Catudaya atau power supply berfungsi mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus searah yang dibutuhkan peralatan elektronik. Terdiri atas transformator, dioda, dan kondensator, transformator mengubah tegangan, dioda menyearah arus menjadi searah, dan kondensator menghaluskan arus menjadi rata. Ada beberapa jenis catudaya seperti setengah gelombang, penuh gelombang, dan jembatan.
Resume Three Phase Controlled Rectifiers (Rashid's Book : Chapter 12)
Gambar less
1. Pengantar Catudaya atau power supply merupakan suaturangkaian elektronic yang mengubah arus listrik bolak-
balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catudaya agar dapat berfungsi.
Beberapa radio atau tape kecil menggunakan baterai sebagai sumber tenaga namun sebagian besar menggunakan
listrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat mengubah arus listrik bolak-
balik dari PLN menjadi arus listrik searah. Ada banyak jenis atau variasi rangkaian catudaya dengan segala kelebihan
dan kekurangannya. Namun secara prinsip rangkaian catudaya terdiri atas transformator, dioda dan condensator.
Gambar 1
Transformator digunakan untuk menurunkan atau menaikkan tegangan AC sesuai kebutuhan
Rangkaian penyearah (rectifier circuit) Bagian utama atau boleh dikatakan jantung suatu catudaya
adalah rangkaian penyearah yang mengubah gelombang sinus AC menjadi deretan pulsa DC. Ini
merupakan dasar atau langkah awal untuk memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu
peralatan elektronik.
Bambar 2
Gambar 3
Penyearah setengah gelombang (halfwave rectifier) Hampir sebagian besar peralatan elektronik
menggunakan sumber daya listrik 220 volt/ 50 Hz dari PLN. Bentuk gelombang arus listrik AC dari PLN
berbentuk gelombang sinus. Nilai rata-rata (average value) dari gelombang sinus adalah nol karena nilai
positif dan negatipnya sama dan bergantian. Untuk memperoleh nilai positip atau negatip yang rata
maka salah satu gelombang sinus itu, positip atau negatip harus di cancel. Bentuk dasar rangkaian
penyearah setengah gelombang seperti terlihat pada gambar A. Beban yang membutuhkan sumber
tenaga listrik searah diwakili oleh resistor. Sebuah dioda diletakkan seri atau berderet dengan beban
sehingga arus listrik hanya mengalir ke satu arah saja.
Bambar 4
Gambar B menunjukkan apa yang terjadi dalam circuit selama periode setengah gelombang positip dari
arus listrik bolak-balik. Anoda dari Katoda memperoleh gelombang positip, akibatnya dioda konduksi,
arus listrik mengalir melalui beban. Pada beban timbul tegangan positip setengah gelombang. Jalannya
arus listrik dari negatip AC menuju beban, dari beban menuju ke katoda dioda dan kembali ke terminal
positip AC.
Bambar 5
Gambar 6
Gambar C menunjukkan setengah gelombang sinus berikutnya dari AC. Di sini anoda D1 menerima
tegangan negatip akibatnya dioda menyumbat sehingga arus listrik tidak dapat mengalir dan pada
beban tidak timbul tegangan. Dari gambar A,B,C jelas bahwa pada rangkaian penyearah setengah
gelombang arus listrik AC diubah menjadi arus pulsa DC. Sudah barang tentu arus listrik pulsa DC tidak
sesuai sebagai sumber energi bagi kebanyakan alat elektronik. Yang dibutuhkan adalah arus listrik DC
yang rata dan stabil. Rangkaian penyearah setengah gelombang hanyalah merupakan prinsip dasar
catudaya. Pada paragraf berikutnya akan diketahui pengembangan prinsip dasar catudaya diantaranya
penyearah gelombang penuh (fullwave), penyearah jembatan (ridge), penghalusan (filtering).
