Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan fonologi dalam linguistik, terutama mikrolinguistik. Secara garis besar membahas tentang pembagian bidang fonologi menjadi fonetik dan fonemik, serta klasifikasi bunyi bahasa meliputi vokal, konsonan, dan bunyi lain seperti semi vokal, diftong, kluster, serta bunyi suprasegmen.
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dosen Pengampu : Muhamad Ginanjar Ganeswara, S.Kom, M.Pd
Nama : Shela Oktavia
Kelas : 2B / PGSD
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dosen Pengampu : Muhamad Ginanjar Ganeswara, S.Kom, M.Pd
Nama : Shela Oktavia
Kelas : 2B / PGSD
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)murni mohamat
Bunyi-Bunyi ujuran boleh dibahagikan kepada konsonan dan vokal. Munurut Nor Hashimah Jalaluddin (1998), faktor utama dalam klasifikasi bunyi-bunyi konsonan ialah titik artikulsi dan cara artikulasi. Di samping itu faktor bersuara dan tak bersuara serta juga kedudukan velum (bagi menentukan bunyi oral atau sengau) memainkan peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi-bunyi konsonan. Manakala faktor utama dalam klasifikasi bunyi vokal pula ialah kedudukan bibir dan darjah turun naik lidah dalam rongga mulut.
Konsep Fonetik dan Fonologi dan Fonem-fonem Dalam Bahasa MelayuIPG Kampus Kota Bharu
Ringkasan mengenai konsep fonetik dan fonologi serta fonem dalam bahasa Melayu. Merupakan salah satu daripada topik yang diajar dalam Pengantar Bahasa Melayu bagi PPISMP Sem I untuk guru pelatih program Pend. Pemulihan dan Pend. Khas.
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaDewi Puspitasari
Karya Tulis yang berisi tentang Bab Kebahasaan tentang bentuk, jenis, pola, unsur, sifat dari huruf, kata, kelompok kata, kalimat, alinea, sampai wacana. Dan juga Bab Kesusastraan tentang bentuk, jenis, pola, unsur kesusastraan dari tahun lampau atau terdahulu seperti balai pustaka dll sampai sekarang yang akan lebih diulas dalam Periodeisasi karya sastra juga beserta pengarangnya. dan tidak lupa Bab Keterampilan Berbahasa beserta jenis-jenisnya diulas selengkap dan serapih mungkin di karya tulis sederhana ini
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Fonologi
1. Kedudukan Fonologi
dalam Linguistik
Mikrolinguistik Fonetik
o Fonologi
Teori linguistik Fonemik
o Morfologi
Linguistik deskriptif
o Sintaksis
Linguistik historis
o Semantik
komparatif
Linguistik
Makrolinguistik
Fonetik
Psikolinguistik
Sosiolinguistik
Dsb.
2. Istilah FONOLOGI berasal dari kata
FON yang berarti bunyi dan LOGOS
yang berarti ilmu pengetahuan
FONOLOGI adalah ilmu yang
mempelajari bunyi (bahasa), yaitu bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
3. Pembagian Bidang Fonologi
Fonologi dibagi dalam dua bidang yaitu
Fonetik dan Fonemik
Fonetik adalah ilmu yang mempelajari
pembentukan bunyi bahasa
Fonemik adalah ilmu yang mempelajari
bunyi bahasa sebagai pembeda arti
4. Pembagian Fonetik
Fonetik dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
Fonetik Artikulatoris, Fonetik Akustis, dan
Fonetik Auditoris
Fonetik artikulatoris mempelajari mekanisme
alat bicara manusia
Fonetik akustis mempelajari bunyi sebagai
gejala fisis
Fonetik auditoris mempelajari mekanisme
telinga menerima bunyi bahasa
5. FONETIK ARTIKULATORIS
Alat ucap manusia yang pokok adalah
PARU-PARU sebagai sumber udara,
PITA SUARA, ALAT UCAP (LIDAH,
BIBIR, DSB.)
