SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
IDENTIFIKASI ASPEK ONTOLOGI,
EPISTEMIOLOGI, AKSIOLOGI DALAM ILMU
KEPERAWATAN
DR. AHSAN, S.KP. M.KES
PENDAHULUAN
• Dalam filsafat dibahas seluruh yg ada, bukan yg tiada, mungkin tidak ada, baik itu yg
bersifat tidak nyata /nyata meliputi Tuhan, manusia, alam semesta.
• Untuk memahami secara keseluruhan filsafat dg baik, sangat sulit dg tidak adanya
pemilahan, mungkin kita hanya menguasai sebagian saja dari ruang lingkup filsafat.
• Secara garis besar, terdapat tiga bahasan pokok sistematika filsafat yaitu;
a. Ontologi /teori hakikat yg bahasannya ttg hakikat segala sesuatu yg menghasilkan
pengetahuan, (apa)
b. Epistemologi /teori pengetahuan yg membahas bagaimana kita mendapatkan
pengetahuan, (bagaimana)
c. Aksiologi /teori nilai yg membahas ttg pentingnya pengetahuan, fungsi dari
pengetahuan. (untuk apa )
1.ONTOLOGI
a. Pengertian Ontologi
• Salah satu kajian filsafat paling kuno, berasal dari
Yunani, kajian tsb membahas sesuatu yg bersifat
konkret.
• Tokoh Yunani yg memiliki pandangan bersifat
ontologi adalah Thales, Plato, Aristoteles.
• Pengertian paling umum ontologi adalah bagian
bidang filsafat yg mencoba mencari hakikat dari
sesuatu.
• Pengertian melebar, dikaji secara tersendiri menurut
lingkup cabang keilmuan tersendiri.
• Ontologi menjelaskan domain yg dapat digunakan
sbg landasan sebuah “knowledge base”.
• Teori ttg makna objek, property, objek, relasi objek tsb
yg terjadi pada suatu domain pengetahuan (Nunu
Burhanuddin, 2018).
• Istilah ontologi berasal kata ontos, berarti
sesuatu yg berwujud. Disebut sbg ilmu yg
mempelajari wujud ttg hakikat yg ada.
• Argumen ini tidak hanya berdasarkan pada
alam nyata, berdasarkan logika. Pertama
kali digunakan Plato (428-348 SM) dg teori
idenya.
• Ide yg dimaksudnya konsep universal tiap
sesuatu. Segala sesuatu yg ada di alam ini
mestinya mempunyai ide.
• Contoh ide terdapat pada manusia adalah
berpikir, badan hidup.
• Tiap-tiap sesuatu yg ada di dunia ini intinya
mempunyai ide. Ide inilah yg menjadi dasar
sesuatu (Nurman Said, 2015
BAGIAN ILMU FILSAFAT YG PALING UMUM IALAH ONTOLOGI
• Bagian metafisika salah satu bagian filsafat yg keberadaannya tidak terikat suatu
perwujudan tertentu.
• Objek telaah ontologi secara universal /secara umum adalah bahasan yaitu mencari inti yg
dimuat setiap kenyataan, mencakup segala macam kenyataan dalam semua bentuk
perwujudannya (Bahrun, 2013).
• Setelah mengetahui segala bidang yg utama ilmu filsafat, seperti contohnya filsafat
manusia, moral, alam dunia, kehutanan, pengetahuan, sosial, selanjutnya disusun uraian
ontologinya.
• Ontologi sangat sulit mampu dipahami jika berdiri sendiri /jika terlepas bagian, bidang
filsafat lain.
• Bidang filsafat, ontologi ialah hal yg paling sulit.
• Metafisika : segala sesuatu yg dapat dianggap ada /mempemasalahkan ttg hakikat.
• Hakikat tidak mampu terjangkau pancaindra sebab tidak terbentuk, tidak berupa, tidak
bertempat, tidak berwaktu.
HAKIKAT KITA AKAN MAMPU MENDAPATKAN PENGETAHUAN, MAMPU MENJAWAB BERBAGAI
PERTANYAAN TERKAIT APA HAKIKAT DARI ILMU ITU.
• Dilihat dari aspek ontologi, ilmu melakukan pembatasan diri kajian-kajian yg sifatnya
empiris.
• Objek penelaah ilmu mencakup semua aspek dalam kehidupan yg dapat diuji
menggunakan pancaindra manusia,
• Secara sederhana disimpulkan segala hal yg telah berada di luar kemampuan jangkauan
manusia sudah tidak dapat dibahas oleh ilmu, krn sudah tidak mampu dibuktikan baik
secara metodologi / secara empiris,
• Sedangkan dipahami ilmu itu memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu orientasinya pada dunia
empiris.
BERDASARKAN OBJEK YG DITELAAH DALAM ILMU PENGETAHUAN, TERDAPAT DUA MACAM
OBJEK, YAITU:
1) Objek material (obiectum materiale, material object) : semua lapangan/bahan yg dapat
dijadikan sbg objek penyelidikan dari sebuah ilmu.
2) Objek formal (obiectum formale, formal object) : penentuan titik pandang objek material.
• Ilmu membuat beberapa asumsi /pengandaian ttg objek melakukan kajian lebih mendalam
ttg hakikat objek empiris.
• Asumsi telah dianggap benar, tidak menimbulkan keraguan lagi ialah asumsi merupakan
dasar, titik tolak dari segala pandang kegiatan.
• Asumsi itu diperlukan, sebab pernyataan asumtif itulah nantinya memberikan arah, landasan
bagi berbagai kegiatan penelaahan
BEBERAPA PENDAPAT TTG OBJEK EMPIRIS YG TELAH DIBUAT PARA ILMUAN, YAKNI:
1. Anggapan objek-objek tertentu memiliki kesamaan antara yg satu dg yg lainnya, misalnya
hal struktur, bentuk, sifat, yg lainnya.
2. Anggapan dalam jangka waktu tertentu suatu benda tidak mengalami perubahan.
3. Determinisme : anggapan segala gejala bukan ditujukan memperoleh pengetahuan yg
mempunyai sifat analitis, dapat menjelaskan berbagai macam keterkaitan dalam gejala yg
tertuang dalam pengalaman manusia.
• Jika pengalaman manusia dilakukan analisis menggunakan berbagai disiplin keilmuan lainnya,
pendapat itu dapat dikembangkan dg tanpa integrasi
• Keilmuan mengabaikan beberapa hal;
1. asumsi seharusnya sesuai bidang, tujuan pengkajian disiplin keilmuan, Pendapat ini
seharusnya operasional, merupakan dasar pengkajian teoritis;
2. pendapat seharusnya disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya” bukan dari
“bagaimana keadaan yg seharusnya”
PENDAPAT PERTAMA ASUMSI YG MENJADI DASAR TELAAH ILMIAH, ASUMSI KEDUA ASUMSI
YG MENJADI DASAR DARI MORAL.
• Seorang ilmuan seharusnya mengenal asumsi yg dipergunakan dalam melakukan analisis
keilmuannya, dg mempergunakan asumsi yg berbeda, akan berbeda pula konsep
pemikiran yg dipergunakan.
• Pengkajian ilmiah hendaknya dilandasi dg sebuah asumsi yg tegas, yakni tertulis.
• Sesuatu yg belum tertulis, dianggap belum diketahui /belum memperoleh kesamaan
pendapat (Bahrun, 2013)
• Pertanyaaan meliputi untuk apa penggunaan pengetahuan itu? Artinya apa seseorang
berilmu apabila kecerdasannya hanya dipergunakan untuk menghancurkan orang lain.
• Misalnya, seorang ahli ekonomi yg mensejahterakan saudaranya tetapi di satu sisi
menyengsarakan orang lain, jika seorang ilmuan politik yg menguasai strategi perebutan
kekuasaan secara licik.
• Hal ini merupakan pertanyaan mendasar pada tatanan ontologi.
B. FUNGSI PEMIKIRAN ONTOLOGI
• Membuat suatu peta mengenai segala sesuatu yg mengatasi manusia.
• Sikap ontologi berusaha menampakkan dunia transenden itu, dunia
mengatasi manusia, menjadikannya sesuatu yg dapat dimengerti.
• Dalam aliran-aliran filsafat yg timbul berkat usaha tsb, yg dipentingkan
bukan pengertian spekulatif.
• Plato berbicara ttg ide-ide, tetapi dimaksudkannya bukan hasil pengasahan
otak, melainkan suatu dunia yg nyata, real, lebih luhur, lebih indah dari pada
dunia ini (Van Peursen. 2010).
C. ALIRAN - ALIRAN ONTOLOGI
1). Monisme : Istilah berasal bahasa Yunani monos
berarti tunggal /sendiri. Dari istilah ini terdapat
beberapa pengertian ttg monisme:
1) teori : segala hal dalam alam semesta dapat
dijabarkan pada kegiatan satu unsur dasar.
Misalnya, Allah, materi, pikiran, energi, bentuk;
2) teori : segala hal berasal dari satu sumber
terakhir tunggal.
• Jadi, monisme berpandangan realitas mendasar
adalah satu dari segi proses, struktur, substansi,
landasannya.
2). Dualisme : Istilah berasal dari bahasa latin, dualis
berarti bersifat dua.
• Dualisme bepandangan ada dua substansi dalam
kehidupan ini yaitu, dualisme umumnya, pandangan
filosofis yg menegaskan eksistensi dari dua bidang
yg terpisah.
• Contohnya, Allah/Alam semesta dan jiwa/badan.
• 3)Pluralisme
• Istilah pluralisme berakar kata bahasa latin
pluralis yg berarti jamak / plural.
• Aliran pluralisme secara umum dicirikan
keyakinan berikut:
a) realitas fundamental bersifat jamak;
berbeda dg dualism, monisme;
b) ada banyak tingkatan hal-hal dalam
alam semesta yg terpisah yg tidak
dapat direduksi, dirinya independen.
Dan ketiga, alam semesta pada dasarnya
tidak tertentukan dalam bentuk; tidak
memiliki kesatuan/ kontinuitas harmonis yg
mendasar, tidak ada tatanan koheren,
rasional fundamental
4)MATERIALISME
1) pada satu kutub eksterm,
materialism keyakinan tidak ada
sesuatu selain materi yg sedang
bergerak.
2) materi, alam semesta sama sekali
tidak memiliki karakteristik pikiran:
maksud, intensi, tujuan, arti,
dorongan, kehendak
3) setiap perubahan mempunyai
sebab material, penjelasan materil
ttg gejala-merupakan satu-satunya
alasan yg tepat
4) bentuk material dari barang dapat
diubah, materi itu sendiri mungkin
ada dalam dimensi yg beragam ,
rumit, tetpai materi tidak dapat
diciptakan /dibinasakan.
5)Idealisme
• Istilah idealisme berasal kata
“ide” yaitu sesuatu yg hadir
dalam jiwa.
• Secara sederhana, idealisme
hendak menyatakan realitas
terdiri atas ide-ide, pikiran, akal,
jiwa, bukan benda material,
kekuatan.
• Idealisme suatu pandangan dunia
/metafisik yg menyatakan realitas
dasar terdiri atas, sangat erat
hubungannya dg ide, pikiran
/jiwa.
6)NIHILISME
• Istilah nihilisme berasal bahasa latin secara harfiah
berarti tidak ada /ketiadaan.
• Pengertian nihilisme dirinci dalam beberapa poin sbb :
a) Penyangkalan mutlak, dalam konteks ini nihilism
berarti titik yg menolak ideal positif manapun
b) Dalam epistemology, penyangkalan thd setiap dasar
kebenaran yg objektif dan real
c) Teori tidak ada yg dapat diketahui
d) Tidak ada pengetahuan yg mungkin
e) Keadaan psikologis, filosofis tidak ada etis, religious,
politik, social
f) Penyangkalan skeptis thd semua yg dianggap sbg
real/tidak real, pengetahuan/kekeliriuan, ada/tiada,
ilusi/non ilusi, penyangkalan thd nilai dari semua
pembedaan
7) Agnotisisme
• Istilah agnotisme berasal bahasa Yunani terdiri dua
kata yaitu “a” berarti bukan, tidak, gantikan yg
berarti orang yg mengetahui /mempunyai
pengetahuan ttg
Secara global terdiri pengertian mengenai
agnotisisme, yaitu:
a) Keyakinan kita tidak dapat memiliki
pengetahuan ttg Tuhan /keyakinan mustahil
membuktikan ada /tidak adanya Tuhan
b) Kadang-kadang digunakan menunjuk
penangguhan putusan ttg beberapa jenis
pengetahuan
c) Keyakinanan /ketidak mampuan memahami /
pengertian terutama pengertian Tuhan, ttg
asas-asas pokok agama, filsafat
d) Ajaran secara keseluruhan /Sebagian
menyangkal kemungkinan mengetahui alam
semesta (Zapurulkhan, 2016)
8)ONTOLOGI ILMU KEPERAWATAN
• Suatu pengetahuan ttg eksistensi, sifat dari objek/ide yg disebut sbg
metafisika.
• Bisa pula diartikan dg ‘apa yg dikaji oleh pengetahuan itu?’.
• Filosofi ontologi berkaitan dg manusia, sedangkan dalam
keperawatan, ilmu ontologi turut menyusun ilmu keperawatan.
• Menurut sudut pandang ini, keperawatan dapat menjadi objek
penyelidikan filosofi.
B.EPISTEMOLOGI
a. Pengertian
• Menurut bahasa Secara etimologis berasal Bahasa Yunani episteme (pengetahuan), logos
(kata, pikiran, percakapan/ilmu).
• Epistemologi berarti kata, pikiran, percakapan ttg pengetahuan /ilmu pengetahuan.
• Berdasarkan pemahaman di atas, terdapat beberapa hal penting yg dapat kita cermati ttg
epistemologi:
1) Berkenaan sifat pengetahuan, kemungkinan, cakupan, dasar pengetahuan.
2) Membahas ttg reliabilitas pengetahuan,
3) Melakukan investigasi ttg sumber, struktur, metode, validitas pengetahuan.
B. FUNGSI
• Mempelajari epistemologi memiliki fungsi
sangat penting dalam kehidupan manusia.
• Dalam kehidupan keseharian, tanpa disadari
