Poppy amelia
Poppy ameliaPoppy amelia
Poppy amelia
 
Poppy amelia
Poppy ameliaPoppy amelia
Poppy amelia
 

More from Ely Goro Leba

Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiEly Goro Leba
 
Manajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTManajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTEly Goro Leba
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiEly Goro Leba
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikEly Goro Leba
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaEly Goro Leba
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Ely Goro Leba
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATNegara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATEly Goro Leba
 
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesatGereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesatEly Goro Leba
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEly Goro Leba
 

More from Ely Goro Leba (12)

Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasi
 
Manajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTManajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTT
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasik
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATNegara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
 
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesatGereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
 
Desain organisasi
Desain organisasiDesain organisasi
Desain organisasi
 
Bakteri dan fungi
Bakteri dan fungiBakteri dan fungi
Bakteri dan fungi
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemen
 

Recently uploaded

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 

Recently uploaded (9)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 

Masalah Pendidikan di NTT

  • 1. Hardiknas Dan Pendidikan Di NTT Oleh: Elkana Goro Leba, S. Sos (Alumni FISIPOL UNDANA) Sekarang Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959, maka setiap tanggal 2 Mei kita merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hal ini sebagai salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan atas lahirnya tokoh pejuang pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara yang bernama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang juga terkenal dengan semboyannya, “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Tidak luput juga Propinsi Nusa Tengara Timur sebagai bagian dari NKRI ikut merayakannya. Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu wilayah yang berada di garda terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang mempunyai 22 kabupaten/kota karena berbatasan langsung dengan Timor Leste. NTT juga menjadi salah satu daerah “3T” (Terluar, Terpencil dan Terdepan), saya tambahkan satu “T” lagi, Tertinggal. Meskipun kata-kata itu kedengarannya sangat menyayat hati, tetapi itulah kenyataan yang harus kita hadapi. NTT tertinggal dalam banyak hal, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Dalam bidang pendidikan NTT masih tertinggal jauh oleh propinsi lain di Indonesia. Pada tahun 2013 yang lalu, presentase Kelulusan hasil ujian Nasional (salah satu indikator kebehasilan bidang pendidikan) NTT berada di urutan ke-29 dari 33 propinsi, lebih baik dari tahun sebelumnya urutan ke-33. Hasil ini mencerminkan keprihatinan bidang pendidikan di NTT. Banyak hal yang menjadi biang dari masalah itu. Salah satunya adalah minimnya sarana dan prasarana pendidikan. Ini juga sebagai sumbangsih dari masalah politik, dan
  • 2. kesejahteraan rakyat. Isu yang paling sering di angkat juga adalah kita tertinggal jauh dalam hal Teknologi Informasi dan modernisasi. Sebelum kita berangan jauh tentang teknologi informasi dan modernisasi, ada masalah yang paling urgen dari itu yang mungkin kita pernah lihat, ingat, renungkan, dan harus selesaikan. Masalah yang dimaksudkan adalah “tidak tersedianya Gedung Sekolah di Pedesaaan dan penyebaran guru yang tidak merata”. Bila di kota sedang berbicara tentang komputer, perpustakaan dan buku serta gedung sekolah yang rubuh. Tetapi di pedesaan masih berbicara tentang, dimana gedung sekolahnya. Gedung saja tidak ada apa lagi perpustakaan dan bukunya. Di daerah-daerah di luar kota Kupang, gedung sekolah masih sangat jarang kita temukan. Gedung SD saja jarang apa lagi SMP dan SMA/SMK. Itu pun kita harus berjalan berkilo-kilo meter jauhnya untuk menemukan. Dengan kaeadaan yang demikian, maka anak-anak di daerah yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi harus merantau jauh dari orangtuanya ke kota yang mempunyai sekolah SMP dan SMA/SMK. Kita dapat membayangkan resikonya kalau anak-anak yang umur 13-15 tahun (usia SMP) tahun harus merantau jauh dari orangtuanya, apakah secara mental mereka siap untuk hidup di kota dengan segala carut-marutnya? Selain itu, anak-anak ini mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu orangtuanya untuk mencari nafkah. Bila mereka pergi, bagaimana dengan tugas dan tanggung jawab itu? Karena jika gedung sekolah ada di daerah mereka, maka ketika pulang