SlideShare a Scribd company logo
1 of 95
.
RIZQI RAMADHAN
062001600536
ENDRA SUCI
NURCAHYA
062001600544
FIQI MUTIAH
062001600540
ENINDITA PUTRI
062001600524
AFRIZAL TRIAJI
062001600525
KABEL
TENAGA
LISTRIK : Teori
& Aplikasi
Tugas Teknik Tegangan Tinggi
Prof. Ir. Syamsir Abduh, MM, PhD.
KABEL TENAGA LISTRIK :
TEORI DAN APLIKASI
Penulis : Abduh, Syamsir.
Ditulis ulang oleh :
Afrizal Triaji, 062001600525.
Endra Suci N., 062001600544.
Enindita Putri, 062001600524.
Fiqi Mutiah, 062001600540.
Rizqi Ramadhan, 062001600536.
Teknik Elektro, Universitas Trisakti
nilai
87
BAB 1
TEORI
BAHAN
ISOLASI
“
3
A. MEDAN LISTRIK
A.Medan Listrik
Suatu titik diletakkan muatan listrik, maka muatan listrik lain disekitar muatan
tersebut akan mengalami gaya listrik. Hal tersebut membuktikan disekitar muatan listrik
terdapat medan listrik.
Medan listrik merupakan medan gaya sehingga kuat medan listrik merupakan
suatu besaran vektor.
Rumus menghitung kuat medan listrik :
. . . (1.1)
“
4
B. KUAT MEDAN LISTRIK OLEH MUATAN LISTRIK
Misalkan muatan titik q sebagai sumber medan listrik berjarak r dari titik P, maka gaya
listrik pada muatan uji q’ yang ditempatkan pada titik Padalah :
Dengan menggunakan persamaan (1.1), maka kuat medan listrik di titik P :
ȓ= Vektor satuan yang arahnya dari q ke titikP.
Gambar 1.1
(a) Kuat medan di titik P bila q muatan positif
(b) Kuat medan di titik P bila q muatan negatif
Untuk kuat medan listrik, di titik P
yang jaraknya dari muatan q1, q2, q3,…,qn
berturut-turut r1, r2, r3,…,rn, dapat dihitung
dengan menjumlahkan secara vektor kuat
medan di titik P oleh masing – masing muatan.
“
6
C. GARIS GAYA LISTRIK
Untuk mempermudah mengenai medan listrik, maka dibentuk suatu konsep garis gaya listrik yang
digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui sifat dan arah medan listrik.
Jumlah garis gaya yang menembus suatu permukaan secara tegak lurus pada setiap titik
sebanding dengan kuat medan di titik itu.
∆N
Ԑ0
∆
∆A
= Banyaknya garis gaya
= Permitivitas ruang hampa
= Kuatmedan yang tegak lurus bidang ∆A
= Luas permukaan yang ditembus garis gaya
HUKUM GAUSS
“Jumlah netto garis-garis gaya yang memotong suatu permukaan tertutup dalam arah keluar
sama dengan jumlah netto muatan positif yang terdapat di dalam permukaan tersebut”
Rumus :
“
8
D. KONDUKTOR DAN ISOLATOR
Menurut TeoriAtom
Bahan dikatakan konduktor atau isolator berdasarkan banyaknya elektron bebas di dalam bahan
tersebut. Elektron bebas dapat ditinjau dar banyaknya elektron bebas pada suatu pita konduksi. Pita konduksi
ini, dapat dipelajari dengan melihat cara pembentukan pita-pitaenergi.
Tingkat-tingkat energi elektron dalam medan listrik yang
timbul oleh inti atom dalam zat padat
N adalah banyaknya atom dalam zat padat :
- Pita energi
- Celah udara
untuk
- Pita valensi
- Pita koduksi
: daerah energi yang diperkenankan untuk
elektron dalam kristal
: daerah energi yang tidak diperkenankan
elektron dalam kristal
: Pita energi terakhir terisi penuh elektron
: Pita energi berikutnya setelah pita valensi
Contoh Konduktor : Logam Natrium(11
elektron)
Contoh Isolator : Intan (6 elektron)
“
10
E. PENGHANTAR TERISOLASI
Bila sebuah muatan berlebih ditempatkan sembarangan pada penghantar terisolasi, maka akan
menimbulkan elektron dan elektron tersebut menghasilkan arus internal. Arus ini mendistribusikan
kembali muatan berlebih, sehingga medan listrik internal berkurang secara otomatis.
Hukum gauss :
Sebuah muatan berlebih (excess
charge), yang di tempatkan pada sebuah
penghantar terisolasi, seluruhnya akan
tinggal berada pada permukaan sebelah
luar.
Sebuah penghantar logam yang terisolasi
“
11
F. BAHAN-BAHAN ISOLASI
Bahan isolasi berbentuk padat ada bermacam-macam dan sering digunakan adalah bahan isolasi padat yang dbuat secara sistesis
mempunyai berat jenis yang rendah di mana merupakan campuran dari bermacam-macam bahan, guna memenuhi syarat dan karakteristik yang
baik. Isolasi kabel banyak digunakan bahan sistesis campuran dari bahan dammar(resin).
Bahan isolasi sintesis berdasarkan dammar dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1. Thermo plastic
Bahan ini bila dipanaskan menjadi lunak dan mudah dibentuk.Contoh :
a. Polyvinyl chloride (PVC)
b. Polyethylene (PE
2. Thermo setting
Bahan ini memerlukan vulkanisasi yang akan menyebabkan reaksi kimia yang permanen. Jika dipanaskan tidak meleleh lagi sehingga
dapat digunakan pada temperatur yang tinggi. Contoh :
a. Karet
b. Cross linked polyethene ( XLPE)
KERTAS DIRESAPI MINYAK (IMPREGNATED PAPER)
Sifat-sifat yang dimiliki kertas sebagai bahan isolasi :
a. Faktor rugi dielektrik antara 0.0009 sampai 0.004
b. Temperatur kerja 65⁰C
c. Ketahanan dielektrik 80kv/mm
d. Mengisap uap/cairan
POLYVINYLCHLORIDE
merupakan campuran antara dammar (resin) sebagai bahan dasar dengan plastik, filter serta bahan-
bahan pembantu lain untuk memperbaiki sifat listrik dan mutu hasil produksi. Campuran chlor membuat
PVC mempunyai ketahanan terhadap api.
BAHAN KARET
Bahan karet merupakan campuran karet dengan bahan – bahan lain yang meningkatkan
dan memperbaiki sifat isolasinya.
Jenis-jenis isolasi dari bahan karet, antara lain:
1. Butyl Rubber (butyl)
2. Neoprene
3. Ethylene Propylene Rubber (EPR)
POLYETHYLENE (PE)
Merupakan bahan isolasi dengan sifat listrik, ketahanan terhadap air dan
fleksibilitas pada suhu rendah yang baik.
Karakteristik Polyethylene :
• Memiliki sifat mekanis yang keras
• Tidak dapat memadamkan api sendiri, bila terbakar.
• Digunakan untuk tegangan tinggi, karena faktor daya dielektrik relatif rendah dan
tegangan kegagalan cukup tinggi.
CROSS LINKED POLYETHYLENE (XLPE)
Cross Linked Polyethylene diperoleh dengan merubah bahan thermoplastic dari “low density
polyethylene“ mejadi bahan thermosetting dengan proses “cross linking”.
“
15
G. DIELEKTRIK
Dielektrik merupakan bahan yang tidak memiliki elektron bebas. Pada kapasitor, ruang di antara
kedua plat diisi dengan bahan dielektrik agar dengan ukuran yang kecil diperoleh kapasitansi yang besar.
GAMBARAN ATOMIKBAHAN DIELEKTRIK
Pada bagian ini akan membahas mengenai sifat-sifat bahan dielektrik bila bahan
tersebut diletakkan dalam medan listrik.
a. Kapasitor Pita Sejajar TanpaDielektrik
b. Muatan Induksi pada Permukaan Dielektrik
Dapat dilihat, jika ruang di antara plat diisi
dielektrik, maka timbullah muatan induksi qi pada
permukaan dielektrik. Muatan induksi ini
menghasilkan medan listrik induksi Ei di dalam
dielektrik yang arahnya berlawanan dengan arah
medan listrik Eo. Akibatnya, kuat medan listrik total di
dalam dielektrik dilemahkan.
“
16
NOMENKLATUR KABEL
NYA
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
A = Kabel tunggal
Kabel NYA adalah kabel dengan inti
tembaga tunggal berisolasi PVC satu lapis
(450v-750v)
NYM
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
M = Inti kabel lebih dari satu
Kabel NYM adalah kabel dengan inti
tembaga berisolasi PVC, dengan inti lebih
dari satu, dan berisolasi PVC di bagian
luar (300v-500v).
“
17
NOMENKLATUR KABEL
NYMHY
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
M = Inti kabel lebih dari satu
H = Kabel Fleksibel (Serabut)
Y = Selubung luar Isolasi PVC
Kabel NYMHY adalah Kabel dengan inti tembaga serabut (Tembaga Fleksibel) berisolasi
PVC, dengan inti kabel lebih dari satu dan berselubung isolasi PVC (300v-500v)
NYY
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
Y = Selubung luar Isolasi PVC
Kabel NYY adalah Kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti kabel tunggal
atau lebih dari satu, dengan selubung luar PVC (0,6kv-1kv).
“
18
NOMENKLATUR KABEL
NYYHY
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
Y = Isolasi PVC
H = Kabel Fleksibel (Serabut)
Y = Selubung luar Isolasi PVC
Kabel NYYHY adalah kabel dengan inti tembaga serabut (tembaga fleksibel) berisolasi
PVC, dengan inti tunggal atau lebih dari satu, dan selubung luar PVC (0,6kv-1kv).
NYRGbY
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
R = Pelindung kawat baja bulat
Gb = Dililit plat baja
Y = Isolasi PVC
Kabel NYRGbY adalah Kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti tunggal
“
19
NOMENKLATUR KABEL
Aluminium Cable
NFA
Kabel inti aluminium untuk pemasangan jaringan udara
NFA 2X
Kabel inti aluminium untuk pemasangan jaringan udara dengan isolasi XLPE (>20kv).
NFA 2X-T
Kabel inti aluminium untuk pemasangan jaringan udara, dengan isolasi XLPE (>20kv). dengan
kawat gantung.
AAAC
All Aluminium Alloy Conductor
Kabel AAAC adalah kabel dengan inti aluminium yang dipilin, memiliki daya tarik yang kuat, dan
tahan karat.
“
20
NOMENKLATUR KABEL
Dibawah ini adalah beberapa kode dari beberapa jenis kabel. Jenis atau tipe tipe kabel yang
ada dipasaran tersebut memiliki arti sesuai dengan fungsi nya juga. Berikut ini pengertian kode
nama jenis kabel atau Momenklatur Kabel Menurut SPLN :
N – Kabel Standar dengan inti tembaga
NA – Kabel Standar dengan Inti Aluminium sebagai penghantar
Y – Isolasi PVC
G – Isolasi Karet
A – Kawat Berisolasi
Y – Selubung PVC, Y pada akhir momen klatur
M – Selubung PVC
R – Kawat Baja Bulat (perisai)
Gb – Kawat Pita Baja ( perisai)
B – Pipa Baja
I – Untuk isolasi tetap di luar jangkuan tangan
re – Penghantar padat bulat
rm – Penghantar bulat berkawat banya
Se – Penghatar bentuk pejal (padat)
Sm – penghantar dipilin bentuk sektor
f – penghantar halus dipintal bulat
ff – penghantar sangat fleksibel
D – penghantar 3 jalur yang
ditengah sebagai pelindung
H – kabel untuk alat bergerak
rd – inti dipilin bentuk bulat
fe – inti pipih
-1 – kabel dengan sistem pengenal warna
urat dengan hijau kuning
-0 – kabel dengan sistem pengenal warna
urat tanpa hijau kuning
BAB 2
KABEL BAWAH TANAH
DAN
SAMBUNGAN KABEL
BAB 2
2.1 Kabel
Bawah Tanah
22
2.1. Kabel bawah Tanah
2.1.1. Parameter Kabel Bawah Tanah
2.1.1.1. Kapasitansi
2.1.1.2. Tahanan Isolasi
2.1.1.3. Stress Listrik
2.1.2. Konstruksi Kabel-Kabel Bawah tanah dan Fungsi Bagiannya
2.1.2.1. Penghantar
2.1.2.2. Isolasi
2.1.2.3. Tabir
2.1.2.4. Selubung
2.1.2.5. Bantalan
2.1.2.6. Perisai (Amor)
2.1.2.7. Bahan Pengisi
2.1.2.8. Sarung Kabel
2.1.2.9. Lapisan Penahan Kebocoran Air
2.1.3. Kode Pengenal untuk Kabel Tanah
2.1.3.1. Kabel Bawah Tanah Isolasi
2.1.3.2. Kabel Bawah Tanah Isolasi Kertas
2.2. Sambungan Kabel
2.2.1. Jenis-jenis Sambungan Kabel
2.2.2. Konstruksi Sambungan Kabel
2.1 Kabel
Bawah
Tanah
23
Dalam transmisi dan distribusi tenaga listrik banyak dilakukan
berbagai cara diantaranya melalui saluran udara (Over Head
Line) dan saluran kabel bawah tanah (Underground
Transmission). Akan tetapi transmisi dan distribusi saluran
udara menjadi sangat sulit untuk dilaksanakan khususnya
pada daerah yang jumlah penduduknya banyak seperti di
kota-kota, dengan alas an beresiko tinggi dan mengurangi
keindahan lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut maka
digunakan kabel transmisi yang di pasang di bawah
permukaan tanah yang disebut kabel kabel bawah tanah
(Underground Cable).
2.1.1
Parameter
Kabel Bawah
Tanah
2.1.1.1
Kapasitansi
24
Suatu kabel yang mempunyai konduktor dengan jari-jari r dan selubung isolasi dengan
jari-jari R, seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
Jika konduktor kabel di atas memiliki muatan sebesar Q coulomb/ meter, maka harga kerapatan
fluks listrik (D) pada suatu permukaan sebesar:
= ø = Q (2.1)Fluks (coulomb)
Luas Permukaan (M²)
D =
A A
maka kerapatan fluks listrik pada jarak x meter dari pusat kabel:
(2.2)D =
Q
2π. X
Coulomb/ m²
2.1.1.1
Kapasitansi
25
Hubungan antara kerapatan fluks dengan intensitas medan listrik adalah:
(2.3)D = ε E
(2.4)maka : E = Q
2πε X
Beda potensial antara konduktor dengan selubung isolasi menjadi:
(2.5)V = dx
=
= ln (2.6)Volt
Jadi Kapasitansi kabel per satuan panjang :
2πε
Ln ( R/r )
(2.7)C = Q
V
= Farad/ M
Jika permitivitas relatif εr = 36π x 109 ε maka:
εr (2.8)C =
Farad/ m9
18 x 10 ln (R/r)
0,024 εr
Log10 (R/r)
(2.9)= Mikro-Farad/ KM
2.1.1.2
Tahanan
Isolasi
26
Tahanan isolasi pada daerah dx yang berjarak x meter dari pusat lingkaran kabel adalah:
dR' = ρ dx
2π x
(2.10)
Ohm
dimana ρ adalah resistivitas dari bahan isolasi dalam ohm-meter.
Tahanan isolasi per meter satuan panjang kabel adalah :
ρ
2 π = OhmR' =
= ρ
2 π
(2.11)ln R
r
= 0,367 ρ log10 (2.12)-9
X 10
R
r
Mega.Ohm/ Km
2.1.1.3
Stress Listrik
27
Persamaan ( 2.4 ) menunjukkan besarnya intensitas medan listrik atau Stress listrik pada
jarak x meter dari pusat kabel. Dari persamaan ( 2.6 ) didapatkan harga :
(2.13)Q =
2 π ε V
Ln ( R/ r )
Sehingga persamaan ( 2.4 ) menjadi :
(2.14)E =
V
x Ln ( R/ r )
Volt/ meter
Harga maksimum dari Stress listrik tergantung dari permukaan konduktor, pada x = r
memisalkan permukaan konduktor adalah sebuah permukaan yang bundar dan licin maka :
dan
(2.15)E max =
V
r Ln ( R/ r )
Volt/ meter
