SlideShare a Scribd company logo
PENGUCAPAN DAN
ARTIKULASI HURUF
Kelompok 1
• Khusna Aulia

(13108241008)

• Revika Niza Artiyana

(13108241011)

• Maulida Fitriyani

(13108241013)

• Umi Latifah

(13108241027)

• Restu Waras Toto

(13108241031)

• Erthienda Mahardika I

(13108241042)
Bunyi yang Dihasilkan oleh
Alat Ucap Manusia
Pada umumnya manusia berkomunikasi melalui
bahasa dengan cara menulis atau berbicara.
Kalau komunikasi itu dilakukan dengan lisan, tidak
ada alat ucap yang ikut terlibat di dalamnya.
Sebaliknya kalau komunikasi tersebut dilakukan
secara lisan, alat ucap memegang peranan yang
sangat penting.
Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor
utama yang terlibat yakni :
 sumber tenaga,
 alat ucap yang menimbulkan getaran

 rongga pengubah getaran.
Perubahan bentuk saluran suara yang yang terdiri
atas rongga faring, rongga mulut, dan rongga
hidungmenghasilkan bunyi bahasa yang berbedabeda. Udara dari paru-paru dapat keluar melalui
rongga mulut, rongga hidung, atau lewat rongga
mulut dan rongga hidung sekaligus.
Bunyi bahasa berdasarkan arus udara yang
keluar
 Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar
melalui mulut disebut bunyi oral;
 Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar dari
hidung disebut bunyi sengau atau bunyi nasal.
 Bunyi
bahasa yang yang arus udaranya
sebagian keluar melalui mulut dan sebagian
keluar dari hidung disebut bunyi yang
disengaukan atau dinasalisasi.
• Bagian-bagian mulut yang membantu menghasilkan
bunyi
VOKAL DAN
KONSONAN
VOKAL
Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak
mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga
faktor:
 Tinggi-rendahnya posisi lidah
 Bagian lidah yang dinaikkan
 Bentuk bibir pada pembentukan vokal itu
Pada saat vokal diucapkan, lidah dapat dinaikkan atau diturunkan
bersama rahang. Bagian lidah yang dinaikkan atau diturunkan itu
adalah bagian depan, tengah, atau belakang.
Vokal juga dipengaruhi oleh bentuk bibir. Untuk vokal tertentu,
seperti
 [a] bentuk bibir normal, sedangkan untuk vokal
 [u] bibir dimajukan sedikit dan bentuknya agak bundar.
Untuk bunyi

 [i] sudut bibir direntangkan ke samping sehingga bentuknya
melebar.
Bunyi konsonan dibuat dengan cara yang berbeda.
• Konsonan =

a. Konsonan yang bersuara; misal: [b] dan [d]
b. Konsonan tidak bersuara; misal: [p] dan [t]
Alat ucap yang bergerak untuk membentuk bunyi bahasa
dinamakan artikulator: bibir bawah, gigi bawah dan lidah.
Daerah yang disentuh atau didekati oleh artikulator
dinamakan daerah artikulasi: bibir atas, gigi atas, langit-langit
keras, langit-langit lunak, dan anak tekak.
Bunyi yang
dihasilkan bernama bilabal.
• Apabila bibir bawah bersentuhan dengan ujung gigi atas, bunyinya disebut
labiodental (bibir-gigi)
Contoh: [f]
• Bunyi yang dibentuk dengan ujung lidah atau daun lidah, menyentuh atau
mendekati gusi dinamakan alveolar
Contoh: [t], [d], [s]

• Bunyi yang dibentuk denga ujung lidah menyentuh atau mendekati gigi atas
disebut bunyi dental
Contoh: [t], [d]
• Bunyi yang dibentuk dengan depan lidah menyentuh atau mendekati langitlangit keras disebut bunyi palatal

