2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Dila
1. MAKALAH
KAJIAN KEBAHASAAN
Bunyi-Bunyi Bahasa Dan Alat Ucap
Dosen pengampu Sandi budiana, M.Pd
Disusun oleh:
Fadila Maryam(037119035)
Dyaniza (037119040)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2020
2. i
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Bunyi-bunyi Bahasa dan Alat Ucap ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada kajian
kebahasaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bunyi-bunyi
bahasa dan alat ucap bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sandi Budiana, M.Pd. Selaku dosen Kajian
Kebahasaan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Bogor, Februari 2020
Penulis,
3. ii
Daftar Isi
Kata pengantar ...........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................... ii
BAB I ..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................1
A. Klasifikasi Bunyi Bahasa ...............................................................................................1
B. Bahasa Adalah Bunyi.....................................................................................................3
C. Alat Ucap.........................................................................................................................4
D. Satuan Bunyi Bahasa .....................................................................................................1
BAB III .......................................................................................................................................2
PENUTUP ..................................................................................................................................2
A. Kesimpulan .....................................................................................................................2
B. Saran................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap manusia itu dilengkapi dengan proses-prosesnya sehingga
diperoleh bunyi yang memiliki makna. .bunyi menjadi sangat penting dalam kegiatan berbahasa karena
pada hakikatnya bahasa pertama bersifat bunyi. proses-proses pembentukan bunyi bahasa dimulai
dengan memanfaatkan pernafasan sebagai sumber tenaga. Pada saat nafas dikeluarkan, paru-paru
menghembuskan tenaga yang berupa arus udara. Arus udara itu dapat mengalami perubahan pada pita
suara. Arus udara dari paru-paru dapat membuka kedua pita suara yang merapat hingga menghasilkan
ciri-ciri bunyi tertentu. Gerakan membuka dan menutup pita suara itu menyebabkan udara di sekitar
pita suara itu bergetar. Perubahan bentuk saluran suara yang terdiri atas rongga faring, rongga mulut,
dan rongga hidung menghasilkan bunyi bahasa yang berbeda-beda. Ilmu yang mempelajari mengenai
bunyi bahasa adalah fonologi. Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan
runtutan bunyi-bunyi bahasa, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu
ilmu disebut fonologi. Kata bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
Tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa. Bunyi teriak,
bunyi bersin, batuk-batuk, dan bunyi orokan bukan termasuk bunyi bahasa, meskipun dihasilkan oleh
alat ucap manusia, karena semestinya itu tidak termasuk ke dalam sistem bunyi bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Klasifikasi bunyi bahasa?
2. Apa yang dimaksud Bahasa adalah bunyi?
3. Apa yang dimaksud Alat Ucap?
4. Apa itu Satuan bunyi bahasa?
5. 2
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan. Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang klasifikasi bunyi bahasa
2. Mengetahui tentang Bahasa adalah bunyi
3. Mengetahui tentang Alat Ucap
4. Mengetahui tentang Satuan bunyi bahasa
7. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Bunyi Bahasa
Bunyi-bunyi bahasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Vokal, konsonan, dan semi-vokal
Bunyi disebut vokal, bila terjadinya tidak ada hambatan pada alat bicara,jika tidak ada artikulasi. Hambatan untuk bunyi vokal hanya pada pita
suara saja. Menurut Verhaar Hambatan yang hanya terjadi pada pita suara tidak lazim disebut artikulasi. Karena vokal dihasilkan dengan
hambatan pita suara maka pita suara bergetar. Glotis dalam keadaan tertutup, tetapi tidak rapat sekali. Dengan demikian semua vokal adalah
bunyi bersuara.
Bunyi disebut konsonan bila terjadinya dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi. Proses hambatan
atau artikulasi ini dapat disertai dengan bergetarnya pita suara, jika hal ini terjadi maka yang terbentuk adalah konsonan bersuara, jika artikulasi
itu tidak disertai bergetarnya pita suara, glotis dalam keadaan terbuka, maka bunyi yang dihasilkan adalah konsonan tak bersuara.