Harga minimumnya tergantung permukaan dalam dari selubung isolasi dimana x = R maka:
(2.16)E min = V
R Ln ( R/ r )
Volt/ meter
Sehingga perbandingan antara Emax dan Emin menjadi :
(2.17)
E max = R
E min r
2.1.2
Konstruksi
Kabel Kabel
bawah tanah
dan Fungsi
Bagiannya
28
Pada umumnya konstruksi kabel tanah yang digunakan untuk distribusi tenaga
listrik tegangan rendah dan tegangan menengah, dibagi menjadi dua bagian yaitu
bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian utama, terdiri dari penghantar, isolasi,
tabir dan selubung seperti yang terlihat pada gambar 2.2 berikut.
Penghantar
Isolasi
Tabir
Selubung
Gambar 2.2
Bagian Utama Kabel BawahTanah
Bagian pelengkap, terdiri dari bantalan, perisai, bahan pngisi, sarung kabel dan
lapisan penahan kebocoran air. Bagian pelengkap ini berguna untuk memperbaiki
sifat-sifat kabel tanah sebagai tenaga listrik.
2.1.2.1
Penghantar
29
Penghantar merupakan bagian utama dari kabel, yang berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik. Penghantar yang digunakan biasanya dipilih berdasarkan
sifat materialnya, diantaranya mempunyai daya hantar listrik (konduktivitas) yang
tinggi dan tahanan jenis (resistivitas) yang rendah. Besarnya tahanan jenis suatu
penghantar dapat ditentukan dengan rumus:
R = ρ L
A
(2.18)
Dimana : A = luas penampang penghantar ( m²)
L = panjang pengantar ( m )
R = tahanan penghantar ( Ω )
ρ = tahanan jenis penghantar ( Ω – m )
Sedangkan besarnya konduktivitas
penghantar :
σ =
1
ρ
(2.19)
σ = konduktivitas penghantar ( Ω – m ) -1
2.1.2.1
Penghantar
30
Dari tabel di atas, diketahui bahwa logam/ material yang merupakan pengantar listrik
yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde 10 7 ( Ω-m ) -1 dan resistivitas
dengan orde 10 -8 ( Ω- m). Selain dilihat dari konduktivitas dan resistivitasnya, suatu
penghantar yang baik juga ditentukan dari unsur-unsur pemadu, ketidakmurnian dan
ketidaksempurnaan dalam Kristal logam, yang banyak berperan dalam proses
pembuatan pengahantar itu sendiri.
2.1.2.2
Isolasi
31
Isolasi merupakan bagian utama kabel yang berfungsi mencegah terjadinya
hubung singkat pada kabel. Salah satu gangguan pada penyaluran tenaga listrik
dengan menggunakan kabel tanah adalah terjadinya kerusakan pada lapisan isolasi.
Bahan isolasi disesuaikan dengan kemampuan kabel, sehingga dalam instalasi
suatu kabel, harus disesuaikan penggunaannya. Secara umum isolasi harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Ketahanan dielektrik yang tinggi.
2. Tahanan jenis yang tinggi.
3. Dapat bekerja pada temperature rendah atau tinggi.
4. Tidak menghisap air/ uap air
5. Mudah dibengkok-bengkokkan ( fleksibel ).
6. Tidak mudah terbakar.
7. Sanggup menahan tegangan impuls listrik yang tinggi.
Suatu hal yang tidak mungkin, dalam suatu jenis isolasi memiliki semua sifat-sifat
diatas, sehingga diperlukan pemilihan jenis isolasi yang sesuai dengan maksud dan
tujuan kabel yang akan dipakai. Dewasa ini untuk kabel tegangan rendah dan
tegangan menengah, jenis isolasi yang dipakai :
a. Kertas yang diimpregnasi
b. Termoplastik ( misalnya PE, PVC )
c. Elastomer ( misalnya XLPE )
2.1.2.2
Isolasi
32
Untuk kabel tegangan menengah, penggunaan XLPE sebagai bahan isolasi cukup
pesat. Akan tetapi isolasi XLPE memiliki kelemahan, yaitu masalah “water treeing” yang
terjadi apabila XLPE yang dalam bertegangan terkena air. Keadaan seperti ini
menyebabkan umur XLPE bertambah pendek. Dengan adanya teknologi baru
mengenai lapisan penahan kebocoran terhadap air yang dipasang di atas dan di bawah
pita tembaga, agar isolasi terhindar dari water treeing, sehingga umur XLPE diharapkan
lebih panjang.
2.1.2.2 Tabir
33
Tabir merupakan bagian utama kabel yang berfungsi untuk meratakan distribusi
tegangan. Dalam perkembangan konstruksi kabel, tabir ( screen ) dibagi menjadi 2
macam berdasarkan jenis bahannya, yaitu :
a. Tabir ( screen ) semi konduktif.
b. Tabir ( screen ) konduktif
2.1.2.2.1
Tabir Semi
Konduktif
34
Tabir semi konduktif adalah lapisan yang melengkapi setiap inti kabel untuk kabel
yang bertegangan kerja tinggi. Tabir ini dibuat dari bahan semi penghantar yang
diekstrusi. Tabir ini juga digunakan untuk meniadakan adanya kantong udara antara
isolasi dan penghantar, agar tidak terjadi Stress listrik yang berlebihan pada kantong
udara tersebut. Lapisan tabir ini selain dipasang antara lapisan pita tembaga dan
isolasi, juga dipasang di antara isolasi dan penghantar.
Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan pita tembaga ialah :
1. Menghilangkan kantong udara pada permukaan isolasi dan metal pelindung
elektris ( lapisan pita tembaga ).
2. Membuat medan listrik radial pada isolasi.
Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan penghantar ialah :
1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang seragam sehingga tidak terjadi
penumpukan tegangan pada celah-celah elemen penghantar ( kantong udara )
dengan isolasi.
2. Mencegah terjadinya korona discharge antara penghantar dan isolasi ( celah-
celah elemen penghantar ).
2.1.2.2.2
Tabir
Konduktif
35
Tabir konduktif adalah lapisan netral di luar isolasi untuk kabel tegangan menengah
dan kabel tegangan tinggi, dan lapisan ini dihubungkan dengan ground. Lapisan tabir
ini dipasang diantara lapisan tabir semi konduktif dan perisai ( armor ). Apabila kabel
tidak dilengkapi dengan perisai ( armor ), maka lapisan ini dipasang di antara lapisan
tabir semi konduktif dan selubung ( sheath ). Tabir ini dibuat dari bahan penghantar
konduktif seperti tembaga, aluminium, dan timah hitam. Biasanya bahan-bahan ini
diberikan dalam bentuk yang berbedabeda, antara lain :
a. Pita yang ditempatkan berputar sepanjang kabel dengan satu lapis maupun
berlapis-lapis.
b. Pita yang ditempatkan memanjang dan ditutup dengan cara mekanis.
c. Pembalut yang diextruder, ditekan atau tarik ayunan.
Fungsi dari tabir konduktif adalah :
1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang radial.
2. Menjamin pentanahan sepanjang rangkaian bagian luar kabel untuk mengamankan
sentuhan manusia terhadap bahaya listrik.
3. Mengalirkan arus-arus kapasitif yang timbul dalam isolasi karena adanya tegangan
fasa ke tanah.
4. Mengalirkan arus hubung singkat dalam gangguan fasa tanah, sampai tempat
pentanahan yang paling dekat.
2.1.2.3
Selubung
36
Selubung merupakan bagian utama kabel yang paling luar. Berdasarkan jenis
bahannya, selubung dibagi menjadi tiga golongan :
a. Selubung logam ( misalnnya timbel, aluminium )
b. Selubung karet ( misalnya karet silicon )
c. Selubung plastic ( misalnya PVC )
Fungsi selubung :
1. Melindungi inti kabel dari pengaruh luar.
2. Mencegah terjadinya korosi.
3. Menahan gaya mekanis.
4. Melindungi/ mencegah gaya listrik drai luar.
5. Mencegah masuknya uap air/ cairan ke dalam kabel secara vertikal.
6. Pada kabel kertas yang diresapi minyak ( impregnated paper ), selubung dapat
mencegah keluarnya minyak.
2.1.2.4
Bantalan
37
Bantalan pada kabel berfungsi sebagai kedudukan perisai dan untuk mencegah
terjadinya proses elektrolisa, sehingga tidak merusak bagian dalamnya. Bantalan
diletakkan di bawah perisai. Pada kabel berisolasi kertas, bantalan dilengkapi dengan
kompon kedap air. Karena kompon kedap air tersebut, menyebabkan bantalan
mempunyai sifat :
1. Tidak bereaksi dengan selubung dan perisai, namun tetap melekat dengan
sempurna pada selubung dan perisai.
2. Tidak mudah berubah dengan adanya perubahan temperature.
3. Tidak mudah robek jika terkena getaran.
2.1.2.5
Perisai
( Armor )
2.1.2.6
Bahan
Pengisi
38
Perisai pada kabel berfungsi untuk melindungi bahan isolasi dari kerusakan mekanis.
Hal ini disebabkan karena sifat mekanis bahan isolasi pada kabel kurang sempurna.
Pada umumnya perisai digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Perisai pita baja
b. Perisai kawat baja pipih/bulat yang digalvanis
c. Perisai alumunium
Bahan pengisi berfungsi untuk mengisi celah yang kosong pada saat pemasangan
inti kabel, khususnya untuk kabel berinti tiga. Pada kabel yang mempunyai tabir
terbuat dari logam, bahan pengisi juga berfungsi untuk melindungi isolasi dari luka
yang disebabkan oleh tabir logam tersebut. Bahan pengisi yang banyak digunakan
pada kabel isolasi kertas ialah jute, sedangkan untuk kabel isolasi XLPE
menggunakan PVC.
2.1.2.7
Sarung
Kabel
2.1.2.8
Lapisan
Penahan
Kebocoran
Air
39
Seain sebagai bantalan perisai, sarung kabel juga berfungsi sebagai komponen yang
berhubungan / terkena pengaruh-pengaruh luar. Sarung kabel biasanya dipasang di
atas perisai. Bahan sarung kabel yang banyak digunakan yaitu sarung goni. Pada
kabel isolasi XLPE, sarung kabel yang digunakan terbuat dari PVC.
Untuk menghindari kebocoran air secara longitudinal maupun radial, maka perlu
adanya lapisan penahan penetrasi air yang bersifat membengkak bila terkena air,
sehingga penetrasi air dapat tertahan.
Lapisan penahan kebocoran air ini, terdapat pada empat bagian kabel yaitu :
1. Di bawah dan di atas lapisan pelindung listrik.
2. Pengisi di antara inti sepanjang kabel, untuk kabel berinti tiga.
3. Di bawah selubung dan di bawah pelindung mekanis.
4. Di sela-sela antar kawat pada saat proses pemilinan.
2.1.3 Kode
Pengenal
untuk Kabel
Tanah
40
Oleh karena kabel tanah terdiri dari beberapa macam jenis menurut kulit pelindungnya
( armor ), konstruksi maupun pemasangnnya, maka dibuat suatu pengkodean kabel
dengan tujuan untuk mempermudah pengenalan jenis kabel. Pengkodan kabel ini
dibuat sesuai dengan standart SPLN yang telah dibakukan, sebagai berikut :
Misal :
Kabel NA2XS2Y 1x240 cm/25 12/20 (24) Kv : Menyatakan suatu kabel berinti tungal
berisolasi XLPE dan berselubung PE bertegangan pengenal 12/20 (24) kV,
berpenghantar aluminium dengan penampang nominal 240 mm², berlapis pita
tembaga dengan luas penampang nominal geometris 25 mm².
2.1.3.1
Kabel
Bawah
Tanah
Isolasi
41
Seperti yang telah dijelaskan drialam dari hal tersebut bahan-bahan isolasi, bahwa
penggunaan kabel berisolasi XLPE cukup pesat penggunaannya. Akan tetapi kabel
berisolasi XLPE ini mempunyai kelemahan, seperti terjadinya “water treeing” pada
lapisan isolasinya. Oleh karena itu dibuat konstruksi agar kabel berisolasi XLPE ini
terhindar dari hal tersebut. Untuk lebih jelas lagi mengenai konstruksi dan penggunaan
kabel tanah berisolasi XLPE dapat dilihat dalam tabel berikut :
1 Kabel
tanah
berisolasi
termoplasti
k dengan
lapisan
pelindung
elektris
N2XSY 3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30
1 &3 10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000
Berpelindun
g
elektris pita
kawat
tembaga
Di dalam
ruang, di
dalam
saluran,
untuk trafo
distribusi
pada
system
dengan
netral
dibumikan
Di dalam
tanah bila
terdapat
cukup
perlindunga
n mekanis
NA2XSY 1 &3 10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000
3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30
2.1.3.1 Kabel
Bawah Tanah
Isolasi
42
2 Kabel
tanah
XLPE
berselubun
g
termoplasti
k dengan
perisai pita
baja dan
lapisan
pelindung
elektris
pada tian
inti
Kabel
tanah
berisolasi
XLPE dan
berselubun
g
termoplasti
k dengan
pelindung
elektris
pada tiap
inti
N2XSEBY 3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30
3 10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000
Perisai pita
baja dan
lapisan
pelindung
pita/ kawat
tembaga
pada tiap inti
Di dalam
ruang, di
dalam
saluran, di
alam
terbuka
Di dalam
tanah
dengan
perlindunga
n bila
gangguan
mekanis
sering terjadi
NA2XSEBY 3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30
3 10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000
3 N2XSEY 3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30
1 & 3 10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000
Pelindung
elektris pita/
kawat
tembaga tiap
inti
Di dalam
ruang, di
dalam
saluran, di
alam
terbuka
Di dalam
tanah
dengan
perindungan
bilaganggua
n mekanis
sering terjadiNA2XSEY 3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30
1 & 3 10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000
Catatan :
1. Untuk menahan kebocoran terhaap air secara radial maupun longitudinal, kabel jenis ini dapat diberi
lapisan khusus, yang tidak mengandung bahan selulosa.
2. Untuk keperluan khusus, misalnya menyebrangi sungai, kabel jenis ini dapat diberi perisai aluminium
yang berombakombak dan stainless steel yang berombak-ombak ( corrugated ).
2.1.3.1 Kabel
Bawah Tanah
Isolasi
43
Untuk melihat lebih jelas lagi, mengenai konstruksi kabel tanah berisolasi XLPE,
khususnya untuk tegangan menengah yang ada di Indonesia, dapat dilihat pada
gambar berikut:
Kawat Penghantar
Isolasi XLPE
Lapisan Pita Tembaga
Lapisan Pita Plastik
Lapisan Semikonduktif Luar
Lapisan Semikonduktif Dalam
Gambar 2.2
Kabel Tanah Tegangan Menengah
2.1.3.2
Kabel
Bawah
Tanah
Isolasi
Kertas
44
Pada kabel kertas, untuk memperbaiki sifat-sifat isolasi kertas maka harus diresapi
