SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
TUGAS
BERPIKIR FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN, DAN
KEDOKTERAN/KESEHATAN SEBAGAI ILMU
NAMA : dr. Dionesia Kidi Making
NIM : 2211082003
PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2022/2023
Mengenal Filsafat dalam Dunia Kesehatan
Pendahuluan
Berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran
(kesehatan), telah mengantar ilmu kedokteran sebagai bagian dari ilmu pengetahuan
terapan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Sebagai sebuah ilmu, dan apa pun bidangnya
dalam lingkaran ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia tidak ada satu bidang ilmu
pun yang menganggap dirinya paling sempurna dan tanpa cacat. Semua ilmu pengetahuan
selalu berada dalam relasi cakrawala dialektika, yang satu melengkapi yang lain untuk
melayani kebutuhan manusia dengan segala kompleksitas persoalan yang tak pernah usai
terjawab dari hari ke hari. Bidang kedokteran sebagai buah ilmu pun tidak terlepas dari
keterbatasannya untuk mampu merangkul segala realitas yang terkait dengan dunia dan
manusia.
Dalam keterbatasan nalar manusiawi di hadapkan dengan keinginan manusia
yang tampa batas ini menjadi polemik bagi manusia itu sendrii sepanjang babak sejarah
kehidupan ini. Manusia yang pada hakikatnya sebagai makhluk peziarah terus menelusuri
dunia, mencari, bertanya, berkehendak mendapat, tapi tak pernah selesai mendapatkan.
Manusia adalah makhluk pencari tanpa akhir. Di hadapkan pada keruwetan-keruwetan
pencarian manusia ini, relasi antara Ilmu-Ilmu dan Filsafat menjadi sebuah keniscayaan.
Hubungan filsafat dengan Ilmu kedokteran di sini berarti filsafat mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dunia ilmu kedokteran. Namun, sebagaimana
diungkapkan Made Wardhana filsafat tidak bergerak pada tataran praktis dengan
eksperimen dan percobaan-percobaan tetapi dalam upaya memberi argumentasi logis dan
tepat tentang alasan dari suatu masalah dan upaya memberi solusi yang rasional dan
bijak.1
Jean Paul Sartre seorang filsuf eksistensialis, berkaitan dengan keterbatasan ilmu-
ilmu dalam mengungkapkan misteri kehidupan mengatakan bahwa, ilmu bukanlah
sesuatu yang sudah selesai terpikirkan, sesuatu hal yang tidak pernah mutlak, sebab akan
selalu disisihkan dengan hasil penelitian dan pencobaan baru, yang dilakukan dengan
metode-metode baru atau karena adanya perlengkapan-perlengkapan yang lebih
sempurna, dan penemuan baru tersebut akan disisihkan pula oleh ahli-ahli yang lainnya.2
Bagaimana Berpikir Filsafat?
Filsafat adalah kata benda sedangkan berfilsafat adalah kata kerja yang
menunjukan aktifitas melakukan filsafat. Filsafat secara etimologis, berasal dari bahasa
Yunani philosophia dengan dua suku kata, yaitu philos artinya cinta, dan sophos artinya
kebijaksanaan. Dengan demikian secara harafiah filsafat dapat berarti cinta akan
kebijaksanaan.3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat didefinisikan sebagai
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya.4
Lalu bagaimana dengan berifilsafat?
Berfilsafat dalam penjelasan Eko Ariwidodo dilihat sebagai suatu aktifitas
intelektual sadar untuk bnerpikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran.5
Berpikir
dalam filsafat bukan sembarang berpikir, tetapi sering dikenal dengan ungkapan berpikir
secara radikal sampai kepada akar-akarnya. Dengan begitu dapat dikatakan, berfilsafat
itu identik dengan berpikir, namun tidak semua yang berpikir sedang berfilsafat.
1
Made Wardhana, Filsafat Kedokteran (Vaikuntha International Publication, 2016), hlm. 6.
2
Eko Ariwidodo, Dasar-Dasar Filsafat Ilmu (Media Publishing, 2018), hlm. 135.
3
Made Wardhana, op.cit., hlm. 6.
4
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (KBBI Edisi V).
5
Eko Ariwidodo, op.cit., hlm. 14.
Berfilsafat menurut Shabri Shale Anwar berarti berpikir secara mendalam dan sungguh-
sungguh.6
Berfilsafat dengan demikian suatu upaya untuk mencapai kebenran dengan
mempertimbangkan segala pendekatan dan teori agar sampai kepada kesimpulan yang
lebih mendekati kebenaran. Diktum Rene Descartes, tentang keraguan (kesangsian)
metodis adalah salah satu ungkapan lain dari proses berfilsafat. Dengan meragukan
sesuatu, kita didorong untuk semakin giat membuka jalan menuju kebenaran.