Bunyi semi-vokal ialah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan tetapi karena pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan
murni, maka bunyi-bunyi itu disebut semi-vokal atau semi-konsonan.
2. Nasal dan Oral
Bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi nasal (sengau) dan oral. Pembedaan ini didasarkan pada keluarnya atau disertainya udara melalui rongga
hidung, jika udara keluar atau disertai keluarnya udara melalui rongga hidung, dengan cara menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak
tekaknya, maka bunyi itu disebut bunyi nasal atau sengau. Jika tidak demikian, karena langit-langit lunak beserta ujung anak tekak mnaik
menutupi rongga hidung sehingga udara hanya melalui rongga mulut saja, maka yang dihasilkan disebut bunyi oral.
3. Keras (fortes) dan lunak (lenes)
8. 2
Bunyi bahasa disebut keras bila pada waktu diartikulasikan disertai ketegangan kekuaran arus udara. Jika tidak disertai ketegangan kekuatan
arus udara disebut bunyi lunak. Dalam bahasa indonesia bunyi letup tak bersuara [ p, t, c, k] dan geseran [ s ] adalah keras. Sedangkan letup
bersuara [b, d, j, g ] dan geseran bersuara [ z ], nasal [m, n ] , likuida [ r, l ] serta semi-vokal [ w , y ] adalah lunak.
4. Bunyi panjang dan pendek
Vokal dapat dibagi atas vokal panjang dan pendek. Tanda untuk panjang biasanya dengan tanda garis pendek diatas. Misalnya, [ a ] panjang
ditulis [ a: ] , [ u ] panjang ditulis [ u: ] , [l ] panjang ditulis [ l: ] dan sebagainya.
5. Bunyi rangkap dan tunggal
Bunyi ramgkap adalah bunyi yang terdiri dari dua bunyi dan terdapat dalam satu suku kata. Jika terdapat dalam dua suku kata yang berbeda
bukan bunyi rangkap melainkan bunyi tunggal saja. Bunyi rangkap vokal disebut diftong, sedangkan bunyi tunggal vokal disebut monoftong.
6. Bunyi nyaring dan tidak nyaring
Bunyi dibedakan atas bunyi nyaring (lantang) dan tidak nyaring waktu terdengar oleh telinga. Jadi,pembedaan bunyi berdasarkan derajat
kenyaringan itu sebenarnya adalah tinjauan menurut aspek auditoris. Derajat kenyaringan itu sendiri ditentukan oleh luas sempitnya atau besar
kecilnya ruang resonansi pada waktu bunyi itu diucapkan. Makin luas ruang resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu membentuk
bunyi bahasa makin tinggi derajat kenyaringannya. Sebaliknya,makin sempit ruang resonansinya makin rendah derajat kenyaringannya.
7. Bunyi dengan arus udara egresif dan bunyi dengan arus ingresif
Dalam kebanyakan bunyi bahasa, pembentukan bunyi iyu dilaksanakan dengan arus udara keluar dari paru-paru, arus udara demikian disebut
egresif. Namun, dalam bahasa-bahasa tertentu dapat juga bunyi itu terbentuk dengan arah udara masuk kedalam paru-paru, jika demikian arah
udara itu disebut ingresif.
Arus udara egresif dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu egresif pulmonik dan egresif glotalik. Begitu juga arus udara ingresif dapat dibagi
menjadi dua, yaitu ingresif glotalik dan ingresif veralik.
a. Egresif pulmonik
Egresif pulmonik ialah bunyi yang terbentuk dengan arus udara egresif (keluar) dengan mekanisme pulmonik, mekanisme udara pulmonk ialah
udara dari paru-paru sebagai sumber utamanya dihembuskan keluar dengan cara mengecilkan ruangan paru-paru oleh otot paru-paru, otot perut,
9. 3
dan rongga dada. Hampir semua bunyi bahasa sebagai tuturan dibentuk dengan cara egresif pulmonik ini. Demikian pula semua bunyi bahasa
indonesia dan kebanyakan bahasa nusantara.