kita sebenarnya menggunakan epistemologi
dalam arti seluas-luasnya.
1) Sbg landasan bagi tindakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Sbg dasar bagi pengembangan kearifan
dalam berpengetahuan.
3) Sbg sarana mengetahui variasi kebenaran
pengetahuan (Indo Santalia, 2017)
c. Sumber Pengetahuan
1) Penalaran
2) Pengalaman
3) Intuisi
4) Wahyu
 Epistemologi merupakan dasar yg
mempunyai keterkaitan melalui cara
mendapatkan, penyusunan materi
pengetahuan menjadi sebuah ilmu.
 Secara terinci epistomologi keilmuan dapat
terlihat sifat pengetahuan ilmiah, proses
terbentuknya pengetahuan ilmiah (Asmadi,
2009).
D. EPISTOMOLOGI ILMU KEPERAWATAN
• Cabang filsafat berurusan dg pengetahuan, terutama pengetahuan ilmiah, berhubungan dg metodologi
ilmu pengetahuan, ttg bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tsb, proses, prosedurnya.
• Dari sudut pandang hakikat pengetahuan keperawatan dapat menjadi obyek penyelididkan filosofis (Nur
Aini, 2018).
• Ilmu keperawatan ditinjau epistemologi sifat/karakteristik ilmu keperawatan meliputi sbb :
1) Pengetahuan Umum (Public knowledge) Ilmu keperawatan mampu dipelajari siapa saja yg mempunyai
minat. Ilmu keperawatan dapat dipublikasikan dg bahasa yg sarat unsur informatif, emotif.
2) Objektif Ilmu keperawatan : memberikan interpretasi objek yg sama dg menggunakan cara yg sama
hingga diperoleh hasil akhir yg sama pula. Misalnya, ada tiga orang perawat yg melaksanakan tindakan
keperawatan yg sama yaitu memasang oksigen. Hasil yg mereka capai akan sama, yaitu memenuhi
kebutuhan oksigen pasien.
3) Abstraksi Ilmu keperawatan : diperuntukkan manusia yg tidak akan pernah lepas dari kebutuhan. Hal
ini telah tertuang konsep ttg manusia, yaitu manusia sbg makhluk holistic (bio-psiko-sosiospiritual),
unik, makhluk mempunyai kebutuhan, sistem yg terbuka.
4) Konseptual Ilmu keperawatan memiliki konsepsi yg membangun teori keperawatan (Asmadi, 2009).
C. AKSIOLOGI (ETCHIS)
a. Menurut Bahasa
• Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
Axios, Logos.
• Axios artinya nilai, logos artinya ilmu,
penalaran, teori.
• Aksiologi secara bahasa dipahami sbg
teori ttg nilai/rasionalitas nilai.
• Secara istilah, aksiologi dipahami cabang
filsafat yg membahas ttg nilai.
• Aksiologi tidak lain adalah the teory of
values.
• Aksiologi dalam manifestasinya, misal
membahas ttg mengapa sesuatu itu
dikatakan baik/buruk, indah/tidak indah
(Indo Santalia, 2017).
b. Aksiologi Ilmu Keperawatan
• Investigasi/pertimbangan
moralitas tindakan kita,
• pengetahuan /cara berpikir yg
mendasari istilah benar vs salah,
baik vs buruk, kebaikan vs
keburukan,
• dapat diartikan “untuk apa
pengetahuan tsb dipergunakan,
kaitannya dg penggunaanya dg
kaidah-kaidah moral (Nur Aini,
2018)
KEPERAWATAN SBG ILMU DAN PROFESI
A. Defenisi Ilmu
• lmu adalah suatu pengetahuan mengenai sebab akibat yg mempunyai bercirikan adanya
cara logis, koheren untuk mencapai suatu metodologi,
• Mempunyai hubungan dg tgg. jawab ilmuwan, bersifat universal,
• Mampu dikomunikasikan, kritis yg mana tidak ada teori ilmiah yg definitif,
• Terbuka untuk peninjauan kritis,
• Bermanfaat sbg perwujudan hubungan antara teori dan praktek (Hidayat, 2010).
B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
1. Zaman Pra Yunani Kuno :
• Perkembangan atas dasar pengalaman suatu
ilmu dapat diketahui.
• Kekuatan magis yg sering dihubungkan dg sikap
pengalaman.
• Kegiatan menulis, berhitung, penentuan
kalender dari hasil abstraksi dilaksanakan,
kemampuan meramal berdasarkan peristiwa yg
telah terjadi.
2. Zaman Yunani Kuno :
• Dimulai kebebasan menyampaikan gagasan
/pendapatnya, sudah tidak percaya lagi akan
adanya kekuatan magis /mitos.
• Dapat dikatakan terjadi perkembangan ilmu yg
berdasarkan atas kebebasan.
3. Zaman Pertengahan
• Masa itu segala kegiatan ilmiah
diarahkan mendukung adanya
kebenaran di agama.
• Perkembangan ilmu telah dimulai di
wilayah timur melalui peradaban dunia
Islam dg telah dilakukannya
penerjemahan karya filosofis.
• Zaman itu didapatkan berbagai
penemuan berupa cara penegasan
sistem decimal, dasar-dasarnya,
pengamatan astronomi, ilmu kimia, ilmu
kedokteran, ilmu bumi, dll.
• Keberadaan para ilmuwan yg ada
dikaitkan dg para ahli agama, aljabar
LANJUTAN
4. Zaman Renaissance
• Pemikiran manusia mulai mengalami perkembangan : adanya
pemikiran upaya mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri,
tidak didasarkan atas campur tangan Ilahi.
• Adanya pengamatan, penyingkiran segala hal yg tidak termasuk
dalam peristiwa yg diamati, idealisasi, adanya upaya penyusunan
teori atas dasar dari peristiwa, percobaan menguji peristiwa yg
telah ada, sbg pembuktian ditemukan berbagai cara berpikir
secara ilmiah.
• Terjadinya banyak penemuan ilmu pengetahuan modern,
menandai perkembangan ilmu pada masa itu.
5. Zaman Modern
• Ditandai penemuan ilmiah, beberapa tahapan berpikir ilmiah
telah disusun.
• Descrates, tidak menerima apapun sbg hal yg benar kecuali
diyakini diri sendiri jika itu memang sesuatu yg benar adanya
merupakan salah satu langkahnya.
• Adanya perincian secara lengkap, dilakukan pemeriksaan
menyeluruh berbagai hal, terdapat cara berpikir dari hal yg
sederhana sampai pada paling rumit.
6. Zaman Kontemporer
• Terjadi perkembangan ilmu kedokteran
yg dibagi dalam spesialisasi,
subspesialisasi.
• Seiring dg perkembangan pada ilmu
kedokteran, ilmu keperawatan mulai
dikembangkan dg adanya perkembangan
spesialisasi.
• Perkembangan ilmu yg sangat pesat dg
dimulainya teori-teori alam,
• Yg disertai penemuan akan keberadaan
teknologi canggih seperti teknologi
informasi, komunikasi (Hidayat, 2010).
C. KARAKTERISTIK ILMU
• Terdapat enam karakteristik dari kegiatan yg dapat dikatakan sbg sebuah ilmu, al :
1. Masalah : Kegiatan ilmiah yg mempunyai titik tolak dari suatu persoalan yg mampu
menarik perhatian. Akibat dari tidak terdapatnya ilmu jika tidak ditemukan masalah.
2. Sikap : ingin tahu sangat diperlukan, dimiliki seseorang menghasilkan ilmu agar dapat
mengatasi suatu masalah.
3. Metode : suatu cara yg dipergunakan sbg upaya menyelesaikan berbagai persoalan.
4. Aktivitas : semua aktivitas manusia dalam upaya menghadapi permasalahan scr jelas,
terencana.
5. Solusi : tanda yg menjadi ciri dari solusi jika ilmu mampu memecahkan persoalan dg
mempergunakan sebuah prinsip umum /hukum- hukum yg tertentu.
6. Pengaruh : Sejauh mana pengaruh ilmu thd masalah kehidupan dibuktikan pengaruh
yg merupakan suatu bagian dari sebuah kegiatan ilmiah.
D. UNSUR-UNSUR YG MEMBENTUK STRUKTUR PIKIRAN MANUSIA
1. Pengamatan : Unsur pengamatan membentuk sebuah struktur pikiran sebab dg cara
pengamatan, mampu menimbulkan keterkaitan di objek tertentu, dapat membentuk
suatu pemikiran.
2. Penyelidikan : Dihasilkan persepsi, konsep yg dapat diingat secara sederhana maupun
kompleks setelah proses pengamatan struktur pemikiran dapat dibentuk.
3. Percaya : Pemikiran agar mencapai hal apa yg akan dihasilkan nantinya ditimbulkan
rasa percaya thd objek yg akan muncul dalam kesadaran yg biasanya timbul dari
perasaan ragu pada objek yg akan diselidiki.
4. Keinginan : Keinginan dapat membentuk struktur pemikiran berupa adanya kemauan.
5. Adanya maksud : merupakan tujuan ingin mengetahui sesuatu/ kemauan.
6. Menyesuaikan : bentuk adaptasi.
7. Menikmati : Struktur pemikiran manusia dibentuk dari proses menikmati hidup ini.
E. SUMBER-SUMBER ILMU
• Secara rasional, empiris, dan intuisi, iIlmu dapat diperoleh:
1. Rasional Rasio /akal pikiran manusia dititik beratkan kebenaran
ilmu secara rasional.
2. Empiris : bersumber kata dalam bahasa Yunani “empeirikos”
artinya pengalaman. Maksudnya ialah pengalaman indrawi.
3. Intuisi : pengetahuan yg diperoleh tanpa melewati proses
penalaran tertentu.
4. Wahyu : sebuah pengetahuan yg disampaikan Allah SWT kepada
manusia melalui perantara nabi.
F. SIFAT-SIFAT ILMU
1. Memiliki Objek : Semua ilmu memiliki objek yg menjadi pusat kajiannya.
2. Memiliki Metode : Agar tidak dilaksanakan asal-asalan, memerlukan metode khusus
dalam mempelajari ilmu pengetahuan yg disebut metode ilmiah.
3. Bersifat Sistematis : Ilmu pengetahuan seharusnya tersusun secara sistematis dari tingkat
yg sederhana hingga ke tingkat yg kompleks, diatur sebaik mungkin, dapat saling
mendukung antara yg satu dg yg lainnya.
4. Bersifat Universal : Kebenaran yg tersajikan dalam ilmu pengetahuan seharusnya dapat
diterima semua institusi Pendidikan, berlaku secara umum.
5. Bersifat Objektif : Segala pernyataan yg diungkapkan harus memiliki sifat jujur,
disesuaikan kondisi yg benar, memiliki data, informasi akurat, bebas prasangka, tidak
mengakibatkan kesenjangan, pada kepentingan pribadi orang perorangan tidak memiliki
hubungan.
6. Bersifat Analitis : Tujuan mempelajari ilmu ialah menuju pada hal-hal yg lebih khusus
seperti bagian, sifat, peranan, berbagai macam hubungan.
7. Bersifat Verifikatif : Tidak bersifat mutlak, sebuah pernyataan kebenaran di dalam ilmu
pengetahuan, tetapi memiliki sifat terbuka / verifikatif.
G. FUNGSI ILMU
1. Fungsi Deskripsi : Berbagai macam gejala alam yg sedang,
telah terjadi mampu dijelaskan ilmu.
2. Fungsi kontrol : Ilmu mampu mengendalikan gejala alam.
3. Fungsi eksplanasi : Ilmu akan mampu menjelaskan berbagai
macam gejala alam yg memungkinkan manusia agar mampu
melakukan segala macam kegiatan agar menguasai berbagai
gejala alam tsb.
4. Fungsi pengembangan : Menemukan hasil dari ilmu yg
masih baru.
H. KEPERAWATAN SBG ILMU
• Ilmu Keperawatan memiliki body of knowledge sangat khas, akan selalu mengalami
perkembangan.
• Perkembangan tanggung jawab seluruh stakeholder keperawatan, diantaranya para
profesional, pendidik, mhs keperawatan.
• Salah satu terpenting di proses perkembangan ilmu keperawatan riset bidang
keperawatan
• Keperawatan sbg sebuah ilmu mempunyai objek formal dan objek material.
• Objek formalnya, upaya memenuhi KDM, memiliki cara pandang respon manusia
masalah kes, bantuan diberikan individu, kelp/masy mengalami ketidakmampuan
berfungsi secara sempurna masalah kes, proses penyembuhan, memperhatikan, berfokus
masalah keperawatan yg dilaksanakan dg cara mencari secara ilmiah (Asmadi, 2009).
• Objek materi, disusun secara sistematis dg mempergunakan metode ilmiah. Asuhan
keperawatan ditujukan manusia diperuntukkan yg tidak mampu berfungsi sempurna yg
mempunyai kaitan dg kondisi kes, sbg manusia makhluk utuh, unik (Asmadi, 2009).
1. ASPEK ONTOLOGI
• Setiap disiplin ilmu memiliki objek yg menjadi fokus penelaahannya berdasarkan tinjauan
aspek ontologi.
• Poedja Wijadna (1986) dalam Darji 2006, objek sebuah ilmu dapat kita bedakan atas dua
yakni objek materia dan objek forma.
• Objek materia : lapangan /bahan penyelidikan ilmu
• Objek forma : sudut pandang tertentu yg akan menentukan jenis sebuah ilmu.
• Jadi dapat saja terjadi ada lebih dari satu ilmu yg mempunyai forma berbeda tetapi objek
materianya sama.
• Pada ilmu keperawatan, manusia yg tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam
keterkaitannya dg kondisi Kes, dalam proses penyembuhan sbg objek materianya.
• Bantuan bersifat holistik diberikan individu yg tidak dapat berfungsi secara sempurna krn
terkait dg kondisi kes, proses penyembuhan individu tsb sbg objek formanya.
2. ASPEK EPISTEMOLOGI
