Dokumen tersebut membahas strategi pemasaran produk Dove oleh Unilever. Kampanye "The Real Beauty" memperkenalkan varian baru produk Dove dengan menggunakan model wanita biasa untuk mengubah persepsi kecantikan. Kampanye ini berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan Dove.
Media Sosial jelas sudah banyak mengalahkan media konvensional. Bila sebagian orang hanya memakai media sosial untuk memuaskan gejolak ke-narsis-annya, sebagian lagi justru sukses mendulang "emas" dengan Media Sosial. Salah satunya dengan membangun Personal Branding.
Media Sosial jelas sudah banyak mengalahkan media konvensional. Bila sebagian orang hanya memakai media sosial untuk memuaskan gejolak ke-narsis-annya, sebagian lagi justru sukses mendulang "emas" dengan Media Sosial. Salah satunya dengan membangun Personal Branding.
“ NOW,
DATA DRIVES
EVERYTHING WE DO
BEFORE,
WE WERE MUCH
MORE REACTIVE"
A total population of Indonesia is estimated more than 261 million people in 2017. Euromonitor International predicted Indonesia will be the fastest growing cosmetics market in Asia, beating China and India: 9 % - 8 % - 7 %
There are 760 cosmetic companies approximately in large, medium, and small scales spread in Indonesia. The Biggest challenge is getting consumers that has different characters, both in terms of residence, age, gender, and SES. Business Value: 100 Trillion IDR (KementrianPerindustrian). MARS conducted a survey to see the profile of consumers and the development of the performance of various brands of cosmetics in Indonesia.
Presentasi oline branding untuk produk makanan kemasan di indonesiaIgen D
Di era digital, mayoritas penduduk melihat ke layar gadget mereka. Bisnis hari ini harus hadir di jalur digital untuk dapat dikenal dan diingat oleh sebanyak-banyaknya orang.
Target, Strategi, dan Positioning merupakan kunci elemen dari #DigitalMarketing produk seperti Sosis, Nuget, dan Daging atau MakananOlahan lainnya.
* What is Digital Marketing?
* Differentiation of taditional marketing and digital marketing
* Advantages of Digital Marketing
* What is SOSTAC on Social Media Marketing?
* Hootsuite Data : Digital in 2017 SouthEast Asia
* Digital Marketing Trends on 2018
This marketing plan was made for my final assignment at marketing class (May 2014).
So the brief was adapted from L'oreal Brandstorm 2014, and the case study is about one of the male grooming product in indonesia, Kiehl's.
“ NOW,
DATA DRIVES
EVERYTHING WE DO
BEFORE,
WE WERE MUCH
MORE REACTIVE"
A total population of Indonesia is estimated more than 261 million people in 2017. Euromonitor International predicted Indonesia will be the fastest growing cosmetics market in Asia, beating China and India: 9 % - 8 % - 7 %
There are 760 cosmetic companies approximately in large, medium, and small scales spread in Indonesia. The Biggest challenge is getting consumers that has different characters, both in terms of residence, age, gender, and SES. Business Value: 100 Trillion IDR (KementrianPerindustrian). MARS conducted a survey to see the profile of consumers and the development of the performance of various brands of cosmetics in Indonesia.
Presentasi oline branding untuk produk makanan kemasan di indonesiaIgen D
Di era digital, mayoritas penduduk melihat ke layar gadget mereka. Bisnis hari ini harus hadir di jalur digital untuk dapat dikenal dan diingat oleh sebanyak-banyaknya orang.
Target, Strategi, dan Positioning merupakan kunci elemen dari #DigitalMarketing produk seperti Sosis, Nuget, dan Daging atau MakananOlahan lainnya.
* What is Digital Marketing?
* Differentiation of taditional marketing and digital marketing
* Advantages of Digital Marketing
* What is SOSTAC on Social Media Marketing?
* Hootsuite Data : Digital in 2017 SouthEast Asia
* Digital Marketing Trends on 2018
This marketing plan was made for my final assignment at marketing class (May 2014).
So the brief was adapted from L'oreal Brandstorm 2014, and the case study is about one of the male grooming product in indonesia, Kiehl's.
Krim Pond’s ditemukan pertama kali di Amerika Serikat sebagai obat oleh ilmuan
Theron T.Pond di tahun 1846. Pond mengambil sari pati teh penyembuh dari witch hazel, dan mendapati bahwa sari pati tersebut dapat menyembuhkan goresan kecil dan penyakit kulit lainnya. Tidak lama kemudian produk tersebut dikenal dengan nama Pond’s Extract.
