1. TEORI KONFLIK
A PA I T U T E O R I K O N F L I K ?
T E O R I K O N F L I K A D A L A H S AT U P E R S P E K T I F
D I D L M S O S I O L O G I Y G M E M A N D A N G
M A S YA R A K AT S E B A G A I S U AT U S I S T E M
S O S I A L Y G T E R D I R I D A R I B A G I A N 2 ATA U
K O M P O N E N 2 Y G M E M P U N YA I
K E P E N T I N G A N YA N G B E R B E D A - B E D A
D I M A N A K O M P O N E N Y G S AT U B E R U S A H A
U N T U K M E N G U A S A I K O M P O N E N Y G L A I N
G U N A K E P E N T I N G A N N YA .
T E O R I K O N F L I K L A H I R S E B A G A I R E A K S I
T E O R I S T R U K T U R A L F U N G S I O N A L YA N G
K U R A N G M E M P E R H AT I K A N F E N O M E N A
K O N F L I K D I D L M M A S YA R A K AT. T E O R I I N I
M E M P U N YA I A K A R D L M K A R YA K A R L M A R X
D I D L M T E O R I S O S I O L O G I K L A S I K .
3. ASUMSI DASAR
Masyarakat atau sistem sosial yang senantiasa
berada dlm keadaan dinamis dan memiliki
potensi konflik serta disintegrasi. Keteraturan
dlm masyarakat terjadi karena karena adanya
paksaan (koersi).
Setiap posisi sosial memiliki otoritas tersendiri
yang bukan ditentukan oleh individu,
melainkan oleh posisi yg disandang seseorang
4. TEORI KONFLIK DARI RALF DAHRENDORF
Teori konflik Dahrendorf sering disebut teori konflik
dialektik. Menurut Dahrendorf masyarakat memiliki
dua wajah yaitu konflik dan konsensus.
Contoh 1: Si A yang terlibat konflik dengan si B tentu
sudah saling mengenal sebelumnya.
Contoh 2. Indonesia yang pernah berperang lawan
Belanda jaman dulu, sekarang sudah kerjasama dlm
beberapa hal dengan Indonesia.
5. INTI TEORI KONFLIK DAHRENDORF ADALAH DISTIBUSI
KEKUASAAN YANG BERBEDA-BEDA MERUPAKAN
FAKTOR YANG MENENTUKAN BAGI TERCIPTANYA
KONFLIK YG SISTEMATIS
Menurut Dahrendorf, berbagai posisi yg ada di dlm
masyarakat memiliki otoritas atau kekuasaan
dengan tingkat yang berbeda-beda. Ada orang yg
sangat kuasa dan ada yang tidak. Kekuasaan atau
otoritas tidak melekat (intrinsik) pada diri pribadi
individu atau kelompok, tetapi melekat pada posisi-
posisi yang ditempati oleh individu atau kelompok
tersebut.
6. Menurut Dahrendorf, otoritas atau kekuasaan
di suatu birokrasi atau perkumpulan bersifat
dialektik.
Dalam setiap perkumpulan atau Kelompok
selalu ada menguasai dan dikuasai.
Kelompok penguasa selalu berusaha
melanggengkan kekuasaannya sedangkan
yang dikuasai selalu berusaha untuk
berkuasa. Konflik antara kedua kelompok itu
adalak konflik yg tidk berujung pangkal (tidak
berkesudahan)
7. KONFLIK DAN PERUBAHAN SOSIAL
Menurut Dahrendof, konflik mendorong terjadinya
perubahan sosial.
Dahrendorf mengatakan bahwa sekali kelompok2 yang
bertentangan itu muncul, maka mrk akan terlibat
kepada tindakan2 yang terarah kpd perubahan dlm
struktur sosial. Jika konflik itu intensif, maka
perubahan akan bersifat radikal. Jika konflik itu
diwujudkan dlm bentuk kekerasan, maka perubahan
struktural akan terjadi secara tiba-tiba.
8. Kepentingan kelas obyektif yg ditentukan
secara struktural yg tidak disadari oleh
individu disebut oleh Dahrendorf sebagai
kepentingan laten. Sebaliknya kepentingan
kelas yg disadari oleh individu terutama
kalau kepentingan itu dikejar sbg suatu
tujuan disebut Dahrendorf sebagai
kepentingan manifest.
Pengaturan konflik
- Secara otoriter
- Secara demokratis.
9. TIGA TIPE KELOMPOK SOSIAL: :
Kelompok Semu (quasi group), adalah kumpulan
beberapa individu yang memegang posisi dan
kepentingan yang sama.
Kelompok Kepentingan, adalah kelompok bentukan
dari quasi group yang telah memiliki struktur,
bentuk organisasi, tujuan perorangan, dan anggota
yang jelas.
Kelompok Konflik, adalah kelompok yang terlibat
secara formal dengan konflik antar kelompok dalam
sistem sosial tertentu
11. TEORI KONFLIK LEWIS COSER
Teori konflik Lewis Coser sering disebut
teori fungsionalisme konflik karena ia
menekankan fungsi konflik bagi sistem
sosial.
Dlm Bukunya “The Fungtions of Social
Conflicts” Coser memusatkan perhatiannya
pada fungsi2 dari konflik.
