2. Materi Pokok
• Definisi, Ruang Lingkup, Sejarah, dan Bentuk Usahatani
• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani, Faktor-faktor Produksi dalam
Usahatani
• Kelembagaan Usahatani
• Tugas Presentasi
• UTS
• Prinsip Ekonomi dalam Usahatani
• Biaya dan Pendapatan
• Perencanaan Usahatani
• Penelitian Usahatani
• Tugas Presentasi
• UAS
3. Refrensi
• Adimihardja A. 2008. Strategi Mempertahankan Multifungsi Pertanian Di
Indonesia. Balai Penelitian Tanah, Bogor
• ----------- 2001. Produk Pertanian Indonesia Ditolak Pasar Luar Negeri. Harian
• Hernanto,F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
• Hadisapoetro. S. 1976. Analisa Biaya Dan Pendapatan Usahatani. Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian UGM. Yogyakarta.
• Ken Suratiyah, Ilmu Usahatani, Jakarta: Penebar Swadaya
• Soekartawi. 1993. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. PT Rajagrafindo Persada.
Jakarta.
• Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
• Soekartawi dkk. 1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan
Petani Kecil. UI Press. Jakarta
• Sumodiningrat, Gunawan. 1990. Aspek Sosial Ekonomi Diversifikasi Sektor
Pertanian Pangan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
• Utami P. 2005. Diktat Ajar Ekonomi Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fak Pertaian UMP.
4. Kontrak Perkuliahan
• Perkuliahan di mulai pukul WIB
• Kuis diselenggarakan dengan pemberitahuan
terlebih dahulu, dengan demikian tidak ada
kuis susulan.
• Tugas dikumpulkan
• Mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan
lebih dari 30% tidak dapat mengikuti ujian.
5. Praktikum
• Bentuk praktikum merupakan praktikum lapang
dengan mengambil lokasi di
• Praktikum dilaksanakan setelah UTS
• Semua mahasiswa yg mengambil MK Ilmu
Usahatani wajib mengikuti praktikum
• Hal-hal lain terkait praktikum akan dijelaskan
lebih lanjut.
6. Ilmu Usahatani
Ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang manusia atau petani dapat
mengusahakan dan mengorganisir faktor-faktor produksi yang berupa
tanah dan alam sekitarnya, modal, manusia sehingga memberikan
manfaat yang sebaik-baiknya.
Ilmu Usahatani Sebagai Science
Ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang manusia atau petani dapat
mengusahakan dan mengorganisir faktor-faktor produksi yang berupa
tanah dan alam sekitarnya, modal, manusia sehingga memberikan
manfaat yang sebaik-baiknya.
7. Tujuan Ilmu Usahatani
Usahatani yg efisien memperoleh pendapatan/ keuntungan
yg sebesar-besar dengan alokasi sumber daya yg dimiliki
Usahatani yg mampu menciptakan keunggulan bersaing
produk yg dihasilkan selalu laku dijual pd tingkat harga yg
cukup memberikan keuntungan bg kelangsungan &
pengembangan usahanya
Usahatani hrs mampu menciptakan keunggulan bersaing yg
lestari (sustainable competitive advantage), yg mengacu pd :
kebutuhan pasar, potensi sumber daya, keadaan masyarakat, &
sesuai dgn kerangka hukum & kelembagaan yg ada.
8. Sistem Pertanian
Sistem Pertanian Ladang
dengan faktor produksi utama berupa alam, dan kegiatan sistem
pertanian ini senantiasa berpindah pindah tempat.
Sistem Pertanian Menetap
dengan faktor produksi utama modal dan tenaga kerja, sudah ada upaya
mengembalikan dan memelihara kesuburan tanah melalui pemupukan,
pembuatan tanggul pembuatan teras (terasering) serta pengolahan
tanah yang baik.
Bentuk Usahatani
Usahatani Keluarga (Family Farm)
Perusahaan Pertanian
9. PERTANIAN RAKYAT DAN PERUSAHAAN PERTANIAN
Pertanian Rakyat
suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada lahan/tanah
garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan/ pangan
dalam negeri
a. Modal Kecil
Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani hidup dalam keadaan
miskin. Dengan demikian modal yang dimiliki pun sedikit.
b. Sistem dan Cara Pengelolaan Sederhana
Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan untuk bercocok tanam
pun juga menjadi sederhana.
10. c. Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
Tanaman yang ditanam merupakan tanaman pangan sehari-hari agar jika tidak
laku terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Tanaman pangan memiliki
sifat pasar yang inelastis, sehingga produk pangan itu akan selalu laku di pasaran
tanpa dapat banyak dipengaruhi oleh harga.
d. Tidak Memiliki Administrasi yang Baik
Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa membuat
perkumpulan petani. Dengan munculnya koperasi, sistem administrasi yang baik
maka para petani ini akan lebih memiliki posisi daya tawar dan daya saing yang
lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.
Pertanian Rakyat
11.
12. Perusahaan Pertanian
karakter pertanian yang menggunakan sistem secara lebih luas dan
terbuka untuk meningkatkan hasil produk pertanian.
Ciri-Ciri Perusahaan Pertanian
• Pemakaian seluas-luasnya alat-alat teknik yang terbaru serta hasil-hasil ilmu
pengetahuan pertanian yang termaju.
• Penggunaan cara penanaman yang sebaik-baiknya dengan mengutamakan
penanaman bahan-bahan makanan, sayur-mayur, dan tanaman perkebunan
yang seluas-luasnya.
• pemakaian pupuk buatan dan pupuk organik.
• Pembukaan tanah-tanah yang masih kosong, pengeringan rawa-rawa dan
sebagainya.
• Mekanisasi dan otomatisasi produksi yang baik. Mekanisme berarti pengganti
tenaga kerja manusia dengan tenaga mesin.
• Terdapat elektrifikasi Perekonomian Rakyat yaitu perombakan semua cabang
perekonomian sampai kepada produksi besar dengan menggunakan mesin dan
menjalankan mekanisasi dalam proses produksi
• Penggunaan seluas-luasnya ilmu kimia dalam produksi (Darwin Iskandar, 2006).
