SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
MISKOMUNIKASI DALAM SUATU HUBUNGAN BERPACARAN
Adista Mustika Nugraha Putri
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr Moestopo ( Beragama )
Email : adistamustikanugrahaputri@gmail.com
ABSTRAK
Dalam suatu hubungan berpacaran tidak menutup kemungkinan suatu tindakan akan
mengakibatkan konflik. Penyebab dari konflik yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu adanya perbedaan pendapat dan pemikiran. Jika suatu konflik
perbedaan tersebut terjadi namun, tidak langsung diselesaikan akan menjadi masalah besar bagi
suatu pasangan. Penulis mengambil sebuah kasus atau konflik yang diakibatkan karena kurang
nya komunikasi secara intens dalam suatu hubungan. Dalam kasus tersebut Metodologi yang
digunakan yaitu wawancara dan observasi. Peneliti memilihi metode wawancara non
terstruktur dikarenakan pertanyaan yang peneliti buat untuk ditanyakan kepada narasumber
merupakan pertanyaan tidak terbatas dan tidak memiliki pola yang direncanakan sebelumnya.
Narasumber berhak menjawab pertanyaan tanpa dibatasi suatu hal apapun. Pertanyaan yang
ditujukan merupakan pertanyaan mendalam kepada narasumber agar peneliti dapat
mendapatkan dan memahami posisi dari narasumber tersebut untuk melakukan suatu
penelitian. Kesimpulan dari kasus tersebut yaitu, miskomunikasi yang terjadi dalam suatu
hubungan berpacaran mengakibatkan hubungan yang kandas. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengurangi miskomunikasi yang terjadi dengan pasangan terutama pada kejadian-
kejadian tertentu. Dengan memiliki rasa kepercayaan dan kesabaran serta tidak begitu cepat
mengambil suatu keputusan yang besar, maka miskomunikasi ini tidak akan menjadi masalah
besar dalam hubungan berpacaran.
Kata kunci : Miskomunikasi Dalam Suatu Hubungan Berpacaran
PENDAHULUAN
Pengertian Antropologi
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari segala jenis seluk-beluk, unsur – unsur
dan kebudayaan yang di hasilkan pada kehidupan manusia serta upaya mempelajari
komunikasi sesuai dengan kerja lapangan (GUNSU NURMANSYAH,S.H.,M.H.
Dr.NUNUNG RODLIYAH,M.A RECCA AYU HAPSARI,S.H.,M.H. 2019). Tinjauan secara
holistiknya dengan artian manusia ini ditinjau dari dua segi yang tidak terpisah, yaitu manusia
sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial budaya di dalam lingkungan.
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan berguna dalam kehidupan
bersosialisasi berawal dari manusia diciptakan (Inah 2013). Komunikasi menjadikan apa yang
dijelaskan oleh seseorang dapat dengan mudah dimengerti juga oleh orang lain. Bahkan
komunikasi ini dapat menimbulkan terwujudnya suatu kesepakatan antar individu atau
kelompok. Tiap individu diharapkan dapat dengan mudah mengerti dan memahami apa yang
dimaksud dengan individu lainnya dengan komunikasi yang ada, serta dapat memberikan suatu
dukungan terhadap suatu argumen yang diberikan oleh tiap individu dimana dapat berupa suatu
persetujuan ataupun kritik yang bertujuan untuk membangun argumen tersebut. Dengan
komunikasi, dapat menciptakan kekompakan atau kebersamaan yang terjalin yang dimana
menjadikan individu tersebut lebih kuat diakibatkan dengan samanya tujuan yang ingin dicapai
antar individu tersebut.
Antropologi komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan karena manusia
sendiri tentu memerlukan komunikasi atau salah satu kebutuhan manusia adalah
berkomunikasi atau bersosialisasi. Individu dapat berkembang dengan adanya komunikasi
yang dijadikan sebagai jembatan dalam kehidupan individu tersebut guna menyampaikan
informasi ataupun idenya. Antropologi komunikasi merupakan ilmu yang saling berhubungan,
dikarenakan individu tidak dapat berkembang seperti sekarang ini jika tidak adanya
komunikasi. Begitu pula sebaliknya, individu saat melakukan pertukaran informasi perlu
adanya kecocokan ataupun kesamaan pada tiap perspektif. Dikarenakan jika individu
melakukan suatu komunikasi dengan individu lainnya yang tidak memiliki kesamaan dalam
pemikiran dan juga wawasan ataupun pengalaman yang ada, maka dari itu individu dengan
individu yang lain tersebut tidak dapat dengan mudah saling memahami tiap kalimat dan
penjelasan yang diberikan. Perlu adanya pemahaman lebih lanjut agar individu tersebut dapat
memahami kejadian yang merupakan informasi.
Miss Communication adalah suatu penerimaan informasi yang tidak benar atau salah
dan dapat terjadi diantara suatu hubungan berpacaran. Miskomunikasi juga merupakan
kegagalan dua orang untuk dapat berkomunikasi secara sepenuhnya. Istilah ini juga
menggambarkan ketidakmampuan seseorang dalam mengungkapkan ide atau pikirannya
dengan baik dan benar.
Dalam setiap hubungan berpacaran sering sekali terjadi konflik. Konflik tersebut
senantiasa melekat pada setiap individu. Oleh karena itu, konflik selalu terjadi baik kecil
maupun besar. Komunikasi sering menimbulkan kesalahpahaman yang mewujudkan suatu
konflik pada suatu hubungan berpacaran. Tidak sedikit individu yang berupaya untuk konsisten
dalam beberapa cara contohnya dalam bersikap, berperilaku. Individu tersebut mengatur
dunianya dengan cara berkomunikasi yang menurutnya masih masuk akal dan bermakna.
Namun, dalam komunikasilah individu sering mengutamakan ambisinya, sedangkan ambisi
tersebut tidak konsisten bahkan sering merekayasa pemikiran sehat demi harapan dan nafsunya
sendiri.
METODOLOGI
Dalam konflik yang terjadi, peneliti menggunakan metodologi wawancara. Yang
dimana wawancara merupakan kegiatan tanya-jawab secara lisan atau langsung untuk
mendapatkan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Bentuk informasi yang
didapatkan dinyatakan dalam bentuk tulisan, rekanan audio, visual ataupun audio visual.
Wawancara ini merupakan kegiatan pengamatan peneliti agar dapat terjun langsung pada
konflik yang terjadi. Penulis melakukan wawancara non terstruktur yang dimana pertanyaan
penulis diajukan untuk mengumpulkan informasi sebagai data yang tidak terbatas. Pertanyaan
tersebut tidak memiliki pola atau belum direncanakan sebelumnya oleh penulis. Narasumber
berhak menjawab pertanyaan yang diberikan tanpa adanya batasan. Pertanyaan yang diberikan
oleh penulis kepada narasumber merupakan pertanyaan yang mendalam dan memiliki
kemungkinan masuk ke dalam kategori pertanyaan berat, dikarenakan penulis akan terus
mengulik secara dalam segala akar terjadinya konflik tersebut agar memperoleh data yang
efisien. Bentuk atau alat yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data dari