sekolah mereka bisa membantu orangtua. Keadaan yang demikian, membuat anak- anak ini putus asa tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sama halnya dengan menutup kesempatan bagi anak-anak di pedesaan untuk bersekolah. Disamping itu, bila gedung sekolah sudah tersedia, pergumulan berikutnya adalah kekurangan sarana dan prasarana lainnya, seperti perpustakaan, buku, alat-alat peraga yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar hingga pada kekurangan guru. Bila di kota Kupang banyak sekolah yang berkelebihan guru, dan bingung mengatur jadwal siapa yang harus mengajar karena satu mata pelajaran saja bisa 4-5 guru, maka pada saat yang sama, di desa-desa sedang bingung gurunya darimana. Oleh sebab itu, maka guru di pedesaan harus bermultidisiplin dalam hal mengajar. Guru yang mempunyai keahlian di bidang lain, harus mengajar juga di bidang lain, bahkan orang-orang yang bukan lulusan pendidikan guru pun menjadi guru. Bagaimana mutu pendidikan di daerah ini bisa bersaing dengan daerah lain bila itu yang terjadi. Bila itu realitanya, bagaimana penyelenggaraan pendidikan di daerah ini? Apakah anak-anak di daerah ini sudah mendapatkan haknya? Sudahkah anak-anak NTT mendapatkan pendidikan yang nyaman, adil dan sejahtera? Sudahkan guru-guru mendapatkan hak mereka? Ini pertanyaan besar yang perlu dijawab dengan tindakan oleh pempimpin di daerah ini baik legislatif maupun eksekutif. Bukan hanya retorika yang terbatas pada sandiwara belaka. Kemelutan ini tidak terlepas dari tanggung jawab kita semua. Tetapi yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah. Perilaku korup para pemimpin di daerah ini menjadi embrio lahirnya keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah. Bagaimana tidak, bila pengadaan buku saja dananya harus di korupsi oleh orang-orang tertentu untuk memperkaya diri sendiri, dana untuk pembangunan gedung sekolah harus dipangkas kesana-kemari. Tunjangan kesejahteraan guru sunat sini, sunat sana, penerimaannya tidak jelas. Selain itu, penerimaan uang sertifikasi guru hampir semua bank di negeri ini menjadi penyalurnya. Bagaimana tidak, periode ini pengambilan uang sertikasi di bank NTT, periode berikut di BNI, periode berikut lagi di BRI dan seterusnya, sehingga semua guru yang mempunyai sertifikasi mempunyai rekening di semua bank. Padahal gaji mereka hanya beberapa rupiah saja di dibanding dengan gaji para pejabat di senayan
  • 3. yang sebagian besar katanya pintar, tetapi kebanyakan pintar dalam hal Duduk, Dengar, Diam, Duit dan Pulang untuk membangun tahta kemewahan hingga dalam penjara sekalipun. Sementara itu, carut-marutnya politik di daerah ini, akibat salah implementasi konsep otonomi daerah, menjadi penyumbang bagi kemerosotan pendidikan. Katanya, pendidikan jauh dari hiruk-pikuk politik, tetapi kenyataannya tidak demikian. Ini terlihat dengan jelas ketika ada pergantian kepala daerah, maka harus ada pergantian kepala dinas dan kepala sekolah. Jadi politik di daerah ini identik dengan pilitik “dagang sapi”, atau politik “sunat-menyunat jabatan” atau “gusur- menggusur”. Siapa yang mendukung pemenang kepala daerah, akan menuai hasil yang baik, tetapi siapa yang tidak mendukungnya akan menuai badai. Ini akan menjadi dilema bagi mereka yang sedang menduduki jabatan tertentu, apalagi bila yang bersangkutan termasuk gila jabatan. Maka bersikap netral salah, dukung si A salah, dukung si B salah. Maju kena, mundur juga kena, samping kiri kanan jurang. Dengan demikian, maka penempatan kepala dinas dan kepala sekolah tidak akan sesuai standar berdasarkan “merit system (menempatkan sesorang pada jabatan yang sesuai keahliannya)”, tetapi pengangkatan kepala sekolah lebih bernuansa politis dibandingkan kepentingan pendidikan. Bupati atau walikota terpilih cenderung memilih guru-guru yang diketahuinya sebagai tim sukses, sebaliknya orang-orang yang bukan tim sukses akan digusur. Selain dua pokok masalah di atas, korupsi dan kepentingan politik yang berpengaruh pada mutu pendidikan di NTT adalah kesejahteraan rakyat. Masyarakat NTT masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Fakta menunjukkan bahwa pendapatan perkapita masyarakat NTT hanya seperlima pendapatan per kapita rata-rata nasional. Provinsi NTT berada pada posisi 32 dari 33 provinsi dengan angka kemiskinan yang tinggi. Maka pertnyaannya Ini tugas siapa? Ini tugas kita semua tetapi lagi-lagi yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah. Oleh sebab itu, pada peristiwa peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini, yang terpenting adalah tidak hanya terbatas pada upacara seremonial untuk mengenang jasa para pahlawan pendidikan tetapi juga mengenang apa yang telah kita kerjakan untuk kemajuan pendidikan di daerah ini, dan bagaimana hasilnya. Kita perlu berantas koruptor, kemudian bangun gedung sekolah, perlu juga kebijakan pemertaan guru antara kota dan desa, maka kita akan mencapai mutu pendidikan untuk menigkatkan kesejahteraan rakyat di Nusa Tenggara Timur. “Selamat merayakan Hario Pendidikan Nasional” ********Tut Wuri Handayani*******