SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI
       DENGAN PERILAKU HIGIENIS REMAJA PUTRI
                 PADA SAAT MENSTRUASI




                          SKRIPSI
      Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
              Mencapai Gelar Sarjana S-1 Psikologi




                       Diajukan oleh :


                    Dian Putri Indriastuti
                       F 100.040.025




                  FAKULTAS PSIKOLOGI
      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
                            2009


                              1
2



                                   BAB I
                               PENDAHULUAN



                         A.   Latar Belakang Masalah

         Menurut Indrawanti dan Sadjimin (2002) masa remaja merupakan masa

penting bagi kehidupan reproduksi individual, karena pada masa tersebut seorang

remaja membentuk pondasi kehidupan reproduksinya. Hal ini didukung oleh

pendapat Hurlock (1990), remaja berarti tumbuh menjadi dewasa.

         Menurut Monks dkk (Rina, 2004) batasan usia remaja adalah masa

diantara 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan,

dan 18-21 tahun masa remaja akhir, dengan ciri-ciri yakni :

1. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan

menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan

tungkai kaki.

2. Suara menjadi lebih penuh, lebih merdu.

3. Laju perkembangn secara umum kembali menurun sangat lambat.

4. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan

tubuh orang dewasa.

5. Organ-organ reproduksi siap berfungsi seperti pada orang dewasa.

         Salah satu masalah perempuan sebagaimana ditulis dalam Al-Qur’an yaitu

dalam surat Al-Baqarah : 222 dan At-Thalaq : 4 adalah tentang menstruasi atau

dalam bahasa Arab haidil (Departemen Agama RI, 1983). Menstruasi adalah

pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan

terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan (Syaiffudin,

2002).
3



       Menstruasi adalah       permasalahan    setiap   wanita    setiap   bulannya.

Permasalahan seputar menstruasi atau haid ini ternyata sudah ada dari semenjak

manusia diciptakan. Mungkin sekarang kita berpikir kembali seperti apa jaman

dulu para perempuan mengatasi pendarahan saat menstruasi? Apakah ada alat

untuk mengatasi persoalan ini? Tentu saja ada! Manusia selalu memiliki akal

untuk mengatasi permasalahannya. Meski terbatas, mereka memiliki cara-cara

tersendiri dalam mengatasi persoalan perempuan satu ini. Mulai dari

menggunakan daun, kapas, hingga material lain.

      Kartono (1986) menyatakan proses menstruasi setiap bulan akan

berlangsung normal, apabila kehidupan batiniah perempuan dan iklim psikis dari

lingkungannya normal dan tenang. Sebaliknya, apabila kehidupan batiniah

perempuan kalut-kusut dan lingkungannya kacau, maka akan timbul macam-

macam gejala psikosomatis (penyimpangan dan gangguan psikis yang

menyebabkan timbulnya gangguan pada kesehatan jasmaniah) yang erat kaitannya

dengan menstruasi pada wanita.

       Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar

dapat menjaga kebersihan organ reproduksi secara “ekstra” terutama pada bagian

vagina, karena kalau tidak dijaga kebersihannya, akan menimbulka n mikro

organisme yang berlebih sehingga mengganggu fungsi organ reproduksi (PKBI

DIY, 2000).

       Salah satu yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah

mengalami menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan diri. Untuk menjaga

kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi

harus diganti secara teratur 2 sampai 3 kali sehari atau setiap 4 jam sekali, apalagi
4



jika sedang banyak-banyaknya. Setelah mandi atau buang air, vagina harus

dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian

celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat

(PKBI DIY, 2000). Sedangkan Menurut Solita (1993), higienis adalah

pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit.

       Salah satu fenomena perilaku higienis remaja pada saat menstruasi masih

rendah, diperlihatkan oleh sebuah penelitian Widyantoro ( ohammad, 1998)
                                                        M

mengenai higienitas menstruasi pada perempuan pengunjung rumah sakit di

Subang dan Tangerang (N=305) mengungkapkan bahwa sebagian besar (77.5 %

di Tangerang dan 68.3 % di Subang) mempunyai status higienitas menstruasi

yang buruk. Dalam hal higienitas individu, masih terdapat responden yang salah

dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan (20.1 % pada

hari biasa dan 19.8 % pada saat menstruasi). Penelitian ini memperlihatkan bahwa

responden di Subang memperlihatkan higienitas menstruasi cenderung lebih

tinggi dibanding responden di Tangerang.

       Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa kurangnya

perilaku higienis saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya

kanker rahim. Menurut beberapa penelitian       menyebutkan bahwa kanker ini

disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) yang muncul, antara lain

karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks dan perilaku yang tidak

higienis pada saat menstruasi. Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya

dalam cairan vagina yang diidap oleh penderita keputihan (leukore). Jika

keputihan ini tidak segera membaik, virus ini bisa memunculkan kanker rahim.
5



Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai

bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker

yang   muncul    itu   tidak   memberikan    gejala -gejala   sakit   seperti   itu.

Hubungan seksual di bawah usia 17 tahun juga dapat merangsang tumbuhnya sel

kanker. Mengapa? Karena pada rentang usia 12 tahun hingga 17 tahun itu,

perubahan sel dalam mulut rahim sedang sangat aktif. Ketika sel sedang

membelah secara aktif (metaplasi), idealnya tidak terjadi kontak atau rangsangan

apapun dari luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan.

Adanya benda asing, termasuk alat kelamin laki-laki dan sel sperma, akan

mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi

luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim. Sel abnormal dalam mulut rahim

(servix uteri) itu dapat menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut

rahim, dan beresiko menyebar ke vagina hingga keluar. Sel abnormal itupun bisa

menyebar ke organ lain dalam tubuh, misalnya uterus, ovarium, tuba fallopi,

ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak. Jika telah mencapai stadium lanjut

dan menyebar ke organ tubuh lain, kanker rahim dapat menyebabkan kematian.

Kanker ini juga bisa disebabkan oleh nikotin yang ada dalam darah. Mengapa?

Karena asap rokok yang masuk dalam tubuh akan segera merasuk ke dalam darah

yang menyebar ke seluruh tubuh. Zat nikotin yang ada dalam darah itu akan

singgah di seluruh bagian tubuh, termasuk mulut rahim dan selaput leher rahim

yang sangat peka terhada p zat nikotin. Zat nikotin itu akan memicu pertumbuhan

sel tidak normal yang kemudian menjadi biang munculnya sel kanker mulut

rahim. Belakangan berkembang pula isu bahwa kanker ini disebabkan oleh

hubungan intim pada saat seorang wanita sedang haid (Herawati, 2008).
6



     Penelitian yang dilakukan oleh Dalton (Rakhmayanti, 2002), selama

duapuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk wanita

di Amerika Serikat, Inggris dan Perancis melaporkan perubahan menstruasi

menyebabkan gangguan-gangguan psikologis atau fisik. Sesungguhnya mereka

mungkin menderita berbagai subtype ketegangan sindrom pramenstruasi.

Perubahan suasana hati yang paling banyak dirasakan oleh wanita pada masa

sebelum menstruasi tersebut datang dan mereda saat menstruasi tiba. Gejala-

gejala fisik yang nampak misalnya kenaikan berat badan, buah dada yang nyeri,

sakit kepala, migrain, pegal dan nyeri, gangguan pada kulit serta nafsu makan

yang berlebihan. Gejala -gejala psikologis yang muncul misalnya ketegangan, rasa

cepat marah, depresi, kelesuan, dan berkurangnya daya konsentrasi.

       Perilaku higienis merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara

mendalam. Hal ini karena berdasarkan kajian teoretis yang ada s
                                                              alah satu upaya

mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan

perilaku higienis. Namun demikian perilaku higienis pada saat menstruasi tidak

akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena

individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan

keadaan menstruasi (Syaifuddin, 2002). Jika remaja putri melakukan perilaku

higienis pada saat menstruasi maka akan terhindar dari kanker rahim, merasa

nyaman beraktivitas sehari-hari, percaya diri , bersemangat dan tidak malas-

malasan lagi, tidak dijauhi teman-teman karena bau badan amis dan tidak

mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat karena sudah memahami

kebenarannya. Sedangkan apabila perilaku higienis tersebut tidak dilakukan maka

remaja putri kurang peduli akan kebersihan alat reproduksinya , tidak menjaga
7



penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi, dapat terkena kanker rahim,

keputihan, mengurangi aktivitas saat menstruasi karena malas, kurang percaya

diri, percaya akan mitos-mitos seputar menstruasi yang bere dar di masyarakat,

dijauhi teman-teman karena bau badan amis (Sulaiha, 2000).