narasumber adalah audio, karena penulis menggunakan smartphone guna melakukan tanya-
jawab kepada narasumber dikarenakan narasumber tengah berada di luar kota.
Berikut adalah sumber atau data informan yang penulis peroleh dari wawancara tersebut :
A . Data Informan atau Narasumber
Narasumber 1
1. Nama : Raisa Natanegara
2. Usia : 20 Tahun
3. Gender : Perempuan
Narasumber 2
1. Nama : Angkasa Rafael
2. Usia : 21 Tahun
3. Gender : Laki – Laki
Narasumber 3
1. Nama : Kaylian Aksara Putra Laksono
2. Usia : 21 Tahun
3. Gender : Laki – Laki
PEMBAHASAN
Teori merupakan suatu konsep yang mengindikasikan adanya hubungan antar tiap
konsep yang membantu penulis dalam memahami sebuah fenomena secara ilmiah. Teori yang
baik dan benar memiliki kegunaan atau utility, dimana teori tersebut dapat memberitahukan
banyak hal kepada penulis mengenai komunikasi dan perilaku manusia yang terjadi. Hal
tersebutlah yang memungkinkan penulis untuk mengetahui elemen dari komunikasi yang
masih belum jelas sebelumnya. Maka dari itu, teori tersebut dapat membantu penulis dalam
membentuk dan mengubah perilaku.
Tabularasa ini sendiri secara harfiahnya memiliki arti kertas kosong yang tidak
dituliskan apa-apa di dalamnya. Teori ini beranggapan bahwa semua ilmu pengetahuan dalam
diri manusia yang terlihat dari perilaku berbahasa merupakan hasil dari integrasi peristiwa atau
kejadian bahasa yang dialami dan diamati oleh manusia tersebut. Perspektif perilaku
kebahasaan yang dapat diamati langsung dan hubungannya antara rangsangan dan reaksi.
Sebuah perilaku bahasa yang disebutkan efektif jika reaksi yang dilakukan tepat pada sebuah
rangsangan. Hasil dari reaksi tersebut menjadi sebuah kebiasaan jika reaksi ini mendapat
pembenaran.
Melalui teori tabularasa tersebut, penulis berpendapat hubungan teori tersebut dengan
konflik adalah sebelum terjadinya suatu konflik sama awal mulanya sama seperti teori
tabularasa ini. Yang dimana saat individu tersebut lahir masih sama seperti kertas kosong yang
tidak mengetahui hal apapun dalam kehidupan dikarenakan ilmu atau pengalaman yang
didapati oleh individu tersebut belum terlalu banyak dan belum pasti kebenarannya. Konflik
dapat muncul dari perspektif atau pemikiran tiap individu yang berbeda-beda dan dari
pengalaman yang berbeda pula. Maka dari itu, jika suatu individu memiliki kesamaan dengan
individu yang lainnya hal tersebut bukan menjadi suatu kesalahan, karena tiap individu tumbuh
dan berkembang dilingkungan yang berbeda sehingga tiap individu ini mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Hal tersebut dapat menjadi awal mulanya konflik
timbul. Memiliki pendapat dan pemikiran yang berbeda membuat kesalahpahaman yang
berlanjut di tiap hubungan berpacaran. Tidak menutup kemungkinan dalam suatu hubungan
berpacaran, pacaran memiliki sifat dan perilaku yang berbeda dikarenakan asal dan kebiasaan
mereka dari awal juga sudah berbeda. Hal tersebutlah yang menimbulkan konflik atau
miskomunikasi yang terjadi pada kasus tersebut.
Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Model komunikasi ini merujuk pada interaksi yang berlangsung secara dua arah baik
pengirim pesan atau penerima pesan yang dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima
pesan yang disampaikan. Pesan dikirimkan setelah proses encoding sedangkan pengirim pesan
juga disebut dengan encoder. Disebut receiver atau decoder dikarenakan pesan yang telah di-
incode oleh pengirim pesan setelah itu mengalami proses decoding yang dilakukan oleh
receiver atau penerima pesan. Proses komunikasi ini dimulai dari encoder yang kemudian
dilakukan secara bergantian dalam mengirim pesan kepada pesan pertama. Model komunikasi
ini menjelaskan peran encoder dan decoder yang dapat bertukar peran seperti komunikasi pada
umumnya.
Proses komunikasi yang terjadi menurut model Osgood dan Schramm yaitu :
1. Komunikator menjelaskan argumen atau informasi yang akan di komunikasikan
dengan mengkode ke dalam sebuah pesan. Penangkapan informasi ini sangat
bergantung dan berhubungan dari pengalaman lapangan dengan kondisi psikologis
komunikator. Informasi tersebut kemudian kirimkan kepada komunikan
2. Komunikan memberikan kode pesan tersebut dan menjelaskannya sehingga dapat
memahami informasi yang dikirimkan oleh komunikator
3. Tidak menutup kemungkinan pula, komunikan akan bereaksi terhadap informasi yang
ia terima sehingga ia dapat menangkap informasi tersebut dengan cara menyandikan
atau membuat kode pesan dan dikirimkan kembali sebagai umpan balik. Dalam hal ini
komunikan dapat menjadi komunikator juga.
Ketentuan dalam menggunakan model komunikasi ini adalah adanya kesesuaian terhadap
pengalaman lapangan dialami oleh komunikator. Tanpa adanya pengalaman yang sama
tersebut antara komunikator dengan komunikan maka akan menimbulkan pandangan yang
berbeda pada suatu informasi yang berikan.
Jika dihubungkan dengan konflik yang terjadi pada kasus yang diamati oleh peneliti yaitu,
informasi bahwa Raisa diboncengi oleh seorang pria di parkiran motor dan melihat Raisa
dipasangkan helm oleh sosok pria tersebut. Tidak lama dari itu, teman Rafael memberikan
informasi yang mentah dan informasi yang dihubungkan dengan pengalaman pribadinya.
Dengan perspektif yang ia terima, informasi tersebut di beritahukan kepada Angkasa Rafael
yang dimana Rafael juga menerima mentah-mentah informasi yang berikan oleh temannya.
Informasi tersebut membuat Rafael marah dan tidak berpikir panjang. Rafael memberikan
pesan dengan caci makian yang banyak beserta dengan kata-katanya yang kasar yang membuat
Raisa sakit hati membacanya. Tak hanya itu, Rafael juga langsung memutuskan hubungannya
dengan Raisa dikarenakan tersulut emosi yang sangat besar. Namun, setelah Rafael mengetahui
bahwa lelaki yang memboncengi Raisa adalah sepupu dari ibu Raisa sendiri. Rafael merasa
menyesal lalu mengaku salah dan membalikkan emosinya kepada temannya yang telah
memberikan informasi salah. Rafael memukul temannya dikarenakan merasa bahwa
hubungannya rusak disebabkan oleh temannya yang memberikan informasi salah, tidak benar
dan tidak di cari tahu terlebih dahulu. Disini terlihat bawah komunikator awalnya yaitu teman
dari Rafael tersebut, lalu setelah Rafael mengetahui bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya
benar, Rafael memberikan informasi lagi kepada temannya dan memposisikan dirinya menjadi
komunikator dan temannya menjadi komunikan. Namun, jika penulis amati lagi, Rafael juga