Prof. Endry Boeriswati dan Fernandes Arung menulis perihal Ruang Lingkup
Filsafat dengan memaparkan karakteristik berpikir filsafat sebagai berikut: menyeluruh
(mengkaji suatu objek tidak dari satu sisi saja), mendasar, spekulatif, refketif, kritis, dan
postulatif.7
Dengan pemahaman singkat tentang berpikir filsafat, sekarang lebih jauh mesti
diketahui apa saja ciri-ciri berpikir filsafat? Berikut beberapa ciri berpikir filosofis
sebagaimana dikemukakan oleh Craig, 2002; Kebung, 2011; dan Kattsoff, 2004 dalam
Endry dan Arung:
1. Komprehensif dan mendalam
2. Konseptual
3. Koheren dan konsisten
4. Rasional
5. Bebas dan Kritis, dan
6. Bertanggung jawab.8
6
Shabri Shale Anwar, Aliran dan Pemikiran Filsafat Pendidikan (N.p., Yayasan Do'a Para
Wali , 2021), hlm. 2.
7
Endry Boeriswati dan Fernandes Arung, Ruang Lingkup Filsafat (IDIK4006/Modul 1),
1.10 poin B, diakses dari https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan,
pada Minggu, 25 September 2022.
8
Ibid.
Penalaran dalam Filsafat
Aktifitas berpikir dalam filsafat sering juga disebut atau dikenal dengan
penalaran. Penalaran adalah aktifitas otak untuk menemukan alasan logis dan tepat
sebagai jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan untuk memecahkan persoalan.
Penalaran adalah upaya untuk menelusuri makna dan penyebab utama atau dasar
dari segala pengetahuan. Keraf dalam Junihot Simanjuntak berpendapat, penalaran adalah
suatu proses berpikir, dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden,
menuju kepada satu kesimpulan.9
Penalaran untuk mendekati suatu persoalan dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu model induktif dan model deduktif. Metode
penalaran induktif bergerak dari contoh-contoh khusus yang khas untuk dibuat
kesimpulan umum. Sedangkan, metode deduktif yaitu penalaran yang berpangkal pada
suatu peristiwa umum yang sudah diketahui dan berakhir pada satu kesimpulan baru yang
bersifat khusus.10
Ciri-ciri penalaran sebagaimana terdapat dalam Junihot Simanjuntaj sebagai
berikut:
➢ Dilakukan dengan sadar,
➢ Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui,
➢ Sistematis,
➢ Terarah atau bertujuan,
➢ Menghasilkan keputusan atau pengetahuan baru,
➢ Premis berupa pengelaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah
diperoleh,
9 Junihot M. Simanjuntak, Filsafat Ilmu dan Penalaran Teologi. (N.p., PenerbitAndi, 2022), hlm. 443.
10
Ibid., hlm. 446, 448.
➢ Pola pemikiran tertentu,
➢ Sifat empiris rasional.11
Dari pengertian dan ciri-ciri penalaran ini, berikut gambaran singkat perihal
proses penalaran untuk menghasilkan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan
Hartono (2013; 202) dalam kutipan Junihot Simanjuntak:
1. Mengumpulkan fakta,
2. Membangun dan menetapkan asumsi,
3. Menilai atau menguji asumsi,
4. Menetapkan generalisai,
5. Membangun argumentasi yang mendukung,
6. Memeriksa atau menguji kebenran argumentasi, dan
7. Menetapkan kesimpulan.12
Peran Filsafat untuk Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan adalah dua suku kata berbeda yang sering disebut sebagai satu
rumpun dengan satu konsep yang dipahami sebagai sesuatu yang diperoleh dari aktifitas
rasio dengan teori dan pendekatan tertentu untuk mengetahui sesuatu. Untuk lebih jelas
perlu ditelusuru arti etimologis dan terminologis dari kedua kata ini.
Secara etimologis kata ilmu berasal dari Bahasa Arab, ‘ilm yang memiliki arti
mengetahui atau perbuatan untuk mengetahui. Sedangkan secara terminologis ilmu
berarti bentuk pengetahuan yang datang dari Allah yang mana ilmu ini diturunkan melalui
seluruh ciptaan. Ilmu juga dapat berarti pengetahuan sistematis yang bersifat ilmiah.13
11
Ibid., hlm. 444.
12 Ibid.
13
Cahyonosastro354, https://brainly.co.id/tugas/22420851.
Pengetahuan secara etimologis berasal dari bahwa Inggris knowledge artinya fakta,
kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran disebut
aposteriori, atau melalui introspeksi diebut apriori. Secara terminology, pengetahuan
diartikan sebagai semua milik atau isi pikiran, perasaan, dan semua bentuk kerja
pengindraan atas sesuatu.14
Peran filsafat dalam ilmu pengetahuan secara garis besar sudah digambarkan
pada bagian pendahuluan. Pada dasarnya filsafat berperan memberikan penilaian kritis
dan gagasan reflektis terkait sumbangan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Dan
pertanyaan terkait sejauh mana peran filsafat, sudah dijelaskan sebelumnya bahwa filsafat
tidak bergerak pada rana praktis dari ilmu-ilmu pengetahuan seperti membuat percobaan
dan praktik, karena itu filsafat bergerak dalam ruang lingkup gagasan, untu merefleksikan
cara suatu ilmu bekerja apakah sesuai dan tgepat dengan hukum-hukum dan kebenaran
yang berlaku universal atau tidak.
