SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
KONFLIK PADA KEHIDUPAN MASYARAKAT
(mengenai teori dan penyelesaian konflik pada masyarakat modern)
Manusia adalah mahluk konfliktis yaitu mahluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan
persaingan baik secara sukarela maupun terpaksa. Hal tersebut tidak dapat dihindari karena merupakan
aspek permanen dalam kehidupan sosial. Konflik pada tataran tertentu sangat diperlukan sebagaisarana
perubahan manusia sebagai anggota masyarakat agar menjadi lebih baik. Pandangan kontemporer
mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai
konsekuensi logis interaksi manusia. Namun yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam
konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi
bahkan merusak organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan
suatu hal konstruktif agar kehidupan masyarakat menjadi tertib.
Penyebab konflik
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat:
 Perbedaan Antarindividu
 Perbedaan Antarkebudayaan:
 Perbedaan Kepentingan:
 Perbedaan Etnis:
 Perbedaan Ras:
 Perbedaan Agama:
Ego masing-masing individu yang tidak dikendalikan secara tepat dapat menimbulkan konflik dengan
individu lainnya, seperti pertengkaran antar siswa di sekolah, misalnya.
Karakter seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sedangkan tidak semua
masyarakat memiliki kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Perbedaan kebiasaan, nilai
dan norma sosial yang dianut oleh masing-masing orang atau kelompok dapat menjadi pemicu konflik
jika seluruh pihak tidak mencoba mengerti nilai dan norma satu sama lain.
Tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda seringkali menyebabkan adanya perbedaan kepentingan
antar individu dan kelompok. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik,
sosial, dan budaya. Contoh konflik yang biasanya disebabkan oleh perbedaan kepentingan adalah
pengurangan pegawai di suatu perusahaan untuk efisiensi operasionalisasi biaya produksi. Pegawai
merasa masih membutuhkan gaji tetap, sedangkan pemilik perusahaan perlu menghemat biaya produksi
untuk memaksimalkan keuntungan.
Dalam masyarakat yang multikultural, sering terjadi pergesekan sistem nilai dan norma sosial antara etnis
yang satu dengan etnis yang lainnya. Adanya fenomena primordialisme dan etnosentrisme yang tumbuh
pada masing-masing etnis, maka akan tumbuh pertentangan-pertentangan yang memicu terjadinya konflik
sosial. Sebagai contoh, dalam perekrutan pegawai, masing-masing pemerintah daerah akan
memprioritaskan etnisnya sendiri, padahal di daerah tersebut masih ada etnis lain.
Selain konflik terkait ras,Basuki Thajaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok, juga terkena konflik terkait
agama.
Konflik rasial didasari oleh paham rasialisme atau diskriminasi ras. Di Indonesia, konflik ras terjadi
akibat adanya kecemburuan sosial terhadap ras tertentu yang menjadi minoritas, tetapi memiliki kekuatan
ekonomi yang jauh lebih besar daripada ras mayoritas.
Jenis konflik
beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat. Mengacu pada pengertian konflik di atas,
adapun macam-macam konflik adalah sebagai berikut:
1. Konflik Individu
Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau dengan kelompok
masyarakat. Jenis konflik ini sangat sering terjadi di dalam keluarga, pertemanan, dunia kerja, dan
lainnya.
2. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang berbeda. Konflik rasioal akan
terjadi ketika setiap ras merasa lebih unggul dan lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri
di atas kepentingan bersama.
3. Konflik Agama
Konflik agama adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang memiliki agama dan
keyakinan berbeda. Sebagian besar masyarakat menganggap agama sebagai tuntunan dan pedoman
hidupnya yang harus diikuti secara mutlak. Sehingga apapun yang berbeda atau tidak sesuai dengan
agamanya akan dianggap masalah dan kemudian memicu terjadinya konflik.
4. Konflik Antar Kelas Sosial
Adanya pengelompokan kelas di dalam masyarakat sangat berpotensi menimbulkan terjadinya konflik.
Perebutan dan upaya mempertahankan peran dan status di dalam kelompok masyarakat seringkali
menimbulkan konflik. Misalnya kelompok kaya dan kelompok miskin/ menengah yang saling
memperebutkan kekuasaan di dalam politik.
5. Konflik Politik
Konflik politik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan
politik. Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok ingin berkuasa terhadap suatu sistem
pemerintahan.
6. Konflik Sosial
Konflik sosial adalah konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat. Misalnya masalah
pergaulan, masalah ekonomi, komunikasi, dan lain-lain.
7. Konflik Internasional
Konflik internasional adalah konflik yang terjadi antar negara-negara di dunia, baik itu negara
berkembang maupun negara maju. Konflik ini bisa terjadi karena salah satu negara merasa dirugikan oleh
negara lainnya atau karena masing-masing negara ingin memperebutkan eksistensinya. Misalnya, perang
dingin antara Rusia dan Amerika.
Teori strategi atasi konflik
Georg Simmel menyatakan bahwa ada cara lain yang dapat digunakan dalam upaya menyelesaikan