telah menerima pesan atau informasi tersebut secara mentah, yang dimana tidak di cari lagi
secara dalam dam langsung mengambil keputusan yang mendadak. Setelah mengetahui sifat
Rafael yang seperti itu, Raisa mengalami ketahuan dan enggan untuk menjalin hubungan lagi
dengan Rafael. Raisa juga agar kejadian di dalam hubungan mereka dapat Rafael jadikan
pelajaran untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, Raisa jadi merasa takut setiap
berangkat kuliah, di kelas maupun di kantin kampus Rafael dan teman-temannya masih suka
mengawasi Raisa yang sekarang tidak lagi dengan Rafael.
Teori Resolusi Konflik
Teori resolusi konflik ini merupakan suatu menurut pandangan dari Bruton merupakan
upaya transformasi hubungan yang saling berkaitan dengan tujuan mencari jalan keluar dari
sebuah perilaku konfliktual sebagai suatu hal yang dipentingkan. Teori resolusi konflik ini juga
merupakan salah satu metode penyelesaian konflik dan mencari titik terang dalam
permasalahan yang terjadi. Terdapat beberapa cara dalam menghadapi konflik, di antaranya
yaitu :
1. lumping it, berhubungan dengan kegagalan salah satu pihak yang memiliki
kekuatan untuk menekankan tuntutannya. Dengan kata lain isu yang beritakan
diabaikan begitu saja dan hubungan dengan lawannya terus berjalan. Maksud dari
lumping it tersebut antara lain yaitu membiarkan saja pihak lain merasakan
perlakuan yang tidak adil, gagal atau tidak berhasil dalam mengupayakan tuntutan
sehingga lebih tidak diperhatikan dan dibiarkan begitu saja.
2. Avoidance or Exit, Mengambil keputusan di akhir dengan mengakhiri hubungannya
dengan meninggalkannya. Dasar pertimbangannya yaitu adanya keterbatasan
kekuatan yang dimiliki dari salah satu pihak dengan alasan apa pun. Teknik
mengindair ini bertujuan untuk mengakhiti bentuk kerjasama, yang bisa menjadi
alasan dikarenakan kemampuaannya berada dibawah lawan.
3. Coersiin, salah tahu pihak yang menetapkan keinginannya atau kepentingan dirinya
pada pihak lain. Disini masi adanya usaha untuk melakukan paksaan yang biasanya
pasangan disuruh untuk menuruti kemauan yang harus dijalankan oleh pasangannya
sendiri.
4. Negotiation, Kedua belah pihak menyelesaikan konflik tersebut secara bersamaan
tanpa melibatkan orang baru atau pihak ketiga. Pada kali ini pasangantersebut
memiliki wewenang untuk menggunakan orang lain sebagai penengah dalam
permasalahan mereka.
5. Concilliation, Mengajak dan menyatukan kedua belah pihak yang berperan untuk
bersama-sama melihat konflik tersebut agar dapat menyelesaikan masalahnya.
Teknik ini mengusahakan pasangan tersebut dapat berdamai dengan tujuan yang
baik sehingga tidak aada pihak yang dirugikan.
6. Adjudication, jika ditemukan adanya intervensi pihak ketiga yang memiliki otoritas
untuk untuk mengintervensi persengketaan dan membuat serta menerapkan
keputusan yang diambil baik yang diharapkan maupun tidak oleh kedua belah pihak
yang bersangkutan. Jika pasangan tersebut tidak menemukan jalan keluar atau jalan
tengah dalam permasalahan mereka, maka jalur yang pengadilan yang akan menjadi
wadah mereka dalam mengambil suatu keputusan pada hubungannya.
7. Mediation, cara ini digunakan oleh pihak eksternal untuk memberikan intervensi
kepada pasangannya agar dapat saling sepakat dan setuju dengan perjanjian damai
yang dibuat dalam suatu hubungan.
8. Arbitration, cara ini digunakan oleh pasangan yang memiliki masalah dan setuju
dengan keputusan dari pihak ketiga selaku bantuan dalam menyelesaikan
permasalahan.
Faktor tersebut dapat membantu hubungan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi,
namun, jika dihubungkan dengan konflik yang diangkat oleh penulis, maka metode yang
berhubungan yaitu Avoidance or exit. Dimana mereka mengakhiri hubungannya dengan
meninggalkan masalah yang ada. Walaupun masalah tersebut telah mendapatkan penjelasan
dari lawannya, namun tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi. Hubungan mereka tetap
berakhir dikarenakan Raisa juga memiliki keterbatasan yaitu tidak kuat dan tidak ingin
memiliki hubungan lagi dengan Rafael dilandasi dengan sikap dan temperamental yang
dimiliki oleh Rafael.
KESIMPULAN
Penulis mengambil kesimpulan dalam kasus tersebut yaitu, setiap individu memiliki
pengalaman dan perspektifnya masing – masing sesuai dengan teori tabularasa. Individu
merupakan kertas kosong yang tidak mengetahui akan hal apapun dalam kehidupannya. Dan
individu memiliki sifat berbeda dikarenakan mendapatkan pengetahuan yang beda dan
mengalami pengalaman yang berbeda pula. Tidak menutup kemungkinan pemikiran yang
diperoleh oleh tiap individu sangat lah berbanding terbalik dengan individu lainnya.
Pertumbuhan yang dialami dari anak-anak hingga beranjak dewasa merupakan proses
pertumbuhan individu dalam memperoleh informasi dan ilmu yang akan membawa
pengalaman tertentu dalam kehidupannya. Sehingga saat individu tersebut menjalin hubungan
dengan individu lainnya yang memiliki pengalaman serta perspektif yang berbeda juga. Maka,
akan menimbulkan suatu konflik yang terjadi dalam hubungan tersebut. Konflik kecil yang
terjadi dalam suatu hubungan dikarenakan memiliki pandangan yang berbeda yaitu
miskomunikasi. Faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik ini yaitu pandangan, sikap,
pengalaman, latar belakang, psikis, dan sebagainya. Dalam konflik yang terjadi, menggunakan
model komunikasi Osgood dan Schramm, yang dimana komunikasi merujuk pada interaksi
yang berlangsung secara dua arah baik pengirim pesan atau penerima pesan yang dapat
berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan yang disampaikan. Meskipun begitu,
konflik yang terjadi dalam hubungan tersebut memiliki penyelesaiannya sendiri dengan
metode Avoidance or exit. Membuat hubungan tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, dan memilih
untuk menjadikan suatu perubahan yang baik bagi lawan komunikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Moni Ayu Lestari, Eko Kuntarto . n.d. "HIPOTESIS TABULARASA." Edited by Eko Kuntarto
Moni Ayu Lestari.
GUNSU NURMANSYAH,S.H.,M.H. Dr.NUNUNG RODLIYAH,M.A RECCA AYU
HAPSARI,S.H.,M.H. 2019. "PENGANTAR ANTROPOLOGI ." Edited by Team Aura
Creative. (AURA).
GUNSU NURMANSYAH,S.H.,M.H. Dr.NUNUNG RODLIYAH,M.A RECCA AYU
HAPSARI,S.H.,M.H. 2019. "PENGANTAR ANTROPOLOGI." Edited by Team Aura
Creative. (AURA) 1-2.
Inah, Ety Nur. 2013. "PERANAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN." Jurnal Al-Ta'dib 6: 179.
Syukriadi Sambas, Haji, 1953- (pengarang). 2016. Antropologi komunikasi. 1 edition. Pustaka
Setia.

