3. INDIKATOR
PEMBELAJARAN
Peserta dapat menjelaskan pengertian,
tujuan, prinsip dan filosofi penyuluhan
pertanian
Peserta dapat memahami sasaran
penyuluh pertanian
Peserta dapat memahami strategi
penyuluhan pertanian
Peserta dapat memahami ruang lingkup
penyuluhan pertanian
4. Pertanian adalah Seluruh kegiatan usaha
hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran
dan jasa penunjang pengelolaan
sumberdaya alam hayati dalam
agroekosistem yang sesuai dan
berkelanjutan, dengan bantuan teknologi,
modal tenaga kerja dan manajemen untuk
mendapatkan manfaat sebesar besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat
5. PENGERTIAN
Penyuluhan Pertanian
adalah proses
pembelajaran bagi pelaku
utama dan pelaku usaha
agar mereka mau dan
mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya
dalam
mengakses informasi
pasar, teknologi,
permodalan dan sumber
daya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan
produktivitas, effisiensi
usaha, pendapatan dan
kesejahteraan , serta
meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian
lingkungan hidup
UU SP3K No.16 Tahun 2006
6. UU SP3K No.16 Tahun 2006
PENGERTIAN TERSEBUT MENGANDUNG MAKNA ADANYA PROSES:
a. Proses komunikasi persuasif,
yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku utama
dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari
pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan
usaha mereka, komunikasi ini sifatnya mengajak dengan menyajikan
alternatif-alternatif pemecahan masalah, namun keputusan tetap pada
7. 2.Proses pemberdayaan,
maknanya adalah memberikan
“kuasa dan wenang” kepada pelaku
utama dan pelaku usaha serta
mendudukkannya sebagai “subyek”
dalam proses pembangunan
pertanian, bukan sebagai “obyek”,
sehingga setiap orang pelaku utama
dan pelaku usaha (laki-laki dan
perempuan) mempunyai kesempatan
yang sama untuk :
1). Berpartisipasi;
2). Mengakses teknologi, sumberdaya,
pasar dan modal;
3). Melakukan kontrol terhadap setiap
pengambilan keputusan;
4). Memperoleh manfaat dalam setiap
lini proses dan hasil pembangunan
pertanian.
8. c. Proses pertukaran
Proses pertukaran
informasi timbal-balik ini
mengenai berbagai
alternatif yang dilakukan
dalam upaya pemecahan
masalah berkaitan dengan
perbaikan dan
pengembangan usahanya,
antara penyuluh dan
sasaran(pelaku utama
maupun pelaku usaha).
9. PARADIGMA PENYULUHAN
• Pendekatan
= farmer last – top down
(petani terakhir)
• Peran Penyuluh
= pengajar dan pembina
= transfer of technology
(menyampaikan tek.)
• Kedudukan Petani
= Penerima Pesan
= Pengguna Teknologi
• Sumber Pembiayaan
= Pemerintah Pusat dan
Daerah
Pendekatan
= farmer firs – bottom up
(petani pertama)
Peran Penyuluh
= pemandu, fasilitator, mediator
= technology mastery
(menguasai tek.)
Kedudukan Petani
= Mitra Aktif Keg. Penyuluhan
= Pengkaji dan Pengembang
Teknologi.
Sumber Pembiayaan
= Tanggungjawab bersama
(Petani, swasta & Pemerintah)
Paradigma Lama Paradigma Baru
Pergeseran
10. adalah mengubah perilaku pelaku utama dan pelaku usaha
melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
TUJUAN
TUJUAN JANGKA PENDEK
TUJUAN JANGKA PANJANG
Menumbuhkan perubahan perilaku petani dan keluarganya.