Berikut akan dibahas juga terkait cara memperoleh pengetahuan dengan metode
ilmiah menurut Prof. Dr. Bambang Sugem. Menurut dia, sebuah ilmu dapat dikatakan
sebagai kumpulan pengetahuan ilmiah, kalau tersusun secara konsisten, sistematis, dan
komulatif yang berfungsi untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan
fenomena tertentu yang menjadi bidang kajiannya. Bambang melanjutkan bahwa,
terdapat dua syarat suatu pengetahuan disebut sebagai pengetahuan ilmiah:
a. Pengetahuan harus konsisten dengan premis-premis dan teori-teori yang sudah
ada sebelumnya, terutama dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Syarat ini berpijak
pada kebenaran ilmiah menurut Aristoteles mengenai teori koherensi, yang
menegaskan bahwa suatu pengetahuan dianggap benar apabila koheren dan konsisten
14
https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan.
dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
b. Pengetahuan itu harus didukung atau sesuai dengan fakta-fakta empiris. Hal ini
terkait dengan tegori korespondensi Betrand Russel, yang menyatakan bahwa suatu
pernyataan dianggap benar jika berkorespondensi atau sesuai dengan objek atau fakta
yang dimaksud.15
Dengan pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah ini, maka sampailah
pada yang disebut dengan kebenaran ilmiah. Poedjawijatna, dalam Hamdan Akromullah
(2018: 51) kebenaran ilmiah tidak dapat dipisahkan dari karakteristik yang bersifat ilmiah
yang memenuhin syarat atau kaidah pengetahuan seperti, objektivitas, metodologis,
universal, dan sistematis.16
Ilmu kedokteran pada dasarnya adalah suatu ilmu karena mengikuti prinsip-prinsip atau
kaidah keilmuan, baik dari aspek epistemiologi, ontologi dan aksiologi. Demikian juga
halnya penemuan-penemuan dibidang kedokteran modern telah mengikuti kaidah ilmu
pengetahuan. Namun yang paling penting dalam ilmu kedokteran objeknya adalah
manusia dengan berbagai latar belakang dan menderita suatu penyakit. Oleh karena itu
sangat penting terlebih dahulu dibicarakan tentang hakekat manusia baik dari aspek
biologis dan metafisika. Ilmu Kedokteran dari perspektif filsafat, berarti menelaah dari 3
komponen utama filsafat, yaitu; ontologi, epistemologi dan aksiologi
Komponen-Komponen Filsafat dalam Perspektif Ilmu Kedokteran
a. Ontology : adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau
15
Bambang Sugeng, Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif)
(N.p., Deepublish, 2022), hlm. 17.
16
Hamdan Akromullah, “Kebenaran Ilmiah Dalam Perspektif Filsafat Ilmu (Suatu Pendekatan Historis
Dalam Memahami Kebenaran Ilmiah dan Aktualisasinya Dalam Bidang Praksis)”, Majalah Ilmu
Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 21(1), hlm. 48-64.
mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil.
Ontologi disini membahas semua yang ada secara universal, berusaha mencari inti
yang dimuat setiap kenyataan meliputi semua realitas dalam segala bentuknya.
Ontologi kerap disebut juga metafisika atau filsafat pertama. Dengan kata lain,
ontologi adalah cabang filsafat yang mengupas masalah keberadaan. Jika dua kata
tersebut digabungkan, maka kata ontolgi memiliki arti ilmu yang mempelajari
hakekat atau wujud atau keberadaan. Suatu pemikiran ontologi dapat ditemukan dari
seorang filosof Yunani bernama Thales. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
Ilmu kedokteran adalah kumpulan pengetahuan yang terstruktur secara sistematik,
konsisten & rasional dengan menggunakan Metode Ilmiah. Dengan demikian, ada 2
hal esensial dalam ontologi ilmu kedokteran; a. jenis ilmu: eksakta (fenomena alam),
non eksata (fenomena sosial), b. ruang lingkup; manusia sehat & sakit (hakekat
manusia), c. humaniora kedokteran, serta d. upaya penyembuhan. Kedokteran adalah
suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujkan kepada
individu, keluarga atu masyarakat,yang sehat atupun sakit yang menyangkut siklus
hidup manusia.(Lokal kary a kedokteran nasional 1983). Kedokteran dapat di
pandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan
berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktek dalam profesi,memiliki perhimpunan, memberlakukan
kode etik kedokteran ( aksiologi kedokteran ), otonomi,dan motivasi bersifat
altruistik (sikap tanpa pamrih).
b. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan,
pertanyaan mendasar dalam wacana filsafat adalah apakah pengetahuan itu?
Bagaimana metode mendapatkannya? Bagaimana membuktikan kebenaran suatu
pengetahuan? Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan.
Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batasan, sumber
pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan, kebenaran suatu pengetahuan
berdasarkan bukti ilmiah, serta perkembangan ilmu kedokteran untuk kesejahteraan
manusia. Jadi, dapat di simpulkan ilmu kedokteran adalah ilmu yang ditujukan untuk
merawat orang sakit atupun sehat namun merawatnya bukan sekedar merawat secara
biasa namun ada ilmunya yang spesifik yang di dapat melalui jenjang Pendidikan.
c. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filfasat membahas tentang nilai atau teori tentang nilai,
meliputi nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran dengan kata lain, aksiologi membahas tentang; etika dan estetika. Etika
yang membahas secara kritis dan sistematis masalahmasalah moral, kajian etika lebih
fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia. Sejak masa Sokrates dan para
kaum shopis dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan
sebagianya. Franz Magnis Suseno mengartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis
dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Isi dari
pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan di atas adalah norma-
norma, adat, wejangan dan adat istiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri,
etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan
sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia
mengetahi dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Dalam hal
ini akan dibicarakan dalam kode etik kedokteran, etika biomedis, etika penelitian dan
sebagainya.
Perspektif kedokteran/kesehatan sebagai ilmu (dapat dikaji dari berbagai konsep
rentang sehat - sakit) dari dimensi psiko edukatif, sosial, budaya, dan spiritual.
Definisi kedokteran sebagai ilmu atau science. Ada banyak definisi tentang ilmu.
Salah satu definisi ilmu menurut Harsojo, Guru Besar Antropologi, Universitas
Padjajaran, ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasikan. Sebagai ilmu, kedokteran juga telah memenuhi sifat-sifat
keilmuannya seperti:
• Berdiri secara satu kesatuan
• Tersusun secara sistematis,
• Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai
sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),
• Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
• Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan
dipahami maknanya.
• Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan
kapan saja di seluruh alam semesta ini
• Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan
penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran-
pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Sehat (health) adalah fenomena yang tidak mudah dijabarkan sekalipun dapat dirasakan
dan diamati keadaannya. Misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa
orang yang gemuk adalah orang yang sehat, dan sebagainya. Jadi faktor subyektifitas dan
kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat.
Konsep sakit adalah suatu fenomena biopsikososial-spiritual yang yang terintegral
dengan kehidupan manusia. Konsep sehat dan sakit merupakan bahasa kita sehari-hari,
terjadi sepanjang sejarah manusia, dan dikenal di semua kebudayaan. Meskipun demikian
untuk menentukan batasan-batasan secara eksak tidaklah mudah. Kesamaan atau
kesepakatan pemahaman tentang sehat dan sakit secara universal adalah sangat sulit
dicapai.
Menurut WHO (1948) sehat adalah a state of complete physical, mental,and
social well being and not merely the absence of illness or indemnity (suatu keadaan yang
sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan).
Dalam definisi tersebut meliputi 3 karakteristik :
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
3. Sehat diartikan sebagi hidup yang kreatif dan produktif.
c. Psiko-edukatif Adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua (ayah dan ibu)
termasuk pendidikan agama. Orang tua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi
anak terhadap orang 86 Kedokteran Sebagai Ilmu tuanya. Perkembangan kepribadian
anak melalui dimensi psiko-edukatif ini berhenti hingga usia 18 tahun.
c. Sosial-budaya, Selain dimensi psiko-edukatif di atas kepribadian seseorang juga
dipengaruhi oleh kultur budaya dari lingkungan sosial yang bersangkutan dibesarkan.
d. Spiritual Yang merupakan fitrah manusia. Ini merupakan fitrah manusia yang
menjadi kebutuhan dasar manusia (basic spiritual needs), mengandung nilai-nilai
moral, etika dan hukum. Atau dengan kata lain seseorang yang taat pada hukum,
berarti ia bermoral dan beretika, seseorang yang bermoral dan beretika berarti ia
beragama (no religion without moral, no moral without law). Undang-undang
No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling
luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua,
spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi) dalam
mempertahankan kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Made Wardhana, Filsafat Kedokteran (Vaikuntha International Publication,
2016), hlm. 6
2. Eko Ariwidodo, Dasar-Dasar Filsafat Ilmu (Media Publishing, 2018), hlm.135.
3. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (KBBI Edisi V).
4. Eko Ariwidodo, Dasar-Dasar Filsafat Ilmu (Media Publishing, 2018), hlm.14.
5. Shabri Shale Anwar, Aliran dan Pemikiran Filsafat Pendidikan (N.p., Yayasan
Do'a Para Wali , 2021), hlm. 2.
6. Endry Boeriswati dan Fernandes Arung, Ruang Lingkup Filsafat
(IDIK4006/Modul 1), 1.10 poin B, diakses dari
https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan, pada Minggu,
25 September 2022.
7. Junihot M. Simanjuntak, Filsafat Ilmu dan Penalaran Teologi. (N.p., Penerbit
Andi, 2022), hlm. 443.
8. Cahyonosastro354, https://brainly.co.id/tugas/22420851.
9.
https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan.
10.
Bambang Sugeng, Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif)
(N.p., Deepublish, 2022), hlm. 17.
11. Hamdan Akromullah, “Kebenaran Ilmiah Dalam Perspektif Filsafat Ilmu (Suatu
Pendekatan Historis Dalam Memahami Kebenaran Ilmiah dan Aktualisasinya
Dalam Bidang Praksis)”, Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan
Tajdid, 21(1), hlm. 48-64.