More Related Content

Similar to Jurnal Antropologi Adista M.docx

Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.docJurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
CarlaCQ
 
ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...
ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...
ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...
DafinaNurAulia
 
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docxANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
arlnleticia
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
Said Jie
 

Similar to Jurnal Antropologi Adista M.docx (20)

Konflik Antar Kekasih (KAP) - Kelompok 7.docx
Konflik Antar Kekasih (KAP) - Kelompok 7.docxKonflik Antar Kekasih (KAP) - Kelompok 7.docx
Konflik Antar Kekasih (KAP) - Kelompok 7.docx
 
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .docJurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
 
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.docJurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
 
ANTROPOLOGI KOMUNIKASI - MUHAMMAD REZA LAZUARDI - 202241189.docx
 ANTROPOLOGI KOMUNIKASI - MUHAMMAD REZA LAZUARDI - 202241189.docx ANTROPOLOGI KOMUNIKASI - MUHAMMAD REZA LAZUARDI - 202241189.docx
ANTROPOLOGI KOMUNIKASI - MUHAMMAD REZA LAZUARDI - 202241189.docx
 
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docxKonflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
 
Jurnal antropologi Komunikmasi
Jurnal antropologi Komunikmasi Jurnal antropologi Komunikmasi
Jurnal antropologi Komunikmasi
 
ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...
ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...
ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISSKOMUNIKASI DALAM KASUS PASANGAN SUAMI ISTRI Y...
 
