SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Sujarwadi
Triska sombokanan
Prayudi azis
Isolator rantai dapat dianggap
sebagai susunan dari beberapa unit
kapasitor yang terhubung seri ataupun
paralel.
Satu unit isolator hantaran udara
ditunjukkan pada Gambar 2.1. Oleh
karena itu suatu isolator dapat dianggap
merupakan suatu kapasitor.
Gambar 2.1. Ekivalensi suatu unit isolator hantaran udara
Ada tiga jenis isolator hantaran udara
yang umum digunakan, yaitu :
 Jenis Pin (Jenis Isolator Duduk)
 Jenis Suspensi (Jenis Isolator Gantung)
 Jenis Strain (Tarik)
a. Jenis Pin (Jenis Duduk)
Jenis ini umumnya digunakan untuk tegangan kerja sampai
25kV. Dengan menggunakan dua, tiga atau empat isolator maka
dapat diperoleh tegangan kerja sampai 45 kV, 66 kV atau lebih
tinggi.
Gambar 2.2 Isolator jenis pin
b. Jenis Suspensi (Jenis Gantung)
Merupakan jenis isolator dimana konduktor digantung
pada bagian bawah dari rantai isolator.Isolator ini dihubungkan
satu dan lainnya oleh rantai metal sehingga membentuk
sambungan beberapa isolator untuk mendapatkan tegangan
kerja yang diinginkan.
Gambar 2.3 Isolator Jenis Suspensi
c. Isolator Jenis tarik (Strain)
Jenis ini digunakan pada tiang akhir (Readend) suatu
transmisi, atau pada belokan dimana transmisi harus
berubah arah. Umumnya digunakan rangkaian isolator
suspensi yang diparalel untuk memperoleh kekuatan tarik
yang lebih tinggi.
Untaian isolator tersebut akan menghasilkan
tiga jenis kapasitansi, yaitu:
 Kapasitansi masing-masing elemen isolator (C).
 Kapasitansi antara sambungan isolator dengan
menara transmisi atau bumi (Ce).
 Kapasitansi antara sambungan isolator dengan
konduktor tegangan tinggi (Ch).
Oleh karena itu, isolator rantai dapat dianggap merupakan
susunan dari beberapa unit kapasitor yang terhubung seri
maupun paralel seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Bagian-bagian isolator rantai yang membentuk susunan
kapasitor
Dengan adanya kapasitansi Ce dan Ch maka arus bocor
tidak seluruhnya melewati tiap elemen, namun akan ada
arus bocor yang menuju struktur menara dan ke
sambungan antara isolator. Dengan mengabaikan
kapasitansi antara sambungan isolator rantai dengan
tanah (Ce) dan kapasitansi antara sambungan isolator
rantai dengan konduktor fasa (Ch), maka akan sama
keadaannya kalau isolator tersebut dikenakan tegangan
searah.
Rangkaian pengganti dari untaian isolator ini terlihat
seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Rangkaian pengganti isolator rantai dengan mengabaikan Ce dan Ch
Elemen dari isolator rantai adalah sama sehingga
distribusi tegangan pada setiap elemen isolator adalah sama.
V1=V2=Vx
Dimana :
Vx = tegangan pada elemen ke-x dari isolator rantai yang
ditinjau
V = tegangan total yang dikenakan pada isolator
n = jumlah elemen pada suatu isolator rantai
Dibandingkan dengan besarnya kapasitansi
masing-masing elemen isolator (C), besarnya Ce jauh
lebih kecil, tetapi pada kenyataannya tidak dapat
diabaikan karena mempengaruhi distribusi tegangan
pada isolator rantai. Misalnya sebuah rangkaian
isolator yang terdiri atas empat satuan elemen
isolator sebagaimana terlihat pada Gambar 2.7
Gambar 2.7. Rangkaian pengganti dari isolator rantai dengan
memperhitungkan pengaruh C dan Ce
Pada Gambar 2.7, misalnya tegangan operasi adalah V, sedangkan
jatuh tegangan melalui elemen isolator adalah V1, V2, V3, dan V4 dimulai dari
isolator paling atas mengarah ke kawat fasa, sehingga dapat ditulis dengan
persamaan :
1 2 3 4
4
1
n
n
V V V V V
V V

   
 
Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya
tegangan operasi V terhadap tegangan Vn. Dari Gambar
di atas, besarnya arus yang mengalir tiap elemen isolator
dapat dicari.
Pada titik A, persamaan arus adalah :
Juga,
Dimana :
I1 = arus yang melalui isolator 1
I2 = arus yang melalui isolator 2
 adalah frekuensi sudut jaringan
Adanya kapasitansi Ce dan kapasitansi Ch akan
berpengaruh terhadap distribusi tegangan pada
sambungan isolator, dimana arus bocor akan mengalir ke
arah struktur menara dan ke arah sambungan isolator
yang berasal dari konduktor tegangan tinggi, dengan
demikian arus yang mengalir di masing-masing elemen
isolator tidak sama besar, maka tegangan di tiap-tiap
elemen isolator tidak sama.
Ch1
Ch2
Ch3
C
C
C
C
C
C
C
iai1
I1
I2
I3
I4
i3
i2 ib
ic
Konduktor
tegangan tinggi
V1
V2
V3
V4
A
B
C
e
e
e
Gambar 2.8 Rangkaian pengganti dari isolator rantai dengan
memperhitungkan pengaruh C, Ce, dan Ch
Berdasarkan Gambar 2.8, pada titikA diperoleh persamaan :
112 iIIia 
sehingga:
 
2 3 4 1 2
1
( ) h
e
V V V C V C
V
C C
  


Pada titik B, diperoleh persamaan :
223 iIIib 
3 4 2 3 1
2
( )
( )
h e
e
V V C V C V C
V
C C
  


334 iIIic 
sehingga :
Pada titik C, diperoleh persamaan :
sehingga :
4 3 1 2
3
( ) ( )
( )
h e
e
V C C V V C
V
C C
  


dan,
V =V1 +V2 +V3 +V4
sehingga dari didapatV4
V4 =V – (V1 +V2 +V3)
VI. DISTRIBUSI TEGANGAN DENGAN
MEMPERHITUNGKAN CE
Medan listrik yang terjadi tersebut dapat dianalogikan dengan
kapasitansi-kapasitansi. Dibandingkan dengan besarnya
kapasitansi sendiri dari elemen isolator rantai (C), besarnya Ce ini
jauh lebih kecil, tetapi pada kenyataannya tidak dapat diabaikan
karena mempengaruhi distribusi tegangan pada isolator rantai
yang dipakai
Gambar 2.9. Rangkaian pengganti dari isolator rantai dengan memperhitungkan Ce
Apabila isolator n = 1 dihubungkan langsung pada menara yang
ditanahkan ,maka untuk isolator yang ke-n persamaan arus kapasitas
didapat, antara elektroda dengan tanah :
Dan untuk kedua lemen yang berdekatan :
Un = (Un- Un-1)
Dimana :
in = Arus bocor pada kapasitansi Cedielemen yang ke-n
In = Arus bocor pada kapasitansi C dielemen yang ke-n
Un =Tegangan isolator yang ke –n terhadap tanah
VII. DISTRIBUSI TEGANGAN DENGAN
MEMPERHITUNGKAN CE DAN CH
Dalam keadaan isolator dibebani dengan tegangan maka akan timbul
medan listrik diantara elektroda penghubung isolator dengan
elektroda penghubung isolator lain, antar elektroda penghubung
isolator lain, anatar elektroda dengan tanah (menara) yang antara
elektroda dengan kawat penghantar (jala-jala) yang digantung pada
isolator rantai tersebut. Medan listrik yang terjadi tersebut dapat
disamakan dengan kapasitansi yaitu kapasitansi antara elektro
dengan elektroda (c). Kapasitansi elektroda dengan menara (Ce) dan
kapasitansi antara elektroda dengan penghantar (Ch).
Gambar 9.8 rangkaian pengganti dari isolator rantai dnegan
memasukkan pengaruh Ce dan Ch
Keterangan :
Ce = Kapasitansi anatara elektroda dengan tanah (menara)
Ch = Kapasitansi antara elektroda dengan jala-jala
C = Kapasitansi antara elektroda dengan elektroda
(kapasitansi sendiri dari elemen isolasitor)
 suatu isolator rantai dapat dianggap sebagai susunan dari beberapa unit
kapasitor yang terhubung seri ataupun paralel. Akibatnya jika isolator diberi
tegangan AC, maka distribusi tegangan pada setiap unit tidak sama.
 Perisaian statis (static shielding)
penggunaan ring pelindung mengelilingi elemen-elemen isolator
terbawah dan dihubungkan pada konduktor. Ring ini berfungsi sebagai
perisai bagi elemen-elemen isolator terbawah dengan cara menambah
kapasitansi antara hantaran dengan sambungan isolator. Kapasitansi ini
berharga besar untuk elemen terbawah sehingga tegangan pada elemen ini
menjadi kecil.
BAB III
PENUTUP
 Memperkecil perbandingan kapasitansi ketanah (Ce) dan kapasitansi
elemen islalator (C). Dengan memperpanjang lengan menara maka akan
di peroleh Ce/C yang kecil, namun demikian kekuatan menara dan biaya
pembuatan menara naik, sehingga umumnya untuk tujuan praktis
maksimum rasio adalah 1/10.
 Capacitor Grading adalah suatu cara memperbaiki kapasitansi isolator
terbawah dengan menggunakan lempengan metal yang ditempelkan
sambungan porselin atau menggunakan ring metal pada sambungan-
sambungan porselin sedemikian sehingga kapasitansi ketanah dari
sumbangan unit-unit terbawah menjadi kecil capacity orgrading hanya
baik untuk system dengan tegangan kerja diatas 200 kV.
Prayudi azis
Sujarwadi
Triska sombokanan

