2. Skrining Prakonsepsi / Layak Hamil
● Pelaksanaan skrining prakonsepsi / layak hamil di Indonesia di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa
sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
● Catin perlu mendapat pemeriksaan Kesehatan untuk menentukan status Kesehatan dan merencanakan
serta mempersiapkan kehamilan yang sehat dan aman
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Tatalaksana
3. Anamnesis
Wawancara oleh tenaga Kesehatan yang meliputi :
○ Keluhan Kesehatan,
○ Riw. Penyakit,
○ Faktor resiko Kesehatan,
○ Deteksi dini masalah Kesehatan jiwa
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda vital:
•Tekanan darah,
•Frekuensi Nafas,
•Denyut Nadi,
•Suhu tubuh,
Pemeriksaan Status Gizi :
•Tinggi badan,
•Berat badan,
•Tanda-tanda anemia,
•Lingkar lengan atas
Cara Mengukur LILA
1. Tetapkan posisi bahu dan siku
2. Letakkan pita antara bahu dan siku
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
5. Pita jangan terlalu ketat
6. Pita jangan terlalu longgar
7. Cara pembacaan skala yang benar
5. Pemeriksaan Penunjang
● Wajib:
• Hb
• Golongan darah & rhesus
• Sesuai indikasi:
• Gula darah,
• HIV,
• IMS,
• Hepatitis,
• Thalassemia,
• TORCH (untuk catin
perempuan),
• IVA/Pap smear (bagi catin
perempuan yang sudah
pernah menikah)
6. Tatalaksana
● KIE & konseling
● Pemberian tablet tambah darah dan atau Asam Folat
● Skrining & imunisasi tetanus difteri
● Pengobatan sesuai masalah kesehatan
7. Suplementasi
Tablet Tambah Darah
• Calon pengantin dianjurkan untuk mengonsumsi
tablet tambah darah 1 tablet per hari, minimal 1 bulan
sebelum merencanakan kehamilan.
• Konsumsi tablet tambah darah dilanjutkan terus paling
tidak sampai akhir trimester pertama (usia 12 minggu
kehamilan)
• Bila memungkinkan, konsumsi tablet tambah darah
boleh dilanjutkan sampai akhir kehamilan atau sampai
3 bulan pasca persalinan
• Tablet tambah darah ini paling baik diminum dengan
air putih saat perut kosong (2 jam sebelum atau
setelah makan)
Suplai asam folat
Calon pengantin membutuhkan asam folat selama
masa prakonsepsi, kehamilan dan laktasi sangat
menentukan perkembangan dan pertumbuhan
janin yang tepat
8. Status Imunisasi Tetanus Toxoid / TT
● Imunisasi TT mencegah dan memberikan
kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu
dan bayi terhadap tetanus.
● Setiap Wanita usia subur (15-49 tahun)
diharapkan sudah mendapat 5x imunisasi TT
lengkap
● Jika status TT belum lengkap, maka catin
perempuan harus melengkapi status
imunisasinya di Puskesmas
9. Status Gizi
● Pemeriksaan berat badan dan pengukuran status gizi sangat diperlukan karena berat badan dan status gizi
mempengaruhi kehamilan bila tidak disiapkan dari masa prakonsepi
● Perempuan yang underweight pada periode prakonsepsi berkontribusi 32% lebih tinggi terhadap risiko
kelahiran prematur 32%,
● Perempuan dengan obesitas beresiko dua kali lipat mengalami preeklampsia dan diabetes gestasional.
● Perempuan dengan obesitas dan obesitas lebih dari dua kali lipat risiko preeklamsia.
● Kehamilan dengan kekurangan energi kronis menyebabkan kejadian stunting pada anak anak sebesar 20%.
Penyebab lain dari sisi ibu antara lain ibu yang memiliki perawakan pendek, jarak kelahiran yang terlalu
dekat dan kehamilan remaja.
12. APA ITU ANC ?
1. Pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter
umum dan bidan
2. Pelayanan yang dikhususkan untuk Ibu selama kehamilannya
3. Sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal yang meliputi 10 T
13. Tujuan Pelayanan ANC
Pelayanan Antenatal yang diberikan secara komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua Ibu Hamil
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
Memenuhi hak setiap Ibu Hamil memperoleh
pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga
mampu menjalin kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat
Menghilangkan missed opportunity pada Ibu Hamil
dalam mendapatkan pelayanan ANC terpadu,
komprehensif, dan berkualitas
Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan
yang diderita
Melakukan intervensi terhadap kelainan /
gangguan pada Ibu Hamil sedin mungkin
Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
sesuai dengan system rujukan yang sudah diatur
Menyiapkan wanita baik secara fisik, mental dan sosial
selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan.