14. Tabel 1. Usahatani Keluarga Dan Perusahaan Pertanian
No. Indikator Usahatani Keluarga Perusahaan Pertanian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kegiatan Proses Produksi
Input yang dikuasai
Penguasaan Lahan
Bentuk hukum
Unsur unsur usahatani
Tujuan Akhir
Seluruhnya dikerjakan oleh
petani bersama keluarganya
Relatif kecil dan sifatnya
tercampur (berasal dari milik
sendiri dan sebagian dari luar)
Luas lahan rata rata kurang dari
0,5 hektar
Tidak berbadan hukum
Tanah dan alam sekitarnya,
permodalan dan peralatan,
petani, keluarga dan tenaga
luar
Pendapatan Keluarga Petani
(Family Farm Income)
Dikerjakan secara profesional,
penggunaan tenaga kerja
disesuaikan dengan kebutuhan
Semua input diperoleh dengan
cara membeli/dari luar
Luas lahan rata rata bisa
mencapai ratusan hektar
Mempunyai badan hukum seperti
PT, Firma , CV dll
Tanah dan alam sekitarnya,
permodalan dan peralatan,
tenaga kerja dibayar
Keuntungan atau laba sebesar
besarnya
15. Tabel 2. Perbedaan Secara Ekonomis Usahatani Keluarga Dan
Perusahaan Pertanian
INDIKATOR USAHATANI PERUSAHAAN
PERTANIAN
1. Luas Lahan
2. Produksi
3. Nilai Produk :
50 kw x Rp 125.000
4. Biaya (Rp) :
- Sarana produksi
- Sewa lahan
- Pajak
- Lain lain
- TK 1500 JKO (@ Rp 1500)
500 JKO Tenaga Keluarga
1000 JKO Tenaga Luar Kelg
Jumlah Biaya
5. Pendapatan Petani
6. Keutungan
1 Hektar
50 Kw
Rp 625.000
Rp 500.000
-
Rp 150.000
Rp 100.000
-
Rp 1.500.000
Rp 2.250.000
Rp 4.000.000
1 Hektar
50 Kw
Rp 625.000
Rp 500.000
Rp 1.000.000
Rp 100.000
-
Rp 2.250.000
Rp 3.850.000
Rp 2.400.000
16. Perkembangan Usahatani
Mata pencaharian dalam masyarakat dibagi menjadi 5 (lima) golongan yaitu
Pengumpulan
Pertanian
Merupakan golongan masyarakat yang melakukan kegiatan
mengumpulkan apa yang dihasilkan oleh alam sekitarnya guna
memenuhi kebutuhan hidup Pada tahapan ini mereka belum berusaha
meningkatkan jumlah , dengan kata lain pengumpulan dilakukan hanya
sebatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja
Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan
reproduksi terhadap tanaman dan hewan agar supaya dapat memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Pada tahap ini manusia sudah berusaha untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas yang dibarengi pula dengan
pertimbangan secara ekonomis.
17. Perindustrian
Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan untuk
merubah bentuk dan hasil-hasil pertanian sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidup manusia dengan lebih baik
Perdagangan
Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan untuk merubah
tempat, waktu serta kepemilikan hasil pengumpulan, pertanian dan perindustrian
dengan tujuan agar hasil tersebut menjadi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Pada umumnya produsen berada di lokasi pedesaan sementara konsumen
sebagian besar terdapat di perkotaan, dalam hal ini kegiatan perdagangan sebagai
penghubung antara produsen dengan konsumen. Selain itu kegiatan perdagangan
mencakup pula kegiatan sortasi, penyimpanan, jasa angkutan dll.
Jasa-Jasa Lain
Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan
manusia guna memperlancar jalannya kegiatan pengumpulan,
pertanian, perindustrian dan perdagangan
18. Sejarah Perkembangan Usahatani di Indonesia
Pertanian di Indonesia diawali dengan sistem ladang berpindah-
pindah, dimana masyarakat menanam apa saja, hanya untuk memenuhi
kebutuhan pangan.
Kemudian sistem bersawah di temukan, orang mulai bermukim
ditempat yang tetap, tanaman padi yang berasal dari daerah padang
rumput dan kemudian juga diusahakan di daerah-daerah hutan dengan
cara berladang yang berpindah diatas tanah kering
Dengan timbulnya persawahan, orang mulai tinggal tetap disuatu
lokasi yang dikenal dengan nama “kampong” walaupun usaha tani
persawahan sudah dimulai, namun usaha tani secara “berladang yang
berpindah-pindah” belum ditinggalkan
19. 1. Jaman Penjajahan
Di Jawa, sejak VOC menguasai di Batavia kebijakan pertanian bukan untuk tujuan memajukan pertanian di
Indonesia, melainkan hanya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi VOC.
Kegiatan Usahatani dibuat dalam kondisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup petani. Kenapa ?
Berdampak Pada Pihak Belanda Dalam Perolehan Tenaga Kerja Yang MURAH
Tahun 1830, Van Den Bosch sebagai gubernur Jendral Hindia Belanda mendapatkan tugas rahasia
untuk meningkatkan ekspor dan muncullah yang disebut tanam paksa. Sebenarnya Undang-undang
Pokok Agraria mengenai pembagian tanah telah muncul sejak 1870, namun kenyataanya tanam
paksa baru berakhir tahun 1921.
Melakukan POLITIK AGRARIA
Diberlakukannya UU Agraria Pasal 1 Th 1870 :
Semua Tanah Yang Ada Di Wilayah Hindia
Belanda adalah milik Gubernur Hindia Belanda
20. 2. Setelah Penjajahan
Setelah Indonesia merdeka maka kebijakan pemerintah terhadap
pertanian tidak banyak mengalami perubahan, pemerintah tetap
memberi perhatian khusus pada produksi padi. Namun masih banyak
tanah yang dikuasai oleh penguasa dan pemilik modal besar sehingga
petani tidak dengan mudah menentukan tanaman yang akan ditanam
- Kegiatan Usahatani sebagian besar ditentukan oleh petani itu sendiri
- Petani dilihat sebagai Pengelola /Pengusaha
- Munculnya Tuan Tanah di Pedesaan
21. 2. Setelah Penjajahan
Pada permulaan tahun 1970 an Pemerintah meluncurkan suatu program
Revolusi Hijau yang lebih dikenal masyarakat dengan program BIMAS
(Tujuan utama program adalah meningkatkan produktivitas sektor
pertanian).P rogram Bimas pada prinsipnya berintikan 3 (tiga)
komponen pokok yaitu :
a) Penerapan Panca Usaha terdiri dari :
1.Penyediaan bibit Unggul
2.Pemupukan
3.Pengairan
4.Pemberantasan hama dan penyakit
5.Metode bercocok tanam yang lebih baik
b) Penerapan kebijakan harga sarana dan hasil produksi
c) Adanya dukungan kredit dan infrastruktur
22. 2. Setelah Penjajahan
Dampak Buruk Revolusi Hijau:
1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah
2. Kesuburan tanah merosot / tandus
3. Tanah mengandung residu (endapan pestisida)
4. Hasil pertanian mengandung residu pestisida
5. Keseimbangan ekosistem rusak
6. Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama
3. Era Reformasi
Pada era reformasi :
- Petani sebagai subyek
- Peran pemerintah sebagai stimulator dan fasilisator
Visi pertanian pada abad 21 adalah :
Pertanian modern, tangguh dan efisien.
