Dokumen tersebut membahas tentang agribisnis bawang merah di Indonesia, mencakup deskripsi tanaman bawang merah, perkembangan luas panen dan produksi nasional, sentra produksi, strategi pengembangan, analisis pasokan dan permintaan, serta permasalahan yang dihadapi pada berbagai sistem agribisnis bawang merah.
2. Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L)
Back) merupakan sejenis tanaman yang menjadi
bumbu berbagai masakan di dunia, berasal
dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan
di sebelah utaranya, kemudian dibudidayakan di
daerah dingin, sub-tropis maupun tropis. Umbi
bawang dapat dimakan mentah, untuk bumbu
masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat
dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula
2.1 Deskripsi Bawang Merah
3. Sementara itu, klasifikasi bawang merah berdasarkan taksonominya adalah
sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisio: Spermatophyta
Divisio: Magnoliophyta
Subdivisio: Angiospermae
Kelas: Liliopsida
Subkelas: Liliidae
Ordo: Amaryllidales
Famili: Alliaceae
Genus: Allium
Spesies: Allium cepa grup Aggregatum
4. Pola perkembangan luas panen bawang merah di
Indonesia selama periode tahun 1980-2014
cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
3,13% per tahun. Pada tahun 1980 luas panen bawang
merah di Indonesia 53.949 Ha kemudian pada tahun
2014 meningkat menjadi 120.704 Ha dan merupakan
luas panen bawang merah tertinggi selama periode
tersebut. Pada periode tahun 2010-2014 (lima tahun
terakhir), rata-rata pertumbuhan luas panen bawang
merah naik sebesar 3,70% per tahun lebih tinggi
dibandingka periode tahun 1980-2009 yaitu sebesar
3,04%.
Keragaan Bawang Merah
Nasional
2.1.1.1. Perkembangan Luas
Panen Bawang Merah di
Indonesia
8. 1) mencukupi kebutuhan konsumsi dalam
negeri,
(2) memenuhi kebutuhan bahan baku
industri,
(3) substitusi impor, dan
(4) mengisi peluang pasar
Strategi pengembangan
agribisnis bawang merah
13. Beragamnya pengetahuan serta teknologi perbenihan yang
berkembang dalam system budidaya bawang merah
menyebabkan terjadinya variasi mutu benih yang tinggi.
Pengetahuan serta teknologi tersebut yang menjadi kendala.
Menyadari kenyataan tersebut, alternatif pemecahan
masalah benih yang dapat ditempuh adalah memperbaiki
kinerja sistem perbenihan informal atau di tingkat petani
.Permasalahan Komoditi Bawang Merah Dari Sistem
Agribisnis
1. .Permasalahan Agribisnis Hulu Bawang Merah
14. Teknik budidaya bawang merah yang masih
tradisional dan menggunakan peralatan yang
sederhana serta benih yang mutunya kurang
akan mengakibatkan hasil panen bawang
merah yang tidak stabil dan memiliki mutu
rendah sehingga daya saing bawang merah
menurun.
2. Permasalahan Agribisnis On
Farm Bawang Merah
15. Permasalahnnnya ialah belum meratanya disetiap daerah indonesia
yang mengalokasikan dana talangan untuk menyerap sebagian
produk vawang merah yang tidak diserap pasar yang akan diolah
menjadi berbagai agroindustri bawang merah seperti bawang
goreng, bawang giling,tepung bawang dan sebagainya yang
meningkatkan nilai jual tinggi. Selain itu pemasaran dari olahan
bawang merah juga belum stabil karena kurangnya daya saing serta
promosi yang dilakukan
Permasalahan Agribisnis Hilir
Bawang Merah
16. Permasalahannya adalah strategi dan kebijakan yang dibuat
pemerintah belum berjalan dengan baik jika tidak dibantu oleh peran
penyuluh pertanian. Khususnya penyuluh pertanian tentang
budidaya bawang merah serta teknik meningkatan nilai jual dan nilai
tambah dari bawang merah sangat dibutuhkan terutama bagi petani-
petani dipedesaan yang belum mengetahui budidaya dan sistem
pengembangan komodidti bawang merah yang memiliki prospek
menguntungkan.
.Permasalahan Agribisnis
Kembagaan Penunjang Bawang
Merah