2. Kematian Bayi dan Balita
Terkait Kurang Gizi Fenomena dua
per tiga:
2/3 kematian balita
terkait kurang gizi
2/3 kurang gizi
terkait praktik
pemberian makan yang
kurang tepat pada bayi
dan batita
Pentingnya Penerapan
Optimal Feeding pd Bayi & Anak
3. Membangun berat
badan potensial
MASA
MASA “
“EMAS
EMAS”
” DAN
DAN “
“KRITIS
KRITIS”
”
Membangun
tinggi badan
potensial
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
badan optimal
Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro)
secara seimbang, diperoleh dari menyusui
eksklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan
ASI dan MP-ASI
Butuh gizi
mikro & protein Butuh Kalori
Konsepsi
Konsepsi 20 mg LAHIR
20 mg LAHIR 2 TAHUN
2 TAHUN
Kehamilan
Kehamilan &
& Pertumbuhan
Pertumbuhan Janin
Janin Pertumbuhan
Pertumbuhan Bayi
Bayi &
& Anak
Anak
Pertumbuhan otak
MASA EMAS DAN MASA KRITIS
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
3
4.
5. Dampak KURANG GIZI pada awal
kehidupan terhadap kualitas SDM
www.GlobalNutritionSeries.org
Gagal tumbuh; Berat Lahir Rendah, kecil,
pendek, kurus, daya tahan rendah.
Hambatan perkembangan kognitif, nilai
sekolah dan keberhasilan pendidikan
Menurunkan produktivitas pada usia
dewasa
Gangguan metabolik, risiko PTM
(diabetes type II, Stroke, Penyakit
Jantung, dll) pada usia dewasa
MENINGGAL
6. STANDAR EMAS PEMBERIAN MAKAN
BAYI DAN ANAK
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir, dilanjutkan
dengan rawat gabung
Memberikan hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai
bayi berumur 6 bulan
Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) mulai umur 6 bulan
Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau
lebih.
a.
b.
c.
d.
Sumber: Global Strategy on Infant and Young Chlid Feeding, WHO/UNICEF 2002
6
7. Inisiasi Menyusu Dini
Merupakan Keajaiban Karunia Tuhan
1. IMD menghangatkan bayi
2. IMD memberikan perlindungan
alamiah bagi bayi
3. IMD membentuk kekebalan
tubuh
4. IMD mengurangi pendarahan
pasca persalinan
8. Keuntungan IMD
Dalam 1 jam pertama segera setelah melahirkan
Rekomendasi WHO dan UNICEF
1. Menstimulasi produksi ASI
2. Meningkatkan aktivitas uterus (Menurunkan risiko
pendarahan dan infeksi)
3. Meningkatkan kedekatan emosi ibu dan anak
4. Meningkatkan durasi menyusui
9. Mengapa ASI eksklusif harus diberikan
selama 6 bulan pertama?
►Mengandung zat gizi yang
menjamin tumbuh kembang bayi
sampai umur 6 bulan
►Bayi <6 bulan enzim pencernaannya
belum sempurna
►Ginjal belum berfungsi maksimal
►Makanan tambahan mengandung
zat warna dan pengawet
►Makanan tambahan bisa
menimbulkan alergi
11. Anatomi Payudara
• Sel-sel Pengeluaran Air
Susu
• Pembuluh-Pembuluh
• Pembuluh-pembuluh yang
lebih besar
• Puting Susu
• Areola
• Kelenjar Montgomery
• Alveoli
12. • Ketika Bayi Mengisap payudara, stimulasi puting
mengakibatkan produksi ASI dan payudara
mengeluarkan atau mengalirkan ASI
• Mengisap dan memerah ASI sangat penting bagi
penyediaan ASI yang baik
• Bila bayi tidak menyusu, maka ASI yg diproduksi akan
lebih sedikit, karena ASI dalam payudara
menghambat produksi ASI.
• Pelepasan/mengalirnya ASI (refleks ejeksi) dapat
dipengaruhi emosi ibu (takut, cemas, rasa sakit, rasa
rikuh, malu)
13. • Kelenjar Montgomery mengeluarkan cairan
seperti minyak yg berfungsi membersihkan
dan melumasi puting.
• ASI awal mengandung lebih banyak AIR dan
memuaskan dahaga bayi.
• ASI akhir mengandung lebih banyak LEMAK
dan menghilangkan rasa lapar.
14. PELEKATAN YANG BAIK
4 Tanda Pelekatan Baik:
1. Mulut terbuka lebar.
2. Dagu menyentuh
payudara
3. Areola bagian atas
lebih banyak terlihat
dibanding yang bawah
4. Bibir bawah bayi
melebar keluar (dower)
15. Tanda- Tanda Hisapan Bayi
Yang Efektif
• Bayi menghisap dalam-dalam dan perlahan,
kadang-kadang berhenti.