More Related Content

Similar to Tugas Filsafat.pdf

S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktursayid bukhari
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okRizal Fahmi
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalYossytaAryanto
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanSerenity 101
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)Erta Erta
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i Erta Erta
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met litutarigitam
 

Similar to Tugas Filsafat.pdf (20)

S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran ok
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 

More from NormanDelVano1

More from NormanDelVano1 (6)

RKK dokter.doc
RKK dokter.docRKK dokter.doc
RKK dokter.doc
 
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptxTugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
 
CODEBLUE.pptx
CODEBLUE.pptxCODEBLUE.pptx
CODEBLUE.pptx
 
FISHBONE STUNTING.pptx
FISHBONE STUNTING.pptxFISHBONE STUNTING.pptx
FISHBONE STUNTING.pptx
 
ECLIPSE_LONG_COVID.pptx
ECLIPSE_LONG_COVID.pptxECLIPSE_LONG_COVID.pptx
ECLIPSE_LONG_COVID.pptx
 
FILSAFAT KESEHATAN (1).pptx
FILSAFAT KESEHATAN (1).pptxFILSAFAT KESEHATAN (1).pptx
FILSAFAT KESEHATAN (1).pptx
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Tugas Filsafat.pdf

  • 1. TUGAS BERPIKIR FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN, DAN KEDOKTERAN/KESEHATAN SEBAGAI ILMU NAMA : dr. Dionesia Kidi Making NIM : 2211082003 PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NUSA CENDANA TAHUN 2022/2023
  • 2. Mengenal Filsafat dalam Dunia Kesehatan Pendahuluan Berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran (kesehatan), telah mengantar ilmu kedokteran sebagai bagian dari ilmu pengetahuan terapan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Sebagai sebuah ilmu, dan apa pun bidangnya dalam lingkaran ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia tidak ada satu bidang ilmu pun yang menganggap dirinya paling sempurna dan tanpa cacat. Semua ilmu pengetahuan selalu berada dalam relasi cakrawala dialektika, yang satu melengkapi yang lain untuk melayani kebutuhan manusia dengan segala kompleksitas persoalan yang tak pernah usai terjawab dari hari ke hari. Bidang kedokteran sebagai buah ilmu pun tidak terlepas dari keterbatasannya untuk mampu merangkul segala realitas yang terkait dengan dunia dan manusia. Dalam keterbatasan nalar manusiawi di hadapkan dengan keinginan manusia yang tampa batas ini menjadi polemik bagi manusia itu sendrii sepanjang babak sejarah kehidupan ini. Manusia yang pada hakikatnya sebagai makhluk peziarah terus menelusuri dunia, mencari, bertanya, berkehendak mendapat, tapi tak pernah selesai mendapatkan. Manusia adalah makhluk pencari tanpa akhir. Di hadapkan pada keruwetan-keruwetan pencarian manusia ini, relasi antara Ilmu-Ilmu dan Filsafat menjadi sebuah keniscayaan. Hubungan filsafat dengan Ilmu kedokteran di sini berarti filsafat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dunia ilmu kedokteran. Namun, sebagaimana diungkapkan Made Wardhana filsafat tidak bergerak pada tataran praktis dengan eksperimen dan percobaan-percobaan tetapi dalam upaya memberi argumentasi logis dan
  • 3. tepat tentang alasan dari suatu masalah dan upaya memberi solusi yang rasional dan bijak.1 Jean Paul Sartre seorang filsuf eksistensialis, berkaitan dengan keterbatasan ilmu- ilmu dalam mengungkapkan misteri kehidupan mengatakan bahwa, ilmu bukanlah sesuatu yang sudah selesai terpikirkan, sesuatu hal yang tidak pernah mutlak, sebab akan selalu disisihkan dengan hasil penelitian dan pencobaan baru, yang dilakukan dengan metode-metode baru atau karena adanya perlengkapan-perlengkapan yang lebih sempurna, dan penemuan baru tersebut akan disisihkan pula oleh ahli-ahli yang lainnya.2 Bagaimana Berpikir Filsafat? Filsafat adalah kata benda sedangkan berfilsafat adalah kata kerja yang menunjukan aktifitas melakukan filsafat. Filsafat secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani philosophia dengan dua suku kata, yaitu philos artinya cinta, dan sophos artinya kebijaksanaan. Dengan demikian secara harafiah filsafat dapat berarti cinta akan kebijaksanaan.3 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat didefinisikan sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.4 Lalu bagaimana dengan berifilsafat? Berfilsafat dalam penjelasan Eko Ariwidodo dilihat sebagai suatu aktifitas intelektual sadar untuk bnerpikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran.5 Berpikir dalam filsafat bukan sembarang berpikir, tetapi sering dikenal dengan ungkapan berpikir secara radikal sampai kepada akar-akarnya. Dengan begitu dapat dikatakan, berfilsafat itu identik dengan berpikir, namun tidak semua yang berpikir sedang berfilsafat. 1 Made Wardhana, Filsafat Kedokteran (Vaikuntha International Publication, 2016), hlm. 6. 2 Eko Ariwidodo, Dasar-Dasar Filsafat Ilmu (Media Publishing, 2018), hlm. 135. 3 Made Wardhana, op.cit., hlm. 6. 4 Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (KBBI Edisi V). 5 Eko Ariwidodo, op.cit., hlm. 14.