More Related Content

What's hot

PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrikderrydwipermata
 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCedofredikaa
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIHastih Leo
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )TEMMY NGEDY
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrikpprawira11
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiGredi Arga
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...Fiqi Mutiah
 

What's hot (20)

Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DC
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan Tinggi
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
 

Similar to Isolator Rantai Kapasitansi

Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricitylilysar
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analogNur Aoliya
 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxMagda519030
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
Tugas elektronika membaca dioda
Tugas elektronika membaca diodaTugas elektronika membaca dioda
Tugas elektronika membaca diodaSyahrul Munir
 
Penguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxPenguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxIchsanLuga1
 
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKSri Wulan Hidayati
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelAris Widodo
 
Analisa sinyal kecil
Analisa sinyal kecilAnalisa sinyal kecil
Analisa sinyal kecilendroretno
 
Revisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistorRevisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistorKurniawan Ya Tyo
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoYuliana Surya
 

Similar to Isolator Rantai Kapasitansi (20)

Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )
 
rangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamisrangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamis
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricity
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Laporan dioda
Laporan diodaLaporan dioda
Laporan dioda
 
14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
Tugas elektronika membaca dioda
Tugas elektronika membaca diodaTugas elektronika membaca dioda
Tugas elektronika membaca dioda
 
Penguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxPenguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptx
 
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
 
Analisa sinyal kecil
Analisa sinyal kecilAnalisa sinyal kecil
Analisa sinyal kecil
 
Revisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistorRevisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistor
 
Gambar less
Gambar lessGambar less
Gambar less
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (6)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Isolator Rantai Kapasitansi