konflik, yakni:
 Kemenangan suatu pihak atas pihak lain.
 Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai, sehingga tidak ada pihak yang
sepenuhnya menang dan tidak ada pihak yang merasa kalah. Contohnya, perundingan di Helsinki,
Finlandia yang menyelesaikan masalah GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dengan Republik
Indonesia. Di perundingan tersebut, mencapai kesepatakan bahwa Nangroe Aceh Darussalam
masih menjadi bagian dari Republik Indonesia.
 Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Hal ini akan mengembalikan rasa saling percaya di
antara pihak-pihak yang bertikai tersebut. Contohnya dalam penyelesaian konfrontasi antara
Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan Sipadan dan Ligitan.
 Saling memaafkan satu pihak dengan pihak yang lain.
 Kesepakatan untuk tidak berkonflik.
KONFLIK ORGANISASI
Penyebab terjadinya konflik
Berdasarkan hasil kesimpulan beberapa definisi tentang konflik yang telah disebut di atas, konflik
sebagai sebuah situasi timbul karena adanya sebab yang mengkondisikannya. Sebabsebab umum yang
sering menimbulkan konflik dalam suatu organisasi menurut Agus Hardjana, 1994:24 antara lain:
1. Salah pengertian, informasi/berita yang tidak dikomunikasikan secara lengkap/utuh dapat
menimbulkan konflik. Informasi yang lengkap dan jelas tetapi tidak disampaikan tepat waktu
juga dapat menimbulkan konflik. Dari sisi penerima informasi/pesan, semua pesan telah diterima
secara komplit/utuh, jelas, tepat waktu, tetapi salah dalam memahami dan menterjemahkan
informasi yang diterima tersebut. Pengumuman tentang akan adanya pemadaman listrik di suatu
organisasi tidak sampai pada operator genset/diesel penggerak listrik pengganti akan
menyebabkan terganggunya operasi mesin presensi on line atau bagian olah data di departemen
penelitian dan pengembangan.
2. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dianut. Orang yang bekerja karena
ingin mendapatkan upah/gaji demi menghidupi ekonomi keluarga akan sangat berbeda
motivasi/semangat dan cara kerjanya jika dibandingkan dengan orang yang bekerja hanya karena
ingin mengabdikan dirinya sebagaipanggilan hidup. Orang-orang yang secara materi6 sudah
berkecukupan, bekerja kadangkala hanya digunakan untuk memperoleh status sosial saja,
sehingga kondisi semacam ini memunculkan disorientasi kerja antara orang satu dengan lainnya.
3. Perebutan dan persaingan dalam hal fasilitas kerja dan suatu jabatan yang terbatas. Konflik dapat
muncul dalam situasi di mana orang-orang yang berkeinginan untuk menduduki jabatan
supervisor, manajer, direktur, sampai presiden direktur sangat banyak sementara pospos jabatan
yang ingin dituju sangatlah terbatas. Perebutan/persaingan pos-pos jabatan seperti di atas sangat
potensial menimbulkan gesekan kepentingan. Keterbatasan fasilitas kendaraan dinas, alat kerja
seperti komputer, mesin ketik, kalkulator, dan tempat parkir juga bisa menjadi perebutan dan
saling menguasai satu sama lain.
4. Masalah wewenang dan tanggungjawab. Jenis pekerjaan yang bermacam-macam dan saling
memiliki keterkaitan satu sama lain memungkinkan terjadinya lempar tanggungjawab atas
pekerjaan tertentu. Dalam organisasi yang besar dengan kompleksitas pekerjaan dan masalah
yang besar,batas-batas wewenang dan tanggungjawab antar lini atau bagian/departemen
walaupun sudah jelas dan terstandar tetapi seringkali masih menyisakan persoalan-persoalan yang
di luar kebiasaan. Contoh nyata adalah bagian persuratan,bagian distribusi, dan bagian
pengemudi. Ketiga unit kerja dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing pada situasi
tertentu bisa saling melempar pekerjaan dalam hal pengiriman surat. Jika sudah terjadi demikian,
maka sebenarna konflik sudah terjadi walupun eksalasinya masih sangat sempit dan sederhana.
Akan tetapi bila kejadian ini terus terulang dan pimpinan tidak ada upaya mengatasinya, maka
bukan tidak mungkin konflik akan meluas yang menyebabkan terganggunya pencapaian kinerja
organisasi secara luas.
5. Penafsiran yang berbeda atas suatu hal, perkara, dan peristiwa yang sama. Organisasi yang
beranggotakan orang-orang dengan berbagai latar belakang suku, agama, pendidikan, jenis
kelamin, dan usia memiliki tingkat heteroginitas yang sangat tinggi. Karena anggota organisasi
yang berbeda latar belakang, sudah barang tentu keinginan, harapan, sudut pandang, ide, gagasan,
dan tujuan setiap orang juga berbeda-beda pula. Perbedaan sudut pandang terhadap suatu
peristiwa antar individu memungkinkan munculnya pertentangan pendapat yang bias
menimbulkan konflik. Organisasi yang identik dengan birokrasi, aturan, dan tata tertib memaksa
tiap individu mematuhi dan menepati aturan-aturan tersebut. Dalam menjalankan aturan dan tata
tertib seorang pegawai/karyawan ada yang tidak sama antar pegawaiyang satu dengan yang lain,
hal ini diakibatkan oleh perbedaan penafsiran, sudut pandang, dan interpretasi atas peraturan yang
ada.
6. Kurangnya kerja sama antar pegawai, antara pegawaidengan pimpinan, dan antara pimpinan
dengan pimpinan dapat menyebabkan hasil kerja tidak optimal. Penyebab hasil kerja yang tidak
optimal tersebut seringkali dicarikan kambing hitam (scape goat),saling menyalahkan, saling