2. Gambar 7
Gambar 8
Penyearah gelombang penuh (fullwave rectifier)
Gambar 9
Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar. Menggunakan dua dioda
dan satu center tape transformer. Jika titik tengah transformer ditemukan maka tegangan di kedua
ujung lilitan sekunder berlawanan fasa 180 derajat. Jadi ketika misalnya tegangan dititik A mengayun
kearah positip diukur dari titik tengah lilitan sekunder maka tegangan dititik B mengayun ke arah negatif
diukur dari titik yang sama. Mari kita lihat prinsip kerja penyearah gelombang penuh ini.
Gambar A menunjukkan ketika anoda D1 mendapat tegangan positip, Anoda D2 mendapat tegangan
negatip.
Gambar 10
Pada kedudukan ini hanya D1 saja yang konduksi atau terhubung singkat. Arus listrik mengalir dari titik
tengah sekunder melalui beban, kemudian melalui D1 dan kembali ketitik tengah melalui lilitan atas
sekunder. Da hal ini D1 berfungsi seperti saklar atau switch yang menutup sehingga arus listrik mengalir
melalui beban disaat perioda positip dari gelombang sinus AC.
Gambar B menunjukkan apa yang terjadi selama setengah periode berikutnya ketika polaritas berganti.
Gambar 11
Anoda D1 mengayun kearah negatip sementara anoda D2 mengayun kearah positip. Akibatnya D1
menyumbat, sebaliknya D2 konduksi atau terhubung singkat. Pada keadaan ini arus listrik mengalir dari
titik setengah sekunder melalui beban dan D2 kembali ketitik tengah setelah melalui lilitan bawah
sekunder. Perhatikan bahwa dalam rangkaian penyearah gelomang arus listrik mengalir sepanjang satu
perioda. Sedangkan dalam rangkaian penyearah setengah gelombang arus listrik hanya mengalir selama
setengah perioda saja. Jadi penyearah gelombang penuh (fullwave rectifier) lebih baik dari penyearah
setengah gelombang (halfwave rectifier).
Penyearah type jembatan (bridge rectifier) Rangkaian dasar penyearah type jembatan seperti terlihat
pada gambar. Terdiri atas satu transformer dan 4(empat) dioda yang disusun sedemikian rupa sehingga
arus listrik hanya mengalir kesatu arah saja melalui beban. Circuit ini tidak memerlukan sekunder
bersenter tapi sebagaimana pada rangkaian penyearah gelombang penuh. Bahkan transformator tidak
diperlukan jika tegangan DC yang dibutuhkan relatif sama dengan tegangan jaringan PLN, misalnya.
Artinya titik A dan B dapat dihubungkan langsung dengan jaringan yang tersedia di rumah.
Gambar 12
Transformator digunakan bila tegangan DC yang dibutuhkan lebih kecil atau lebih besar dari tegangan
jaringan. Selain itu adakalanya transformator digunakan sebagai isolatopr antara tegangan jaringan
dengan tegangan rangkaian.
Gambar A menunjukkan jalannya aliran arus listrik selama periode positip AC (sine wave). D1 an D2
konduksi. Arus listrik mengalir dari ujung lilitan bawah sekunder melalui beban, D1, D2, dan kembali ke
lilitan bawah sekunder.
3. Gambar 13
Setengah perioda berikut polaritas sinewave berganti seperti terlihat pada gambar B. Ujung lilitan atas
sekunder sekarang menjadi negatip, ujung lilitan bawah menjadi positif.D3 dan D4 konduksi. Pada
kedudukan ini arus listrik mengalir dari ujung lilitan atas sekunder melalui beban, D3, D4 dan kembali
lilitan bawah sekunder. Dari gambar A dan B nampak jelas arus listrik yang mengalir melalui beban
selalu dalam arah yang sama.
Gambar 14
Filtering (penghalusan). Sebagaimana telah kita lihat pada bab sebelumnya bahwa arus listrik DC yang
keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja arus listrik DC semacam ini tidak cocok
atau tidak dapat digunakan oleh perangkat elektronik apapun.
