2. TEORI KONFLIK
APA ITU TEORI KONFLIK?
TEORI KONFLIK ADALAH SATU PERSPEKTIF DI DLM
SOSIOLOGI YG MEMANDANG MASYARAKAT
SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL YG TERDIRI DARI
BAGIAN2 ATAU KOMPONEN2 YG MEMPUNYAI
KEPENTINGAN YANG BERBEDA-BEDA DIMANA
KOMPONEN YG SATU BERUSAHA UNTUK
MENGUASAI KOMPONEN YG LAIN GUNA
KEPENTINGANNYA.
TEORI KONFLIK LAHIR SEBAGAI REAKSI TEORI
STRUKTURAL FUNGSIONAL YANG KURANG
MEMPERHATIKAN FENOMENA KONFLIK DI DLM
MASYARAKAT. TEORI INI MEMPUNYAI AKAR DLM
KARYA KARL MARX DI DLM TEORI SOSIOLOGI
KLASIK.
4. ASUMSI DASAR
Masyarakat atau sistem sosial yang senantiasa berada
dlm keadaan dinamis dan memiliki potensi konflik serta
disintegrasi. Keteraturan dlm masyarakat terjadi karena
karena adanya paksaan (koersi).
Setiap posisi sosial memiliki otoritas tersendiri yang
bukan ditentukan oleh individu, melainkan oleh posisi
yg disandang seseorang
5. TEORI KONFLIK DARI RALF
DAHRENDORF
Teori konflik Dahrendorf sering disebut teori konflik
dialektik. Menurut Dahrendorf masyarakat memiliki dua
wajah yaitu konflik dan konsensus.
Contoh 1: Si A yang terlibat konflik dengan si B tentu
sudah saling mengenal sebelumnya.
Contoh 2. Indonesia yang pernah berperang lawan
Belanda jaman dulu, sekarang sudah kerjasama dlm
beberapa hal dengan Indonesia.
6. INTI TEORI KONFLIK DAHRENDORF ADALAH DISTIBUSI
KEKUASAAN YANG BERBEDA-BEDA MERUPAKAN
FAKTOR YANG MENENTUKAN BAGI TERCIPTANYA
KONFLIK YG SISTEMATIS
•Menurut Dahrendorf, berbagai posisi yg ada di dlm
masyarakat memiliki otoritas atau kekuasaan dengan
tingkat yang berbeda-beda. Ada orang yg sangat kuasa
dan ada yang tidak. Kekuasaan atau otoritas tidak
melekat (intrinsik) pada diri pribadi individu atau
kelompok, tetapi melekat pada posisi-posisi yang
ditempati oleh individu atau kelompok tersebut.
7. Menurut Dahrendorf, otoritas atau kekuasaan
di suatu birokrasi atau perkumpulan bersifat
dialektik.
Dalam setiap perkumpulan atau Kelompok
selalu ada menguasai dan dikuasai. Kelompok
penguasa selalu berusaha melanggengkan
kekuasaannya sedangkan yang dikuasai selalu
berusaha untuk berkuasa. Konflik antara
kedua kelompok itu adalak konflik yg tidk
berujung pangkal (tidak berkesudahan)
8. KONFLIK DAN PERUBAHAN
SOSIAL
Menurut Dahrendof, konflik mendorong terjadinya
perubahan sosial.
Dahrendorf mengatakan bahwa sekali kelompok2 yang
bertentangan itu muncul, maka mrk akan terlibat kepada
tindakan2 yang terarah kpd perubahan dlm struktur sosial.
Jika konflik itu intensif, maka perubahan akan bersifat
radikal. Jika konflik itu diwujudkan dlm bentuk kekerasan,
maka perubahan struktural akan terjadi secara tiba-tiba.
9. Kepentingan kelas obyektif yg ditentukan
secara struktural yg tidak disadari oleh
individu disebut oleh Dahrendorf sebagai
kepentingan laten. Sebaliknya kepentingan
kelas yg disadari oleh individu terutama
kalau kepentingan itu dikejar sbg suatu
tujuan disebut Dahrendorf sebagai
kepentingan manifest.
Pengaturan konflik
- Secara otoriter
- Secara demokratis.
10. TIGA TIPE KELOMPOK SOSIAL: :
Kelompok Semu (quasi group), adalah kumpulan
beberapa individu yang memegang posisi dan
kepentingan yang sama.