1.Perbaikan Teknis Bertani (Better farming)
2.Perbaikan Usaha (Better Business)
3.Perbaikan Kehidupan (Better Living)
4.Berkelompok dengan Baik ( Better Community)
11. PERUBAHAN PERILAKU
1. Bertambahnya perbendaharaan pengetahuan dan
informasi yang berguna bagi petani
2. Tumbuhnya keterampilan, kemampuan, dan kebiasaan
baru atau yang bertambah baik
3. Tumbuhnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat
untuk mengembangkan daya saing dan kemandirian
petani sesuai dengan yang dikehendaki
12. FILOSOFI
”bekerja bersama masyarakat dalam
melakukan usahanya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kesadarannya dalam
pelestarian lingkungan hidup”
13. Prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijakan yang
dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan
melaksanakan kegiatan secara konsisten
PRINSIP
Prinsip sudah merupakan pedoman atau pegangan kerja
dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian
14. PRINSIP Penyuluhan Pertanian
1. Asas Demokrasi ( Dari, Oleh dan Untuk Masyarakat Tani )
2. Asas Manfaat ( Nilai Manfaat Terkait Produksi, Pendapatan dan Kesejahteraan)
3. Asas Kesetaraan ( Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Mitra Sejajar)
4. Asas Keterpaduan ( Keterpaduan peran dalam pembangunan )
5. Asas Keseimbangan ( Penyelenggaraan penyuluhan pertanian )
6. Asas Keterbukaan ( Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian)
7. Asas Kerjasama ( Sinergitas program pembangunan pertanian )
8. Asas Partisipatif ( Proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemantauan )
9. Asas Kemitraan ( Saling menghargai, menguntungkan dan memperkuat)
10. Asas Berkelanjutan ( Tujuan pembangunan pertanian)
11. Berkeadilan ( Pelayanan yang sama antara pelaku utama dan pelaku usaha)
12. Pemerataan ( Program tersebar di seluruh Indonesia)
13. Bertanggung Gugat ( Evaluasi kinerja penyuluh )
15. FALSAFAH
suatu pandangan hidup atau landasan pemikiran yang
bersumber kepada kebijakan moral tentang segala sesuatu
yang akan dan harus diterapkan di dalam segala aktivitas
FALSAFAH PENYULUHAN
“menolong orang agar dapat menolong
dirinya, keluarga dan masyarakatnya”
16. SASARAN PENYULUHAN
1. Sasaran utama penyuluhan pertanian meliputi petani,
pekebun, peternak, baik individu maupun kelompok (Pelaku
utama dan pelaku usaha) ;
2. Sasaran utama penyuluhan perikanan meliputi nelayan,
pembudidaya ikan, pengolah ikan, baik individu maupun
kelompok yang melakukan kegiatan perikanan;
3. Sasaran utama penyuluhan kehutanan meliputi masyarakat
didalam dan di sekitar kawasan hutan, kelompok, atau individu
masyarakat pengelola komoditas yang dihasilkan dari
kawasan hutan.
17. SASARAN PENYULUHAN
• Petani adalah perorangan WNI beserta keluarganya atau korporasi yang mengolah
usaha di bidang usahatani tanaman, ternak atau ikan
• Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 mengartikan Petani sebagai perorangan WNI
beserta keluarganya atau koorporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian
wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di
sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa penunjang
• Pekebun adalah perorangan WNI atau korporasi yang melakukan usaha perkebunan
• Peternak adalah perorangan WNI atau korporasi yang melakukan usaha peternakan
• Pembudidaya ikan adalah perorangan WNI atau korporasi yang melakukan usaha
pembudidayaan ikan
• Nelayan adalah perorangan WNI atau korporasi yang mata pencahariannya atau
kegiatan usahanya melakukan penangkapan ikan
18. HAL-HAL PADA DIRI PETANI YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Mereka sehari-hari mempunyai kesibukan dan kegiatan dalam rangka
mencari nafkah
2. Mereka mempunyai pikiran, pandangan, keinginan dan kebiasaan yang
terutama dipengaruhi oleh lingkungan pedesaan
3. Perubahan-perubahan apapun yang terjadi, mempunyai akibat/dampak
langsung terhadap penghidupan dan kehidupan mereka sendiri maupun
masyarakat pedesaan umumnya
4. Mereka sudah mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu
yang seringkali sudah membudaya dalam diri mereka, sehingga tidak
mudah untuk menggerakkan terjadinya perubahan perilaku baru mereka
5. Umumnya mereka mau belajar karena terdorong oleh rasa tidak puas lagi
