PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Entrepreneurship pendidikan islam
1. 1
PENGELOLAAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP) PENDIDIKAN
ISLAM
OLEH
Ali Pirdaus
ABSTRAK :
Secara umum, makalah ini akan lebih banyak membincangkan
pendidikan Islam tentang kewirausahaan (Entrepreneurship) karena ini di
pandang perlu mengkaji secara mendalam agar pembaca dapat
memahami bahwa kewirausahaan telah diajarkan dan diterapkan oleh
Rasulullah serta tertuang dalam sumber ilmu yaitu al qur’an dan hadits
sebagai kitab suci umat Islam.
Fakta yang kita lihat bahwa pendidikan kewirausahaan
(entrepreneurship) di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian
yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan, masyarakat, maupun
pemerintah. Banyak praktisi pendidikan yang kurang memperhatikan
aspek-aspek penumbuhan mental, sikap, dan prilaku kewirausahaan
peserta didik, baik di sekolah kejuruan maupun professional sekalipun.
Orientasi mereka, pada umumnya, hanya pada upaya-upaya menyiapkan
tenaga kerja yang siap pakai. Sementara itu, dalam masyarakat sendiri
telah berkembang lama kultur feodal (priyayi) yang diwariskan oleh
penjajahan Belanda. Sebagian besar anggota masyarakat memiliki
persepsi dan harapan bahwa output dari lembaga pendidikan dapat
menjadi pekerja (karyawan, administrator atau pegawai) oleh karena
dalam pandangan mereka bahwa pekerja (terutama pegawai negeri)
adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh
masyarakat. Disamping itu Kewirausahaan bukan hanya sifat yang
dibawa sejak lahir sehingga bukan hal yang penting untuk dipelajari. Akan
tetapi, kewirausahaan juga merupakan disiplin ilmu yang perlu dipelajari.
Kemampuan seseorang dalam kewirausahaan dapat dimatangkan
melalui proses pendidikan.
Agar para sarjana tidak vakum setelah menyelesaikan studinya maka
pendidikan kewirausahaan mendapat perhatian serius dalam sistem
pendidikan sekarang, agar peserta didik dapat memahami dan
mengembangkan prinsip-prinsip kewirausahaan.
A. Pendahuluan
Latar belakang yang melandasi dari pemilihan topik makalah ini
adalah pentingnya kita mengkaji apa sudut pandang islam terhadap
pendidikan kewirausahan/ Entrepreneurship sebagaimana yang
dituangkan dalam sumber ajarannya yang utama yaitu qur’an dan hadits.
2. 2
Karena diskripsi tentang hasil kajian terhadap pandangan islam
berkaitan dengan kewirausahaan/ Entrepreneurship masih jarang
ditemukan, maka pengambilan tentang topik ini masih layak dan penting
untuk dilaksanakan. Dan landasan pemikiran yang menjadi argumentasi
bagi pentingnya judul makalah ini adalah bahwa seseorang yang
menjalankan sebuah usaha harus mendasarinya dengan iman dan taqwa.
Kemandirian hidup dan kesuksesan yang telah dicapai dan proses
pencapaiannya yang membutuhkan pencurahan banyak jerih payah bila
tanpa disertai dengan iman dan taqwa, bisa menjauhkan seseorang dari
Tuhannya. Keberhasilan sekalipun bisa terlihat secara langsung misalnya
meningkatnya kesejahteraan dari sisi ekonomi, tanpa disertai peningkatan
keimanan dan ketaqwaan, semua menjadi kurang berarti bagi hidupnya.
Karena manusia dalam hidup tetap sebagai khalifah Allah dan hambaNya
yang bertugas memakmurkan bumi dan mensejahterakannya. Karena itu
kewirausahaan/Entrepreneurship yang dijiwai dengan nilai-nilai islam dan
menjadi roh atau spirit semua usaha menuju keberhasilan tersebut, jatuh-
bangunnya akan tetap dicatat sebagai bentuk penghambaan kepada
Allah dan pelaksanaan tugas sebagai khalifahNya di bumi.
Dari uraian di atas maka jelaslah pentinganya: Pengkajian kembali
tema pendidikan Islam tentang kewirausahaan/ Entrepreneurship pada
masa sekarang ini, agar bisa menjalani hidup ini bahagia, beriman dan
bertaqwa serta berakhlak karimah.
Adapun rumusan pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Kewirausahaan/Entrepreneurship
2. Analisis Terhadap ayat Al Qur'an dan Hadits Tentang Kewirausahaan
3. Sejarah dan Konsep Kewirausahaan dalam Islam
4. Membumikan Pendidikan Islam Berwawasan Kewirausahaan
3. 3
B. Pembahasan
1. Pengertian Kewirausahaan/ Entrepreneurship
Wirausaha yang berasal dari kata wira yang berarti mulia, luhur,
unggul, gagah berani, utama, teladan, dan pemuka; dan usaha yang
berarti kegiatan dengan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran,
pekerjaan, daya upaya, ikhtiar, dan kerajinan bekerja. Oleh LY Wiranaga
wirausahawan diasumsikan sebagai sosok manusia utama, manusia
unggul, dan manusia mulia karena hidupnya begitu berarti bagi dirinya
maupun orang lain.1
Kata entrepreneur merupakan kata pinjaman dari bahasa prancis.
Dalam bahasa prancis entreprendre, kata kerja yang berarti memiliki
makna untuk melakukan. Kata tersebut merupakan gabungan dari kata
entre (kata latin) yang berarti antara, dan prendre (kata latin) yang berarti
untuk mengambil kata Entreprendre dapat diartikan sebagai orang yang
berani mengambil resiko dengan kesulitan yang berat dan memulai
dengan sesuatu yang baru.2
Ricard Cantilon pada tahun 1730, kamus the Oxrord French
Dictionary Mengartikan Entrepreneur sebagai to undertake (menjalankan,
melakukan, berusaha) to set abouth (memulai, menentukan) to begin
(melalui) dan to attempt (mencoba, berusaha)3 istilah ini juga
diterjemahkan dalam bahasa inggris yaitu between taker atau go
between.
Dalam bahasa Indonesia selama ini kata Entrepreneur
diterjemahkan sebagai wirausaha, pelakunya adalah wirausahawan.
Menurut Abdullah Gymnastiar yang terkenal dengan Aa Gym seorang
muballig dan juga pengusaha sukses menjelaskan bahwa Entrepreneur
1 http://wirausahanet.tripod.com/. Download hari sabtu, 25 November 2017
2 Barnawi & M. Arifin, School Preneurship,(Jakarta: Ar-Ruzz Media,2012)hlm, 25
3 Baso, Ahmad, Entrepreneur Organik: Rahasia Sukses KH Fuad Afandi Bersama Pesantren
dan Terakat Sayuriahnya (Bandung: Nuansa Citra, 2009) hal. 92
4. 4
adalah kemampuan kita untuk meng-create atau menciptakan manfaat
dari apapun yang ada didalam diri kita dan lingkungan kita.4
Dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian
Entrepreneur memiliki 3 kata kunci yaitu orang yang dapat melihat
peluang, menentukan langkah kegiatan dan berani menganggung resiko
dalam mencapai suatu kemanfaatan.
Dalam lampiran keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1) Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku
dan kemampuan kewirausahaan.
2) Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
John J. Kao mendefinisikan berkewirausahaan adalah usaha untuk
menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen
pengambilan risiko yang tepat, dan melalui ketrampilan komunikasi dan
manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku
atau sumberdaya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya
terlaksana dengan baik.5
Menurut Robert D. Hisrich, berkewirausahaan adalah proses
dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh
individu yang berani mengambil risiko utama dengan syarat-syarat
kewajaran, waktu dan atau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk
berbagai barang dan jasa.Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin
baru atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus dipompa
4 Sudarajat, dkk, Kewirausahaan Santri Bimbingn Santri Mandiri, (Jakarta : PT Citra Yudha,
tanpa tahun) hal. 6
5 Basrowi.Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. (Bogor: Ghalia Indonesia,2011), hlm 1
5. 5
oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan
keterampilan dan sumber-sumber daya.6
Secara umum arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang
diri atau berkelompok.
Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari,
memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat
memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal biasa karena
memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin
besar risiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang
keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang
melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan.
Inilah yang disebut dengan jiwa wirausaha.
Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan
dan mengelola usaha secara profesional. Hendaknya minat tersebut
diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya,
dalam hal memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan
sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha.
Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai
pertimbangan, seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman
sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang
dapat menimba pengalaman dari orang lain. Pertimbangan lainnya adalah
seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan.
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan
6 Buchari Alma, Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum,(bandung: Alfabeta, 2013), hlm
23
6. 6
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang
berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Sementara itu, zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu
proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan
dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas.Artinya, untuk
menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovator yang
tinggi.Seseorang yang memiliki kreatifitas dan jiwa inovator tentu berfikir
untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari
sebelumnya.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan
kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya
kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu
yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreatifitas dan inovasi
tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat
banyak.7
Dari pengertian entrepreneurship yang dinyatakan beberapa tokoh
diatas entrepreneurship juga memiliki beberapa pengertian yang meliputi:
a) Entrepreneurship adalah suatu proses yang dinamis dari visi,
perubahan, dan kreasi. Entrepreneurship memerlukan sebuah
pengaplikasian dari energy dan pengorbanan untuk kreasi dan
peneran dari ide-ide baru dan solusi yang kreatif. Hal yang
penting termasuk kemauan untuk mengambil resiko.
b) Entrepreneurship didefinisikan sebagai kreasi sebuah organisasi
ekonomi yang inovatif dengan tujuan untuk memperoleh atau
mengembangkan dalam kondisi yang beresiko dan tidak menentu
7 Kasmir,Kewirausahaan.(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), hlm 16-18
7. 7
c) Entrepreneurship adalah proses yang dinamis dalam mencipakan
kekayaan. Kekayaan ini diciptakan oleh individu yang berani
mengambil resiko, mengorbankan waktu, dan berkomitmen untuk
menyediakan produk atau servis yang bernilai. Produk atau servis
tersebut tidak harus baru atau unik tetapi harus bernilai
d) Mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses dimana seorang
individu atau kelompok individu menggunakan usaha yang
terorganisasi untuk memperoleh peluang untuk menciptakan nilai
dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui
inovasi dan keunikan, bagaimana sumber daya yang dimiliki.
Dari beberapa pengertian diatas, entrepreneurship merupakan
proses mendayagunakan seluruh kemampuan untuk menciptakan atau
memodifikasi sumber-sumber yang ada sehingga bermanfaaat kehidupan
masyarakat.
2. Analisis Terhadap Ayat Al-Qur’an dan Hadits Tentang Kewirausahaan
a. Ayat Kewirausahaan
Al-Qur’an Surah .Al-Qashash: 77 yang berbunyi :
َةَر ِخ ْاْل َار هدال ُهاَّلل َكَآَت اَيمِف ِغَتْابَوۖاَيْن ُّالد َنِم َكَيب ِصَن َسْنَت ََلَوۖاَمَك ْن ِسْحَأَو
َنَسْحَأَكَْيلِإ ُهاَّللِۖضْرَْاْل ِِف َادَسَفْلا ِغْبَت ََلَوَۖينِد ِسْفُْملا ُّبُُِي ََل َهاَّلل هنِإ
Artinya:Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
1) Makna Mufradhaat Surat Al-Qashash Ayat 77
a. ةَر ِاالخ ََارد,ال dalam tafsir Al-Maraghi dikatakan bahwa ad-daaral aakhirah dalam
ayat ini diartikan sebagai هللا َاب َوَث yakni pahala dari Allah dengan
menafkahkan harta dengan mengharap ridha-Nya dengan sebaik-baik
tasharrufdalam jual beli dan berusaha.8 Sedangkan dalam tafsir Al-Qaasimi,
dikatakan bahwa ة َر ِاالخ َارَدالdalam ayat ini diartikan sebagai pekerjaan yang
8Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsiirul Maraghi: Juz 20 (Darul Ulum, 1946), h.92.
8. 8
bernilai kebaikan dari pekerjaan yang wajib dan sunah yang menjadi
tambahan pahala di akhirat kelak.9Kemudian berdasarkan tafsir Al-Jalalain
disebutkan bahwa daarul akhirah bermakna menafkahkan harta di jalan
ketaatan kepada Allah.10
b. بْي ِصَن, dalam tafsir Al-Mishbah diambil dari kata َبَصَنyang berarti menegakkan
sesuatu sehingga nyata dan mantap. Kata nashib adalah bagian tertentu
yang telah ditegakkan sehingga menjadi nyata dan jelas bahwa bagian itu
adalah hak dan miliknya dan itu tidak dapat dielakkan. Sementara para
ulama berpendapat bahwa nashib manusia dari harta kekayaan di dunia ini
hanyalah “apa yang dimakan dan habis termakan, apa yang dimakan dan
habis termakan, apa yang dipakai dan punah tidak dapat dipakai lagi serta
apa yang di sedekahkan kepada orang lain dan yang akan diterima
ganjarannya di akhirat nanti.” Pendapat yang lebih baik adalah yang
memahaminya dalam arti segala yang dihalalkan Allah. Harta yang diperoleh
manusia secara halal dapat digunakannya secara baik dan benar
sebagaimana digariskan Allah. Dia hanya berkewajiban mengeluarkan
bagian yang ditentukan dalam bentuk zakat yang wajib, selebihnya adalah
halal untuk dinikmatinya, kecuali kalau ia ingin bersedekah.11
c. ْنِسْحَأ, dalam tafsir Al-Mishbah terambil dari kata نَسَحyang berarti baik. Kata
yang digunakan dalam kalimat ini merupakan bentuk perintah yang
membutuhkan objek. Namun objeknya dalam ayat ini tidak disebutkan,
sehingga ia mencakup segala sesuatu yang dapat disentuh oleh kebaikan,
bermula terhadap lingkungan, binatang, manusia, baik orang lain maupun
diri sendiri, kemudian dapat pula berbuat baik terhadap harta, benda dan lain
sebagainnya.12 Dalam tafsir Al-Jalalain, kata ahsin tersebut, diartikan
sebagai perintah untuk berbuat baik dengan jalan bersedekah.13 Sedangkan
dalam tafsir Ath-Thabari kata ahsin diartikan sebagai perintah berbuat baik
kepada orang lain di dunia dengan menginfakkan harta yang telah diberikan
Allah dengan berbagai macam cara.14
d. ,كما Quraish Shihab mengartikan secara khusus kata kamaa dalam kitab
tafsirnya, beliau menjelaskan bahwa kata kamaa dalam ayat ini dipahami
oleh para ulama dalam arti sebagaimana. Ada juga ulama yang enggan
memahaminya demikian, karena betapapun besarnya upaya manusia
berbuat baik, pasti dia tidak dapat melakukannya “sebagaimana” yang
dilakukan Allah. Atas dasar itu banyak ulama memahami kata kamaa dalam
9 Muhammad Jamaluddin Al-Qaasimi, Tafsiirul Qaasimi: Juz 13 (Daarul Fikr: Beirut, 1914),
h.28.
10 Jalaaluddin Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy & Jalaaluddin Abdur Rahman Bin Abi Bakr
as-Suyuthiy, Tafsiirul Qur’an al-Adzhiim Lil Imaamainil Jaliilaini (Bndung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), h.412.
11M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Vol. 10 (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h.406-407.
12Ibid., hlm.407.
13Jalaaluddin Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy & Jalaaluddin Abdur Rahman Bin Abi Bakr as-
Suyuthiy, Loc.cit.
14Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (Jakarta : Pustaka Azzam,
2009), hlm.359.