mencari pembenaran sendiri, bahkan saling mencaci yang akhirnya menimbulkan konflik dalam
organisasi.
Jenis konflik
Organisasi dengan skala besar maupun kecil yang pernah mengalami dan menyelesaikan konflik-
konfliknya, setidaknya membagi jenis konflik menjadi 4, Sukanto, (1996:232), masingmasing sebagai
berikut:
1. Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role conflict) di mana peraturan
yang berlaku tak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang tersebut memilih untuk tidak
melaksanakan sesuatu sesuaidengan peraturan yang berlaku tersebut.
2. Konflik antar peranan (inter-role conflict) di mana orang menghadapi persoalan karena dia
menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan seperti seseorang yang menjadi mandor
dalam perusahaan tetapijuga sebagai ketua serikat pekerja.
3. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender
conflict), misalnya seorang rektor yang harus memenuhi permintaan dari dekan-dekan fakultas
yang berlainan atau dekan yang harus mengakomodir semua kepentingan/kebutuhan para ketua
jurusan yang juga sangat bermacam-macam.
4. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender
conflict).
Teori strategi atasi konflik
Dawn M. Baskerville,disebutkan ada 6 tipe pengelolaan konflik yang dapat dipilih dalam menangani
konflik yang muncul yaitu :
1. Avoiding; gaya seseorang atau organisasi yang cenderung untuk menghindari terjadinya konflik.
Hal-hal yang sensitif dan potensial menimbulkan konflik sedapat mungkin dihindari sehingga
tidak menimbulkan konflik terbuka.
2. Accomodating; gaya ini mengumpulkan dan mengakomodasikan pendapat-pendapat dan
kepentingan pihak-pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap
mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan-masukan yang diperoleh.
3. Compromising; merupakan gaya menyelesaikan konflik dengan cara melakukan negosiasi
terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi (jalan tengah)
atas konflik yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution).
4. Competing; artinya pihak-pihak yang berkonflik saling bersaing untuk memenangkan konflik dan
pada akhirnya harus ada pihak yang dikorbankan (dikalahkan) kepentingannya demi tercapainya
kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa (win-lose solution).
5. Collaborating; dengan cara ini pihak-pihak yang saling bertentangan akan sama-sama
memperoleh hasil yang memuaskan, karena mereka justru bekerja sama secara sinergis dalam
menyelesaikan persoalan, dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain. Singkatnya,
kepentingan kedua pihak tercapai(menghasilkan win-win solution).
6. Conglomeration (mixtured type); cara ini menggunakan kelima style bersama-sama dalam
penyelesaian konflik.
Perlu kita ingat bahwa dalam memilih style yang akan dipakai oleh seseorang atau
organisasi di dalam pengelolaan konflik akan sangat bergantung dan dipengaruhi oleh persepsi,
kepribadian/karakter (personality), motivasi, kemampuan (abilities) atau pun kelompok acuan
yang dianut oleh seseorang atau organisasi. Dapat dikatakan bahwa pilihan seseorang atas gaya
mengelola konflik merupakan fungsi dari kondisi khusus tertentu dan orientasi dasar seseorang
atau perilakunya dalam menghadapai konflik tersebut yang juga berkaitan dengan nilai (value)
seseorang tersebut. Pada level subkultur (subculture), shared values dapat dipergunakan untuk
memprediksi pilihan seseorang pada gaya dalam menyelesaikan konflik yang dihadapinya.
Subkultur seseorang diharapkan dapat mempengaruhi perilakunya sehingga akan terbentuk
perilaku yang sama dengan budayanya.
Membandingkan kedua konflik
1. Konflik pada kehidupan masyarakat
Konflik memang tidak dapat dihindari, tetapi sedapat mungkin harus diselesaikan secara bijak.
Dalam masyarakat yang rentan, baik dalam hal budaya, ekonomi, dan politik, maka konflik akan
mudah mengarah pada hal destruktif, bahkan konflik bisa diikuti oleh bentuk-bentuk kekerasan,
seperti perang dan pembantaian. Namun pada masyarakat yang memiliki kapasitas tinggi maka
sangat mungkin konflik dapat mendinamisasi perubahan ke arah yang konstruktif dan positif.
Penyelesain suatu konflik pada umumnya akan sangat bergantung pada faktor internal dan
eksternal. faktor internal adalah bagaimana pihak-pihak yang berkonflik menyikapi konflik yang
dihadapinya, sedangkan faktor eksternal adalah bagaimana pihak luar berperan dalam melakukan
penanganan konflik. Untuk itu penting dibuat suatu perencanaan dan langkah tata pengelolaan
konflik dalam bentuk pembangunan perdamaian.
2. Konflik pada organisasi
Konflik ibarat suatu penyakit yang menyerang tubuh kita, maka kita harus tahu apa jenis dan
penyebab yang menimbulkan penyakit tersebut. Setelah mengenali jenis dan penyebabnya, kita
juga harus mengetahui obat penangkal yang cocok untuk mencegah, mengobati, dan
menanggulanginya. Kecepatan dalam menganalisa penyebab dan menanggulangi konflik akan
menentukan seberapa cepat dan luas tingkat eksalasi konflik yang timbul. Pimpinan yang
memiliki kepekaan atas masalah organisasi dan tanggap terhadap situasi akan mampu dengan
cepat meminimalisir terjadinya konflik