  • 4. Berfilsafat menurut Shabri Shale Anwar berarti berpikir secara mendalam dan sungguh- sungguh.6 Berfilsafat dengan demikian suatu upaya untuk mencapai kebenran dengan mempertimbangkan segala pendekatan dan teori agar sampai kepada kesimpulan yang lebih mendekati kebenaran. Diktum Rene Descartes, tentang keraguan (kesangsian) metodis adalah salah satu ungkapan lain dari proses berfilsafat. Dengan meragukan sesuatu, kita didorong untuk semakin giat membuka jalan menuju kebenaran. Prof. Endry Boeriswati dan Fernandes Arung menulis perihal Ruang Lingkup Filsafat dengan memaparkan karakteristik berpikir filsafat sebagai berikut: menyeluruh (mengkaji suatu objek tidak dari satu sisi saja), mendasar, spekulatif, refketif, kritis, dan postulatif.7 Dengan pemahaman singkat tentang berpikir filsafat, sekarang lebih jauh mesti diketahui apa saja ciri-ciri berpikir filsafat? Berikut beberapa ciri berpikir filosofis sebagaimana dikemukakan oleh Craig, 2002; Kebung, 2011; dan Kattsoff, 2004 dalam Endry dan Arung: 1. Komprehensif dan mendalam 2. Konseptual 3. Koheren dan konsisten 4. Rasional 5. Bebas dan Kritis, dan 6. Bertanggung jawab.8 6 Shabri Shale Anwar, Aliran dan Pemikiran Filsafat Pendidikan (N.p., Yayasan Do'a Para Wali , 2021), hlm. 2. 7 Endry Boeriswati dan Fernandes Arung, Ruang Lingkup Filsafat (IDIK4006/Modul 1), 1.10 poin B, diakses dari https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan, pada Minggu, 25 September 2022. 8 Ibid.
  • 5. Penalaran dalam Filsafat Aktifitas berpikir dalam filsafat sering juga disebut atau dikenal dengan penalaran. Penalaran adalah aktifitas otak untuk menemukan alasan logis dan tepat sebagai jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan untuk memecahkan persoalan. Penalaran adalah upaya untuk menelusuri makna dan penyebab utama atau dasar dari segala pengetahuan. Keraf dalam Junihot Simanjuntak berpendapat, penalaran adalah suatu proses berpikir, dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada satu kesimpulan.9 Penalaran untuk mendekati suatu persoalan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu model induktif dan model deduktif. Metode penalaran induktif bergerak dari contoh-contoh khusus yang khas untuk dibuat kesimpulan umum. Sedangkan, metode deduktif yaitu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang sudah diketahui dan berakhir pada satu kesimpulan baru yang bersifat khusus.10 Ciri-ciri penalaran sebagaimana terdapat dalam Junihot Simanjuntaj sebagai berikut: ➢ Dilakukan dengan sadar, ➢ Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui, ➢ Sistematis, ➢ Terarah atau bertujuan, ➢ Menghasilkan keputusan atau pengetahuan baru, ➢ Premis berupa pengelaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh, 9 Junihot M. Simanjuntak, Filsafat Ilmu dan Penalaran Teologi. (N.p., PenerbitAndi, 2022), hlm. 443. 10 Ibid., hlm. 446, 448.
  • 6. ➢ Pola pemikiran tertentu, ➢ Sifat empiris rasional.11 Dari pengertian dan ciri-ciri penalaran ini, berikut gambaran singkat perihal proses penalaran untuk menghasilkan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan Hartono (2013; 202) dalam kutipan Junihot Simanjuntak: 1. Mengumpulkan fakta, 2. Membangun dan menetapkan asumsi, 3. Menilai atau menguji asumsi, 4. Menetapkan generalisai, 5. Membangun argumentasi yang mendukung, 6. Memeriksa atau menguji kebenran argumentasi, dan 7. Menetapkan kesimpulan.12 Peran Filsafat untuk Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan adalah dua suku kata berbeda yang sering disebut sebagai satu rumpun dengan satu konsep yang dipahami sebagai sesuatu yang diperoleh dari aktifitas rasio dengan teori dan pendekatan tertentu untuk mengetahui sesuatu. Untuk lebih jelas perlu ditelusuru arti etimologis dan terminologis dari kedua kata ini. Secara etimologis kata ilmu berasal dari Bahasa Arab, ‘ilm yang memiliki arti mengetahui atau perbuatan untuk mengetahui. Sedangkan secara terminologis ilmu berarti bentuk pengetahuan yang datang dari Allah yang mana ilmu ini diturunkan melalui seluruh ciptaan. Ilmu juga dapat berarti pengetahuan sistematis yang bersifat ilmiah.13 11 Ibid., hlm. 444. 12 Ibid. 13 Cahyonosastro354, https://brainly.co.id/tugas/22420851.