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
 
Univa All Islami 202241031 Antropologi Komunikasi
Univa All Islami 202241031  Antropologi KomunikasiUniva All Islami 202241031  Antropologi Komunikasi
Univa All Islami 202241031 Antropologi Komunikasi
 
Konflik Antar Mahasiswa dan Dosen
Konflik Antar Mahasiswa dan DosenKonflik Antar Mahasiswa dan Dosen
Konflik Antar Mahasiswa dan Dosen
 
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar PribadiKomunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar Pribadi
 
Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN     PERTEMANAN     Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN     PERTEMANAN
Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
 
KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN        KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
 
makalah tugas konflik ayla.docx
makalah tugas konflik ayla.docxmakalah tugas konflik ayla.docx
makalah tugas konflik ayla.docx
 
ANTROPOLOGI MUHAMMAD FULLY ALI 202241030.docx
ANTROPOLOGI MUHAMMAD FULLY ALI 202241030.docxANTROPOLOGI MUHAMMAD FULLY ALI 202241030.docx
ANTROPOLOGI MUHAMMAD FULLY ALI 202241030.docx
 
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docxANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
 
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJAANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
 
Komonikasi Model Laswell Dan Konflik Akibat Perbedaan Generasi
Komonikasi Model Laswell Dan Konflik Akibat Perbedaan GenerasiKomonikasi Model Laswell Dan Konflik Akibat Perbedaan Generasi
Komonikasi Model Laswell Dan Konflik Akibat Perbedaan Generasi
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
 
Eduard Jenner Antropologi Komunikasi (1).docx
Eduard Jenner Antropologi Komunikasi (1).docxEduard Jenner Antropologi Komunikasi (1).docx
Eduard Jenner Antropologi Komunikasi (1).docx
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