Kelompok Kepentingan, adalah kelompok bentukan dari
quasi group yang telah memiliki struktur, bentuk
organisasi, tujuan perorangan, dan anggota yang jelas.
Kelompok Konflik, adalah kelompok yang terlibat secara
formal dengan konflik antar kelompok dalam sistem
sosial tertentu
12. TEORI KONFLIK LEWIS COSER
Teori konflik Lewis Coser sering disebut teori
fungsionalisme konflik karena ia menekankan
fungsi konflik bagi sistem sosial.
Dlm Bukunya “The Fungtions of Social
Conflicts” Coser memusatkan perhatiannya
pada fungsi2 dari konflik.
13. FUNGSI KONFLIK MENURUT COSER
ADALAH:
1.Konflik dpt memperkuat solidaritas kelompok yg
agak longgar. Dlm masyarakat yg terancam
desintegrasinya, konflik dgn masyarakat lain bisa
menjadi kekuatan yg mempersatukan. “Ganyang
Malaysia”. Penciptaan label2 GPK, subversi
2.Konflik antar kelompok dapat menghasilkan
solidaritas dengan kelompok lain pula. Contoh:
Konflik Arab – Israel menyebabkan Israel mencari
dukungan dari Amerika.
3.Konflik bisa menyebabkan anggota2 masyarakat yg
terisolir menjadi berperan secara aktif. Contoh: Saat
Reformasi banyak orang yang tampil sebaga tokoh
dan pejuang padahal mereka tidak dikenal
sebelumnya.
4.Konflik juga bisa berfungsi sebagai media
komunikasi.
5.Konflik mempertegas batas-batas antara kelompok
14. KONSEKWENSI DIPENDAMNYA KONFLIK
Dipendamnya konflik dapat menyebabkan putusnya
hubungan
Mengelakkan konflik itu dari sumber yang sebenarnya
Konflik realistik dan konflik non realistik
Konflik realistik adalah konflik yang diarahkan ke
obyek konflik itu.
Konflik non realistik adalah konflik yang dibelokkan
dari obyek konflik. Tindakan semacam ini merupakan
katup pengaman agar sikap agresif atau
permusuhan dapat diungkap dengan cara-cara yang
tidak mengancam atau merusak solidaritas
16. TEORI KONFLIK RANDAL COLLINS
Pekerjaan dan Hubungan otoritas
Collins menekankan bahwa pekerjaan (occupation)
sebagai penentu utama terhadap posisi kelas
seseorang. Pembagian pekerjaan merupakan
penentu pembagian kekuasaan dlm pekerjaan.
Kelompok paling atas adalah klp yang memberi
perintah sedangkan yang paling bawah adalah
kelompok yang paling banyak menerima perintah.
17. DINAMIKA KELOMPOK STATUS
Orang yang yang berada pada tingkat
okupasional yang sama cenderung untuk
menjadi tetangga dalam komunitas yang sama.
Orang cenderung berinteraksi dengan orang
yang memiliki pekerjaan yang sama.
Kelompok status muncul dari usaha mereka
yang memiliki sifat untuk saling memberikan
dukungan sosial dan mempertahankan klaim
statusnya melawan mereka yang berbeda.
Beberepa karateristik yang menjadi relevan
pembentukan status spt: seks, usia,
kepentingan, etnis, tingkat pendidikan, tempat
tinggal, kelompok keagamaan dll.
18. BEBERAPA CONTOH PROPOSISI
COLLINS
• Tentang pertemuan atau percakapan: Semakin
banyak orang yang diperintah dan semakin
tanpa syarat ketaatan yg dituntut, maka
semakin dihormati dan semakin terkontrol
perilaku non verbal seseorang.
• Tentang stratifikasi berdasarkan seks: Semakin
besar konsentrasi kekuatan dlm rumah tangga
(lebih daripada dlm bidang politik atau
organisasi) semakin besar kekuasaan pria atas
wanita dlm bidang pekerjaan kasar, sikap
hormat ritual, dan standar moralitas.
20. TEORI KONFLIK JONATHAN TURNER
• Turner berusaha merumuskan kembali teori
konflik, karena menemukan ada 3 masalah
dlm teori konflik sebelumnya.
1.Tidak ada definisi yg jelas mengenai konflik,
yakni apa yg termasuk dlm konflik dan apa
yg tidak.
2.Teori konflik kelihatannya mengambang krn
ia tdk menjelaskan unit analisa yg jelas misal
level individu, kelompok, organisasi, kelas2,
atau konflik antar bangsa.