       Hal ini sesuai pendapat Fishbein dan Azjen (Azwar, 2003) yang

menyebutkan     bahwa    pengetahuan    seseorang    tentang   sesuatu   hal   akan

mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut positif maupun negatif tergantung dari

pemahaman individu tentang suatu hal tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya

akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan,

tetapi kalau sikapnya negatif, justru akan menghindari untuk melakukan perilaku

tersebut.

       Higienitas menstruasi itu kemungkinan besar dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh

Windayanti (2007), bahwa seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi yang cukup akan cenderung mengabaikan kesehatan

reproduksi dan pada akhirnya ia akan memiliki tindakan yang membahayakan

bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain karena tidak memiliki pengetahuan yang

memadai tentang kesehatan reproduksi maka seseorang akan mudah berperilaku

yang membahayakan kesehatan alat-alat reproduksinya. Maka seseorang yang

memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memilih perilaku yang

tepat, artinya perilaku tersebut akan mampu mempertahankan kualitas atau

kondisi kesehatan reproduksinya. Jika terkait dengan menstruasi maka yang akan

dipilih adalah berperilaku higienis pada saat menstruasi.
8



       Menurut Wilopo (1994), kesehatan reproduksi sebagaimana tercantum

dalam konvensi kependudukan dan pengembangan ICPD tahun 1994 di Cairo,

yakni keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya tidak

adanya penyakit atau kekurangan sesuatu yang berhubungan dengan sistem

reproduksi, fungsi-fungsi, serta proses-prosesnya. Pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi adalah banyaknya informasi yang diperoleh tentang keadaan

seksualitas sehat, baik secara fisik, psikis dan sosial yang berhubungan dengan

fungsi serta proses sistem reproduksi (BKKBN, 2003).

       Menurut Morgan (Utami, 2003) orang tua, khususnya ibu, diharapkan

mampu memberikan informasi yang tepat dan benar tentang apakah menstruasi

itu. Jika mengetahui informasi yang benar tentang menstruasi maka anak remaja

perempuan akan merasa siap ketika mendapatkan menstruasi pertama kali. Seperti

dikatakan oleh Astuti (2003) bahwa pendidikan seputar menstruasi mempengaruhi

kesiapan anak perempuan menjelang remaja untuk menghadapi menarche. Oleh

karena itu, pendidikan seputar menstruasi disarankan untuk diterapkan bagi anak

remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi sebagai salah satu cara

untuk menumbuhkan kesiapan menghadapi menarche. Selanjutnya jika individu

tahu hal apa saja yang harus dilakukan pada saat mengalami kondisi yang sama,

misalnya bagaimana cara mengatasi keluarnya darah menstruasi yang dapat terjadi

sewaktu-waktu, bagaimana cara memakai dan mencuci pembalut, serta bagaimana

cara perawatan diri pada saat menstruasi, ma ka dapat diharapkan individu

berperilaku higienis ketika mengalami menstruasi.

       Menurut Kollman dan Emmy (Rahmawati, 2004) kesehatan juga

merupakan syarat esensial bagi kesehatan bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa
9



dan bahkan orang yang berusia masa tidak reproduktif. Masa tidak reproduktif

yaitu masa dimana perempuan telah mengalami menopause atau telah berhentinya

menstruasi.

       Pemahaman seseorang terhadap sistem maupun fungsi reproduksinya

sangatlah penting. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi yang cukup, akan cenderung mengabaikan kesehatan reproduksinya

dan pada akhirnya ia akan melakukan tindakan yang membahayakan bagi dirinya

sendiri. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan faktor penting

dalam menentukan perilaku higienis perempuan pada saat menstruasi. Rendahnya

pengetahuan tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan perempuan tidak

berperilaku higienis pada saat menstruasi (BKKBN, 2003).

       Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

higienis pada saat menstruasi adalah aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh

perempuan untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan pada saat

terjadinya proses pendarahan yang disebabkan oleh luruhnya dinding rahim

sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Dari latar belakang yang telah

disampaikan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yakni “Apakah ada

hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku higienis

remaja putri pada saat menstruasi?”. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul :

“Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku

Higienis Remaja Putri Pada Saat Menstruasi”.

                             B. Tuju an Penelitian

       Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan

perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi.
10



2. Mengetahui seberapa besar peran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

dengan perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi.

3. Mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.

4. Mengetahui sejauhmana tingkat perilaku higienis remaja putri pada saat

menstruasi.