dengan minyak isolasi guna menvegah penghisapan air. Walaupun tidak dikembangkan
lagi, sampai sekarang isolasi kertas masih banyak dipergunakan pada kabel tegangan
menengah.
Gambar 2.3
Kabel Tegangan Menengah Isolasi Kertas Berinti Tiga
Kabel SL ( Gambar 2.7.b ), secara teknis adalah konstruksi yang sangat aman karena
ketiga inti kabel, masing-masing diselimuti oleh selubung timah tersendiri. Akan tetapi
kabel jenis ini relatif mahal karena banyak memerlukan bahan selubung timah.
2.2
Sambungan
Kabel
45
Yang dimaksud dengan sambungan kabel adalah penyambungan antara dua buah
penghantar kabel yang terpisah dengan tujuan agar kedua penghantar tersebut bersatu
sehingga kabel dapat bekerja seperti sebelum dilakukan sambungan. Sambungan
kabel ini dibutuhkan karena :
a. Panjang kabel yang terbatas
b. Pencabangan untuk konsumen baru
c. Perbaikan di tempat yang rusak, misalnya akibat galian dan kegagalan isolasi
Di lapangan, oleh karena instalasi menggunakan beberapa macam jenis kabel maka
terpaksa terjadi penyambungan antara dua jenis kabel yang mempunyai ukuran
penampang dan jenis isolasi yang berbeda.
Penerapan sambungan dalam suatu jaringan listrik merupakan hal yang tida dapat
dihindari. Akan tetapi penerapan sambungan kabel ini ditekan sedikit mungkin, karena
pada umumnya pada titik sambungan inilah sering terjadi gangguan, sehingga terjadi
kerugian daya, karena pada saat pemasangan sambungan tidak dilakukan
sebagaimana mestinya.
2.2
Sambungan
Kabel
46
Suatu sambungan harus dapat berfungsi dengan baik tetapi tidak harus mempunyai
sifatsifat yang persis sama dengan kabel yang akan disambungkan. Secara umum
suatu sambungan haruslah bersifat :
a. Menghindarkan efek kerusakan pada struktur material kabel.
b. Tahanan terhadap tekanan/ gaya dari luar atau getaran yang timbul selama operasi.
c. Tahan lama beroperasi di bawah kondisi temperature maksimum yang diizinkan.
d. Dapat melewatkan arus hubung singkat yang diizinkan.
e. Dapat menghentikan aliran isolasi minyak dan gas dalam sambungan transisi
f. Sesuai dengan peralatan listrik yang mungkin dapat disambungkan langsung.
Sambungan antara dua konduktor ( konektor ) pada sambungan kabel yang baik,
haruslah bersifat :
a. Tidak menghasilkan titik tempat yang lebih panas dari pada kabel di sekitarnya
b. Mempunyai ketahanan yang sama terhadap tegangan tarik yang diizinkan pada
konduktor kabel.
2.2.1 Jenis-
Jenis
Sambungan
Kabel
47
Teknologi sambungan dari waktu ke waktu berkembang, seiring dengan kemajuan
teknologi, baik dalam system penyambungan maupun bahannya. Berbagai macam
ukuran sambungan telah dan akan terus dibuat untuk mendapatkan integritas teknik dan
kelayakan ekonomi. Hal tersebut meliputi penyederhanaan, pengurangan ukuran,
peningkatan keandalan dan penurunan harga.
Oleh karena itu diperkenalkan berbagai macam jenis sambungan yang berbeda-beda,
baik jenis dan penerapan teknologi isolasinya, antara lain :
a. Pita dengan injeksi resin.
b. Ciut Panas/ Heat-Shrink.
c. Ciut Dingin/ Cold-Shrink.
Jenis di atas masih dapat dibagi-bagi, menjadi dua bagian :
a. Sambungan untuk dua kabel yang sama ( XLPE-XLPE ).
b. Sambungan transisi ( hetero joint ) untuk dua kabel yang berlainan ( XLPEPILC ).
Berdasarkan inti kabel yang akan disambung, sambungan dibagi menjadi :
a. Sambungan untuk kabel berinti satu
b. Sambungan untuk kabel berinti tiga
Berdasarkan analisa di lapangan, jenis sambungan yang banyak dipakai adalah
sambungan untuk kabel berinti tiga. Oleh karena itu, pembahasan sambungan di bawah
ini adalah untuk sambungan kabl berinti 3.
2.2.2
Konstruksi
Umum
Sambungan
Kabel
48
Pada umumnya semua jenis sambungan kabel mempunyai konstruksi yang sama.
Yang membedakannya adalah jenis/ penerapan teknologi isolasi yang dipakai dan jenis
kabel yang akan disambungkannya. Di bawah ini diperlihatkan konstruksi umum
sambungan kabel berinti tiga:
Gambar 2.4
Konstruksi Umum Sambungan Berinti Tiga
BAB 3
SAMBUNGAN
KABEL TIPE
CIUT PANAS
BAB 3
SAMBUNGA
N KABEL
TIPE CIUT
PANAS
50
3.1.1
Materi ciut
panas
51
▪ Terbuat dari bahan polimer termoplastik yang diikat silang
menggunakan energi radiai yang tinggi.
▪ Materi yang digunakan untuk pembuatan materi iut panas
adalah polymer polyethylene (PE)
Bentuk dari polymer polyethylene (PE)
3.1.2
Penerapan
materi ciut
panas
pada
Aplikasi
praktis
52
Penerapan mater ciut panas sebagai bahas isolasi
pada peralatan listrik baru dapatdapat dilaksanakan setelah
materi ciut panas tersebut dibentuk sesuai dengan peralatan
listrik yang dipasangkan.
Hal ini karena pealatan listrik memiliki memiliki
fungsi dan ukuran yang berbeda.
Contoh proses pembuatan selongsong ciut panas
3.1.3
Langkah-
langkah
Pemasang
an
Sambunga
n Kabel
Tipe Ciut
Panas
53
3.1.4
Sambunga
n Transisi
( Hetero
Joint)
54
Sebelum pemasangan
sebaiknya dilakukan
pemeriksaan visual
terhadap komponen
3.1.5
Persiapan
Kabel
untuk
Sambunga
n Tipe
IJKA
150/240 –
SOD
55
3.1.6
Menghitun
g Luas
Konektor
56
3.1.7
Instruksi
Umum
Penyambu
ngan
57
1. Gunakan gas LPG, propane atau butane sebagai bahan bakar,
jangan menggunakan minyak tanah.
2. Atur alat pembakar (brander) untuk mendapatkan api yang
berwarna biru dengan ujung api yang berwarna kuning,
hindarkan penggunaan api biru yang runcing pada brander
3. Brander diarahkan menuju arah penciutan
4. Api harus disapukan secara merata untuk menghindari
pemusatan panas
5. Bersihkan minyak yang mungkin menempel pada permukaan
yang akan tertutup perekat.
6. Selongsong-selongsong yang disuplai tidak boleh dipotong
7. Penciutan selongsong dimulai dari bagian tengah selanjutnya
menuju tepi-tepi selongsong. Hal ini dilakukan guna mencegah
terperangkapnya udara didalam selongsong
8. Penciutan selongsong harus merata disekleliling tempat
penciutan dimulai, kemudian barulah penciutan diteruskan
melaju ke tempat berikutnya.
9. Selongsong yang dciutkan harus rata tidak boleh berkerut
3.1.8
Sambunga
n Sejenis
(Straight
Joint)
58
Sebelum melakukan
pemasangan jointer
sebaiknya melakukan
pemeriksaan visual
terhadap komponen
yang diperlukan untuk
penyambungan 2 kabel
BAB 4
TERMINASI
SLIP
ON
BAB 4
Terminasi
Slip On
60
4.1 Pengantar
4.1.1 Definisi dan Tujuan Terminasi
4.1.2 Jenis-jenis Terminasi
4.2 Terminasi Slip On
4.2.1 Umum
4.2.2 Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM)
4.2.2.1 Faktor Penentu Kinerja Karet EPDM sebagai Isolator untuk Terminasi
Slip On
4.2.3 Persyaratan Terminasi Slip On
4.2.4 Sifat-Sifat Terminasi Slip On
4.3 Konstruksi dan Pemasangan Terminasi Pasangan Luar dan Dalam Tipe Slip On
4.3.1 Umum
4.3.2 Instruksi Umum Pemasangan Terminasi
4.3.3 Pemasangan Luar (Outdoor) Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 Inti
4.3.3.1 Persiapan Kabel
4.3.4 Pemasangan Dalam (Indoor) Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 Inti
4.3.4.1 Pemasangan Terminasi Pasangan Dalam
4.4 Jarak Antar Phasa
4.4.1 Jarak Minimum Belokan
4.4.2 Jarak Minimum Antara Sirip-sirip
4.4.3 Panjang Jarak Rambat (Creepage Length)
4.5 Keuntungan Pemakaian Terminasi Slip On
“
Pada sistem pentanahan, pelindung (shielding) membantu guna
menjaga tingkat stessdan distribusi medan listrik di dalam isolasi kabel.
Saat kabel di hubungkan ke konduktor tanpa busbar , maka kabel harus
dilindungi dengan mengupas atau memotong shielding kabel pada jarak
tertentu, sehingga tidak terjadi lompatan api ( flashover ), dan aman
selama tegangan dioperasikan. Tanpa suatu terminasi, stress listrik
yang tinggi akanterjadi pada ujung potongan shielding kabel, kemudian
akan menembus ketahanan udara sekitar. Hal ini akan menimbulkan
korona yang selanjutnya akan mengikis isolasi kabel ketitik kritis
kegagalan kabel.
61
PENGANTAR
Definisi
dan Tujuan
Terminasi
62
Definisi terminasi adalah suatu alat yang dibutuhkan pada
ujung kabel teganganmenengah dan tinggi, dimana alat
tersebut akan dihubungkan dengan peralatan listrik lainnya
seperti switch gear (alat penyambung daya) atau disambugkan
ke saluran udara.
Adapun maksud terminasi adalah untuk :
1. Memecah stress yang bertumpuk pada satu titik di ujung
konduktor kabel.
2. Melindungi ujung kabel terhadap masuknya air dan
pengaruh luar lainnya.
3. Menghindari terhadap lapisan yang berjejak pada lapisan
yang berjejak pada lapisan luar ujung kabel sehingga
walaupun terjadi tegangan tembus tetapi tidak akan
terulang pada bagian yang sama.
Definisi
dan Tujuan
Terminasi
63
Tujuan untuk memecahkan stress yang bertumpuk pada ujung
konduktor kabel, dapat dilakukan dengan :
1. Menggunakan stress cone ( berbentuk kerucut ).
2. Bahan yang memiliki kemampuan memecahkan stress
(stress receiving material ). Bahan tersebut berbentuk pita,
selongsong slip on, mastic dan gemuk.
Beberapa tipe terminasi yaitu :
1. Slip-on (Heat Shrink)
2. Ciut Dingin (Cold Shrink)
3. Konus Pemecah Stress (stress cone)
4. Slip On
Definisi
dan Tujuan
Terminasi
64
Terminasi dibagi beberapa jenis yaitu :
1. Terminasi indoor (terminasi pasangan dalam)
a) Terminasi Indoor inti tunggal
b) Terminasi Indoor tiga inti
2. Terminasi outdoor (terminasi pasangan luar)
a) Terminasi Outdoor inti tunggal
b) Terminasi Outdoor tiga inti
“
Umum
Karet sintetis (synthetic rubber) merupakan bahan yang banyak
dipergunakan sebagai isolator untuk pasangan luar dan dalam, antara lain
dipergunakan pada isolator saluran,surge arrester,terminasi kabel (cable
termination) dan terminasi kabel (jointing). Pada umumnya isolator
tegangan tinggi merupakan campuran dari karet (rubber), material pengisi
(filler) dan material tambahan (additives). Pada saat ini karet silicon (silicone
rubber, SR) dan karet ethylene propylene diene monomer (EPDM) banyak
digunakan pada terminasi kabel (cable termination). Pada terminasi slip on,
bahan polimer yang dipergunakanadalah EPDM.
65
TERMINASI SLIP ON
“
Kopolimerisasi dari propylene dengan ethylene menghasilkan
produk non kristalin yang mempunyai sifat seperti karet dan
sifat kimianya lembam. Kopolimerisasi ini diikat silang dengan
memakai peroksida atau radiasi, sehingga dengan
penambahan ikat silang dengan diene monomer menghasilkan
polomer yang dikenal sebagai karet ethylene propylene diene
monomer (EPDM). Komonomer dari EPDM adalah 1,4-
hexadiene, dicyclopentadiene, ethylene norbornene.
Didalam terminasi slip on, EPDM ini berwujud kerucut yang
berfungsi sebagai pemecah stress listrik, yang disisipkan ke
isolasi sehingga medan listrik yang dihasilkan mendekati
homogeny, dan terjadinya tembus (breakdown) dapat ditekan
seminimum mungkin.
66
ETHYLENE PROPYLENE DIENE MONOMER (EPDM)
“Karet EPDM (ethylenepropylene-diene monomer) sebagian material pengisinya (fillers)
berupa alumina-try-hydrate (ATH) dan silica. Tidak seperti isolatorkonvensional, isolator non
keramik (polimer) memperlihatkan perubahan setelah beberapa tahun dipergunakan terutama yang
dipasang pada tempat yang tak terlindungi atau isolator pasangan luar (outdoor). Penyebab
perubahan tersebut antara lain polusi (kontaminasi), temperatur udara yang berubah-ubah,
temperature kerja kabel, kelembaban udara,oksidasi,pengaruh jamur,pengaruh hujan dan radiasi
sinar ultraviolet. Akibat pengaruh tersebut, isolator akan mengalami penuaan yang akhirnya
mengakibatkan kinerja isolator akan terganggu bahkan menyebabkan gagalnya fungsi isolator
tersebut.
Perubahan yang dialami pada isolator polimer antara lain perubahan
kekerasan,kekasaran permukaan, hydrophobisita, dan kimiawi. Radiasi sinar ultraviolet yang tinggi
dan aktivitas busur api (flashover) mengakibatkan kekerasan pada permukaan isolasi.
Sedangkan perubahan kimiawi menyebabkan perubahan hydrophobisitas (kemampuan
menyerap air) sehingga isolator tersebut akan bersifatmenyerap air dan membuat permukaannya
bersifat konduktif. 67
FAKTOR PENENTU KINERJA KARET EPDM SEBAGAI
ISOLATOR UNTUK TERMINASI SLIP ON
“
Dari disamping terlihat perubahan
hydrophobisitas dimana karet EPDM setelah
2000 jam operasi, menjadi bersifat hydrophilik
(kemampuan menyerap air secara berlebih),
sehingga memungkinkan terbentuknya bagian
yang bersifat menghantar arus pada terminasi
kabel. Selain itu ternyata tingkat konsentrasi
material pengisi (fillers) dapat mempengaruhi
perubahan kekasaran permukaan isolasi
sehingga kualitas isolasi mengalami penurunan.
68
FAKTOR PENENTU KINERJA KARET EPDM SEBAGAI
ISOLATOR UNTUK TERMINASI SLIP ON
Persyaratan
Terminasi
Slip On
69
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu
terminasi listrik yaitu :
1. Mencegah terjadinya konsentrasi area pada ujung screen
kabel.
2. Mencegah terjadinya jejak konduktif (track) pada bahan
isolasi terminal, walaupun dalam keadaan lingkungan yang
tercemar.Melindungi ujung kabel terhadap masuknya air
dan pengaruh luar lainnya.
3. Penyekatan (sealing) yang mempunyai keandalan terhadap
air, kelembaban dan keadaan lingkungan sekitar.