Misi pembangunan pertanian adalah memberdayakan
petani menuju suatu masyarakat tani yang mandiri, maju,
sejahtera dan berkeadilan.
23. 3. Era Reformasi
Strategi pembangunan pertanian :
1. Optimasi pemanfaatan sumber daya domestik
2. Perluasan spektrum pembangunan pertanian melalui
diversifikasi teknologi,sumber daya,produksi&konsumsi
3. Penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi
secara dinamis
4. Peningkatan efisiensi sistem agribisnis
5. IPTEK dan berdaya saing tinggi
Salah satu langkah operasional strategis berupa Gerakan
Mandiri (Gema). Mulai tahun 1998/1999 telah diluncurkan
berbagai Gema Mandiri termasuk Gema Hortina untuk
meningkatkan produksi Hortikultura
24. 4. Era Globalisasi
Era Globalisasi adalah era perdagangan bebas dimana tidak boleh ada
lagi hambatan perdagangan berupa tarif maupun non tariff.
-Pengenaan tarif berkisar 0 – 5 % bagi produk produk
pertanian.
-Produk harus memiliki Daya Saing Yang Tinggi
(Memiliki Keunggulan Kompetitif dan Komparatif).
25. Klasifikasi Usahatani
1. Menurut Corak dan Sifat, usahatani diklasifikasikan menjadi
(dua) kelompok yaitu :
Usahatani Subsisten (subsistence farm) :
usahatani yg berorientasi pd pemenuhan kebutuhan sendiri &
keluarga
Usahatani Komersial (commercial farm) :
usahatani yg berorientasi pd keuntungan/ profit kualitas &
kuantitas produk
Klasifikasi usahatani dibedakan menurut corak dan sifat,cara, pola dan
tipe usahatani yang ditekuni
26. Tabel 1. Perbedaan Usahatani Subsisten Dan Usahatani Komersial
No. Indikator Usahatani
Subsisten
Usahatani Komersial
1.
2.
3.
4.
Lahan yang dikuasai
Penggunaan Output
Tujuan
Perolehan
Hasil/Output
Lebih sempit (rata rata , 0,5
hektar)
Output sebagian besar (> 75
% dikonsumsi dan sebagian
kecil < 25 % yang dijual)
Mendapatkan output setinggi
mungkin
Output rendah sebab
usahatani dikerjakan secara
tradisional
Lebih luas (rata rata > 0,5
hektar)
Output ditujukan untuk
memenuhi permintaan pasar
(Market Oriented)
Mendapatkan Keuntungan
sebesar besarnya
Output tinggi sebab usahatani
dikerjakan secara modern
27. Usahatani Perusahaan Perkebunan
1. Tujuan akhir Pendapatan Petani Keuntungan
2. Badan Hukum --- CV,PT, NV, PT Persero
3. Luas Usaha Sempit Luas
4. Modal Usaha Kecil/ Sedikit Besar
5. TK yg. Dicurahkan Lebih banyak Lebih sedikit
Per hektar
6. Faktor Produksi 1) Tanah 1) Tanah
2) Tenaga Kerja : 2) TK upahan
- Petani, TK kel,TK luar
3) Modal 3) Modal
4) Manajemen 4) Manajemen
7. Sifat Usaha Subsisten, komersial Komersial
28. 2. Menurut Cara Mengusahakan (Bentuk Usahatani) :
• Usahatani Perorangan (individual farm) :usahatani yg seluruh
proses dikerjakan oleh petani sendiri & keluarganya, mulai dr
perencanaan, mengolah tanah sd pemasaran ditentukan
sendiri.
• Usahatani Kolektif (collective farm) : usahatani yg seluruh
proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok &
hasilnya dibagi dlm bentuk natura & keuntungan, ex : TRI
• Usahatani Kooperatif (cooperative farm ) : usahatani yg setiap
prosesnya dikerjakan scr individual, & beberapa kegiatan
penting dikerjakan oleh kelompok, dlm pembelian
saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil &
pembuatan saluran, ex : PIR
29. 3. Menurut Pola atau Struktur :
• usahatani khusus : hanya diusahakan satu cabang usahatani
saja, ex : tnm pangan, perikanan, peternakan
• usahatani tidak khusus : diusahakan berbagai macam
cabang usahatani scr bersama, tp msh tegas batas cabang
usahanya, ex : tanaman dgn peternakan/perikanan
• usahatani campuran (mixed farm) : diusahakan usahatani
scr campuran antara tanaman dgn tanaman, tanaman dgn
ternak/ikan tumpang sari/mina padi
4. Menurut Tipe :
Berdasarkan tipe berusahatani, dibedakan dalam beberapa kelompok
misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, usahatani jagung,
usahatani kedele dll. Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman
yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang
diusahakan.
32. Pengelola Usahatani
(Farm Management)
SENI ketrampilan petani/pengalaman dlm mengambil
keputusan dlm mengkombinasikan faktor-faktor
produksi pd situasi resiko & ketidakpastian
ILMU obyektif/sesuai fakta & scr sistematik dpt dipelajari,
termasuk penerapan prinsip-prinsip ekonomi &
penggunaan metode matematis dlm pemecahan
masalah/pengambilan keputusan
BISNIS perhitungan besarnya penerimaan & biaya
produksi pendapatan/keuntungan maksimal.
33. USAHATANI SBG PROSES PRODUKSI Usahatani hrs tanggap & siap melaks.
perubahan (komoditi, teknologi, permintaan konsumen & alokasi faktor-faktor
produksi) tingkat produktivitas & penerimaan usahatani.