                             C. Manfaat Penelitian

        Penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat antara lain :

1. Manfaat Praktis

        a. Bagi subjek penelitian (remaja putri). Penelitian ini dapat memberikan

wacana berpikir yang lebih positif tentang pengetahuan reproduksi dan perilaku

higienis remaja putri pada saat menstruasi.

        b. Bagi orangtua subjek.     Penelitian ini dapat memberikan gambaran

informasi dan masukan mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi dengan

perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi, sehingga orangtua dapat

mengarahkan anak dan membimbing putrinya untuk melakukan perilaku higienis

khususnya pada saat menstuasi serta orangtua dapat memberikan pengetahuan

tentang pengetahuan reproduksi secara benar pada anak-anaknya.

2. Manfaat Teoritis

        Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan

penelitia n di bidang Psikologi Klinis dan Psikologi Perkembangan tentang

hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku higienis remaja

putri pada saat menstruasi, sehingga dapat dijadikan landasan bagi penelitian-

penelitian sejenis.

More Related Content

What's hot

Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babiJtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babiChenk Alie Patrician
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diarenrukmana rukmana
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaNuranisah D.
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
 
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...Operator Warnet Vast Raha
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...Sii AQyuu
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasiDewi Afifi
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaNuranisah D.
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/ISii AQyuu
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxSissi Syifa Meidia
 
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopauseFaktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopausewawan kurniawan
 
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukanBuku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukannunida11novpurnamasukma
 
6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapas6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapasSurya Fahrozi
 
hubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizihubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status giziMuhammad Abu Dzar
 

What's hot (20)

Remaja dan kesehatan reproduksi
Remaja dan kesehatan reproduksiRemaja dan kesehatan reproduksi
Remaja dan kesehatan reproduksi
 
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babiJtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
 
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
 
Abstrak.WIDYA PATHWAdoc
Abstrak.WIDYA PATHWAdocAbstrak.WIDYA PATHWAdoc
Abstrak.WIDYA PATHWAdoc
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
 
Pelatihan pik unikal
Pelatihan pik unikalPelatihan pik unikal
Pelatihan pik unikal
 
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopauseFaktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
 
74 136-1-sm
74 136-1-sm74 136-1-sm
74 136-1-sm
 
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukanBuku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
 
Ca maame 2
Ca maame 2Ca maame 2
Ca maame 2
 
6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapas6475 kespro n_papsmear_di_lapas
6475 kespro n_papsmear_di_lapas
 
hubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizihubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizi
 
Sabun sirih
Sabun sirihSabun sirih
Sabun sirih
 

Similar to Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi

Similar to Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi (20)

Bab i revisi ke 2
Bab i revisi ke 2Bab i revisi ke 2
Bab i revisi ke 2
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Total bab
Total babTotal bab
Total bab
 
Bab i revisi
Bab i revisiBab i revisi
Bab i revisi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Total bab
Total babTotal bab
Total bab
 
PPT SeminarHasil.pptx
PPT SeminarHasil.pptxPPT SeminarHasil.pptx
PPT SeminarHasil.pptx
 
Jurnal kdk 4
Jurnal kdk 4Jurnal kdk 4
Jurnal kdk 4
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
 
Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil
 
Riset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologisRiset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologis
 
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
 
Coba coba nulis proposal
Coba coba nulis proposalCoba coba nulis proposal
Coba coba nulis proposal
 
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptxMATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
 
Yuyun
YuyunYuyun
Yuyun
 
Kespro dr.rinny
Kespro dr.rinnyKespro dr.rinny
Kespro dr.rinny
 
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
 

More from rsd kol abundjani

More from rsd kol abundjani (20)

Rpkps
RpkpsRpkps
Rpkps
 
Modul 7-format-kpt
Modul 7-format-kptModul 7-format-kpt
Modul 7-format-kpt
 
Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14
Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14
Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14
 
Aspek penilaian
Aspek penilaianAspek penilaian
Aspek penilaian
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar
 
Tema tema kkn-ppm1
Tema tema kkn-ppm1Tema tema kkn-ppm1
Tema tema kkn-ppm1
 
Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09
Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09
Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09
 
Spmpt
SpmptSpmpt
Spmpt
 
Skd
SkdSkd
Skd
 
pengawasan mutu pangan
pengawasan mutu panganpengawasan mutu pangan
pengawasan mutu pangan
 
