Dokumen ini membahas tentang kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah perbatasan seperti Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Kualitas pendidikan di sana rendah karena kekurangan guru dan sarana prasarana. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, dilakukan kegiatan "Gubuk Pintar" tiga hari seminggu untuk anak-anak usia dini dan SD di tiga desa setempat, dengan kegiatan belajar dan bermain agar anak tidak bos
1. GUBUK PINTAR DI UJUNG NEGERI
Berbicara mengenai perkembangan yang negara indonesia, pasti tidak lepas
menyangkut pendidikan indonesia dimata dunia. Pendidikan merupakan salah satu
faktor penting untuk kelangsungan suatu negara. Pendidikan yang baik pastinya
akan melahirkan generasi dan penerus bangsa yang cerdas dan kopeten di
bidangnya. Sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dengan
adanya para generasi penerus bangsa yang ahli dan mumpuni diberbagai bidang.
Sayangnya pendidikan Indonesia kualitasnya saat ini masih jauh dari
negara-negara lainnya. Menurut data dari UNESCO pada tahun 2015, pendidikan
di Indonesia menempati urutan atau peringkat ke-10 dan 14 negara berkembang.
Tentunya hal ini, harus menjadi tugas dan evaluasi pemerintah untuk
memperbaikan kualitas pendidikan di Negara Indonesia ini. Memang tidak sedikit
aksi dan upaya pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan namun hasilnya
masih belum bisa dikatakan memuaskan.
Pendidikan Indonesia yang notabene adalah negara kepulauan seakan hanya
memberi kesan bahwa pendidikan hanya difokuskan di daerah daerah tertentu saja.
Sangat terlihat jelas gap antara kualitas pendidikan di kota-kota besar dengan
daerah pinggiran/perbatasan. Sarana prasarana, infrastruktur, kualitas dan jumlah
guru tentunya yang menjadi salah satu faktor bedanya kualitas pendidikan antara
kota besar dengan daerah pinggiran dan perbatasan. Sering kali kita jumpai,
masalah-masalah kekurangan tenaga pengajar di daerah daerah perbatasan dan
pinggiran seakan menjadi masalah yang memang sangat sukar diatasi.
Masalah-masalah lemahnya kualitas pendidikan di daerah
pinggiran/perbatasan ini juga sedang dialami disalah satu daerah yang ada di paling
ujung barat di Provinsi Aceh, yakni kabupaten Gayo Lues. Sedikitnya jumlah guru
menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan di daerah tersebut.
Sering kali dijumpai terutama untuk pendidikan sekolah dasar, hanya dijumpai 2
guru di sekolah. Hal ini berarti 1 guru dibebankan untuk mengajar 3 kelas dalam
satu waktu. Walaupun sudah banyak alternatif-alternatif untuk mengatasi masalah
2. kurangannya guru sekolah dasar ini, misal dengan metode kelas rangkap, tetapi
tetap saja hasilnya masih jauh dari kata maksimal.
Hal ini yang menjadi dasar untuk kami, membuat suatu wadah tempat
belajar dan bermain khususnya untuk anak usia dini dan anak Sekolah Dasar dalam
rangka peningkatan kualitas belajar. Wadah ini berupa kegiatan didalam ruang
dengan kegiatan belajar dan bermain sehingga anak-anak tidak merasa bosan dan
bersemangat mengikuti kegiatan.
“Gubuk pintar”, nama yang dipakai untuk kegiatan yang kami lakukan
setiap sore selama 3 hari dalam seminggu ini. Ada 3 desa yang menjadi sasaran dari
kegiatan ini, 3 desa tersebut merupakan desa disekitar tempat kami tinggal yang
memang banyak anak- anak usai dini dan usia sekolah dasar. Tidak sedikit dari
mereka yang masih mengalami kesusahan dalam membaca dan berhitung.