3.Oleh krn ia lahir sbg reaksi struktural
fungsionalisme, maka ia sulit melapaskan
diri dari teori tersebut. Hal ini membuat ia
jauh dari akarnya yaitu marxisme.
21. TURNER MEMUSATKAN PERHATIANNYA PD KONFLIK
SBG SUATU PROSES DR PERISTIWA2 YG MENGARAH
KPD INTERAKSI YG DISERTAI KEKERASAN ANTARA
DUA PIHAK ATAU LEBIH.
• Jonathan Turner menjelaskan 9 tahap menuju konflik
terbuka.
1. Sistem sosial terdiri dr unit2 atau kelompok yg saling
berhubungan satu sama lain.
2. Di dlm unit2 atau klp2 itu terdapat ketidak-seimbangan
pembagian kekuasaan atau sumber2 penghasilan.
3. Unit2 atau klp2 yg tidak berkuasa atau tdk mendapat
bagian dr sumber2 penghasilan mulai mempertanyakan
sistem itu.
4. Pertanyaan atas legitimasi itu membawa mereka kpd
kesadaran bahwa mrk hrs mengubah sistem alokasi
kekuasaan atau sumber2 penghasilan itu demi kepentingan
mereka
5. Kesadaran itu menyebabkan mrk secara emosional
terpancing untuk marah.
22. 6. Kemarahan tersebut sering kali meledak
begitu saja atas cara yg tdk terorganisir
7. Keadaan demikian menyebabkan mereka
semakin tegang.
8. Ketegangan yg semakin hebat
menyebabkan mereka mencari jalan untuk
mengorginisir diri guna melawan klp yg
berkuasa.
9. Akhirnya konflik terbuka bisa terjadi antara
klp yg berkuasa dan klp tdk berkuasa.
Tingkatan kekerasan dlm konflik itu sangat
bergantung pada kemampuan masing2
pihak yg bertikai untuk mendefinisikan
kembali kepentingan mrk secara obyektif
atau kemampuan masing2 pihak untuk
24. TEORI KONFLIK C. WRIGHT MILLS (1916-1962)
• Mills adalah seorang sosiolog Amerika yg
berusaha menggabungkan perspektif konflik
dgn kritik terhadap keteraturan sosial.
• Mills banyak dikritik krn karya2nya terlalu
bersifat polemis dan menyerang klp2
tertentu.
• Mills percaya bahwa Amerika telah dibangun
dlm sistem yg tidak bermoral. Mills sendiri
tdk pernah ikut pemilu krn menganggap
partai2 politik adalah penipu dan tidak
rasional.
25. PANDANGAN MILLS MENGENAI ALIENASI DAN
BIROKRASI
Mills mengecam kapitalisme dan birokrasi
krn keduanya menyebabkan alienasi dlm diri
pekerja atau karyawan di dlm proses
pekerjaan dan di dlm hasil2 kerja mrk
sendiri.
Hal itu nampak terlihat dlm pekerja2 halus
(White collar workers) spt pramuniaga yg
kepribadiannya menjadi komiditi yg biasa
dijual. Mills mengatakan bahwa semua
pekerjaan yg melibatkan usaha penjualan,
kepribadian, dan kekhasan seseorang
menjadi bagian dari produksi dan hal
tersebut menciptakan alienasi yg luar biasa.
26. • Menurut Mills lingkungan kerja yg terfragmentasi
(terpila-pilah) menyebabkan mereka tdk mengerti
bagaimana sesungguhnya masyarakat berkerja, dan
Mills percaya bahwa pemerintah yg campur tangan
akan menyebabkan rasa tidak aman dan nasib sial.
• Perkembangan struktur yg tersentralisasi tanpa
nilai2 tradisional yg tertinggal dgn orang2 yang
secara permanen cemas adalah sangat rapuh.
27. PANDANGAN MILLS TENTANG
KEKUASAAN KELOMPOK ELIT
• Kekuasaan didominasi oleh tiga kelompok
elit yaitu pemerintah, militer, dan ekonomi.
• Kalau seseorang atau suatu kelompok sudah
memiliki salah satunya, maka yang lain bisa
di raih.
• Karena itu tidak mengherankan seorang
militer bisa menjadi kapitalis sejati dan kpl
pemerintahan bisa menerapkan gaya
pemerintahan militer.
• Antara ketiga kelompok elit tersebut
dipersatukan oleh kepentingan yang sama
yaitu bagaiamana bisa berkuasa.