Rpp opd seminar executive edit
Rpp opd seminar executive editRpp opd seminar executive edit
Rpp opd seminar executive edit
 
Pelatihan applied approach
Pelatihan applied approachPelatihan applied approach
Pelatihan applied approach
 
Matematika bangun-datar
Matematika bangun-datarMatematika bangun-datar
Matematika bangun-datar
 
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanianKuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
 
Konsep penulisan modul mata pelajaran
Konsep penulisan modul mata pelajaranKonsep penulisan modul mata pelajaran
Konsep penulisan modul mata pelajaran
 
Kerangka acuan dan laporan
Kerangka acuan dan laporanKerangka acuan dan laporan
Kerangka acuan dan laporan
 
Keindahan matematik dan angka
Keindahan matematik dan angkaKeindahan matematik dan angka
Keindahan matematik dan angka
 
Kebijakan nasional spmi pt
Kebijakan nasional spmi ptKebijakan nasional spmi pt
Kebijakan nasional spmi pt
 
Jurnal pelatihan jafung adminkes
Jurnal pelatihan jafung adminkesJurnal pelatihan jafung adminkes
Jurnal pelatihan jafung adminkes
 
Inventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaanInventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaan
 

Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi

  • 1. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU HIGIENIS REMAJA PUTRI PADA SAAT MENSTRUASI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Gelar Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Dian Putri Indriastuti F 100.040.025 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 1
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Indrawanti dan Sadjimin (2002) masa remaja merupakan masa penting bagi kehidupan reproduksi individual, karena pada masa tersebut seorang remaja membentuk pondasi kehidupan reproduksinya. Hal ini didukung oleh pendapat Hurlock (1990), remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Menurut Monks dkk (Rina, 2004) batasan usia remaja adalah masa diantara 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir, dengan ciri-ciri yakni : 1. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki. 2. Suara menjadi lebih penuh, lebih merdu. 3. Laju perkembangn secara umum kembali menurun sangat lambat. 4. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa. 5. Organ-organ reproduksi siap berfungsi seperti pada orang dewasa. Salah satu masalah perempuan sebagaimana ditulis dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat Al-Baqarah : 222 dan At-Thalaq : 4 adalah tentang menstruasi atau dalam bahasa Arab haidil (Departemen Agama RI, 1983). Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan (Syaiffudin, 2002).
  • 3. 3 Menstruasi adalah permasalahan setiap wanita setiap bulannya. Permasalahan seputar menstruasi atau haid ini ternyata sudah ada dari semenjak manusia diciptakan. Mungkin sekarang kita berpikir kembali seperti apa jaman dulu para perempuan mengatasi pendarahan saat menstruasi? Apakah ada alat untuk mengatasi persoalan ini? Tentu saja ada! Manusia selalu memiliki akal untuk mengatasi permasalahannya. Meski terbatas, mereka memiliki cara-cara tersendiri dalam mengatasi persoalan perempuan satu ini. Mulai dari menggunakan daun, kapas, hingga material lain. Kartono (1986) menyatakan proses menstruasi setiap bulan akan berlangsung normal, apabila kehidupan batiniah perempuan dan iklim psikis dari lingkungannya normal dan tenang. Sebaliknya, apabila kehidupan batiniah perempuan kalut-kusut dan lingkungannya kacau, maka akan timbul macam- macam gejala psikosomatis (penyimpangan dan gangguan psikis yang menyebabkan timbulnya gangguan pada kesehatan jasmaniah) yang erat kaitannya dengan menstruasi pada wanita. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi secara “ekstra” terutama pada bagian vagina, karena kalau tidak dijaga kebersihannya, akan menimbulka n mikro organisme yang berlebih sehingga mengganggu fungsi organ reproduksi (PKBI DIY, 2000). Salah satu yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah mengalami menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan diri. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 2 sampai 3 kali sehari atau setiap 4 jam sekali, apalagi