9. 9
arti ”disebabkan karena”, yakni karena Allah telah melimpahkan aneka
karunia, maka seharusnya manusia pun melkukan ihsan dan upaya
perbaikan sesuai kemampuannya.15
e. ,الفساد merupakan bentuk masdar dari kata kerja َدَسَف–ُدُسْفَي yang berarti rusak,
binasa, atau busuk.16 Diungkapkan pula dalam buku Tafsir Ayat Ekonomi
oleh Prof. Dr, M. Amin Suma, bahwa Fasad bisa berarti batal, tidak sah,
senang-senang, main-main. Dalam konteks usaha ekonomi, beliau
menjelaskan bahwa al-fasad berarti pengambilan harta (uang) secara dzalim
atau perampasan tanpa hak.17
Pada hakikatnya penafsiran mengenai Q.S Al-Qashash ayat 77 ini
masih ada kaitannya dengan penefsiran ayat sebelumnya yakni Q.S Al-
Qashash ayat 76 yang mengungkapkan kisah tentang Qarun yang dilimpahi
kekayaan oleh Allah SWT namun kekayaannya tidak digunakan untuk jalan
yang benar, tidak juga untuk dinafkahkan di jalan Allah dan justru ia gunakan
sebagai alat yang fasad artinya digunakan untuk cara yang salah yakni
menyobongkan dirinya atas kekayaan yang berlimpah sebagai alat
kesombongan dan menjadikannya dzalim terhadap masyarakat bani Israil.
Atas tindakan Qarun tersebut maka turunlah ayat yang memberi
nasihat bahwa sesungguhnya memiliki banyak harta bukanlah
kecenderungan yang buruk, yang terpenting adalah bagaimana kita harus
melihat di jalan mana kekayaan akan harta benda yang kita miliki digunakan.
Jika ia digunakan untuk mencari kebahagiaan akhirat, maka apakah yang
lebih baik daripada itu? Jika ia digunakan sebagai sarana kesombongan,
kelalaian, kezaliman, penindasan dan hawa nafsu, maka apa yang bisa lebih
buruk daripada itu?
Ini adalah logika yang sama seperti yang diingatkan oleh Amirul
Mu’minin Ali bin Abi Thalib dalam ucapannya yang termasyhur tentang
dunia. Beliau mengatakan “....Jika seseorang melihat dan melewati dunia,
maka ia akan memberikan penglihatan, tetapi jika ia menetapkan matanya
kepada dunia, maka dunia akan membutakannya.” Dan Qarun adalah orang
yang semestinya memiliki kemampuan untuk melaksanakan banyak urusan
sosial yang baik dengan harta bendanya yang melimpah itu, jika ia tidak
terbunuh oleh hawa nafsunya yang menyebabkan ia buta akan dunia.18
Nasihat selanjutnya dalam ayat ini adalah untuk tidak melalaikan bagian
dari kehidupan di dunia, untuk selalu berusaha tidak bermalas-malasan
hanya menggantungkan diri kepada kelamahan diri, pasrah dengan keadaan
ia di dunia, akan tetapi sebagaimana yang dikatakan oleh sayyidina Ali ra.
15M. Quraish Shihab, Loc.cit.
16Mahmud Yunus, Qaamus ‘Arabiyun – Andunisiy (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), hlm.216.
17M. Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi (Jakarta: Amzah, 2013), hlm.63.
18Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an (Al-Huda: Isfahan-Iran, 2008), hlm.403.
10. 10
dalam Ma’aniyul Akhbar: “Janganlah melupakan kesehatan, kekuatan,
kesempatan, masa muda serta kegembiraanmu, dan dengan kelima
anugerah ini, carilah akhirat” artinya masih berkaitan dengan perkataan
beliau sebelumnya yakni mencari kebutuhan dunia untuk tujuan akhirat
dengan kesehatan, kekuatan, kesempatan, masa muda, dan kegembiraan
tersebut.19
Nasihat selanjutnya yang terkandung dalam ayat ini adalah
bahwasannya Allah SWT adalah pelimpah rizki, pemurah, pengasih dan
penyayang kepada seluruh manusia. Setiap manusia diberikan rizki setiap
harinya, diberikan jalan-jalan kemudahan untuk dilaluinya di dunia dalam
mencari kebutuhannya, betapakah tidak kita berkeinginan untuk membalas
kebaikannya dengan menumbuhkan rasa yang sama (pemurah, pengasih,
pemberi rizki) terhadap sesama umat manusia yang membutuhkan?
Implikasi dari berbagai macam anugerah Allah yang Ia berikan kepada
kita, pada hakikatnya bukanlah milik kita. Kita sebagai hambanya hanyalah
perantara Allah dalam memberikan anugerah tersebut kepada orang lain
yang juga membutuhkannya. Allah telah menganugerahkan kenikmatan
tersebut kepada kita agar Allah dapat mengelola hambanya melalui tangan
kita.20
Wujud dalam pengelolaan harta sebagai anugerah dari Allah SWT
kepada kita adalah dengan salah satunya mencurahkan tenaga kita untuk
membuka suatu usaha. Usaha tersebut nantinya akan memiliki dampak
multiflier yakni perkembangan dari segi pertumbuhan ekonomi dari mikro
menuju makro. Artinya dengan usaha tersebut pada awalnya adalah
pembangunan ekonomi secaar mikro terlebih dahulu, pembangunan itu
salah satunya adalah penciptaan lapangan pekerjaan yang gunanya selain
mengelola keuangan secara sehat, juga dapat menarik masyarakat untuk
bekerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran secara makro.
Selain itu suatu usaha tersebut akan memperoleh keuntungan, dan dari
keuntungan tersebut maka pengusaha diwajibkan untuk membayar zakatnya
jika telah cukup nishab dan pajaknya kepada negara. Dengan membayar
zakat dan pajak, zakat tersbut akan disalurkan kepada masyarakt yang
membutuhkandan pajak untuk membangun fasilitas negara. Dengan
banyaknya usaha yang tumbuh maka akan semakin banyak pula
pemerataan pendapatan masyarakat dan pembangunan perekonomian dan
fasilitas negara akan menjadi lebih baik.
Al-Qur’an Surah Al-jum’ah : 9-11
19Ibid., hlm.404.
20Ibid., hlm.405.
11. 11
يﺎَأَﺎﻬﱡياَﻦِيﺬﱠلآُﻮﻨَﻣذاِإ اُﻮنَيِدﱠﻼﺼِﻠلِةْﻮَي ْﻦِﻣا ِمْﻮَﻌْسَﺎف ِﺔَﻌُﻤُﺠْلِإ الﻰِذِﺮْﻛاِﻪﱠﻠلا واُرَذَوَﻊْﻴَﺒْلذْﻢُﻜِل
ْﻢُﻜَل ٌﺮْﻴَخْنِإُﻮﻤَﻠْﻌَﺗ ْﻢُﺘْﻨُﻛَن(9)ِﺈَفذاِﺖَﻴِﻀُﻗاﱠﻼﺼلُةُﺮِﺸَﺘْنَﺎفواِﻲفاَﺄْلا َو ِض ْرُﻮﻐَﺘْﺑاِﻞْﻀَف ْﻦِﻣ
اِﻪﱠﻠلْذا َوُﺮُﻛا واِﻴﺮﺜَﻛ َﻪﱠﻠلًاُﻮﺤِﻠْفُﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَلَن(10)ا ْوَأ َر ذاِإ َوِﺠﺎﺗْوَأ ًةَرْﻮﻬَلا ًاﱡﻮﻀَفْنِإ اْﻬﺎﻴَلَوُﻮﻛَﺮَﺗَك
َﺪْﻨِﻋ ﻣﺎ ْﻞُﻗ ًﺎِﻤﺋﻗﺎاَﻦِﻣ ٌﺮْﻴَخ ِﻪﱠﻠلاْﻬﱠﻠلِﻮَوَﻦِﻣاﱢﺠﺎﺘلا َو ِةَرُﺮْﻴَخ ُﻪﱠﻠلاﱠﺮلِازَﻦِﻴﻗ(11)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ketika ketika ada panggilan adzan
pada hari Jumat, cepat-cepatlah mengingat Allah dan tinggalkanlah
penjualan, demikian itu adalah lebih baik bagi kamu sekalian jika
kamu sekaliam mengetahui (9) Jika Sholat telah selesai
dilaksanakan, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia
Allah, dan banyak-banyaklah ingat kepadaNya, supaya kamu kamu
sekalian menjadi orang yang beruntung (10) dan jika mereka melihat
barang dagangan atau permainan mereka bubar untuk menuju
kepadanya,dan mereka meninggalkan kamu (muhammad) berdiri
sedang berkhotbah,katakanlah: apa yang ada di sisi Allah lebih baik
dari hiburan dan perdagangan dan sebaik-baik pemberi rizki (11)
Kosa Kata:
يِودُنِةالَّصِلل :Dipanggil untuk sholat pada pada panggilan adzan yang
kedua di hari jum’at , yaitu yang dilakukan di depan Nabi, saw,
saat ia duduk di mimbar sebelum khotbah.
