2. PENGERTIAN
Kata falsafah atau filsafat dalam Bahasa Indonesia
merupakan kata serapan dari bahasa Arab juga diambil dari
bahasa Yunani; philosophia, merupakan kata majemuk yang
terdiri dari dua suku kata yakni philos yang berarti cinta, atau
philia yang berarti
persahabatan, dan kata sophos yang berarti inteligensi,
kebijaksanaan, keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan
3. FILSAFAT ADALAH STUDI
TENTANG SELURUH
FENOMENA
KEHIDUPAN DAN
PEMIKIRAN MANUSIA
SECARA KRITIS DAN
DIJABARKAN DALAM
KONSEP MENDASAR
• Filsafat juga bisa berarti
perjalanan menuju sesuatu
yang paling dalam, sesuatu
yang biasanya tidak
tersentuh oleh disiplin
ilmu lain dengan sikap
skeptis
yang mempertanyakan
segala hal
4. FILASAFAT MENJADI SEBUAH ILMU YANG PADA
SISI-SISI TERTENTU BERCIRI EKSAK DI
SAMPING NUANSA KHAS FILSAFAT, YAITU
SPEKULASI, KERAGUAN, RASA PENASARAN
DAN KETERTARIKAN
6. BERFILSAFAT BERARTI BERPIKIR, NAMUN TIDAK SEMUA
KEGIATAN BERPIKIR DAPAT DISEBUT BERFILSAFAT
Belajar filsafat berarti belajar tentang “kebijakan”. Atau setidaknya, ketika Kita
belajar Filsafat berarti kita belajar atau menjadi manusia yang mencintai
“kebijakan”
Berfikir merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang,
tidak hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan
masyarakat. Tapi tidak semua dari mereka yang berfikir filsafat
dalam kehidupan sehari-harinya
7. BERFIKIR FILSAFAT SANGATLAH PENTING. UNTUK SEMUA ORANG
DALAM RANGKA MENJALANI AKTIVITAS SEHARI -HARI, ATAU UNTUK
MENCARI SOLUSI BAGI SEBUAH PERMASALAHAN. JIKA DITELAAH
SECARA MENDALAM, BEGITU BANYAK MANFAAT, SERTA PERTANYAAN -
PERTANYAAN YANG MUNGKIN ORANG LAIN TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN
JAWABANNYA
Beberapa manfaat berfikir filsafat, yaitu mengajarkan cara berpikir
kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan
akal secara proporsional, membuka wawasan berpikir menuju
kearah penghayatan
Itulah sebabnya mengapa setiap kaum intelektual
diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun,
dimanapun, dan dalam situasi apapun ia berada
8. BERFILSAFAT ITU BERARTI BERPIKIR, TAPI BERPIKIR ITU TIDAK BERART I BERFILSAFAT.
HAL INI DISEBABKAN OLEH BERFILSAFAT BERARTI BERPIKIR ARTINYA DEN GAN BERMAKNA
DALAM ARTI BERPIKIR ITU ADA MANFAAT, MAKNA, DAN TUJUANNYA, SEHIN GGA MUDAH
UNTUK DIREALISASIKAN DARI BERPIKIR ITU KARENA SUDAH ADA ACUAN DA N TUJUAN
YANG PASTI/SUDAH ADA PLANNING DAN CONTOHNYA, DAN YANG PALING UTA MA HASIL
DARI BERPIKIR ITU BERMANFAAT BAGI ORANG BANYAK, TAPI BERPIKIR TI DAK BERARTI
BERFILSAFAT, KARENA ISI DARI BERPIKIR ITU BELUM TENTU BERMAKNA ATAU MEMPUNYAI
TUJUAN YANG JELAS ATAU MUNGKIN HANYA KHAYALAN SAJA
Berfikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berfikir secara mendalam sampai
pemahaman secara hakikat, maka dari itu bisa dikatakan filsafat adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang metode berfikir secara komprehensif sehingga bisa
disimpulkan bahwa guna belajar filsafat adalah untuk bisa menganalisa dan mencari
solusi dari permasalahan yang ada sesuai dengan realita, serta solusi itu bisa
direalisasikan.
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana syarat berfikir yang disebut
berfilsafat yaitu: berfikir dengan teliti, dan berfikir menurut
aturan yang pasti. Dua ciri tersebut menandakan berfikir yang
sadar, dan berfikir yang demikianlah yang disebut berfilsafat.