Produk Pond's pertama dibuat pada tahun 1846, sejak saat itu merk ini menjadi salah satu produk kecantikan terlaris di Amerika. Nama Pond’s Cold Cream dan Vanishing Cream pun digunakan dan menjadi lambang icon kecantikan.
Di Indonesia, Pond’s pun mengeluarkan tiga varian untuk jenis kulit berbeda yaitu Solusi Pengendalian Minyak, Pemutih Kulit (Flawless White), dan Anti Penuaan Dini (Anti Aging).
Studi kasus yang diangkat penulis adalah makna IMC Integrated Marketing Communication dalam iklan Ponds My Flawless Moment, versi Pernikahan Bunga Citra Lestari (BCL) dan Ashraf Sinclair.
Dalam iklan, terlihat bahwa Pond’s ingin membangun citra unik dan menginformasikan manfaatnya dalam menjaga kelembaban kulit, sehingga menarik minat konsumen untuk mencoba dan menjadikannya sebagai kebutuhan dasar.
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...Ira Kristina Lumban Tobing
This booklet was developed by an academic supervisor and a team of coauthors comprised of Japan International Cooperation Agency (JICA) staff members and a consultant, as listed below. The case studies described in this booklet are based on information gathered during research conducted from April to October 2015 in several developing countries as well as in Japan.
https://unctad.org/en/Docs/ditccom20081_en.pdf
This report adds to research on the cocoa–chocolate chain. It specifically assesses the issue of
market concentration within the chain, and discusses possible implications for competition
law and policy. The study, which builds on synergies between UNCTAD’s Commodities
Branch and Competition and Consumer Policies Branch, is part of a broader initiative within
the Commodities Branch aimed at enhancing market information and transparency in the
commodity sector.
Guide describing trade and industry practices, as well as regulations applying to cocoa – traces customs
procedures, systems and techniques used at each stage of the cocoa supply chain; reviews trends in
cocoa manufacturing and processing, electronic commerce, cocoa organic farming, fair trade,
sustainable production and environmental issues; also provides list of main sector-related trade and
industry associations; appendices contain detailed statistical data and list of relevant Internet
websites.
http://www.intracen.org/uploadedFiles/intracenorg/Content/Publications/Cocoa%20-%20A%20Guide%20to%20Trade%20Practices%20English.pdf
Subject descriptors: cocoa, trade practices, statistical data.
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...Ira Kristina Lumban Tobing
Over the last decade the importance of social, environmental and economical issues in the cocoa sector has increased considerably. As a consequence, cocoa certification has been placed at the centre of an international debate amongst the cocoa community.
At this moment, there seems to be no consensus on whether certification is positive for farmers or not. Certification is considered by some as an adequate tool to promote sustainability in the cocoa value chain and to improve the livelihoods of cocoa farmers. Other actors involved in the sector seem to be less optimistic on the net benefits that certification offers at farm level and highlight the burden that it can bring in terms of required investments.
In order to provide more clarity to this debate, KPMG was commissioned by ICCO to conduct a study on the costs and benefits of certification, comprising both a quantitative and a qualitative analysis which aim to elicit the costs, net benefits, advantages and disadvantages of cocoa certification.
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...Ira Kristina Lumban Tobing
The UN Global Compact and BSR are pleased to issue this guide to help companies and stakeholders understand and advance supply chain traceability, which is the process of iden- tifying and tracking a product or component’s path from raw material to finished good.
This guide represents more than a year of work in preparation, research and interviews.
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...Ira Kristina Lumban Tobing
The best perspective for a farmer would be to create a market for fermented beans in Sulawesi and to create an additional value for the cocoa beans with the implementation of the fermentation on farm-level. The key to maintain a good quality of cocoa beans in the whole value chain is to link all the stakeholders to each other.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
1. Dove:
Evolution of a Brand
TUGAS KELOMPOK 6
Yudha Profitian Erdiaputra
Ira Kristina Lumban Tobing
Marketing Management
MM UGM AP 20c
2. A. Deskripsi Singkat Kasus
Salah satu perusahaan manufaktur terkemuka, Unilever adalah, yang
perusahaan manufaktur (produsen) yang menyediakan makanan dan barang-barang
harian untuk kebutuhan rumah tangga. Sebelas dari mereknya memiliki pendapatan
global kurang lebih sebesar $ 1 miliar, diantaranya adalah: Knorr, Surf, Lipton,
Omo, Sunsilk, Dove, Blue Band, Lux, Hellmann”s, Becel and the Heart.