terhadap perilakunya yang sudah ada
19. DASAR PENDEKATAN SASARAN
1. Karakteristik dan Keadaan Sosial Budaya Sasaran
2. Perilaku dan Kebutuhan Sasaran
3. Kelompok dan Organisasi Sasaran
21. PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI KEGIATAN AGRIBISNIS
Efisiensi
Kombinasi penggunaan tanah, tenaga, modal
dan kemampuan manajerial utk hasilkan produk
Kemampuan
manajerial
pemasaran
• Mengurangi biaya pemasaran
• Memperluas jangkauan pemasaran
• Membantu masy pahami sistem pemasaran
Agribisnis Hulu
(Up stream
Agribusiness)
Usahatani
(On-farm
Agribusiness)
Agribisnis Hilir
(Down Stream
Agribusiness)
Jasa Penunjang
(Agro Support
Institutions)
Usaha industri
dan perdagangan
menghasilkan
saproditan
primer
Pupuk, bibit, dll
Kegiatan ekonomi
menggunakan
saproditan primer
menghasilkan
komoditas primer
pertanian
Kegiatan ekonomi
mengolah komoditas
pertanian primer
jadi produk olahan
serta perdagangan
dan distribusinya
Kegiatan
menyediakan
jasa bagi
agribusines
Bank,
BSIP, dll
Sub-sektor
22. Kebutuhan > yang dpt diraih
• Sumberdaya apa yg hrs diraih
• Bagaimana menggunakan
Kemampuan
manajerial
Membuat
keputusan utk
meraih tujuan
seefisien
mungkin
Keluarga
tani
• Produksi, barang dan jasa
yg ada
• Pekerjaan
• Kependudukan
Selalu mengalami perubahan
Memerlukan perhatian
penyuluh pertanian
PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI AKTIVITAS KELUARGA TANI
23. Penyuluh
Sumber Daya Manusia Kelembagaan
Tujuan
• Meningkatnya standar kehidupan masyarakat
• Berkembangnya kesejahteraan serta solidaritas masyarakat
• Terjadinya kerjasama dan gotong royong kearah tercapainya masyarakat
pedesaan yang berdiri sendiri
• Terciptanya kestabilan sosial ekonomi dan politik krn berkurangnya kemiskinan,
kebodohan dan kejahatan
• Terjadinya perubahan organisasi sosial
PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI BAGIAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
24. Kekayaan bangsa adalah SDA
Memelihara dan mengembangkan
• Praktek usahatani yg berkelanjutan
• Proses belajar praktek usahatani tsb
• Kegiatan fasilitasi proses belajar tsb
• Kelembagaan yg mendukung kegiatan fasilitasi meliputi
pasar, ilmu pengetahuan, penyuluhan, jaringan inovasi, dll
• Kerangka kebijaksanaan yg menunjang berupa peraturan, subsidi, dll
kelestarian
PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI UPAYA BERKELANJUTAN
25. • Perubahan tdk hanya dr penelitian, tapi memerlukan proses belajar bersama dan perubahan
sosial
• Perubahan tdk hanya dr hasil rekayasa teknis, tapi juga hasil kesepakatan ttg kerangka pikir,
kelembagaan, dan kebijakan
• Pembangunan tdk sekedar memperkenalkan metoda dan teknologi, tapi perubahan
menyeluruh dr sistem pertanian
• Perubahan memerlukan manajemen interaksi semua pihak yg berkepentingan
Sistem pertanian berkelanjutan
Sistem pengelolaan pertanian yg pd jangka panjang dpt
bersaing, produktif, menguntungkan secara ekonomis,
mengkonservasi SDA, melindungi lingkungan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas pangan
serta keselamatan manusia
26. Aspek
kuantitatif
Aspek
kualitatif
Aspek
pemanfaatan
personalia
Penggabungan
aspek-2
Jumlah kebutuhan menurut jenjang pendidikan/
latihan dan bid keahlian
Materi pendidikan/ latihan dan kemampuan orang utk
melaksanakan tugas tertentu
Faktor yg mempengaruhi penggunaan personalia secara efektif
dan kemampuan utk melaksanakan tugas yg dibebankan
Penggabungan aspek-2 tsb menjadi strategi pengembangan SDM
sesuai dng kebijakan pembangunan pertanian dlm jangka waktu
tertentu
PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN SDM
27. STRATEGI PENDEKATAN PENYULUHAN
1. PENDEKATAN KOMODITAS
2. PENDEKATAN PROYEK
3. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS
4. PENDEKATAN KELOMPOK DAN PROYEK
5. PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELOMPOK DAN BANSOS
6. PENDEKATAN PARTISPATIF
28. STRATEGI PENYULUHAN
1. Pemetaan wilayah penyuluhan yang akan di layani, khususnya pemetaan
wilayah berdasarkan keadaan keragaman ekologi pertaniannya.
2. Upaya melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik yang berkaitan dengan
kategori petani berdasarkan tingkat inovasi, kemampuannya menyediakan
sumberdaya, jenis kelamin, dan umurnya dalam kegiatan penyuluhan
pertanian.