Filsafat juga memiliki ciri pemikiran yang tidak boleh
terlewatkan dalam melakukan perenungan
9. FILSAFAT MEMILIKI CIRI PEMIKIRAN YAKNI;
LOGIS
• adalah masuk akal, yang dimana segala sesuatu dapat dibuktikan secara ilmiah
KOHEREN
• adalah keruntutan dalam berfilsafat sangatlah diperlukan, karena apabila kita berfilsafat
secara koheren kita akan mendapat hasil yang sangat maksimal
KORELASI
• adalah saling berhubungan
HOLISTIK
• merupakan menyeluruh, dalam memandang suatu permasalahan, tidak bisa kita pandang
hanya sebagian saja, karena kita tidak akan mendapat penyelesaian yang tepat
RADIKAL
• adalah ketika menyelesaikan suatu masalah, filsafat akan menyelesaikan secara radikal yakni
sampai pada akar-akarnya atau mendasar, hingga menemukan sebuah penyelesaian
10. SESUAI KODRATNYA MANUSIA DIBEKALI DENGAN HASRAT
INGIN TAHU DALAM DIRINYA YANG SELALU MEMUNCULKAN
PERTANYAAN, AKIBATNYA MANUSIA SELALU MENCARI
JAWABAN
Penalaran menjadi landasan mental bagi manusia memperoleh jawaban baru atau
mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas pertanyaan yang ada
Berpikir kritis adalah aktivitas mental untuk merumuskan atau memecahkan
masalah, mengambil keputusan, memahami hal tertentu, menemukan jawaban
untuk pertanyaan, dan menemukan jawaban yang relevan. Kemampuan berpikir
kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi
(Zubaida, dkk 2015) Secara etimologi berpikir kritis mengandung makna
suatu kegiatan mental yang dilakukan seseorang untuk dapat memberi
pertimbangan dengan menggunakan ukuran atau standar tertentu
11. SESUAI DENGAN KODRATNYA, MANUSIA DIBEKALI DENGAN HASRAT INGIN TA HU. HASRAT
INGIN TAHU DALAM DIRI MANUSIA AKAN SELALU MEMUNCULKAN BERBAGAI M ACAM
PERTANYAAN. SEBAGAI AKIBATNYA, MANUSIA JUGA SELALU BERUSAHA MENCARI
JAWABAN TERHADAP PERTANYAAN YANG MUNCUL TADI. HASRAT INGIN TAHU TERSEBUT
AKAN TERPENUHI APABILA MANUSIA MEMPEROLEH PENGETAHUAN BARU ATAU MAMPU
MEMECAHKAN MASALAH SEBAGAI JAWABAN ATAS PERTANYAAN-PERTANYAAN SENDIRI
Penalaran didefinisikan sebagai proses mental yang bergerak dari apa yang kita
ketahui kepada apa yang tidak kita ketahui sebelumnya berdasarkan bukti-bukti
dan fakta-fakta untuk menghasilkan sebuah kesimpulan
Definisi lain Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar
13. BAGAIMANA PROSES PENALARAN DALAM
MENGHASILKAN JAWABAN ATAS PERMASALAHAN
YANG SESUAI KARAKTERISTIK
PENGETAHUAN/METODE ILMIAH
Sumber pengetahuan menjadi landasan kokoh dalam ruang kajian keilmuan
modern. Ilmu yang dihasilkan selalu melakukan observasi & melakukan
penjelajahan baru terhadap masalah yang dihadapi dan pra anggapan
(hipotesis/deduksi) dan pengujiannya melalui studi di lapangan (empiris/induksi)
dengan mencari arti terhadap hakekat permasalahan sambil terus melakukan
antisipasi yang mungkin terjadi
Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir
deduktif (rasional) dan induktif (empirik) dalam membangun
tubuh pengetahuan
14. CARA ATAU METODE YANG DITEMPUH DALAM PROSES MENCAPAI KEBENARAN
ILMIAH, TERGANTUNG KEPADA OBJEK ATAU SIFAT DAN JENIS ILMU ITU SE NDIRI
2 Metode Ilmiah
Metode
Induktif Metode
Deduktif
15. KATA ILMU DAN PENGETAHUAN ADALAH
DUA BUAH KATA YANG MERUPAKAN KATA
MAJEMUK, SEHINGGA DALAM
PENGGUNAANNYA SEHARI-HARI SELALU
DIRANGKAI DAN MEMBENTUK SATU ARTI,
YAKNI ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah hasil aktivitas
mengetahui, yakni terungkapnya suatu
fenomena alam sehingga tidak ada
keraguan di dalamnya. Pengetahuan
merujuk kepada apa yang kita kenal,
ketahui atau fahami atau dapatkan melalui
pengalaman, penginderaan, penyuluhan,
pelatihan, percobaan, belajar, refleksi,
intuisi, dan lainnya. Dengan kata lain,
pengetahuan adalah apa yang kita ketahui
Pengetahuan mempunyai makna
yang sama dengan (knowledge).
Dalam hal ini, antara
pengetahuan dengan ilmu
(science) memiliki perbedaan
makna utamanya pada
penggunaannya
Bentuk dasar Pengetahuan
• Pengetahuan berfungsi untuk
dinikmati dan memberikan rasa
puas dalam hati manusia.