ِةَعُمُجْلا ِمْوَي : hari jum’at, Pernyataan Jumat karena di hari itu menyerukan
berkupulnya orang-orang, berasal dari asal kata اجتمع yang
berarti berkumpul.
Tafsir ayat :
Hai orang-orang yang beriman, ketika ada panggilan adzan pada
hari Jumat, cepat-cepatlah mengingat Allah, dan tinggalkanlah dari jual-
beli, demikian itu lebih baik untuk kamu sekalian jika kamu sekalia
mengetahui. Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
jika dikumandangkan adzan untuk salat Jumat pada adzan yang kedua
setelah Khatib duduk di podium, Karena adzan itulah yang ada pada saat
Rasulullah saw, adapun adzan pertama merupakan tambahan pada masa
Usman bin affan ra. di hadapan para sahabat ketika kota Madinah
menjadi luas, dan dikumandang kan dari atas Zaura’ (rumah teratas di
kota Madinah yang paling dekat dengan masjid) dan dinamai dengan
adzan Ketiga karena ditambahkan dengan adzan dan iqomah
sebelumnya, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi s.a.w. Maka cepat-
cepatlah pergi untuk mengingat Allah (dzikrillah) yang dimaksud adalah
12. 12
khotbah dan shalat Jumat di masjid-masjid Jami’, setelah mempersiapkan
untuk itu , yaitu mempersiapkan diri untuk sholat dengan wudhu dan baju
baru yang baik atau putih bersih dan sejenisnya, dan tinggalkanlah jual-
beli serta kegiatan lain dari transaksi ijaroh atau persewaan, Perusahaan
dan sejenisnya, dan usaha untuk mengingat Allah S.W.T itu dan
meninggal kan jual-beli adalah lebih baik daripada melakukan penjualan
dan meninggalkan usaha tersebut, jual-beli dikhususkan dalam
menyebutkan, karena yang paling penting dan aktual di saat itu dalam
usaha mencari penghidupan, dan ini isyarat untuk meninggalkan semua
jenis perdagangan di saat adzan.
Kemudian Allah S.W.T. mengizinkan untuk bekerja dan berusaha
mencari rizki dunia selesei melaksanakan sholat, sebagaimana
firmannya: “Jika selesai melaksanakan solat jum’at maka bertebaranlah di
muka bumi dan mencari rizki, dan ingatlah Allah sebanyak -banyaknya,
supaya kamu beruntung” yaitu jika Anda telah melakukan sholat
diperbolehkan untuk bertebaran dan membubarkan dalam perdagangan
di muka bumi, dan bertindak untuk apa yang Anda butuhkan dari urusan
kehidupan kamu sekalian, dan االبتغاء artinya: setiap usaha mencari
karunia Allah, yaitu rizki yang dikaruniakan oleh Allah S.W.T. atas
hambaNya dari berbagai keuntungan dalam transaksi dan semua usaha,
dan janganlah lupa bahwa dalam perjalanan pekerjaan jual-beli kamu
sekalian maka hendaknya selalu ingat kepada Allah S.W.T., dengan
berterima kasih padaNya karena telah membimbingnya kepada sesuatu
yang baik dalam urusan duniawi dan ukhrowi, dan membaca adzkar
seperti hamdalah, tasbih, takbir, istighfar dan lain sebagainya sehingga
dapat beruntung dalam bidang dunia dan akherat. Hal ini menunjukkan
bahwa pekerjaan seorang mukmin selalu disertai dengan mengingat Allah
SWT dan merasa dalam pengawasanNya, agar tidak dikuasai oleh
cintanya kepada dunia, dan merasa dalam kendali Allah SWT. Akan
membawa kepada kemenangan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.
‘Arak bin Malik ra jika dia selesai sholat Jumat, dia pergi dan berdiri di
pintu masjid,dan berkata: Ya Allah, aku menjawab undanganMu, dan
saya telah menunaikan sholat yang Engkau fardlukan, dan saya pergi
13. 13
bertebaran sebagaimana yang Engkau perintahkan kapadaku, maka
berilah rizki dari yang Engkau karuniakan, dan Engkau sebaik-baik
Pemberi rizki. (Diriwayatkan oleh Ibnu AbiHatim).21
Sebab turunnya ayat :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Jabir mengatakan: mereka bila
melaksanakan pernikahan memainkan gendang dan seruling, dan
meninggalkan Nabi saw. berdiri di podium ,mereka berpaling kepadanya .
Dan diriwayatkan Ibn al-Mundzir dari jabir bahwa ayat ini turun karen dua
hal secara bersama-sama:yaitu kisah pernikahan, dan kedatangan kafilah
di satu waktu . Para ahli tafsir mengatakan: Orang-orang di Madinah
tertimpa suatu yang membahaykan yaitu kelaparan dan tingginya harga,
di saat itulah datang Dakhiyah al-lKalbi dalam barang dagangan dari
syam , dan memukul gendang untuk mmemberi tahu kedatangan nya,
saat itu Rasulullah, saw sedang memberikan khotbah pada hari Jumat,
maka pergilah orang-orang kepadanya ,dan tidak ada yang tersisa di
Masjid kecuali hanya dua belas orang dari laki-laki, termasuk Abu Bakar,
Umar, maka turunlah ayat ini.Kemudian Nabi saw. mengatakan : dan
demi Dzat yang jiwa muhammad di tanganNya, kalaulah kamu sekalian
semua mengikutinya sehingga tidak tersisa satu orangpun, sungguh akan
menumpahkan lembah ini dengan api pada kamu sekalian.22
Keterkatan ayat ini dengan ayat sebalumnya, Setelah Allah S.W.T.
menjelaskan bahwa orang Yahudi melarikan diri dari kematian karena
cinta dengan kehidupan dunia ini dan kenikmatannya, Allah S.W.T. ingin
mendidik orang-orang mukmin dan menuntun mereka untuk bekerja di
dunia dengan sesuatu yang juga bermanfaat di akhirat, yaitu kehadiran
untuk sholat Jum’at, karena dunia adalah kesenangan yang fana, dan
Allah S.W.T. berfirman :dan akhirat adalah lebih baik dan kekal [Q.S.al-
a’la:17]. Kemudian Allah S.W.T. mengecam untuk meninggalkan Nabi
saw. di mimbar khotbah, berlarian untuk bersenang-senang atau untuk
21 Abu al-fida’ ismail ibnu umar Ibnu Katsir al-qurasyi ad-dimasyqi, Tafsir al-qur’an al-‘adzim
,(Riyadl :Daaru Thoyyibah , 1997M/1417) Juz 8 ,hal. 123.
22 Syihabuddin mahmud ibnu abdillah al-khusaini al-alusi, Rukhul ma’ani fi tafsiri al-qur’an al-
‘adzim wa as-sabu’ al-matsani ,( Bairut Libanon:Daaru al-kutub al’ilmiyyah, 1995M/1415) Juz
14 ,hal. 299.
14. 14
berdagang, beberapa dari mereka bubar ketika mereka mendengar
gendang dan ingin melihatnya, dan beberapa dari mereka pergi menuju
dagangan karena sebuah kebutuhan dan imgin mengambil manfaat.
Kemudian Allah S.W.T. mengizinkan untuk mencari pekerjaan di dunia
dan keuntungan setelah shalat Jumat, Ia menyatakan: Jangan lupa
bagianmu dari dunia [Q.S. Al-qashash:77].