3. Pengembangan rekomendasi teknologi yang tepat guna.
29. STRATEGI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
a. Petani belajar dari petani dengan metode pendidikan orang dewasa
b. Menjadikan penyuluhan pertanian sebagai gerakan masyarakat
c. Meningkatkan peran penyuluh pertanian swakarsa dan swasta
d. Menumbuhkembangkan dinamika organisasi dan kepemimpinan petani dan
pelaku usaha pertanian lainnya
e. Memberdayakan wanita tani dan pemuda tani dalam pembangunan pertanian
yang responsif gender
f. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pendidikan dan pelatihan pertanian
untuk mempersiapkan calon petani dan pelaku usaha pertanian lainnya yang
tangguh.
30. UPAYA AKTIF PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
1.Medayagunakan BPP sbg basis kegiatan penyuluhan.
2.Menjadikan penyuluhan sbg kebutuhan Pemkab/Pemkot dan gerakan masyarakat yg dinamis
dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat umumnya.
3.Meningkatkan peran penyuluh swadaya dr petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku
agribisnis
4.Mengembangkan pendekatan penyuluhan dng perspektif sistem dan usaha agribisnis dan
ketahanan pangan berdasar kepentingan petani.
5.Mendorong adanya diferensiasi tugas dan fungsi antara dinas pengaturan dan pelayanan dng
kelembagaan penyuluhan.
6.Menggunakan petani belajar dr petani sbg pendekatan utama kegiatan penyuluhan
7.Menggunakan metoda POD dng pendekatan belajar sambil bekerja, bekerja sambil belajar, dan
belajar untuk menemukan
31. 8. Memberdayakan wanita dan generasi muda pertanian dlm pembangunan agribisnis dan
ketahanan pangan yg responsif gender.
9. Menumbuhkembangkan dinamika organisasi dan kepemimpinan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agribisnis.
10. Mengembangkan sekolah-2 pertanian dan lembaga PT utk mempersiapkan pengusaha
agribisnis masa depan dan penyuluh ahli, memberikan konsultasi dan mengembangkan
penyuluhan.
11. Mengembangkan Balai Diklat Pertanian/ Agribisnis yg berfungsi utk memberdayakan
penyuluh secara berkesinambungan melalui kegiatan diklat.
12. Mengembangkan inkubator agribisnis di lembaga-2 pendidikan pertanian
13. Mengembangkan dan memanfaatkan sumber-2 informasi ilmiah dan teknologi lokal spesifik
yg cakupannya diperluas dng informasi sosial ekonomi khususnya informasi pasar yg
dikembangkan oleh petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis.
14. Mendorong Pemda, LSM, masyarakat pelaku agribisnis dan keluarga petani utk membiayai
penyelenggaraan penyuluhan
32. 4 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan bukan bekerja
untuk masyarakat
Penyuluh tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi justru harus
mampu mendorong kemandirian
Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan hidup
masyarakat
Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat dan martabat
manusia sebagai individu, kelompok, dan masyarakat umumnya.
33. 1. Meningkatnya produktivitas, mutu hasil, effisiensi usaha dan daya
saing usaha petani
2. Meningkatnya jumlah dan kualitas kelembagaan ekonomi petani;
3. Meningkatnya jaringan kerjasama kemitraan antara petani dengan
masyarakat pelaku agribisnis dan kelembagaan terkait lainnya;
4. Meningkatnya jumlah dan kualitas kelembagaan penyuluhan dan
penyuluh,baik PNS, swasta maupun swadaya/swakarsa.
INDIKATOR KEBERHASILAN
PENYULUHAN PERTANIAN
34. 5. Meningkatnya kemampuan petani untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan;
6. Meningkatnya penerapan metode penyuluhan pertanian
partisipatif;
7. Meningkatnya peran serta lembaga penelitian, dunia usaha,
lembaga pendidikan dan lembaga diklat, baik milik
pemerintah maupun milik swasta dan petani dalam
penyelenggaan penyuluhan pertanian.
35. Tugas
1. Pengertian Penyuluhan Pertanian
- Nurul (16): luar Negeri
- Nanda (14), Ika (27) , Putu 17, Silvi
12 : dalam negeri
1. Filosofi / Filsafat penyuluhan
- Beny (04)
- Afnita (01)
1. Prinsip Penyuluhan Pertanian
Ada 13
1. (2) (suginoenam2@gmail.com)