• Asas behubungan cara mendapatkan, menyusun materi pengetahuan menjadi
sebuah ilmu.
• Epistemologi keilmuan mampu terlihat dari sifat, proses pembentukan
pengetahuan ilmiah.
• Ditinjau perspektif epistemologi, Ilmu keperawatan mempunyai sifat/karakteristik
diantaranya: Pengetahuan ialah milik umum
• Pengetahuan disampaikan kpd masyarakat menggunakan publikasi ilmiah.
Siapapun yg mempunyai minat dapat mempelajari ilmu keperawatan.
• Objektif Ilmu keperawatan mampu menginterpretasikan objek yg sama dg
menggunakan cara yg sama pula sehingga akan diperoleh hasil yg sama.
• Abstraksi Umat manusia tidak pernah lepas kebutuhan menjadi peruntukan Ilmu
keperawatan.
• Konsep manusia, seperti manusia makhluk yg unik, makhluk holistik, mempunyai
kebutuhan, sistem yg terbuka.
LANJUTAN
d. Konseptual :
• Ilmu keperawatan memiliki konsepsi yg dapat dipergunakan membangun teori
keperawatan.
• Misal (sehat-sakit, adaptasi, hemoestasis, KDM, holistic, bio,psiko,sosial spiritual)
dst
e. Generalisasi :
• Mempunyai arti ilmu keperawatan mampu diterima secara umum.
• Menggunakan realitas asuhan keperawatan /melalui berbagai bantuan yg
diberikan maka masyarakat mampu mengenal ilmu keperawatan.
3. ASPEK AKSIOLOGI
• Cara mempergunakan, pemanfaatan dari pengetahuan ilmiah.
• Asas dalam keilmuan tsb dipergunakan kebaikan seluruh umat manusia.
• Meningkatkan taraf hidup manusia tanpa mengabaikan martabat manusia, kodrat
manusia, kelestarian alam melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmiah secara komunal,
universal, asas moral yg terkandung di dalam pengetahuan ilmiah diperuntukkan.
• Secara aksiologi keperawatan bagian integral dari layanan kes memiliki andil besar thd
seluruh masyarakat.
• Orientasi keperawatan tidak hanya berfokus individu yg dalam kondisi sakit, tapi juga
kepada individu yg dalam kondisi sehat.
• Melakukan pengembangan diri ke arah yg lebih profesionalisme menjadi upaya yg selalu
dilakukan Keperawatan.
• Aplikasi moral dari ilmu keperawatan : tgg. jawab secara profesional kepada pasien,
masyarakat Tuhan YME.
I. PERAWAT SBG SUATU PROFESI
• Profesi : kata serapan sebuah kata dalam
bahasa Inggris “Profess”, mempunyai
makna: “Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen”.
• Profesi : pekerjaan yg membutuhkan
pelatihan, penguasaan thd sebuah
pengetahuan khusus.
• Profesi biasanya mempunyai asosiasi
profesi, kode etik, proses sertifikasi, lisensi
yg khusus untuk bidang profesi tsb.
1. Pengertian Profesi Menurut Para Ahli
a. Wilensky (1964) Profesi dari kata profession yg
berarti suatu pekerjaan yg memerlukan
dukungan dg badan ilmu (body of knowledge)
sbg dasar pengembangan teori yg sistematis
berguna menghadapi banyak tantangan baru,
memerlukan Pendidikan, pelatihan cukup lama,
memiliki kode etik dg fokus utama pelayanan
(altruism) (Asmadi, 2008).
b. Hamid A. Y (1996) Profesi pekerjaan bertujuan
kepentingan masyarakat, bukan bertujuan
kepentingan golongan / kelompok tertentu
(Asmadi, 2008).
c. DeYoung (1985) Profesi keterkaitan 7 elemen :
memiliki dasar ilmu yg kuat, berorientasi
pelayanan, mempunyai otoritas, memiliki kode
etik, mempunyai organisasi profesi, melakukan
penelitian secara terus menerus, memiliki
otonomi (Asmadi,2008)
2. PENGERTIAN KEPERAWATAN
• Bentuk pelayanan profesional bagian
integral yankes berdasarkan ilmu, kiat
keperawatan meliputi aspek biologi,
psikologi, sosial, spiritual yg bersifat
komprehensif ditujukan individu, keluarga,
masy sehat/sakit mencakup siklus hidup
manusia, mencapai derajat kes optimal
(Handayaningsih Siti. 2009).
• Kegiatan pemberian asuhan yg ditujukan
kpd individu, keluarga, kelp, masy, baik
dalam keadaan sakit/sehat (KMK, RI 2020).
3. Hakikat Profesi :
• Pekerjaaan yg memerlukan
pengetahuan, keterampilan, mempunyai
kualitas tinggi dalam melayani
mengabdi kepentingan umum sbg
upaya pencapaian kesejahteraan seluruh
umat manusia.
• Keterampilan teknis yg didukung
pengetahuan, sikap kepribadian
tertentu yg berlandaskan atas norma
norma yg mengatur perilaku seluruh
anggota profesi (Hidayat A, Aziz Alimul,
2010).
4. ARTI DAN MAKNA KEPERAWATAN SBG SUATU PROFESI
1. Landasan ilmu pengetahuan yg
sudah jelas (Scientific Nursing).
2. Mempunyai kode etik profesi.
3. Pada jenjang pendidikan tinggi
memiliki pendidikan yg berbasis
keahlian.
4. Melalui praktik bidang profesi
memberikan pelayanan kpd
seluruh masyarakat.
5. Pemberlakuan kode etik
keperawatan (Nursalam, 2009).
Prof. Ma’rifin Husin, sbg profesi maka
keperawatan mempunyai ciri – ciri yakni:
1. Memberikan pelayanan /asuhan,
melakukan penelitian sesuai kaidah ilmu,
keterampilan disertai kode etik
keperawatan.
2. Telah lulus pendidikan pada jenjang
perguruan tinggi (JPT) sehingga
diharapkan mempunyai kemampuan
untuk:
a) Bersikap profesional,
b) Memiliki pengetahuan, keterampilan
profesional,
c) Memberi pelayanan asuhan keperawatan
secara profesional,
d) Menggunakan etika keperawatan dalam
memberi sebuah pelayanan.
3. MENGELOLA RUANG LINGKUP KEPERAWATAN YG SESUAI DG KAIDAH SUATU
PROFESI DALAM BIDANG KES, YAKNI:
a) Sistem pelayanan atau asuhan keperawatan,
b) Pendidikan /pelatihan keperawatan yg berjenjang,
berlanjut,
c) Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan,
pendidikan keperawatan registrasi/legislasi),
d) Melaksanakan riset keperawatan perawat pelaksana
secara terencana, terarah yg disesuaikan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi (Nursalam, 2009)
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA SAAT INI TELAH
1. Mempunyai badan ilmu, telah diakui secara UU pemerintah Indonesia melalui UU No.
23 Tahun 1992 ttg kesehatan.
2. Mempunyai institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni AKPER/DIII
Keperawatan, DIV Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan (S1), dan Program Pasca
Sarjana Keperawatan (S2) program Doktoral Keperawatan (S3).
3. Mempunyai kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik keperawatan,
standar pendidikan keperawatan, standar asuhan keperawatan.
4. Memiliki legislasi keperawatan yakni UUD RI Nomor 38 Tahun 2014 Ttg Keperawatan,
yg terkini Keputusan Menkes RI Nomor Hk.01.07/Menkes/425/2020 Ttg Standar Profesi
Perawat.
5. Memiliki organisasi profesi yaitu (PPNI).
6. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri dg menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
7. Melaksanakan berbagai riset keperawatan (Nursalam & Efendi, 2009)
5. PROSES PROFESIONALISASI KEPERAWATAN
Fungsi proses profesionalisasi keperawatan;
1. Memberikan panduan, bimbingan secara
sistematis dan ilmiah bagi profesi tenaga
keperawatan sbg upaya memecahkan
permasalahan pasien menggunakan proses
asuhan keperawatan.
2. Memberikan ciri profesionalisasi dalam proses
asuhan keperawatan dg cara pendekatan
dalam pemecahan masalah, menggunakan
pendekatan menggunakan komunikasi yg
efektif, efisien.
3. Memberi pasien kebebasan memperoleh
pelayanan yg optimal disesuaikan dg
kebutuhan dan kemandiriannya (Susilo
Rakhmat, 2011)
Asas-asas personalisasi keperawatan
yakni:
1. Kemitraan, keterbukaan,
kebersamaan.
2. Manfaat,
3. Interdependensi,
4. Saling memberikan keuntungan
TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
A. Defenisi Konsep
• Konsep secara umum dapat dirumuskan pengertiannya sbg suatu representasi
abstrak, umum ttg sesuatu sbg suatu representasi abstrak, umum.
• Model konsep : rangkaian konstruksi yg sangat abstrak, berkaitan yg
menjelaskan secara luas fenomena, mengekspresikan asumsi, mencerminkan
masalah (Asmadi, 2009).
• Model konsep keperawatan berfungsi untuk:
a. Mengklarifikasi ide/pola pikir ttg keperawatan, kaitannya dg praktek
keperawatan
b. Meningkatkan pola pikir kreatif perawat membantu mengembangkan profesi
c. Memberi arahan bagi pelayanan klien
d. Memberi corak/warna pada pelayanan yg diberikan
2. TEORI
• Teori : deskripsi /penjelasan dari suatu fenomena, hubungan antara fenomena semacam
itu.
• Secara inti, konsep seperti deskripsi simbolik dari fenomena dihubungkan dg preposisi yg
menyatakan hubungan di antara fenomena tsb (Aini Nur, 2018)
• Seperangkat konsep, proposisi yg memberikan cara yg teratur, melihat fenomena,
pernyataan yg menjelaskan/memberi ciri fenomena tertentu.
• Menurut defenisi tradisional, teori adalah seperangkat konsep terorgansir, koheren, saling
berhubungan satu sama yg menawarkan deskripsi penjelasan, prediksi ttg fenomena
(DeLaune and Ladner, 2011)
• Teori : deskripsi/ penjelasan fenomena, hubungan antara fenomena semacam itu (Steves,
1979).
• Secara inti, konsep seperti deskripsi simbolik fenomena dihubungkan preposisi yg
menyatakan hubungan di antara fenomena-fenomena tsb
A. CIRI-CIRI TEORI :
1) Pada dasarnya, teori harus rasional, masuk akal
2) Dapat digeneralisasikan
3) Teori tersusun ats ide-ide yg terkoneks sedemikian rupa
4) Dasar-dasar untuk teori yg dapat diuji
5) Digunakan praktisi membimbing, meningkatkan praktik mereka
6) Konsisten dg teori-teori, hukum, prinsip yg sudah dibuktikan sebelumnya.
Tetapi tetap meninggalkan pertanyaan yg belum terjawab sehingga memungkinkan
untuk diteliti dan diuji lebih lanjut (Arora, 2015).
B. KOMPONEN SUATU TEORI
1) Konsep : blok bangunan dasar dari sebuah teori, bentuk pikiran / gagasan dari
pemahaman manusia yg mencerminkan tanda penting, umum dari objek tertentu yg
dipahami.
2) Fenomena : fakta yg dapat diamati oleh pancaindra, dapat dijelaskan. Fenomena yg
dijelaskan dapat berupa empirik /abstrak.
Komponen suatu teori berdasarkan F. Nightingale yaitu:
1) Defenisi: Menjelaskan/menggambarkan teori, konsep /komponen yg menyusun teori
tersebut.
2) Konsep: Formulasi tentang objek/kejadian yg dapat diamati/dirasakan krn konsep itu
abstrak.
3) Asumsi: Pernyataan yg menjelaskan konsep, suatu kenyataan, yg di terima sbg suatu
kebenaran.
4) Fenomena: Sesuatu yg dapat disaksikan, dilihat dg panca indera (Suara Mahyar, Dalami
Ermawati, Rochimah, Raenah Een, Rusmianti, 2013).
B. TEORI KEPERAWATAN
• Seperangkat ide, defenisi,
hubungan, harapan /saran yg
berasal model keperawatan
/disiplin (bidang ilmu) lain,
rancangan purposif, pandangan
metodis fenomena dg merancang
inter-relationship khusus di antara
ide-ide bertujuan
menggambarkan, menjelaskan,
peramalan, merekomendasikan
(Arora, 2015).
• Karakteristik ilmu keperawatan meliputi
beberapa hal, yaitu: (Asmadi, 2009)
1. Pengetahuan umum (public
knowledge). Siapa saja yg mempunyai
minat akan mampu mempelajari ilmu
keperawatan.
2. Objektif. mampu menginterprestaikan
objek yg sama dg cara yg sama hingga
pada akhirnya akan diperoleh hasil yg
sama pula.
3. Abstraksi. iperuntukkan bagi seluruh
umat manusia yg tidak akan lepas dari
kebutuhan sepanjang hidupnya.
4. Konseptual. memiliki konsepsi yg
membangun dari teori keperawatan.
1. PENTINGNYA TEORI KEPERAWATAN
• Teori keperawatan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan fenomena
keperawatan, memberikan dasar dalam praktik keperawatan, membantu
menciptakan pengetahuan (body of knowledge) yg lebih maju, menunjukkan
bagaimana keperawatan akan berkembang di masa depan.
• Teori keperawatan sangat penting karena membantu memutuskan apa yg kita
ketahui, apa yg ingin kita ketahui (Arora, 2015).
2. TUJUAN TEORI KEPERAWATAN
• Kerangka Kerja Praktik:
• Teori ini mencakup filosofi dan ilmu ttg caring; caring merupakan proses interpersonal yg