Usahatani hrs memperhatikan hal-hal :
1. Ketersediaan, pemanfaatan & pengelolaan SDA :
a. Keunggulan SDA scr lokalitas & lingkungan alam
b. Keadaan populasi, luas, waktu & intensitas serangan
c. hama/penyakit
d. Pengaturan pola tanam (komoditi, waktu tanam, tata
e. tanam, intensitas pertanaman & teknik bertanam)
f. Pemeliharaan, pengolahan & pelestarian kesuburan lahan
g. Perluasan lahan yg masih memungkinkan
34. Keadaan ketenagakerjaan jumlah TK yg dibutuhkan, kualifikasi TK yg tersedia &
diperlukan, sumber (penyedia) TK, macam TK (manusia, hewan, & peralatan),
serta waktu & tempat pemanfaatan TK.
Ketersediaan modal pembelian saprodi, pembayaran upah TK, pembelian
alat/mesin, pajak, iuran irigasi & kewajiban-kewajiban sosial lain (sebaran waktu,
sumber modal, syarat : prosedur, bunga, agunan, waktu pembayaran, dll)
35. Perilaku konsumen ragam komoditi yg diminati, jumlah & sebaran volume
kebutuhan sepanjang tahun, mutu produk (pengolahan, kemasan, jasa layanan),
daya beli & kesediaan konsumen utk membeli, elastisitas permintaan & pengaruh
tersedianya brg substitusi & komplementer
Luas skala usaha & status penguasaan lahan produktivitas usahatani
Kemudahan subsidi harga input & jaminan harga dasar output rangsangan
intensifikasi usahatani
Upaya peningkatan produktivitas usahatani intensifikasi (inovasi teknologi &
inovasi sosial), ekstensifikasi & diversifikasi
36. KONDISI KETENAGAKERJAAN
DLM USAHATANI
Sebaran tenaga kerja menurut bidang usaha > 80%
tenaga kerja diserap usahatani tnm pangan, hortikultura
& perkebunan
Curahan waktu kerja lama bekerja per minggu;
sebagian besar bekerja < 35 jam per minggu (setengah
menganggur) tenaga kerja belum dimanfaatkan scr
optimal
Tk pendidikan sebagian besar tenaga kerja rendah
Produktivitas tenaga kerja rendah
Pendapatan tenaga kerja rendah
37. FAKTOR PRODUKSI
(Pengambilan Keputusan)
Pengelolaan Usahatani
(Pengambilan Keputusan)
Faktor INTERN
Petani dan Keluarga
- sikap dan tujuan
- sumber produksi
Faktor EKSTERN
* Alam tanah, iklim,lingkungan
biotik,lokasi, dsb
* Non Alam hrg pasar,transportasi
- teknologi
- struktur masyarakat,
adat istiadat
- penyuluhan, perkreditan
- kelembagaan, dsb.
- (prinsip-prinsip ekonomi)
38. Faktor Intern
1.Petani dan keluarga
2.Sumber produksi dalam usahatani
Petani dan Keluarga
Petani dlm usahatani mempunyai peran :
Sebagai Manajer
→ dipengaruhi oleh ketrampilan (managerial skill) untuk mengambil keputusan2
dalam memilih berbagai alternatif yg dihadapi dalam mengelola UT nya
Sebagai Juru Tani
→ dipengaruhi oleh keadaan fisik yg mempunyai tugas mengatur,
melaksanakan pekerjaan dan mengawasi kegiatan2 teknik dalam usahataninya.
Sebagai Manusia
→ merupakan anggota masyarakat yg hidup dalam ikatan keluarga akan selalu
berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.
39. Secara individual peranan petani dipengaruhi oleh faktor :
Status petani sebagai penggarap
Petani pemilik penggarap
→ petani bebas melaksanakan perannya sbg manajer, juru tani, anggota
masyarakat.
→ menentukan cabang UT yg akan diusahakan sesuai dg perhitungannya sbg
manajer.
Petani penyewa
→ petani tdk bebas memilih cabang usahanya krn tergantung dr lamanya sewa.
→ sbg juru tani tdk dapat memperbaiki lahan usahanya secara bebas.
40. Petani penyakap
→ petani kurang memberikan respon terhadap penerapan teknologi baru, krn hasil yg
diperoleh harus dibagi dg pemilik lahan
status petani sangat besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan dalam
memilih berbagai alternatif penggunaan sumber, cara mengelola, penerapan
teknologi baru, dsb.
Umur Petani
→ Petani muda umumnya akan lebih mudah dalam mentransfer teknologi baru &
memutuskan dalam penerapan teknologi baru pada UTnya.
→ Sebagai jurutani lebih kuat & dapat bekerja lebih berat/lama.
Pendidikan
Petani Petani→ makin tinggi pendidikan pada umumnya akan makin tinggi kecakapan sebagai
manajer.
→ pendidikan formal
→ pendidikan informal
41. Unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku
petani :
Petani tradisional
Petani maju
: tradisi
: alam
: kebutuhan pokok
: ekonomi
42. Kondisi Petani di Indonesia Petani Kecil
dengan ciri-ciri:
1) Pendapatan rendah, kurang dari setara 240 kg
beras/ kapita/ tahun
2) Memiliki lahan sempit
Jawa Luar Jawa
-------------------------------------
Sawah < 0,25 ha < 0,50 ha
Sawah +Tegalan 0,50 ha 1,00 ha
3) Kekurangan modal dan memiliki tabungan terbatas
4) Pengetahuannya terbatas
43. Sumber Produksi dalam Usahatani
Terdapat 4 faktor produksi :
Tanah dan Alam Tenaga Kerja
Modal Manajemen
44. FAKTOR PRODUKSI TANAH
Tanah merupakan tempat di mana
tumbuhan dapat tumbuh & sebagai
sumber unsur hara.
Tanah & kaitannya dg jenis tanaman.
Peranan tanah (sudut teknis) :
Tanah & kaitannya dg waktu tanaman.
Tanah & kaitannya dg cara bercocok tanaman.
Tanah & kaitannya dg Bentuk Usahatani
45. Peranan tanah sbg faktor produksi dipengaruhi :
Hubungan tanah & manusia
- hak milik
- hak sewa
- hak bagi hasil (sakap)
- dsb
Letak Tanah
Fragmentasi menimbulkan persoalan dalam UT :
- Pemborosan waktu & tenaga sehingga biaya produksi lebih tinggi.
- Kesulitan dalam pengawasan sehingga produksi tidak setinggi yg diharapkan.