More Related Content

What's hot

Konflik sosial SOSIOLOGI
Konflik sosial SOSIOLOGIKonflik sosial SOSIOLOGI
Konflik sosial SOSIOLOGITiara Shafira
 
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk KonflikMakalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk KonflikTOFIK SUPRIYADI
 
Ppt konflik-xi
Ppt konflik-xiPpt konflik-xi
Ppt konflik-xiSiti Oyim
 
Psikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan Budaya
Psikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan BudayaPsikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan Budaya
Psikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan BudayaWulandari Rima Kumari
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialLisma Linda
 
Konflik sosial SMA XI
Konflik sosial SMA XIKonflik sosial SMA XI
Konflik sosial SMA XIWahyu Arhadi
 
Sosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialSosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialTOFIK SUPRIYADI
 
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanSebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanRamipratama
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnyamusniumar
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANYompa Muda
 
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif
Interaksi sosial yang bersifat disosiatifInteraksi sosial yang bersifat disosiatif
Interaksi sosial yang bersifat disosiatifYutta Putri
 
UU Penanganan Konflik Sosial
UU Penanganan Konflik SosialUU Penanganan Konflik Sosial
UU Penanganan Konflik SosialFrans Dione
 
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalahSitti Hartinah
 

What's hot (20)

Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
 
Konflik sosial
Konflik sosialKonflik sosial
Konflik sosial
 
konflik dan integrasi
konflik dan integrasikonflik dan integrasi
konflik dan integrasi
 
Konflik sosial SOSIOLOGI
Konflik sosial SOSIOLOGIKonflik sosial SOSIOLOGI
Konflik sosial SOSIOLOGI
 
Konflik sosial
Konflik sosialKonflik sosial
Konflik sosial
 
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk KonflikMakalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
 