terdiri dari intervensi yg menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres, 1986)
• Teori keperawatan sbg salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam
perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yg ingin dicapai di antaranya :
a. Dapat memberikan alasan-alasan ttg kenyataan yg dihadapi dalam pelayanan
keperawatan.
b. Membantu para anggota profesi perawat memahami berbagai pengetahuan.
c. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dg memberikan arah yg
jelas.
C. PARADIGMA KEPERAWATAN
• Paradigma : suatu cara pandang mendasar /cara kita melihat, memikirkan, memaknai,
menyikapi, memilih tindakan atas fenomena yg ada.
• Paradigma merupakan sebuah diagram /kerangka berpikir yg menjelaskan fenomena.
• Paradigma mengandung beberapa konsep yg terkait dg fokus keilmuannya (Asmadi,
2009).
• Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yg dianut mayoritas
kelompok ilmiah (keperawatan) /hubungan berbagai teori yg membentuk suatu susunan
yg mengatur hubungan diantara teori tsb guna mengembangkan model konseptual,
teori-teori keperawatan sbg kerangka kerja keperawatan.
• Paradigma keperawatan terdiri dari 4 unsur, yaitu keperawatan, manusia, sehat sakit,
lingkungan.
• Keempat unsur inilah yg membedakan paradigma keperawatan dg teori lain.
• Teori keperawatan didasarkan pada keempat konsep tsb yakni konsep manusia, konsep
sehat sakit, konsep lingkungan, konsep keperawatan (Asmadi, 2009)
1. MANUSIA
• Makhluk hidup lebih sempurna dibandingkan makhluk hidup yg lain.
• Profesi keperawatan mempunyai konsep ttg manusia memandang,
meyakini manusia sbg makhluk yg unik, sbg sistem adaptif, sbg makhluk
holistic (Asmadi, 2009).
• Manusia sbg makhluk unik, sistem adaptif, makhluk holistic
2. Konsep sehat sakit Rentang sehat sakit
3. Lingkungan
4. Keperawatan
1. RUFAIDAH BINTI SA’AD AL-BANI ASLAM AL-KHAZRAJ
• Rufaidah Al-Asalmiya perawat muslim pertama yg telah hadir di
dunia.
• Sosoknya berperan jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse
terlahir ke dunia.
• Semoga sedikit kisah ini menambah pengetahuan, wawasan
kita ttg orang yg berjasa pengembangan bidang profesi
keperawatan.
• Di Indonesia sendiri, yg mayoritas penduduknya beragama
Islam.
• Tetapi sangat disayangkan ketika nama Rufaidah masih terasa
masih asing jika dibandingkan tokoh keperawatan dunia yg
berasal dari dunia barat.
• Kenyataannya Florence Nightingale tidak lebih terkenal dari
Rufaidah Binti Sa’ad / Rufaidah Al Asalmiya, di kalangan wilayah
Negara arab dan timur tengah
2. FLORENCE NIGHTINGALE “TEORI LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL THEORY)”
• Konsep, Teori Pengembangan teori keperawatan era modern
Nightingale, dipengaruhi pandangan filosofi interaksi
manusia/klien dg lingkungannya.
• Nightingale memandang penyakit sbg proses
pergantian/perbaikan (reparative process).
• Upaya memberikan bantuan proses tsb dapat dilaksanakan
dg manipulasi dg lingkungan eksternal.
• Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan alamiah dalam
proses penyembuhan diri (Suara Mahyar, Dalami Ermawati,
Rochimah, Raenah Een, Rusmiyati, 2010).
• Florence tidak menampilkan ide-idenya sbg model /teori, ia
belum mengetahui dg baik cara menjelaskan ide-idenya dg
cara tsb.
• Sangat jelas ide utama pendekatannya berkait dg lingkungan
sehingga teorinya dikenal dg “Teori lingkungan”.
3.VIRGINIA HENDERSON “TEORI KEBUTUHAN MANUSIA (HUMAN NEED THEORY)”
• Definisi, Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson,
memandang pasien sbg individu membutuhkan bantuan
mencapai kebebasan, keutuhan pikiran, tubuh.
• Dia menegaskan praktik dilakukan perawat independen dari
praktik dokter.
• Mengenalkan pemikirannya ttg peran perawat dipengaruhi
berbagai faktor
• Karyanya berdasarkan karya : Thorndike, seorang psikolog
Amerika, pengalamannya di Henry House Visiting Nurse
Agency, pengalamannya di keperawatan rehabilitasi, konsep
Orlando tindakan keperawatan yg terencana (Henderson, 1964;
Orlando, 1961).
• A Defnition and Its Implications for Practice, Research, and
Education,
• Henderson (1966) memperkenalkan 14 kebutuhan dasar
manusia
4. ERNESTINE WIEDENBACH “TEORI SENI MEMBANTU KEPERAWATAN KLINIS” (THE HELPING ART OF
CLINICAL NURSING)
• Model Konseptual Teori Ernestine Wiedenbach
1) Elemen Model Konseptual Wiedenbach
membantu mengidentifikasi kebutuhan
keyakinan kepercayaan nurse midwife,
kepercayaan rekan.
2) Komponen model konseptual Wiedenbach
yg diketahui sbg 5 elemen dalam the
Realistis of Nursing
1.The Agents Wiedenbach mengidentifikasi
empat elemen dalam praktik klinik perawat.
a) Filosofi Berikut ini 3 poin dasar filosofi keperawatan:
(1) Menghargai kehidupan yg diberikan
(2) Menghargai kehormatan, suatu yg berharga,
otonomi, individualisme semua orang
(3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi thd orang
lain filosofi yg dikemukakan yaitu mengembangkan
mengenai kebutuhan ibu, bayi kebutuhan
persiapan menjadi orang tua (I Gusti Ayu, 2017).
b) Tujuan : dimaksud apa yg ingin perawat capai
melalui apa yg dilakukan-keseluruhan tujuan praktik
profesional, termasuk kegiatan yg berdampak baik
pada pasien.
c) Praktik : Mengobservasi aksi keperawatan termasuk
disiplin pemikiran, perasaan melalui pertemuan
bantuan yg dibutuhkan pasien. Aksi ini tujuan secara
langsung, berpusat pada pasien
d) Art pada keperawatan klinik terdiri dari:
5. LIDYA ELOISE HALL “TEORI CARE, CORE DAN CURE (CARE, CURE, CORE NURSING THEORY)”
• Teori Lidya E. Hall seperti ini:
1) Manusia /seseorang yg telah berumur 16 tahun /
lebih yg menderita suatu penyakit, membutuhkan
bantuan / proses keperawatan yg lebih. Individu
seperti ini memerlukan motivasi dari keluarganya
agar dapat sembuh dg cepat.
2) Optimalnya kesehatan dapat terlihat dari perilaku
manusia itu sendiri.
3) Terciptanya kondisi kesehatan yg
merata,menyeluruh, akibat dari konsep lingkungan
masy yg diperhadapkan dg hubungan individu.
4) Proses keperawatan berkaitan dg kepedulian yg
merupakan inti dari keperawatan. Tujuannya ialah
mencapai suatu hubungan antara individu dg
individu lain/antara perawat dg pasiennya.
B. Proses Keperawatan Menurut Lidya E. hall Lidya E. Hall melakukan
motivasi pada pasiennya demi proses penyembuhan.
Aspek ini mencakup pada 5 tahapan dalam proses keperawatan
yakni:
1) Penilaian : status kes individu /pasien. Menurut teori Lidya E.
Hall proses pengumpulan data diperuntukkan demi
kepentingan kebutuhan kes pasien jika dibandingkan dg
kepentingan perawat. Pengumpulan data harus diarahkan
pada peningkatan kes individu.
2) Diagnosis / diagnosa Pada tahap ini perawat mengamati
penyakit pasien hingga dapat mengetahui penyakit yg
dideritanya. Falsafah , Sehingga dalam proses
penyembuhannya akan lebih mudah dan cepat.
3) Perencanaan Diri pasien dilibatkan sebagai prioritas utama.
Membantu pasien menjadi sadar, mengerti akan pentingnya
sebuah kes bagi kehidupannya merupakan peran perawat.
4) Implementasi Rencana kerja yang nyata memerlukan
keterlibatan.
5) Evaluasi. Ialah suatu proses untuk menilai kemajuan kondisi
kesehatan dari pasien.
6. HILDEGARD PEPLAU “TEORI HUBUNGAN INTERPERSONAL (THEORY OF INTERPERSONAL RELATIONS)
”
• Model Teori Peplau Model Peplau sudah teruji bermanfaat pada teori perawat
dalam pengembangan intervensi keperawatan.
• Peran Keperawatan Menurut Peplau, yakni:
1) Peran Asing Menyambut pasien sama seperti bertemu dg orang asing dalam
situasi kehidupan yg lainnya, memberikan kesan kepercayaan kepada pasien
hingga pasien merasa diperhatikan
2) Peran Sumber Jawaban pertanyaan, menjelaskan proses pengobatan klinis yg
dijalani pasien klinis, ketepatan pemberian informasi.
3) Peran Pengajaran Mengistruksikan dg benar, mengajarkan kembali, yg
melibatkan analisis, sintesis dari seluruh pengalaman peserta didik.
4) Peran Konseling Memfasilitasi klien dalam memahami, mengkoneksikan
makna dari keadaan hidup pada saat ini, memfasilitasi motivasi, dorongan
menuju ke arah perubahan.
5) Peran Pengganti Membantu pasien dalam memperjelas domain
ketergantungan, saling ketergantungan, kemandirian, melakukan tindakan sbg
advokat atas nama pasien.
6) Kepemimpinan Aktif Membantu pasien dalam memikul tanggung jawab
secara maksimal sbg upaya memenuhi tujuan terapi dengan cara yang saling
memuaskan
7) Teknis Peran Ahli Melakukan perawatan dalam aspek fisik, memperlihatkan
skill / keterampilan klinis/mengoperasikan peralatan (Potter, patricia, 2011)
7. DOROTHEA ELIZABETH OREM “TEORI DEFISIT PERAWATAN DIRI (SELF CARE DEFICIT THEORY)
• Lima metode bantuan menurut Orem: (Kusnanto,2003)
1) Bertindak untuk orang lain
2) Membimbing Falsafah, Teori Keperawatan
3) Memberikan dukungan fisik, psikis
4) Menciptakan lingkungan yg dapat meningkatkan peerkembangan
personal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yg akan datang
5) Mengajarkan 5 Area aktifitas praktik keperawatan, meliputi:)
a) Membina, memelihara hubungan dg individu, kelg, kelp sampai
pasien mampu untuk merawat dirinya
b) Menentukan kapan dapat dibantu
c) Memberikan respon thd permintaan, keinginan, kebutuhan pasien
untuk bantuan perawat
d) Memberikan dan mengatur bantuan langsung
e) Koordinasi, integrasi keperawatan, pasien, sosial kultural,
edukasinya
8. MARTHA ELIZABETH ROGERS “TEORI KESATUAN MANUSIA (UNINTARY HUMAN BEINGS
THEORY
• Model Konsep Dan Teori Keperawatan Martha E. Rogers (Teori Rogers)
Model konsep dan teori keperawatan menurut Marta E. Rogers dikenal
nama konsep manusia sbg unit.
• Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yg berkembang secara
alamiah (Huriati, 2017).
• Lima asumsi yg mendasari teori Roger adalah sbb :
1) Manusia adalah keseluruhan yg utuh yg memiliki integritas,
karakteristiknya sendiri dan berbeda-beda serta dinamis.
2) Manusia dan lingkungan saling berinteraksi, saling bertukar materi,
energi secara terus menerus, dipengaruhi /mempengaruhi
sekitarnya
3) Proses kehidupan manusia berjalan lambat tanpa arah, tiap individu
memiliki perbedaan
4) Identitas individu menggambarkan, merefleksikan seluruh proses
kehidupannya, dapat dilihat dari tingkah lakunya
5) Manusia diciptakan dg karakteristik, keunikan tersendiri (Mahyar
Suara dkk, 2010)
9. DOROTHY E. JOHNSON “MODEL SISTEM PERILAKU (BEHAVIORAL SISTEM MODEL)”
• Konsep Utama Teori Dorthy E. Johnson Definisi
Keperawatan menurut Johnson (1980) yg
mengembangkan
• Terdapat 4 tujuan dari asuhan keperawatan yg
ditujukan individu menurut Johnson, yakni;
1) Kesesuaian antara tingkah laku individu dg tuntutan,
harapan yg ada di masyarakat,
2) Kemampuan melakukan adaptasi berbagai
perubahan fungsi tubuhnya,
3) Tetap produktif, bermanfaat pada dirinya dan orang
lain.
4) Kemampuan memberikan solusi masalah kes yg
lainnya.
TUGAS INDIVIDU : JELASKAN TENTANG
a. Ontologi /teori hakikat, Epstemologi /teori pengetahuan, Aksiologi /teori nilai
Ilmu keperawatan
b. Jelaskan secara singkat Ontologi /teori hakikat, Epstemologi /teori
pengetahuan, Aksiologi /teori nilai Ilmu keperawatan pada masing-masing
teori/ model : Rufaidah, Florence, Handerson, Ernistin, Lydia, Paplow, Orem,
Roger, johnson
c. Buat kritisi salah satu model / teori keperawatan apa kelebihan dan
kekurangannya dan bagaimana recana rekomendasinya ??