7. Proses Terjadinya Bunyi Bahasa
1. Udara mengalir melalui paru-paru
2. Udara digetarkan pada bagian pita suara
(proses fonasi)
3. Udara keluar melalui rongga mulut atau
rongga hidung dengan/tanpa hambatan
8. Arus Udara
Arus udara adalah sumber energi utama
bagi pembentukan bunyi bahasa
Arus udara ada dua macam, yaitu: ARUS
UDARA INGRESIF dan ARUS UDARA
EGRESIF
9. Pita Suara
Pita suara digetarkan oleh udara yang
keluar atau masuk dalam paru-paru
Terletak pada pangkal tenggorok (laring)
Pita suara dapat MEMBUKA,
MEMBUKA LEBAR, MENUTUP, dan
MENUTUP RAPAT
Celah antara sepasang pita suara disebut
GLOTIS
10. Epiglotis (katup Pangkal
Tenggorok)
Berfungsi untuk melindungi masuknya
makanan atau minuman ke batang
tenggorok
Tidak mempunyai peran dalam
pembentukan bunyi bahasa
11. Rongga Kerongkongan (faring)
Terletak di antara pangkal tenggorok
dengan rongga mulut dan rongga hidung
Berfungsi sebagai saluran makanan dan
minuman
Berperan sebagai tabung udara yang ikut
bergetar bila pita suara bergetar
12. Langit-langit Lunak (Velum)
Bagian ujung langit-langit lunak disebut
uvula(anak tekak) yang dapat turun naik
Dalam keadaan bernapas normal, langit-
langit lunak beserta anak tekak menurun
sehingga udara dapat keluar masuk
melalui rongga hidung
13. KLASIFIKASI BUNYI BAHASA
Ada tidaknya gangguan (vokal, konsonan,
semi vokal)
Arah udara (egresif dan ingresif)
Pita suara (bunyi bersuara, bunyi tak bersuara)
Saluran lewatan udara (oral, nasal, sengau)
Mekanisme artikulasi (bilabial, dental,dsb)
Cara gangguan (stop hambat, alir, frikatif, dsb)
14. KLASIFIKASI BUNYI BAHASA
Tinggi rendahnya lidah (bunyi tinggi, agak
tinggi, tengah, agak rendah, rendah)
Maju mundurnya lidah (bunyi depan, pusat,
belakang)
15. BUNYI VOKAL
Bunyi yang dihasilkan tanpa melibatkan
penyempitan atau penutupan pada daerah
artikulasi (Muslich, 2008)
Bunyi yang dihasilkan tanpa hambatan pada
alat bicara, jadi tidak ada artikulasi. Hambatan
pada bunyi vokal hanya terjadi pada pita suara
saja
16. VOKAL KARDINAL
Daniel Jones, seorang ahli fonetik dari Inggris
memperkenalkan sistem vokal kardinal
(cardinal vowels)
Vokal kardinal ialah bunyi-bunyi vokal yang
mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan
lidah tertentu, dan bentuk bibir tertentu.
Vokal kardinal digunakan sebagai acuan
perbandingan dalam deskripsi vokal semestaan
bahasa di dunia
25. BUNYI KONSONAN
Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat arus
udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi
Apabila proses artikulasi disertai bergetarnya pita
suara, menghasilkan konsonan bersuara [b,d, g, j]
Apabila proses artikulasi tidak disertai bergetarnya
pita suara (glotis terbuka) menghasilkan konsonan
tak bersuara [k, p, t, s]
26. KLASIFIKASI KONSONAN
Cara dihambat (artikulasi)
Tempat hambatan (tempat artikulasi)
Hubungan posisional antara penghambat-
penghambatnya atau hubungan antara artikulator
aktif dan pasif (striktur)
Bergetar tidaknya pita suara
27. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan hambat letup, ialah konsonan yang
terjadi dengan hambatan penuh arus udara
kemudian hambatan itu dilepaskan secara tiba-
tiba. Contoh : [p], [b]
Konsonan nasal, ialah konsonan yang dibentuk
dengan menghambat rapat jalan udara dari
paru-paru melalui rongga hidung, namun
kemudian anak tekak diturunkan sehingga
udara keluar melalui rongga hidung. Contoh:
[m], [n]
28. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan paduan, ialah konsonan yang terjadi
dengan menghambat penuh arus udara dari
paru-paru, kemudian hambatan itu dilepaskan
dengan cara bergeser pelan-pelan.
Konsonan jenis ini tidak ada dalam bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Inggris, misal pada
kata rich.
29. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan sampingan, ialah konsonan yang
dibentuk dengan menutup arus udara di tengah
rongga mulut sehingga udara keluar melalui
samping. Contoh: [l]
Konsonan geseran, ialah konsonan yang
dibentuk dengan menyempitkan jalannya arus
udara yang dihembuskan dari paru-paru,
sehingga jalannya udara terhalang dan keluar
dengan cara bergeser. Contoh: [s], [f]
30. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan getar, ialah konsonan yang dibentuk
dengan menghambat jalannya udara yang
dihembuskan dari paru-paru secara berulang-
ulang dan cepat. Contoh: [r]
Konsonan sentuhan, ialah konsonan yang
pembentukannya hampir sama dengan getar,
tetapi proses bergetar itu hanya terjadi satu
kali. Dalam bahasa Indonesia, konsonan jenis
ini tidak ada. Contoh: perro (artinya anjing,
bahasa Spanyol)
31. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan bilabial, ialah konsonan yang
artikulator aktifnya ialah bibir bawah dan
artikulator pasifnya ialah bibir atas. Contoh:
[p], [b].