14. Kapan harus pergi ANC ?
Trimester I
Trimester III
Proses Persalinan
01
02
Dilakukan minimal 2x
I : dilakukan oleh dokter
II : dapat dilakukan di bidan/ FKTP
Trimester I
Dilakukan minimal 1x
III : dapat dilakukan di bidan/ FKTP
Trimester II
03
04
Dilakukan minimal 3x
IV : dapat dilakukan di bidan/ FKTP
V : dilakukan oleh dokter
VI : dapat dilakukan di bidan/ FKTP
Trimester III
Dengan dilakukan ANC yang baik maka
diharapkan proses persalinan menjadi
proses yang membahagiakan bagi keluarga
Proses Persalinan
Trimester IIII
15. Apa yang dilakukan selama ANC ?
Mencari faktor resiko
Riwayat penyakit dan Riwayat keluarga
Perencanaan ANC berikutnya
Trimester I
Penilaian pertumbuhan janin dan ibu
Deteksi dini pre-eclampsia,
Deteksi dini diabetes melitus gestasional
Deteksi dini kelainan pada janin
Trimester II
Penilaian pertumbuhan janin dan ibu
Deteksi pre-eclampsia
Menilai persiapan persalinan
Menentukan metode persalinan yang tepat
Trimester III
17. Dimana ANC dapat dilakukan ?
Rumah Sakit
Pelayanan dokter spesialis
Fasilitas kesehatan tingkat lanjut
Bidan desa
Polindes
Puskesmas
Klinik Pratama
Fasilitas kesehatan tingkat
pertama
18. STUNTING
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
PERATURAN PRESIDEN NO.72 TAHUN 2021
19. Definisi Stunting
Stunting (kerdil) adalah kondisi
dimana balita memiliki panjang
atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur.
Kondisi ini diukur dengan panjang
atau tinggi badan <-2 SD median
pada standar pertumbuhan WHO
(z-score).
WHO, 2018, Reducing Stunting in Children.
PB/U atau TB/U
normalnya -2 SD sampai +3 SD
20. Prevalensi
◦ SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) tahun 2021 menunjukkan angka
stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per
tahun dari 27.7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021
◦ Saat ini, Prevalensi stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan
Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia
(17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%).
Sumber : KEMENKES. (2021). Online at https://kemkes.go.id/article/view/21122800001/penurunan-prevalensi-stunting-tahun-2021-sebagai-modal-menuju-generasi-emas-indonesia-2045.html
24. Pencegahan Saat Kehamilan
◦ Kebutuhan energi wanita hamil meningkat 13% dengan kebutuhan protein 54% lebih
tinggi selama masa kehamilan dan menyusui.
◦ Ibu hamil memerlukan tambahan kalori kurang lebih 350-450 kalori per hari.
◦ Jumlah asupan kebutuhan ibu per hari berupa asupan kalsium minimal 1200mg, asam
folat 600-800 mcg, zat besi 27 mg dann protein 70-100 gram dan meningkat setiap
trimesternya.
◦ Kecukupan kebutuhan nutrisi yang meningkat dilakukan dengan diversifikasi
makanan dan pemilihan makanan padat nutrisi, makanan fortifikasi atau biofortifikasi
makanan pokok, suplementasi dengan beberapa mikronutrien dan penggunaan
produk makanan fortifikasi yang dirancang khusus untuk sasaran ibu hamil.
Sumber : KEMENKES (2022). Online at : https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1092/cegah-stunting-sejak-dalam-masa-kehamilan
25. Nutrisi 5 J untuk kehamilan
Jumlah kalori
Jadwal Makan
Jenis Makanan
Jalur Pemberian Nutrisi
Penjagaan terhadap Pelaksanaan
Sumber : KEMENKES (2022). Online at : https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1092/cegah-stunting-sejak-dalam-masa-kehamilan
26. Intervensi
Intervensi gizi spesifik menyasar penyebab langsung stunting yang meliputi
kurangnya asupan makanan dan gizi serta penyakit infeksi. Umumnya,
intervensi ini dilakukan oleh sektor kesehatan.
Intervensi gizi sensitif adalah keluarga dan masyarakat umum. Intervensi gizi
sensitif umumnya dilaksanakan di luar sektor kesehatan melalui berbagai
program dan kegiatan.
Kemenkes, 2018, Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting).
30. Ketahanan pangan
(Peningkatan akses dan
kualitas pelayanan gizi
dan kesehatan.
Peningkatan akses
pangan bergizi.
Peningkatan penyediaan
air bersih, air minum, dan
sarana sanitasi
Peningkatan kesadaran,
komitmen dan praktik
pengasuhan gizi ibu dan
anak
Intervensi gizi sensitif
01 02
03 04
31.
32. ASI Eksklusif ASI yang diberikan secara langsung, 8-12 kali perhari (per 2-3 jam) 15 menit sisi
kanan dan 15 menit sisi kiri.
MP-ASI MP-ASI dengan gizi seimbang seperti pada buku KIA.
Imunisasi Edukasi untuk rutin melakukan imunisasi di fasilitas Kesehatan sesuai jadwal untuk
mencegah balita sakit.
Tablet tambah darah pada remaja
wanita untuk mencegah anemia
Minum tablet tambah darah (TTD) 1x/ minggu. Minum TTD dengan cara yang benar
untuk menghindari efek samping. Jika terdapat kecurigaan mengalami anemia, segera
dirujuk ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bakti sosial (pemberian paket
peningkatan gizi)
Pemberian bahan makanan pokok.
Pemantauan tumbuh-kembang anak Dapat menggunakan buku KIA. Lebih lanjut dapat menggunakan Pedoman SDIDTK
dan skor DDST II
Sanitasi Sanitasi yang buruk bisa menyebabkan diare berulang dan dapat memicu diare.
Intervensi yang dapat dilakukan:
33. ANC dengan Stunting
◦ Frekuensi ANC dan standar perawatan berhubungan dengan kejadian stunting
pada anak usia 24-59 tahun
◦ Tempat dilakukan ANC tidak berhubungan dengan stunting
Sumber : Wahyuni E, Fretty E E, Atika. Relationship of Quality Antenatal Care (ANC) to Stunting Events in children Age 24-59 months in Indonesia Using Literature Review Method.Mikia Journal. 2021.
Editor's Notes
Wanita remaja subur: 13-15 tahun, setelah menarche. Menurut who: 12-24 tahun. SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. DDST (Denver Developmental Screening Test)