- Kemungkinan percekcokan antarpetani lebih besar krn lebih banyak tetangga
lahannya.
46. Intensifikasi
Semakin banyak modal & tenaga yg dicurahkan pd tanah maka semakin intensif.
Tingkat Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah secara fisik & kimiawi dpt diperbaiki melalui pengelolaan yg baik,
rotasi tanam yg tepat, pemupukan, pembuatan teras, dsb.
Luas Lahan
Semakin tinggi luas lahan yg diusahakan maka semakin tinggi produksi &
pendapatan per kesatuan luasnya.
Luas UT dapat diukur berdasarkan :
- Luas total lahan : jumlah seluruh tanah dalam UT
- Luas lahan pertanaman : jumlah seluruh tanah yg dapat ditanami/diusahakan.
- Luas tanaman : jumlah luas tanaman yg ada pada suatu saat.
47. Lokasi Lahan
Menentukan kelancaran pemasaran. Lokasi lahan dapat dibedakan dalam 2 hal :
- lokasi terhadap pusat2 perekonomian
- lokasi terhadap tinggi rendahnya permukaan laut & bentuknya (= topografi)
Fasilitas
Keberadaan fasilitas lain berupa pengairan & drainase membantu pertumbuhan
tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi.
48. Sumber pemilikan tanah :
a. Pembelian : tanah milik, dengan ketentuan :
– Dibuktikan dengan bukti pemilikan (sertifikat)
– Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yg berlaku secara administratif dan
prosedural
– Jual beli dapat dilakukan melalui pembuat akta tanah yg ditetapkan pemerintah, yaitu notaris
dan camat sebagai PPAT.
– Setelah akta jual beli ini diperoleh, baru diajukan ke kantor agraria kabupaten untuk
disertifikatkan.
b. Sewa
c. Sakap
d. Pemberian oleh negara, dpt melalui :
- Pelaksanaan UUPA
- Transmigrasi
- PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat)
- TIR (Program Tambak Inti Rakyat)
e. Warisan : tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya.
f. Wakaf : tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain
g. Membuka lahan sendiri
Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada perladangan berpindah, penggarapan lahan.
Hak ulayat adalah hak yang diberikan para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum
kongkret antara masyarakat hukum adat dengan tanah dalam wilayahnya.
49. Status Tanah
a. Tanah Milik
- Bebas diolah
- Bebas untuk menentukan cabang usaha
- Bebas menggunakan teknis dan cara budidaya
- Bebas diperjualbelikan
- Dapat menjamin sebagai agunan
b. Tanah Sewa
→ tanah yg disewa petani dari pihak lain
c. Tanah Sakap
→ tanah orang lain yg atas persetujuan pemiliknya, digarap/ dikelola oleh pihak lain
d. Tanah Gadai
→ pengalihan penguasaan hak garap tanah dr pemilik tanah kpd pemilik uang
→ status petani masih tetap sebagai petani pemilik
e. Tanah Pinjaman
50. Tenaga Kerja
semua orang yg sanggup menghasilkan barang/jasa (15-55 th).
Angkatan Kerja
orang yg sanggup bekerja, mencari pekerjaan & bersedia bekerja.
Tenaga Kerja (Man Power)
Tenaga kerja atau Manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
a. Angkatan Kerja (Labour Force) terdiri dari :
- Golongan yang bekerja
- Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan
b. Bukan Angkatan Kerja terdiri dari :
- Golongan yang bersekolah
- Golongan yang mengurus rumah tangga
- Golongan lain-lain atau penerima pendapatan.
51. 1. Tenaga Kerja Manusia
Tenaga kerja manusia merupakan tenaga kerja yang utama dalam pertanian.
2. Tenaga Kerja Ternak
Tenaga ternak dipergunakan petani dalam mengolah tanah atau
mengangkut hasil pertanian
3. Tenaga Mesin
Tenaga mesin pertanian dipergunakan untuk penggerak mesin
pengolah tanah, mengangkut hasil pertanian.
Jenis Tenaga Kerja
1. Kebutuhan tidak kontinyu & tidak merata.
2. Kebutuhan per hektar terbatas.
3. Tidak mudah di standardisasi, dirasionalisasi ataupun dispesialisasikan.
4. Kebutuhan beraneka ragam coraknya dan sering tidak dapat dipisahkan.
Karakteristik Tenaga Kerja
52. a. Jenis tanaman yang diusahakan
b. Tingkat pengelolaan usahatani
c. Jenis tanah dan sifat tanah
d. Musim tanam
e. Sistem irigasi
f. Pola tanam
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN TENAGA KERJA DALAM PERTANIAN
1. TK keluarga petani – TK dr keluarga
2. TK dr luar keluarga – TK luar/upahan
Sumber Tenaga KerjaTenaga Kerja
sekelompok orang yg hidup dari
satu sumber pendapatan
Tenaga Kerja Keluarga
53. 1. Jenis kelamin tidak homogen
2. Umur tidak homogen
3. Susunan akan berubah-ubah
Ciri Tenaga Kerja Keluarga
1. Jenis tanaman yang diusahakan
2. Jumlah anggota keluarga → kebutuhan
3. Kebutuhan yang lain
Kegiatan Tenaga Kerja Keluarga DIpengaruhi
Tenaga Kerja Luar/Upahan
1. Sistem upah
a. Upah borongan
b. Upah waktu
c. Upah premi
2. Lamanya waktu kerja
3. Kehidupan sehari-hari
4. Kecakapan tenaga kerja
5. Umur
Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja
Kebutuhan TK dapat diketahui dengan
menghitung setiap kegiatan tiap kmoditas yg
diusahakan kemudian dijumlahkan
keseluruhannya.
Kebutuhan TK berdasar jumlah TK Keluarga
dibandingkan dengan kebutuhannya. Jika
kekurangan maka untuk memenuhi dapat
berasal dari TK Luar.
54. Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja
Satuan yang sering dipakai dalam
perhitungan kebutuhan TK adalah
man days atau HKO (Hari Kerja Orang)
dan JKO (Jam Kerja Orang).