Persyaratan
Terminasi
Slip On
70
Syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi oleh terminasi slip on , dengan
adanya :
1. Stress Control Cone (SCS)
Berwujud kerucut akan mengendalikan tingkat stress di ujung
kabel karena mempunyai sifat kapasitif terintegrasi, sehingga stress akan
turun secara berharap sepanjang SCC sehingga sampai ke nilai yang tidak
kritis terhadap isolasi.
2. High Voltage Tubing (HTVM)
HTVM memiliki sifat non tracking, yaitu mencegah timbulnya
cuaca, tahan terhadap erosi, dan pengaruh lingkungan yang buruk,
misalnya: kadar polusi udara yang tinggi dan radiasi ultra violet. Jika
tracking dibiarkan berlarut, isolasi kabel akan rusak terbakar sehingga
kabel tidak berfungsi lagi.
3. Daya tahan yang baik terhadap lingkungan sekitarnya seperti :
Kelembapan (embun, hujan); Sinar ultraviolet; Zat oksigen dan ozon; Gas
So2 dan No2
4. Skirts (sirip)
Skirts merupakan bagian dari terminal yang berfungsi
mencegah loncatan bunga api (flashover) pada kondisi basah/lembab.
Skirts ini dibutuhkan hanya pada terminal pasangan luar.
Sifat-sifat
Terminasi
Slip On
Sifat Umum, yaitu :
 Pemakaian outdoor atau indoor
 Jenis Kabel berisolasi kertas, XLPE,
plastik
 Konduktor berupa alumunium atau
tembaga, ukuran 10-630 mm2
71
Sifat Khusus, yaitu :
 Kemampuan elektrik yang tinggi
 Proteksi terhadap segala lingkungan
kerja
 Mengatasi masalah stress pada kabel
tegangan menengah
 Cepat dalam pemasangan dan dapat
langsung dibebani tegangan
 Fleksibel dan tanpa batas umur
penyimpanan di gudang
“
Umum
Jika penghantar (konduktor) kabel dalam keadaan tanpa isolasi
dihubungkan dengan hantaran udara maupun peralatan listrik misalnya
transformator, maka kemungkinan terjadinya tegangan tembus cukup besar.
Hal ini disebabkan oleh arah medan listrik pada penghantar itu tidak
homogen atau uniform dalam arah radial saja, tetapi juga mempunyai arah
longitudinal. Hal ini membuat masalah isolasi menjadi rumit sehingga
diperlukan pemasangan terminasi secara tepat untuk mengurangi tekanan
medan listrik pada ujung penghantar tersebut.
72
KONSTRUKSI DAN PEMASANGAN TERMINASI
PASANGAN LUAR DAN DALAM TIPE SLIP ON
Konstruksi
Terminasi
Keterangan Gambar :
1. Sepatu Kabel (Cable Lug)
2. Sirip (Skirt)
3. Kerucut pengendali stress listrik
(Stress control cone)
4. Selongsong isolasi luar (wheather
resistant tubing)
5. Celana kabel (Cable breakout)
6. Anyaman tembaga (Cooper braid) 73
Keterangan Gambar :
1. Sepatu Kabel (Cable Lug)
2. Kerucut pengendali stress listrik
(Stress control cone)
3. Selongsong isolasi luar (wheather
resistant tubing)
4. Celana kabel (Cable breakout)
5. Anyaman tembaga (Cooper braid)
Instruksi
Umum
Pemasangan
Terminasi
74
Untuk mendapatkan hasil pemasangan yang baik maka pemasang
harus memperhatikan instruksi-instruksi sebagai berikut :
1. Sepatu kabel ang akan digunakan harus kedap air dan harus sejenis
dengan bahan konduktor.
2. Gunakan gas LPG, Propane atau Butane, jangan minak tanah.
3. Atur brander untuk mendapatkan api berwarna biru dengan lidah
api bewarna kuning. Hindarkan penggunaan lidah api biru.
4. Api harus digerakkan merata untuk menghindari pemutusan panas.
5. Bersihkan minak kabel (jika ada) dari bagian yang akan dipasang
perekat.
6. Pada pemasangan terminasi tangan harus bersih, dan tidak boleh
merokok.
“
Adapun tahap-tahap persiapannya sebagai berikut :
1. Bersihkan jaket kabel dari kotoran yang menempel
2. Kupas jaket luar sepanjang minimum 800 mm
3. Ikat armouring 25 mm dari ujung potongan jaket kabel luar dengan kawat seng.
Kupas armouring, sisakan 25 mm
4. Kupas jaket kabel dalam, sisakan 10 mm
5. Bersihkan semua material pengisi
6. Siapkan cooper braid pendek dan panjang (ground)
7. Pasangkan ketiga cooper braid flat (ground) pada tiap inti, ikat tiap-tiap
ujungnya dengan +/- 10 ikatan kawat tembaga lapis tanah, kemudian tutup
dengan pita PVC 3 lapis
8. Lakukan pemasangan awal pada jaket kabel luar dengan api yang tidak terlalu
besar.
75
Pemasangan Luar (Outdoor)
Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 initi
“Adapun tahap-tahap persiapannya sebagai berikut :
1. Bersihkan jaket kabel dari kotoran yang menempel
2. Kupas jaket luar sepanjang minimum 800 mm
3. Ikat armouring 25 mm dari ujung potongan jaket kabel
luar dengan kawat seng. Kupas armouring, sisakan 25 mm
4. Kupas jaket kabel dalam, sisakan 10 mm
5. Bersihkan semua material pengisi
6. Siapkan cooper braid pendek dan panjang (ground)
7. Pasangkan ketiga cooper braid flat (ground) pada tiap
inti, ikat tiap-tiap ujungnya dengan ikatan kawat tembaga
lapis timah, kemudian tutup dengan pita PVC 3 lapis
8. Lakukan pemasangan awal pada jaket kabel luar dengan
api yang tidak terlalu besar.
76
Pemasangan Dalam (Indoor)
Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 initi
Pemasangan
Terminasi
Pasangan
Dalam
1. Tentukan posisi terminal, kupas
kabel isolasi dan pasangan peci
pembentang Slip On
77
2. Lindungi setiap inti kabel dengan
pita PVC dan pasangan penjepit
kabel tanah atau anyaman tembaga
3. Lepaskan pelindung pita
4. Lepaskan lapisan semi konduktif kuar
dari inti kabel. Lepasakan isolasi kabel
dan pasang kerucut-kerucut pereduksi
stress listrik
5. Pasang terminal-terminal
6. Kerutkan ujung-ujung
terminal dan pasang sepatu
kabel
“Merupakan jarak terdekat yang harus dicapai oleh dua buah
phasa yang terdekat, yaitu phasa yang dibelokkan dengan
phasa terdekat atau dengan grounding (pentanahan)
Secara sistematis dapat dirumuskan dengan
R = 10 x D
Dimana :
R = Jarak terdekat antara dua phasa terletak pada awal screen
(mm)
D = Diameter kabel (mm)
78
Jarak Minimum Belokan
“Merupakan jarak terkecil yang harus dicapai antara
dua buah sirip yang terdekat pada phasa yang
berlainan.
79
Jarak Minimum Antara sirip-sirip
Berikut hubungan antara tegangan dan jarak antar sirip
kV 7.2 12 17.5 24 36
D (mm) 10 10 15 20 24
“Sebagai bagian dari konstruksi terminasi, sirip merupakan bagian terpenting yang berguna sebagai
pelindung terhadap pengaruh luar (weather shield), seperti flashover, air hujan, kelembapan, dan juga
berguna untuk menambah panjang creepage lenght. creepage lenght adalah isolasi minimum yang
harus dicapai terminal.
80
Panjang Jarak Rambat
Tegangan
kV
Creepage Length Indoor
(mm)
Creepage Length
outdoor (mm)
7.2 250 450
12 300 650
17.5 350 650
24 450 800
36 600 800
Semakin besar tegangan kabel maka creepage length semakin panjang. Tetapi pemakaian di lapangan
sulit dilakukan. Maka untuk mengatasi hal tersebut digunakan sirip-sirip terminasi dimana salah satu
kegunaannya untuk memperpanjang creepage length.
Keuntungan
Pemakaian
Terminasi
Slip On
81
Mudah pemasangan
Berlaku untuk
segala macam kabel
tegangan menengah
Waktu pemasangan
relatif cepat
Lebih murah
daripada isolator
dan sistem porselin
Keuntungan
Terminasi
Slip On
Tidak memiliki batas
waktu dan suhu
apabila terminasi
belum terpakai dan
dapat disimpan di
gudang
Apabila selesai
dalam pemasangan,
terminasi dapat
langsung dibebani
sehingga dapat
langsung melayani
konsumen
BAB 5
GANGGUAN
PADA KABEL
BAWAH TANAH
BAB 5
Gangguan Pada
Kabel Bawah
Tanah
83
5.1 Jenis – Jenis Ganguan Pada Kabel Bawah Tanah
5.2 Penyebab Kerusakan Pada Kabel Bawah Tanah
5.3 Penyebab Kerusakan Kabel Bawah Tanah
5.3 Menentukan Perkiraan Lokasi Gangguan Kabel Bawah Tanah
5.3.1. Umum
5.3.2. Peralatan Yang Digunakan
5.3.3. Metode Dan Prinsip Kerja
5.4 Menentukan Jenis Gangguan
5.4.1. Mengukur Tanah Dan Isolasi Kabel
5.4.2. Pemeriksaan Kontinuitas
5.4.3. Pengujian Isolasi Kabel
5.5 Menentukan Prakiraan Lokasi Gangguan dengan Menggunakan Metode Pemantulan Pulsa
5.5.1. Prinsip Metode Pemantulan Pulsa
5.5.2. Bentuk Pulsa yang Digunakan
5.5.3. Pelaksanaan Pengukuran
PENDAHULUAN
84
JENIS GANGGUAN
PADA KABEL BAWAH
TANAH
PENYEBAB
KERUSAKAN KABEL
BAWAH TANAH
PENENTUAN LOKASI
GANGGUAN KABEL
BAWAH TANAH
MENENTUKAN JENIS
GANGGUAN
PENENTUAN LOKASI
GANGGUAN
DENGAN METODA
PEMANTULAN
PULSA
JENIS
GANGGUAN
KABEL
BAWAH
TANAH
85
Gangguan pada kabel bawah tanah dapat disebabkan oleh kerusakan pada
konduktor, bahan isolasi atau kadang – kadang terjadi dua-duanya.
Akibatnya terjadi kondisi sebagai berikut:
1. Gangguan konduktor putus (hubungan terbuka)
2. Gangguan seri, yaitu adanya tahanan gangguan yang terhubung seri
3. Gangguan antar fasa
4. Gangguan fasa ke tanah
PENYEBAB
KERUSAKAN
KABEL BAWAH
TANAH
86
Gangguan dapat terjadi karena kerusakan mekanis akibat pekerjaan-
pekerjaan (penggalian) di dekat lintasan kabel. Hal ini dapat
menimbulkan gangguan. Terjadi kelembaban di dalam kabel adalah
alasan utama gangguan kabel bawah tanah. Berikut beberapa contoh
gangguan pada kabel bawah tanah:
1. Korosi selubung kabel, hal ini juga menyebabkan terjadinya
kelembaban di dalam kabel.
2. Penggerakan tanah, menyebabkan putusnya kabel.
3. Kerusakan akibat getaran, hal ini dapat mematahkan mantel timah.
4. Penempatan tidak bail, seperti membelokan kabel yang terlalu tajam,
dan juga pengerjaan terminasi yang tidak sempurna.
PENENTUAN
LOKASI
GANGGUAN
KABEL
BAWAH
TANAH
87
LANGKAH KERJA
1. Mula-mula kita ganti resistor R2 dan R4 (gambar 4) dengan kabel tanah yang akan
kita cari jarak kesalahannya (gambar 5) dalam hal ini kabel line 1 sebagai pengganti
resistor R2 dan kabel line 2 sebagai pengganti R4.
2. Resistansi akan sama,karena resistansi sebanding dengan panjang kabel.
3. Hubungkan kawat yang bagus (line 1) dengan kawat yang mengalami kesalahan
(kawat line 2).
4. Setelah dihubungkan,akan terlihat bahwa R1 (gambar 4) digantikan oleh L+(L-X)
dan R4 ( gambar 4) digantikan oleh X
88
Tingkat akurasi lebih presisi jika pengujian ini kemudian di ulang pada ujung yang
satu lagi pada kabel tersebut dan kedudukan rata-rata X dapat diambil sebagai titik
dari kesalahan tersebut. Resistor variable R1 dan R2 biasanya disertakan dalam alat
jembatan tunggal dan resistansinya disetel untuk memperoleh pembacaan nol.
Dasar teori yang di guanaka untuk metoda pengujian ini adalah metoda jembatan
wheatstone, seperti pada gambar di bawah ini
“
Jenis gangguan pada kabel bawah tanah dapat ditentukan dengan pengukuran
dan pengujian sebagai berikut :
1. Mengukur tahanan isolasi kabel
dengan alat ukur tahanan isolasi megga ohm tester (megger) yang diukur adalah :
a. tahanan isolasi antara inti dengan inti.
b. tahanan isolasi antara inti dengan tanah atau mantel kabel.
2. Pemeriksaan kontinuitas
ketiga inti kabel pada salah satu ujung kabel dihubung singkat dan dihubungkan
dengan tanah, kemudian dari ujung kabel lainnya diukur tahanan konduktornya,
antara fasa dengan fasa, dengan memakai megger.
89
MENENTUKAN JENIS GANGGUAN
CONTOH
PENGETESAN
TAHANAN
ISOLASI
“
91
PENGUJIAN ISOLASI KABEL
Adanya gangguan shunt pada kabel tanah yang tahanan gangguannya sangat besar tidak
diketahui melalui pengukuran biasa (megger). Jadi kabel seakan-akan tidak mendapat
gangguan. Tetapi apabila kabel tersebut dibebani tegangan kerja peralatan proteksi akan
bekerja membuka pemutus beban (PMT), karena terjadi break-down di titik gangguan. Dengan
kata lain gangguan ini timbul bila kabel dialiri tegangan kerjanya. Jenis gangguan seperti ini
dikenal sebagai gangguan flashing.
“
92
PENENTUAN LOKASI GANGGUAN KABEL BAWAH TANAH
DENGAN METODE PEMANTULAN PULSA
Sebuah pulsa dikirim ke sebuah kabel, pulsa ini secara keseluruhan atau sebagian ditunjukan dengan adanya
impedansi (Z0) dan karena konstanta propagasi (Vp) yang konstan untuk sebuah kabel penerima. Waktu
yang dipakai oleh pulsa untuk kembali pada sumber adalah ukuran yang menunjukan jarak gangguan.
Kecepatan propagasi (V0) bergantung pada dielektrik kabel yang didefinisikan sebagai :
“
93
PENENTUAN LOKASI GANGGUAN KABEL BAWAH TANAH
DENGAN METODE PEMANTULAN PULSA
Pada waktu To bunyi pulsa dikirimkan, setelah selang waktu
T1 pulsa mencapai tempat terjadi gangguan akan dipantulkan
balik kearah sumber (terlihat pada gambar 3.2) dan T2 adalah
waktu oleh pulsa untuk kembali pada sumber pada fasa yang
tidak terganggu. Jarak yang benar pada gangguan dapat
dihitung dengan :
Untuk mencari T dilakukan dengan menggunakan
osciloskop yang mempunyai time base tertentu sehingga
pada layar tergambar bunyi pulsa yang dikirim dan
dipantulkan. Jarak antara kedua pulsa ini dalam dimensi
waktu yaitu (T) untuk mendapatkan gambar yang stabil
pada layar, pulsa ini harus berulang dengan frekuensi
tertentu.
“
94
REFERENSI
Abduh, Syamsir. Kabel Tenaga Listrik : Teori dan Aplikasi. Penerbit Universitas
Trisakti : Jakarta. 2011.
Waskito, Hari. Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi Sistem Pemilihan Kabel dan
Pemutus pada Proses Pengeboran Minyak dan Gas di Daerah “X”. Itenas : Bandung.
[http://download.portalgaruda.org/article.php?article=57358&val=4287]
Badan Standarisasi Nasional. Persyaratan Umum Instlasi Listrik (PUIL 2000). 2000.
Jakarta : BSN.
SPLN
95