• Ibu mungkin akan bisa mendengar bayi menelan
setelah satu atau dua hisapan.
• Hisapan itu terlihat nyaman dan ibu tidak akan
merasa kesakitan.
• Saat bayi selesai menyusu, ia akan melepaskan
puting dan terlihat puas dan rileks.
• Payudara Ibu terasa lembut setelah menyusui.
16. PELEKATAN TIDAK BAIK
• Hanya puting yang berada dalam
mulut bayi, bukan jaringan
payudara.
• Saluran ASI berada di luar mulut
bayi, lidah tidak menjangkaunya.
• Lidah bayi di belakang di dalam
mulut dan tidak menekan saluran
ASI.
• Akibat: puting retak dan lecet, nyeri
akibat kurangnya aliran ASI dan
produksi ASI rendah
17. MEMERAH ASI
Kadang Ibu perlu memerah ASI untuk bayinya:
• Bayi terlalu lemah atau terlalu kecil untuk
menghisap aktif
• Bayi perlu waktu lebih lama dari biasanya
untuk menghisap (misal puting terbenam)
• Memberi makan bayi BBLR yang tidak dapat
menyusu
• Memberi makan bayi sakit
18. • Untuk menutupi kebutuhan ASI ketika ibu atau
bayi sakit
• Melonggarkan saluran ASI yg tersumbat atau
pembesaran payudara
• Ibu harus terpisah dengan bayinya selama
beberapa jam
19. PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI (MP-ASI)
Energi ASI:
• Usia 0-6 bulan: ASI
memberikan SELURUH
kebutuhan anak.
• Usia 6-12 bulan: ASI
memberikan SETENGAH
kebutuhan anak.
• Usia 12-24 bulan : ASI
memberikan SEPERTIGA
kebutuhan anak.
Saat bayi berusia 6
bulan, ASI saja tidak lagi
mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan
gizinya, oleh karena itu
makanan lain harus
diberikan bersama
dengan ASI (MP-ASI)
20. HAL- HAL YANG DIPERTIMBANGKAN
DALAM PEMBERIAN MP-ASI
• Usia
• Frekuensi
• Jumlah
• Tekstur
• Variasi
• Pemberian Makan Aktif/
Responsif
• Kebersihan
UFRE
JUTEK
VARES
BERSIH
21. SAAT TEPAT UMUR 6 BULAN
• Mulai Berikan makanan
tambahan ketika anak
berusia tepat 6 bulan.
Frekuensi per hari : 2
sd 3 kali makan
ditambah ASI
Jumlah: mulai 2 sd 3
sendok makan. Mulai
dengan pengenalan
rasa dan secara
perlahan ditingkatkan
jumlahnya.
Tekstur : Bubur Kental
22. Cara Memperkenalkan MP-ASI
• Pengenalan jenis, tektur, frekuensi dan jumlah harus bertahap.
• Mencoba makanan pertama kali : bubur tepung beras yang diperkaya zat
besi, tambahkan ASI. Buah pisang yang disendoki.
• Berikan makanan 1-2 sdt sesudah bayi minum ASI. Bila bayi menolak
makanan baru, makan makanan diberikan sebelum ASI.
• Setiap jenis makanan diperkenalkan satu per satu dan pemberian diulang
selama 2 hari agar bayi dapat mengenal rasa, aroma, jenis makanan.
• Mengenalkan makanan baru tidak cukup hanya 1-2 kali tetapi bisa sampai
10-15 kali sebelum dinyatakan memang tidak suka pada makanan
tersebut.
• Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang
sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi.
• Makanan hewani sangat penting bagi bayi. Masak sampai matang,
haluskan dan lumatkan.
• Bila mungkin, gunakan ASI utk memasak bubur, bukan air.
23. Beberapa Hal dalam Penyediaan
Bahan Makanan MP-ASI
• Untuk memenuhi zat besi (fe) setelah usia 6 bulan, maka
pilihan utama adalah memilih dan menggunakan bahan
makanan zat besi.
• Mengenalkan beras terlebih dahulu. Gandum dan campuran
serealia lainnya yang mengandung gluten sebaiknya ditunda
hingga usia 8 bulan.
• Telur dapat diberikan sebelum usia 1 tahun (tidak ada cukup
bukti penundaan telur diatas 1 tahun dapat menghindarkan
reaksi alergi.
• Tidak ada urutan tertentu tentang jenis/bahan makanan yang
diberikan terlebih dahulu kepada bayi.
24. USIA 6 SAMPAI 9 BULAN
Frekuensi per hari: 2 – 3 kali
makan ditambah ASI dan 1-
2 kali selingan.
Jumlah per kali makan: 2 sd
3 sendok makan penuh
setiap kali makan.