Terdapat kelemahan pada pemakaian HKO
karena tiap daerah berlainan. Bila dihitung jam
kerjanya, sering pula dijumpai upah borongan
yang sulit dihitung baik HKO maupun JKO-nya
Banyaknya TK yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis komoditas per satuan
luas dinamakan Intensitas Tenaga Kerja. Hal-hal yang mempengaruhi Intensitas
Tenaga Kerja seperti :
1. Tingkat Teknologi yang Digunakan
2. Tujuan dan Sifat Usahatani
3. Topografi dan tanah
4. Jenis Komoditas yang diusahakan
55. EFISIENSI TENAGA KERJA
Memperhatikan jumlah produksi
Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio jumlah produksi per hektar dengan
jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar.
Jumlah Produksi per hektar
Jumlah TK yang dicurahkan per ha
Contoh : a) Jumlah produksi 40 kw/ha
Jumlah tenaga kerja 500 JKO
8 kg/JKO tanpa bantuan mesin.
b) Jumlah produksi 30 kw/ha
Jumlah tenaga kerja 250 JKO
12 kg/JKO dg bantuan mesin/tlaktor.
Selain itu perhitungan dengan hanya menghitumg jam kerja tenaga keluarga saja,
misal
250 JKO terdiri dari 200 JKO tenaga kerja keluarga dan 50 JKO tenaga kerja luar maka
hasil perhitungannya 15 kg/JKO tenaga keluarga.
Efisiensi tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, luas
usaha dan penerimaan per hari kerja serta produktivitas tenaga kerja.
56. EFISIENSI TENAGA KERJA
Memperhatikan penerimaan per hari kerja
Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio jumlah produksi fisik dikalikan harga per
hektar dengan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar.
Jumlah produksi fisik x harga per ha
Jumlah TK yang dicurahkan per ha
Contoh : a) Jumlah produksi 30 kw/ha
Upah Rp.40.000/HKO
Harga produk Rp 15.000/kw
Jumlah tenaga kerja 200 HKO/ha
b) Jumlah produksi 40 kw/ha
Upah Rp.40.000/HKO
Harga produk Rp 15.000/kw
Jumlah tenaga kerja 400 HKO/ha
Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa contoh a) lebih
efisien dibanding dengan b) meskipun tingkat produksi b lebih tinggi.
57. EFISIENSI TENAGA KERJA
Memperhatikan luas usaha
Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio luas usahatani
dengan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar.
Luas usahatani
Jumlah TK yang dicurahkan per ha
Contoh : 1 hektar lahan dibutuhkan tenaga kerja
1080 HKO dalam waktu 1 tahun , maka
efisiensi tenaga kerja :
1 = 3 HKO/hari/ha
1080/360 HKO
58. EFISIENSI TENAGA KERJA
Produktivitas tenaga kerja
Produktivitas tenaga kerja merupakan rasio antara apa yang dihasilkan /output
dengan apa yang dimasukkan /input (ILO).
Tabel 4. Produktivitas Tenaga Kerja pada Beberapa Cabang Usahatani di Jabar Th
1983.
Dari Tabel 4 dapat dilihat pencurahan tenaga kerja tertinggi per HKO adalah cabang
usahatani bawang merah yaitu 451 HKO, sedangkan yang terendah usahatani ubi
jalar yaitu 178 HKO. Akan tetapi produktivitas tenaga kerja tertinggi Rp 109,34 per
HKO dicapai pada usahatani ubi jalar.
Cabang
Usaha
Tenaga
Kerja
(HKO)
Harga
Output
(Rupiah)
Nilai
Output
(Rupiah)
Produktivitas
(Rp/HKO)
1.Ubi Jalar
2.Kentang
3.Bawang
Merah
4.Lombok
178
317
451
204
19.462,80
22.000,00
10.503,30
5.872,50
694.750
4.400.000
2.405.833
1.562.100
109,34
69,08
23,32
28,86
Sumber : Fadholi H (Tahun 1989 )
59. Intensifikasi dan Ekstensifikasi
usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dg
cara menambah penggunaan lebih banyak modal,
tenaga kerja & teknologi “skill” pada satuan waktu
dan luas lahan pertanian yang sudah ada.
Intensifikasi
Ekstensifikasi
usaha utk tetap memperoleh manfaat dari sebidang
lahan pertanian tertentu dg mempergunakan modal
& tenaga kerja yg lebih sedikit dari keadaan
sebelumnya.
60. Intensifikasi dan Ekstensifikasi
usaha untuk meningkatkan produksi pertanian di mana tambahan modal & tenaga
kerja & teknologi dipergunakan untuk merubah penggunaan lahan non pertanian
menjadi lahan pertanian.
Perluasan Areal Pertanian
(expanding agricultural land)
Diversifikasi
usaha untuk menambah cabang usaha pertanian
62. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Modal merupakan syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan
usahatani. Dengan modal dan eralatan, faktor produksi tanah dan tenaga kerja dapat
memberikan manfaat jauh lebih baik bagi manusia. Dengan modal dan peralatan maka
pengunaan tanah dan teaga kerja juga dapat dihemat
Land Saving Capital & Labour Saving Capital
Land Saving Capital
Jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan tetapi produksi
dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal
EX : Pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida dan intensifikasi
63. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Labour Saving Capital
Jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan Tenaga Kerja
EX : Pemakaian traktor untuk membahak, mesin penggiling padi Rice Milling Unit
(RMU) untuk memproses padi menjadi beras, pemakaian thrsher untuk penggabahan
dsb.
Pengertian Modal
1.Menurut teori ekonomi
Modal = hasil produksi yg dipergunakan untuk memproduksi kembali.
2.Menurut ekonomi perusahaan
Modal = barang ekonomi yg dipergunakan utk memproduksi kembali / utk mempertahankan &
utk meningkatkan pendapatan.
64. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
PEMBAGIAN MODAL
1. SIFAT
Selain atas dasar sifatnya (menghemat lahan/land saving capital & menghemat tenaga kerja
(labour saving capital) ada yang justru menyerap tenaga kerja lebih banyak tetapi ada pula yag
memperbesar efisiensi.
2. Kegunaan
1. Modal Aktif
Modal yang secara langsung (ex : bibiit unggul,pupuk) dan tidak langsung (ex: terasiring)
dapat meningkatkan produksi.