Ppt konflik-xi
Ppt konflik-xiPpt konflik-xi
Ppt konflik-xi
 
Resolusi konflik
Resolusi konflikResolusi konflik
Resolusi konflik
 
Psikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan Budaya
Psikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan BudayaPsikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan Budaya
Psikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan Budaya
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
 
Konflik sosial SMA XI
Konflik sosial SMA XIKonflik sosial SMA XI
Konflik sosial SMA XI
 
Sosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialSosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik Sosial
 
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanSebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
 
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif
Interaksi sosial yang bersifat disosiatifInteraksi sosial yang bersifat disosiatif
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif
 
UU Penanganan Konflik Sosial
UU Penanganan Konflik SosialUU Penanganan Konflik Sosial
UU Penanganan Konflik Sosial
 
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
 
konflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosialkonflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosial
 
Bab i23 fix
Bab i23 fixBab i23 fix
Bab i23 fix
 

Similar to KONFLIK MASYARAKAT

Konflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan PerdamaianKonflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan PerdamaianBaan Crow
 
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaHubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaLailliyaNurjana
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptxheyafa30
 
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptxM12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptxAyuNilaRatna
 
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptxKelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx012CicikWudiati
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatAngling_seto
 
PPT RASIONALISME
PPT RASIONALISMEPPT RASIONALISME
PPT RASIONALISMEWulan280944
 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.PENJAGA HATI
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatAnissatul Mukhoiriyah
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflikomcivics
 
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3Joel mabes
 
Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4dzakiaziz
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanjamal bae
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasarandewantimega
 
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sinaAfi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sinaDr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian
Konflik, Kekerasan, dan PerdamaianKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian
Konflik, Kekerasan, dan PerdamaianElibrarySosiologi
 

Similar to KONFLIK MASYARAKAT (20)

Konflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan PerdamaianKonflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan Perdamaian
 
KONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docxKONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docx
 
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaHubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
 
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptxM12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
 
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptxKelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
 
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk-Bentuk Hubungan SosialBentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
 
PPT RASIONALISME
PPT RASIONALISMEPPT RASIONALISME
PPT RASIONALISME
 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
 
Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
 
Makala teori organisasi despian tamelab
Makala teori organisasi despian tamelabMakala teori organisasi despian tamelab
Makala teori organisasi despian tamelab
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasaran
 
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sinaAfi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian
Konflik, Kekerasan, dan PerdamaianKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 