Tentang keterkaitan ayat ini dengan kewirausahaan bahwa ayat ini
menganjurkan seorang muslim tidak boleh bermalas-malasan dalam
mencari rizki untuk memenuhui kabutuhan hidupnya, karena perintah
agar selesei sholat bertebaran di muka bumi mencari rizki yang
diungkapkan dalam bentuk “ amr ” atau perintah, mengandung arti
segera, sebagaimana hal itu dibahas luas dalam ilmu ushul fiqh . kecuali
memang waktu untuk istirahat , dan waktu istirahat dipakai sekalian untuk
sholat . maka selesei sholat memang beristirahat dan memulihkan tenaga
untuk agar bersemamgat dalam bekerja di waktu berikutnya.
b. Hadits Tentang Kewirausahaan
في كن : فقال بمنكبي وسلم عليه هللا صلى هللا رسول أخذ : قال عنه هللا رضي عمر ابن عن
عابر أو غريب كأنك الدنياتنتظر فال أمسيت إذا : يقول عنه هللا رضي عمر ابن كان و ، سبيل
لموتك حياتك من و لمرضك صحتك من خذ و ، المساء تنتظر فال أصبحت إذا و ، الصباح
( الﺑخﺎري رواه )
Artinya : dari Ibnu Umar ra mengatakan: Rasulullah saw Mengambil pundak
saya dan mengatakan: Jadilah di dunia seperti orang asing atau
musafir, dan Ibnu Umar ra mengatakan: Jika anda pada waktu sore
jangan menunggu pagi hari , dan jika Anda pada pagi hari jangan
menunggu waktu sore , dan gunakanlah waktu sehatAnda sebelum
waktu sakit Anda dan gunakan waktu hidup Anda untuk kematianmu
(hadits riwayat imam Bukhari).23
ﻋﻦأسﻌﻴﺪ ﺑﻲالﺨﺪر ريﺿﻲاﻗﺎ ﻋﻨﻪ هللاد : لخﻞرسﻮا لصﻠﻰ هللااﻋﻠﻴﻪ هللاوسﻠﻢذاتيﻮا ملﻤﺴﺠﺪ،فﺈذاﻫﻮ
ﻣﻦ ﺑﺮﺟﻞاﻷنﺼﺎريﻘﺎللﻪأﺑﻮأفﻴﻪ ﺟﺎلﺴﺎ ﻣﺎﻣﺔ،فﻘﺎ:ليﺎأﺑﺎألﻲ ﻣﺎ ! ﻣﺎﻣﺔأراكﻏﻴﺮ فﻲ ﺟﺎلﺴﺎوﻗﺖالﺼﻼ، ة
ﻗﺎ: لﻫﻤﻮملﺰﻣﺘﻨﻲد ويﻮنيﺎرسﻮا لهللا،فﻘﺎأ لالأﻛﻼﻣﺎ ﻋﻠﻤﻚإذاﻗﻠﺘﻪأذﻫﺐاﻋﺰ هللاوﻫﻤﻚ ﺟﻞو ،ﻗﻀﻰ
دفﻘﺎ ! يﻨﻚ: ليﺎ ﺑﻠﻰرسﻮا لهللا،ﻗﺎ: لﻗﻞأ إذاصﺒﺤﺖأ إذا و: ﻣﺴﻴﺖالﻠﻬﻢإنﻲأﻋﻮذﻣﻦ ﺑﻚالﻬﻢا ولﺤﺰو ، ن
23 Imam an-nawawi , Riyadlu ash-sholikhin, ,( Jiddah :Daaru al-qiblah li ats-tsaqafah al-
islamiyyah ,
1990M) ,hal. 247, no hadits :574 .
15. 15
أﻣﻦ ﺑﻚ ﻋﺬالﻌﺠﺰا ولﻜﺴﻞأ و ،ﻋﻮذﻣﻦ ﺑﻚالﺠﺒﻦا ولﺒﺨﻞأ و ،ﻋﻮذﻏﻠﺒﺔ ﻣﻦ ﺑﻚالﺪيﻦوﻗﻬﺮالﺮﺟﺎ. لﻗﺎل:
فﻘﻠﺖذفﺄ لﻚذﻫﺐاﻫﻤﻲ هللاوﻋﻨﻲ ﻗﻀﻰد( يﻨﻲأ رواهﺑﻮ) داود.
Artinya : dari Sa’id al-Khudri ra. dia berkata: suatu hari Rasulullah saw, masuk
ke masjid , dan di masjid itu beliau melihat seorang laki-laki dari
Anshar yang bernama Abu Umamah Duduk di dalamnya, Dia
mengatakan: Wahai Abu Umamah! kenapa saya lihat Anda duduk di
luar waktu sholat ,Dia mengatakan: keprihatinan menimpaku dan
hutang Wahai Rasulullah! Dia mengatakan: Tidakkah saya
mengajari kamu sebuah ucapan yang bila kamu membacanya maka
Allah S.W.T. akan menghilangkan kesedihan kamu dan
membebaskan hutang kamu! dia menjawab iya wahai rasulallah
s.a.wkemudian beliau berkata : bacalah di setiap waktu pagi dan
sore : ..........الحزن و الﻬم ﻣن ﺑك أﻋوذ إنﻲ الﻠﻬم, said berkata : maka do’a itu
saya baca dan Allah saw. menghilangkan ksedihan saya dan
membebaskan hutang saya (hadits riwayat abu dawud).24
ﻗﺎا لصﻠﻰ لﻨﺒﻲاﻋﻠﻴﻪ هللاو:"ﻃﻠﺐ سﻠﻢالﺤﻼلﺟﻬﺎ"ا ."دﻋﻦ لﻘﻀﺎﻋﻲاﻋﺒﺎ ﺑﻦ"سﻋﻦ "حﻞاﻋﻤﺮ ﺑﻦ
Artinya :Nabi saw. bersabda : mencari rizki yang halal adalah jihad (
perjuangan ) ( hadits riwayat al-qudlo’i dari ibnu abbas ra. Dan
riwayat Abi na’im dalam alkhilyah dari ibnu umar ra.).25
3. Sejarah dan konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Berbicara mengenai sejarah kewirausahaan dalam Islam, maka yang
perlu dikaji adalah perjalanan hidup Rasulullah yang berhubungan dengan
kewirausahaan yaitu berdagang. Ada dua hal penting yang dilakukan Rasul
ketika tiba di Madinah pasca hijrah yaitu membangun mesjid dan pasar. Hal
ini berarti Rasul mengajarkan keseimbangan antara aktifitas dunia dan
akhirat.26 Rasulullah pandai dalam segala hal alias multi-talent,serba bisa.
Hal ini telah dibuktikan dengan kemahirannya dalam berdakwah, mengatur
strategi perang, bijaksana dalam memimpin pemerintahan sekaligus menjadi
teladan bagi semua umat. Bahkan, beliau pun pandai dalam berbisnis
(berwirausaha). Muhammad pergi ke Syam sebagai orang kepercayaan
Khadijah untuk menjalankan ekspedisi dagang. Dengan kejujuran dan
kerendahan hatinya, Muhammad muda ternyata mampu memperdagangkan
24 Muhammad abdul aziz al-khuli , al-adab an-nabawi,( al-qahirah : mathba’ah al-istiqomah,
1951M) ,cet.3 , hal. 225, no hadits : 91
25 ‘alauddin ali ibnu khisamuddin al-hindi al-burhanafuri , Kanzu al-ummal ,( Bairut: Muassasah
ar-risalah , 1981M/1407) Juz 4 ,hal. 4.hadits no 9205
26 Alim, S. Muhammad SAW is Entrepreneur. (Hilal Media: Bogor.2013) hal.61-62
16. 16
barang dagangan dengan cara-cara yang lebih banyak menguntungkan
dibanding yang dilakukan pedagang lain. Ia berlaku jujur dalam berdagang.27
Muhammad saw memiliki modal tak kasat mata/intangible dalam
berbisnis yaitu fathanah (kecerdasan), shidig (kejujuran), tabligh
(komunikatif) dan amanah (percaya).28 Selain itu, ia juga mengajarkan sikap
sederhana, adil, penuh rasa syukur dan dermawan dalam berdagang.29
Bahkan kredibilitas dan integritas pribadinya sebagai pedagang mendapat
pengakuan, bukan hanya dari kaum muslimin, namun juga orang Yahudi
dan Nasrani. Hal itu dikarenakan beliau menjalankan usahanya dengan
sangat professional.30 Konsep berdagang yang diajarkan oleh Rasulullah
tersebut merupakan konsep berwirausaha dalam Islam dan harus menjadi
pedoman bagi wirausaha Muslim dimana pun berada dan kapan pun. Selain
itu, kewajiban kaum berpunya untuk membayar zakat, bersedekah, wakaf
dan kewajiban memberdayakan orang-orang yang kurang mampu secara
ekonomis merupakan petunjuk Islam paling jelas terhadap etos kerja
kewirausahaan (entrepreneurship).31
Pada hakikatnya, Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai etik,
moral dan spiritual yang berfungsi sebagai pedoman hidup di segala bidang
bagi para pemeluknya, tak terkecu ahli bidang ekonomi. Banyak sekali
ajaran Islam yang mendorong umatnya mau bekerja keras untuk mengubah
nasibnya sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, mencari usaha dari
'tangannya sendiri, berlomba-lomba dalam kebaikan dan sebagainya.