Produk Dove pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pasca era Perang
Dunia II. Produk pertamanya berupa sabun batangan di tahun 1957 dengan
keistimewaan bahwa sabun tersebut tidak akan membuat kulit pemakainya menjadi
kering seperti sabun pada umumnya. Di bulan Februari tahun 2000, Dove,
mengeluarkan varians produknya seperti: deodorant, produk perawatan rambut,
pembersih wajah, lotion tubuh dan produk-produk untuk menata rambut.
Untuk memperkenalkan varian produk tersebut dibutuhkan sebuah media
dalam beriklan. Namun, Unilever ingin menggunakan media yang berbeda yang
tidak hanya berbicara tentang manfaat fungsional dari sebuah produk saja.
Berdasarkan hasil riset pasar, konsultasi dengan para pakar serta dari hasil
perbincangan, maka untuk memperkenalkan varians produk barunya Dove
mengeluarkan kegiatan berkampaye dengan berjudul “ The Campaign for Real
Beauty”
Ide tersebut berasal dari Silvia Lagnado di tahun 2002, ketika pada saat itu
industri kecantikan dan para wanita pada umumnya memiliki persepsi bahwa wanita
yang cantik adalah mereka yang berusia muda, berkulit putih, berambut pirang dan
berbadan kurus. Karakteristik berdasarkan persepsi tersebut, merupakan karakteristik
dari wanita cantik yang selalu digambarkan di media masa, hingga menjadi persepsi
yang universal akan arti dan definisi dari seorang wanita yang cantik. Namun bagi
sebagian besar wanita, standar tersebut sangatlah sulit untuk dijangkau sehingga
banyak dari kaum wanita yang merasa dirinya tidak cantik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil survey yang dilakukan oleh Dove, dimana dari 3000 responden wanita yang
berasal dari 10 negara, hanya 2% responden saja yang merasa dirinya cantik. Maka
melalui kampanye The Real Beauty, Dove ingin berupaya untuk dapat merubah
persepsi tersebut.
Berdasarkan hasil survey tersebut, Langnado mulai meluncurkan iklan Dove
melalui kampanye The Real Beauty dengan menggunakan wanita biasa sebagai
model iklannya. Kampaye pertama disebut Tix Box, dimana masyarakat luas diminta
memberikan penilaian melalui sebuah polling, apakah wanita yang berada di iklan
Dove tersebut memiliki ukuran yang “outsized” atau diluar ukuran normal yang
berarti mengalami kelebihan berat badan ataukah “outstanding” atau memiliki
ukuran dan berat badan yang proposional. Melalui kampaye awal ini, Dove telah
mulai dapat memicu sebuah perdebatan tentang ukuran tubuh wanita yang ideal.
3. Pada bulan Juni tahun 2005, Dove meluncurkan seri iklan berikutnya dengan
menampilkan enam wanita biasa yang berpose dengan hanya menggunakan pakaian
dalam saja. Melalui iklan ini, Dove kembali ingin berusaha untuk merubah presepsi
masyarakat luas tentang definisi dari wanita yang cantik, melalui serangkaian diskusi
dan berdebatan tentang arti kecantikan wanita yang sebenarnya. Iklan dari Dove
selanjutnya yang berjudul Evolution, sama sekali tidak menggunakan media cetak.
Iklan tersebut hanya ditayangkan di YouTube dan tidak pernah ditayangkan sebagai
iklan di televisi kecuali sebagai bagian atau konten dalam sebuah acara. Namun
ternyata iklan ini menjadi iklan yang paling banyak di unduh di YouTube dan karena
popularitasnya maka kerap dijadikan sebagai obyek pembahasan di surat kabar, radio
maupun televisi.
Melalui kampaye The Real Beauty, Unilever mengeluarkan serangkaian
penyataan misi, dimana misi dari Dove adalah “to make more women feel beauty and
inspiring them to take great care of themselves” atau untuk membuat wanita merasa
lebih cantik dan menginspirasikan mereka agar lebih perduli akan diri mereka.
Strategi Unilever dalam memasarkan Dove merupakan sebuah elemen
penggabungan antara advertising, planning consumer promotions dan customer
marketing berdasarkan sebuah hasil riset. Dimana survey merupakan sarana
komunikasi eksternal yang digunakan untuk membuat hipotesa tentang definisi dari
arti cantik berserta dengan batasannya.
B. Identifikasi Permasalahan
Pada bulan September 2006, Dove telah menjadi salah satu dari sepuluh
merek produk yang memiliki angka persentase pertumbuhan yang tinggi dan nilai
bisnis tertinggi selama kurun waktu tiga tahun. Sebagian besar angka pertumbuhan
ini timbul karena dikeluarkannya varians produk dari Dove dan berkat The
Campaign for Real Beauty dimana kampaye ini telah memicu munculnya perdebatan
publik tentang nilai dan arti kecantikan bagi seorang wanita, hal ini terlihat dari
banyaknya dialog dan perdebatan yang membahas hal tersebut.