2. Modal Pasif
Modal yang digunakan untuk mempertahankan produk (bungkus, karung, plastik, gudang)
65. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
3. WAKTU
1. Modal Produktif
Jika langsung dapat meningkatkan produksi (ex: pupuk dan bibit unggul)
2. Modal Prospektif
Jika dapat meningkatkan produksi, tetapi baru akan dirasakan pada jangka waktu lama (Ex:
Investasi, terasiring)
4. FUngsi
1. Modal Tetap (Fix Assets)
Modal yang dapat dipergunakan dalam beberapa kali proses produksi (Ex: Cangkul, Traktor,
Ternak, Bangunan, Tanaman Keras)
2. Modal Tidak Tetap/Modal Lancar (Current Assets)
Modal yang hanya dapat digunakan dalam satu kali proses produksi (Ex: pupuk, bibit unggul
utk tanaman semusim.
66. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
1. Jenis Konsekuensi
Pembagian modal atas dasar sifatnya tersebut sangat penting sehubungan dengan pembebanan
modal dalam perhitungan biaya produksi. Modal tetap perlu diperhitungkan terlebih dahulu
artinya tidak semua nilai modal dibebankan pada proses produksi yang bersangkutan.
Sementara modal bergerak karena hanya dipakai dalam satu kali proses produksi saja maka
semua nilai modal tersebut dibebankan pada proses produksi
Penggunaan modal tetap pada umumnya dikenakan 5 macam konsekwensi yaitu : bunga modal,
penyusutan, asuransi, pemeliharaan dan biayakomplementer.Namun kelima konsekwensi
tersebut tidak merata pada semua jenis modal tetap.
67. SUBYEK JENIS BENTUK
Penggunaan
Traktor untuk
Membajak
Tanah Sawah
1. Bunga Modal 1. Sewa Traktor
2. Penyusutan 2. Penyusutan
3. Asuransi 3. Asuransi
4. Pemeliharaan 4. Servis atau beli onderdil
5. Komplementer 5. BBM, honor operator
KONSEKUENSI PENGGUNAAN TRAKTOR UNTUK MEMBAJAK TANAH SAWAH
Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
68. 2. Cara Menghitung Penyusutan
Untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya bertitik pada harga perolehan (cost)
sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat.
Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
* Garis Lurus (Straight line method)
Cost : Rp 100.000,-
Umur ekonomis : 5 tahun
Nilai sisa : Rp 5.000,-
Penyusutan per tahun =
𝑅𝑝.100.000 −𝑅𝑝.5.000
5 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
= 19.000/th
69. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
* Unit Permormance
Cost : Rp 100.000,-
Performance : 6.000 jam
Nilai sisa : Rp 25.000,-
Penyusutan per tahun =
𝑅𝑝.100.000 −𝑅𝑝.25.000
6.000 𝑗𝑎𝑚
= 12,50/th
Dalam satu kali proses produksi misalnya 300 jam maka biaya penyusutan pada proses
produksi yang bersangkutan 300 x Rp. 12,50 = Rp. 3.750
70. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
* Decreasing (Sum of TheYear Digits)
Cost : Rp 100.000,-
Nilai sisa : Rp 25.000,-
Jumlah Digit : 5+4+3+2+1 = 15
Tahun 1 =
5
15
𝑥 𝑅𝑝. 100.000 − 𝑅𝑝. 25.000 = 𝑅𝑝. 25.000
Tahun 2 =
4
15
𝑥 𝑅𝑝. 100.000 − 𝑅𝑝. 25.000 = 𝑅𝑝. 20.000
Tahun 3 =
3
15
𝑥 𝑅𝑝. 100.000 − 𝑅𝑝. 25.000 = 𝑅𝑝. 15.000
Tahun 4 =
2
15
𝑥 𝑅𝑝. 100.000 − 𝑅𝑝. 25.000 = 𝑅𝑝. 10.000
Tahun 5 =
1
15
𝑥 𝑅𝑝. 100.000 − 𝑅𝑝. 25.000 = 𝑅𝑝. 5.000
JUMLAH = Rp. 75.000
71. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
• Decleaning Balance
Rumus = I-
𝑛 𝑠
𝑐
C = Cost; S = Nilai Sisa; n = Umur
Cost : Rp 100.000,-
Nilai sisa : Rp 25.000,-
Umur : 5 Tahun
Perhitungannya sebagai berikut :
= I-
5 25.000
100.000
x 100% = 24,2142%
72. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
• Decleaning Balance
Penyusutan :
Tahun 1 = 24,2142% X Rp. 100.000 = Rp.24.214
Tahun 2 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.24.214) = Rp.18.351
Tahun 3 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.18.351) = Rp.13.907
Tahun 4 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.13.907) = Rp.10.540
Tahun 5 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.10.540) = Rp.7.988
JUMLAH = Rp. 75.000
73. 1. Pada tanggal 1 Desember 2015 PT AGRO UMP membeli sebuah mobil angkut bekas
dengan harga perolehan Rp. 85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai
umur ekonomis 5 Tahun dengan nilai residu Rp. 10.000.000. Berdasarkan data
dalam ilustrasi ini hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus!?
2. Sebuah Mesin Produksi dengan harga Rp. 315.000.000 mulai digunakan untuk
operasi perusahaan pada bulan Januari 2016. Umur penggunaan ditaksir 5 tahun
dengan nilai residu Rp.15.000.000. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari
penggunaan mesin tersebut dengan metode jumlah angka tahun!?
3. Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 6 Agustus 2012 dengan harga beli (nilai
perolehan) sebesar 1,2 M dengan masa manfaat selama 20 tahun. Hitunglah besar
penyusutan per bulan dan akumulasi penyusutan sampai dengan bulan
Desember 2016!?
74. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
3. Alat-alat Pertanian Sebagai Modal Tetap
Kelima Konsekuensi penggunaan modal tetap diperhitungkan semuanya. Komplementer
diperhitungkan karena traktor tsb dapat bermanfaat bila ada pengemudi dan bahan bakarnya.
Traktor, Truk, dll
Hanya diperhitungkan biaya penyusutannya dan tidak disimpan dalam bentuk uang namun
dalam bentuk ternak dengan maksud apabla rusak dan tidak bisa dimanfaatkan kembali, ternak
dapat djual untuk membeli alat yang baru.
Bajak, Sabit, Cangkul, dll
75. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
Dalam memperhitungkan ternak harus dipisahkan apakah ternak tersebut sebagai tenaga kerja
atau modal peternakan. Jika sebagai tenaga kerja, penyusutan tidak diperhitungkan karena pada
dasarnya semakin besar terak semakin tinggi harganya.
Dengan demikian yang perlu diperhitungkan adalah bunga, pemeliharaan dan komplementer.