Pendek kata, umat Islam didorong untuk mengejar kebaikan dunia tanpa
melupakan akhiratnya. Semangat dan sikap mental produktif merupakan
bagian dari etos kerja yang diajarkan oleh Islam.32
Dari keteladanan yang diberikan oleh Rasulullah dapat diketahui
bahwa motivasi seorang wirausaha muslim bersifat horizontal dan vertikal.
27 EI-Sutha, Muhammad: Jejak-Jejak Keagungan dan Teladan Abadi. (Asaprima Pustaka.
2013) hal.43
28 Ibid.,hal.66
29 Kurniawan, Leadership of Muhammad. (Yogyakarta: Quantum Lintas,Media. 2013) hal.107
30 AI-Djufri, Islamic Business Srategy for Entrepreneurship: Bagaimana Menciptakandan
Membangun Usaha yang Is/ami. (Jakarta: Tim Media Comminications, 2005), hal. 9-11
31 Machendrawaty, N., & Safei, A. A. Pengembangan Masyarakat Islam: dari ldeologi,Strategi,
Sampai Tradisi. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001), hal. 47
32 Yunus, M. Islam dan Kewirausahaan lnovatif. Malang: UIN Malang Pres, 2008), hal.21
17. 17
Secara horizontal terlihat pada dorongannya untuk mengembangkan
potensi diri dan keiginannya senantiasa mencari manfaat sebanyak-
banyaknya untuk orang lain. Sementara secara vertikal dimaksudkan untuk
mengabdikan diri kepada Allah Swt. Motivasi disini berfungsi sebagai
pendorong, penentu arah, dan penetapan skala prioritas.33 Mengingat
motivasi ini, maka tak heran bila Islam sampai ke seluruh dunia hingga ke
Nusantara rnelalui pedagang-pedagang Islam. Selain menunjukkan
motivasi yang terpadu, hal tersebut juga menyiratkan bahwa setelah
Rasulullah wafat, aktifitas berdagang atau berwirausaha dalarn Islam
semakin berkembang pesat melintasi batas negara dan benua. Dengan
kata lain, kewirausahaan begitu menyatu dengan agama Islam.
4. Membumikan Pendidikan Islam Berwawasan Kewirausahaan
Pendidikan Islam adalah penataan individual dan sosial yang dapat
menyebabkan seseorang tunduk taat pada Islam dan menerapkannya
secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat.34 Pada
dasarnya manusia lahir dalam keadaan fitrah (bertauhid) dan pendidikan
merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi tauhid agar
dapat mewarnai kualitas kehidupan pribadi seseorang.35 Pendidikan Islam
memiliki prinsip-prinsip yaitu pertama, pendidikan Islam sebagai proses
kreatif. Peran aktif tidak hanya melakukan proses menyesuaikan diri
dengan lingkungan secara pasif tapi melakukan aksi dan reaksi dengan
tujuan yang jelas. Keharusan untuk bersifat kreatif ini memberikan
konsekuensi kepada manusia untuk melihat bahwa nilai budaya yang
berkembang dalam masyarakat bukan merupakan sesuatu yang memiliki
kebutuhan mutlak. Kedua, prinsip percaya pada diri sendiri. Ketiga,
pendidikan Islam memberikan kebebasan untuk memilih. Kebebasan
adalah syarat mutlak untuk pengembangan potensial fitrah man usia dan
33 AI-Djufri, Islamic Business Srategy for Entrepreneurship: Bagaimana Menciptakandan
Membangun Usaha yang Is/ami. (Jakarta: Tim Media Comminications, 2005), hal. 29-31
34 An-Nahlawi, A. (2007). Ushul at- Tarbiyyah al-lslamiyyah wa Asaaliibuha fi ai-Bait wa ai-
Madrasah wa a/-Mujtama' (25 ed.). (Beirut: Dar ai-Fikr.2007), hal.41
35 Thoha, M. C. (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.1996),
hal.3
18. 18
kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan. Keempat, pendidikan
berwawasan nilai.36
Sebagai usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran agama
Islam, agar terwujud kehidupan man usia yang makmur dan bahagia, maka
pendidikan Islam mengandung em pat haf pokok yaitu pertama, usaha
mengembangkan. Setiap usaha apalagi usaha mengembangkan fitrah
manusia haruslah dilakukan dengan sadar, berencana dan sistematis.
Kedua, fitrah manusia . Meliputi fitrah agama, intelek, sosial, susila, seni,
ekonomi (mempertahankan hidup), kemajuan dan sebagainya. Fitrah-fitrah
tersebut harus dikembangkan supaya man usia menjadi manusia yang utuh
dan dikembangkan secara seimbang. Berkembang atau tidaknya fitrah-fitrah
tersebut tergantung usaha. Usaha manusia untuk mengembangkan fitrah-
fitrah tersebut dilakukan dengan pendidikan. Ketiga, ajaran agama Islam.
Keempat, kehidupan manusia yang makmur dan bahagia merupakan tugas
hidup manusia.37
Dari empat hal pokok di atas dapat diketahui bahwa pendidikan Islam
tidak semata-mata hanya mengajarkan ilmu agama atau ilmu-ilmu umum
lainnya, tapi juga harus berusaha memperhatikan serta mengembangkan
fitrah-fitrah manusia. Sejalan dengan misi tersebut, pendidikan
kewirausahaan termasuk usaha mengembangkan fitrah intelek dan sosial
ekonomi peserta didik. Arus globalisasi memunculkan berbagai
permasalahan-permasalahan bagi Bangsa Indonesia yang cukup banyak
meliputi sosial, budaya, ekonomi. Tidak hanya masalah sosial, budaya dan
ekonomi, dunia pendidikan juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang
kompleks.
Mau tidak mau dunia pendidikan harus bisa menjawab perkembangan
zaman dan mengatasi berbagai persoalan yang ada. Pendidikan Islam
dituntut terlibat dalam mengatasi dan menyelesaikan berbagai tantangan
tersebut di atas bersama dengan kekuatan-kekuatan pendidikan nasional
yang lain, bahkan bersama kekuatan sosial, politik dan ekonomi pada
36 Ibid, hal. 33-35
37 Zaini, S. (1986). Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam. (Jakarta : Kalam Mulia.
1986), hal.4
19. 19
umumnya. Hanya saja Pendidikan Islam perlu melakukan evaluasi diri
terlebih dahulu untuk selanjutnya melakukan reaktualisasi dan reposisi,
dengan cara melakukan sinkronisasi dengan kebijakan pendidikan nasional
untuk membebaskan bangsa dari berbagai persoalan di atas. Sebagai
agama yang rahmatan Iii 'alamin, Islam melalui konsep pendidikannya
harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat modern serta
perkembangan zaman .