  • 7. Pengetahuan secara etimologis berasal dari bahwa Inggris knowledge artinya fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran disebut aposteriori, atau melalui introspeksi diebut apriori. Secara terminology, pengetahuan diartikan sebagai semua milik atau isi pikiran, perasaan, dan semua bentuk kerja pengindraan atas sesuatu.14 Peran filsafat dalam ilmu pengetahuan secara garis besar sudah digambarkan pada bagian pendahuluan. Pada dasarnya filsafat berperan memberikan penilaian kritis dan gagasan reflektis terkait sumbangan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Dan pertanyaan terkait sejauh mana peran filsafat, sudah dijelaskan sebelumnya bahwa filsafat tidak bergerak pada rana praktis dari ilmu-ilmu pengetahuan seperti membuat percobaan dan praktik, karena itu filsafat bergerak dalam ruang lingkup gagasan, untu merefleksikan cara suatu ilmu bekerja apakah sesuai dan tgepat dengan hukum-hukum dan kebenaran yang berlaku universal atau tidak. Berikut akan dibahas juga terkait cara memperoleh pengetahuan dengan metode ilmiah menurut Prof. Dr. Bambang Sugem. Menurut dia, sebuah ilmu dapat dikatakan sebagai kumpulan pengetahuan ilmiah, kalau tersusun secara konsisten, sistematis, dan komulatif yang berfungsi untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fenomena tertentu yang menjadi bidang kajiannya. Bambang melanjutkan bahwa, terdapat dua syarat suatu pengetahuan disebut sebagai pengetahuan ilmiah: a. Pengetahuan harus konsisten dengan premis-premis dan teori-teori yang sudah ada sebelumnya, terutama dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Syarat ini berpijak pada kebenaran ilmiah menurut Aristoteles mengenai teori koherensi, yang menegaskan bahwa suatu pengetahuan dianggap benar apabila koheren dan konsisten 14 https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan.
  • 8. dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. b. Pengetahuan itu harus didukung atau sesuai dengan fakta-fakta empiris. Hal ini terkait dengan tegori korespondensi Betrand Russel, yang menyatakan bahwa suatu pernyataan dianggap benar jika berkorespondensi atau sesuai dengan objek atau fakta yang dimaksud.15 Dengan pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah ini, maka sampailah pada yang disebut dengan kebenaran ilmiah. Poedjawijatna, dalam Hamdan Akromullah (2018: 51) kebenaran ilmiah tidak dapat dipisahkan dari karakteristik yang bersifat ilmiah yang memenuhin syarat atau kaidah pengetahuan seperti, objektivitas, metodologis, universal, dan sistematis.16 Ilmu kedokteran pada dasarnya adalah suatu ilmu karena mengikuti prinsip-prinsip atau kaidah keilmuan, baik dari aspek epistemiologi, ontologi dan aksiologi. Demikian juga halnya penemuan-penemuan dibidang kedokteran modern telah mengikuti kaidah ilmu pengetahuan. Namun yang paling penting dalam ilmu kedokteran objeknya adalah manusia dengan berbagai latar belakang dan menderita suatu penyakit. Oleh karena itu sangat penting terlebih dahulu dibicarakan tentang hakekat manusia baik dari aspek biologis dan metafisika. Ilmu Kedokteran dari perspektif filsafat, berarti menelaah dari 3 komponen utama filsafat, yaitu; ontologi, epistemologi dan aksiologi Komponen-Komponen Filsafat dalam Perspektif Ilmu Kedokteran a. Ontology : adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau 15 Bambang Sugeng, Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif) (N.p., Deepublish, 2022), hlm. 17. 16 Hamdan Akromullah, “Kebenaran Ilmiah Dalam Perspektif Filsafat Ilmu (Suatu Pendekatan Historis Dalam Memahami Kebenaran Ilmiah dan Aktualisasinya Dalam Bidang Praksis)”, Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 21(1), hlm. 48-64.
  • 9. mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil. Ontologi disini membahas semua yang ada secara universal, berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan meliputi semua realitas dalam segala bentuknya. Ontologi kerap disebut juga metafisika atau filsafat pertama. Dengan kata lain, ontologi adalah cabang filsafat yang mengupas masalah keberadaan. Jika dua kata tersebut digabungkan, maka kata ontolgi memiliki arti ilmu yang mempelajari hakekat atau wujud atau keberadaan. Suatu pemikiran ontologi dapat ditemukan dari seorang filosof Yunani bernama Thales. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ilmu kedokteran adalah kumpulan pengetahuan yang terstruktur secara sistematik, konsisten & rasional dengan menggunakan Metode Ilmiah. Dengan demikian, ada 2 hal esensial dalam ontologi ilmu kedokteran; a. jenis ilmu: eksakta (fenomena alam), non eksata (fenomena sosial), b. ruang lingkup; manusia sehat & sakit (hakekat manusia), c. humaniora kedokteran, serta d. upaya penyembuhan. Kedokteran adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujkan kepada individu, keluarga atu masyarakat,yang sehat atupun sakit yang menyangkut siklus hidup manusia.(Lokal kary a kedokteran nasional 1983). Kedokteran dapat di pandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktek dalam profesi,memiliki perhimpunan, memberlakukan kode etik kedokteran ( aksiologi kedokteran ), otonomi,dan motivasi bersifat altruistik (sikap tanpa pamrih).
