Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan masa nifas mulai dari perubahan fisiologi, anatomi payudara, fisiologi laktasi, komposisi ASI, dan kunjungan masa nifas."
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
1. Bagan perubahan fisiologis masa nifas dan efeknya, Gambar
Anatomi payudara dan penjelasannya, Gambar fisiologi
laktasi dan penjelasannya fisiologi laktasi (bagaimana ASI
diproduksi dan ASI dikeluarkan), Komposisi ASI, Peran bidan
dalam mendukung pemberian ASI
LAPORAN PENGKAJIAN PKK 2
FENI RATNA SOLIHA (P17324218009)
TINGKAT 3A
Poltekkes kemenkes Bandung
Prodi Kebidanan Bogor
T.A 2020/2021
Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Bogor, 15-10-2020
2. Asuhan
Kebidanan
pada Ibu nifas
52
% 60
%
68
%
75
%
TUJUAN
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
2. Mendeteksi masalah secara komprehensif
3. Merujuk bila terjadi komplikasi ibu/bayi
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Memberikan pelayanan KB
Pemeriksaan fisik pada 2 jam post partum :
Pada 1 jam pertama dilaksanakan 15 menit
pertama, pada 1 jam kedua dilaksanakan
setiap 30 menit :
1. Keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital
2. Keadaan khusus (tinggi fundus
uteri,kontraksi uetrus)
3. Perdarahan
4. Kandung kemih
Pemeriksaan fisik post partum pada 6 jam post
partum :
1. Keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital
2. Keadaan uterus (TFU,kontraksi uetrus)
3. lokhea (warna,bau,banyaknya)
4. Keadaan perineum (jahitan,pembengkakan)
5. Keadaan payudara (kadaan puting susu,pembengkakan payudara, pengeluaran ASI dan
kelainan pada payudara)
6. kandung kemih
7. Keadaan psikologis ibu
Tanda-tanda Bahaya pada ibu nifas
1. Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
(pergantian pembalut 2 kali dalam 1⁄2hari)
2. Pengeluaran cairan dari vagina yang baunya membusuk
3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
4. Sakit kepala yang terus menerus nyeri pada ulu hati atau masalah penglihatan
5. Pembengkakan di wajah atau tangan
6. Demam,muntah,rasa sakit waktu BAB
7. Payudara yang berubah menjadi merah,panas atau tersa sakit
8. Kehilangan nafsu makan dalam wajtu lama
9. Rasa sakit,merah,lunak, dan pembengkakan pada kaki
10. merasa sangat letih atau nafas sangat terengah-engah
3. Nutrisi & cairan
• Tambahan 500-800 kalori -> 3-4 porsi makan/hari
• ± 3 L / hari -> 10-12 gelas/hari
• Pil zat besi 1x/ hari sd 42 hari
• Vit.A 200.00 unit (merah) 1x
Tujuan : - memulihkan fisik, daya tahan tubuh meningkat,mencegah konstipasi, persiapan ASI
Ambulasi
• 2 jam post partum
- Perlahan dan bertahap
- Miring kanan-kiri
- Duduk -> berangsur berdiri dan jalan
• Senam nifas -> 6 jam-hari ke 10
Tujuan :
- Melancarkan pengeluaran lokhea
- Mempercepat involusi
- Meningkatkan fungsi usus dan kandung kemih
- Mencegah tromboflebitis (peradangan pada
pembuluh darah vena)
- Tidak pegal dan lelah
- Mempercepat pemulihan
Eliminisi
• Normal BAK spontan 6-8 jam post
partum
• Jika tidak, maka
Berikan rangsangan :
- Kompres air hangat/dingin diatas
simpisis
- Buka kran air
Kateterisasi
• BAB : 2-3 hari post partum
Jika >3 hari : - Rangsangan oral/rectal
- Klisma/huknah
Istirahat
• Istirahat malam hari 8 jam
• Istirahat siang hari 1 jam atau saat
bayi tidur ibu ikut tidur
Jika istirahat kurang :
- Mempengaruhi jumlah ASI
- Mempengaruhi proses involusi
- Memacu perdarahan
• Pegal-pegal -> mobiliasis,dipijat
• Mulas -> konseling
• Anemia -> berikan tablet Fe
Personal Hygiene
• Mengganti pembalut jika sudah penuh (dalam
keadaan normal)
• Cuci daerah genital dengan air bersih & sabun
setelah BAK/BAB dari arah depan ke
belakang (anus)
• Hindari menyentuh luka jalan lahir
• Cuci tangan efektif sebelum dan sesudah
mencuci daerah genital
• Pakaian mudah menyerap keringat
• Rabut, cuci dan sisir rambut
• Mandi jika terasa tidak nyaman agar kulit tetap
bersih
Tidak segera
Seksual :
- Aman. Saat darah
berhenti
- Aman, jika tidak
terasa nyeri
- Aman, saat ibu siap
KB :
- Baiknya rencanakan segera
- Untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan
- Diskusikan dengan keluarga
4. Kunjungan masa Nifas
Kunjungan Waktu Aasuhan
I 6-8 jam
post pasrtum
• Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri
• Mendeteksi perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila terdarahan
berlanjut
• Memberikan konseling pada Iibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang
disebabkan Antonia uteri
• Pemberian ASI awal
• Mengajarkan cara mempererat hubungan antar ibu dan bayi baru lahir
• Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi
• Menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan
bayi baru lahir dalam keadaan baik
II 6 hari
Post partum
• Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, TFU di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal
• Menilai adanya tada-tanda demam, infeksi dan perdarahan
• Memastikan ibu mendapatkan istirahat cukup
• Memastikan ibu mendapatkan makanan yang bergizi dan cukup cairan
• Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui
• Memberikan konseling tentang perawatan BBL
III 2 minggu
Post partum
• Asuhan pada minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6
hari post partum
IV 6 minggu
Post partum
• Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas
• Memberikan konseling KB secara dini
• Memberikan konseling hubungan suami istri
5. Perubahan fisiologis
masa nifas dan efek
yang terjadi akibat
perubahan fisiologis
52%
60%
68%
75%
Sistem
Reprodu
ksi
Sistem
Pencer
naan
Sistem
Endokrin
SISTEM
TUBUH
2
Sistem
Hematologi
TTV
Sistem
Muskulo
skletal
Sistem
Perkemihan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15. Anatomi
Payudara
52%
60%
68%
75%
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan di atas otot dada,
tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri, payudara manusia berbentuk kerucut
tapi seringkali berukuran tidak sama, payudara dewasa beratnya kira-kira 200
gram, yang umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara
membesar mencapai 600 gram pada waktu menyusui mencapai 800 gram.
16. Bagian utama
Korpus (Badan) →
Bagian yang
membesar
Berisi jaringan ikat, kelenjar lemak, saraf, pembuluh
darah, kelenjar getah bening, kelenjar payudara yang
berisi sel-sel dan kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon
Areola → Badan
kehitaman ditengah
Kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery
yang akan membesar selama kehamilan, kelenjar ini
akan mengeluarkan suatu bahan yang dapat melicinkan
areola selama menyusui, duktus laktiferus yang
merupakan tempat penampungan air susu.
Papila/puting →
Menonjol di puncak
payudara
Lubang-lubang kecil di puting yang merupakan
muara dari duktus laktiferus (tempat
penampungan ASI). Pada puting juga didapatkan
ujung-ujung saraf dan pembuluh darah.
Serat otot polos
melingkar
Bayi menghisap
puting
Duktus laktiferus
memadat
Puring susu bekerja
Bentuk puting
Normal
Pendek/Datar
Panjang
Terbenam
17. sel-sel mioepitel yang berkontraksi mendorong susu
keluar,dari :
1. kelenjar alveoli,
2. jaringan lemak,
3. sel plasma,
4. sel otot polos,
5. dan pembuluh darah
alveolus → unit terkecil yang
memproduksi susu.
Korpus
sel aciner yang menghasilkan susu
Areola
Lubang Kecil
Kelenjar sebaceous
Kelenjar Montgomery
Berfungsi menyediakan
pelumas untuk menjaga
kelembapan area
disekitar puting saat dihisap
bayi ataupun dipompa
19. Laktasi/Menyusui
Produksi ASI
( Prolaktin )
Pengeluaran ASI
( Oksitosin )
Suatu interaksi yang
sangat kompleks
antara ransangan
mekanik, saraf dan
bermacam-macam
hormon.
20.
21.
22. Produksi ASI (Prolaktin)
Pembentukan payudara dimulai
sejak embrio berusia 12-16 minggu
pembentukan puting dan areola
tampak jelas. Saluran latiferus
membuka ke dalam cekungan
payudara yang kemudian teragkat
menjadi puting dan areola
Hormone prolaktin
berfungsi untuk produksi
ASI.
hormon yang berperan :
esterogen dan progesterone
yang membantu maturasi
(pematangan) alveoli
Volume ASI disesuaikan
dengan kebutuhan bayi 500 –
800 ml/hari. ( 3000ml/Hr ).
Estrogen dan
progesteron
menurun
menghasilkan kolostrum
/ ASI
Proses laktasi terdapat dua
refleks aliran yang berperan
1. refleks prolaktin
2. refleks aliran (timbul akibat
peransangan putting susu akibat
isapan bayi)
23. Pasca persalinan (saat
lepasnya plasenta)
Hormon esterogen dan progesteron
Menurun
=
Prolaktin Naik
Hisapan bayi akan
meransang putting susu
dan daerah payudara
Ransangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla
spinalis
akan menekan pengeluaran
faktor pemacu sekresi
prolaktin.
akan meransang hipofise
anterior sehingga keluar
prolaktin .ini merangsang sel-sel alveoli
sehingga merangsang pengeluaran
air susu
Untuk ibu menyusui:
• Kadar prolaktin akan menjadi
normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak
• Setelah 3 bulan tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada
isapan bayi, namun pengeluaran
air susu tetap berlangsung
Ibu tidak menyusui :
• kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2-3 .