More Related Content

What's hot

9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Partiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaPartiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaKornelia Pakiding
 
1 Prinsip Dasar Teknik Instalasi Listrik
1  Prinsip Dasar Teknik Instalasi Listrik1  Prinsip Dasar Teknik Instalasi Listrik
1 Prinsip Dasar Teknik Instalasi ListrikSimon Patabang
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaMuhammad Dany
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukIrfan Nurhadi
 
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmrDraj Cahya
 

What's hot (20)

TEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GASTEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GAS
 
Teori kwh meter
Teori kwh meterTeori kwh meter
Teori kwh meter
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
Partiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaPartiel discharge dan korona
Partiel discharge dan korona
 
1 Prinsip Dasar Teknik Instalasi Listrik
1  Prinsip Dasar Teknik Instalasi Listrik1  Prinsip Dasar Teknik Instalasi Listrik
1 Prinsip Dasar Teknik Instalasi Listrik
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
 
JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN SISTEM DISTRIBUSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
 
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
 
Isolasi cair
Isolasi cairIsolasi cair
Isolasi cair
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
JARINGAN DISTRIBUSI
JARINGAN  DISTRIBUSIJARINGAN  DISTRIBUSI
JARINGAN DISTRIBUSI
 

Similar to Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. syamsir abduh, mm, ph.d universitas trisakti

Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...RafiReza4
 
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptxfdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptxArturrrSebas
 
Laporan praktikum 5
Laporan praktikum 5Laporan praktikum 5
Laporan praktikum 5Usman Usman
 
Material Konduktor
Material KonduktorMaterial Konduktor
Material KonduktorIPA 2014
 
Pengertian kapasitor
Pengertian kapasitorPengertian kapasitor
Pengertian kapasitorAnnis Kenny
 
138237382 listrik-dinamis
138237382 listrik-dinamis138237382 listrik-dinamis
138237382 listrik-dinamisArnoldus Tedi
 
Karya ilmiah resistor.
Karya ilmiah resistor.Karya ilmiah resistor.
Karya ilmiah resistor.RehabeamKuera
 

Similar to Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. syamsir abduh, mm, ph.d universitas trisakti (20)

Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
 
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptxfdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
 
Laporan praktikum 5
Laporan praktikum 5Laporan praktikum 5
Laporan praktikum 5
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Material Konduktor
Material KonduktorMaterial Konduktor
Material Konduktor
 
Elka
ElkaElka
Elka
 
Pengertian kapasitor
Pengertian kapasitorPengertian kapasitor
Pengertian kapasitor
 
KABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIKKABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIK
 
Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis   jenis kawat dan kabel pengantarJenis   jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
 
Kabel
KabelKabel
Kabel
 
Konduktor dan isolator
Konduktor dan isolatorKonduktor dan isolator
Konduktor dan isolator
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
138237382 listrik-dinamis
138237382 listrik-dinamis138237382 listrik-dinamis
138237382 listrik-dinamis
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
Karya ilmiah resistor.
Karya ilmiah resistor.Karya ilmiah resistor.
Karya ilmiah resistor.
 