Konsonan apikodental, ialah konsonan yang
artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan
artikulator pasifnya ialah gigi atas. Contoh: [t],
[d]
32. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan apikoalveolar ialah konsonan yang
artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan
artikulator pasifnya adalah gusi (lengkung kaki
gigi). Contoh: [l], [n]
Konsonan apikopalatal ialah konsonan yang
artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan
artikulator pasifnya ialah langit-langit keras.
Contoh: [D], pada kata madu
33. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan mediopalatal ialah konsonan yang
artikulator aktifnya ialah tengah lidah dan
artikulator pasifnya ialah langit-langit keras.
Contoh: [c, j].
Konsonan dorsovelar ialah konsonan yang
artikulator aktifnya ialah pangkal lidah dan
artikulator pasifnya langit-langit lunak.
Contoh: [k,g]
34. KLASIFIKASI KONSONAN
BERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan hamzah (glottal stop), ialah konsonan
yang pembentukannya terjadi karena pita suara
merapat (glotis tertutup rapat) dan kemudian secara
tiba-tiba dipisahkan (terbuka). Contoh: [?]
Konsonan laringal, ialah konsonan yang
artikulatornya adalah sepasang pita suara. Udara
yang dihembuskan dari paru-paru pada waktu
melewati glotis digeserkan. Glotis dalam posisi
terbuka (lebih sempit daripada saat bernafas
normal). Contoh [h]
35. BUNYI SEMI-VOKAL
Bunyi semi-vokal secara praktis termasuk konsonan.
Contoh: [w] proses pembentukannya menyerupai
[u], namun bibir yang membentuk bundaran
dipersempit sehingga arus udara hampir terhambat
(labialisasi)
Semi-vokal [y] proses pembentukannya
menyerupai [i], namun posisi lidah dinaikkan terlalu
tinggi ke arah langit-langit keras (palatalisasi)
36. BUNYI DIFTONG
Diftong (vokal rangkap) adalah dua buah
vokal yang dibunyikan dalam kesatuan waktu
Diftong ada dua macam, yaitu diftong naik dan
diftong turun
Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat
diftong naik [ai, oi, au]
Contoh diftong lain: oi, ai, ui (bahasa Madura),
ua, uo, ue (bahasa Jawa)
37. BUNYI KLUSTER
Kluster (konsonan rangkap) adalah dua atau tiga
konsonan yang dibunyikan dalam kesatuan waktu.
Pola bunyi dalam bahasa Indonesia sebenarnya tidak
mengenal kluster. Kluster yang digunakan dalam
bahasa Indonesia merupakan serapan.
Contoh: [pr], [tr], [fr], [bl], [kl], [kw], [dw], [sw],
[str], [skr],...
38. BUNYI SUPRASEGMENTAL
Bunyi-bunyi yang menyertai bunyi segmental
Bunyi suprasegmental (prosodi) meliputi nada,
tekanan, durasi, jeda.
Nada menyangkut tinggi rendahnya suatu bunyi
Tekanan menyangkut keras lemahnya bunyi
diujarkan
Durasi menyangkut panjang pendeknya bunyi
Jeda menyangkut perhentian (kesenyapan) bunyi
39. NADA (PITCH)
Nada dapat dibedakan atas nada naik, nada datar,
nada turun, nada turun naik, nada naik turun
Nada dipengaruhi ketegangan pita suara dan getaran
pita suara. Semakin tegang, semakin cepat
getarannya, nada yang terdengar semakin tinggi
Dalam bahasa Indonesia, nada tidak fungsional
(tidak membedakan makna)
40. TEKANAN (STRESS)
Tekanan dipengaruhi kekuatan arus udara.
Semakin kuat ketegangan arus udara, bunyi
terdengar semakin keras.
Tekanan dibedakan atas tekanan keras dan
tekanan lunak (lemah)
Dalam bahasa Indonesia, tekanan tidak
membedakan makna dalam tataran kata, tetapi
membedakan maksud dalam tataran kalimat.
41. DURASI
Durasi dalam bahasa Indonesia tidak
fungsional dalam tataran kata, tetapi
fungsional dalam tataran kalimat.
Contoh: awas jatuh [awa:s/ jatu:h]
saya senang [saya sena:ng]
42. JEDA
Jeda atau perhentian dapat terjadi antarkalimat,
antarkata, antarsilaba.
Jeda antarsilaba ditandai [+], antarkata [/],
antarfrase [//], antarkalimat [#]
Dalam bahasa Indonesia, jeda fungsional.
Contoh: anak/pejabat yang nakal
anak pejabat/ yang nakal
43. LATIHAN SOAL
1. Deskripsikan perbedaan bunyi [t] pada [tari]
dan [pantun]
2. Mengapa ketika kita mengucapkan kata biar
muncul [y] di antara [i] dan [a]?
3. Mengapa bunyi awal yang dikuasai seorang
anak pada umumnya bunyi bilabial?
4. Mengapa nada dalam bahasa Indonesia
dikatakan tidak fungsional? Berikan
penjelasan beserta contoh.