b. Egresif glotalik
Egresif glotalik ialah bunyi yang terbentuk dengan arus udara egresif (keluar) dengan mekanisme glotalik. Mekanisme glotalik terjadi dengan
cara merapatkan pita-pita suara sehingga glotis dalam keadaan tertutup rapat sekali. Berama-sama dengan itu seluruh rongga pangkal tenggorok
(laring) disempitkan dan dinaikan, sehingga udara dalam rongga mulut dan rongga kerongkongan (faring) terhambat serta terktekan. Kemudian
udara yang terhambat tertekan itu dihembuskan keluar dengan cara membuka saluran rongga mulut.
c. Ingresif glotalik
Ingresif glotalik ialah bunyi bhasa yang terbentuk dengan arus udara ingresif (masuk) dengan mekanisme glotalik. Bunyi dengan arus udara
ingresif mekanisme glotalik ini merapatkan pita-pita suara sehingga glotis tertutup rapat sekali. Hanya bersama-sama dengan itu rongga pangkal
tenggorok yang disempitkan itu diturunkan tidak dinaikan. Kemudian udara masuk.
d. Ingresif veralik
Ingresif veralik ialah bunyi yang terbentuk dengan arus udra egresif (masuk) dengan mekanisme veralik. Mekanisme udara veralik terjadi
dengan menikkan pangkal lidah ditempelkan pada langit-langit lunak. Bersama-sama dengan itu kedua bibir ditutup rapat, kemudian ujung
lidah dan kedua sisi lidah yang merapat pada gigi atau gusi dalam itu dilepas turun serta dikebelakangkan, bibir dibuka. Sehingga ada
kerenggangan ruangan udara pada rongga mulut.dengan demikian memungkinkan udara luar masuk. Sedangkan pangkal lidah tetap berkontak-
hubungan dengan langit-langit lunak.
B. Bahasa Adalah Bunyi
Kata bunyi yang sering sukar dibedakan dengan kata suara, sudah biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis menurut
kridalaksana (1983:27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-
perubahan dalam tekanan udara. Bunyi ini bias bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda,alat suara pada binatang dan manusia. Lalu,
yang di maksud dengan bunyi pada Bahasa atau yang termasuk lambing Bahasa Indonesia bunyi-binyi yang di hasilkan oleh alat ucap manusia.
10. 4
Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi Bahasa. Namun juga tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia termasuk bunyi Bahasa, bunyi teriak,bersin,batuk-batuk, dan bunyi orokan bukan termasuk bunyi Bahasa. Meskipun
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena semuanya itu tidak termasuk ke dalam sistem bunyi Bahasa. Orokan terjadinya tidak di dasari dan
tidak dapat di menyapaikan pesan apapun. Teriakan, bersin, dan batuk-batuk terjadinya bisa disadari, dan kadang-kadang dipakai juga untuk
menyapaikan pesan, sama hal nya dengan Bahasa, tetapi juga bukan bunyi Bahasa karena tidak dapat dikombinasikan dengan bunyi-bunyi lain
untuk menyapaikan pesan.lalu,kalua begitu apa yang di sebut bunyi Bahasa? Bunyi Bahasa atau bunyi ujaran (speechsoun) adalah satuan bunyi
yang di hasilkan oleh alat ucap manusia yang didalam ponetik diamati sebagai “ fon” dan didalam ponemik sebagai “ ponem” .
C. Alat Ucap
Kita tidak akan memahami sebaik-baiknya segala macam bunyi-ujaran bila kita tidak mengetahui sebaik-baiknya tentang alat ucap yang
menghasilkan bunyi-bunyi tersebut. Sebab itu dalam Fonologi dipelajari juga bagian-bagian bagian-bagian tubuh yang ada sangkut pautnya
dengan menghasilkan bunyi-ujaran tersebut.
Bunyi ujaran dihasilkan oleh berbagai macam kombinasi dari alat ucap yang terdapat dalam tubuh manusia. Ada tiga macam alat ucap yang
perlu untuk menghasilkan suatu bunyi-ujaran tersebut.