More Related Content

What's hot

Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma KeperawatanFalsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma KeperawatanUwes Chaeruman
 
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanKb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanpjj_kemenkes
 
Profesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatanProfesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatanpjj_kemenkes
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANAlvy Mayrina
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanUwes Chaeruman
 
Pengkajian keperawatan
 Pengkajian keperawatan Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatanpjj_kemenkes
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalzainalarifin3690
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuecaishak
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaYesi Tika
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanI Gede Purnawinadi
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 

What's hot (20)

Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma KeperawatanFalsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
 
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanKb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
 
Profesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatanProfesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatan
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori Keperawatan
 
Pengkajian keperawatan
 Pengkajian keperawatan Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 

Similar to ONTOLOGI ILMU KEPERAWATAN

Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaanMakalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaantrysnokoe
 
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxmnuzurulump
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdfimamdaulay
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSISUFINA SHUKRI
 
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxFilsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxssuseref914f
 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiIntelektual Aceh
 
Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Allo Martins
 
Research method lecture 2 - filsafat ilmu
Research method   lecture 2 - filsafat ilmuResearch method   lecture 2 - filsafat ilmu
Research method lecture 2 - filsafat ilmuthe45
 

Similar to ONTOLOGI ILMU KEPERAWATAN (20)

Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaanMakalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
 
ontologi
ontologiontologi
ontologi
 
ONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptxONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptx
 
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
Dasar filsafat
Dasar filsafatDasar filsafat
Dasar filsafat
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Filsafat
Filsafat Filsafat
Filsafat
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxFilsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
 
Tugas ontologi
Tugas ontologiTugas ontologi
Tugas ontologi
 
Ontologi
OntologiOntologi
Ontologi
 
Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)
 
Research method lecture 2 - filsafat ilmu
Research method   lecture 2 - filsafat ilmuResearch method   lecture 2 - filsafat ilmu
Research method lecture 2 - filsafat ilmu
 

Recently uploaded

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 

Recently uploaded (7)