Gambar 15
Untuk itu perlu dilakukan suatu cara filtering agar arus listrik Dc yang masih berupa deretan pulsa itu
menjadi arus listrik DC yang halus/ rata. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya dengan C
filter, RC filter dan LC filter. Pada bab berikut hanya akan dibahas C filter (basic). Sedangkan RC maupun
LC filter merupakan pengembangan C filter yang fungsinya lebih menghaluskan tegangan output dioda.
Capacitor sebagai filter. Filtering atau penghalusan yang paling sederhana ialah dengan
menggunakan capacitor yang dihubungkan seperti terlihat pada gambar. Tegangan input rata-rata
(average) 115 volt. Tegangan puncak 162 volt. mari kita lihat apa yang terjadi ketika suatu capasitor
ditambahkan pada output dioda. Pada saat anoda D1 mendapat pulsa positip, D1 langsung konduksi dan
capacitor mulai mengisi. Ketika capacitor telah mencapai tegangan puncak D1 menyumbat karena
katodanya lebih positip daripada anodanya. Capacitor harus membuang (discharge) muatannya melalui
beban yang mempunyai resistan tertentu. Oleh karenanya waktu discharge capacitor lebih lama
dibanding waktu yang dibutuhkan AC untuk melakukan satu periode (cycle). Akibatnya sebelum
capacitor mencapai nol volt diisi kembali oleh pulsa berikutnya.
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Bagaimana bentuk tegangan DC setelah difilter dengan capacitor dapat dilihat pada gambar. Gambar A
menunjukkan output penyearah setengah gelombang tanpa capacitor. Tampak jelas tegangan rata-
ratanya (E ave) hanya sitar 31% dari tegangan puncak. Ketika suatu capacitor ditambahkan maka
bentuk tegangan outputnya seperti terlihat pada gambar B. Di sini capacitor mencegah tegangan output
mencapai nol volt. Sehingga tegangan output rata-ratanya naik dibanding sebelumnya (no capacitor).
Jika nilai capacitornya dibesarkan atau ditambah maka bentuk tegangan outputnya seperti terlihat pada
gambar C. Tampak jelas tegangan rata-ratanya (E ave) meningkat dibandingkan sebelumnya (nilai
capacitor yang lebih besar diperlukan bila arus listrik yang dinutuhkan beban relativ besar.
Gambar 19
Tegangan rata-rata (E ave). Jika kita mengatakan tegangan AC ini 115 V, sesungguhnya yang kita
sebutkan adalah tegangan efektif (E rms). Sedangkan tegangan puncaknya (Epeak0 adalah: E peak = E
rms x 1,414 E peak = 115 V x 1,414 = 162,6 v.
Gambar 20
4. Gambar 21
Sedangkan tegangan rata-ratanya adalah 0 v karena positip dan negatip bergantian (alternate). Yang
dibutuhkan rangkaian elektronika adalah tegangan rata-rata atau E ave. Untuk mendapatkan E ave
maka salah satu gelombang AC (positip / negatip) harus di clip / dipotong (lihat gambar). E ave = E
peak x 0,0318 E ave = 162,6 v x 0,318 = 51,7 v. Output E ave pencatudaya setengah gelombang sukar
difilter karena mengandung ripple 50Hz Pada catudaya type jembatan (bridge rectifier) hubungan antara
tegangan puncak E peak dengan tegangan rata-rata E ave sebagai berikut:
Gambar 22
E peak = E rms x 1,414 E peak = 115v x 1,414 = 162,6v.
E ave = E peak x 0,636 E ave = 1,62,6v x 0,636 = 103,4v.
Dari perbandingan di atas tampak jelas bahwa output tegangan DC catudaya type jembatan lebih besar
dari type setengah gelombang. Walaupun ripple frequency catudaya jembatan 120Hz, secara teknis
mudah difilter atau disaring dibanding ripple frequency 60Hz dari pencatudaya type setengah
gelombang.