Recently uploaded (17)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 

KONFLIK MASYARAKAT

  • 1. KONFLIK PADA KEHIDUPAN MASYARAKAT (mengenai teori dan penyelesaian konflik pada masyarakat modern) Manusia adalah mahluk konfliktis yaitu mahluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik secara sukarela maupun terpaksa. Hal tersebut tidak dapat dihindari karena merupakan aspek permanen dalam kehidupan sosial. Konflik pada tataran tertentu sangat diperlukan sebagaisarana perubahan manusia sebagai anggota masyarakat agar menjadi lebih baik. Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif agar kehidupan masyarakat menjadi tertib. Penyebab konflik faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat:  Perbedaan Antarindividu  Perbedaan Antarkebudayaan:  Perbedaan Kepentingan:  Perbedaan Etnis:  Perbedaan Ras:  Perbedaan Agama: Ego masing-masing individu yang tidak dikendalikan secara tepat dapat menimbulkan konflik dengan individu lainnya, seperti pertengkaran antar siswa di sekolah, misalnya. Karakter seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sedangkan tidak semua masyarakat memiliki kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Perbedaan kebiasaan, nilai dan norma sosial yang dianut oleh masing-masing orang atau kelompok dapat menjadi pemicu konflik jika seluruh pihak tidak mencoba mengerti nilai dan norma satu sama lain. Tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda seringkali menyebabkan adanya perbedaan kepentingan antar individu dan kelompok. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Contoh konflik yang biasanya disebabkan oleh perbedaan kepentingan adalah pengurangan pegawai di suatu perusahaan untuk efisiensi operasionalisasi biaya produksi. Pegawai merasa masih membutuhkan gaji tetap, sedangkan pemilik perusahaan perlu menghemat biaya produksi untuk memaksimalkan keuntungan. Dalam masyarakat yang multikultural, sering terjadi pergesekan sistem nilai dan norma sosial antara etnis yang satu dengan etnis yang lainnya. Adanya fenomena primordialisme dan etnosentrisme yang tumbuh pada masing-masing etnis, maka akan tumbuh pertentangan-pertentangan yang memicu terjadinya konflik sosial. Sebagai contoh, dalam perekrutan pegawai, masing-masing pemerintah daerah akan memprioritaskan etnisnya sendiri, padahal di daerah tersebut masih ada etnis lain. Selain konflik terkait ras,Basuki Thajaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok, juga terkena konflik terkait agama.
  • 2. Konflik rasial didasari oleh paham rasialisme atau diskriminasi ras. Di Indonesia, konflik ras terjadi akibat adanya kecemburuan sosial terhadap ras tertentu yang menjadi minoritas, tetapi memiliki kekuatan ekonomi yang jauh lebih besar daripada ras mayoritas. Jenis konflik beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat. Mengacu pada pengertian konflik di atas, adapun macam-macam konflik adalah sebagai berikut: 1. Konflik Individu Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau dengan kelompok masyarakat. Jenis konflik ini sangat sering terjadi di dalam keluarga, pertemanan, dunia kerja, dan lainnya. 2. Konflik Rasial Konflik rasial adalah konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang berbeda. Konflik rasioal akan terjadi ketika setiap ras merasa lebih unggul dan lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri di atas kepentingan bersama. 3. Konflik Agama Konflik agama adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang memiliki agama dan keyakinan berbeda. Sebagian besar masyarakat menganggap agama sebagai tuntunan dan pedoman hidupnya yang harus diikuti secara mutlak. Sehingga apapun yang berbeda atau tidak sesuai dengan agamanya akan dianggap masalah dan kemudian memicu terjadinya konflik. 4. Konflik Antar Kelas Sosial Adanya pengelompokan kelas di dalam masyarakat sangat berpotensi menimbulkan terjadinya konflik. Perebutan dan upaya mempertahankan peran dan status di dalam kelompok masyarakat seringkali menimbulkan konflik. Misalnya kelompok kaya dan kelompok miskin/ menengah yang saling memperebutkan kekuasaan di dalam politik. 5. Konflik Politik
  • 3. Konflik politik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik. Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok ingin berkuasa terhadap suatu sistem pemerintahan. 6. Konflik Sosial Konflik sosial adalah konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat. Misalnya masalah pergaulan, masalah ekonomi, komunikasi, dan lain-lain. 7. Konflik Internasional Konflik internasional adalah konflik yang terjadi antar negara-negara di dunia, baik itu negara berkembang maupun negara maju. Konflik ini bisa terjadi karena salah satu negara merasa dirugikan oleh negara lainnya atau karena masing-masing negara ingin memperebutkan eksistensinya. Misalnya, perang dingin antara Rusia dan Amerika. Teori strategi atasi konflik Georg Simmel menyatakan bahwa ada cara lain yang dapat digunakan dalam upaya menyelesaikan konflik, yakni:  Kemenangan suatu pihak atas pihak lain.  Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai, sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak ada pihak yang merasa kalah. Contohnya, perundingan di Helsinki, Finlandia yang menyelesaikan masalah GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dengan Republik Indonesia. Di perundingan tersebut, mencapai kesepatakan bahwa Nangroe Aceh Darussalam masih menjadi bagian dari Republik Indonesia.  Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Hal ini akan mengembalikan rasa saling percaya di antara pihak-pihak yang bertikai tersebut. Contohnya dalam penyelesaian konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan Sipadan dan Ligitan.  Saling memaafkan satu pihak dengan pihak yang lain.  Kesepakatan untuk tidak berkonflik.