  • 4. 4 jika sedang banyak-banyaknya. Setelah mandi atau buang air, vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat (PKBI DIY, 2000). Sedangkan Menurut Solita (1993), higienis adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit. Salah satu fenomena perilaku higienis remaja pada saat menstruasi masih rendah, diperlihatkan oleh sebuah penelitian Widyantoro ( ohammad, 1998) M mengenai higienitas menstruasi pada perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan Tangerang (N=305) mengungkapkan bahwa sebagian besar (77.5 % di Tangerang dan 68.3 % di Subang) mempunyai status higienitas menstruasi yang buruk. Dalam hal higienitas individu, masih terdapat responden yang salah dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan (20.1 % pada hari biasa dan 19.8 % pada saat menstruasi). Penelitian ini memperlihatkan bahwa responden di Subang memperlihatkan higienitas menstruasi cenderung lebih tinggi dibanding responden di Tangerang. Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa kurangnya perilaku higienis saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya kanker rahim. Menurut beberapa penelitian menyebutkan bahwa kanker ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) yang muncul, antara lain karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks dan perilaku yang tidak higienis pada saat menstruasi. Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang diidap oleh penderita keputihan (leukore). Jika keputihan ini tidak segera membaik, virus ini bisa memunculkan kanker rahim.
  • 5. 5 Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker yang muncul itu tidak memberikan gejala -gejala sakit seperti itu. Hubungan seksual di bawah usia 17 tahun juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker. Mengapa? Karena pada rentang usia 12 tahun hingga 17 tahun itu, perubahan sel dalam mulut rahim sedang sangat aktif. Ketika sel sedang membelah secara aktif (metaplasi), idealnya tidak terjadi kontak atau rangsangan apapun dari luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan. Adanya benda asing, termasuk alat kelamin laki-laki dan sel sperma, akan mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim. Sel abnormal dalam mulut rahim (servix uteri) itu dapat menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim, dan beresiko menyebar ke vagina hingga keluar. Sel abnormal itupun bisa menyebar ke organ lain dalam tubuh, misalnya uterus, ovarium, tuba fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak. Jika telah mencapai stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lain, kanker rahim dapat menyebabkan kematian. Kanker ini juga bisa disebabkan oleh nikotin yang ada dalam darah. Mengapa? Karena asap rokok yang masuk dalam tubuh akan segera merasuk ke dalam darah yang menyebar ke seluruh tubuh. Zat nikotin yang ada dalam darah itu akan singgah di seluruh bagian tubuh, termasuk mulut rahim dan selaput leher rahim yang sangat peka terhada p zat nikotin. Zat nikotin itu akan memicu pertumbuhan sel tidak normal yang kemudian menjadi biang munculnya sel kanker mulut rahim. Belakangan berkembang pula isu bahwa kanker ini disebabkan oleh hubungan intim pada saat seorang wanita sedang haid (Herawati, 2008).
  • 6. 6 Penelitian yang dilakukan oleh Dalton (Rakhmayanti, 2002), selama duapuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk wanita di Amerika Serikat, Inggris dan Perancis melaporkan perubahan menstruasi menyebabkan gangguan-gangguan psikologis atau fisik. Sesungguhnya mereka mungkin menderita berbagai subtype ketegangan sindrom pramenstruasi. Perubahan suasana hati yang paling banyak dirasakan oleh wanita pada masa sebelum menstruasi tersebut datang dan mereda saat menstruasi tiba. Gejala- gejala fisik yang nampak misalnya kenaikan berat badan, buah dada yang nyeri, sakit kepala, migrain, pegal dan nyeri, gangguan pada kulit serta nafsu makan yang berlebihan. Gejala -gejala psikologis yang muncul misalnya ketegangan, rasa cepat marah, depresi, kelesuan, dan berkurangnya daya konsentrasi. Perilaku higienis merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara mendalam. Hal ini karena berdasarkan kajian teoretis yang ada s alah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku higienis. Namun demikian perilaku higienis pada saat menstruasi tidak akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi (Syaifuddin, 2002). Jika remaja putri melakukan perilaku higienis pada saat menstruasi maka akan terhindar dari kanker rahim, merasa nyaman beraktivitas sehari-hari, percaya diri , bersemangat dan tidak malas- malasan lagi, tidak dijauhi teman-teman karena bau badan amis dan tidak mempercayai mitos-mitos yang beredar di masyarakat karena sudah memahami kebenarannya. Sedangkan apabila perilaku higienis tersebut tidak dilakukan maka remaja putri kurang peduli akan kebersihan alat reproduksinya , tidak menjaga
  • 7. 7 penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi, dapat terkena kanker rahim, keputihan, mengurangi aktivitas saat menstruasi karena malas, kurang percaya diri, percaya akan mitos-mitos seputar menstruasi yang bere dar di masyarakat, dijauhi teman-teman karena bau badan amis (Sulaiha, 2000). Hal ini sesuai pendapat Fishbein dan Azjen (Azwar, 2003) yang menyebutkan bahwa pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut positif maupun negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negatif, justru akan menghindari untuk melakukan perilaku tersebut. Higienitas menstruasi itu kemungkinan besar dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Windayanti (2007), bahwa seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup akan cenderung mengabaikan kesehatan reproduksi dan pada akhirnya ia akan memiliki tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi maka seseorang akan mudah berperilaku yang membahayakan kesehatan alat-alat reproduksinya. Maka seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memilih perilaku yang tepat, artinya perilaku tersebut akan mampu mempertahankan kualitas atau kondisi kesehatan reproduksinya. Jika terkait dengan menstruasi maka yang akan dipilih adalah berperilaku higienis pada saat menstruasi.