• Pengetahuan yang patut
digunakan atau diterapkan
dalam menjawab kebutuhan
praktis
16. ILMU (SCIENCE) SECARA ETIMOLOGI BERARTI TAHU ATAU
PENGETAHUAN
Pandangan lain, Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau
pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut.
Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang
suatu sistem.
Perolehan sistematis umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem tersebut
umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai
sains
17. PERAN FILSAFAT DALAM ILMU
PENGETAHUAN
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di
dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
Filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi Filsafat ilmu berusaha untuk
dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan
dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat
menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan
validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah;
18. Penalaran dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan
model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri Ilmu
pengetahuan (dalam hal ini pengetahuan ilmiah) harus diperoleh dengan cara sadar,
melakukan sesuatu tehadap objek, didasarkan pada suatu sistem, prosesnya
menggunakan cara yang lazim, mengikuti metode serta melakukannya dengan cara
berurutan yang kemudian diakhiri dengan verifikasi atau pemeriksaan tentang kebenaran
ilimiahnya (kesahihan)
Pendekatan filsafat ilmu mempunyai implikasi pada sistematika pengetahuan
sehingga memerlukan prosedur, harus memenuhi aspek metodologi, bersifat
teknis dan normatif akademik. Pada kenyataannya filsafat ilmu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu, perkembangannya seiring dengan
pemikiran tertinggi yang dicapai manusia
19. KEMAMPUAN RASIONAL DALAM PROSES BERPIKIR DIPERGUNAKAN
SEBAGAI ALAT PENGGALI EMPIRIS SEHINGGA TERSELENGGARA
PROSES “CREATE” ILMU PENGETAHUAN. AKUMULASI PENELAAHAN
EMPIRIS DENGAN MENGGUNAKAN RASIONALITAS YANG DIKEMAS
MELALUI METODOLOGI DIHARAPKAN DAPAT MENGHASILKAN DAN
MEMPERKUAT ILMU PENGETAHUAN MENJADI SEMAKIN RASIONAL
Hakekat berpikir rasional sebenarnya merupakan sebagian dari berpikir ilmiah
sehingga kecenderungan berpikir rasional ini menyebabkan ketidakmampuan
menghasilkan jawaban yang dapat dipercaya secara keilmuan melainkan
berhenti pada hipotesis yang merupakan jawaban sementara
Filsafat sains modern yang ada sekarang merupakan output
perkembangan filsafat ilmu terkini yang telah dihasilkan oleh
pemikiran manusia
21. MENDASARKAN KEBENARAN PADA RASIO DALAM
PERKEMBANGANNYA MELAHIRKAN PAHAM RASIONALISME.
SEDANGKAN MEREKA YANG MENDASARKAN DIRI PADA
PENGALAMAN YANG DALAM PERKEMBANGANNYA MELAHIRKAN
PAHAM EMPIRISME
Metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh
para peneliti dalam menjawab masalah yang ada.
Pengertian metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific
method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti nyata
23. DEFINISI KEBENARAN DALAM KAMUS UMUM BAHASA
INDONESIA (OLEH PURWADARMINTA),
YAITU
Keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya).
Sesuatu yang benar (sunguh-sungguh ada, betul demikian halnya).
Kejujuran, ketulusan hati.
Selalu izin,perkenan.
Jalan kebetulan.
24. Paradigma kebenaran akan sangat berbeda antara teori
yang satu dengan yang lainnya, karena tergantung
terhadap sasaran objek kebenaran itu sendiri
25. KOMPONEN UTAMA FILSAFAT
ENTOLOGI
Adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau mempermasalahkan
hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil.
Ontologi kerap disebut juga metafisika atau filsafat pertama. Dengan kata lain, ontologi
adalah cabang filsafat yang mengupas masalah keberadaan
Hal esensial dalam ontologi ilmu kedokteran;
1. Jenis ilmu: eksakta (fenomena alam), non eksata (fenomena sosial);
2. Ruang lingkup; manusia sehat & sakit (hakekat manusia);
3. Humaniora kedokteran, serta;
4. Upaya penyembuhan.
26. Epistemologi
Adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan, pertanyaan
mendasar dalam wacana filsafat adalah apakah pengetahuan itu? Bagaimana
metode mendapatkannya? Bagaimana membuktikan kebenaran suatu
pengetahuan? Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan
Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batasan,
sumber pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan, kebenaran suatu
pengetahuan berdasarkan bukti ilmiah, serta perkembangan ilmu kedokteran untuk
kesejahteraan manusia
27. Aksiologi
Adalah cabang filfasat membahas tentang nilai atau teori tentang nilai,
meliputi nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna
terhadap kebenaran dengan kata lain, aksiologi membahas tentang;
etika dan estetika
o Etika
Membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral, kajian
etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia.
Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
o Estetika
Merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai
keindahan.
Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu
terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam
satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh
28. HAKIKAT SEHAT DAN SAKIT DARI PERSPEKTIF
FILOSOFI SEHAT (HEALTH)
Adalah fenomena yang tidak mudah dijabarkan
sekalipun dapat dirasakan dan diamati keadaannya
Orang tidak memiliki keluhan-keluhan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa orang yang gemuk adalah orang yang sehat,
dan sebagainya
Faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat
29. KEYAKINAN BERDASARKAN PERADABAN WEDA ADA TIGA PENYEBAB
UTAMA TERJADINYA PENDERITAAN/PENYAKIT;
Adhidaivikaklesa yaitu penderitaan yang disebabkan para dewa seperti gempa
bumi, kemarau, kekeringan, bencana alam lainnya,
Adhibhautika-klesa yaitu penderitaan yang disebabkan oleh mahluk yang lain
seperti virus, parasit, kuman, serangga, musuh dan lainnya
Adhyatmika-klesa yaitu penderitaan oleh badan dan pkiran sendiri seperti
sakit mental dan fisik, semuanya itu bersumber dari energi transedental
(Bhagavatam)
30. Menurut Ayurveda suatu kitab kuno di India yang berhubungan dengan konsep penyakit dan
penyembuhan terutama dengan herbal (tumbuh-tumbuhan) bahwa setiap orang memiliki energi
kehidupan (doshas), yang terdiri dari Vata (udara), Pitta (api), dan Kapha (air atau tanah).
Jadi konsep sakit adalah suatu fenomena biopsikososial-spiritual yang yang
terintegral dengan kehidupan manusia
Konsep sehat dan sakit merupakan bahasa kita sehari-hari, terjadi
sepanjang sejarah manusia, dan dikenal di semua kebudayaan
31. MENURUT WHO (1948) SEHAT ADALAH SUATU KEADAAN
YANG SEMPURNA BAIK FISIK MENTAL DAN SOSIAL TIDAK
HANYA BEBAS DARI PENYAKIT ATAU KELEMAHAN
3 karakteristik definisi diatas;
Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal
Sehat diartikan sebagi hidup yang kreatif dan produktif
Sehat merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tetapi suatu proses. Proses disini adalah
adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap
lingkungan sosialnya
32. PERANG DUNIA II ILMUWAN SOSIAL AMERIKA MENEMUKAN
BAHWA ‘SEHAT JAUH LEBIH KOMPLEKS DARI DEFINISI AWAL
TIDAK HANYA BERDIMENSI FISIK, PSIKOLOGIS DAN SOSIAL ’
WHO MENGEMBANGKAN DENGAN MEMASUKKAN DIMENSI
SPIRITUAL DALAM KESEHATAN YANG UTUH
Kaitan dengan konsepsi WHO, maka dalam perkembangan arti
sehat mempunyai dimensi holistic;
o Psiko-Edukatif
Adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua (ayah
dan ibu) termasuk pendidikan agama. Orang tua
merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap
orang tuanya
33. o SOSIAL – BUDAYA
KEPRIBADIAN SESEORANG JUGA DIPENGARUHI OLEH
KULTUR BUDAYA DARI LINGKUNGAN SOSIAL YANG
BERSANGKUTAN DIBESARKAN
o Spiritual
merupakan fitrah manusia yang menjadi kebutuhan
dasar manusia (basic spiritual needs), mengandung
nilai-nilai moral, etika dan hukum. Atau dengan kata
lain seseorang yang taat pada hukum, berarti ia
bermoral dan beretika, seseorang yang bermoral
dan beretika berarti ia beragama
Undang-undang No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi
34. Kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri
dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan
Pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis
dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal
(lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya
35. KESEHATAN MERUPAKAN BAGIAN DARI ILMU PENGETAHUAN
KARENA KESEHATAN MENGIKUTI PRINSIP -PRINSIP ATAU KAIDAH
KEILMUAN, BAIK DARI ASPEK ONTOLOGI, EPISTEMIOLOGI,
MAUPUN AKSIOLOGI. MANUSIA MERUPAKAN OBJEK DARI
KESEHATAN, SEHINGGA SANGAT PENTING UNTUK MEMBAHAS
TENTANG HAKEKAT MANUSIA DARI SEGALA ASPEK KEHIDUPAN.
KESEHATAN MELIPUTI ASPEK BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
YANG KOMPREHENSIF, YANG DITUJUKAN KEPADA INDIVIDU,
KELUARGA MAUPUN MASYARAKAT
KESIMPULAN
Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kesehatan
diharapkan mampu menjadi dasar perkembangan ilmu kesehatan yang
bermanfaat dan bertanggungjawab tidak hanya bagi sesama manusia
melainkan pada Tuhan dan seluruh makhluk ciptaan-Nya