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 

ONTOLOGI ILMU KEPERAWATAN

  • 1. IDENTIFIKASI ASPEK ONTOLOGI, EPISTEMIOLOGI, AKSIOLOGI DALAM ILMU KEPERAWATAN DR. AHSAN, S.KP. M.KES
  • 2. PENDAHULUAN • Dalam filsafat dibahas seluruh yg ada, bukan yg tiada, mungkin tidak ada, baik itu yg bersifat tidak nyata /nyata meliputi Tuhan, manusia, alam semesta. • Untuk memahami secara keseluruhan filsafat dg baik, sangat sulit dg tidak adanya pemilahan, mungkin kita hanya menguasai sebagian saja dari ruang lingkup filsafat. • Secara garis besar, terdapat tiga bahasan pokok sistematika filsafat yaitu; a. Ontologi /teori hakikat yg bahasannya ttg hakikat segala sesuatu yg menghasilkan pengetahuan, (apa) b. Epistemologi /teori pengetahuan yg membahas bagaimana kita mendapatkan pengetahuan, (bagaimana) c. Aksiologi /teori nilai yg membahas ttg pentingnya pengetahuan, fungsi dari pengetahuan. (untuk apa )
  • 3. 1.ONTOLOGI a. Pengertian Ontologi • Salah satu kajian filsafat paling kuno, berasal dari Yunani, kajian tsb membahas sesuatu yg bersifat konkret. • Tokoh Yunani yg memiliki pandangan bersifat ontologi adalah Thales, Plato, Aristoteles. • Pengertian paling umum ontologi adalah bagian bidang filsafat yg mencoba mencari hakikat dari sesuatu. • Pengertian melebar, dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang keilmuan tersendiri. • Ontologi menjelaskan domain yg dapat digunakan sbg landasan sebuah “knowledge base”. • Teori ttg makna objek, property, objek, relasi objek tsb yg terjadi pada suatu domain pengetahuan (Nunu Burhanuddin, 2018). • Istilah ontologi berasal kata ontos, berarti sesuatu yg berwujud. Disebut sbg ilmu yg mempelajari wujud ttg hakikat yg ada. • Argumen ini tidak hanya berdasarkan pada alam nyata, berdasarkan logika. Pertama kali digunakan Plato (428-348 SM) dg teori idenya. • Ide yg dimaksudnya konsep universal tiap sesuatu. Segala sesuatu yg ada di alam ini mestinya mempunyai ide. • Contoh ide terdapat pada manusia adalah berpikir, badan hidup. • Tiap-tiap sesuatu yg ada di dunia ini intinya mempunyai ide. Ide inilah yg menjadi dasar sesuatu (Nurman Said, 2015
  • 4. BAGIAN ILMU FILSAFAT YG PALING UMUM IALAH ONTOLOGI • Bagian metafisika salah satu bagian filsafat yg keberadaannya tidak terikat suatu perwujudan tertentu. • Objek telaah ontologi secara universal /secara umum adalah bahasan yaitu mencari inti yg dimuat setiap kenyataan, mencakup segala macam kenyataan dalam semua bentuk perwujudannya (Bahrun, 2013). • Setelah mengetahui segala bidang yg utama ilmu filsafat, seperti contohnya filsafat manusia, moral, alam dunia, kehutanan, pengetahuan, sosial, selanjutnya disusun uraian ontologinya. • Ontologi sangat sulit mampu dipahami jika berdiri sendiri /jika terlepas bagian, bidang filsafat lain. • Bidang filsafat, ontologi ialah hal yg paling sulit. • Metafisika : segala sesuatu yg dapat dianggap ada /mempemasalahkan ttg hakikat. • Hakikat tidak mampu terjangkau pancaindra sebab tidak terbentuk, tidak berupa, tidak bertempat, tidak berwaktu.
  • 5. HAKIKAT KITA AKAN MAMPU MENDAPATKAN PENGETAHUAN, MAMPU MENJAWAB BERBAGAI PERTANYAAN TERKAIT APA HAKIKAT DARI ILMU ITU. • Dilihat dari aspek ontologi, ilmu melakukan pembatasan diri kajian-kajian yg sifatnya empiris. • Objek penelaah ilmu mencakup semua aspek dalam kehidupan yg dapat diuji menggunakan pancaindra manusia, • Secara sederhana disimpulkan segala hal yg telah berada di luar kemampuan jangkauan manusia sudah tidak dapat dibahas oleh ilmu, krn sudah tidak mampu dibuktikan baik secara metodologi / secara empiris, • Sedangkan dipahami ilmu itu memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu orientasinya pada dunia empiris.
  • 6. BERDASARKAN OBJEK YG DITELAAH DALAM ILMU PENGETAHUAN, TERDAPAT DUA MACAM OBJEK, YAITU: 1) Objek material (obiectum materiale, material object) : semua lapangan/bahan yg dapat dijadikan sbg objek penyelidikan dari sebuah ilmu. 2) Objek formal (obiectum formale, formal object) : penentuan titik pandang objek material. • Ilmu membuat beberapa asumsi /pengandaian ttg objek melakukan kajian lebih mendalam ttg hakikat objek empiris. • Asumsi telah dianggap benar, tidak menimbulkan keraguan lagi ialah asumsi merupakan dasar, titik tolak dari segala pandang kegiatan. • Asumsi itu diperlukan, sebab pernyataan asumtif itulah nantinya memberikan arah, landasan bagi berbagai kegiatan penelaahan
  • 7. BEBERAPA PENDAPAT TTG OBJEK EMPIRIS YG TELAH DIBUAT PARA ILMUAN, YAKNI: 1. Anggapan objek-objek tertentu memiliki kesamaan antara yg satu dg yg lainnya, misalnya hal struktur, bentuk, sifat, yg lainnya. 2. Anggapan dalam jangka waktu tertentu suatu benda tidak mengalami perubahan. 3. Determinisme : anggapan segala gejala bukan ditujukan memperoleh pengetahuan yg mempunyai sifat analitis, dapat menjelaskan berbagai macam keterkaitan dalam gejala yg tertuang dalam pengalaman manusia. • Jika pengalaman manusia dilakukan analisis menggunakan berbagai disiplin keilmuan lainnya, pendapat itu dapat dikembangkan dg tanpa integrasi • Keilmuan mengabaikan beberapa hal; 1. asumsi seharusnya sesuai bidang, tujuan pengkajian disiplin keilmuan, Pendapat ini seharusnya operasional, merupakan dasar pengkajian teoritis; 2. pendapat seharusnya disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya” bukan dari “bagaimana keadaan yg seharusnya”
  • 8. PENDAPAT PERTAMA ASUMSI YG MENJADI DASAR TELAAH ILMIAH, ASUMSI KEDUA ASUMSI YG MENJADI DASAR DARI MORAL. • Seorang ilmuan seharusnya mengenal asumsi yg dipergunakan dalam melakukan analisis keilmuannya, dg mempergunakan asumsi yg berbeda, akan berbeda pula konsep pemikiran yg dipergunakan. • Pengkajian ilmiah hendaknya dilandasi dg sebuah asumsi yg tegas, yakni tertulis. • Sesuatu yg belum tertulis, dianggap belum diketahui /belum memperoleh kesamaan pendapat (Bahrun, 2013) • Pertanyaaan meliputi untuk apa penggunaan pengetahuan itu? Artinya apa seseorang berilmu apabila kecerdasannya hanya dipergunakan untuk menghancurkan orang lain. • Misalnya, seorang ahli ekonomi yg mensejahterakan saudaranya tetapi di satu sisi menyengsarakan orang lain, jika seorang ilmuan politik yg menguasai strategi perebutan kekuasaan secara licik. • Hal ini merupakan pertanyaan mendasar pada tatanan ontologi.
  • 9. B. FUNGSI PEMIKIRAN ONTOLOGI • Membuat suatu peta mengenai segala sesuatu yg mengatasi manusia. • Sikap ontologi berusaha menampakkan dunia transenden itu, dunia mengatasi manusia, menjadikannya sesuatu yg dapat dimengerti. • Dalam aliran-aliran filsafat yg timbul berkat usaha tsb, yg dipentingkan bukan pengertian spekulatif. • Plato berbicara ttg ide-ide, tetapi dimaksudkannya bukan hasil pengasahan otak, melainkan suatu dunia yg nyata, real, lebih luhur, lebih indah dari pada dunia ini (Van Peursen. 2010).
  • 10. C. ALIRAN - ALIRAN ONTOLOGI 1). Monisme : Istilah berasal bahasa Yunani monos berarti tunggal /sendiri. Dari istilah ini terdapat beberapa pengertian ttg monisme: 1) teori : segala hal dalam alam semesta dapat dijabarkan pada kegiatan satu unsur dasar. Misalnya, Allah, materi, pikiran, energi, bentuk; 2) teori : segala hal berasal dari satu sumber terakhir tunggal. • Jadi, monisme berpandangan realitas mendasar adalah satu dari segi proses, struktur, substansi, landasannya. 2). Dualisme : Istilah berasal dari bahasa latin, dualis berarti bersifat dua. • Dualisme bepandangan ada dua substansi dalam kehidupan ini yaitu, dualisme umumnya, pandangan filosofis yg menegaskan eksistensi dari dua bidang yg terpisah. • Contohnya, Allah/Alam semesta dan jiwa/badan. • 3)Pluralisme • Istilah pluralisme berakar kata bahasa latin pluralis yg berarti jamak / plural. • Aliran pluralisme secara umum dicirikan keyakinan berikut: a) realitas fundamental bersifat jamak; berbeda dg dualism, monisme; b) ada banyak tingkatan hal-hal dalam alam semesta yg terpisah yg tidak dapat direduksi, dirinya independen. Dan ketiga, alam semesta pada dasarnya tidak tertentukan dalam bentuk; tidak memiliki kesatuan/ kontinuitas harmonis yg mendasar, tidak ada tatanan koheren, rasional fundamental
  • 11. 4)MATERIALISME 1) pada satu kutub eksterm, materialism keyakinan tidak ada sesuatu selain materi yg sedang bergerak. 2) materi, alam semesta sama sekali tidak memiliki karakteristik pikiran: maksud, intensi, tujuan, arti, dorongan, kehendak 3) setiap perubahan mempunyai sebab material, penjelasan materil ttg gejala-merupakan satu-satunya alasan yg tepat 4) bentuk material dari barang dapat diubah, materi itu sendiri mungkin ada dalam dimensi yg beragam , rumit, tetpai materi tidak dapat diciptakan /dibinasakan. 5)Idealisme • Istilah idealisme berasal kata “ide” yaitu sesuatu yg hadir dalam jiwa. • Secara sederhana, idealisme hendak menyatakan realitas terdiri atas ide-ide, pikiran, akal, jiwa, bukan benda material, kekuatan. • Idealisme suatu pandangan dunia /metafisik yg menyatakan realitas dasar terdiri atas, sangat erat hubungannya dg ide, pikiran /jiwa.
  • 12. 6)NIHILISME • Istilah nihilisme berasal bahasa latin secara harfiah berarti tidak ada /ketiadaan. • Pengertian nihilisme dirinci dalam beberapa poin sbb : a) Penyangkalan mutlak, dalam konteks ini nihilism berarti titik yg menolak ideal positif manapun b) Dalam epistemology, penyangkalan thd setiap dasar kebenaran yg objektif dan real c) Teori tidak ada yg dapat diketahui d) Tidak ada pengetahuan yg mungkin e) Keadaan psikologis, filosofis tidak ada etis, religious, politik, social f) Penyangkalan skeptis thd semua yg dianggap sbg real/tidak real, pengetahuan/kekeliriuan, ada/tiada, ilusi/non ilusi, penyangkalan thd nilai dari semua pembedaan 7) Agnotisisme • Istilah agnotisme berasal bahasa Yunani terdiri dua kata yaitu “a” berarti bukan, tidak, gantikan yg berarti orang yg mengetahui /mempunyai pengetahuan ttg Secara global terdiri pengertian mengenai agnotisisme, yaitu: a) Keyakinan kita tidak dapat memiliki pengetahuan ttg Tuhan /keyakinan mustahil membuktikan ada /tidak adanya Tuhan b) Kadang-kadang digunakan menunjuk penangguhan putusan ttg beberapa jenis pengetahuan c) Keyakinanan /ketidak mampuan memahami / pengertian terutama pengertian Tuhan, ttg asas-asas pokok agama, filsafat d) Ajaran secara keseluruhan /Sebagian menyangkal kemungkinan mengetahui alam semesta (Zapurulkhan, 2016)
  • 13. 8)ONTOLOGI ILMU KEPERAWATAN • Suatu pengetahuan ttg eksistensi, sifat dari objek/ide yg disebut sbg metafisika. • Bisa pula diartikan dg ‘apa yg dikaji oleh pengetahuan itu?’. • Filosofi ontologi berkaitan dg manusia, sedangkan dalam keperawatan, ilmu ontologi turut menyusun ilmu keperawatan. • Menurut sudut pandang ini, keperawatan dapat menjadi objek penyelidikan filosofi.
  • 14. B.EPISTEMOLOGI a. Pengertian • Menurut bahasa Secara etimologis berasal Bahasa Yunani episteme (pengetahuan), logos (kata, pikiran, percakapan/ilmu). • Epistemologi berarti kata, pikiran, percakapan ttg pengetahuan /ilmu pengetahuan. • Berdasarkan pemahaman di atas, terdapat beberapa hal penting yg dapat kita cermati ttg epistemologi: 1) Berkenaan sifat pengetahuan, kemungkinan, cakupan, dasar pengetahuan. 2) Membahas ttg reliabilitas pengetahuan, 3) Melakukan investigasi ttg sumber, struktur, metode, validitas pengetahuan.
  • 15. B. FUNGSI • Mempelajari epistemologi memiliki fungsi sangat penting dalam kehidupan manusia. • Dalam kehidupan keseharian, tanpa disadari kita sebenarnya menggunakan epistemologi dalam arti seluas-luasnya. 1) Sbg landasan bagi tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. 2) Sbg dasar bagi pengembangan kearifan dalam berpengetahuan. 3) Sbg sarana mengetahui variasi kebenaran pengetahuan (Indo Santalia, 2017) c. Sumber Pengetahuan 1) Penalaran 2) Pengalaman 3) Intuisi 4) Wahyu  Epistemologi merupakan dasar yg mempunyai keterkaitan melalui cara mendapatkan, penyusunan materi pengetahuan menjadi sebuah ilmu.  Secara terinci epistomologi keilmuan dapat terlihat sifat pengetahuan ilmiah, proses terbentuknya pengetahuan ilmiah (Asmadi, 2009).
  • 16. D. EPISTOMOLOGI ILMU KEPERAWATAN • Cabang filsafat berurusan dg pengetahuan, terutama pengetahuan ilmiah, berhubungan dg metodologi ilmu pengetahuan, ttg bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tsb, proses, prosedurnya. • Dari sudut pandang hakikat pengetahuan keperawatan dapat menjadi obyek penyelididkan filosofis (Nur Aini, 2018). • Ilmu keperawatan ditinjau epistemologi sifat/karakteristik ilmu keperawatan meliputi sbb : 1) Pengetahuan Umum (Public knowledge) Ilmu keperawatan mampu dipelajari siapa saja yg mempunyai minat. Ilmu keperawatan dapat dipublikasikan dg bahasa yg sarat unsur informatif, emotif. 2) Objektif Ilmu keperawatan : memberikan interpretasi objek yg sama dg menggunakan cara yg sama hingga diperoleh hasil akhir yg sama pula. Misalnya, ada tiga orang perawat yg melaksanakan tindakan keperawatan yg sama yaitu memasang oksigen. Hasil yg mereka capai akan sama, yaitu memenuhi kebutuhan oksigen pasien. 3) Abstraksi Ilmu keperawatan : diperuntukkan manusia yg tidak akan pernah lepas dari kebutuhan. Hal ini telah tertuang konsep ttg manusia, yaitu manusia sbg makhluk holistic (bio-psiko-sosiospiritual), unik, makhluk mempunyai kebutuhan, sistem yg terbuka. 4) Konseptual Ilmu keperawatan memiliki konsepsi yg membangun teori keperawatan (Asmadi, 2009).
  • 17. C. AKSIOLOGI (ETCHIS) a. Menurut Bahasa • Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Axios, Logos. • Axios artinya nilai, logos artinya ilmu, penalaran, teori. • Aksiologi secara bahasa dipahami sbg teori ttg nilai/rasionalitas nilai. • Secara istilah, aksiologi dipahami cabang filsafat yg membahas ttg nilai. • Aksiologi tidak lain adalah the teory of values. • Aksiologi dalam manifestasinya, misal membahas ttg mengapa sesuatu itu dikatakan baik/buruk, indah/tidak indah (Indo Santalia, 2017). b. Aksiologi Ilmu Keperawatan • Investigasi/pertimbangan moralitas tindakan kita, • pengetahuan /cara berpikir yg mendasari istilah benar vs salah, baik vs buruk, kebaikan vs keburukan, • dapat diartikan “untuk apa pengetahuan tsb dipergunakan, kaitannya dg penggunaanya dg kaidah-kaidah moral (Nur Aini, 2018)
  • 18. KEPERAWATAN SBG ILMU DAN PROFESI A. Defenisi Ilmu • lmu adalah suatu pengetahuan mengenai sebab akibat yg mempunyai bercirikan adanya cara logis, koheren untuk mencapai suatu metodologi, • Mempunyai hubungan dg tgg. jawab ilmuwan, bersifat universal, • Mampu dikomunikasikan, kritis yg mana tidak ada teori ilmiah yg definitif, • Terbuka untuk peninjauan kritis, • Bermanfaat sbg perwujudan hubungan antara teori dan praktek (Hidayat, 2010).