Jurnal Antropologi Adista M.docx

  • 1. MISKOMUNIKASI DALAM SUATU HUBUNGAN BERPACARAN Adista Mustika Nugraha Putri Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr Moestopo ( Beragama ) Email : adistamustikanugrahaputri@gmail.com ABSTRAK Dalam suatu hubungan berpacaran tidak menutup kemungkinan suatu tindakan akan mengakibatkan konflik. Penyebab dari konflik yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu adanya perbedaan pendapat dan pemikiran. Jika suatu konflik perbedaan tersebut terjadi namun, tidak langsung diselesaikan akan menjadi masalah besar bagi suatu pasangan. Penulis mengambil sebuah kasus atau konflik yang diakibatkan karena kurang nya komunikasi secara intens dalam suatu hubungan. Dalam kasus tersebut Metodologi yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Peneliti memilihi metode wawancara non terstruktur dikarenakan pertanyaan yang peneliti buat untuk ditanyakan kepada narasumber merupakan pertanyaan tidak terbatas dan tidak memiliki pola yang direncanakan sebelumnya. Narasumber berhak menjawab pertanyaan tanpa dibatasi suatu hal apapun. Pertanyaan yang ditujukan merupakan pertanyaan mendalam kepada narasumber agar peneliti dapat mendapatkan dan memahami posisi dari narasumber tersebut untuk melakukan suatu penelitian. Kesimpulan dari kasus tersebut yaitu, miskomunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan berpacaran mengakibatkan hubungan yang kandas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi miskomunikasi yang terjadi dengan pasangan terutama pada kejadian- kejadian tertentu. Dengan memiliki rasa kepercayaan dan kesabaran serta tidak begitu cepat mengambil suatu keputusan yang besar, maka miskomunikasi ini tidak akan menjadi masalah besar dalam hubungan berpacaran. Kata kunci : Miskomunikasi Dalam Suatu Hubungan Berpacaran
  • 2. PENDAHULUAN Pengertian Antropologi Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari segala jenis seluk-beluk, unsur – unsur dan kebudayaan yang di hasilkan pada kehidupan manusia serta upaya mempelajari komunikasi sesuai dengan kerja lapangan (GUNSU NURMANSYAH,S.H.,M.H. Dr.NUNUNG RODLIYAH,M.A RECCA AYU HAPSARI,S.H.,M.H. 2019). Tinjauan secara holistiknya dengan artian manusia ini ditinjau dari dua segi yang tidak terpisah, yaitu manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial budaya di dalam lingkungan. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan berguna dalam kehidupan bersosialisasi berawal dari manusia diciptakan (Inah 2013). Komunikasi menjadikan apa yang dijelaskan oleh seseorang dapat dengan mudah dimengerti juga oleh orang lain. Bahkan komunikasi ini dapat menimbulkan terwujudnya suatu kesepakatan antar individu atau kelompok. Tiap individu diharapkan dapat dengan mudah mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan individu lainnya dengan komunikasi yang ada, serta dapat memberikan suatu dukungan terhadap suatu argumen yang diberikan oleh tiap individu dimana dapat berupa suatu persetujuan ataupun kritik yang bertujuan untuk membangun argumen tersebut. Dengan komunikasi, dapat menciptakan kekompakan atau kebersamaan yang terjalin yang dimana menjadikan individu tersebut lebih kuat diakibatkan dengan samanya tujuan yang ingin dicapai antar individu tersebut. Antropologi komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan karena manusia sendiri tentu memerlukan komunikasi atau salah satu kebutuhan manusia adalah berkomunikasi atau bersosialisasi. Individu dapat berkembang dengan adanya komunikasi yang dijadikan sebagai jembatan dalam kehidupan individu tersebut guna menyampaikan informasi ataupun idenya. Antropologi komunikasi merupakan ilmu yang saling berhubungan, dikarenakan individu tidak dapat berkembang seperti sekarang ini jika tidak adanya komunikasi. Begitu pula sebaliknya, individu saat melakukan pertukaran informasi perlu adanya kecocokan ataupun kesamaan pada tiap perspektif. Dikarenakan jika individu melakukan suatu komunikasi dengan individu lainnya yang tidak memiliki kesamaan dalam pemikiran dan juga wawasan ataupun pengalaman yang ada, maka dari itu individu dengan individu yang lain tersebut tidak dapat dengan mudah saling memahami tiap kalimat dan penjelasan yang diberikan. Perlu adanya pemahaman lebih lanjut agar individu tersebut dapat memahami kejadian yang merupakan informasi.
  • 3. Miss Communication adalah suatu penerimaan informasi yang tidak benar atau salah dan dapat terjadi diantara suatu hubungan berpacaran. Miskomunikasi juga merupakan kegagalan dua orang untuk dapat berkomunikasi secara sepenuhnya. Istilah ini juga menggambarkan ketidakmampuan seseorang dalam mengungkapkan ide atau pikirannya dengan baik dan benar. Dalam setiap hubungan berpacaran sering sekali terjadi konflik. Konflik tersebut senantiasa melekat pada setiap individu. Oleh karena itu, konflik selalu terjadi baik kecil maupun besar. Komunikasi sering menimbulkan kesalahpahaman yang mewujudkan suatu konflik pada suatu hubungan berpacaran. Tidak sedikit individu yang berupaya untuk konsisten dalam beberapa cara contohnya dalam bersikap, berperilaku. Individu tersebut mengatur dunianya dengan cara berkomunikasi yang menurutnya masih masuk akal dan bermakna. Namun, dalam komunikasilah individu sering mengutamakan ambisinya, sedangkan ambisi tersebut tidak konsisten bahkan sering merekayasa pemikiran sehat demi harapan dan nafsunya sendiri. METODOLOGI Dalam konflik yang terjadi, peneliti menggunakan metodologi wawancara. Yang dimana wawancara merupakan kegiatan tanya-jawab secara lisan atau langsung untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Bentuk informasi yang didapatkan dinyatakan dalam bentuk tulisan, rekanan audio, visual ataupun audio visual. Wawancara ini merupakan kegiatan pengamatan peneliti agar dapat terjun langsung pada konflik yang terjadi. Penulis melakukan wawancara non terstruktur yang dimana pertanyaan penulis diajukan untuk mengumpulkan informasi sebagai data yang tidak terbatas. Pertanyaan tersebut tidak memiliki pola atau belum direncanakan sebelumnya oleh penulis. Narasumber berhak menjawab pertanyaan yang diberikan tanpa adanya batasan. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis kepada narasumber merupakan pertanyaan yang mendalam dan memiliki kemungkinan masuk ke dalam kategori pertanyaan berat, dikarenakan penulis akan terus mengulik secara dalam segala akar terjadinya konflik tersebut agar memperoleh data yang efisien. Bentuk atau alat yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data dari narasumber adalah audio, karena penulis menggunakan smartphone guna melakukan tanya- jawab kepada narasumber dikarenakan narasumber tengah berada di luar kota.