Basic electric guru
Basic electric guruBasic electric guru
Basic electric guru
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
KABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIKKABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIK
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. syamsir abduh, mm, ph.d universitas trisakti

  • 1. . RIZQI RAMADHAN 062001600536 ENDRA SUCI NURCAHYA 062001600544 FIQI MUTIAH 062001600540 ENINDITA PUTRI 062001600524 AFRIZAL TRIAJI 062001600525 KABEL TENAGA LISTRIK : Teori & Aplikasi Tugas Teknik Tegangan Tinggi Prof. Ir. Syamsir Abduh, MM, PhD. KABEL TENAGA LISTRIK : TEORI DAN APLIKASI Penulis : Abduh, Syamsir. Ditulis ulang oleh : Afrizal Triaji, 062001600525. Endra Suci N., 062001600544. Enindita Putri, 062001600524. Fiqi Mutiah, 062001600540. Rizqi Ramadhan, 062001600536. Teknik Elektro, Universitas Trisakti nilai 87
  • 3. “ 3 A. MEDAN LISTRIK A.Medan Listrik Suatu titik diletakkan muatan listrik, maka muatan listrik lain disekitar muatan tersebut akan mengalami gaya listrik. Hal tersebut membuktikan disekitar muatan listrik terdapat medan listrik. Medan listrik merupakan medan gaya sehingga kuat medan listrik merupakan suatu besaran vektor. Rumus menghitung kuat medan listrik : . . . (1.1)
  • 4. “ 4 B. KUAT MEDAN LISTRIK OLEH MUATAN LISTRIK Misalkan muatan titik q sebagai sumber medan listrik berjarak r dari titik P, maka gaya listrik pada muatan uji q’ yang ditempatkan pada titik Padalah : Dengan menggunakan persamaan (1.1), maka kuat medan listrik di titik P : ȓ= Vektor satuan yang arahnya dari q ke titikP.
  • 5. Gambar 1.1 (a) Kuat medan di titik P bila q muatan positif (b) Kuat medan di titik P bila q muatan negatif Untuk kuat medan listrik, di titik P yang jaraknya dari muatan q1, q2, q3,…,qn berturut-turut r1, r2, r3,…,rn, dapat dihitung dengan menjumlahkan secara vektor kuat medan di titik P oleh masing – masing muatan.
  • 6. “ 6 C. GARIS GAYA LISTRIK Untuk mempermudah mengenai medan listrik, maka dibentuk suatu konsep garis gaya listrik yang digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui sifat dan arah medan listrik. Jumlah garis gaya yang menembus suatu permukaan secara tegak lurus pada setiap titik sebanding dengan kuat medan di titik itu. ∆N Ԑ0 ∆ ∆A = Banyaknya garis gaya = Permitivitas ruang hampa = Kuatmedan yang tegak lurus bidang ∆A = Luas permukaan yang ditembus garis gaya
  • 7. HUKUM GAUSS “Jumlah netto garis-garis gaya yang memotong suatu permukaan tertutup dalam arah keluar sama dengan jumlah netto muatan positif yang terdapat di dalam permukaan tersebut” Rumus :
  • 8. “ 8 D. KONDUKTOR DAN ISOLATOR Menurut TeoriAtom Bahan dikatakan konduktor atau isolator berdasarkan banyaknya elektron bebas di dalam bahan tersebut. Elektron bebas dapat ditinjau dar banyaknya elektron bebas pada suatu pita konduksi. Pita konduksi ini, dapat dipelajari dengan melihat cara pembentukan pita-pitaenergi. Tingkat-tingkat energi elektron dalam medan listrik yang timbul oleh inti atom dalam zat padat N adalah banyaknya atom dalam zat padat : - Pita energi - Celah udara untuk - Pita valensi - Pita koduksi : daerah energi yang diperkenankan untuk elektron dalam kristal : daerah energi yang tidak diperkenankan elektron dalam kristal : Pita energi terakhir terisi penuh elektron : Pita energi berikutnya setelah pita valensi
  • 9. Contoh Konduktor : Logam Natrium(11 elektron) Contoh Isolator : Intan (6 elektron)
  • 10. “ 10 E. PENGHANTAR TERISOLASI Bila sebuah muatan berlebih ditempatkan sembarangan pada penghantar terisolasi, maka akan menimbulkan elektron dan elektron tersebut menghasilkan arus internal. Arus ini mendistribusikan kembali muatan berlebih, sehingga medan listrik internal berkurang secara otomatis. Hukum gauss : Sebuah muatan berlebih (excess charge), yang di tempatkan pada sebuah penghantar terisolasi, seluruhnya akan tinggal berada pada permukaan sebelah luar. Sebuah penghantar logam yang terisolasi
  • 11. “ 11 F. BAHAN-BAHAN ISOLASI Bahan isolasi berbentuk padat ada bermacam-macam dan sering digunakan adalah bahan isolasi padat yang dbuat secara sistesis mempunyai berat jenis yang rendah di mana merupakan campuran dari bermacam-macam bahan, guna memenuhi syarat dan karakteristik yang baik. Isolasi kabel banyak digunakan bahan sistesis campuran dari bahan dammar(resin). Bahan isolasi sintesis berdasarkan dammar dapat dibagi menjadi 2 golongan : 1. Thermo plastic Bahan ini bila dipanaskan menjadi lunak dan mudah dibentuk.Contoh : a. Polyvinyl chloride (PVC) b. Polyethylene (PE 2. Thermo setting Bahan ini memerlukan vulkanisasi yang akan menyebabkan reaksi kimia yang permanen. Jika dipanaskan tidak meleleh lagi sehingga dapat digunakan pada temperatur yang tinggi. Contoh : a. Karet b. Cross linked polyethene ( XLPE)
  • 12. KERTAS DIRESAPI MINYAK (IMPREGNATED PAPER) Sifat-sifat yang dimiliki kertas sebagai bahan isolasi : a. Faktor rugi dielektrik antara 0.0009 sampai 0.004 b. Temperatur kerja 65⁰C c. Ketahanan dielektrik 80kv/mm d. Mengisap uap/cairan POLYVINYLCHLORIDE merupakan campuran antara dammar (resin) sebagai bahan dasar dengan plastik, filter serta bahan- bahan pembantu lain untuk memperbaiki sifat listrik dan mutu hasil produksi. Campuran chlor membuat PVC mempunyai ketahanan terhadap api.
  • 13. BAHAN KARET Bahan karet merupakan campuran karet dengan bahan – bahan lain yang meningkatkan dan memperbaiki sifat isolasinya. Jenis-jenis isolasi dari bahan karet, antara lain: 1. Butyl Rubber (butyl) 2. Neoprene 3. Ethylene Propylene Rubber (EPR)
  • 14. POLYETHYLENE (PE) Merupakan bahan isolasi dengan sifat listrik, ketahanan terhadap air dan fleksibilitas pada suhu rendah yang baik. Karakteristik Polyethylene : • Memiliki sifat mekanis yang keras • Tidak dapat memadamkan api sendiri, bila terbakar. • Digunakan untuk tegangan tinggi, karena faktor daya dielektrik relatif rendah dan tegangan kegagalan cukup tinggi. CROSS LINKED POLYETHYLENE (XLPE) Cross Linked Polyethylene diperoleh dengan merubah bahan thermoplastic dari “low density polyethylene“ mejadi bahan thermosetting dengan proses “cross linking”.
  • 15. “ 15 G. DIELEKTRIK Dielektrik merupakan bahan yang tidak memiliki elektron bebas. Pada kapasitor, ruang di antara kedua plat diisi dengan bahan dielektrik agar dengan ukuran yang kecil diperoleh kapasitansi yang besar. GAMBARAN ATOMIKBAHAN DIELEKTRIK Pada bagian ini akan membahas mengenai sifat-sifat bahan dielektrik bila bahan tersebut diletakkan dalam medan listrik. a. Kapasitor Pita Sejajar TanpaDielektrik b. Muatan Induksi pada Permukaan Dielektrik Dapat dilihat, jika ruang di antara plat diisi dielektrik, maka timbullah muatan induksi qi pada permukaan dielektrik. Muatan induksi ini menghasilkan medan listrik induksi Ei di dalam dielektrik yang arahnya berlawanan dengan arah medan listrik Eo. Akibatnya, kuat medan listrik total di dalam dielektrik dilemahkan.
  • 16. “ 16 NOMENKLATUR KABEL NYA N = Kabel inti tembaga Y = Isolasi PVC A = Kabel tunggal Kabel NYA adalah kabel dengan inti tembaga tunggal berisolasi PVC satu lapis (450v-750v) NYM N = Kabel inti tembaga Y = Isolasi PVC M = Inti kabel lebih dari satu Kabel NYM adalah kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti lebih dari satu, dan berisolasi PVC di bagian luar (300v-500v).
  • 17. “ 17 NOMENKLATUR KABEL NYMHY N = Kabel inti tembaga Y = Isolasi PVC M = Inti kabel lebih dari satu H = Kabel Fleksibel (Serabut) Y = Selubung luar Isolasi PVC Kabel NYMHY adalah Kabel dengan inti tembaga serabut (Tembaga Fleksibel) berisolasi PVC, dengan inti kabel lebih dari satu dan berselubung isolasi PVC (300v-500v) NYY N = Kabel inti tembaga Y = Isolasi PVC Y = Selubung luar Isolasi PVC Kabel NYY adalah Kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti kabel tunggal atau lebih dari satu, dengan selubung luar PVC (0,6kv-1kv).
  • 18. “ 18 NOMENKLATUR KABEL NYYHY N = Kabel inti tembaga Y = Isolasi PVC Y = Isolasi PVC H = Kabel Fleksibel (Serabut) Y = Selubung luar Isolasi PVC Kabel NYYHY adalah kabel dengan inti tembaga serabut (tembaga fleksibel) berisolasi PVC, dengan inti tunggal atau lebih dari satu, dan selubung luar PVC (0,6kv-1kv). NYRGbY N = Kabel inti tembaga Y = Isolasi PVC R = Pelindung kawat baja bulat Gb = Dililit plat baja Y = Isolasi PVC Kabel NYRGbY adalah Kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti tunggal
  • 19. “ 19 NOMENKLATUR KABEL Aluminium Cable NFA Kabel inti aluminium untuk pemasangan jaringan udara NFA 2X Kabel inti aluminium untuk pemasangan jaringan udara dengan isolasi XLPE (>20kv). NFA 2X-T Kabel inti aluminium untuk pemasangan jaringan udara, dengan isolasi XLPE (>20kv). dengan kawat gantung. AAAC All Aluminium Alloy Conductor Kabel AAAC adalah kabel dengan inti aluminium yang dipilin, memiliki daya tarik yang kuat, dan tahan karat.
  • 20. “ 20 NOMENKLATUR KABEL Dibawah ini adalah beberapa kode dari beberapa jenis kabel. Jenis atau tipe tipe kabel yang ada dipasaran tersebut memiliki arti sesuai dengan fungsi nya juga. Berikut ini pengertian kode nama jenis kabel atau Momenklatur Kabel Menurut SPLN : N – Kabel Standar dengan inti tembaga NA – Kabel Standar dengan Inti Aluminium sebagai penghantar Y – Isolasi PVC G – Isolasi Karet A – Kawat Berisolasi Y – Selubung PVC, Y pada akhir momen klatur M – Selubung PVC R – Kawat Baja Bulat (perisai) Gb – Kawat Pita Baja ( perisai) B – Pipa Baja I – Untuk isolasi tetap di luar jangkuan tangan re – Penghantar padat bulat rm – Penghantar bulat berkawat banya Se – Penghatar bentuk pejal (padat) Sm – penghantar dipilin bentuk sektor f – penghantar halus dipintal bulat ff – penghantar sangat fleksibel D – penghantar 3 jalur yang ditengah sebagai pelindung H – kabel untuk alat bergerak rd – inti dipilin bentuk bulat fe – inti pipih -1 – kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau kuning -0 – kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau kuning
  • 21. BAB 2 KABEL BAWAH TANAH DAN SAMBUNGAN KABEL
  • 22. BAB 2 2.1 Kabel Bawah Tanah 22 2.1. Kabel bawah Tanah 2.1.1. Parameter Kabel Bawah Tanah 2.1.1.1. Kapasitansi 2.1.1.2. Tahanan Isolasi 2.1.1.3. Stress Listrik 2.1.2. Konstruksi Kabel-Kabel Bawah tanah dan Fungsi Bagiannya 2.1.2.1. Penghantar 2.1.2.2. Isolasi 2.1.2.3. Tabir 2.1.2.4. Selubung 2.1.2.5. Bantalan 2.1.2.6. Perisai (Amor) 2.1.2.7. Bahan Pengisi 2.1.2.8. Sarung Kabel 2.1.2.9. Lapisan Penahan Kebocoran Air 2.1.3. Kode Pengenal untuk Kabel Tanah 2.1.3.1. Kabel Bawah Tanah Isolasi 2.1.3.2. Kabel Bawah Tanah Isolasi Kertas 2.2. Sambungan Kabel 2.2.1. Jenis-jenis Sambungan Kabel 2.2.2. Konstruksi Sambungan Kabel
  • 23. 2.1 Kabel Bawah Tanah 23 Dalam transmisi dan distribusi tenaga listrik banyak dilakukan berbagai cara diantaranya melalui saluran udara (Over Head Line) dan saluran kabel bawah tanah (Underground Transmission). Akan tetapi transmisi dan distribusi saluran udara menjadi sangat sulit untuk dilaksanakan khususnya pada daerah yang jumlah penduduknya banyak seperti di kota-kota, dengan alas an beresiko tinggi dan mengurangi keindahan lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut maka digunakan kabel transmisi yang di pasang di bawah permukaan tanah yang disebut kabel kabel bawah tanah (Underground Cable).
  • 24. 2.1.1 Parameter Kabel Bawah Tanah 2.1.1.1 Kapasitansi 24 Suatu kabel yang mempunyai konduktor dengan jari-jari r dan selubung isolasi dengan jari-jari R, seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Jika konduktor kabel di atas memiliki muatan sebesar Q coulomb/ meter, maka harga kerapatan fluks listrik (D) pada suatu permukaan sebesar: = ø = Q (2.1)Fluks (coulomb) Luas Permukaan (M²) D = A A maka kerapatan fluks listrik pada jarak x meter dari pusat kabel: (2.2)D = Q 2π. X Coulomb/ m²
  • 25. 2.1.1.1 Kapasitansi 25 Hubungan antara kerapatan fluks dengan intensitas medan listrik adalah: (2.3)D = ε E (2.4)maka : E = Q 2πε X Beda potensial antara konduktor dengan selubung isolasi menjadi: (2.5)V = dx = = ln (2.6)Volt Jadi Kapasitansi kabel per satuan panjang : 2πε Ln ( R/r ) (2.7)C = Q V = Farad/ M Jika permitivitas relatif εr = 36π x 109 ε maka: εr (2.8)C = Farad/ m9 18 x 10 ln (R/r) 0,024 εr Log10 (R/r) (2.9)= Mikro-Farad/ KM
  • 26. 2.1.1.2 Tahanan Isolasi 26 Tahanan isolasi pada daerah dx yang berjarak x meter dari pusat lingkaran kabel adalah: dR' = ρ dx 2π x (2.10) Ohm dimana ρ adalah resistivitas dari bahan isolasi dalam ohm-meter. Tahanan isolasi per meter satuan panjang kabel adalah : ρ 2 π = OhmR' = = ρ 2 π (2.11)ln R r = 0,367 ρ log10 (2.12)-9 X 10 R r Mega.Ohm/ Km
  • 27. 2.1.1.3 Stress Listrik 27 Persamaan ( 2.4 ) menunjukkan besarnya intensitas medan listrik atau Stress listrik pada jarak x meter dari pusat kabel. Dari persamaan ( 2.6 ) didapatkan harga : (2.13)Q = 2 π ε V Ln ( R/ r ) Sehingga persamaan ( 2.4 ) menjadi : (2.14)E = V x Ln ( R/ r ) Volt/ meter Harga maksimum dari Stress listrik tergantung dari permukaan konduktor, pada x = r memisalkan permukaan konduktor adalah sebuah permukaan yang bundar dan licin maka : dan (2.15)E max = V r Ln ( R/ r ) Volt/ meter Harga minimumnya tergantung permukaan dalam dari selubung isolasi dimana x = R maka: (2.16)E min = V R Ln ( R/ r ) Volt/ meter Sehingga perbandingan antara Emax dan Emin menjadi : (2.17) E max = R E min r
  • 28. 2.1.2 Konstruksi Kabel Kabel bawah tanah dan Fungsi Bagiannya 28 Pada umumnya konstruksi kabel tanah yang digunakan untuk distribusi tenaga listrik tegangan rendah dan tegangan menengah, dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian utama, terdiri dari penghantar, isolasi, tabir dan selubung seperti yang terlihat pada gambar 2.2 berikut. Penghantar Isolasi Tabir Selubung Gambar 2.2 Bagian Utama Kabel BawahTanah Bagian pelengkap, terdiri dari bantalan, perisai, bahan pngisi, sarung kabel dan lapisan penahan kebocoran air. Bagian pelengkap ini berguna untuk memperbaiki sifat-sifat kabel tanah sebagai tenaga listrik.
  • 29. 2.1.2.1 Penghantar 29 Penghantar merupakan bagian utama dari kabel, yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar yang digunakan biasanya dipilih berdasarkan sifat materialnya, diantaranya mempunyai daya hantar listrik (konduktivitas) yang tinggi dan tahanan jenis (resistivitas) yang rendah. Besarnya tahanan jenis suatu penghantar dapat ditentukan dengan rumus: R = ρ L A (2.18) Dimana : A = luas penampang penghantar ( m²) L = panjang pengantar ( m ) R = tahanan penghantar ( Ω ) ρ = tahanan jenis penghantar ( Ω – m ) Sedangkan besarnya konduktivitas penghantar : σ = 1 ρ (2.19) σ = konduktivitas penghantar ( Ω – m ) -1
  • 30. 2.1.2.1 Penghantar 30 Dari tabel di atas, diketahui bahwa logam/ material yang merupakan pengantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde 10 7 ( Ω-m ) -1 dan resistivitas dengan orde 10 -8 ( Ω- m). Selain dilihat dari konduktivitas dan resistivitasnya, suatu penghantar yang baik juga ditentukan dari unsur-unsur pemadu, ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan dalam Kristal logam, yang banyak berperan dalam proses pembuatan pengahantar itu sendiri.
  • 31. 2.1.2.2 Isolasi 31 Isolasi merupakan bagian utama kabel yang berfungsi mencegah terjadinya hubung singkat pada kabel. Salah satu gangguan pada penyaluran tenaga listrik dengan menggunakan kabel tanah adalah terjadinya kerusakan pada lapisan isolasi. Bahan isolasi disesuaikan dengan kemampuan kabel, sehingga dalam instalasi suatu kabel, harus disesuaikan penggunaannya. Secara umum isolasi harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Ketahanan dielektrik yang tinggi. 2. Tahanan jenis yang tinggi. 3. Dapat bekerja pada temperature rendah atau tinggi. 4. Tidak menghisap air/ uap air 5. Mudah dibengkok-bengkokkan ( fleksibel ). 6. Tidak mudah terbakar. 7. Sanggup menahan tegangan impuls listrik yang tinggi. Suatu hal yang tidak mungkin, dalam suatu jenis isolasi memiliki semua sifat-sifat diatas, sehingga diperlukan pemilihan jenis isolasi yang sesuai dengan maksud dan tujuan kabel yang akan dipakai. Dewasa ini untuk kabel tegangan rendah dan tegangan menengah, jenis isolasi yang dipakai : a. Kertas yang diimpregnasi b. Termoplastik ( misalnya PE, PVC ) c. Elastomer ( misalnya XLPE )
  • 32. 2.1.2.2 Isolasi 32 Untuk kabel tegangan menengah, penggunaan XLPE sebagai bahan isolasi cukup pesat. Akan tetapi isolasi XLPE memiliki kelemahan, yaitu masalah “water treeing” yang terjadi apabila XLPE yang dalam bertegangan terkena air. Keadaan seperti ini menyebabkan umur XLPE bertambah pendek. Dengan adanya teknologi baru mengenai lapisan penahan kebocoran terhadap air yang dipasang di atas dan di bawah pita tembaga, agar isolasi terhindar dari water treeing, sehingga umur XLPE diharapkan lebih panjang.
  • 33. 2.1.2.2 Tabir 33 Tabir merupakan bagian utama kabel yang berfungsi untuk meratakan distribusi tegangan. Dalam perkembangan konstruksi kabel, tabir ( screen ) dibagi menjadi 2 macam berdasarkan jenis bahannya, yaitu : a. Tabir ( screen ) semi konduktif. b. Tabir ( screen ) konduktif