  • 19. B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU 1. Zaman Pra Yunani Kuno : • Perkembangan atas dasar pengalaman suatu ilmu dapat diketahui. • Kekuatan magis yg sering dihubungkan dg sikap pengalaman. • Kegiatan menulis, berhitung, penentuan kalender dari hasil abstraksi dilaksanakan, kemampuan meramal berdasarkan peristiwa yg telah terjadi. 2. Zaman Yunani Kuno : • Dimulai kebebasan menyampaikan gagasan /pendapatnya, sudah tidak percaya lagi akan adanya kekuatan magis /mitos. • Dapat dikatakan terjadi perkembangan ilmu yg berdasarkan atas kebebasan. 3. Zaman Pertengahan • Masa itu segala kegiatan ilmiah diarahkan mendukung adanya kebenaran di agama. • Perkembangan ilmu telah dimulai di wilayah timur melalui peradaban dunia Islam dg telah dilakukannya penerjemahan karya filosofis. • Zaman itu didapatkan berbagai penemuan berupa cara penegasan sistem decimal, dasar-dasarnya, pengamatan astronomi, ilmu kimia, ilmu kedokteran, ilmu bumi, dll. • Keberadaan para ilmuwan yg ada dikaitkan dg para ahli agama, aljabar
  • 20. LANJUTAN 4. Zaman Renaissance • Pemikiran manusia mulai mengalami perkembangan : adanya pemikiran upaya mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan Ilahi. • Adanya pengamatan, penyingkiran segala hal yg tidak termasuk dalam peristiwa yg diamati, idealisasi, adanya upaya penyusunan teori atas dasar dari peristiwa, percobaan menguji peristiwa yg telah ada, sbg pembuktian ditemukan berbagai cara berpikir secara ilmiah. • Terjadinya banyak penemuan ilmu pengetahuan modern, menandai perkembangan ilmu pada masa itu. 5. Zaman Modern • Ditandai penemuan ilmiah, beberapa tahapan berpikir ilmiah telah disusun. • Descrates, tidak menerima apapun sbg hal yg benar kecuali diyakini diri sendiri jika itu memang sesuatu yg benar adanya merupakan salah satu langkahnya. • Adanya perincian secara lengkap, dilakukan pemeriksaan menyeluruh berbagai hal, terdapat cara berpikir dari hal yg sederhana sampai pada paling rumit. 6. Zaman Kontemporer • Terjadi perkembangan ilmu kedokteran yg dibagi dalam spesialisasi, subspesialisasi. • Seiring dg perkembangan pada ilmu kedokteran, ilmu keperawatan mulai dikembangkan dg adanya perkembangan spesialisasi. • Perkembangan ilmu yg sangat pesat dg dimulainya teori-teori alam, • Yg disertai penemuan akan keberadaan teknologi canggih seperti teknologi informasi, komunikasi (Hidayat, 2010).
  • 21. C. KARAKTERISTIK ILMU • Terdapat enam karakteristik dari kegiatan yg dapat dikatakan sbg sebuah ilmu, al : 1. Masalah : Kegiatan ilmiah yg mempunyai titik tolak dari suatu persoalan yg mampu menarik perhatian. Akibat dari tidak terdapatnya ilmu jika tidak ditemukan masalah. 2. Sikap : ingin tahu sangat diperlukan, dimiliki seseorang menghasilkan ilmu agar dapat mengatasi suatu masalah. 3. Metode : suatu cara yg dipergunakan sbg upaya menyelesaikan berbagai persoalan. 4. Aktivitas : semua aktivitas manusia dalam upaya menghadapi permasalahan scr jelas, terencana. 5. Solusi : tanda yg menjadi ciri dari solusi jika ilmu mampu memecahkan persoalan dg mempergunakan sebuah prinsip umum /hukum- hukum yg tertentu. 6. Pengaruh : Sejauh mana pengaruh ilmu thd masalah kehidupan dibuktikan pengaruh yg merupakan suatu bagian dari sebuah kegiatan ilmiah.
  • 22. D. UNSUR-UNSUR YG MEMBENTUK STRUKTUR PIKIRAN MANUSIA 1. Pengamatan : Unsur pengamatan membentuk sebuah struktur pikiran sebab dg cara pengamatan, mampu menimbulkan keterkaitan di objek tertentu, dapat membentuk suatu pemikiran. 2. Penyelidikan : Dihasilkan persepsi, konsep yg dapat diingat secara sederhana maupun kompleks setelah proses pengamatan struktur pemikiran dapat dibentuk. 3. Percaya : Pemikiran agar mencapai hal apa yg akan dihasilkan nantinya ditimbulkan rasa percaya thd objek yg akan muncul dalam kesadaran yg biasanya timbul dari perasaan ragu pada objek yg akan diselidiki. 4. Keinginan : Keinginan dapat membentuk struktur pemikiran berupa adanya kemauan. 5. Adanya maksud : merupakan tujuan ingin mengetahui sesuatu/ kemauan. 6. Menyesuaikan : bentuk adaptasi. 7. Menikmati : Struktur pemikiran manusia dibentuk dari proses menikmati hidup ini.
  • 23. E. SUMBER-SUMBER ILMU • Secara rasional, empiris, dan intuisi, iIlmu dapat diperoleh: 1. Rasional Rasio /akal pikiran manusia dititik beratkan kebenaran ilmu secara rasional. 2. Empiris : bersumber kata dalam bahasa Yunani “empeirikos” artinya pengalaman. Maksudnya ialah pengalaman indrawi. 3. Intuisi : pengetahuan yg diperoleh tanpa melewati proses penalaran tertentu. 4. Wahyu : sebuah pengetahuan yg disampaikan Allah SWT kepada manusia melalui perantara nabi.
  • 24. F. SIFAT-SIFAT ILMU 1. Memiliki Objek : Semua ilmu memiliki objek yg menjadi pusat kajiannya. 2. Memiliki Metode : Agar tidak dilaksanakan asal-asalan, memerlukan metode khusus dalam mempelajari ilmu pengetahuan yg disebut metode ilmiah. 3. Bersifat Sistematis : Ilmu pengetahuan seharusnya tersusun secara sistematis dari tingkat yg sederhana hingga ke tingkat yg kompleks, diatur sebaik mungkin, dapat saling mendukung antara yg satu dg yg lainnya. 4. Bersifat Universal : Kebenaran yg tersajikan dalam ilmu pengetahuan seharusnya dapat diterima semua institusi Pendidikan, berlaku secara umum. 5. Bersifat Objektif : Segala pernyataan yg diungkapkan harus memiliki sifat jujur, disesuaikan kondisi yg benar, memiliki data, informasi akurat, bebas prasangka, tidak mengakibatkan kesenjangan, pada kepentingan pribadi orang perorangan tidak memiliki hubungan. 6. Bersifat Analitis : Tujuan mempelajari ilmu ialah menuju pada hal-hal yg lebih khusus seperti bagian, sifat, peranan, berbagai macam hubungan. 7. Bersifat Verifikatif : Tidak bersifat mutlak, sebuah pernyataan kebenaran di dalam ilmu pengetahuan, tetapi memiliki sifat terbuka / verifikatif.
  • 25. G. FUNGSI ILMU 1. Fungsi Deskripsi : Berbagai macam gejala alam yg sedang, telah terjadi mampu dijelaskan ilmu. 2. Fungsi kontrol : Ilmu mampu mengendalikan gejala alam. 3. Fungsi eksplanasi : Ilmu akan mampu menjelaskan berbagai macam gejala alam yg memungkinkan manusia agar mampu melakukan segala macam kegiatan agar menguasai berbagai gejala alam tsb. 4. Fungsi pengembangan : Menemukan hasil dari ilmu yg masih baru.
  • 26. H. KEPERAWATAN SBG ILMU • Ilmu Keperawatan memiliki body of knowledge sangat khas, akan selalu mengalami perkembangan. • Perkembangan tanggung jawab seluruh stakeholder keperawatan, diantaranya para profesional, pendidik, mhs keperawatan. • Salah satu terpenting di proses perkembangan ilmu keperawatan riset bidang keperawatan • Keperawatan sbg sebuah ilmu mempunyai objek formal dan objek material. • Objek formalnya, upaya memenuhi KDM, memiliki cara pandang respon manusia masalah kes, bantuan diberikan individu, kelp/masy mengalami ketidakmampuan berfungsi secara sempurna masalah kes, proses penyembuhan, memperhatikan, berfokus masalah keperawatan yg dilaksanakan dg cara mencari secara ilmiah (Asmadi, 2009). • Objek materi, disusun secara sistematis dg mempergunakan metode ilmiah. Asuhan keperawatan ditujukan manusia diperuntukkan yg tidak mampu berfungsi sempurna yg mempunyai kaitan dg kondisi kes, sbg manusia makhluk utuh, unik (Asmadi, 2009).
  • 27. 1. ASPEK ONTOLOGI • Setiap disiplin ilmu memiliki objek yg menjadi fokus penelaahannya berdasarkan tinjauan aspek ontologi. • Poedja Wijadna (1986) dalam Darji 2006, objek sebuah ilmu dapat kita bedakan atas dua yakni objek materia dan objek forma. • Objek materia : lapangan /bahan penyelidikan ilmu • Objek forma : sudut pandang tertentu yg akan menentukan jenis sebuah ilmu. • Jadi dapat saja terjadi ada lebih dari satu ilmu yg mempunyai forma berbeda tetapi objek materianya sama. • Pada ilmu keperawatan, manusia yg tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam keterkaitannya dg kondisi Kes, dalam proses penyembuhan sbg objek materianya. • Bantuan bersifat holistik diberikan individu yg tidak dapat berfungsi secara sempurna krn terkait dg kondisi kes, proses penyembuhan individu tsb sbg objek formanya.
  • 28. 2. ASPEK EPISTEMOLOGI • Asas behubungan cara mendapatkan, menyusun materi pengetahuan menjadi sebuah ilmu. • Epistemologi keilmuan mampu terlihat dari sifat, proses pembentukan pengetahuan ilmiah. • Ditinjau perspektif epistemologi, Ilmu keperawatan mempunyai sifat/karakteristik diantaranya: Pengetahuan ialah milik umum • Pengetahuan disampaikan kpd masyarakat menggunakan publikasi ilmiah. Siapapun yg mempunyai minat dapat mempelajari ilmu keperawatan. • Objektif Ilmu keperawatan mampu menginterpretasikan objek yg sama dg menggunakan cara yg sama pula sehingga akan diperoleh hasil yg sama. • Abstraksi Umat manusia tidak pernah lepas kebutuhan menjadi peruntukan Ilmu keperawatan. • Konsep manusia, seperti manusia makhluk yg unik, makhluk holistik, mempunyai kebutuhan, sistem yg terbuka.
  • 29. LANJUTAN d. Konseptual : • Ilmu keperawatan memiliki konsepsi yg dapat dipergunakan membangun teori keperawatan. • Misal (sehat-sakit, adaptasi, hemoestasis, KDM, holistic, bio,psiko,sosial spiritual) dst e. Generalisasi : • Mempunyai arti ilmu keperawatan mampu diterima secara umum. • Menggunakan realitas asuhan keperawatan /melalui berbagai bantuan yg diberikan maka masyarakat mampu mengenal ilmu keperawatan.
  • 30. 3. ASPEK AKSIOLOGI • Cara mempergunakan, pemanfaatan dari pengetahuan ilmiah. • Asas dalam keilmuan tsb dipergunakan kebaikan seluruh umat manusia. • Meningkatkan taraf hidup manusia tanpa mengabaikan martabat manusia, kodrat manusia, kelestarian alam melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmiah secara komunal, universal, asas moral yg terkandung di dalam pengetahuan ilmiah diperuntukkan. • Secara aksiologi keperawatan bagian integral dari layanan kes memiliki andil besar thd seluruh masyarakat. • Orientasi keperawatan tidak hanya berfokus individu yg dalam kondisi sakit, tapi juga kepada individu yg dalam kondisi sehat. • Melakukan pengembangan diri ke arah yg lebih profesionalisme menjadi upaya yg selalu dilakukan Keperawatan. • Aplikasi moral dari ilmu keperawatan : tgg. jawab secara profesional kepada pasien, masyarakat Tuhan YME.
  • 31. I. PERAWAT SBG SUATU PROFESI • Profesi : kata serapan sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, mempunyai makna: “Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen”. • Profesi : pekerjaan yg membutuhkan pelatihan, penguasaan thd sebuah pengetahuan khusus. • Profesi biasanya mempunyai asosiasi profesi, kode etik, proses sertifikasi, lisensi yg khusus untuk bidang profesi tsb. 1. Pengertian Profesi Menurut Para Ahli a. Wilensky (1964) Profesi dari kata profession yg berarti suatu pekerjaan yg memerlukan dukungan dg badan ilmu (body of knowledge) sbg dasar pengembangan teori yg sistematis berguna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan Pendidikan, pelatihan cukup lama, memiliki kode etik dg fokus utama pelayanan (altruism) (Asmadi, 2008). b. Hamid A. Y (1996) Profesi pekerjaan bertujuan kepentingan masyarakat, bukan bertujuan kepentingan golongan / kelompok tertentu (Asmadi, 2008). c. DeYoung (1985) Profesi keterkaitan 7 elemen : memiliki dasar ilmu yg kuat, berorientasi pelayanan, mempunyai otoritas, memiliki kode etik, mempunyai organisasi profesi, melakukan penelitian secara terus menerus, memiliki otonomi (Asmadi,2008)
  • 32. 2. PENGERTIAN KEPERAWATAN • Bentuk pelayanan profesional bagian integral yankes berdasarkan ilmu, kiat keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, spiritual yg bersifat komprehensif ditujukan individu, keluarga, masy sehat/sakit mencakup siklus hidup manusia, mencapai derajat kes optimal (Handayaningsih Siti. 2009). • Kegiatan pemberian asuhan yg ditujukan kpd individu, keluarga, kelp, masy, baik dalam keadaan sakit/sehat (KMK, RI 2020). 3. Hakikat Profesi : • Pekerjaaan yg memerlukan pengetahuan, keterampilan, mempunyai kualitas tinggi dalam melayani mengabdi kepentingan umum sbg upaya pencapaian kesejahteraan seluruh umat manusia. • Keterampilan teknis yg didukung pengetahuan, sikap kepribadian tertentu yg berlandaskan atas norma norma yg mengatur perilaku seluruh anggota profesi (Hidayat A, Aziz Alimul, 2010).
  • 33. 4. ARTI DAN MAKNA KEPERAWATAN SBG SUATU PROFESI 1. Landasan ilmu pengetahuan yg sudah jelas (Scientific Nursing). 2. Mempunyai kode etik profesi. 3. Pada jenjang pendidikan tinggi memiliki pendidikan yg berbasis keahlian. 4. Melalui praktik bidang profesi memberikan pelayanan kpd seluruh masyarakat. 5. Pemberlakuan kode etik keperawatan (Nursalam, 2009). Prof. Ma’rifin Husin, sbg profesi maka keperawatan mempunyai ciri – ciri yakni: 1. Memberikan pelayanan /asuhan, melakukan penelitian sesuai kaidah ilmu, keterampilan disertai kode etik keperawatan. 2. Telah lulus pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga diharapkan mempunyai kemampuan untuk: a) Bersikap profesional, b) Memiliki pengetahuan, keterampilan profesional, c) Memberi pelayanan asuhan keperawatan secara profesional, d) Menggunakan etika keperawatan dalam memberi sebuah pelayanan.
  • 34. 3. MENGELOLA RUANG LINGKUP KEPERAWATAN YG SESUAI DG KAIDAH SUATU PROFESI DALAM BIDANG KES, YAKNI: a) Sistem pelayanan atau asuhan keperawatan, b) Pendidikan /pelatihan keperawatan yg berjenjang, berlanjut, c) Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan keperawatan registrasi/legislasi), d) Melaksanakan riset keperawatan perawat pelaksana secara terencana, terarah yg disesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi (Nursalam, 2009)
  • 35. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA SAAT INI TELAH 1. Mempunyai badan ilmu, telah diakui secara UU pemerintah Indonesia melalui UU No. 23 Tahun 1992 ttg kesehatan. 2. Mempunyai institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni AKPER/DIII Keperawatan, DIV Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan (S1), dan Program Pasca Sarjana Keperawatan (S2) program Doktoral Keperawatan (S3). 3. Mempunyai kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik keperawatan, standar pendidikan keperawatan, standar asuhan keperawatan. 4. Memiliki legislasi keperawatan yakni UUD RI Nomor 38 Tahun 2014 Ttg Keperawatan, yg terkini Keputusan Menkes RI Nomor Hk.01.07/Menkes/425/2020 Ttg Standar Profesi Perawat. 5. Memiliki organisasi profesi yaitu (PPNI). 6. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri dg menggunakan pendekatan proses keperawatan. 7. Melaksanakan berbagai riset keperawatan (Nursalam & Efendi, 2009)
  • 36. 5. PROSES PROFESIONALISASI KEPERAWATAN Fungsi proses profesionalisasi keperawatan; 1. Memberikan panduan, bimbingan secara sistematis dan ilmiah bagi profesi tenaga keperawatan sbg upaya memecahkan permasalahan pasien menggunakan proses asuhan keperawatan. 2. Memberikan ciri profesionalisasi dalam proses asuhan keperawatan dg cara pendekatan dalam pemecahan masalah, menggunakan pendekatan menggunakan komunikasi yg efektif, efisien. 3. Memberi pasien kebebasan memperoleh pelayanan yg optimal disesuaikan dg kebutuhan dan kemandiriannya (Susilo Rakhmat, 2011) Asas-asas personalisasi keperawatan yakni: 1. Kemitraan, keterbukaan, kebersamaan. 2. Manfaat, 3. Interdependensi, 4. Saling memberikan keuntungan
  • 37. TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN A. Defenisi Konsep • Konsep secara umum dapat dirumuskan pengertiannya sbg suatu representasi abstrak, umum ttg sesuatu sbg suatu representasi abstrak, umum. • Model konsep : rangkaian konstruksi yg sangat abstrak, berkaitan yg menjelaskan secara luas fenomena, mengekspresikan asumsi, mencerminkan masalah (Asmadi, 2009). • Model konsep keperawatan berfungsi untuk: a. Mengklarifikasi ide/pola pikir ttg keperawatan, kaitannya dg praktek keperawatan b. Meningkatkan pola pikir kreatif perawat membantu mengembangkan profesi c. Memberi arahan bagi pelayanan klien d. Memberi corak/warna pada pelayanan yg diberikan