  • 4. Berikut adalah sumber atau data informan yang penulis peroleh dari wawancara tersebut : A . Data Informan atau Narasumber Narasumber 1 1. Nama : Raisa Natanegara 2. Usia : 20 Tahun 3. Gender : Perempuan Narasumber 2 1. Nama : Angkasa Rafael 2. Usia : 21 Tahun 3. Gender : Laki – Laki Narasumber 3 1. Nama : Kaylian Aksara Putra Laksono 2. Usia : 21 Tahun 3. Gender : Laki – Laki
  • 5. PEMBAHASAN Teori merupakan suatu konsep yang mengindikasikan adanya hubungan antar tiap konsep yang membantu penulis dalam memahami sebuah fenomena secara ilmiah. Teori yang baik dan benar memiliki kegunaan atau utility, dimana teori tersebut dapat memberitahukan banyak hal kepada penulis mengenai komunikasi dan perilaku manusia yang terjadi. Hal tersebutlah yang memungkinkan penulis untuk mengetahui elemen dari komunikasi yang masih belum jelas sebelumnya. Maka dari itu, teori tersebut dapat membantu penulis dalam membentuk dan mengubah perilaku. Tabularasa ini sendiri secara harfiahnya memiliki arti kertas kosong yang tidak dituliskan apa-apa di dalamnya. Teori ini beranggapan bahwa semua ilmu pengetahuan dalam diri manusia yang terlihat dari perilaku berbahasa merupakan hasil dari integrasi peristiwa atau kejadian bahasa yang dialami dan diamati oleh manusia tersebut. Perspektif perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dan hubungannya antara rangsangan dan reaksi. Sebuah perilaku bahasa yang disebutkan efektif jika reaksi yang dilakukan tepat pada sebuah rangsangan. Hasil dari reaksi tersebut menjadi sebuah kebiasaan jika reaksi ini mendapat pembenaran. Melalui teori tabularasa tersebut, penulis berpendapat hubungan teori tersebut dengan konflik adalah sebelum terjadinya suatu konflik sama awal mulanya sama seperti teori tabularasa ini. Yang dimana saat individu tersebut lahir masih sama seperti kertas kosong yang tidak mengetahui hal apapun dalam kehidupan dikarenakan ilmu atau pengalaman yang didapati oleh individu tersebut belum terlalu banyak dan belum pasti kebenarannya. Konflik dapat muncul dari perspektif atau pemikiran tiap individu yang berbeda-beda dan dari pengalaman yang berbeda pula. Maka dari itu, jika suatu individu memiliki kesamaan dengan individu yang lainnya hal tersebut bukan menjadi suatu kesalahan, karena tiap individu tumbuh dan berkembang dilingkungan yang berbeda sehingga tiap individu ini mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Hal tersebut dapat menjadi awal mulanya konflik timbul. Memiliki pendapat dan pemikiran yang berbeda membuat kesalahpahaman yang berlanjut di tiap hubungan berpacaran. Tidak menutup kemungkinan dalam suatu hubungan berpacaran, pacaran memiliki sifat dan perilaku yang berbeda dikarenakan asal dan kebiasaan mereka dari awal juga sudah berbeda. Hal tersebutlah yang menimbulkan konflik atau miskomunikasi yang terjadi pada kasus tersebut.
  • 6. Model Komunikasi Osgood dan Schramm Model komunikasi ini merujuk pada interaksi yang berlangsung secara dua arah baik pengirim pesan atau penerima pesan yang dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan yang disampaikan. Pesan dikirimkan setelah proses encoding sedangkan pengirim pesan juga disebut dengan encoder. Disebut receiver atau decoder dikarenakan pesan yang telah di- incode oleh pengirim pesan setelah itu mengalami proses decoding yang dilakukan oleh receiver atau penerima pesan. Proses komunikasi ini dimulai dari encoder yang kemudian dilakukan secara bergantian dalam mengirim pesan kepada pesan pertama. Model komunikasi ini menjelaskan peran encoder dan decoder yang dapat bertukar peran seperti komunikasi pada umumnya. Proses komunikasi yang terjadi menurut model Osgood dan Schramm yaitu : 1. Komunikator menjelaskan argumen atau informasi yang akan di komunikasikan dengan mengkode ke dalam sebuah pesan. Penangkapan informasi ini sangat bergantung dan berhubungan dari pengalaman lapangan dengan kondisi psikologis komunikator. Informasi tersebut kemudian kirimkan kepada komunikan 2. Komunikan memberikan kode pesan tersebut dan menjelaskannya sehingga dapat memahami informasi yang dikirimkan oleh komunikator 3. Tidak menutup kemungkinan pula, komunikan akan bereaksi terhadap informasi yang ia terima sehingga ia dapat menangkap informasi tersebut dengan cara menyandikan atau membuat kode pesan dan dikirimkan kembali sebagai umpan balik. Dalam hal ini komunikan dapat menjadi komunikator juga. Ketentuan dalam menggunakan model komunikasi ini adalah adanya kesesuaian terhadap pengalaman lapangan dialami oleh komunikator. Tanpa adanya pengalaman yang sama tersebut antara komunikator dengan komunikan maka akan menimbulkan pandangan yang berbeda pada suatu informasi yang berikan. Jika dihubungkan dengan konflik yang terjadi pada kasus yang diamati oleh peneliti yaitu, informasi bahwa Raisa diboncengi oleh seorang pria di parkiran motor dan melihat Raisa dipasangkan helm oleh sosok pria tersebut. Tidak lama dari itu, teman Rafael memberikan informasi yang mentah dan informasi yang dihubungkan dengan pengalaman pribadinya.
  • 7. Dengan perspektif yang ia terima, informasi tersebut di beritahukan kepada Angkasa Rafael yang dimana Rafael juga menerima mentah-mentah informasi yang berikan oleh temannya. Informasi tersebut membuat Rafael marah dan tidak berpikir panjang. Rafael memberikan pesan dengan caci makian yang banyak beserta dengan kata-katanya yang kasar yang membuat Raisa sakit hati membacanya. Tak hanya itu, Rafael juga langsung memutuskan hubungannya dengan Raisa dikarenakan tersulut emosi yang sangat besar. Namun, setelah Rafael mengetahui bahwa lelaki yang memboncengi Raisa adalah sepupu dari ibu Raisa sendiri. Rafael merasa menyesal lalu mengaku salah dan membalikkan emosinya kepada temannya yang telah memberikan informasi salah. Rafael memukul temannya dikarenakan merasa bahwa hubungannya rusak disebabkan oleh temannya yang memberikan informasi salah, tidak benar dan tidak di cari tahu terlebih dahulu. Disini terlihat bawah komunikator awalnya yaitu teman dari Rafael tersebut, lalu setelah Rafael mengetahui bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya benar, Rafael memberikan informasi lagi kepada temannya dan memposisikan dirinya menjadi komunikator dan temannya menjadi komunikan. Namun, jika penulis amati lagi, Rafael juga telah menerima pesan atau informasi tersebut secara