Reflek Prolaktin
24. Bersamaan dengan
pembentukan prolaktin oleh
hipofisis anterior
Hisapan bayi akan
merangsang puting susu
dan daerah payudara
Ransangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla
spinalis
akan menekan pengeluaran
faktor pemacu sekresi
oksitosin
akan meransang hipofise
posterior sehingga keluar
oksitosin
menimbulkan
kontraksi
akan memeras air susu
yang telah terbuat, keluar
dari alveoli
masuk ke seistem
duktus
selnjutnya mengalir melalui duktus
lactiferous masuk ke mulut bayi.
REFLEK ALIRAN (LET DOWN REFLEKS)
25. Faktor yang mempengaruhi jumlah hormon oksitosin
Penghambat
Kecemasan
Stress
Rasa Sakit
Keraguan dari ibu
Pemicu
Membayangkan Bayi dengan kasih sayang
Mendengar suara bayi
Melihat bayi
Percaya dan bisa menyusui
27. KomposisiASI
Kolostrum
2-4 hari melahirkan, Volume 150-
300 ml/hari
Kandungan: Tinggi protein, vitamin
larut dalam lemak, mineral dan
immoglobin (antibodi)
ASI peralihan
4-10 hari setelah melahirkan
Kadar lemak, laktosa, dan vitamin
larut air, dan kalori lebih tinggi, dan
kadar protein, mineral lebih rendah
ASI Matur
10 hari setelah melahirkan, volume
300-850 mL/hari
Foremilk
Dihasilkan awal menyusui,
mengandung air, vitamin,
protein
Hind-milk
Dihasilkan setelah foremilk,
mengandung lemak tinggi
untuk kenaikan BB bayiAir, karbohidrat, protein, dan lemak
yang diperlukan untuk kebutuhan
hidup dan perkembangan bayi
28. Kandungan Kolostrum, ASI Peraihan dan ASI Matur
Kandungan Kolostrum ASI Peralihan ASI Transisi
Energi (Kgal) 57.000 63.0 65.0
Laktosa (gr/100mL) 6.500 6.7 7.0
Lemak (gr/100mL) 2.900 3.6 3.8
Protein (gr/100mL) 1.195 0.965 1.324
Mineral (gr/100mL) 0.300 0.3 0.2
Immunoglobin:
IgA (gr/100mL) 335.900 - 119.6
IgG (gr/100mL) 5.900 - 2.9
IgM (gr/100mL) 17.100 - 2.9
Lisosin (gr/100mL) 14.200-16.400 - 24.3-27.5
Laktoferin 420.000-520.000 - 250-270
31. Bidan mempelajari cara spesifik yang dapat membantu ibu memberi ASI
dengan baik dan mencegah terjadinya masalah
Ibu mengetahui cara yang benar untuk menyusui dan memperoleh dukungan
dan percaya diri tentang kemampuannya memberi ASI, berbagai penyulit yang
umum dapat dihidari atau dicegah
Peran Bidan
Dalam
Mendukung
Pemberian
ASI :
1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang
cukup dari payudara ibunya.
2. Membantu ibu hingga ia mampu menyusui bayinya.
3. IMD
Cara bidan memberikan dukungan:
1. Izinka bayi bersama ibunya segera setelah dilahirkan dalam beberapa jam pertama. Untuk membina hubungan atau
ikatan selain untuk pemberian ASI.
2. Ajarkan ibu cara merawat payudara untuk mencegah masalah umum yang timbul (Menjaga kebersihan, mencegah
luka dan infeksi), Melancarkan sirkulasi darah, Mencegah tersumbatnya ASI.
3. Bantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rooming-in)
5. Memberikan ASI sesering mungkin
6. Hanya memberikan kolostrum dan ASI saja
7. Hindari susu botol dan “dot empeng”
8. Konseling pada keluarga/suami (1. Mendukung secara emosional 2. Memaksimalkan kontak dengan bayi 3. Menerima
informasi ASI 4. Penurunan gairah sex selama menyusui 5. Menyediakan makanan bergizi 6. istirahat cukup,
membantu pekerjaan rumah dan mengurus bayi) )
32.
33. Perawatan Payudara
• Menjaga payudara tetap bersih dan kering,
terutama puting susu
• Menggunakan bra yang menyokong payudara
• Apabila puting susu lecet oleskan ASI yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali
selesai menyusui
• Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting
susu yang tidak lecet
• Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan
selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok
• Pengompresan payudara dengan
menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit
• Urut payudara dari arah pangkal menuju
puting
• Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan
payudara sehingga putting susu menjadi lunak
• Susukan bayi setiap 2-3 jam
34. Cara Menyusui
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putingsusu dan areola sekitarnya
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu payudara
3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau
areolanya saja
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting
reflex)
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi
6. Melepaskan isapan bayi
7. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum
terkosongkan
8. Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya
9. Menyendawakan bayi
35. THANKS
Sumber :
Wahyuningsih Heni Puji. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Iakarta : Pusdik SDM Kesehatan
Sofian Amru. 2011. Rustam Muchtar Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Astutik Reni Yuli. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : CV Trans Info Media
Handayani Ina, Supliyani Elin. 2019. Booklet Panduan Menyusui.
Sutanto, Adina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.Yogyakarta : Pustaka Baru Pres