C.Perumusan Pokok Permasalahan
Ancaman ketika produk diluncurkan dan semakin banyaknya pesaing sejenis
setelah produk diluncurkan. Sehingga kemudian hari timbul permasalahan untuk
mementukan bagaimana strategi pemasaran Unilever terhadap produk Dove
4. D. Analisis Perumusan Solusi
Adapun dapat dilakukan anaisa SWOT atas perusahaan Unilever terhadap
merek Dove, antara lain:
1. Strength
Dove memliki barand awareness yang kuat di mata konsumennya. Selain itu para
konsumen Dove mengerti benar fungsi produk Dove. Sebagai produk perawatan
kecantikan yang mempelopori strategi beriklan melalui sebuah kegiatan
berkampanye, dimana strategi tersebut berhasil, Dove telah memiliki arti tersendiri
bagi para konsumennya, bahwa cantik tidaklah harus selalu berusia muda, berkulit
putih, berambut pirang dan berbadan kurus. Sehingga dengan menggunakan produk
Dove akan membuat “more women feel beauty and inspiring them to take great
care of themselves” sesuai dengan misinya.
2. Weakness
Dengan memperdebatkan arti kecantikan yang telah menjadi persepsi masyarakat
luas dalam iklan Dove, menunjukan bahwa Dove telah menentang pendapat
masyarakat pada umumnya, hal ini jelas memiliki resiko yang besar bahwa akan
ada kemungkinan iklan Dove akan ditolak dan gagal. Dengan menggunakan wanita
biasa (bukan model) dalam iklannya, Dove dapat menurunkan nilai jual dari
produknya. Selain itu, penggunaan media internet dalam beriklan akan memberi
peluang langsung bagi masyarakat maupun para pesaing untuk menunjukan
ketidaksetujuan atas pernyataan tentang arti kecantikan yang ingin disampaikan
oleh Dove melalui The Campaign for Real Beauty.
3. Opportunity
Dove memiliki target pasar pada wanita karena wanita merupakan target segmen
pasar yang luas dan akan selalu berkembang, hal ini terjadi karena adanya
keinginan dari setiap wanita untuk selalu terlihat cantik, menarik dan mengikuti
trend perkembangan jaman sehingga akan selalu dibutuhkan produk-produk
perawatan kecantikan untuk mendukung hal tersebut. Adanya kecenderungan
wanita pada umumnya yang suka mencoba-coba produk baru,memberi peluang bagi
Dove untuk dapat meningkatkan nilai jual produk Dove itu sendiri.
4. Threat
Dengan masih luasnya dan akan selalu berkembangnya target segmen pasar wanita,
maka akan selalu muncul ancaman dari para pesaing sejenis dan jika Dove tidak
dapat mengembangkan produknya dari sisi varian dan kemasan ,maka Dove akan
kalah bersaing dengan produk sejenis yang telah dan selalu mengeluarkan varian
dan kemasan baru.
5. Untuk dapat mensiasati hadirnya para pesaing baru di pasar yang sama,
Unilever harus selalu dapat melakukan inovasi terhadap produk Dove berserta
variannya, mulai dari inovasi dalam beriklan hingga inovasi dalam mengeluaran varian
produk baru dengan aroma baru serta kemasan yang eye cathing sehingga dapat
menjawab permintaan dan kebutuhan pasar, khususnya kebutuhan akan produk-produk
perawatan bagi wanita dan pria.
E. Rekomendasi
1. Meningkatkan aktivitas Corporate Social Responsilbities agar dapat semakin
memperkenalkan merek Dove kepada konsumen wanita, misalnya dengan aktif
berperan dalam kampanye pencegahan kanker serviks (rahim) atau kanker
payudara agar konsumen wanita semakin respektif terhadap merek Dove.
Memperluas target segmen pasar, dengan mengeluarkan varian produk baru,
untuk perawatan kesehatan kulit dan kepala bagi pria.
2. Menyesuaikan komposisi produk dengan iklim negara-negara tujuan ekspor agar
para konsumen wanita tidak akan memiliki masalah dengan produk Dove.
3. Hal ini berarti strategi pemasaran juga berbicara tengatang bagian R & D yang
harus lebih aktif dalam mengevaluasi pasar-pasar target Dove.
4. Meluncurkan variasi produk dengan aroma-aroma baru,dan segar contoh: aroma
citrus, ocean, lily, jasmine serta dengan kemasan yang lebih eye cathing.