Abdurrahman An-Nahlawi mengatakan bahwa seluruh musibah yang
menimpa masyarakat pada umumnya, malapetaka yang diderita
masyarakat Islam dan sebagainya merupakan akibatdari buruknya
pendidikan man usia, tidakada usaha mencari kesempurnaannya serta
penyimpangan dari fitrah dan tabiat kemanusiaan. Islam merupakan sistem
Rabbani yang paripurna dan memperhatikan fitrah manusia. Allah
menurunkannya untuk membentuk kepribadian manusia yang harmonis,
disamping membuat teladan terbaik di muka bumi yang melaksanakan
keadilan llahi di dalam masyarakat insani dan memanfaatkan seluruh
kekuatan alam yang telah ditundukkan baginya.38 Mengacu pada
pehamaman tersebut, munculnya alumni peserta didik yang "mandeg",
ketergantungan, tidak bisa memajukan diri, keluarga dan masyarakatnya
merupakan kurangnya peranan pendidikan Islam dalam mendorong peserta
didik untuk berusaha mencari "kesempurnaan". Sebagai khalifah di muka
bumi, manusia seharusnya bisa memanfaatkan seluruh potensi yang ada di
dalam dirinya dan di alam dalam rangka menjemput kehidupan yang lebih
baik. Menjamurnya lulusan pendidikan yang mengantri untuk dipekerjakan
bertolak belakang dengan konsep pendidikan dalam Islam.
Sejalan dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, maka
keikutsertaan pendidikan Islam dalam mengembangkan wawasan
kewirausahaan adalah sebuah keharusan. Dalam memupuk karakter
wirausaha, pendidikan Islam seperii madrasah dan perguruan tinggi Islam
bisa berkaca kepada pesantren. Pesantren sebagai lembaga pendidikan
Islam yang telati berusaha melakukan reposisi dalam menyikapi beri:Jagai
38 An-Nahlawi, Op Cit, hal. 39
20. 20
persoalan sosial masyarakat, seperti ekonomi, sosial, dan politik sejak tahun
1970-an. Berbagai bidang wirausaha yang sangat strategis telah
dikembangkan dan dikelola di berbagai pesantren. Dengan pengelolaan dan
pengembangan wirausaha banyak manfaat yang diperoleh, di antaranya
membantu pendanaan pesantren, memberdayakan ekonomi masyarakat,
dan pendidikan kewirausahaan bagi para santrinya.
Sebagai bagian lembaga pendidikan nasional, kemunculan pesantren
dalam sejarahnya telah berusia puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun,
dan disinyalir sebagai lembaga yang memiliki kekhasan, keaslian
(indegeneous) Indonesia.39 Selain sebagai pusat pengkaderan pemikir-
pemikir agama (centre of exellence), pesantren juga sebagai lembaga yang
mencetak sumber daya man usia (human resource) dan sebagai lembaga
yang mempunyai kekuatan melakukan pemberdayaan pada masyarakat
(agent of development).40 Pengembangan ekonomi masyarakat pesantren
mempunyai andil besar dalam menggalakkan wirausaha. Di lingkungan
pesantren para santri dididik untuk menjadi manusia yang bersikap mandiri
dan berjiwa wirausaha. Perubahan dan pengembangan pesantren terus
dilakukan, termasuk dalam menerapkan manajemen yang profesional dan
aplikatif dalam pengembangannya.41
Meskipun kewirausahaan belum diterapkan oleh semua pesantren tapi
dibanding lembaga pendidikan lainnya, pesantren telah serta sudah banyak
mengembangkan semangat kewirausahaan dan layak dicontoh oleh
lembaga pendidikan di Indonesia terutama lembaga pendidikan Islam
seperti madrasah dan perguruan tinggi. Di Indonesia, pesantren telah
digambarkan sebagai lembaga pendidikan yang telah banyak berhasil
dalam mengembangkan wirausaha. Seperti halnya pesantren yang terlibat
dalam proses perubahan _sosial (social change), maka madrasah dan
perguruan tinggi Islam juga harus mengambil peranan yang sama.
39 Madjid, N. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. (Jakarta: Paramadina. 1997), hal.
2
40 Suhartini. (2005) . Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren .
Daiam A. Halim, Manajemen Pesantren . (Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2005), hal. 233
41 Syamsudduha. Manajemen Pesantren: Teori dan Praktek. (Yogyakarta: Grha Guru. 2004),
hal. 15-16
21. 21
Menurut Bob Sadino, sejak lama, para sarjana kita dikondisikan oleh
sistem pendidikan yang mengajarkan "tahu"dan tidak memedulikan untuk
"bisa". Apa yang dilihat sa at ini menurutnya bukan pendidikan, tapi
pengajaran. Artinya guru hanya memindahkan isi kepala. si guru kepada
kepala si murid. Berangkat dari perspektif entrepreneur, pendidikan harus
didasarkan pada teori yang dipraktikkan, guru tidak sekedar memberi tahu,
tapi harus memberi contoh melakukannya. Oleh karena itu, selain
mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dalam kurikulum sekolah, juga
perlu diperhatikan kornpetensi tenaga pendidik.
Kompetensi kewirausahaan yang dimaksud meliputi pertama,
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
Kedua, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif. Ketiga, memiliki motivasi yang
kuat untuk sukes dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah. Keempat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam. menghadapi kendala yang dihadapi sekolah. Kelima, memiliki
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.42
Salah satu metode pendidikan Islam adalah mendidik melalui aplikasi
dan pengamalan. Islam bukanlah agama irasional yang mengetengahkan
konsep-konsep abstrak yang tidak dipahami oleh penganutnya. Islam
menuntut umatnya untuk mengarahkan segala perilaku, naluri, dan pola
kehidupan menuju perwujudan etika dan syariat llahiah secara nyata. Amal
manusia menempati posisi utama dan menentukan keselamatan manusia
dari siksa Allah pada hari perhitungan. Konsep tersebut menyiratkan bahwa
sejelek-jeleknya manusia adalah manusia yang berilmu tetapi tidak
mengamalkan ilmunya.43 Konsep manusia merasa bertanggungjawab
untuk bekerja dengan baik sehingga bentuk kurikulum pendidikan Islam
tampil sebagai kurikulum yang dinamis, bernalar, dan berperasaan, serta
dibangun di atas kesadaran, kelembutan dan kebaikan dalam pelaksanaan.
Konsep memiliki batas-batas kepuasan dan keinginan . Rasulullah telah
42 Muhaimin. (2009). Rekontruksi Pendidikan Islam. (Jakarta: Rajawali Press.2009), hal.18
43 An-Nahlawi, Op Cit hal. 269
22. 22
memberikan pelajaran praktis kepada para sahabat agar meninggalkan
kebiasaan minta-minta melalui penanaman rasa percaya diri dalam hal
mencari rezki.
Jika sekolah dijadikan media untuk mendidik generasi rnuda kita, kita
dituntut untuk memahami pertumbuhan, fungsi dan metode yang dapat
meninggikan kualitas dan manfaat media pendidikan tersebut melalui
konsep-konsep pendidikan Islam. Dengan demikian, kita dapat
menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam melingkupi tujuan
pendidikan kontemporer serta mengarahkan pendidikan kontemporer itu ke
arah ideal sehingga melahirkan insan-insan berkualitas tinggi, baik dalam
kehidupan individualnya maupun dalam kehidupan sosialnya.
Perubahan terhadap sistem pendidikan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Perubahan yang dilakukan harus memperhatikan berbagai elemen yang
dapat membuat kebijakan tersebut agar tidak gagal. Sistem pendidikan yang
handal akan menyiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk
menghadapi kompetisi global yang semakin hari semakin kompetitif. Konsep
pendidikan yang lebih menitikberatkan pada keterampilan (skill), dirancang
dengan kurikulum yang mengasah keterampilan, disiplin, dan konsep
pesertanya tentang pekerjaan dan kewirausahaan. Potensi yang ada pada
sumber daya manusia, tidak akan mempunyai arti yang signifikan dan
maksimal bila penempaan atas mereka melalui sistem pendidikan tidak
dilakukan secara benar.
Disamping itu, kewirausahaan tidak boleh hanya semata-mata dilihat
sebagai upaya mengatasi pengangguran, namun juga sebagai sarana bagi
pembangunan sosial ekonomi yang dinamis. Selama ini keputusan menjadi
seorang wirausahawan sering menjadi pilihan terakhirbagi banyak orang
akibat sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan. Dalam jangka panjang,
memperkenalkan kewirausahaan kedalam sistem pendidikan mulai dari
tingkatsekolah dasar hingga perguruan tinggi akan mampu membentuk
aspirasi, sikap serta perilaku yang positif terhadap kewirausahaan.