  • 34. 2.1.2.2.1 Tabir Semi Konduktif 34 Tabir semi konduktif adalah lapisan yang melengkapi setiap inti kabel untuk kabel yang bertegangan kerja tinggi. Tabir ini dibuat dari bahan semi penghantar yang diekstrusi. Tabir ini juga digunakan untuk meniadakan adanya kantong udara antara isolasi dan penghantar, agar tidak terjadi Stress listrik yang berlebihan pada kantong udara tersebut. Lapisan tabir ini selain dipasang antara lapisan pita tembaga dan isolasi, juga dipasang di antara isolasi dan penghantar. Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan pita tembaga ialah : 1. Menghilangkan kantong udara pada permukaan isolasi dan metal pelindung elektris ( lapisan pita tembaga ). 2. Membuat medan listrik radial pada isolasi. Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan penghantar ialah : 1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang seragam sehingga tidak terjadi penumpukan tegangan pada celah-celah elemen penghantar ( kantong udara ) dengan isolasi. 2. Mencegah terjadinya korona discharge antara penghantar dan isolasi ( celah- celah elemen penghantar ).
  • 35. 2.1.2.2.2 Tabir Konduktif 35 Tabir konduktif adalah lapisan netral di luar isolasi untuk kabel tegangan menengah dan kabel tegangan tinggi, dan lapisan ini dihubungkan dengan ground. Lapisan tabir ini dipasang diantara lapisan tabir semi konduktif dan perisai ( armor ). Apabila kabel tidak dilengkapi dengan perisai ( armor ), maka lapisan ini dipasang di antara lapisan tabir semi konduktif dan selubung ( sheath ). Tabir ini dibuat dari bahan penghantar konduktif seperti tembaga, aluminium, dan timah hitam. Biasanya bahan-bahan ini diberikan dalam bentuk yang berbedabeda, antara lain : a. Pita yang ditempatkan berputar sepanjang kabel dengan satu lapis maupun berlapis-lapis. b. Pita yang ditempatkan memanjang dan ditutup dengan cara mekanis. c. Pembalut yang diextruder, ditekan atau tarik ayunan. Fungsi dari tabir konduktif adalah : 1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang radial. 2. Menjamin pentanahan sepanjang rangkaian bagian luar kabel untuk mengamankan sentuhan manusia terhadap bahaya listrik. 3. Mengalirkan arus-arus kapasitif yang timbul dalam isolasi karena adanya tegangan fasa ke tanah. 4. Mengalirkan arus hubung singkat dalam gangguan fasa tanah, sampai tempat pentanahan yang paling dekat.
  • 36. 2.1.2.3 Selubung 36 Selubung merupakan bagian utama kabel yang paling luar. Berdasarkan jenis bahannya, selubung dibagi menjadi tiga golongan : a. Selubung logam ( misalnnya timbel, aluminium ) b. Selubung karet ( misalnya karet silicon ) c. Selubung plastic ( misalnya PVC ) Fungsi selubung : 1. Melindungi inti kabel dari pengaruh luar. 2. Mencegah terjadinya korosi. 3. Menahan gaya mekanis. 4. Melindungi/ mencegah gaya listrik drai luar. 5. Mencegah masuknya uap air/ cairan ke dalam kabel secara vertikal. 6. Pada kabel kertas yang diresapi minyak ( impregnated paper ), selubung dapat mencegah keluarnya minyak.
  • 37. 2.1.2.4 Bantalan 37 Bantalan pada kabel berfungsi sebagai kedudukan perisai dan untuk mencegah terjadinya proses elektrolisa, sehingga tidak merusak bagian dalamnya. Bantalan diletakkan di bawah perisai. Pada kabel berisolasi kertas, bantalan dilengkapi dengan kompon kedap air. Karena kompon kedap air tersebut, menyebabkan bantalan mempunyai sifat : 1. Tidak bereaksi dengan selubung dan perisai, namun tetap melekat dengan sempurna pada selubung dan perisai. 2. Tidak mudah berubah dengan adanya perubahan temperature. 3. Tidak mudah robek jika terkena getaran.
  • 38. 2.1.2.5 Perisai ( Armor ) 2.1.2.6 Bahan Pengisi 38 Perisai pada kabel berfungsi untuk melindungi bahan isolasi dari kerusakan mekanis. Hal ini disebabkan karena sifat mekanis bahan isolasi pada kabel kurang sempurna. Pada umumnya perisai digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Perisai pita baja b. Perisai kawat baja pipih/bulat yang digalvanis c. Perisai alumunium Bahan pengisi berfungsi untuk mengisi celah yang kosong pada saat pemasangan inti kabel, khususnya untuk kabel berinti tiga. Pada kabel yang mempunyai tabir terbuat dari logam, bahan pengisi juga berfungsi untuk melindungi isolasi dari luka yang disebabkan oleh tabir logam tersebut. Bahan pengisi yang banyak digunakan pada kabel isolasi kertas ialah jute, sedangkan untuk kabel isolasi XLPE menggunakan PVC.
  • 39. 2.1.2.7 Sarung Kabel 2.1.2.8 Lapisan Penahan Kebocoran Air 39 Seain sebagai bantalan perisai, sarung kabel juga berfungsi sebagai komponen yang berhubungan / terkena pengaruh-pengaruh luar. Sarung kabel biasanya dipasang di atas perisai. Bahan sarung kabel yang banyak digunakan yaitu sarung goni. Pada kabel isolasi XLPE, sarung kabel yang digunakan terbuat dari PVC. Untuk menghindari kebocoran air secara longitudinal maupun radial, maka perlu adanya lapisan penahan penetrasi air yang bersifat membengkak bila terkena air, sehingga penetrasi air dapat tertahan. Lapisan penahan kebocoran air ini, terdapat pada empat bagian kabel yaitu : 1. Di bawah dan di atas lapisan pelindung listrik. 2. Pengisi di antara inti sepanjang kabel, untuk kabel berinti tiga. 3. Di bawah selubung dan di bawah pelindung mekanis. 4. Di sela-sela antar kawat pada saat proses pemilinan.
  • 40. 2.1.3 Kode Pengenal untuk Kabel Tanah 40 Oleh karena kabel tanah terdiri dari beberapa macam jenis menurut kulit pelindungnya ( armor ), konstruksi maupun pemasangnnya, maka dibuat suatu pengkodean kabel dengan tujuan untuk mempermudah pengenalan jenis kabel. Pengkodan kabel ini dibuat sesuai dengan standart SPLN yang telah dibakukan, sebagai berikut : Misal : Kabel NA2XS2Y 1x240 cm/25 12/20 (24) Kv : Menyatakan suatu kabel berinti tungal berisolasi XLPE dan berselubung PE bertegangan pengenal 12/20 (24) kV, berpenghantar aluminium dengan penampang nominal 240 mm², berlapis pita tembaga dengan luas penampang nominal geometris 25 mm².
  • 41. 2.1.3.1 Kabel Bawah Tanah Isolasi 41 Seperti yang telah dijelaskan drialam dari hal tersebut bahan-bahan isolasi, bahwa penggunaan kabel berisolasi XLPE cukup pesat penggunaannya. Akan tetapi kabel berisolasi XLPE ini mempunyai kelemahan, seperti terjadinya “water treeing” pada lapisan isolasinya. Oleh karena itu dibuat konstruksi agar kabel berisolasi XLPE ini terhindar dari hal tersebut. Untuk lebih jelas lagi mengenai konstruksi dan penggunaan kabel tanah berisolasi XLPE dapat dilihat dalam tabel berikut : 1 Kabel tanah berisolasi termoplasti k dengan lapisan pelindung elektris N2XSY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 1 &3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 Berpelindun g elektris pita kawat tembaga Di dalam ruang, di dalam saluran, untuk trafo distribusi pada system dengan netral dibumikan Di dalam tanah bila terdapat cukup perlindunga n mekanis NA2XSY 1 &3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30
  • 42. 2.1.3.1 Kabel Bawah Tanah Isolasi 42 2 Kabel tanah XLPE berselubun g termoplasti k dengan perisai pita baja dan lapisan pelindung elektris pada tian inti Kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubun g termoplasti k dengan pelindung elektris pada tiap inti N2XSEBY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 Perisai pita baja dan lapisan pelindung pita/ kawat tembaga pada tiap inti Di dalam ruang, di dalam saluran, di alam terbuka Di dalam tanah dengan perlindunga n bila gangguan mekanis sering terjadi NA2XSEBY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 3 N2XSEY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 1 & 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 Pelindung elektris pita/ kawat tembaga tiap inti Di dalam ruang, di dalam saluran, di alam terbuka Di dalam tanah dengan perindungan bilaganggua n mekanis sering terjadiNA2XSEY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 1 & 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 Catatan : 1. Untuk menahan kebocoran terhaap air secara radial maupun longitudinal, kabel jenis ini dapat diberi lapisan khusus, yang tidak mengandung bahan selulosa. 2. Untuk keperluan khusus, misalnya menyebrangi sungai, kabel jenis ini dapat diberi perisai aluminium yang berombakombak dan stainless steel yang berombak-ombak ( corrugated ).
  • 43. 2.1.3.1 Kabel Bawah Tanah Isolasi 43 Untuk melihat lebih jelas lagi, mengenai konstruksi kabel tanah berisolasi XLPE, khususnya untuk tegangan menengah yang ada di Indonesia, dapat dilihat pada gambar berikut: Kawat Penghantar Isolasi XLPE Lapisan Pita Tembaga Lapisan Pita Plastik Lapisan Semikonduktif Luar Lapisan Semikonduktif Dalam Gambar 2.2 Kabel Tanah Tegangan Menengah
  • 44. 2.1.3.2 Kabel Bawah Tanah Isolasi Kertas 44 Pada kabel kertas, untuk memperbaiki sifat-sifat isolasi kertas maka harus diresapi dengan minyak isolasi guna menvegah penghisapan air. Walaupun tidak dikembangkan lagi, sampai sekarang isolasi kertas masih banyak dipergunakan pada kabel tegangan menengah. Gambar 2.3 Kabel Tegangan Menengah Isolasi Kertas Berinti Tiga Kabel SL ( Gambar 2.7.b ), secara teknis adalah konstruksi yang sangat aman karena ketiga inti kabel, masing-masing diselimuti oleh selubung timah tersendiri. Akan tetapi kabel jenis ini relatif mahal karena banyak memerlukan bahan selubung timah.
  • 45. 2.2 Sambungan Kabel 45 Yang dimaksud dengan sambungan kabel adalah penyambungan antara dua buah penghantar kabel yang terpisah dengan tujuan agar kedua penghantar tersebut bersatu sehingga kabel dapat bekerja seperti sebelum dilakukan sambungan. Sambungan kabel ini dibutuhkan karena : a. Panjang kabel yang terbatas b. Pencabangan untuk konsumen baru c. Perbaikan di tempat yang rusak, misalnya akibat galian dan kegagalan isolasi Di lapangan, oleh karena instalasi menggunakan beberapa macam jenis kabel maka terpaksa terjadi penyambungan antara dua jenis kabel yang mempunyai ukuran penampang dan jenis isolasi yang berbeda. Penerapan sambungan dalam suatu jaringan listrik merupakan hal yang tida dapat dihindari. Akan tetapi penerapan sambungan kabel ini ditekan sedikit mungkin, karena pada umumnya pada titik sambungan inilah sering terjadi gangguan, sehingga terjadi kerugian daya, karena pada saat pemasangan sambungan tidak dilakukan sebagaimana mestinya.
  • 46. 2.2 Sambungan Kabel 46 Suatu sambungan harus dapat berfungsi dengan baik tetapi tidak harus mempunyai sifatsifat yang persis sama dengan kabel yang akan disambungkan. Secara umum suatu sambungan haruslah bersifat : a. Menghindarkan efek kerusakan pada struktur material kabel. b. Tahanan terhadap tekanan/ gaya dari luar atau getaran yang timbul selama operasi. c. Tahan lama beroperasi di bawah kondisi temperature maksimum yang diizinkan. d. Dapat melewatkan arus hubung singkat yang diizinkan. e. Dapat menghentikan aliran isolasi minyak dan gas dalam sambungan transisi f. Sesuai dengan peralatan listrik yang mungkin dapat disambungkan langsung. Sambungan antara dua konduktor ( konektor ) pada sambungan kabel yang baik, haruslah bersifat : a. Tidak menghasilkan titik tempat yang lebih panas dari pada kabel di sekitarnya b. Mempunyai ketahanan yang sama terhadap tegangan tarik yang diizinkan pada konduktor kabel.
  • 47. 2.2.1 Jenis- Jenis Sambungan Kabel 47 Teknologi sambungan dari waktu ke waktu berkembang, seiring dengan kemajuan teknologi, baik dalam system penyambungan maupun bahannya. Berbagai macam ukuran sambungan telah dan akan terus dibuat untuk mendapatkan integritas teknik dan kelayakan ekonomi. Hal tersebut meliputi penyederhanaan, pengurangan ukuran, peningkatan keandalan dan penurunan harga. Oleh karena itu diperkenalkan berbagai macam jenis sambungan yang berbeda-beda, baik jenis dan penerapan teknologi isolasinya, antara lain : a. Pita dengan injeksi resin. b. Ciut Panas/ Heat-Shrink. c. Ciut Dingin/ Cold-Shrink. Jenis di atas masih dapat dibagi-bagi, menjadi dua bagian : a. Sambungan untuk dua kabel yang sama ( XLPE-XLPE ). b. Sambungan transisi ( hetero joint ) untuk dua kabel yang berlainan ( XLPEPILC ). Berdasarkan inti kabel yang akan disambung, sambungan dibagi menjadi : a. Sambungan untuk kabel berinti satu b. Sambungan untuk kabel berinti tiga Berdasarkan analisa di lapangan, jenis sambungan yang banyak dipakai adalah sambungan untuk kabel berinti tiga. Oleh karena itu, pembahasan sambungan di bawah ini adalah untuk sambungan kabl berinti 3.
  • 48. 2.2.2 Konstruksi Umum Sambungan Kabel 48 Pada umumnya semua jenis sambungan kabel mempunyai konstruksi yang sama. Yang membedakannya adalah jenis/ penerapan teknologi isolasi yang dipakai dan jenis kabel yang akan disambungkannya. Di bawah ini diperlihatkan konstruksi umum sambungan kabel berinti tiga: Gambar 2.4 Konstruksi Umum Sambungan Berinti Tiga
  • 51. 3.1.1 Materi ciut panas 51 ▪ Terbuat dari bahan polimer termoplastik yang diikat silang menggunakan energi radiai yang tinggi. ▪ Materi yang digunakan untuk pembuatan materi iut panas adalah polymer polyethylene (PE) Bentuk dari polymer polyethylene (PE)
  • 52. 3.1.2 Penerapan materi ciut panas pada Aplikasi praktis 52 Penerapan mater ciut panas sebagai bahas isolasi pada peralatan listrik baru dapatdapat dilaksanakan setelah materi ciut panas tersebut dibentuk sesuai dengan peralatan listrik yang dipasangkan. Hal ini karena pealatan listrik memiliki memiliki fungsi dan ukuran yang berbeda. Contoh proses pembuatan selongsong ciut panas
  • 54. 3.1.4 Sambunga n Transisi ( Hetero Joint) 54 Sebelum pemasangan sebaiknya dilakukan pemeriksaan visual terhadap komponen
  • 57. 3.1.7 Instruksi Umum Penyambu ngan 57 1. Gunakan gas LPG, propane atau butane sebagai bahan bakar, jangan menggunakan minyak tanah. 2. Atur alat pembakar (brander) untuk mendapatkan api yang berwarna biru dengan ujung api yang berwarna kuning, hindarkan penggunaan api biru yang runcing pada brander 3. Brander diarahkan menuju arah penciutan 4. Api harus disapukan secara merata untuk menghindari pemusatan panas 5. Bersihkan minyak yang mungkin menempel pada permukaan yang akan tertutup perekat. 6. Selongsong-selongsong yang disuplai tidak boleh dipotong 7. Penciutan selongsong dimulai dari bagian tengah selanjutnya menuju tepi-tepi selongsong. Hal ini dilakukan guna mencegah terperangkapnya udara didalam selongsong 8. Penciutan selongsong harus merata disekleliling tempat penciutan dimulai, kemudian barulah penciutan diteruskan melaju ke tempat berikutnya. 9. Selongsong yang dciutkan harus rata tidak boleh berkerut
  • 58. 3.1.8 Sambunga n Sejenis (Straight Joint) 58 Sebelum melakukan pemasangan jointer sebaiknya melakukan pemeriksaan visual terhadap komponen yang diperlukan untuk penyambungan 2 kabel
  • 60. BAB 4 Terminasi Slip On 60 4.1 Pengantar 4.1.1 Definisi dan Tujuan Terminasi 4.1.2 Jenis-jenis Terminasi 4.2 Terminasi Slip On 4.2.1 Umum 4.2.2 Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM) 4.2.2.1 Faktor Penentu Kinerja Karet EPDM sebagai Isolator untuk Terminasi Slip On 4.2.3 Persyaratan Terminasi Slip On 4.2.4 Sifat-Sifat Terminasi Slip On 4.3 Konstruksi dan Pemasangan Terminasi Pasangan Luar dan Dalam Tipe Slip On 4.3.1 Umum 4.3.2 Instruksi Umum Pemasangan Terminasi 4.3.3 Pemasangan Luar (Outdoor) Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 Inti 4.3.3.1 Persiapan Kabel 4.3.4 Pemasangan Dalam (Indoor) Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 Inti 4.3.4.1 Pemasangan Terminasi Pasangan Dalam 4.4 Jarak Antar Phasa 4.4.1 Jarak Minimum Belokan 4.4.2 Jarak Minimum Antara Sirip-sirip 4.4.3 Panjang Jarak Rambat (Creepage Length) 4.5 Keuntungan Pemakaian Terminasi Slip On
  • 61. “ Pada sistem pentanahan, pelindung (shielding) membantu guna menjaga tingkat stessdan distribusi medan listrik di dalam isolasi kabel. Saat kabel di hubungkan ke konduktor tanpa busbar , maka kabel harus dilindungi dengan mengupas atau memotong shielding kabel pada jarak tertentu, sehingga tidak terjadi lompatan api ( flashover ), dan aman selama tegangan dioperasikan. Tanpa suatu terminasi, stress listrik yang tinggi akanterjadi pada ujung potongan shielding kabel, kemudian akan menembus ketahanan udara sekitar. Hal ini akan menimbulkan korona yang selanjutnya akan mengikis isolasi kabel ketitik kritis kegagalan kabel. 61 PENGANTAR
  • 62. Definisi dan Tujuan Terminasi 62 Definisi terminasi adalah suatu alat yang dibutuhkan pada ujung kabel teganganmenengah dan tinggi, dimana alat tersebut akan dihubungkan dengan peralatan listrik lainnya seperti switch gear (alat penyambung daya) atau disambugkan ke saluran udara. Adapun maksud terminasi adalah untuk : 1. Memecah stress yang bertumpuk pada satu titik di ujung konduktor kabel. 2. Melindungi ujung kabel terhadap masuknya air dan pengaruh luar lainnya. 3. Menghindari terhadap lapisan yang berjejak pada lapisan yang berjejak pada lapisan luar ujung kabel sehingga walaupun terjadi tegangan tembus tetapi tidak akan terulang pada bagian yang sama.