  • 38. 2. TEORI • Teori : deskripsi /penjelasan dari suatu fenomena, hubungan antara fenomena semacam itu. • Secara inti, konsep seperti deskripsi simbolik dari fenomena dihubungkan dg preposisi yg menyatakan hubungan di antara fenomena tsb (Aini Nur, 2018) • Seperangkat konsep, proposisi yg memberikan cara yg teratur, melihat fenomena, pernyataan yg menjelaskan/memberi ciri fenomena tertentu. • Menurut defenisi tradisional, teori adalah seperangkat konsep terorgansir, koheren, saling berhubungan satu sama yg menawarkan deskripsi penjelasan, prediksi ttg fenomena (DeLaune and Ladner, 2011) • Teori : deskripsi/ penjelasan fenomena, hubungan antara fenomena semacam itu (Steves, 1979). • Secara inti, konsep seperti deskripsi simbolik fenomena dihubungkan preposisi yg menyatakan hubungan di antara fenomena-fenomena tsb
  • 39. A. CIRI-CIRI TEORI : 1) Pada dasarnya, teori harus rasional, masuk akal 2) Dapat digeneralisasikan 3) Teori tersusun ats ide-ide yg terkoneks sedemikian rupa 4) Dasar-dasar untuk teori yg dapat diuji 5) Digunakan praktisi membimbing, meningkatkan praktik mereka 6) Konsisten dg teori-teori, hukum, prinsip yg sudah dibuktikan sebelumnya. Tetapi tetap meninggalkan pertanyaan yg belum terjawab sehingga memungkinkan untuk diteliti dan diuji lebih lanjut (Arora, 2015).
  • 40. B. KOMPONEN SUATU TEORI 1) Konsep : blok bangunan dasar dari sebuah teori, bentuk pikiran / gagasan dari pemahaman manusia yg mencerminkan tanda penting, umum dari objek tertentu yg dipahami. 2) Fenomena : fakta yg dapat diamati oleh pancaindra, dapat dijelaskan. Fenomena yg dijelaskan dapat berupa empirik /abstrak. Komponen suatu teori berdasarkan F. Nightingale yaitu: 1) Defenisi: Menjelaskan/menggambarkan teori, konsep /komponen yg menyusun teori tersebut. 2) Konsep: Formulasi tentang objek/kejadian yg dapat diamati/dirasakan krn konsep itu abstrak. 3) Asumsi: Pernyataan yg menjelaskan konsep, suatu kenyataan, yg di terima sbg suatu kebenaran. 4) Fenomena: Sesuatu yg dapat disaksikan, dilihat dg panca indera (Suara Mahyar, Dalami Ermawati, Rochimah, Raenah Een, Rusmianti, 2013).
  • 41. B. TEORI KEPERAWATAN • Seperangkat ide, defenisi, hubungan, harapan /saran yg berasal model keperawatan /disiplin (bidang ilmu) lain, rancangan purposif, pandangan metodis fenomena dg merancang inter-relationship khusus di antara ide-ide bertujuan menggambarkan, menjelaskan, peramalan, merekomendasikan (Arora, 2015). • Karakteristik ilmu keperawatan meliputi beberapa hal, yaitu: (Asmadi, 2009) 1. Pengetahuan umum (public knowledge). Siapa saja yg mempunyai minat akan mampu mempelajari ilmu keperawatan. 2. Objektif. mampu menginterprestaikan objek yg sama dg cara yg sama hingga pada akhirnya akan diperoleh hasil yg sama pula. 3. Abstraksi. iperuntukkan bagi seluruh umat manusia yg tidak akan lepas dari kebutuhan sepanjang hidupnya. 4. Konseptual. memiliki konsepsi yg membangun dari teori keperawatan.
  • 42. 1. PENTINGNYA TEORI KEPERAWATAN • Teori keperawatan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan fenomena keperawatan, memberikan dasar dalam praktik keperawatan, membantu menciptakan pengetahuan (body of knowledge) yg lebih maju, menunjukkan bagaimana keperawatan akan berkembang di masa depan. • Teori keperawatan sangat penting karena membantu memutuskan apa yg kita ketahui, apa yg ingin kita ketahui (Arora, 2015).
  • 43. 2. TUJUAN TEORI KEPERAWATAN • Kerangka Kerja Praktik: • Teori ini mencakup filosofi dan ilmu ttg caring; caring merupakan proses interpersonal yg terdiri dari intervensi yg menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres, 1986) • Teori keperawatan sbg salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yg ingin dicapai di antaranya : a. Dapat memberikan alasan-alasan ttg kenyataan yg dihadapi dalam pelayanan keperawatan. b. Membantu para anggota profesi perawat memahami berbagai pengetahuan. c. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dg memberikan arah yg jelas.
  • 44. C. PARADIGMA KEPERAWATAN • Paradigma : suatu cara pandang mendasar /cara kita melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi, memilih tindakan atas fenomena yg ada. • Paradigma merupakan sebuah diagram /kerangka berpikir yg menjelaskan fenomena. • Paradigma mengandung beberapa konsep yg terkait dg fokus keilmuannya (Asmadi, 2009). • Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yg dianut mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) /hubungan berbagai teori yg membentuk suatu susunan yg mengatur hubungan diantara teori tsb guna mengembangkan model konseptual, teori-teori keperawatan sbg kerangka kerja keperawatan. • Paradigma keperawatan terdiri dari 4 unsur, yaitu keperawatan, manusia, sehat sakit, lingkungan. • Keempat unsur inilah yg membedakan paradigma keperawatan dg teori lain. • Teori keperawatan didasarkan pada keempat konsep tsb yakni konsep manusia, konsep sehat sakit, konsep lingkungan, konsep keperawatan (Asmadi, 2009)
  • 45. 1. MANUSIA • Makhluk hidup lebih sempurna dibandingkan makhluk hidup yg lain. • Profesi keperawatan mempunyai konsep ttg manusia memandang, meyakini manusia sbg makhluk yg unik, sbg sistem adaptif, sbg makhluk holistic (Asmadi, 2009). • Manusia sbg makhluk unik, sistem adaptif, makhluk holistic 2. Konsep sehat sakit Rentang sehat sakit 3. Lingkungan 4. Keperawatan
  • 46. 1. RUFAIDAH BINTI SA’AD AL-BANI ASLAM AL-KHAZRAJ • Rufaidah Al-Asalmiya perawat muslim pertama yg telah hadir di dunia. • Sosoknya berperan jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse terlahir ke dunia. • Semoga sedikit kisah ini menambah pengetahuan, wawasan kita ttg orang yg berjasa pengembangan bidang profesi keperawatan. • Di Indonesia sendiri, yg mayoritas penduduknya beragama Islam. • Tetapi sangat disayangkan ketika nama Rufaidah masih terasa masih asing jika dibandingkan tokoh keperawatan dunia yg berasal dari dunia barat. • Kenyataannya Florence Nightingale tidak lebih terkenal dari Rufaidah Binti Sa’ad / Rufaidah Al Asalmiya, di kalangan wilayah Negara arab dan timur tengah
  • 47. 2. FLORENCE NIGHTINGALE “TEORI LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL THEORY)” • Konsep, Teori Pengembangan teori keperawatan era modern Nightingale, dipengaruhi pandangan filosofi interaksi manusia/klien dg lingkungannya. • Nightingale memandang penyakit sbg proses pergantian/perbaikan (reparative process). • Upaya memberikan bantuan proses tsb dapat dilaksanakan dg manipulasi dg lingkungan eksternal. • Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan alamiah dalam proses penyembuhan diri (Suara Mahyar, Dalami Ermawati, Rochimah, Raenah Een, Rusmiyati, 2010). • Florence tidak menampilkan ide-idenya sbg model /teori, ia belum mengetahui dg baik cara menjelaskan ide-idenya dg cara tsb. • Sangat jelas ide utama pendekatannya berkait dg lingkungan sehingga teorinya dikenal dg “Teori lingkungan”.
  • 48. 3.VIRGINIA HENDERSON “TEORI KEBUTUHAN MANUSIA (HUMAN NEED THEORY)” • Definisi, Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson, memandang pasien sbg individu membutuhkan bantuan mencapai kebebasan, keutuhan pikiran, tubuh. • Dia menegaskan praktik dilakukan perawat independen dari praktik dokter. • Mengenalkan pemikirannya ttg peran perawat dipengaruhi berbagai faktor • Karyanya berdasarkan karya : Thorndike, seorang psikolog Amerika, pengalamannya di Henry House Visiting Nurse Agency, pengalamannya di keperawatan rehabilitasi, konsep Orlando tindakan keperawatan yg terencana (Henderson, 1964; Orlando, 1961). • A Defnition and Its Implications for Practice, Research, and Education, • Henderson (1966) memperkenalkan 14 kebutuhan dasar manusia
  • 49. 4. ERNESTINE WIEDENBACH “TEORI SENI MEMBANTU KEPERAWATAN KLINIS” (THE HELPING ART OF CLINICAL NURSING) • Model Konseptual Teori Ernestine Wiedenbach 1) Elemen Model Konseptual Wiedenbach membantu mengidentifikasi kebutuhan keyakinan kepercayaan nurse midwife, kepercayaan rekan. 2) Komponen model konseptual Wiedenbach yg diketahui sbg 5 elemen dalam the Realistis of Nursing 1.The Agents Wiedenbach mengidentifikasi empat elemen dalam praktik klinik perawat. a) Filosofi Berikut ini 3 poin dasar filosofi keperawatan: (1) Menghargai kehidupan yg diberikan (2) Menghargai kehormatan, suatu yg berharga, otonomi, individualisme semua orang (3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi thd orang lain filosofi yg dikemukakan yaitu mengembangkan mengenai kebutuhan ibu, bayi kebutuhan persiapan menjadi orang tua (I Gusti Ayu, 2017). b) Tujuan : dimaksud apa yg ingin perawat capai melalui apa yg dilakukan-keseluruhan tujuan praktik profesional, termasuk kegiatan yg berdampak baik pada pasien. c) Praktik : Mengobservasi aksi keperawatan termasuk disiplin pemikiran, perasaan melalui pertemuan bantuan yg dibutuhkan pasien. Aksi ini tujuan secara langsung, berpusat pada pasien d) Art pada keperawatan klinik terdiri dari:
  • 50.
  • 51. 5. LIDYA ELOISE HALL “TEORI CARE, CORE DAN CURE (CARE, CURE, CORE NURSING THEORY)” • Teori Lidya E. Hall seperti ini: 1) Manusia /seseorang yg telah berumur 16 tahun / lebih yg menderita suatu penyakit, membutuhkan bantuan / proses keperawatan yg lebih. Individu seperti ini memerlukan motivasi dari keluarganya agar dapat sembuh dg cepat. 2) Optimalnya kesehatan dapat terlihat dari perilaku manusia itu sendiri. 3) Terciptanya kondisi kesehatan yg merata,menyeluruh, akibat dari konsep lingkungan masy yg diperhadapkan dg hubungan individu. 4) Proses keperawatan berkaitan dg kepedulian yg merupakan inti dari keperawatan. Tujuannya ialah mencapai suatu hubungan antara individu dg individu lain/antara perawat dg pasiennya. B. Proses Keperawatan Menurut Lidya E. hall Lidya E. Hall melakukan motivasi pada pasiennya demi proses penyembuhan. Aspek ini mencakup pada 5 tahapan dalam proses keperawatan yakni: 1) Penilaian : status kes individu /pasien. Menurut teori Lidya E. Hall proses pengumpulan data diperuntukkan demi kepentingan kebutuhan kes pasien jika dibandingkan dg kepentingan perawat. Pengumpulan data harus diarahkan pada peningkatan kes individu. 2) Diagnosis / diagnosa Pada tahap ini perawat mengamati penyakit pasien hingga dapat mengetahui penyakit yg dideritanya. Falsafah , Sehingga dalam proses penyembuhannya akan lebih mudah dan cepat. 3) Perencanaan Diri pasien dilibatkan sebagai prioritas utama. Membantu pasien menjadi sadar, mengerti akan pentingnya sebuah kes bagi kehidupannya merupakan peran perawat. 4) Implementasi Rencana kerja yang nyata memerlukan keterlibatan. 5) Evaluasi. Ialah suatu proses untuk menilai kemajuan kondisi kesehatan dari pasien.
  • 52.
  • 53. 6. HILDEGARD PEPLAU “TEORI HUBUNGAN INTERPERSONAL (THEORY OF INTERPERSONAL RELATIONS) ” • Model Teori Peplau Model Peplau sudah teruji bermanfaat pada teori perawat dalam pengembangan intervensi keperawatan. • Peran Keperawatan Menurut Peplau, yakni: 1) Peran Asing Menyambut pasien sama seperti bertemu dg orang asing dalam situasi kehidupan yg lainnya, memberikan kesan kepercayaan kepada pasien hingga pasien merasa diperhatikan 2) Peran Sumber Jawaban pertanyaan, menjelaskan proses pengobatan klinis yg dijalani pasien klinis, ketepatan pemberian informasi. 3) Peran Pengajaran Mengistruksikan dg benar, mengajarkan kembali, yg melibatkan analisis, sintesis dari seluruh pengalaman peserta didik. 4) Peran Konseling Memfasilitasi klien dalam memahami, mengkoneksikan makna dari keadaan hidup pada saat ini, memfasilitasi motivasi, dorongan menuju ke arah perubahan. 5) Peran Pengganti Membantu pasien dalam memperjelas domain ketergantungan, saling ketergantungan, kemandirian, melakukan tindakan sbg advokat atas nama pasien. 6) Kepemimpinan Aktif Membantu pasien dalam memikul tanggung jawab secara maksimal sbg upaya memenuhi tujuan terapi dengan cara yang saling memuaskan 7) Teknis Peran Ahli Melakukan perawatan dalam aspek fisik, memperlihatkan skill / keterampilan klinis/mengoperasikan peralatan (Potter, patricia, 2011)
  • 54. 7. DOROTHEA ELIZABETH OREM “TEORI DEFISIT PERAWATAN DIRI (SELF CARE DEFICIT THEORY) • Lima metode bantuan menurut Orem: (Kusnanto,2003) 1) Bertindak untuk orang lain 2) Membimbing Falsafah, Teori Keperawatan 3) Memberikan dukungan fisik, psikis 4) Menciptakan lingkungan yg dapat meningkatkan peerkembangan personal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yg akan datang 5) Mengajarkan 5 Area aktifitas praktik keperawatan, meliputi:) a) Membina, memelihara hubungan dg individu, kelg, kelp sampai pasien mampu untuk merawat dirinya b) Menentukan kapan dapat dibantu c) Memberikan respon thd permintaan, keinginan, kebutuhan pasien untuk bantuan perawat d) Memberikan dan mengatur bantuan langsung e) Koordinasi, integrasi keperawatan, pasien, sosial kultural, edukasinya
  • 55. 8. MARTHA ELIZABETH ROGERS “TEORI KESATUAN MANUSIA (UNINTARY HUMAN BEINGS THEORY • Model Konsep Dan Teori Keperawatan Martha E. Rogers (Teori Rogers) Model konsep dan teori keperawatan menurut Marta E. Rogers dikenal nama konsep manusia sbg unit. • Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yg berkembang secara alamiah (Huriati, 2017). • Lima asumsi yg mendasari teori Roger adalah sbb : 1) Manusia adalah keseluruhan yg utuh yg memiliki integritas, karakteristiknya sendiri dan berbeda-beda serta dinamis. 2) Manusia dan lingkungan saling berinteraksi, saling bertukar materi, energi secara terus menerus, dipengaruhi /mempengaruhi sekitarnya 3) Proses kehidupan manusia berjalan lambat tanpa arah, tiap individu memiliki perbedaan 4) Identitas individu menggambarkan, merefleksikan seluruh proses kehidupannya, dapat dilihat dari tingkah lakunya 5) Manusia diciptakan dg karakteristik, keunikan tersendiri (Mahyar Suara dkk, 2010)
  • 56. 9. DOROTHY E. JOHNSON “MODEL SISTEM PERILAKU (BEHAVIORAL SISTEM MODEL)” • Konsep Utama Teori Dorthy E. Johnson Definisi Keperawatan menurut Johnson (1980) yg mengembangkan • Terdapat 4 tujuan dari asuhan keperawatan yg ditujukan individu menurut Johnson, yakni; 1) Kesesuaian antara tingkah laku individu dg tuntutan, harapan yg ada di masyarakat, 2) Kemampuan melakukan adaptasi berbagai perubahan fungsi tubuhnya, 3) Tetap produktif, bermanfaat pada dirinya dan orang lain. 4) Kemampuan memberikan solusi masalah kes yg lainnya.
  • 57. TUGAS INDIVIDU : JELASKAN TENTANG a. Ontologi /teori hakikat, Epstemologi /teori pengetahuan, Aksiologi /teori nilai Ilmu keperawatan b. Jelaskan secara singkat Ontologi /teori hakikat, Epstemologi /teori pengetahuan, Aksiologi /teori nilai Ilmu keperawatan pada masing-masing teori/ model : Rufaidah, Florence, Handerson, Ernistin, Lydia, Paplow, Orem, Roger, johnson c. Buat kritisi salah satu model / teori keperawatan apa kelebihan dan kekurangannya dan bagaimana recana rekomendasinya ??