Konflik antar pelajar yang diakhiri dengan kekerasan tanpa tujuan yang jelas merupakan contoh konflik tanpa tujuan menurut teori Turk. Turk mengemukakan istilah konflik otoritas untuk menjelaskan konflik yang terjadi karena ketidaksesuaian antara individu dengan otoritas.
Diskusi 3 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan memperoleh NPWP adalah hak kewaji...
Diskusi 8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
1. DISKUSI 8 Mata Kuliah Teori Kriminologi INDRA SOFIAN (042051183)
Yth. Bapak Hersen Monarchy dan Rekan-rekan, mohon perkenan Saya Indra Sofian, NIM :
042051183 dari UPBJJ Bogor menyampaikan jawaban tanggapan terkait
Konflik merupakan proses sosial yang akan terus terjadi dalam diri manusia dan di dalam
masyarakat, baik secara pribadi atau kelompok, dalam rangka perubahan untuk mencapai
tujuan tertentu dengan cara menentang lawannya dan konflik dapat memicu terjadinya
kekerasan. Namun, ada juga konflik yang diakhiri dengan kekerasan tetapi tidak memiliki tujuan
yang jelas.
Berilah contoh konflik yang diakhiri dengan kekerasan dan tidak memiliki tujuan yang jelas dan
apa istilah konflik tersebut dan siapa tokoh yang mengemukakan istilah dimaksud!
Jawaban:
Contoh konflik yang diakhiri dengan kekerangan dan tidak memiliki tujuan yang jelas adalah
tawuran antar pelajar Berbagai sebab yang memicu terjadinya tawuran tersebut beraneka
ragam, akan tetapi tetap saja tujuannya tidak jelas, apa yang mereka (para pelajar)
diperebutkan atau diperjuangkan. Biasanya pemicu tawuran antar pelajar hanya sepele,
mungkin hanya kesalahan bicara atau olok-olok antar teman1
.
Istilah konflik tanpa memiliki tujuan yang jelas ini dikemukan oleh Turk yaitu Teori Konflik
Otoritas.
Turk (1969) juga mengakui bahwa konflik sosial merupakan bagian yang nyata dan tidak dapat
dielakan dari kehidupan sosial, dimana seseorang haru sberada dalam otoritas. Bagi Turk,
apabila tidak ada konflik dalam tatanan soisal maka hal itu tidaklah sehat. Karena ketiadaan
konflik menunjukkan bahwa dalam masyarakat tersebut terdapat consensus yang terlalu besar,
individu secar aberlebihan dikontrol atau ditekan oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Namun
demikian, jika intensitas timbulnya konflik tersebut sangat tinggi, maka hal into juga tidak
diinginkan, karena tidak ada masyarakat dapat sehat tnapa tingkat consensus yang begitu
tinggi2
.
Dalam kasus kriminal, Turk menyatakan empat pengelompokan yang mewakili empat tingkat
konflik3
:
1
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/bab-12-konflik-sosial.pdf
2
M. Kemal Darmawan, Buku Materi Pokok Teori Kriminologi. Edisi 2. Cetakan Keenam belas, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2020. Modul 9. Hal 9.22
3
Ibid.. Modul 9. Hal 9.26
2. DISKUSI 8 Mata Kuliah Teori Kriminologi INDRA SOFIAN (042051183)
1. Tidak terorganisir dan tidak canggih
2. Terorganisisr dan tidak canggih
3. Tidak terorganisir dan canggih
4. Terorganisisr dan canggih.
REFERENSI:
1) M. Kemal Darmawan, Buku Materi Pokok Teori Kriminologi. Edisi 2. Cetakan Keenam
belas, Tangerang Selatan, Universitas Terbuka, 2020. Modul 8
2) Elizabeth Ghozali, Inisiasi Tuton ke-8. Mata Kuliah Kriminologi. Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka. 2021
3) https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/bab-12-konflik-sosial.pdf