Contoh: [c], [j], [y]
• Bunyi yang dihasilkan dengan belakang lidah yang mendekati atau menempel
pada langit-langit lunak disebut bunyi velar
Contoh: [k] dan [g]
• Bunyi yang dihasilkan dengan pita suara dirapatkan sehingga arus udara dari
paru-paru tertahan disebut bunyi glotal
Contoh: bunyi yang memisahkan bunyi[a] pertama dan [a] kedua pada
kata saat adalah contoh bunyi gontal.
Cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi
dan bagaimana udara keluar dari mulut dinamakan cara
artikulasi. Berdasarkan cara artikulasinya, bunyi bahasa dibagi
menjadi beberapa macam:
• Bila udara dari paru-paru dihambat secara total, maka bunyi
yang dihasilkan dinamakan bunyi hambat; contoh: [p] dan [b]
• Bila arus udara melewati saluran yang sempit, maka akan
terdengar bunyi desis dinamakan bunyi lateral; contoh: [l]
• Bila ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulangulang, bunyi yang dihasilkan dinamakan bunyi getar; contoh:
[r]
DIFTONG
Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya pada saat
pengucapannya. Dalam sistem tulisan diftong biasa
dilambangkan oleh dua huruf vokal.
Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi [aw]
pada kata harimau adalah diftong sehingga grafem <au>
pada suku kata –mau tidak dapat dipisahkan menjadi ma-u.
Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal ai pada
sungai. Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong
[ay] yang merupakan inti suku kata –ngai.
GUGUS KONSONAN
PENGERTIAN GUGUS
KONSONAN
Gugus konsonan adalah dua konsonan atau lebih yang
tergolong dalam satu suku kata yang sama.
Contoh Gugus Konsonan
• Bunyi [pr] pada kata praktik.
 pr ak-tik
• Bunyi [pl] pada kata plastik.
 pl as-tik
• Bunyi [tr] pada kata sastra.
 sas-tr a
• Bunyi [str] pada kata struktur.
 str uk-tur
Contoh Bukan Gugus
Konsonan
Tidak semua deretan konsonan membentuk gugus konsonan.
Misalnya,
• Bunyi [pt] pada cipta
 cip-ta
• Bunyi [ks] pada aksi
 ak-si
• Bunyi [rg] pada harga
 har-ga
FONEM DAN
GRAFEM
FONEM
• Fonem adalah satuan bahasa terkecil berupa bunyi atau
aspek bunyi bahasa yang membedakan bentuk dan
makna kata.
• Bunyi [p] dan [b] pada kata pagi dan bagi adalah contoh
fonem. Masing-masing kata terdiri dari empat fonem.
• Fonem ditulis di antara tanda garis miring, misalnya /pagi/
dan /pagi/.
• Dua bunyi bahasa secara fonetik mirip, tetapi tidak
membedakan kata, maka kedua bunyi itu disebut alofon.
• Contohnya, [p] pada kata siap, baik dilafalkan dengan
merenggangan katupan kedua bibir, atau tetap
mengatupkannya, maka tidak akan ada perubahan
bentuk atau makna kata.
GRAFEM
• Grafem adalah gabungan huruf
pelambang fonem dalam sistem ejaan.

sebagai

satuan

• Misalnya, kata pagi terdiri atas empat huruf. Tiap-tiap huruf
merupakan grafem <p>, <a>, <g>, dan <i> serta tiap-tiap
grafem melambangkan fonem yang berbeda, yakni /p/,
/a/, /g/, dan /i/.
• Contoh lain adalah kata nyanyi yang terdiri dari empat fonem,
yakni /ñ/, /a/, /ñ/, dan /i/ serta dilambangkan oleh grafem
<ny>, <a>, <ny>, dan <i>.
• Satu grafem dapat melambangkan satu fonem atau lebih.
Misalnya grafem <e>, melambangkan fonem /e/ pada <bela>
dan fonem /ɘ/ pada <belah>.
FONEM SEGMENTAL
DAN
SUPRASEGMENTAL
• Fonem yang berwujud bunyi seperti yang digambarkan di atas
dinamakan fonem segmental.
• Sedangkan, ciri fonem suprasegmental meliputi tekanan, panjang
bunyi, dan nada.

• Dalam Bahasa Batak Toba, tekanan bersifat fonemis karena
membedakan kata, seperti pada /bóntar/ “putih” dan /bontár/
“darah”.
• Jika nada itu membedakan kata dalam suatu bahasa, bahasa
tersebut disebut bahasa tona.
SUKU KATA
PENGERTIAN SUKU KATA
Suku kata adalah bagian kata yang diucapkan dalam satu
hembusan napas dan umumnya terdiri atas beberapa
fonem.
CONTOH SUKU KATA
• Pergi  per-gi
• Kepergian  ke-per-gi-an
• Ambil  am-bil
• Dia  di-a
JENIS-JENIS SUKU KATA
• Suku buka
Suku kata yang berakhir dengan vokal, (K)V
• Suku tutup
Suku kata yang berakhir dengan konsonan, (K)VK
• Suku kata dibedakan berdasarkan pengucapan,
Sedangkan penggal kata berdasarkan penulisan.
BUNYI BAHASA DAN TATA
BUNYI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mengenal diasistem, yaitu adanya dua
sistem atau lebih dalam tata bunyi karena tata bunyi
sebagian bahasa daerah di Indonesia cukup besar
perbedaannya dengan bahasa Indonsesia. Misalnya
pelafalan kata kebun yang diucapakan [kɘbun] atau
[kɘbón].
Vokal dalam Bahasa Indonesia
Vokal dalam bahasa Indonesia adalah /a/, /i/, /u/, /e/, dan
/o/. Dari keenam vokal tersebut digolongkan menjadi tiga
berdasarkan parameter tinggi-rendahnya lidah yaitu vokal
tinggi, vokal sedang, dan vokal rendah. Sedangkan
berdasarkan parameter depan-belakangnya lidah juga dibagi
tiga yaitu vokal depan, vokal tengah, dan vokal belakang.
Keenam vokal Bahasa Indonesia dapat menduduki posisi awal,
tengah, atau akhir suku kata.
Pengucapan vokal
Berikut ini adal pengucapan dari vokal-vokal yang ada :
• Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan dengan kedua bibir agak
terentang ke samping.