  • 4. KONFLIK ORGANISASI Penyebab terjadinya konflik Berdasarkan hasil kesimpulan beberapa definisi tentang konflik yang telah disebut di atas, konflik sebagai sebuah situasi timbul karena adanya sebab yang mengkondisikannya. Sebabsebab umum yang sering menimbulkan konflik dalam suatu organisasi menurut Agus Hardjana, 1994:24 antara lain: 1. Salah pengertian, informasi/berita yang tidak dikomunikasikan secara lengkap/utuh dapat menimbulkan konflik. Informasi yang lengkap dan jelas tetapi tidak disampaikan tepat waktu juga dapat menimbulkan konflik. Dari sisi penerima informasi/pesan, semua pesan telah diterima secara komplit/utuh, jelas, tepat waktu, tetapi salah dalam memahami dan menterjemahkan informasi yang diterima tersebut. Pengumuman tentang akan adanya pemadaman listrik di suatu organisasi tidak sampai pada operator genset/diesel penggerak listrik pengganti akan menyebabkan terganggunya operasi mesin presensi on line atau bagian olah data di departemen penelitian dan pengembangan. 2. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dianut. Orang yang bekerja karena ingin mendapatkan upah/gaji demi menghidupi ekonomi keluarga akan sangat berbeda motivasi/semangat dan cara kerjanya jika dibandingkan dengan orang yang bekerja hanya karena ingin mengabdikan dirinya sebagaipanggilan hidup. Orang-orang yang secara materi6 sudah berkecukupan, bekerja kadangkala hanya digunakan untuk memperoleh status sosial saja, sehingga kondisi semacam ini memunculkan disorientasi kerja antara orang satu dengan lainnya. 3. Perebutan dan persaingan dalam hal fasilitas kerja dan suatu jabatan yang terbatas. Konflik dapat muncul dalam situasi di mana orang-orang yang berkeinginan untuk menduduki jabatan supervisor, manajer, direktur, sampai presiden direktur sangat banyak sementara pospos jabatan yang ingin dituju sangatlah terbatas. Perebutan/persaingan pos-pos jabatan seperti di atas sangat potensial menimbulkan gesekan kepentingan. Keterbatasan fasilitas kendaraan dinas, alat kerja seperti komputer, mesin ketik, kalkulator, dan tempat parkir juga bisa menjadi perebutan dan saling menguasai satu sama lain. 4. Masalah wewenang dan tanggungjawab. Jenis pekerjaan yang bermacam-macam dan saling memiliki keterkaitan satu sama lain memungkinkan terjadinya lempar tanggungjawab atas pekerjaan tertentu. Dalam organisasi yang besar dengan kompleksitas pekerjaan dan masalah yang besar,batas-batas wewenang dan tanggungjawab antar lini atau bagian/departemen walaupun sudah jelas dan terstandar tetapi seringkali masih menyisakan persoalan-persoalan yang di luar kebiasaan. Contoh nyata adalah bagian persuratan,bagian distribusi, dan bagian pengemudi. Ketiga unit kerja dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing pada situasi tertentu bisa saling melempar pekerjaan dalam hal pengiriman surat. Jika sudah terjadi demikian, maka sebenarna konflik sudah terjadi walupun eksalasinya masih sangat sempit dan sederhana. Akan tetapi bila kejadian ini terus terulang dan pimpinan tidak ada upaya mengatasinya, maka bukan tidak mungkin konflik akan meluas yang menyebabkan terganggunya pencapaian kinerja organisasi secara luas. 5. Penafsiran yang berbeda atas suatu hal, perkara, dan peristiwa yang sama. Organisasi yang beranggotakan orang-orang dengan berbagai latar belakang suku, agama, pendidikan, jenis
  • 5. kelamin, dan usia memiliki tingkat heteroginitas yang sangat tinggi. Karena anggota organisasi yang berbeda latar belakang, sudah barang tentu keinginan, harapan, sudut pandang, ide, gagasan, dan tujuan setiap orang juga berbeda-beda pula. Perbedaan sudut pandang terhadap suatu peristiwa antar individu memungkinkan munculnya pertentangan pendapat yang bias menimbulkan konflik. Organisasi yang identik dengan birokrasi, aturan, dan tata tertib memaksa tiap individu mematuhi dan menepati aturan-aturan tersebut. Dalam menjalankan aturan dan tata tertib seorang pegawai/karyawan ada yang tidak sama antar pegawaiyang satu dengan yang lain, hal ini diakibatkan oleh perbedaan penafsiran, sudut pandang, dan interpretasi atas peraturan yang ada. 6. Kurangnya kerja sama antar pegawai, antara pegawaidengan pimpinan, dan antara pimpinan dengan pimpinan dapat menyebabkan hasil kerja tidak optimal. Penyebab hasil kerja yang tidak optimal tersebut seringkali dicarikan kambing hitam (scape goat),saling menyalahkan, saling mencari pembenaran sendiri, bahkan saling mencaci yang akhirnya menimbulkan konflik dalam organisasi. Jenis konflik Organisasi dengan skala besar maupun kecil yang pernah mengalami dan menyelesaikan konflik- konfliknya, setidaknya membagi jenis konflik menjadi 4, Sukanto, (1996:232), masingmasing sebagai berikut: 1. Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role conflict) di mana peraturan yang berlaku tak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang tersebut memilih untuk tidak melaksanakan sesuatu sesuaidengan peraturan yang berlaku tersebut. 2. Konflik antar peranan (inter-role conflict) di mana orang menghadapi persoalan karena dia menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan seperti seseorang yang menjadi mandor dalam perusahaan tetapijuga sebagai ketua serikat pekerja. 3. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict), misalnya seorang rektor yang harus memenuhi permintaan dari dekan-dekan fakultas yang berlainan atau dekan yang harus mengakomodir semua kepentingan/kebutuhan para ketua jurusan yang juga sangat bermacam-macam. 4. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict). Teori strategi atasi konflik Dawn M. Baskerville,disebutkan ada 6 tipe pengelolaan konflik yang dapat dipilih dalam menangani konflik yang muncul yaitu : 1. Avoiding; gaya seseorang atau organisasi yang cenderung untuk menghindari terjadinya konflik. Hal-hal yang sensitif dan potensial menimbulkan konflik sedapat mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan konflik terbuka. 2. Accomodating; gaya ini mengumpulkan dan mengakomodasikan pendapat-pendapat dan kepentingan pihak-pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan-masukan yang diperoleh.
  • 6. 3. Compromising; merupakan gaya menyelesaikan konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi (jalan tengah) atas konflik yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution). 4. Competing; artinya pihak-pihak yang berkonflik saling bersaing untuk memenangkan konflik dan pada akhirnya harus ada pihak yang dikorbankan (dikalahkan) kepentingannya demi tercapainya kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa (win-lose solution). 5. Collaborating; dengan cara ini pihak-pihak yang saling bertentangan akan sama-sama memperoleh hasil yang memuaskan, karena mereka justru bekerja sama secara sinergis dalam menyelesaikan persoalan, dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain. Singkatnya, kepentingan kedua pihak tercapai(menghasilkan win-win solution). 6. Conglomeration (mixtured type); cara ini menggunakan kelima style bersama-sama dalam penyelesaian konflik. Perlu kita ingat bahwa dalam memilih style yang akan dipakai oleh seseorang atau organisasi di dalam pengelolaan konflik akan sangat bergantung dan dipengaruhi oleh persepsi, kepribadian/karakter (personality), motivasi, kemampuan (abilities) atau pun kelompok acuan yang dianut oleh seseorang atau organisasi. Dapat dikatakan bahwa pilihan seseorang atas gaya mengelola konflik merupakan fungsi dari kondisi khusus tertentu dan orientasi dasar seseorang atau perilakunya dalam menghadapai konflik tersebut yang juga berkaitan dengan nilai (value) seseorang tersebut. Pada level subkultur (subculture), shared values dapat dipergunakan untuk memprediksi pilihan seseorang pada gaya dalam menyelesaikan konflik yang dihadapinya. Subkultur seseorang diharapkan dapat mempengaruhi perilakunya sehingga akan terbentuk perilaku yang sama dengan budayanya. Membandingkan kedua konflik 1. Konflik pada kehidupan masyarakat Konflik memang tidak dapat dihindari, tetapi sedapat mungkin harus diselesaikan secara bijak. Dalam masyarakat yang rentan, baik dalam hal budaya, ekonomi, dan politik, maka konflik akan mudah mengarah pada hal destruktif, bahkan konflik bisa diikuti oleh bentuk-bentuk kekerasan, seperti perang dan pembantaian. Namun pada masyarakat yang memiliki kapasitas tinggi maka sangat mungkin konflik dapat mendinamisasi perubahan ke arah yang konstruktif dan positif. Penyelesain suatu konflik pada umumnya akan sangat bergantung pada faktor internal dan eksternal. faktor internal adalah bagaimana pihak-pihak yang berkonflik menyikapi konflik yang dihadapinya, sedangkan faktor eksternal adalah bagaimana pihak luar berperan dalam melakukan penanganan konflik. Untuk itu penting dibuat suatu perencanaan dan langkah tata pengelolaan konflik dalam bentuk pembangunan perdamaian. 2. Konflik pada organisasi Konflik ibarat suatu penyakit yang menyerang tubuh kita, maka kita harus tahu apa jenis dan penyebab yang menimbulkan penyakit tersebut. Setelah mengenali jenis dan penyebabnya, kita juga harus mengetahui obat penangkal yang cocok untuk mencegah, mengobati, dan menanggulanginya. Kecepatan dalam menganalisa penyebab dan menanggulangi konflik akan menentukan seberapa cepat dan luas tingkat eksalasi konflik yang timbul. Pimpinan yang
  • 7. memiliki kepekaan atas masalah organisasi dan tanggap terhadap situasi akan mampu dengan cepat meminimalisir terjadinya konflik