  • 1.
  • 3. Isolator rantai dapat dianggap sebagai susunan dari beberapa unit kapasitor yang terhubung seri ataupun paralel. Satu unit isolator hantaran udara ditunjukkan pada Gambar 2.1. Oleh karena itu suatu isolator dapat dianggap merupakan suatu kapasitor.
  • 4. Gambar 2.1. Ekivalensi suatu unit isolator hantaran udara
  • 5. Ada tiga jenis isolator hantaran udara yang umum digunakan, yaitu :  Jenis Pin (Jenis Isolator Duduk)  Jenis Suspensi (Jenis Isolator Gantung)  Jenis Strain (Tarik)
  • 6. a. Jenis Pin (Jenis Duduk) Jenis ini umumnya digunakan untuk tegangan kerja sampai 25kV. Dengan menggunakan dua, tiga atau empat isolator maka dapat diperoleh tegangan kerja sampai 45 kV, 66 kV atau lebih tinggi. Gambar 2.2 Isolator jenis pin
  • 7. b. Jenis Suspensi (Jenis Gantung) Merupakan jenis isolator dimana konduktor digantung pada bagian bawah dari rantai isolator.Isolator ini dihubungkan satu dan lainnya oleh rantai metal sehingga membentuk sambungan beberapa isolator untuk mendapatkan tegangan kerja yang diinginkan. Gambar 2.3 Isolator Jenis Suspensi
  • 8. c. Isolator Jenis tarik (Strain) Jenis ini digunakan pada tiang akhir (Readend) suatu transmisi, atau pada belokan dimana transmisi harus berubah arah. Umumnya digunakan rangkaian isolator suspensi yang diparalel untuk memperoleh kekuatan tarik yang lebih tinggi.
  • 9. Untaian isolator tersebut akan menghasilkan tiga jenis kapasitansi, yaitu:  Kapasitansi masing-masing elemen isolator (C).  Kapasitansi antara sambungan isolator dengan menara transmisi atau bumi (Ce).  Kapasitansi antara sambungan isolator dengan konduktor tegangan tinggi (Ch).
  • 10. Oleh karena itu, isolator rantai dapat dianggap merupakan susunan dari beberapa unit kapasitor yang terhubung seri maupun paralel seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5 Gambar 2.5 Bagian-bagian isolator rantai yang membentuk susunan kapasitor
  • 11. Dengan adanya kapasitansi Ce dan Ch maka arus bocor tidak seluruhnya melewati tiap elemen, namun akan ada arus bocor yang menuju struktur menara dan ke sambungan antara isolator. Dengan mengabaikan kapasitansi antara sambungan isolator rantai dengan tanah (Ce) dan kapasitansi antara sambungan isolator rantai dengan konduktor fasa (Ch), maka akan sama keadaannya kalau isolator tersebut dikenakan tegangan searah.
  • 12. Rangkaian pengganti dari untaian isolator ini terlihat seperti pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Rangkaian pengganti isolator rantai dengan mengabaikan Ce dan Ch
  • 13. Elemen dari isolator rantai adalah sama sehingga distribusi tegangan pada setiap elemen isolator adalah sama. V1=V2=Vx Dimana : Vx = tegangan pada elemen ke-x dari isolator rantai yang ditinjau V = tegangan total yang dikenakan pada isolator n = jumlah elemen pada suatu isolator rantai
  • 14. Dibandingkan dengan besarnya kapasitansi masing-masing elemen isolator (C), besarnya Ce jauh lebih kecil, tetapi pada kenyataannya tidak dapat diabaikan karena mempengaruhi distribusi tegangan pada isolator rantai. Misalnya sebuah rangkaian isolator yang terdiri atas empat satuan elemen isolator sebagaimana terlihat pada Gambar 2.7
  • 15. Gambar 2.7. Rangkaian pengganti dari isolator rantai dengan memperhitungkan pengaruh C dan Ce Pada Gambar 2.7, misalnya tegangan operasi adalah V, sedangkan jatuh tegangan melalui elemen isolator adalah V1, V2, V3, dan V4 dimulai dari isolator paling atas mengarah ke kawat fasa, sehingga dapat ditulis dengan persamaan : 1 2 3 4 4 1 n n V V V V V V V       
  • 16. Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya tegangan operasi V terhadap tegangan Vn. Dari Gambar di atas, besarnya arus yang mengalir tiap elemen isolator dapat dicari. Pada titik A, persamaan arus adalah : Juga, Dimana : I1 = arus yang melalui isolator 1 I2 = arus yang melalui isolator 2  adalah frekuensi sudut jaringan