• Fonem /u/ adalah vokal tinggi-belakang dengan kedua bibir agak
maju ke depan dan sedikit mmbundar.
• Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan dengan bentuk bibir yang
netral, tidak terentang dan tidak membundar.
• Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang dengan bentuk bibir
kurang bundar dibanding /u/.
• Fonem /Ə/ adalah vokal sedang-tengah dengan bagian lidah
tengah agak dinaikkan dan bibir netral.
• Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah dengan bagian tengah
lidah agak merata dan mulut terbuka lebar.
Alofon vokal
Alofon setiap fonem mengikuti pola lidah yang berada pada
posisi tertentu bergerak ke atas atau ke bawah sehingga
posisinya hamper berhimpitan dengan posisi untuk vokal yang
atas atau bawahnya.
Fonem

Alofon

Contoh

/i/

[i]

[tari], [gigi]

[I]

[gigIh]

[e]

[lele], [sore]

[Ɛ]

[lƐlƐh], [nƐnƐk]

[u]

[bau], [cucu]

[U]

[daUn], [rapUh]

[o]

[took], [soto]

[Ɔ]

[tƆkƆh], [pƆhƆn]

/Ə/

[Ə]

[Əmas], [kodƏ]

/a/

[a]

[ada], [mudah]

/e/

/u/

/o/
DIFTONG
Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga buah diftong, yakni /ay/ , /aw/
,dan / oy/ yang masing – masing dapat dituliskan: ai, au, dan oi. Ketiga
diftong itu bersifat fenomis dalam bahsa Indonesia. Kedua huruf vokal
pada diftong melambangkan satu bunyi vokal yang tidak dapat
dipisahkan. Bandingkan diftong berikut dengan deretan vokal biasa.

DIFTONG

/ay/

/sungay/

/sungai/

Deretan biasa

/ai/

/gulai/

/diberi gula/
• Deretan vokal biasa merupakan dua vokal yang masing-masing
mempunyai satu hembuhan napas dan karena itu masing-masing
termasuk dalam suku kata unsur deretan vokal. Misalnya /ii/, /iu/, /io/,
/ia/, /ie/, /ei/, /ea/, /eo/, /aa/, /ae/, /ao/, /ai/, /au/, /oa/, /oi/, /oe/,
/ui/, /ue/, /ua/, /uo/, /Əi/, /Əa/, /Əe/, /Əu/, /ƏƏ/.
• Melalui kaidah fonotaktik, kaidah yang mengatur deretan fonem mana
yang terdapat dalam suatu bahasa dan mana yang tidak, kita dapat
merasakan secara intuitif bentuk mana yang kelihatan seperti kata
Indonesia, dan bentuk mana yang tampak asing.
Cara penulisan vokal bahasa indonesia
• Pada umumnya fonem vokal bahasa Indobesia berhubungan satu
lawan satu dengan huruf yang mewakilinya. Dengan demikian, fonem
vokal /a/, /i/, dan /u/ dinyatakan dengan huruf a, I , dan u.
• Hubungan antara fonem dan grafen atau huruf tidak selalu satulawan-satu. Fonem /a/ dengan alofon tunggalnya ditulis dengan
huruf a pula sehingga /a/ selalu ditulis dengan huruf itu.
Contoh :

/adik/
/pandu/
/dia/
/pagi/
/ibu/

ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis

<adik>
<pandu>
<dia>
<pagi>
<ibu>
• Namun ada pula yang berhubungan tidak satu lawan satu. Huruf e
mewakili dua fonem yakni /e/ dan /ә/ beserta alofonnya. Perhatikan
tulisan fonemis dan ortgorafis di bawah ini:
/bәsar/

ditulis

<besar>

/kәmas/

ditulis

<kemas>

/sore/

ditulis

<sore>

/sewa/

ditulis

<sewa>

/becek/

ditulis

<becek>

/kretek/

ditulis

<kretek>
• Huruf I dan u masing-masing dipakai untuk menuliskan fonem /i/ dan
/u/ tanpa memperhitungkan alofon
Contoh :
/kita/

ditulis

<kita>

/tadi/

ditulis

<tadi>

/batiɳ/

ditulis

<batin>

/adik/

ditulis

<adik>

/ulama/

ditulis

<ulama>

/puñcak/

ditulis

<puncak>

/abu/

ditulis

<abu>
• Huruf o dipakai untuk menuliskan fonem /o/ dengan alofonnya.
Contoh
/roda/

ditulis

<roda>

/nako/

ditulis

<nako>

/obat/

ditulis

<obat>

/potoɳ/ ditulis

<potong>

/kosoɳ/

ditulis

<kosong>

/rokok/

ditulis

<rokok>
• Diftong /ay/, /aw/ dan /oy/ masing-masing ditulis dengan huruf ai, au,
dan oi. Karena deretan vokal /ai/, /au/ dan /oi/ juga ditulis dengan
huruf yang sama, dalam tulisan diftong dan deretan itu tidak dapat
dibedakan. Untuk mengetahui apakah deretan huruf vokal
melambangkan diftong atau deretan bunyi vokal, diperlukan
pengetahuan tentang kata yang mengandung deretan vokal itu.
/pantay/
ditulis <pantai>
/gulay/

ditulis

<gulai>

/gulai/

ditulis

<gulai>

/main/

ditulis

<main>

/walawpun/

ditulis

<walaupun>

/kәmauan/

ditulis

<kemauan>
STRUKTUR SUKU KATA, KATA DAN
GUGUS KONSONAN
Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Betapa pun
panjangnya suatu kata merupakan perwujudan dari sebuah suku kata. Suatu kata
dalam bahasa Indonesia dapat terdiri atas:
1.

Satu vokal (V)

2.

Satu vokal dan satu konsonan (VK)

3.

Satu konsonan dan satu vokal (KV)

4.

Satu konsonan, satu vokal dan satu konsonan (KVK)

5.

Dua konsonan dan satu vokal (KVKK)

6.

Dua konsonan, satu vokal, dan satu konsonan (KVKKK)

7.

Satu konsonan, satu vokal, dan dua konsonan (KVKK)

8.

Tiga konsonan dan satu vokal

9.

Tiga konsonan, satu vokal, dan satu konsonan

10.

Dua konsonan, satu vokal, dan dua konsonan

11.

Satu konsonan , satu vokal, dan tiga konsonan
Contoh
V

A-mal, su-a-tu

VK

Ar-ti, ber-il-mu

KV

Pa-sar, sar-ja-na, war-ga

KVK

Pak-sa, ke-per-lu-an, pe-san

KVKK

Teks-til, kon-teks, mo-dern

KVKKK

Korps

KKV

Slo-gan, dra-ma, ko-pra

KKVK

Trak-tor, a-trak-si, kon-trak

KKKV

Stra-te-gi, stra-ta

KKKVK

Struk-tur, in-struk-si, strom

KKVKK

Kom-pleks
Vokal dan konsonan awal yang mengisipola suku kata pada nomor 1
sampai nomor 6 pada umumnya adalah vokal dan konsonan apa saja.
Namun untuk pola nomor 7 sampai nomor 9 macamnya terbatas.jika
dua konsonan terdapat dalam satu suku kata yang sama, konsonan
yang pertama terbatas pada konsonan hambat /p, b, t, d, k, g/ dan
konsonan frikatif /f, s/ sedangkan konsonan kedua terbatas pada
konsonan /r/ atau /l,w,s,m,n,f, t,k/ di dalam beberapa kata:
/pl/

pleonasme, pleno, kompleks, taplak

/bl/

blangko, blambangan, gamblang

/kl/

klinik, klimaks, klasik

/gl/

global, gladiator, isoglos

/fl/

flamboyan, flanel, flu

/sl/

slogan, Slipi

/pr/

pribadi, April, semprot

/br/

brahmana, obral, ambruk

/tr/

tragedi, sastra, mitra
• Jika tiga konsonan berderet dalam satu kata, konsonan yanh
pertama selalu /s/, yang kedua /t/, /p/, atau /k/ dan yang ketiga /r/
atau /l/
Contoh:
/str/

strategi, struktur, instruksi

/spr/

sprei

/skr/

skripsi, manuskrip

/skl/

sklerosis
• Seperti halnya dengan sistem vokal yang mempunyai diftong dan
deretan vokal yang biasa, sistem konsonan juga memiliki deretan
konsonan yang biasa di samping gugus konsonan yang bisa di samping
gugus konsonan seperti yang telah digambarkan di atas. Deretan dua
konsonan yang biasa dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
/mp/

empat, pimpin, tampuk

/ñc/

lancar, kunci, kencang

/ñj/

janji, banjir, panjang

/ k/

engkau, mungkin, bungkuk

/ g/

angguk, tinggi, tanggung

/ns/

insan, insang, lensa
PEMENGGALAN
KATA
Pemenggalan kata
• Hal yang perlu diperhatikan dalam pemenggalan kata , yaitu:
• Berhubungan dengan kata sebagai satuan tulisan,
• Penyukuan kata bertalian dengan kata sebagai satuan bunyi
bahasa,
• Pemenggalan tidak selalu berpedoman pada lafal kata,
• Kesatuan pernapasan pada kata
• Contoh: pengucapan “nakal” -> jika dilihat dari pola sukunya
bisa dipenggal menjadi nak (KVK) dan al (VK).
Contoh pemenggalan kata
Kata

Benar

Salah

Abdimu

Ab-dimu
Abdi-mu

a-bdimu
abd-imu

sabuk

Sa-buk

Sab-uk

Berarti

Ber-arti
Berar-ti

Be-arti
Berart-i

Kebanyakan

Ke-banyakan
Kebanyak-an

Kebanya-kan
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
kholid harras
 
Subtitusi dan elips
Subtitusi dan elipsSubtitusi dan elips
Subtitusi dan elips
Makarina
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Restu Waras Toto
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
Arief Kurniatama
 
Fonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisFonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisHeidy Kaeni
 
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANMAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
Ghian Velina
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
Lita Tania
 
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptxPPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
MohRiezkyMaulana1
 
Fonemik
FonemikFonemik
Fonemik
Modip Radja
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakImam Suwandi
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
Hildadp
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
Tifanny Ellies
 
Pp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikPp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikDiana NakEmak
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
Ade Ria Erianti
 

What's hot (20)

Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 
Kajian Fonologi
Kajian FonologiKajian Fonologi
Kajian Fonologi
 
Subtitusi dan elips
Subtitusi dan elipsSubtitusi dan elips
Subtitusi dan elips
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Fonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisFonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugis
 
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANMAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptxPPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
 
Fonemik
FonemikFonemik
Fonemik
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
 
Pp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikPp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistik
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 

Similar to Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf

Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Dewi Puspitasari
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
illaaaaaa
 
makalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonemmakalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonem
suraijmunir
 
TATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARANTATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARAN
Ghian Velina
 
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesiaTugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
erlianajuwitanurafifah
 
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptxKELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
NiPutuPramiyogi
 
Nurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 cNurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 c
MohamadFauzanAzima
 
Phonetics and phonology
Phonetics and phonologyPhonetics and phonology
Phonetics and phonology
Homi Audie
 
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonanProblematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Ifwhar Yuhono
 
Artikulasi diftong & huruf vokal bm
Artikulasi diftong & huruf vokal bmArtikulasi diftong & huruf vokal bm
Artikulasi diftong & huruf vokal bm
محمد قميرول
 
3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf
3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf
3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf
KhafifahIndira
 
Fonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docxFonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docx
Zukét Printing
 
Fonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdfFonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdf
Zukét Printing
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
hanifanadhira
 
fonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptx
fonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptxfonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptx
fonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptx
tikno8
 
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdfBMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
PISMPBM20622AinNajwa
 
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
hashimazlina
 
Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individutinie eva
 

Similar to Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf (20)

Kel 1
Kel 1Kel 1
Kel 1
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
 
makalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonemmakalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonem
 
TATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARANTATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARAN
 
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesiaTugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
 
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptxKELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
 
Nurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 cNurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 c
 
Phonetics and phonology
Phonetics and phonologyPhonetics and phonology
Phonetics and phonology
 
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonanProblematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
 
Artikulasi diftong & huruf vokal bm
Artikulasi diftong & huruf vokal bmArtikulasi diftong & huruf vokal bm
Artikulasi diftong & huruf vokal bm
 
PPG FONETIK DAN FONOLOGI
PPG FONETIK DAN FONOLOGIPPG FONETIK DAN FONOLOGI
PPG FONETIK DAN FONOLOGI
 
3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf
3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf
3. FONOLOGI BAHASA BUGIS (Pert. 4).pdf
 
Fonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docxFonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docx
 
Fonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdfFonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdf
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
fonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptx
fonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptxfonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptx
fonologi jenis-jenis bunyi konsonan.pptx
 
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdfBMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
 
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
 
Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individu
 

Recently uploaded

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 

Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf

  • 2. Kelompok 1 • Khusna Aulia (13108241008) • Revika Niza Artiyana (13108241011) • Maulida Fitriyani (13108241013) • Umi Latifah (13108241027) • Restu Waras Toto (13108241031) • Erthienda Mahardika I (13108241042)
  • 3. Bunyi yang Dihasilkan oleh Alat Ucap Manusia Pada umumnya manusia berkomunikasi melalui bahasa dengan cara menulis atau berbicara. Kalau komunikasi itu dilakukan dengan lisan, tidak ada alat ucap yang ikut terlibat di dalamnya. Sebaliknya kalau komunikasi tersebut dilakukan secara lisan, alat ucap memegang peranan yang sangat penting.
  • 4. Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat yakni :  sumber tenaga,  alat ucap yang menimbulkan getaran  rongga pengubah getaran. Perubahan bentuk saluran suara yang yang terdiri atas rongga faring, rongga mulut, dan rongga hidungmenghasilkan bunyi bahasa yang berbedabeda. Udara dari paru-paru dapat keluar melalui rongga mulut, rongga hidung, atau lewat rongga mulut dan rongga hidung sekaligus.
  • 5. Bunyi bahasa berdasarkan arus udara yang keluar  Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar melalui mulut disebut bunyi oral;  Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar dari hidung disebut bunyi sengau atau bunyi nasal.  Bunyi bahasa yang yang arus udaranya sebagian keluar melalui mulut dan sebagian keluar dari hidung disebut bunyi yang disengaukan atau dinasalisasi.
  • 6. • Bagian-bagian mulut yang membantu menghasilkan bunyi
  • 8. VOKAL Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:  Tinggi-rendahnya posisi lidah  Bagian lidah yang dinaikkan  Bentuk bibir pada pembentukan vokal itu
  • 9. Pada saat vokal diucapkan, lidah dapat dinaikkan atau diturunkan bersama rahang. Bagian lidah yang dinaikkan atau diturunkan itu adalah bagian depan, tengah, atau belakang.
  • 10. Vokal juga dipengaruhi oleh bentuk bibir. Untuk vokal tertentu, seperti  [a] bentuk bibir normal, sedangkan untuk vokal  [u] bibir dimajukan sedikit dan bentuknya agak bundar. Untuk bunyi  [i] sudut bibir direntangkan ke samping sehingga bentuknya melebar. Bunyi konsonan dibuat dengan cara yang berbeda. • Konsonan = a. Konsonan yang bersuara; misal: [b] dan [d] b. Konsonan tidak bersuara; misal: [p] dan [t]
  • 11. Alat ucap yang bergerak untuk membentuk bunyi bahasa dinamakan artikulator: bibir bawah, gigi bawah dan lidah. Daerah yang disentuh atau didekati oleh artikulator dinamakan daerah artikulasi: bibir atas, gigi atas, langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anak tekak. Bunyi yang dihasilkan bernama bilabal.
  • 12. • Apabila bibir bawah bersentuhan dengan ujung gigi atas, bunyinya disebut labiodental (bibir-gigi) Contoh: [f] • Bunyi yang dibentuk dengan ujung lidah atau daun lidah, menyentuh atau mendekati gusi dinamakan alveolar Contoh: [t], [d], [s] • Bunyi yang dibentuk denga ujung lidah menyentuh atau mendekati gigi atas disebut bunyi dental Contoh: [t], [d] • Bunyi yang dibentuk dengan depan lidah menyentuh atau mendekati langitlangit keras disebut bunyi palatal Contoh: [c], [j], [y] • Bunyi yang dihasilkan dengan belakang lidah yang mendekati atau menempel pada langit-langit lunak disebut bunyi velar Contoh: [k] dan [g] • Bunyi yang dihasilkan dengan pita suara dirapatkan sehingga arus udara dari paru-paru tertahan disebut bunyi glotal Contoh: bunyi yang memisahkan bunyi[a] pertama dan [a] kedua pada kata saat adalah contoh bunyi gontal.
  • 13. Cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi dan bagaimana udara keluar dari mulut dinamakan cara artikulasi. Berdasarkan cara artikulasinya, bunyi bahasa dibagi menjadi beberapa macam: • Bila udara dari paru-paru dihambat secara total, maka bunyi yang dihasilkan dinamakan bunyi hambat; contoh: [p] dan [b] • Bila arus udara melewati saluran yang sempit, maka akan terdengar bunyi desis dinamakan bunyi lateral; contoh: [l] • Bila ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulangulang, bunyi yang dihasilkan dinamakan bunyi getar; contoh: [r]
  • 14. DIFTONG Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya pada saat pengucapannya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi [aw] pada kata harimau adalah diftong sehingga grafem <au> pada suku kata –mau tidak dapat dipisahkan menjadi ma-u. Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal ai pada sungai. Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong [ay] yang merupakan inti suku kata –ngai.
  • 16. PENGERTIAN GUGUS KONSONAN Gugus konsonan adalah dua konsonan atau lebih yang tergolong dalam satu suku kata yang sama.
  • 17. Contoh Gugus Konsonan • Bunyi [pr] pada kata praktik.  pr ak-tik • Bunyi [pl] pada kata plastik.  pl as-tik • Bunyi [tr] pada kata sastra.  sas-tr a • Bunyi [str] pada kata struktur.  str uk-tur