mentah, yang dimana tidak di cari lagi secara dalam dam langsung mengambil keputusan yang mendadak. Setelah mengetahui sifat Rafael yang seperti itu, Raisa mengalami ketahuan dan enggan untuk menjalin hubungan lagi dengan Rafael. Raisa juga agar kejadian di dalam hubungan mereka dapat Rafael jadikan pelajaran untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, Raisa jadi merasa takut setiap berangkat kuliah, di kelas maupun di kantin kampus Rafael dan teman-temannya masih suka mengawasi Raisa yang sekarang tidak lagi dengan Rafael. Teori Resolusi Konflik Teori resolusi konflik ini merupakan suatu menurut pandangan dari Bruton merupakan upaya transformasi hubungan yang saling berkaitan dengan tujuan mencari jalan keluar dari sebuah perilaku konfliktual sebagai suatu hal yang dipentingkan. Teori resolusi konflik ini juga merupakan salah satu metode penyelesaian konflik dan mencari titik terang dalam permasalahan yang terjadi. Terdapat beberapa cara dalam menghadapi konflik, di antaranya yaitu : 1. lumping it, berhubungan dengan kegagalan salah satu pihak yang memiliki kekuatan untuk menekankan tuntutannya. Dengan kata lain isu yang beritakan diabaikan begitu saja dan hubungan dengan lawannya terus berjalan. Maksud dari lumping it tersebut antara lain yaitu membiarkan saja pihak lain merasakan
  • 8. perlakuan yang tidak adil, gagal atau tidak berhasil dalam mengupayakan tuntutan sehingga lebih tidak diperhatikan dan dibiarkan begitu saja. 2. Avoidance or Exit, Mengambil keputusan di akhir dengan mengakhiri hubungannya dengan meninggalkannya. Dasar pertimbangannya yaitu adanya keterbatasan kekuatan yang dimiliki dari salah satu pihak dengan alasan apa pun. Teknik mengindair ini bertujuan untuk mengakhiti bentuk kerjasama, yang bisa menjadi alasan dikarenakan kemampuaannya berada dibawah lawan. 3. Coersiin, salah tahu pihak yang menetapkan keinginannya atau kepentingan dirinya pada pihak lain. Disini masi adanya usaha untuk melakukan paksaan yang biasanya pasangan disuruh untuk menuruti kemauan yang harus dijalankan oleh pasangannya sendiri. 4. Negotiation, Kedua belah pihak menyelesaikan konflik tersebut secara bersamaan tanpa melibatkan orang baru atau pihak ketiga. Pada kali ini pasangantersebut memiliki wewenang untuk menggunakan orang lain sebagai penengah dalam permasalahan mereka. 5. Concilliation, Mengajak dan menyatukan kedua belah pihak yang berperan untuk bersama-sama melihat konflik tersebut agar dapat menyelesaikan masalahnya. Teknik ini mengusahakan pasangan tersebut dapat berdamai dengan tujuan yang baik sehingga tidak aada pihak yang dirugikan. 6. Adjudication, jika ditemukan adanya intervensi pihak ketiga yang memiliki otoritas untuk untuk mengintervensi persengketaan dan membuat serta menerapkan keputusan yang diambil baik yang diharapkan maupun tidak oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Jika pasangan tersebut tidak menemukan jalan keluar atau jalan tengah dalam permasalahan mereka, maka jalur yang pengadilan yang akan menjadi wadah mereka dalam mengambil suatu keputusan pada hubungannya. 7. Mediation, cara ini digunakan oleh pihak eksternal untuk memberikan intervensi kepada pasangannya agar dapat saling sepakat dan setuju dengan perjanjian damai yang dibuat dalam suatu hubungan. 8. Arbitration, cara ini digunakan oleh pasangan yang memiliki masalah dan setuju dengan keputusan dari pihak ketiga selaku bantuan dalam menyelesaikan permasalahan.
  • 9. Faktor tersebut dapat membantu hubungan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi, namun, jika dihubungkan dengan konflik yang diangkat oleh penulis, maka metode yang berhubungan yaitu Avoidance or exit. Dimana mereka mengakhiri hubungannya dengan meninggalkan masalah yang ada. Walaupun masalah tersebut telah mendapatkan penjelasan dari lawannya, namun tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi. Hubungan mereka tetap berakhir dikarenakan Raisa juga memiliki keterbatasan yaitu tidak kuat dan tidak ingin memiliki hubungan lagi dengan Rafael dilandasi dengan sikap dan temperamental yang dimiliki oleh Rafael.
  • 10. KESIMPULAN Penulis mengambil kesimpulan dalam kasus tersebut yaitu, setiap individu memiliki pengalaman dan perspektifnya masing – masing sesuai dengan teori tabularasa. Individu merupakan kertas kosong yang tidak mengetahui akan hal apapun dalam kehidupannya. Dan individu memiliki sifat berbeda dikarenakan mendapatkan pengetahuan yang beda dan mengalami pengalaman yang berbeda pula. Tidak menutup kemungkinan pemikiran yang diperoleh oleh tiap individu sangat lah berbanding terbalik dengan individu lainnya. Pertumbuhan yang dialami dari anak-anak hingga beranjak dewasa merupakan proses pertumbuhan individu dalam memperoleh informasi dan ilmu yang akan membawa pengalaman tertentu dalam kehidupannya. Sehingga saat individu tersebut menjalin hubungan dengan individu lainnya yang memiliki pengalaman serta perspektif yang berbeda juga. Maka, akan menimbulkan suatu konflik yang terjadi dalam hubungan tersebut. Konflik kecil yang terjadi dalam suatu hubungan dikarenakan memiliki pandangan yang berbeda yaitu miskomunikasi. Faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik ini yaitu pandangan, sikap, pengalaman, latar belakang, psikis, dan sebagainya. Dalam konflik yang terjadi, menggunakan model komunikasi Osgood dan Schramm, yang dimana komunikasi merujuk pada interaksi yang berlangsung secara dua arah baik pengirim pesan atau penerima pesan yang dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan yang disampaikan. Meskipun begitu, konflik yang terjadi dalam hubungan tersebut memiliki penyelesaiannya sendiri dengan metode Avoidance or exit. Membuat hubungan tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, dan memilih untuk menjadikan suatu perubahan yang baik bagi lawan komunikasinya.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Bibliography Moni Ayu Lestari, Eko Kuntarto . n.d. "HIPOTESIS TABULARASA." Edited by Eko Kuntarto Moni Ayu Lestari. GUNSU NURMANSYAH,S.H.,M.H. Dr.NUNUNG RODLIYAH,M.A RECCA AYU HAPSARI,S.H.,M.H. 2019. "PENGANTAR ANTROPOLOGI ." Edited by Team Aura Creative. (AURA). GUNSU NURMANSYAH,S.H.,M.H. Dr.NUNUNG RODLIYAH,M.A RECCA AYU HAPSARI,S.H.,M.H. 2019. "PENGANTAR ANTROPOLOGI." Edited by Team Aura Creative. (AURA) 1-2. Inah, Ety Nur. 2013. "PERANAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN." Jurnal Al-Ta'dib 6: 179. Syukriadi Sambas, Haji, 1953- (pengarang). 2016. Antropologi komunikasi. 1 edition. Pustaka Setia.