1. Udara: yang di alirkan keluar dari paru-paru
2. Artikulator : bagian dari alat ucap yang dapat digerakan atau digeserkan untuk menimbulkan suatu bunyi
3. Titik artikulasi : ialah bagian dari alat ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator.
Dalam menimbulkan bunyi-ujaran /k/ misalnya, dapat kita lihat kerja sama antara ketiga faktor tersebut diatas. Mula-mula udara
mengalir keluar dari paru-paru, Sementara bagian belakang lidah bergerka keatas serta merapat ke langit-langit lembut. Akibatnya udara
terhalang. Dalam hal ini belakang lidah menjadi Artikulatornya, Karena belakang lidah merupakan alat-ucap yang bergerak atau di gerakan,
sedangkan langit-langit lembut menjadi titik artikulasinya, karena dia tidak bergerak dia menjadi tempat tujuan atau tempat sentuh belakang
11. 5
lidah. Yang termasuk alat-ucap adalah : paru-paru (tempat asal aliran udara) , tenggorok, diujung atas tenggorok terdapat pita suara. Ruang
diatas pita suara hingga ke perbatasan rongga hidung tersebut : pharinx, Alat-alat ucap yang terdapat dalam rongga mulut adalah : bibir, gigi,
lengkung kaki gigi, langit-langit keras, langit-langit lembut, anak tekak, lidah, yang terbagi lagi atas beberapa bagian yaitu : ujung lidah, lidah
bagian depan, lidah bagian belakang dan akar lidah. Disamping rongga-rongga larinx, pharinx dan rongga mulut sebagai telah disebut diatas,
rongga hidung juga memainkan peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi.
12. 1
D. Satuan Bunyi Bahasa
Satuan bunyi Bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara dilakukan dengan artikulasi yang sama.
Perubahan proses produksi bunyi menghasilkan perubahan kualitas bunyi. sebagai akibat proses
artikulasi yang berbeda pada Bahasa-bahasa di dunia ini, bunyi-bunyi Bahasa yang dihasilkan
berbagai Bahasa itu pun berbeda.
Kembali pada sifat Bahasa yang sistematis,satuan Bahasa bunyi yang diproduksi oleh alat bicara
manusia juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pemilihan bunyi-bunyi yang
dihasilkan.
13. 2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas menjelaskan tentang bagaimana proses terjadi suatu bunyi,bunyi dapat
terjadi karena adanya suatu getaran atau gesekan yang terjadi sehingga mengeluarkan sebuah bunyi
yang akan diterima oleh indra pendengaran.dalam tata bunyi dan bunyi Bahasa terdapat beberapa
bagian,salah satunya adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap,dalam pembentukan bunyi Bahasa
ada tiga faktor utama yang terlibat,yakni sumber tenaga,alat ucap yang menimbulkan getaran, dan
rongga pengubah getaran.bunyi-bunyi Bahasa Indonesia diuraikan berdasarkan cara bunyi-bunyi
tersebut dihasilkan oleh alat ucap.dalam tata bunyi Bahasa juga mencakup tentang ciri suprasegmental
serta bagian lagi jadi dalam materi bunyi Bahasa dan tata bunyi banyak mencakup beberapa bagian
ilmu fonologi. Alat ucap adalah organ pada tubuh manusia yang berfungsi dalam pengucapan bunyi.
Menyebutkan bahwa alat ucap adalah organ tubuh manusia yang berfungsi dalam pengujaran bunyi
Bahasa,seperti paru-paru,laring,faring ,rongga hidung,rongga mulut,bibir,gigi,lidah,alveolum
palatum,velum. Uraian tersebut berpendapat bahwa yang di maksud dengan alat ucap ialah seperangkat
organ manusia yang memiliki keterlibatan dalam proses terjadinya bunyi.
B. Saran
Sebagai seorang guru, pemahaman struktur fonologi bahasa indonesia perlu diperluas, karena
selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupansehari-hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa.
14. 3
DAFTAR PUSTAKA
Marsono. 2008. Fonetik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Chaer, Abdul. 2015. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah
Kushartanti, Yuwono Untung, Launder Multamia RMT. 2007. PESONA BAHASA:Langkah Awal
Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Verhaar J.V.M. 2016. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Kridalaksana Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama