SlideShare a Scribd company logo
1
FISCAL POLICY PAPER
PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL PADA
PENGEMBANGAN INDUSTRI CPO DI INDONESIA
Pengajar:
Sri Adiningsih, M.Sc. Ph.d
Ira Kristina L. Tobing
10/325335/pek/15945
AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2012
2
Abstrak
Kebijakan Fiskal adalah salah satu bagian kebijakan ekonomi makro yang merupakan
kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah dan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat. Tulisan ini memberikan penjelasan tentang apa itu kebijakan fiskal dan
bagaimana kebutuhan bisnis dalam kaitannya dengan kebijakan fiskal untuk
perkembangan ekonomi suatu negara terutama dengan perekonomian yang banyak
dicampuri oleh kebijakan pemerintah seperti Indonesia.
3
D A F T A R I S I
Abstrak ............................................................ 1
Daftar Isi ............................................................ 3
I. ISI
1. Teori ............................................................ 4
2. Hipotesis ............................................................ 7
3. Metodologi Penelitian ............................................................ 7
4. Hasil Temuan ............................................................ 7
II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 12
Daftar Pustaka ............................................................ 13
D A F T A R T A B E L
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit
Indonesia Tahun 2005 – 2010
......................... 8`
4
I. I S I
1. Teori
Kebijaksanaan fiskal adalah kebijakansanaan makro ekonomi yang dikluarkan oleh
pemerintah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara (APBN). Keuangan negara
ini diatur sedemikian rupa melalui kebijaksanaan fiskal sehingga negara dapat melaksanakaan
tugasnya dan mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh negara yaitu untuk kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat.
Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini
dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah
(G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah
sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja
(N).
Pada era otonomi daerah, pemerintah daerah yang diberi wewenang oleh pemerintah
pusat untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran daerah (APBD). Kewenangan dari
pemerintah pusat selain untuk melaksanakan pengaturan pemasukan dan pengeluaran daerah
tersebut, juga tersebut dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang menjadi
bagian dari APBD daaerah terkait.
Kebijakan fiskal adalah ‘saudara’ dari strategi kebijakan moneter dengan mana suatu
bank sentral mempengaruhi jumlah uang beredar sebuah bangsa. Kedua kebijakan yang
digunakan dalam berbagai kombinasi dalam upaya untuk mengarahkan tujuan ekonomi suatu
negara.
Kebijakan fiskal didasarkan pada teori-teori ekonom Inggris John Maynard Keynes. Juga
dikenal sebagai ekonomi Keynesian, teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa pemerintah
5
dapat mempengaruhi tingkat produktivitas makroekonomi dengan meningkatkan atau
menurunkan tingkat pajak dan belanja publik. Pengaruh ini, pada gilirannya, peredaman
inflasi (umumnya dianggap sehat ketika pada tingkat antara 2-3%), meningkatkan lapangan
kerja dan memelihara sebuah nilai sehat uang.
Idenya, bagaimanapun, adalah untuk menemukan keseimbangan dalam melaksanakan
pengaruh-pengaruh. Misalnya, memberikan stimulasi ekonomi stagnan yang memiliki risiko
inflasi meningkat. Ini karena peningkatan jumlah uang diikuti dengan peningkatan
permintaan konsumen yang dapat mengakibatkan penurunan nilai uang - yang berarti bahwa
hal ini akan memakan lebih banyak uang untuk membeli sesuatu yang memilik nilai yang
tidak berubah.
Sebagai contoh, adalah pada situasi dimana ekonomi telah melambat. Tingkat
pengangguran naik, pengeluaran konsumen turun dan bisnis yang tidak membuat uang.
Pemerintah lalu memutuskan untuk memberikan stimulus perekonomian dengan mengurangi
pajak, memberikan konsumen lebih banyak uang belanja sambil meningkatkan pengeluaran
pemerintah dalam bentuk membeli jasa dari pasar (seperti membangun jalan atau sekolah).
Dengan membayar untuk layanan tersebut, pemerintah menciptakan lapangan kerja dan
upah yang kemudian menjadi percepatan perekonomian. Kebijakan fiskal di Indonesia akan
mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan dan pengeluara negara, Disamping
pengaruh dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran (defisit atau surpulus),
perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegiatan
yang dibiayai pengeluaran negara.
Dengan lebih banyak uang yang beredar dalam perekonomian masyarakat dan pajak
yang telah berkurang, permintaan konsumen untuk barang dan jasa meningkat. Hal ini pada
6
akhirnya meningkatkan kembali semangat bisnis dan ternyata siklus stagnan akan kembali
aktif.
Namun, jika tidak ada kendali pada proses ini, peningkatan produktivitas ekonomi bisa
menyeberang garis yang sangat halus dan menyebabkan terlalu banyak uang di pasar. Ini
kelebihan pasokan menurunkan nilai uang, sambil mendorong kenaikan harga (karena
kenaikan permintaan untuk produk konsumen). Inilah yang menyebabkan inflasi terjadi.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih
besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin.
7
2. Hipotesis
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku
akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan
sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output
industri secara umum.
3. Metodologi Penelitian
Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang dilakukan
sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan melakukan studi
pustaka. Untuk melihat pengaruh kebijakan fiskal pada perkembangan bisnis di Indonesia,
maka sampel diambil pada jalannya bisnis dari industri pengolahan CPO.
4. Hasil/Temuan
Industri minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), memegang peranan strategis
pada perekonomian Indonesia. Pertama, sebagai bahan baku minyak goreng yang menjadi
kebutuhan bahan pokok di Indonesia, gejolak harga CPO akan berpengaruh pada laju inflasi
dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan (Amang 1995). Kedua, jumlah pekerja yang
tertampung di perkebunan kelapa sawit diperkirakan lebih dari 2 juta orang yang mengelola
kebun lebih dari 2.4 juta ha. Devisa yang dihasilkan pada tahun 1997 adalah sekitar US$
1.446 miliar dengan laju peningkatan 12 persen per tahun pada dekade terakhir. Pada tahun
1988, produksi CPO Indonesia sebesar 342.7 ribu ton dan pada tahun 1998 telah mencapai
8
1.3 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 14 persen per tahun (Direktorat Jenderal
Perkebunan 1998). Penggunaan CPO sebagai bahan baku minyak goreng mengalami
peningkatan yang sangat tajam yaitu sekitar 13.2 persen per tahun.
Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah segar
dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara
(PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa sawit selama 5
tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi 7,82 juta ha pada
tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat dari 11,86 juta ton
CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010.
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010
PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah
2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817 4.500.769  1.449.254  5.911.592  11.861.615 
2006 2.459.572 687.428 3.357.914    6.594.914    5.783.088  2.313.729  9.254.031  17.350.848 
2007 2.752.172 606.248 3.408.416    6.766.836    6.358.389  2.117.035  9.189.301  17.664.725 
2008 2.881.898 602.963 3.878.986    7.363.847    6.923.042  1.938.134  8.678.612  17.538.788 
2009*) 3.013.973 608.580 3.885.470    7.508.023    7.247.979  1.961.813  9.431.089  18.640.881 
2010 **) 3.314.663 616.575 3.898.385    7.824.623    7.774.036  2.089.908  9.980.957  19.844.901 
Luas Areal (Ha)
Tahun
Produksi (Ton)
Sumber: Ditjenbun, Kementrian Pertanian
Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya. Kondisi
kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat
produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat
mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit Indonesia
yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan perkebunan
Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi CPO Indonesia
9
tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005 menjadi 19,4 juta ton
pada tahun 2009.
Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat
meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar 10%
adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak memiliki
pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada perkebunan besar
swasta dan perkebunan negara.
Pada dasarnya, kebijakan fiskal banyak mengatur penerimaan negara yang adalah pajak-
pajak baik yang dipungut oleh pemerintah pusat (Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan),
maupun yang dipungut oleh pemerintah daerah yang berupa pajak-pajak daerah dan berbagai
pungutan lainnya.
Kebijakan fiskal akan sangat mempengaruhi jalanya bisnis industri CPO. Dari sekian
banyak kebijakan fiskal yang berpengaruh terhadap industri CPO, kebijakan yang paling
berpengaruh adalah kebijakan tentang pengenaan pajak. Pengaruh itu dimulai di tingkat hulu,
di mana kelapa sawit harus dibudidayakan terlebih dahulu, baik perkebunan rakyat (PR),
perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Dimulai dari memulai
usaha perkebunan apapun tipe perkebunannya, semua memiliki kewajiban yang sama yaitu
membayar pajak, baik itu pajak pendapatan petani, pajak penjualan, pajak pertambahan nilai,
pajak ekspor dan berbaga jenis pungutan lainnya.
Dari sekian banyak pajak yang dikenakan kepada setiap pihak yang berada di sepanjang
rantai nilai indusri CPO, industri yang cukup banyak didiskusikan dewasa ini adalah pajak
ekspor untuk CPO. Pajak ekspor ini cukup banyak berpengaruh pada nilai pasar CPO
terutama di dunia internasional.
10
Ketika kebijakan tersebut pertama diterapkan (31 Agustus 1994), besarnya pajak ekspor
bersifat progresif yaitu berbanding lurus dengan harga ekspor, dengan kisaran antara 40-60
persen terhadap selisih harga eksportir dengan harga patokan ekspor (HPE). Secara rata-rata,
besarnya pajak ekspor adalah sekitar 11 persen terhadap harga ekspor. Kemudian, SK
tersebut diganti dengan SK Menkeu No. 300/KMK.01/1997 pada tanggal 4 Juli yaitu
menurunkan pajak ekspor menjadi 5 persen. Ketika harga CPO di pasar internasional
melonjak tajam pada awal tahun 1998, pemerintah menetapkan kebijakan larangan ekspor
pada Februari 1998, kemudian kembali pajak ekspor sebesar 60 persendan terus diturunkan
sampai akhirnya mencapai 30 persen sejak Juli 1999. 1)
Adanya pengenaan pajak dan pungutan-pungutan lainnya yang harus dibayar oleh satuan
bisnis usaha di dalam rantai nilai indsutri CPO, akan berdampak pada strategi setiap
perusahaan tersebut terhadap harga produk yang dijualnya. Dengan kata lain, pengenaan
pajak yang harus dibayarkan berakibat langsung pada harga jual yang dilepas oleh setiap
pihak di rantai nilai indsutri CPO, karena pajak berarti pertambahan biaya total produk
tersebut.
Untuk mengontrol pasokan domestik dan harga minyak sawit mentah (CPO) dan minyak
goreng, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan pajak ekspor CPO-sejak Agustus 1994.
Sebagai industri CPO memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, pengenaan
pajak telah dianggap memiliki substansialdampak pada berbagai aspek industri, seperti
investasi, perdagangan pendapatan produksi, pertanian, dan kesejahteraan distribusi.
Kebijakan fiskal yang juga ikut mempengaruhi perkembangan industri CPO adalah adanya
pengeluaran negara dalam bentuk pembantuan untuk industri CPO. Hal ini bisa dalam bentuk
bantuan mesin, bantuan tenaga ahli atau bantuan modal yang meski tidak pernah dilakukan
11
lagi (Kementerian Perindustrian, 2011), namun bisa sangat mempengaruhi secara positif
perkembangan industri CPO.
1) WAYAN R. SUSILA*) dan IDM. DARMA SETIAWAN**)
Mahasiswa Program Pascasarjana Strata-3, Institut Pertanian Bogor
12
II. KESIMPULAN DAN SARAN
Kebijakan fiskal yang diterapkan juga pada industri CPO dalam bentuk pengenaan
beberapa pajak, termasuk pajak ekspor sangat berpengaruh bagi pengembangan industri CPO
di Indonesia. Bahkan pada periode 1994-1999, penerapan pajak ekspor CPO oleh pemerintah
Indonesia telah menurunkan daya saing CPO Indonesia di pasar global.
Dampak yang sama juga dialami oleh setaip pelaku usaha di sepanjang rantai nilai industri
CPO, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak pendapatan petani yang berakibat pada
tingginya harga jual CPO baik di pasar domestik maupun internasional yang pada akhirnya
mengakibatkan turunnya daya saing produk CPO Indonesia.
Untuk itu seorang manajer perusahaan yang berada di jalur rantai nilai CPO harus sensitif
terhadap semua perubahan di kebijakan fiskal dimulai dengan pengenaan pajak dari
pemerintah daerah saat pengambilan keputusan mengenai lokasi pabrik/lokasi transaksi dan
sampai CPO diolah dan didistribusikan ke konsumen. Sehingga manajer dapat segera
mengantisipasi dengan kebijakan harga dan lokasi distribusi yang strategis dan kompetitif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit
(Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta
http://www.investopedia.com/articles/04/051904.asp#axzz1yR9tCXrz
http://id.shvoong.com/social-sciences/1997514-arti-dan-tujuan-kebijakan-
fiskal/#ixzz1NvTrKyCl
Susila, Wayan R., IDM. Darma Setiawan, Dampak Pajak Ekspor CPO terhadap beberapa
aspek industri CPO di Indonesia: Simulasi Model Ekonometrik (Impacrs of CPO-Exort
Tax on Several Aspects of Indonesian CPO-Industry : Simulation of Econometric
Model) ; Article, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

More Related Content

What's hot

Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
Ferdi Ozom
 
Kebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasiKebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasi
Ferdi Ozom
 
Kebijakan moneter & fiskal
Kebijakan moneter & fiskalKebijakan moneter & fiskal
Kebijakan moneter & fiskal
Wahono Diphayana
 
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneterKebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneterSakim Tangadji
 
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan FiskalMakalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
shafirahany22
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012bwfitri
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
Kay Nazarite
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Purnama Sari Hasan
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
turah11
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
Asiani Asshamsy
 
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkmPengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Rizal Bagus Rahman
 
Kebijakan pemerintah dalam perekonomian
Kebijakan pemerintah dalam perekonomianKebijakan pemerintah dalam perekonomian
Kebijakan pemerintah dalam perekonomian
muhammad firdaus
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
miftakhulkhoiroh
 
09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskalEmelda Annisa
 
Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1Roma Imoet
 
Kebijakan fiskal dan moneter
Kebijakan fiskal dan moneterKebijakan fiskal dan moneter
Kebijakan fiskal dan moneter
Yesica Adicondro
 
1. kebijakan fiscal
1. kebijakan fiscal1. kebijakan fiscal
1. kebijakan fiscal
ratna trenggalek
 

What's hot (20)

Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Kebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasiKebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasi
 
Kebijakan moneter & fiskal
Kebijakan moneter & fiskalKebijakan moneter & fiskal
Kebijakan moneter & fiskal
 
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneterKebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
 
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan FiskalMakalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
 
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkmPengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
 
Kebijakan pemerintah dalam perekonomian
Kebijakan pemerintah dalam perekonomianKebijakan pemerintah dalam perekonomian
Kebijakan pemerintah dalam perekonomian
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal
 
Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia
 
Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1
 
Kebijakan fiskal dan moneter
Kebijakan fiskal dan moneterKebijakan fiskal dan moneter
Kebijakan fiskal dan moneter
 
1. kebijakan fiscal
1. kebijakan fiscal1. kebijakan fiscal
1. kebijakan fiscal
 

Similar to Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing

Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Zukét Printing
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
Siti Sahati
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Zukét Printing
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Zukét Printing
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
Siti Sahati
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Zukét Printing
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
MonicaMagdalena5
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeMonika Septian
 
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Paul Aurel
 
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasiPPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
INDIRAARUNDINASARISA
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
novri7
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
novri7
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Heiha Tambun
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
wandranatuna
 
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
MaritaDamanik1
 
Total faktor produktivitas
Total faktor produktivitasTotal faktor produktivitas
Total faktor produktivitas'Andrian Djamalu
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
Ary Efendi
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
jhosiyosi2
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
AthoillahEconomi
 

Similar to Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing (20)

Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resume
 
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
 
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasiPPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
 
Ekonomi Publik
Ekonomi PublikEkonomi Publik
Ekonomi Publik
 
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
 
Total faktor produktivitas
Total faktor produktivitasTotal faktor produktivitas
Total faktor produktivitas
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 

More from Ira Kristina Lumban Tobing

Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Ira Kristina Lumban Tobing
 
State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019
Ira Kristina Lumban Tobing
 
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competitionUNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThisCocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Ira Kristina Lumban Tobing
 
CHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHINGCHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHING
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Ira Kristina Lumban Tobing
 
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
Ira Kristina Lumban Tobing
 
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Ira Kristina Lumban Tobing
 
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTASTRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDASMarketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a BrandMarketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment  ~  Moods of NorwayMarketing Management Course Assignment  ~  Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan aMarketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment   ~STARBUCKSMarketing Management Course Assignment   ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in IndiaMarketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobingInformation technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingGovernmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Economic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobingEconomic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
Ira Kristina Lumban Tobing
 

More from Ira Kristina Lumban Tobing (20)

Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
 
State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019
 
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competitionUNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
 
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThisCocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
 
CHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHINGCHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHING
 
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
 
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
 
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
 
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
 
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTASTRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
 
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
 
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDASMarketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
 
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a BrandMarketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
 
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment  ~  Moods of NorwayMarketing Management Course Assignment  ~  Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
 
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan aMarketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
 
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment   ~STARBUCKSMarketing Management Course Assignment   ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
 
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in IndiaMarketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
 
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobingInformation technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
 
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingGovernmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
 
Economic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobingEconomic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
 

Recently uploaded

tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 

Recently uploaded (20)

tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 

Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing

  • 1. 1 FISCAL POLICY PAPER PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL PADA PENGEMBANGAN INDUSTRI CPO DI INDONESIA Pengajar: Sri Adiningsih, M.Sc. Ph.d Ira Kristina L. Tobing 10/325335/pek/15945 AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA JAKARTA 2012
  • 2. 2 Abstrak Kebijakan Fiskal adalah salah satu bagian kebijakan ekonomi makro yang merupakan kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah dan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Tulisan ini memberikan penjelasan tentang apa itu kebijakan fiskal dan bagaimana kebutuhan bisnis dalam kaitannya dengan kebijakan fiskal untuk perkembangan ekonomi suatu negara terutama dengan perekonomian yang banyak dicampuri oleh kebijakan pemerintah seperti Indonesia.
  • 3. 3 D A F T A R I S I Abstrak ............................................................ 1 Daftar Isi ............................................................ 3 I. ISI 1. Teori ............................................................ 4 2. Hipotesis ............................................................ 7 3. Metodologi Penelitian ............................................................ 7 4. Hasil Temuan ............................................................ 7 II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 12 Daftar Pustaka ............................................................ 13 D A F T A R T A B E L Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010 ......................... 8`
  • 4. 4 I. I S I 1. Teori Kebijaksanaan fiskal adalah kebijakansanaan makro ekonomi yang dikluarkan oleh pemerintah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara (APBN). Keuangan negara ini diatur sedemikian rupa melalui kebijaksanaan fiskal sehingga negara dapat melaksanakaan tugasnya dan mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh negara yaitu untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N). Pada era otonomi daerah, pemerintah daerah yang diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran daerah (APBD). Kewenangan dari pemerintah pusat selain untuk melaksanakan pengaturan pemasukan dan pengeluaran daerah tersebut, juga tersebut dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang menjadi bagian dari APBD daaerah terkait. Kebijakan fiskal adalah ‘saudara’ dari strategi kebijakan moneter dengan mana suatu bank sentral mempengaruhi jumlah uang beredar sebuah bangsa. Kedua kebijakan yang digunakan dalam berbagai kombinasi dalam upaya untuk mengarahkan tujuan ekonomi suatu negara. Kebijakan fiskal didasarkan pada teori-teori ekonom Inggris John Maynard Keynes. Juga dikenal sebagai ekonomi Keynesian, teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa pemerintah
  • 5. 5 dapat mempengaruhi tingkat produktivitas makroekonomi dengan meningkatkan atau menurunkan tingkat pajak dan belanja publik. Pengaruh ini, pada gilirannya, peredaman inflasi (umumnya dianggap sehat ketika pada tingkat antara 2-3%), meningkatkan lapangan kerja dan memelihara sebuah nilai sehat uang. Idenya, bagaimanapun, adalah untuk menemukan keseimbangan dalam melaksanakan pengaruh-pengaruh. Misalnya, memberikan stimulasi ekonomi stagnan yang memiliki risiko inflasi meningkat. Ini karena peningkatan jumlah uang diikuti dengan peningkatan permintaan konsumen yang dapat mengakibatkan penurunan nilai uang - yang berarti bahwa hal ini akan memakan lebih banyak uang untuk membeli sesuatu yang memilik nilai yang tidak berubah. Sebagai contoh, adalah pada situasi dimana ekonomi telah melambat. Tingkat pengangguran naik, pengeluaran konsumen turun dan bisnis yang tidak membuat uang. Pemerintah lalu memutuskan untuk memberikan stimulus perekonomian dengan mengurangi pajak, memberikan konsumen lebih banyak uang belanja sambil meningkatkan pengeluaran pemerintah dalam bentuk membeli jasa dari pasar (seperti membangun jalan atau sekolah). Dengan membayar untuk layanan tersebut, pemerintah menciptakan lapangan kerja dan upah yang kemudian menjadi percepatan perekonomian. Kebijakan fiskal di Indonesia akan mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan dan pengeluara negara, Disamping pengaruh dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran (defisit atau surpulus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara. Dengan lebih banyak uang yang beredar dalam perekonomian masyarakat dan pajak yang telah berkurang, permintaan konsumen untuk barang dan jasa meningkat. Hal ini pada
  • 6. 6 akhirnya meningkatkan kembali semangat bisnis dan ternyata siklus stagnan akan kembali aktif. Namun, jika tidak ada kendali pada proses ini, peningkatan produktivitas ekonomi bisa menyeberang garis yang sangat halus dan menyebabkan terlalu banyak uang di pasar. Ini kelebihan pasokan menurunkan nilai uang, sambil mendorong kenaikan harga (karena kenaikan permintaan untuk produk konsumen). Inilah yang menyebabkan inflasi terjadi. Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran : 1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif. 2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan. 3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget) Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
  • 7. 7 2. Hipotesis Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum. 3. Metodologi Penelitian Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang dilakukan sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan melakukan studi pustaka. Untuk melihat pengaruh kebijakan fiskal pada perkembangan bisnis di Indonesia, maka sampel diambil pada jalannya bisnis dari industri pengolahan CPO. 4. Hasil/Temuan Industri minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), memegang peranan strategis pada perekonomian Indonesia. Pertama, sebagai bahan baku minyak goreng yang menjadi kebutuhan bahan pokok di Indonesia, gejolak harga CPO akan berpengaruh pada laju inflasi dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan (Amang 1995). Kedua, jumlah pekerja yang tertampung di perkebunan kelapa sawit diperkirakan lebih dari 2 juta orang yang mengelola kebun lebih dari 2.4 juta ha. Devisa yang dihasilkan pada tahun 1997 adalah sekitar US$ 1.446 miliar dengan laju peningkatan 12 persen per tahun pada dekade terakhir. Pada tahun 1988, produksi CPO Indonesia sebesar 342.7 ribu ton dan pada tahun 1998 telah mencapai
  • 8. 8 1.3 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 14 persen per tahun (Direktorat Jenderal Perkebunan 1998). Penggunaan CPO sebagai bahan baku minyak goreng mengalami peningkatan yang sangat tajam yaitu sekitar 13.2 persen per tahun. Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah segar dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa sawit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi 7,82 juta ha pada tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat dari 11,86 juta ton CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010. Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010 PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah 2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817 4.500.769  1.449.254  5.911.592  11.861.615  2006 2.459.572 687.428 3.357.914    6.594.914    5.783.088  2.313.729  9.254.031  17.350.848  2007 2.752.172 606.248 3.408.416    6.766.836    6.358.389  2.117.035  9.189.301  17.664.725  2008 2.881.898 602.963 3.878.986    7.363.847    6.923.042  1.938.134  8.678.612  17.538.788  2009*) 3.013.973 608.580 3.885.470    7.508.023    7.247.979  1.961.813  9.431.089  18.640.881  2010 **) 3.314.663 616.575 3.898.385    7.824.623    7.774.036  2.089.908  9.980.957  19.844.901  Luas Areal (Ha) Tahun Produksi (Ton) Sumber: Ditjenbun, Kementrian Pertanian Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya. Kondisi kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit Indonesia yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan perkebunan Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi CPO Indonesia
  • 9. 9 tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005 menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009. Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar 10% adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada perkebunan besar swasta dan perkebunan negara. Pada dasarnya, kebijakan fiskal banyak mengatur penerimaan negara yang adalah pajak- pajak baik yang dipungut oleh pemerintah pusat (Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan), maupun yang dipungut oleh pemerintah daerah yang berupa pajak-pajak daerah dan berbagai pungutan lainnya. Kebijakan fiskal akan sangat mempengaruhi jalanya bisnis industri CPO. Dari sekian banyak kebijakan fiskal yang berpengaruh terhadap industri CPO, kebijakan yang paling berpengaruh adalah kebijakan tentang pengenaan pajak. Pengaruh itu dimulai di tingkat hulu, di mana kelapa sawit harus dibudidayakan terlebih dahulu, baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Dimulai dari memulai usaha perkebunan apapun tipe perkebunannya, semua memiliki kewajiban yang sama yaitu membayar pajak, baik itu pajak pendapatan petani, pajak penjualan, pajak pertambahan nilai, pajak ekspor dan berbaga jenis pungutan lainnya. Dari sekian banyak pajak yang dikenakan kepada setiap pihak yang berada di sepanjang rantai nilai indusri CPO, industri yang cukup banyak didiskusikan dewasa ini adalah pajak ekspor untuk CPO. Pajak ekspor ini cukup banyak berpengaruh pada nilai pasar CPO terutama di dunia internasional.
  • 10. 10 Ketika kebijakan tersebut pertama diterapkan (31 Agustus 1994), besarnya pajak ekspor bersifat progresif yaitu berbanding lurus dengan harga ekspor, dengan kisaran antara 40-60 persen terhadap selisih harga eksportir dengan harga patokan ekspor (HPE). Secara rata-rata, besarnya pajak ekspor adalah sekitar 11 persen terhadap harga ekspor. Kemudian, SK tersebut diganti dengan SK Menkeu No. 300/KMK.01/1997 pada tanggal 4 Juli yaitu menurunkan pajak ekspor menjadi 5 persen. Ketika harga CPO di pasar internasional melonjak tajam pada awal tahun 1998, pemerintah menetapkan kebijakan larangan ekspor pada Februari 1998, kemudian kembali pajak ekspor sebesar 60 persendan terus diturunkan sampai akhirnya mencapai 30 persen sejak Juli 1999. 1) Adanya pengenaan pajak dan pungutan-pungutan lainnya yang harus dibayar oleh satuan bisnis usaha di dalam rantai nilai indsutri CPO, akan berdampak pada strategi setiap perusahaan tersebut terhadap harga produk yang dijualnya. Dengan kata lain, pengenaan pajak yang harus dibayarkan berakibat langsung pada harga jual yang dilepas oleh setiap pihak di rantai nilai indsutri CPO, karena pajak berarti pertambahan biaya total produk tersebut. Untuk mengontrol pasokan domestik dan harga minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan pajak ekspor CPO-sejak Agustus 1994. Sebagai industri CPO memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, pengenaan pajak telah dianggap memiliki substansialdampak pada berbagai aspek industri, seperti investasi, perdagangan pendapatan produksi, pertanian, dan kesejahteraan distribusi. Kebijakan fiskal yang juga ikut mempengaruhi perkembangan industri CPO adalah adanya pengeluaran negara dalam bentuk pembantuan untuk industri CPO. Hal ini bisa dalam bentuk bantuan mesin, bantuan tenaga ahli atau bantuan modal yang meski tidak pernah dilakukan
  • 11. 11 lagi (Kementerian Perindustrian, 2011), namun bisa sangat mempengaruhi secara positif perkembangan industri CPO. 1) WAYAN R. SUSILA*) dan IDM. DARMA SETIAWAN**) Mahasiswa Program Pascasarjana Strata-3, Institut Pertanian Bogor
  • 12. 12 II. KESIMPULAN DAN SARAN Kebijakan fiskal yang diterapkan juga pada industri CPO dalam bentuk pengenaan beberapa pajak, termasuk pajak ekspor sangat berpengaruh bagi pengembangan industri CPO di Indonesia. Bahkan pada periode 1994-1999, penerapan pajak ekspor CPO oleh pemerintah Indonesia telah menurunkan daya saing CPO Indonesia di pasar global. Dampak yang sama juga dialami oleh setaip pelaku usaha di sepanjang rantai nilai industri CPO, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak pendapatan petani yang berakibat pada tingginya harga jual CPO baik di pasar domestik maupun internasional yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya daya saing produk CPO Indonesia. Untuk itu seorang manajer perusahaan yang berada di jalur rantai nilai CPO harus sensitif terhadap semua perubahan di kebijakan fiskal dimulai dengan pengenaan pajak dari pemerintah daerah saat pengambilan keputusan mengenai lokasi pabrik/lokasi transaksi dan sampai CPO diolah dan didistribusikan ke konsumen. Sehingga manajer dapat segera mengantisipasi dengan kebijakan harga dan lokasi distribusi yang strategis dan kompetitif.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit (Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta http://www.investopedia.com/articles/04/051904.asp#axzz1yR9tCXrz http://id.shvoong.com/social-sciences/1997514-arti-dan-tujuan-kebijakan- fiskal/#ixzz1NvTrKyCl Susila, Wayan R., IDM. Darma Setiawan, Dampak Pajak Ekspor CPO terhadap beberapa aspek industri CPO di Indonesia: Simulasi Model Ekonometrik (Impacrs of CPO-Exort Tax on Several Aspects of Indonesian CPO-Industry : Simulation of Econometric Model) ; Article, Institut Pertanian Bogor, Bogor.