  • 18. Contoh Bukan Gugus Konsonan Tidak semua deretan konsonan membentuk gugus konsonan. Misalnya, • Bunyi [pt] pada cipta  cip-ta • Bunyi [ks] pada aksi  ak-si • Bunyi [rg] pada harga  har-ga
  • 20. FONEM • Fonem adalah satuan bahasa terkecil berupa bunyi atau aspek bunyi bahasa yang membedakan bentuk dan makna kata. • Bunyi [p] dan [b] pada kata pagi dan bagi adalah contoh fonem. Masing-masing kata terdiri dari empat fonem. • Fonem ditulis di antara tanda garis miring, misalnya /pagi/ dan /pagi/.
  • 21. • Dua bunyi bahasa secara fonetik mirip, tetapi tidak membedakan kata, maka kedua bunyi itu disebut alofon. • Contohnya, [p] pada kata siap, baik dilafalkan dengan merenggangan katupan kedua bibir, atau tetap mengatupkannya, maka tidak akan ada perubahan bentuk atau makna kata.
  • 22. GRAFEM • Grafem adalah gabungan huruf pelambang fonem dalam sistem ejaan. sebagai satuan • Misalnya, kata pagi terdiri atas empat huruf. Tiap-tiap huruf merupakan grafem <p>, <a>, <g>, dan <i> serta tiap-tiap grafem melambangkan fonem yang berbeda, yakni /p/, /a/, /g/, dan /i/.
  • 23. • Contoh lain adalah kata nyanyi yang terdiri dari empat fonem, yakni /ñ/, /a/, /ñ/, dan /i/ serta dilambangkan oleh grafem <ny>, <a>, <ny>, dan <i>. • Satu grafem dapat melambangkan satu fonem atau lebih. Misalnya grafem <e>, melambangkan fonem /e/ pada <bela> dan fonem /ɘ/ pada <belah>.
  • 25. • Fonem yang berwujud bunyi seperti yang digambarkan di atas dinamakan fonem segmental. • Sedangkan, ciri fonem suprasegmental meliputi tekanan, panjang bunyi, dan nada. • Dalam Bahasa Batak Toba, tekanan bersifat fonemis karena membedakan kata, seperti pada /bóntar/ “putih” dan /bontár/ “darah”. • Jika nada itu membedakan kata dalam suatu bahasa, bahasa tersebut disebut bahasa tona.
  • 27. PENGERTIAN SUKU KATA Suku kata adalah bagian kata yang diucapkan dalam satu hembusan napas dan umumnya terdiri atas beberapa fonem.
  • 28. CONTOH SUKU KATA • Pergi  per-gi • Kepergian  ke-per-gi-an • Ambil  am-bil • Dia  di-a
  • 29. JENIS-JENIS SUKU KATA • Suku buka Suku kata yang berakhir dengan vokal, (K)V • Suku tutup Suku kata yang berakhir dengan konsonan, (K)VK • Suku kata dibedakan berdasarkan pengucapan, Sedangkan penggal kata berdasarkan penulisan.
  • 30. BUNYI BAHASA DAN TATA BUNYI BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia mengenal diasistem, yaitu adanya dua sistem atau lebih dalam tata bunyi karena tata bunyi sebagian bahasa daerah di Indonesia cukup besar perbedaannya dengan bahasa Indonsesia. Misalnya pelafalan kata kebun yang diucapakan [kɘbun] atau [kɘbón].
  • 31. Vokal dalam Bahasa Indonesia Vokal dalam bahasa Indonesia adalah /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/. Dari keenam vokal tersebut digolongkan menjadi tiga berdasarkan parameter tinggi-rendahnya lidah yaitu vokal tinggi, vokal sedang, dan vokal rendah. Sedangkan berdasarkan parameter depan-belakangnya lidah juga dibagi tiga yaitu vokal depan, vokal tengah, dan vokal belakang. Keenam vokal Bahasa Indonesia dapat menduduki posisi awal, tengah, atau akhir suku kata.
  • 32. Pengucapan vokal Berikut ini adal pengucapan dari vokal-vokal yang ada : • Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan dengan kedua bibir agak terentang ke samping. • Fonem /u/ adalah vokal tinggi-belakang dengan kedua bibir agak maju ke depan dan sedikit mmbundar. • Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan dengan bentuk bibir yang netral, tidak terentang dan tidak membundar. • Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang dengan bentuk bibir kurang bundar dibanding /u/. • Fonem /Ə/ adalah vokal sedang-tengah dengan bagian lidah tengah agak dinaikkan dan bibir netral. • Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah dengan bagian tengah lidah agak merata dan mulut terbuka lebar.
  • 33. Alofon vokal Alofon setiap fonem mengikuti pola lidah yang berada pada posisi tertentu bergerak ke atas atau ke bawah sehingga posisinya hamper berhimpitan dengan posisi untuk vokal yang atas atau bawahnya. Fonem Alofon Contoh /i/ [i] [tari], [gigi] [I] [gigIh] [e] [lele], [sore] [Ɛ] [lƐlƐh], [nƐnƐk] [u] [bau], [cucu] [U] [daUn], [rapUh] [o] [took], [soto] [Ɔ] [tƆkƆh], [pƆhƆn] /Ə/ [Ə] [Əmas], [kodƏ] /a/ [a] [ada], [mudah] /e/ /u/ /o/
  • 34. DIFTONG Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga buah diftong, yakni /ay/ , /aw/ ,dan / oy/ yang masing – masing dapat dituliskan: ai, au, dan oi. Ketiga diftong itu bersifat fenomis dalam bahsa Indonesia. Kedua huruf vokal pada diftong melambangkan satu bunyi vokal yang tidak dapat dipisahkan. Bandingkan diftong berikut dengan deretan vokal biasa. DIFTONG /ay/ /sungay/ /sungai/ Deretan biasa /ai/ /gulai/ /diberi gula/
  • 35. • Deretan vokal biasa merupakan dua vokal yang masing-masing mempunyai satu hembuhan napas dan karena itu masing-masing termasuk dalam suku kata unsur deretan vokal. Misalnya /ii/, /iu/, /io/, /ia/, /ie/, /ei/, /ea/, /eo/, /aa/, /ae/, /ao/, /ai/, /au/, /oa/, /oi/, /oe/, /ui/, /ue/, /ua/, /uo/, /Əi/, /Əa/, /Əe/, /Əu/, /ƏƏ/. • Melalui kaidah fonotaktik, kaidah yang mengatur deretan fonem mana yang terdapat dalam suatu bahasa dan mana yang tidak, kita dapat merasakan secara intuitif bentuk mana yang kelihatan seperti kata Indonesia, dan bentuk mana yang tampak asing.