Pendidikan sejak usia dini harus diarahkan kepada peningkatan kreatifitas
serta pemberdayaan serta marnpu memberikan peserta didik pandangan
23. 23
yang realistis seputar kewirausahaan, sebagai alternatif pilihan karir yang
layak untuk dipertimbangkan.44
Pendidikan kewirausahaan tidak difokuskan untuk mendorong agar
setiap orang menjadi seorang wirausahawaan. Pendidikan kewirausahaan
hendaknya lebih difokuskan kepada pengembangan ide ketimbang
manajemen bisnis, pengadopsian nilai-nilai masyarakat serta penyegaran
kembali ide-ide seputar sinergi, pelanggan serta kiat-kiat serta strategi
memasuki pasar. Pendidikan kewirausahaan juga dapat menghasilkan ide-
ide baru guna memecahkan berbagai persoalan yang sedang melanda
masyarakat. Yang terpenting, pendidikan berbasis kewirausahaan tidak
dipahami sebagai memposisikan peserta didik di bawah tekanan
kepentingan di luar dirinya sendiri baik berupa tekanan sosial, tekanan
ekonomi maupun tekanan politik. Singkatnya, sekolah ideal adalah sekolah
yang dapat menjadikan dirinya sebagai pusat pembudayaan yaitu sebagai
pusat pendidikan yang komplek.
Membangun kewirausahaan di Indonesia bisa dengan mengubah
paradigma lembaga pendidikan termasuk pendidikan Islam. Memberikan
bekal dan keterampilan kewirausahaan dan dukungan pemerintah.
Kerangka pengembangan wirausahawan di Indonesia dapat dilakukan
dengan beberapa strategi yaitu pertama, memperbaiki pendidikan
kewirausahaan. Sistem pendidikan kewirausahaan yang menyebar dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan melakukan kerja sama dengan
dunia industri melalui kegiatan magang. Kedua, menyediakan infrastruktur
(prasarana) yang tidak hanya terbatas pada transpartasi dan komunikasi
melainkan juga infrastruktur pendidikan baik formal atau nonforma.45
Disamping itu, sebagai usaha untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), maka menurut Akhmad Sudrajat, konsep kewirausahaan di
sekolah/madrasah/perguruan tinggi dapat diterapkan dengan cara
mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan
pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam
44 Oentoro, J. Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa. (Jakarta : PT.Gramedia
Pustaka Utama, 2010), hal.264
45 Suharyadi. (2007). Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. (Jakarta :
Salemba Empat, 2007) hal. 13
24. 24
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, menurutnya, program pendidikan
kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek
yaitu:46
1. Terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran.
Pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran
adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya
nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui
proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar
kelas pada semua mata pelajaran sehingga peserta didik lebih mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan
menjadikannya perilaku.
2. Terpadu dalam kegiatan Ektrakurikuler.
Pendidikan kewirausahaan terpadu dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah
upaya mengembangkan potensi, bakat dan minat secara optimal, serta
tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna
untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
3. Pendidikan kewirausahaan melalui pengembangan diri.
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter
termasuk·karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan
masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan
memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
4. Perubahan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dari teori ke praktik
46 http://akhmadsudrajat.wordpress. com/20 11/06/29/konsep-kewi rausahaan-dan-pendidikan-
kewirausaan./diunduh hari Jum’at 25 November 2017.
25. 25
Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada
pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter
wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar
pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan
pemahaman konsep.
5. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan ke dalam bahan/buku ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling
berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses
pembelajaran. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat
dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas
maupun evaluasi.
6. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui kultur sekolah.
Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana
peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru,
konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya,
dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah. Pengembangcllp nilai-
nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup
kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga
administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan
fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen
dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah
melakukan aktivitas berwirausaha di lingkungan sekolah).
7. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui muatan lokal.
Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat
karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat
dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya
mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill)
sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan.
Dengan demikian, menerapkan dan mengembangkan konsep
pendidikan kewirausahaan di madrasah/perguruan tinggi Islam adalah
sebuah keputusan yang tepat bagi lembaga pendidikan Islam. Selain
26. 26
mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dalam ketujuh aspek diatas,
pendidikan kewirausahaan juga bisa diintegrasikan dalam pelajaran agama
dengan menekankan bahwa agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk
berusaha sendiri melalui wirausaha atau berdagang.
Selain itu, antara pemerintah dan lembaga pendidikan harus
memiliki tanggungjawab bersama dalam mengembangkan kemandirian
pemuda Indonesia melalui pendidikan kewirausahaan. Dengan demikian
akan tercipta pemuda Indonesia mandiri yang dapat menjunjung harkat,
martabat bangsa sehingga mampu bersaing dengan negara maju yang
lain. Untuk melahirkan dan mengembangkan keahlian serta keterampilan
baru menuntut diadakannya corak pendidikan dan latihan baru pula.
Perubahan tidak saja akan terjadi dalam struktur lapangan kerja, tetapi
juga dalam sistim pendidikan. Untuk dapat mendekatkan program
pendidikan yang relevan dan dibutuhkan masyarakat, pendidikan harus
selalu menyesuaikan diri (adjust) dengan segala pembaharuan
(innovations) yang diperlukan. Sementara ini yang terjadi di Indonesia
antara dunia pendidikan, dunia kerja, dunia usaha dan industri terlihat
berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah sebagai otoritas dari sebuah
penyelenggaraan suatu negara harus dapat mengambil suatu kebijakan
secara legal-formal, memberi ruang untuk suatu mediasi dalam
mensinergikan tiga pilar pembangunan, yaitu pendidikan, dunia usaha dan
industri dan pemerintah.
Kewirausahaan bukan hanya semata-mata berperan sebagai motor
penggerak perekonomian masyarakat, namun juga sebagai pendorong
perubahan sosial bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Dengan
demikian upaya pemerintah menyiapkan lulusan pendidikan/sarjana
tangguh bermental baja, pantang menyerah dapat tercapai melalui
matakuliah kewirausahaan. Mahasiswa tidak hanya menyerahkan 'nasib'nya
untuk menjadi karyawan atau pegawai di perusahaan atau instansi
pemerintahan, tetapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk
dirinya sendiri (self employment) dan bahkan sanggup membuka lapangan
pekerjaan bagi para pencari kerja (job creator).
C. kesimpulan
27. 27
Dari pembahasan diatas menunjukkan bahwa sebenarnya Islam telah
memberikan jalan keluar atas segala persoalan tentang kehidupan manusia,
tinggal manusianya saja mau atau tidak menjalankan sesuai syariat yang
telah ditetapkan, orientasi pendidikan Islam dapat mengembangkan fitrah
manusia, agar menjadi manusia yang bahagia di dunia dan bahagia di
akhirat yang dapat menyeimbangkan keduanya. Seperti pendidikan islam
tentang kewirausahaan.
Pendidikan kewirausahaan sangat relevan dengan pendidikan Islam
karena pendidikan kewirausahaan termasuk usaha untuk mengembangkan
fitrah intelek dan sosial ekonomi peserta didik. Keterlibatan pendidikan
Islam seperti pesantren dalam kancah kewirausahaan adalah sebagai bukti
nyata kesesuaian konsep wirausaha dengan pendidikan Islam.
Madrasah/perguruan tinggi Islam sebagai bagian dari lembaga
pendidikan Islam dituntut berperan aktif mengembangkan pendidikan
kewirausahaan untuk menjemput peserta didik yang kreatif, cakap dan
mandiri. Menuju ke arah tersebut, Madrasah/perguruan tinggi Islam bisa
mengadopsi, mengelaborasi dan menggunakan strategi, metoda serta
konsep pendidikan kewirausahaan yang relevan agar lulusan pendidikan
Islam tidak mandeg dan tidak ikut serta menyumbang jumlah pengangguran
terdidik karena hal tersebut sangat bertolak belakang· dengan fitrah manusia
dalam Islam .