  • 10. b. Epistemologi Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan, pertanyaan mendasar dalam wacana filsafat adalah apakah pengetahuan itu? Bagaimana metode mendapatkannya? Bagaimana membuktikan kebenaran suatu pengetahuan? Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan. Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batasan, sumber pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan, kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bukti ilmiah, serta perkembangan ilmu kedokteran untuk kesejahteraan manusia. Jadi, dapat di simpulkan ilmu kedokteran adalah ilmu yang ditujukan untuk merawat orang sakit atupun sehat namun merawatnya bukan sekedar merawat secara biasa namun ada ilmunya yang spesifik yang di dapat melalui jenjang Pendidikan. c. Aksiologi Aksiologi adalah cabang filfasat membahas tentang nilai atau teori tentang nilai, meliputi nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran dengan kata lain, aksiologi membahas tentang; etika dan estetika. Etika yang membahas secara kritis dan sistematis masalahmasalah moral, kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia. Sejak masa Sokrates dan para kaum shopis dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagianya. Franz Magnis Suseno mengartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Isi dari pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan di atas adalah norma- norma, adat, wejangan dan adat istiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri, etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia
  • 11. mengetahi dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Dalam hal ini akan dibicarakan dalam kode etik kedokteran, etika biomedis, etika penelitian dan sebagainya. Perspektif kedokteran/kesehatan sebagai ilmu (dapat dikaji dari berbagai konsep rentang sehat - sakit) dari dimensi psiko edukatif, sosial, budaya, dan spiritual. Definisi kedokteran sebagai ilmu atau science. Ada banyak definisi tentang ilmu. Salah satu definisi ilmu menurut Harsojo, Guru Besar Antropologi, Universitas Padjajaran, ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan. Sebagai ilmu, kedokteran juga telah memenuhi sifat-sifat keilmuannya seperti: • Berdiri secara satu kesatuan • Tersusun secara sistematis, • Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data), • Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset. • Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya. • Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini • Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran- pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya. Sehat (health) adalah fenomena yang tidak mudah dijabarkan sekalipun dapat dirasakan
  • 12. dan diamati keadaannya. Misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang gemuk adalah orang yang sehat, dan sebagainya. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat. Konsep sakit adalah suatu fenomena biopsikososial-spiritual yang yang terintegral dengan kehidupan manusia. Konsep sehat dan sakit merupakan bahasa kita sehari-hari, terjadi sepanjang sejarah manusia, dan dikenal di semua kebudayaan. Meskipun demikian untuk menentukan batasan-batasan secara eksak tidaklah mudah. Kesamaan atau kesepakatan pemahaman tentang sehat dan sakit secara universal adalah sangat sulit dicapai. Menurut WHO (1948) sehat adalah a state of complete physical, mental,and social well being and not merely the absence of illness or indemnity (suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan). Dalam definisi tersebut meliputi 3 karakteristik : 1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia. 2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal. 3. Sehat diartikan sebagi hidup yang kreatif dan produktif. c. Psiko-edukatif Adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua (ayah dan ibu) termasuk pendidikan agama. Orang tua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap orang 86 Kedokteran Sebagai Ilmu tuanya. Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi psiko-edukatif ini berhenti hingga usia 18 tahun. c. Sosial-budaya, Selain dimensi psiko-edukatif di atas kepribadian seseorang juga
  • 13. dipengaruhi oleh kultur budaya dari lingkungan sosial yang bersangkutan dibesarkan. d. Spiritual Yang merupakan fitrah manusia. Ini merupakan fitrah manusia yang menjadi kebutuhan dasar manusia (basic spiritual needs), mengandung nilai-nilai moral, etika dan hukum. Atau dengan kata lain seseorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral dan beretika, seseorang yang bermoral dan beretika berarti ia beragama (no religion without moral, no moral without law). Undang-undang No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA 1. Made Wardhana, Filsafat Kedokteran (Vaikuntha International Publication, 2016), hlm. 6 2. Eko Ariwidodo, Dasar-Dasar Filsafat Ilmu (Media Publishing, 2018), hlm.135. 3. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (KBBI Edisi V). 4. Eko Ariwidodo, Dasar-Dasar Filsafat Ilmu (Media Publishing, 2018), hlm.14. 5. Shabri Shale Anwar, Aliran dan Pemikiran Filsafat Pendidikan (N.p., Yayasan Do'a Para Wali , 2021), hlm. 2. 6. Endry Boeriswati dan Fernandes Arung, Ruang Lingkup Filsafat (IDIK4006/Modul 1), 1.10 poin B, diakses dari https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan, pada Minggu, 25 September 2022. 7. Junihot M. Simanjuntak, Filsafat Ilmu dan Penalaran Teologi. (N.p., Penerbit Andi, 2022), hlm. 443. 8. Cahyonosastro354, https://brainly.co.id/tugas/22420851. 9. https://www.slideshare.net/alvinkasenda/ilmu-dan-pengetahuan. 10. Bambang Sugeng, Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif) (N.p., Deepublish, 2022), hlm. 17. 11. Hamdan Akromullah, “Kebenaran Ilmiah Dalam Perspektif Filsafat Ilmu (Suatu Pendekatan Historis Dalam Memahami Kebenaran Ilmiah dan Aktualisasinya Dalam Bidang Praksis)”, Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 21(1), hlm. 48-64.