  • 36. Cara penulisan vokal bahasa indonesia • Pada umumnya fonem vokal bahasa Indobesia berhubungan satu lawan satu dengan huruf yang mewakilinya. Dengan demikian, fonem vokal /a/, /i/, dan /u/ dinyatakan dengan huruf a, I , dan u. • Hubungan antara fonem dan grafen atau huruf tidak selalu satulawan-satu. Fonem /a/ dengan alofon tunggalnya ditulis dengan huruf a pula sehingga /a/ selalu ditulis dengan huruf itu. Contoh : /adik/ /pandu/ /dia/ /pagi/ /ibu/ ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis <adik> <pandu> <dia> <pagi> <ibu>
  • 37. • Namun ada pula yang berhubungan tidak satu lawan satu. Huruf e mewakili dua fonem yakni /e/ dan /ә/ beserta alofonnya. Perhatikan tulisan fonemis dan ortgorafis di bawah ini: /bәsar/ ditulis <besar> /kәmas/ ditulis <kemas> /sore/ ditulis <sore> /sewa/ ditulis <sewa> /becek/ ditulis <becek> /kretek/ ditulis <kretek>
  • 38. • Huruf I dan u masing-masing dipakai untuk menuliskan fonem /i/ dan /u/ tanpa memperhitungkan alofon Contoh : /kita/ ditulis <kita> /tadi/ ditulis <tadi> /batiɳ/ ditulis <batin> /adik/ ditulis <adik> /ulama/ ditulis <ulama> /puñcak/ ditulis <puncak> /abu/ ditulis <abu>
  • 39. • Huruf o dipakai untuk menuliskan fonem /o/ dengan alofonnya. Contoh /roda/ ditulis <roda> /nako/ ditulis <nako> /obat/ ditulis <obat> /potoɳ/ ditulis <potong> /kosoɳ/ ditulis <kosong> /rokok/ ditulis <rokok>
  • 40. • Diftong /ay/, /aw/ dan /oy/ masing-masing ditulis dengan huruf ai, au, dan oi. Karena deretan vokal /ai/, /au/ dan /oi/ juga ditulis dengan huruf yang sama, dalam tulisan diftong dan deretan itu tidak dapat dibedakan. Untuk mengetahui apakah deretan huruf vokal melambangkan diftong atau deretan bunyi vokal, diperlukan pengetahuan tentang kata yang mengandung deretan vokal itu. /pantay/ ditulis <pantai> /gulay/ ditulis <gulai> /gulai/ ditulis <gulai> /main/ ditulis <main> /walawpun/ ditulis <walaupun> /kәmauan/ ditulis <kemauan>
  • 41. STRUKTUR SUKU KATA, KATA DAN GUGUS KONSONAN Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Betapa pun panjangnya suatu kata merupakan perwujudan dari sebuah suku kata. Suatu kata dalam bahasa Indonesia dapat terdiri atas: 1. Satu vokal (V) 2. Satu vokal dan satu konsonan (VK) 3. Satu konsonan dan satu vokal (KV) 4. Satu konsonan, satu vokal dan satu konsonan (KVK) 5. Dua konsonan dan satu vokal (KVKK) 6. Dua konsonan, satu vokal, dan satu konsonan (KVKKK) 7. Satu konsonan, satu vokal, dan dua konsonan (KVKK) 8. Tiga konsonan dan satu vokal 9. Tiga konsonan, satu vokal, dan satu konsonan 10. Dua konsonan, satu vokal, dan dua konsonan 11. Satu konsonan , satu vokal, dan tiga konsonan
  • 42. Contoh V A-mal, su-a-tu VK Ar-ti, ber-il-mu KV Pa-sar, sar-ja-na, war-ga KVK Pak-sa, ke-per-lu-an, pe-san KVKK Teks-til, kon-teks, mo-dern KVKKK Korps KKV Slo-gan, dra-ma, ko-pra KKVK Trak-tor, a-trak-si, kon-trak KKKV Stra-te-gi, stra-ta KKKVK Struk-tur, in-struk-si, strom KKVKK Kom-pleks
  • 43. Vokal dan konsonan awal yang mengisipola suku kata pada nomor 1 sampai nomor 6 pada umumnya adalah vokal dan konsonan apa saja. Namun untuk pola nomor 7 sampai nomor 9 macamnya terbatas.jika dua konsonan terdapat dalam satu suku kata yang sama, konsonan yang pertama terbatas pada konsonan hambat /p, b, t, d, k, g/ dan konsonan frikatif /f, s/ sedangkan konsonan kedua terbatas pada konsonan /r/ atau /l,w,s,m,n,f, t,k/ di dalam beberapa kata: /pl/ pleonasme, pleno, kompleks, taplak /bl/ blangko, blambangan, gamblang /kl/ klinik, klimaks, klasik /gl/ global, gladiator, isoglos /fl/ flamboyan, flanel, flu /sl/ slogan, Slipi /pr/ pribadi, April, semprot /br/ brahmana, obral, ambruk /tr/ tragedi, sastra, mitra
  • 44. • Jika tiga konsonan berderet dalam satu kata, konsonan yanh pertama selalu /s/, yang kedua /t/, /p/, atau /k/ dan yang ketiga /r/ atau /l/ Contoh: /str/ strategi, struktur, instruksi /spr/ sprei /skr/ skripsi, manuskrip /skl/ sklerosis
  • 45. • Seperti halnya dengan sistem vokal yang mempunyai diftong dan deretan vokal yang biasa, sistem konsonan juga memiliki deretan konsonan yang biasa di samping gugus konsonan yang bisa di samping gugus konsonan seperti yang telah digambarkan di atas. Deretan dua konsonan yang biasa dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. /mp/ empat, pimpin, tampuk /ñc/ lancar, kunci, kencang /ñj/ janji, banjir, panjang / k/ engkau, mungkin, bungkuk / g/ angguk, tinggi, tanggung /ns/ insan, insang, lensa
  • 47. Pemenggalan kata • Hal yang perlu diperhatikan dalam pemenggalan kata , yaitu: • Berhubungan dengan kata sebagai satuan tulisan, • Penyukuan kata bertalian dengan kata sebagai satuan bunyi bahasa, • Pemenggalan tidak selalu berpedoman pada lafal kata, • Kesatuan pernapasan pada kata • Contoh: pengucapan “nakal” -> jika dilihat dari pola sukunya bisa dipenggal menjadi nak (KVK) dan al (VK).