  • 17. Adanya kapasitansi Ce dan kapasitansi Ch akan berpengaruh terhadap distribusi tegangan pada sambungan isolator, dimana arus bocor akan mengalir ke arah struktur menara dan ke arah sambungan isolator yang berasal dari konduktor tegangan tinggi, dengan demikian arus yang mengalir di masing-masing elemen isolator tidak sama besar, maka tegangan di tiap-tiap elemen isolator tidak sama.
  • 18. Ch1 Ch2 Ch3 C C C C C C C iai1 I1 I2 I3 I4 i3 i2 ib ic Konduktor tegangan tinggi V1 V2 V3 V4 A B C e e e Gambar 2.8 Rangkaian pengganti dari isolator rantai dengan memperhitungkan pengaruh C, Ce, dan Ch Berdasarkan Gambar 2.8, pada titikA diperoleh persamaan : 112 iIIia  sehingga:   2 3 4 1 2 1 ( ) h e V V V C V C V C C     
  • 19. Pada titik B, diperoleh persamaan : 223 iIIib  3 4 2 3 1 2 ( ) ( ) h e e V V C V C V C V C C      334 iIIic  sehingga : Pada titik C, diperoleh persamaan : sehingga : 4 3 1 2 3 ( ) ( ) ( ) h e e V C C V V C V C C      dan, V =V1 +V2 +V3 +V4 sehingga dari didapatV4 V4 =V – (V1 +V2 +V3)
  • 20. VI. DISTRIBUSI TEGANGAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN CE Medan listrik yang terjadi tersebut dapat dianalogikan dengan kapasitansi-kapasitansi. Dibandingkan dengan besarnya kapasitansi sendiri dari elemen isolator rantai (C), besarnya Ce ini jauh lebih kecil, tetapi pada kenyataannya tidak dapat diabaikan karena mempengaruhi distribusi tegangan pada isolator rantai yang dipakai
  • 21. Gambar 2.9. Rangkaian pengganti dari isolator rantai dengan memperhitungkan Ce Apabila isolator n = 1 dihubungkan langsung pada menara yang ditanahkan ,maka untuk isolator yang ke-n persamaan arus kapasitas didapat, antara elektroda dengan tanah :
  • 22. Dan untuk kedua lemen yang berdekatan : Un = (Un- Un-1) Dimana : in = Arus bocor pada kapasitansi Cedielemen yang ke-n In = Arus bocor pada kapasitansi C dielemen yang ke-n Un =Tegangan isolator yang ke –n terhadap tanah
  • 23. VII. DISTRIBUSI TEGANGAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN CE DAN CH Dalam keadaan isolator dibebani dengan tegangan maka akan timbul medan listrik diantara elektroda penghubung isolator dengan elektroda penghubung isolator lain, antar elektroda penghubung isolator lain, anatar elektroda dengan tanah (menara) yang antara elektroda dengan kawat penghantar (jala-jala) yang digantung pada isolator rantai tersebut. Medan listrik yang terjadi tersebut dapat disamakan dengan kapasitansi yaitu kapasitansi antara elektro dengan elektroda (c). Kapasitansi elektroda dengan menara (Ce) dan kapasitansi antara elektroda dengan penghantar (Ch).
  • 24. Gambar 9.8 rangkaian pengganti dari isolator rantai dnegan memasukkan pengaruh Ce dan Ch Keterangan : Ce = Kapasitansi anatara elektroda dengan tanah (menara) Ch = Kapasitansi antara elektroda dengan jala-jala C = Kapasitansi antara elektroda dengan elektroda (kapasitansi sendiri dari elemen isolasitor)
  • 25.  suatu isolator rantai dapat dianggap sebagai susunan dari beberapa unit kapasitor yang terhubung seri ataupun paralel. Akibatnya jika isolator diberi tegangan AC, maka distribusi tegangan pada setiap unit tidak sama.  Perisaian statis (static shielding) penggunaan ring pelindung mengelilingi elemen-elemen isolator terbawah dan dihubungkan pada konduktor. Ring ini berfungsi sebagai perisai bagi elemen-elemen isolator terbawah dengan cara menambah kapasitansi antara hantaran dengan sambungan isolator. Kapasitansi ini berharga besar untuk elemen terbawah sehingga tegangan pada elemen ini menjadi kecil. BAB III PENUTUP
  • 26.  Memperkecil perbandingan kapasitansi ketanah (Ce) dan kapasitansi elemen islalator (C). Dengan memperpanjang lengan menara maka akan di peroleh Ce/C yang kecil, namun demikian kekuatan menara dan biaya pembuatan menara naik, sehingga umumnya untuk tujuan praktis maksimum rasio adalah 1/10.  Capacitor Grading adalah suatu cara memperbaiki kapasitansi isolator terbawah dengan menggunakan lempengan metal yang ditempelkan sambungan porselin atau menggunakan ring metal pada sambungan- sambungan porselin sedemikian sehingga kapasitansi ketanah dari sumbangan unit-unit terbawah menjadi kecil capacity orgrading hanya baik untuk system dengan tegangan kerja diatas 200 kV.