Tingkatkan secara perlahan
sampai ½ (setengah)
mangkuk berukuran 250 ml.
Tekstur: bubur cukup kental
(tdk mudah jatuh saat
dituangkan/makanan
keluarga yang dilumatkan).
25. USIA 9 SAMPAI 12 BULAN
Frekuensi per hari: 3 – 4 kali
makan ditambah ASI dan 1
– 2 kali makanan selingan.
Jumlah/Banyaknya tiap kali
makan: ½ sampai ¾
mangkuk berukuran 250 ml.
Tekstur: Makanan keluarga
yang dicincang/dicacah.
Makanan dengan potongan
kecil yang dapat dipegang.
Makanan yang diiris-iris.
26. USIA 12 SAMPAI 24 BULAN
Frekuensi per hari: 3 –
4 kali makan ditambah
ASI dan 1 – 2 kali
makanan selingan
Jumlah/Banyaknya tiap
kali makan: ¾ sampai 1
mangkuk ukuran 250
ml.
Tekstur: Makanan yang
diiris-iris. Makanan
keluarga.
27. MAKANAN ANAK KURANG DARI 24
BULAN YANG TIDAK DIBERI ASI
• Frekuensi : sama dengan anak yang diberi ASI,
tambahkan 1-2 kali makan ekstra dan 1 – 2 kali
makanan selingan.
• Jumlah/Banyaknya: sama dengan anak yang
diberi ASI menurut kelompok usia.
• Tekstur: sama dengan anak yang diberi ASI
menurut kelompok usia.
• Variasi makanan : sama dengan anak yang diberi
ASI dengan penambahan 1 – 2 gelas susu per hari
dan 2-3 kali cairan tambahan terutama di daerah
dengan udara panas.
28. VARIASI MAKANAN UNTUK BAYI DAN
ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN
ASI (bayi disusui sesering yang
diinginkan).
Rencanakan Makanan Bintang 4:
Makanan pokok (nasi, jagung,
padi-padian, umbi2an dan
makanan lokal lainnya)
Kacang-kacangan dan hasil
olahannya (kacang hijau, kacang
tanah, kedelai, tempe, tahu dll).
Buah-buahan dan sayuran
(makanan lokal).
Makanan kaya zat besi
bersumber hewani (ikan, telur,
daging, hati dll)
Tabur Gizi/Taburia jika diperlukan
29. PEMBERIAN MAKANAN
AKTIF/RESPONSIF
• Bersabarlah dan dorong
terus bayi untuk makan
lebih banyak.
• Jika anak menolak makan,
terus dorong untuk makan,
pangkulah bayi sewaktu ia
diberi makan, atau
menghadap ke bayi jika dia
dipangku oleh orang lain.
• Tawarkan makanan baru
berkali-kali, anak-anak
mungkin tidak suka (tidak
mau menerima) makanan
baru pada awalnya.
30. RESPONSIF...
• Waktu pemberian makan adalah masa-masa
bagi anak belajar dan mencintai.
Berinteraksilah dengannya dan kurangi
gangguan waktu ia diberi makan.
• Jangan paksa anak untuk makan.
• Bantu anak yang lebih tua untuk makan
sendiri.
31. KEBERSIHAN
• Berikan makan kepada bayi dalam
mangkuk/piring yang bersih, jangan gunakan
botol karena susah dibersihkan dan dapat
menyebabkan bayi diare.
• Cuci tangan dengan sabun sebelum
menyiapkan makanan, sebelum makan dan
sebelum memberi makan anak.
• Cuci tangan anak dengan sabun sebelum dan
sesudah makan.
32. 5 KUNCI MAKANAN YANG AMAN
1. Jagalah kebersihan (tangan, tempat kerja,
peralatan).
2. Pisahkan makanan mentah dengan makanan
yang sudah dimasak.
3. Gunakan makanan segar dan masak sampai
matang (daging, ayam, telur dan ikan).
4. Simpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai
dengan jenis makanannya.
5. Gunakan air bersih yang aman.
33. ANAK SAKIT
UMUR KURANG DARI 6 BULAN
• Lebih sering memberikan ASI sewaktu bayi sakit, termasuk diare,
untuk membantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi
kehilangan berat badan dan sembuh lebih cepat.
• Pemberian ASI juga memberikan kenyamanan kepada bayi yang
sakit. Jika bayi menolak untuk disusui, berikan terus dorongan
kepadanya untuk mau menyusu.
• Berikan bayi hanya ASI dan obat-obatan yang dianjurkan oleh
dokter/petugas kesehatan.
• Jika bayi terlalu lemah untuk menghisap, perah ASI dan berikan
kepada bayi. Ini akan membantu agar ASI ibu tetap mengalir dan
mencegah masalah pada payudara.
• Setelah sembuh, tingkatkan frekuensi pemberian ASI agar bayi
menjadi sehat dan untuk meningkatkan berat badannya.