NAMUN bil yang diternakan adalah ternak perah maka perlu diperhitungkan biaya penyusutan,
komplementer, pemeliharaan, bunga dan asuransi.
Penyusutan =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑎𝑝𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖 −{𝑁𝐼𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑢𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠}
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
= 𝑅𝑝/𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Ternak Sapi
76. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
4. Tanaman Sebagai Modal Tetap
Tanaman semusim sebelum dipungut hasilnya merupakan modal tetap. Tanaman tahunan
(Karet) merupakan modal tetap , nilainya terus menerus ada sampai dengan umur ekonomisnya.
Penyusutan diperhitungkan dari biaya yang dikeluarkan untuk menguasahakan yang dihitung
mulai dari permulaan biaya sampai dengan menghasilkan pertama kali.
Contoh :
* Biaya bibit : Rp 1.000.000,-
* Biaya pengolahan tanah : Rp 10.000.000,-
* Pemeliharaan (6 th) : Rp 20.000.000,-
* Biaya lain-lain : Rp 20.000.000,-
Rp 51.000.000,-
Umur ekonomis karet 25 th
Nilai sisa (kayu bakar) : Rp 1.000.000,-
Penyusutan per tahun =
𝑅𝑝.51.000000 −𝑅𝑝.1.000.000
25
= 2.500.000,- /th
77. Modal dan Peralatan dalam Usahatani
Konsekuensi Modal dan Peralatan
5. Uang Tunai Sebagai Modal
Uang Tunai dipergunakan untuk membiayai pembelian sarana produksi, pengeluaran untuk
pihak ketiga (pajak),pengolahan tanah dengan tenaga kerja luar, dan penggunaan modal
tetap.Besar kecilnya kebutuhn uang tunai sebagai modal tergantung lingkungan usahataninya.
6. Tanah Sebagai Modal
Tanah sebagai modal tidak memilik penyusutan, asuransi, maupun komplementer. Tanah hanya
memiliki biaya bunga dan pemeliharaan (pembuatan teras, tanggul, dan meratakan tanah)
78. MANAJEMEN
Manajemen mrpk faktor produksi tdk langsung (intangible)→aktivitas keahlian
pengorganisasian, pengoperasian dari ketiga faktor produksi yang lain (tanah, tenaga
kerja, modal dalam proses produksi).
Memutuskan akan memproduksi apa & bagaimana caranya.
Memanfaatkan lahan.
Membuat gambaran tentang teknologi & perlatan yg akan
digunakan serta implikasi terhadap tenaga kerja.
Menentukan skala usaha
Peran petani sebagai manajer meliputi 4 aktivitas sbb :
Aktivitas Teknis
79. MANAJEMEN
Menghitung berapa & apa saja input yg dibutuhkan
Menentukan kapan, dari mana, & berapa jumlah input yg
diperoleh.
Meramalkan penggunaan input & produksi apa yg akan
diperoleh.
Menentukan pemasaran hasil
Aktivitas Komersial
Mendapatkan dana
Menggunakan dana untuk memperoleh pendapatan &
keuntungan jangka panjang.
Meramalkan kebutuhan dana
Aktivitas FInancial
80. MANAJEMEN
Membuat catatan semua transaksi
Membuat laporan
Menyimpan data tentang usaha
Aktivitas Akuntansi
Peran petani sebagai manajer meliputi 4 aktivitas sbb :
1. Manajemen sebagai suatu pekerjaan
2. Manajemen sebagai sumber daya
3. Manajemen sebagai prosedur
81. MANAJEMEN
Permasalahan dalam Manajemen Usahatani
a. Keadaan fisik : iklim, jenis tanah, ketinggian tempat.
b. Teknis : pengetahuan, ketrampilan, sarana prasarana
penunjang bisa diadakan
c. Ekonomis : permintaan pasar, paling menguntungkan
d. Sosial : tidak melanggar norma, bisa diterima
lingkungan
e. Lain-lain : pengendalian hama, dsb
Penentuan Komoditas
82. MANAJEMEN
a. Komersial, orientasi pasar
b. Subsistence
Cara Mengusahakan
a. Ijon
b. Tebasan
c. Panen – Jual
d. Panen – Simpan – jual
e. Panen – Simpan – Olah – Jual
Cara Penjualan/Pemasaran
83. MANAJEMEN
a. Input ----- relatif lebih stabil
b. Output---- tidak stabil / fluktuatif
Ketidakpastian
84. Faktor Ekstern
1.Faktor Alam
2.Sosial Ekonomi
Faktor Alam
faktor yg diperlukan utk pertumbuhan tanaman dan atau hewan yg
diperoleh petani dg tdk menggunakan tenaga & modal.
Iklim
→ interaksi dr 3 unsur : sinar matahari, hujan & angin/udara.
Sinar Matahari → sumber energi dlm proses asimilasi & mpy pengaruh thdp
temperatur.
Hujan (air). Jumlah air yg dpt diperoleh dr hujan sangat dipengaruhi oleh jumlah air pd
waktu hujan dan saat hujan turun, sehingga jumlah air & peranan air akan dipengaruhi
oleh jumlah hujan sepanjang tahun, distribusi & waktu turun hujan.
85. Angin → perpindahan udara/ mengalirnya udara dari daerah2 dg tekanan udara tinggi
ke daerah2 dg tekanan udara rendah.
Udara → mempunyai susunan kimia, terdiri dari N2, CO2 & O2 yg penting untuk
pertumbuhan tanaman & sisanya berupa gas2 lain.
PRANATA MANGSA
Membagi musim sepanjang tahun dalam 12 mangsa :
Kasa (22 Juni – 1 Agust)
Karo (2 Agust – 26 Agust)
Ketigo (26 Agust – 19 Sept)
Kalima (13 Okt – 9 Nop)
Kanem (9 Nop – 20 Des)
Kapitu (20 des – 3 Feb)
Kawolu (3 Feb – 1 Maret)
Kasongo (1 Maret – 19 April)
Kadoso (16 Maret – 19 April)
Desta (19 April – 12 Mei)
Sadha ( 12 Mei – 22 Juni)
86. Faktor Sosial Ekonomi
1. Faktor Sosial Ekonomi Endogen
terdiri atas kondisi petani, meliputi :
sikap, tujuan & kendala2nya, penguasaan sumber
produksi.
2. Faktor Sosial Ekonomi Eksogen
→ harga pasar, penyuluhan, struktur masyarakat,
adat istiadat, kebijakan pemerintah