Lordosis adalah gangguan pada tulang belakang dimana tulang belakang membengkok ke belakang sehingga menyebabkan pasien terlihat bongkok. Ini disebabkan oleh kegagalan segmentasi bagian belakang tulang vertebra. Gejala lordosis bervariasi untuk setiap orang namun biasanya berupa penonjolan bokong. Pemeriksaan sinar X dan MRI digunakan untuk menilai kebengkokan dan sudutnya.
Presentasi Kasus Kecil : CKD Stage V, Hipertensi Stage 2, DM tipe 2, CHF NYHA 2
SMF Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Presentasi Kasus Kecil : CKD Stage V, Hipertensi Stage 2, DM tipe 2, CHF NYHA 2
SMF Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”.
2. Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang
belakang di mana tulang belakang
melengkung ke belakang yang mengakibatkan
penderita menjadi terlihat bongkok ke
belakang
3. Disebabkan oleh gagalnya segmentasi
posterior dari tulang vertebra sedangkan
proses segmentasi bagian anterior tulang
vertebra tidak terganggu.
4. Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-
beda untuk tiap orang.
Gejala lordosis yang paling sering adalah
penonjolan bokong.
Gejala lain bervariasi sesuai dengan
gangguan lain yang menyertainya seperti
distrofi muskuler, gangguan perkembangan
paha, dan gangguan neuromuskuler.
Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke
tungkai, dan perubahan pola buang air besar
dan buang air kecil dapat terjadi pada
lordosis, tetapi jarang.
5. Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk
mengukur dan menilai kebengkokan, serta
sudutnya.
Magnetic resonance imaging (MRI)
Computed tomography scan (CT Scan)
Pemeriksaan darah mengetahui biokimia
darah
6. Penatalaksanaan lordosis tergantung pada
penyebab lordosis.
Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh
dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh
kelainan sikap tubuh.
Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha
harus diobati bersama dengan gangguan paha
tersebut.
Secara operatif dengan pembedahan