  • 63. Definisi dan Tujuan Terminasi 63 Tujuan untuk memecahkan stress yang bertumpuk pada ujung konduktor kabel, dapat dilakukan dengan : 1. Menggunakan stress cone ( berbentuk kerucut ). 2. Bahan yang memiliki kemampuan memecahkan stress (stress receiving material ). Bahan tersebut berbentuk pita, selongsong slip on, mastic dan gemuk. Beberapa tipe terminasi yaitu : 1. Slip-on (Heat Shrink) 2. Ciut Dingin (Cold Shrink) 3. Konus Pemecah Stress (stress cone) 4. Slip On
  • 64. Definisi dan Tujuan Terminasi 64 Terminasi dibagi beberapa jenis yaitu : 1. Terminasi indoor (terminasi pasangan dalam) a) Terminasi Indoor inti tunggal b) Terminasi Indoor tiga inti 2. Terminasi outdoor (terminasi pasangan luar) a) Terminasi Outdoor inti tunggal b) Terminasi Outdoor tiga inti
  • 65. “ Umum Karet sintetis (synthetic rubber) merupakan bahan yang banyak dipergunakan sebagai isolator untuk pasangan luar dan dalam, antara lain dipergunakan pada isolator saluran,surge arrester,terminasi kabel (cable termination) dan terminasi kabel (jointing). Pada umumnya isolator tegangan tinggi merupakan campuran dari karet (rubber), material pengisi (filler) dan material tambahan (additives). Pada saat ini karet silicon (silicone rubber, SR) dan karet ethylene propylene diene monomer (EPDM) banyak digunakan pada terminasi kabel (cable termination). Pada terminasi slip on, bahan polimer yang dipergunakanadalah EPDM. 65 TERMINASI SLIP ON
  • 66. “ Kopolimerisasi dari propylene dengan ethylene menghasilkan produk non kristalin yang mempunyai sifat seperti karet dan sifat kimianya lembam. Kopolimerisasi ini diikat silang dengan memakai peroksida atau radiasi, sehingga dengan penambahan ikat silang dengan diene monomer menghasilkan polomer yang dikenal sebagai karet ethylene propylene diene monomer (EPDM). Komonomer dari EPDM adalah 1,4- hexadiene, dicyclopentadiene, ethylene norbornene. Didalam terminasi slip on, EPDM ini berwujud kerucut yang berfungsi sebagai pemecah stress listrik, yang disisipkan ke isolasi sehingga medan listrik yang dihasilkan mendekati homogeny, dan terjadinya tembus (breakdown) dapat ditekan seminimum mungkin. 66 ETHYLENE PROPYLENE DIENE MONOMER (EPDM)
  • 67. “Karet EPDM (ethylenepropylene-diene monomer) sebagian material pengisinya (fillers) berupa alumina-try-hydrate (ATH) dan silica. Tidak seperti isolatorkonvensional, isolator non keramik (polimer) memperlihatkan perubahan setelah beberapa tahun dipergunakan terutama yang dipasang pada tempat yang tak terlindungi atau isolator pasangan luar (outdoor). Penyebab perubahan tersebut antara lain polusi (kontaminasi), temperatur udara yang berubah-ubah, temperature kerja kabel, kelembaban udara,oksidasi,pengaruh jamur,pengaruh hujan dan radiasi sinar ultraviolet. Akibat pengaruh tersebut, isolator akan mengalami penuaan yang akhirnya mengakibatkan kinerja isolator akan terganggu bahkan menyebabkan gagalnya fungsi isolator tersebut. Perubahan yang dialami pada isolator polimer antara lain perubahan kekerasan,kekasaran permukaan, hydrophobisita, dan kimiawi. Radiasi sinar ultraviolet yang tinggi dan aktivitas busur api (flashover) mengakibatkan kekerasan pada permukaan isolasi. Sedangkan perubahan kimiawi menyebabkan perubahan hydrophobisitas (kemampuan menyerap air) sehingga isolator tersebut akan bersifatmenyerap air dan membuat permukaannya bersifat konduktif. 67 FAKTOR PENENTU KINERJA KARET EPDM SEBAGAI ISOLATOR UNTUK TERMINASI SLIP ON
  • 68. “ Dari disamping terlihat perubahan hydrophobisitas dimana karet EPDM setelah 2000 jam operasi, menjadi bersifat hydrophilik (kemampuan menyerap air secara berlebih), sehingga memungkinkan terbentuknya bagian yang bersifat menghantar arus pada terminasi kabel. Selain itu ternyata tingkat konsentrasi material pengisi (fillers) dapat mempengaruhi perubahan kekasaran permukaan isolasi sehingga kualitas isolasi mengalami penurunan. 68 FAKTOR PENENTU KINERJA KARET EPDM SEBAGAI ISOLATOR UNTUK TERMINASI SLIP ON
  • 69. Persyaratan Terminasi Slip On 69 Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu terminasi listrik yaitu : 1. Mencegah terjadinya konsentrasi area pada ujung screen kabel. 2. Mencegah terjadinya jejak konduktif (track) pada bahan isolasi terminal, walaupun dalam keadaan lingkungan yang tercemar.Melindungi ujung kabel terhadap masuknya air dan pengaruh luar lainnya. 3. Penyekatan (sealing) yang mempunyai keandalan terhadap air, kelembaban dan keadaan lingkungan sekitar.
  • 70. Persyaratan Terminasi Slip On 70 Syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi oleh terminasi slip on , dengan adanya : 1. Stress Control Cone (SCS) Berwujud kerucut akan mengendalikan tingkat stress di ujung kabel karena mempunyai sifat kapasitif terintegrasi, sehingga stress akan turun secara berharap sepanjang SCC sehingga sampai ke nilai yang tidak kritis terhadap isolasi. 2. High Voltage Tubing (HTVM) HTVM memiliki sifat non tracking, yaitu mencegah timbulnya cuaca, tahan terhadap erosi, dan pengaruh lingkungan yang buruk, misalnya: kadar polusi udara yang tinggi dan radiasi ultra violet. Jika tracking dibiarkan berlarut, isolasi kabel akan rusak terbakar sehingga kabel tidak berfungsi lagi. 3. Daya tahan yang baik terhadap lingkungan sekitarnya seperti : Kelembapan (embun, hujan); Sinar ultraviolet; Zat oksigen dan ozon; Gas So2 dan No2 4. Skirts (sirip) Skirts merupakan bagian dari terminal yang berfungsi mencegah loncatan bunga api (flashover) pada kondisi basah/lembab. Skirts ini dibutuhkan hanya pada terminal pasangan luar.
  • 71. Sifat-sifat Terminasi Slip On Sifat Umum, yaitu :  Pemakaian outdoor atau indoor  Jenis Kabel berisolasi kertas, XLPE, plastik  Konduktor berupa alumunium atau tembaga, ukuran 10-630 mm2 71 Sifat Khusus, yaitu :  Kemampuan elektrik yang tinggi  Proteksi terhadap segala lingkungan kerja  Mengatasi masalah stress pada kabel tegangan menengah  Cepat dalam pemasangan dan dapat langsung dibebani tegangan  Fleksibel dan tanpa batas umur penyimpanan di gudang
  • 72. “ Umum Jika penghantar (konduktor) kabel dalam keadaan tanpa isolasi dihubungkan dengan hantaran udara maupun peralatan listrik misalnya transformator, maka kemungkinan terjadinya tegangan tembus cukup besar. Hal ini disebabkan oleh arah medan listrik pada penghantar itu tidak homogen atau uniform dalam arah radial saja, tetapi juga mempunyai arah longitudinal. Hal ini membuat masalah isolasi menjadi rumit sehingga diperlukan pemasangan terminasi secara tepat untuk mengurangi tekanan medan listrik pada ujung penghantar tersebut. 72 KONSTRUKSI DAN PEMASANGAN TERMINASI PASANGAN LUAR DAN DALAM TIPE SLIP ON
  • 73. Konstruksi Terminasi Keterangan Gambar : 1. Sepatu Kabel (Cable Lug) 2. Sirip (Skirt) 3. Kerucut pengendali stress listrik (Stress control cone) 4. Selongsong isolasi luar (wheather resistant tubing) 5. Celana kabel (Cable breakout) 6. Anyaman tembaga (Cooper braid) 73 Keterangan Gambar : 1. Sepatu Kabel (Cable Lug) 2. Kerucut pengendali stress listrik (Stress control cone) 3. Selongsong isolasi luar (wheather resistant tubing) 4. Celana kabel (Cable breakout) 5. Anyaman tembaga (Cooper braid)
  • 74. Instruksi Umum Pemasangan Terminasi 74 Untuk mendapatkan hasil pemasangan yang baik maka pemasang harus memperhatikan instruksi-instruksi sebagai berikut : 1. Sepatu kabel ang akan digunakan harus kedap air dan harus sejenis dengan bahan konduktor. 2. Gunakan gas LPG, Propane atau Butane, jangan minak tanah. 3. Atur brander untuk mendapatkan api berwarna biru dengan lidah api bewarna kuning. Hindarkan penggunaan lidah api biru. 4. Api harus digerakkan merata untuk menghindari pemutusan panas. 5. Bersihkan minak kabel (jika ada) dari bagian yang akan dipasang perekat. 6. Pada pemasangan terminasi tangan harus bersih, dan tidak boleh merokok.
  • 75. “ Adapun tahap-tahap persiapannya sebagai berikut : 1. Bersihkan jaket kabel dari kotoran yang menempel 2. Kupas jaket luar sepanjang minimum 800 mm 3. Ikat armouring 25 mm dari ujung potongan jaket kabel luar dengan kawat seng. Kupas armouring, sisakan 25 mm 4. Kupas jaket kabel dalam, sisakan 10 mm 5. Bersihkan semua material pengisi 6. Siapkan cooper braid pendek dan panjang (ground) 7. Pasangkan ketiga cooper braid flat (ground) pada tiap inti, ikat tiap-tiap ujungnya dengan +/- 10 ikatan kawat tembaga lapis tanah, kemudian tutup dengan pita PVC 3 lapis 8. Lakukan pemasangan awal pada jaket kabel luar dengan api yang tidak terlalu besar. 75 Pemasangan Luar (Outdoor) Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 initi
  • 76. “Adapun tahap-tahap persiapannya sebagai berikut : 1. Bersihkan jaket kabel dari kotoran yang menempel 2. Kupas jaket luar sepanjang minimum 800 mm 3. Ikat armouring 25 mm dari ujung potongan jaket kabel luar dengan kawat seng. Kupas armouring, sisakan 25 mm 4. Kupas jaket kabel dalam, sisakan 10 mm 5. Bersihkan semua material pengisi 6. Siapkan cooper braid pendek dan panjang (ground) 7. Pasangkan ketiga cooper braid flat (ground) pada tiap inti, ikat tiap-tiap ujungnya dengan ikatan kawat tembaga lapis timah, kemudian tutup dengan pita PVC 3 lapis 8. Lakukan pemasangan awal pada jaket kabel luar dengan api yang tidak terlalu besar. 76 Pemasangan Dalam (Indoor) Terminasi 20 kV Kabel XLPE 3 initi
  • 77. Pemasangan Terminasi Pasangan Dalam 1. Tentukan posisi terminal, kupas kabel isolasi dan pasangan peci pembentang Slip On 77 2. Lindungi setiap inti kabel dengan pita PVC dan pasangan penjepit kabel tanah atau anyaman tembaga 3. Lepaskan pelindung pita 4. Lepaskan lapisan semi konduktif kuar dari inti kabel. Lepasakan isolasi kabel dan pasang kerucut-kerucut pereduksi stress listrik 5. Pasang terminal-terminal 6. Kerutkan ujung-ujung terminal dan pasang sepatu kabel
  • 78. “Merupakan jarak terdekat yang harus dicapai oleh dua buah phasa yang terdekat, yaitu phasa yang dibelokkan dengan phasa terdekat atau dengan grounding (pentanahan) Secara sistematis dapat dirumuskan dengan R = 10 x D Dimana : R = Jarak terdekat antara dua phasa terletak pada awal screen (mm) D = Diameter kabel (mm) 78 Jarak Minimum Belokan
  • 79. “Merupakan jarak terkecil yang harus dicapai antara dua buah sirip yang terdekat pada phasa yang berlainan. 79 Jarak Minimum Antara sirip-sirip Berikut hubungan antara tegangan dan jarak antar sirip kV 7.2 12 17.5 24 36 D (mm) 10 10 15 20 24
  • 80. “Sebagai bagian dari konstruksi terminasi, sirip merupakan bagian terpenting yang berguna sebagai pelindung terhadap pengaruh luar (weather shield), seperti flashover, air hujan, kelembapan, dan juga berguna untuk menambah panjang creepage lenght. creepage lenght adalah isolasi minimum yang harus dicapai terminal. 80 Panjang Jarak Rambat Tegangan kV Creepage Length Indoor (mm) Creepage Length outdoor (mm) 7.2 250 450 12 300 650 17.5 350 650 24 450 800 36 600 800 Semakin besar tegangan kabel maka creepage length semakin panjang. Tetapi pemakaian di lapangan sulit dilakukan. Maka untuk mengatasi hal tersebut digunakan sirip-sirip terminasi dimana salah satu kegunaannya untuk memperpanjang creepage length.
  • 81. Keuntungan Pemakaian Terminasi Slip On 81 Mudah pemasangan Berlaku untuk segala macam kabel tegangan menengah Waktu pemasangan relatif cepat Lebih murah daripada isolator dan sistem porselin Keuntungan Terminasi Slip On Tidak memiliki batas waktu dan suhu apabila terminasi belum terpakai dan dapat disimpan di gudang Apabila selesai dalam pemasangan, terminasi dapat langsung dibebani sehingga dapat langsung melayani konsumen
  • 83. BAB 5 Gangguan Pada Kabel Bawah Tanah 83 5.1 Jenis – Jenis Ganguan Pada Kabel Bawah Tanah 5.2 Penyebab Kerusakan Pada Kabel Bawah Tanah 5.3 Penyebab Kerusakan Kabel Bawah Tanah 5.3 Menentukan Perkiraan Lokasi Gangguan Kabel Bawah Tanah 5.3.1. Umum 5.3.2. Peralatan Yang Digunakan 5.3.3. Metode Dan Prinsip Kerja 5.4 Menentukan Jenis Gangguan 5.4.1. Mengukur Tanah Dan Isolasi Kabel 5.4.2. Pemeriksaan Kontinuitas 5.4.3. Pengujian Isolasi Kabel 5.5 Menentukan Prakiraan Lokasi Gangguan dengan Menggunakan Metode Pemantulan Pulsa 5.5.1. Prinsip Metode Pemantulan Pulsa 5.5.2. Bentuk Pulsa yang Digunakan 5.5.3. Pelaksanaan Pengukuran
  • 84. PENDAHULUAN 84 JENIS GANGGUAN PADA KABEL BAWAH TANAH PENYEBAB KERUSAKAN KABEL BAWAH TANAH PENENTUAN LOKASI GANGGUAN KABEL BAWAH TANAH MENENTUKAN JENIS GANGGUAN PENENTUAN LOKASI GANGGUAN DENGAN METODA PEMANTULAN PULSA
  • 85. JENIS GANGGUAN KABEL BAWAH TANAH 85 Gangguan pada kabel bawah tanah dapat disebabkan oleh kerusakan pada konduktor, bahan isolasi atau kadang – kadang terjadi dua-duanya. Akibatnya terjadi kondisi sebagai berikut: 1. Gangguan konduktor putus (hubungan terbuka) 2. Gangguan seri, yaitu adanya tahanan gangguan yang terhubung seri 3. Gangguan antar fasa 4. Gangguan fasa ke tanah
  • 86. PENYEBAB KERUSAKAN KABEL BAWAH TANAH 86 Gangguan dapat terjadi karena kerusakan mekanis akibat pekerjaan- pekerjaan (penggalian) di dekat lintasan kabel. Hal ini dapat menimbulkan gangguan. Terjadi kelembaban di dalam kabel adalah alasan utama gangguan kabel bawah tanah. Berikut beberapa contoh gangguan pada kabel bawah tanah: 1. Korosi selubung kabel, hal ini juga menyebabkan terjadinya kelembaban di dalam kabel. 2. Penggerakan tanah, menyebabkan putusnya kabel. 3. Kerusakan akibat getaran, hal ini dapat mematahkan mantel timah. 4. Penempatan tidak bail, seperti membelokan kabel yang terlalu tajam, dan juga pengerjaan terminasi yang tidak sempurna.
  • 87. PENENTUAN LOKASI GANGGUAN KABEL BAWAH TANAH 87 LANGKAH KERJA 1. Mula-mula kita ganti resistor R2 dan R4 (gambar 4) dengan kabel tanah yang akan kita cari jarak kesalahannya (gambar 5) dalam hal ini kabel line 1 sebagai pengganti resistor R2 dan kabel line 2 sebagai pengganti R4. 2. Resistansi akan sama,karena resistansi sebanding dengan panjang kabel. 3. Hubungkan kawat yang bagus (line 1) dengan kawat yang mengalami kesalahan (kawat line 2). 4. Setelah dihubungkan,akan terlihat bahwa R1 (gambar 4) digantikan oleh L+(L-X) dan R4 ( gambar 4) digantikan oleh X
  • 88. 88 Tingkat akurasi lebih presisi jika pengujian ini kemudian di ulang pada ujung yang satu lagi pada kabel tersebut dan kedudukan rata-rata X dapat diambil sebagai titik dari kesalahan tersebut. Resistor variable R1 dan R2 biasanya disertakan dalam alat jembatan tunggal dan resistansinya disetel untuk memperoleh pembacaan nol. Dasar teori yang di guanaka untuk metoda pengujian ini adalah metoda jembatan wheatstone, seperti pada gambar di bawah ini
  • 89. “ Jenis gangguan pada kabel bawah tanah dapat ditentukan dengan pengukuran dan pengujian sebagai berikut : 1. Mengukur tahanan isolasi kabel dengan alat ukur tahanan isolasi megga ohm tester (megger) yang diukur adalah : a. tahanan isolasi antara inti dengan inti. b. tahanan isolasi antara inti dengan tanah atau mantel kabel. 2. Pemeriksaan kontinuitas ketiga inti kabel pada salah satu ujung kabel dihubung singkat dan dihubungkan dengan tanah, kemudian dari ujung kabel lainnya diukur tahanan konduktornya, antara fasa dengan fasa, dengan memakai megger. 89 MENENTUKAN JENIS GANGGUAN
  • 91. “ 91 PENGUJIAN ISOLASI KABEL Adanya gangguan shunt pada kabel tanah yang tahanan gangguannya sangat besar tidak diketahui melalui pengukuran biasa (megger). Jadi kabel seakan-akan tidak mendapat gangguan. Tetapi apabila kabel tersebut dibebani tegangan kerja peralatan proteksi akan bekerja membuka pemutus beban (PMT), karena terjadi break-down di titik gangguan. Dengan kata lain gangguan ini timbul bila kabel dialiri tegangan kerjanya. Jenis gangguan seperti ini dikenal sebagai gangguan flashing.
  • 92. “ 92 PENENTUAN LOKASI GANGGUAN KABEL BAWAH TANAH DENGAN METODE PEMANTULAN PULSA Sebuah pulsa dikirim ke sebuah kabel, pulsa ini secara keseluruhan atau sebagian ditunjukan dengan adanya impedansi (Z0) dan karena konstanta propagasi (Vp) yang konstan untuk sebuah kabel penerima. Waktu yang dipakai oleh pulsa untuk kembali pada sumber adalah ukuran yang menunjukan jarak gangguan. Kecepatan propagasi (V0) bergantung pada dielektrik kabel yang didefinisikan sebagai :
  • 93. “ 93 PENENTUAN LOKASI GANGGUAN KABEL BAWAH TANAH DENGAN METODE PEMANTULAN PULSA Pada waktu To bunyi pulsa dikirimkan, setelah selang waktu T1 pulsa mencapai tempat terjadi gangguan akan dipantulkan balik kearah sumber (terlihat pada gambar 3.2) dan T2 adalah waktu oleh pulsa untuk kembali pada sumber pada fasa yang tidak terganggu. Jarak yang benar pada gangguan dapat dihitung dengan : Untuk mencari T dilakukan dengan menggunakan osciloskop yang mempunyai time base tertentu sehingga pada layar tergambar bunyi pulsa yang dikirim dan dipantulkan. Jarak antara kedua pulsa ini dalam dimensi waktu yaitu (T) untuk mendapatkan gambar yang stabil pada layar, pulsa ini harus berulang dengan frekuensi tertentu.
  • 94. “ 94 REFERENSI Abduh, Syamsir. Kabel Tenaga Listrik : Teori dan Aplikasi. Penerbit Universitas Trisakti : Jakarta. 2011. Waskito, Hari. Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi Sistem Pemilihan Kabel dan Pemutus pada Proses Pengeboran Minyak dan Gas di Daerah “X”. Itenas : Bandung. [http://download.portalgaruda.org/article.php?article=57358&val=4287] Badan Standarisasi Nasional. Persyaratan Umum Instlasi Listrik (PUIL 2000). 2000. Jakarta : BSN. SPLN
  • 95. 95