• Bila Ibu sakit, susui terus bayinya. Ibu mungkin perlu makanan
ekstra dan dukungan pada saat seperti itu.
34. ANAK SAKIT
UMUR DIATAS 6 BULAN
• Lebih sering menyusui selama bayi dalam keadaan sakit, seperti diare, untuk
membantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi kehilangan berat badan dan
sembuh lebih cepat.
• Bayi membutuhkan lebih banyak makanan dan cairan sewaktu sakit.
• Jika selera makan bayi berkurang, berikan dorongan padanya untuk makan
sedikit tetapi sering.
• Berikan bayi makanan yang sederhana, seperti bubur, dan hindari makanan
pedas dan berlemak. Meskipun bayi terserang diare, ada baiknya kalau ia terus
makan.
• Setelah bayi sembuh, berikan dorongan padanya untuk menambah satu porsi
makanan berupa makanan padat setiap hari selama dua minggu berikutnya. Ini
akan membantu bayi untuk mendapatkan kembali berat badannya yang hilang
sewaktu ia sakit.
• Bila Ibu sakit, terus susui bayinya. Ibu mungkin memerlukan makanan ekstra
dan dukungan pada saat seperti itu. Bila Ibu sakit, Ibu juga membutuhkan
banyak cairan.
35. Beberapa Hal Yang Penting dalam Pemberian MP-ASI
• Teruskan berikan ASI (paling kurang selama 2 tahun)
• Mulai usia 6 bulan tambahkan berbagai jenis makanan untuk
memperkaya makanan pokok, termasuk kacang-kacangan,
buah, sayuran, dan makanan hewani.
• Gula dan garam boleh diberikan dalam jumlah sedikit, sekedar
untuk pengenalan rasa.
• Gunakan Garam Beryodium dan batasi penggunaannya (jika
terlalu banyak akan membebani ginjal dan berisiko hipertensi
saat dewasa).
• Bumbu penyedap rasa tidak diperbolehkan.
• Waktu Makan Teratur
• Waktu Makan Tidak lebih dari 30 menit
36. • Tidak memberikan makanan lain (selain
ASI/minum) diantara jadwal makan.
• Tidak ada paksaan
• Tidak sambil bermain, nonton TV dsb
• Makanan bukan sebagai hadiah.
• Makanan selingan dapat berupa irisan mangga
matang, pepaya, pisang, alpokat dan buah
atau sayuran yang lain, roti tawar, roti goreng,
kentang goreng, ubi jalar.
37. • Motivasi untuk makan sendiri bila
memungkinkan
• Angkat makanan bila anak mulai memainkan
atau membuang makanannya setelah 10-15
menit makan
• Membersihkan mulut anak hanya dilakukan
setelah makan selesai
• Berikan kapsul Vitamin A mulai anak usia 6
bulan sampai 5 tahun, setiap enam bulan
sekali.
38. TANDA LAPAR ATAU KENYANG
LAPAR
• Riang/antusias waktu didudukkan
di kursi makannya
• Gerakan
menghisap/mengecapkan bibir
• Membuka mulut ketika melihat
sendok/makanan
• Memasukkan tangan ke dalam
mulut
• Menangis atau rewel karena ingin
makan
• Mencondongkan tubuh ke arah
makanan atau berusaha
menjangkaunya
KENYANG
• Memalingkan muka atau
menutup mulut ketika melihat
sendok berisi makanan
• Menutup mulut dengan
tangannya
• Rewel atau menangis karena
terus diberi makan
• Tertidur
39. ANAK SUSAH MAKAN
• Penyebab anak susah makan:
Faktor organik: penyakit, kelainan bawaan,
masalah gigi, dll
Faktor psikologis: sering dipaksa makan
Faktor makanan yang disajikan dan lingkungan
• Cara mengatasi disesuaikan dengan penyebabnya.
• Pemberian makan pada anak merupakan
pembelajaran tatacara makan yang benar dan
disiplin.
40. MENCOBA MAKANAN BARU
• Semakin bervariasi bahan makanan yang
dikonsumsi, maka anak makin mudah
terpenuhi kebutuhan gizinya.
• Beberapa cara pengenalan makanan baru:
1. Sajikan makanan saat anak sedang lapar
2. Cobalah makanan baru satu per satu
3. Hidangkan dalam jumlah sedikit
4. Sajikan beberapa jenis makanan baru agar anak
dapat memilih
41. Daftar Pustaka
• Panduan Fasilitator Pemberian Makan Bayi
dan Anak (Direktorat Bina Gizi, Dirjen Bina Gizi
dan KIA, Kemenkes RI, 2014).
• Penuntun Diet Anak (Asosiasi Dietisien
Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia,
Persatuan Ahli Gizi Indonesia; Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Indonesia, 2014).