  • 8. 8 Menurut Wilopo (1994), kesehatan reproduksi sebagaimana tercantum dalam konvensi kependudukan dan pengembangan ICPD tahun 1994 di Cairo, yakni keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau kekurangan sesuatu yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi-fungsi, serta proses-prosesnya. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah banyaknya informasi yang diperoleh tentang keadaan seksualitas sehat, baik secara fisik, psikis dan sosial yang berhubungan dengan fungsi serta proses sistem reproduksi (BKKBN, 2003). Menurut Morgan (Utami, 2003) orang tua, khususnya ibu, diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat dan benar tentang apakah menstruasi itu. Jika mengetahui informasi yang benar tentang menstruasi maka anak remaja perempuan akan merasa siap ketika mendapatkan menstruasi pertama kali. Seperti dikatakan oleh Astuti (2003) bahwa pendidikan seputar menstruasi mempengaruhi kesiapan anak perempuan menjelang remaja untuk menghadapi menarche. Oleh karena itu, pendidikan seputar menstruasi disarankan untuk diterapkan bagi anak remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kesiapan menghadapi menarche. Selanjutnya jika individu tahu hal apa saja yang harus dilakukan pada saat mengalami kondisi yang sama, misalnya bagaimana cara mengatasi keluarnya darah menstruasi yang dapat terjadi sewaktu-waktu, bagaimana cara memakai dan mencuci pembalut, serta bagaimana cara perawatan diri pada saat menstruasi, ma ka dapat diharapkan individu berperilaku higienis ketika mengalami menstruasi. Menurut Kollman dan Emmy (Rahmawati, 2004) kesehatan juga merupakan syarat esensial bagi kesehatan bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa
  • 9. 9 dan bahkan orang yang berusia masa tidak reproduktif. Masa tidak reproduktif yaitu masa dimana perempuan telah mengalami menopause atau telah berhentinya menstruasi. Pemahaman seseorang terhadap sistem maupun fungsi reproduksinya sangatlah penting. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup, akan cenderung mengabaikan kesehatan reproduksinya dan pada akhirnya ia akan melakukan tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku higienis perempuan pada saat menstruasi. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan perempuan tidak berperilaku higienis pada saat menstruasi (BKKBN, 2003). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku higienis pada saat menstruasi adalah aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh perempuan untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan pada saat terjadinya proses pendarahan yang disebabkan oleh luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Dari latar belakang yang telah disampaikan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yakni “Apakah ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi?”. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul : “Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Higienis Remaja Putri Pada Saat Menstruasi”. B. Tuju an Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi.
  • 10. 10 2. Mengetahui seberapa besar peran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi. 3. Mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi. 4. Mengetahui sejauhmana tingkat perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat antara lain : 1. Manfaat Praktis a. Bagi subjek penelitian (remaja putri). Penelitian ini dapat memberikan wacana berpikir yang lebih positif tentang pengetahuan reproduksi dan perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi. b. Bagi orangtua subjek. Penelitian ini dapat memberikan gambaran informasi dan masukan mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi, sehingga orangtua dapat mengarahkan anak dan membimbing putrinya untuk melakukan perilaku higienis khususnya pada saat menstuasi serta orangtua dapat memberikan pengetahuan tentang pengetahuan reproduksi secara benar pada anak-anaknya. 2. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan penelitia n di bidang Psikologi Klinis dan Psikologi Perkembangan tentang hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku higienis remaja putri pada saat menstruasi, sehingga dapat dijadikan landasan bagi penelitian- penelitian sejenis.