12. FUNGSI KONFLIK MENURUT COSER ADALAH:
1. Konflik dpt memperkuat solidaritas kelompok yg
agak longgar. Dlm masyarakat yg terancam
desintegrasinya, konflik dgn masyarakat lain bisa
menjadi kekuatan yg mempersatukan. “Ganyang
Malaysia”. Penciptaan label2 GPK, subversi
2. Konflik antar kelompok dapat menghasilkan
solidaritas dengan kelompok lain pula. Contoh:
Konflik Arab – Israel menyebabkan Israel mencari
dukungan dari Amerika.
3. Konflik bisa menyebabkan anggota2 masyarakat yg
terisolir menjadi berperan secara aktif. Contoh: Saat
Reformasi banyak orang yang tampil sebaga tokoh
dan pejuang padahal mereka tidak dikenal
sebelumnya.
4. Konflik juga bisa berfungsi sebagai media
komunikasi.
5. Konflik mempertegas batas-batas antara kelompok
yang mengalami konflik.
13. KONSEKWENSI DIPENDAMNYA KONFLIK
Dipendamnya konflik dapat menyebabkan putusnya
hubungan
Mengelakkan konflik itu dari sumber yang
sebenarnya
Konflik realistik dan konflik non realistik
Konflik realistik adalah konflik yang diarahkan ke
obyek konflik itu.
Konflik non realistik adalah konflik yang
dibelokkan dari obyek konflik. Tindakan
semacam ini merupakan katup pengaman agar
sikap agresif atau permusuhan dapat diungkap
dengan cara-cara yang tidak mengancam atau
merusak solidaritas
15. TEORI KONFLIK RANDAL COLLINS
Pekerjaan dan Hubungan otoritas
Collins menekankan bahwa pekerjaan
(occupation) sebagai penentu utama terhadap
posisi kelas seseorang. Pembagian pekerjaan
merupakan penentu pembagian kekuasaan dlm
pekerjaan.
Kelompok paling atas adalah klp yang memberi
perintah sedangkan yang paling bawah adalah
kelompok yang paling banyak menerima
perintah.
16. DINAMIKA KELOMPOK STATUS
Orang yang yang berada pada tingkat
okupasional yang sama cenderung untuk
menjadi tetangga dalam komunitas yang sama.
Orang cenderung berinteraksi dengan orang
yang memiliki pekerjaan yang sama.
Kelompok status muncul dari usaha mereka
yang memiliki sifat untuk saling memberikan
dukungan sosial dan mempertahankan klaim
statusnya melawan mereka yang berbeda.
Beberepa karateristik yang menjadi relevan
pembentukan status spt: seks, usia,
kepentingan, etnis, tingkat pendidikan, tempat
tinggal, kelompok keagamaan dll.
17. BEBERAPA CONTOH PROPOSISI COLLINS
Tentang pertemuan atau percakapan: Semakin
banyak orang yang diperintah dan semakin
tanpa syarat ketaatan yg dituntut, maka
semakin dihormati dan semakin terkontrol
perilaku non verbal seseorang.
Tentang stratifikasi berdasarkan seks: Semakin
besar konsentrasi kekuatan dlm rumah tangga
(lebih daripada dlm bidang politik atau
organisasi) semakin besar kekuasaan pria atas
wanita dlm bidang pekerjaan kasar, sikap
hormat ritual, dan standar moralitas.
19. TEORI KONFLIK JONATHAN TURNER
Turner berusaha merumuskan kembali teori
konflik, karena menemukan ada 3 masalah
dlm teori konflik sebelumnya.
1.Tidak ada definisi yg jelas mengenai konflik,
yakni apa yg termasuk dlm konflik dan apa
yg tidak.
2.Teori konflik kelihatannya mengambang krn
ia tdk menjelaskan unit analisa yg jelas misal
level individu, kelompok, organisasi, kelas2,
atau konflik antar bangsa.
3.Oleh krn ia lahir sbg reaksi struktural
fungsionalisme, maka ia sulit melapaskan
diri dari teori tersebut. Hal ini membuat ia
jauh dari akarnya yaitu marxisme.
20. TURNER MEMUSATKAN PERHATIANNYA PD KONFLIK SBG
SUATU PROSES DR PERISTIWA2 YG MENGARAH KPD
INTERAKSI YG DISERTAI KEKERASAN ANTARA DUA PIHAK
ATAU LEBIH.
Jonathan Turner menjelaskan 9 tahap menuju konflik terbuka.
1. Sistem sosial terdiri dr unit2 atau kelompok yg saling
berhubungan satu sama lain.
2. Di dlm unit2 atau klp2 itu terdapat ketidak-seimbangan
pembagian kekuasaan atau sumber2 penghasilan.
3. Unit2 atau klp2 yg tidak berkuasa atau tdk mendapat bagian
dr sumber2 penghasilan mulai mempertanyakan sistem itu.
4. Pertanyaan atas legitimasi itu membawa mereka kpd
kesadaran bahwa mrk hrs mengubah sistem alokasi
kekuasaan atau sumber2 penghasilan itu demi kepentingan
mereka
5. Kesadaran itu menyebabkan mrk secara emosional
terpancing untuk marah.
21. 6. Kemarahan tersebut sering kali meledak
begitu saja atas cara yg tdk terorganisir
7. Keadaan demikian menyebabkan mereka
semakin tegang.
8. Ketegangan yg semakin hebat menyebabkan
mereka mencari jalan untuk mengorginisir
diri guna melawan klp yg berkuasa.
9. Akhirnya konflik terbuka bisa terjadi antara
klp yg berkuasa dan klp tdk berkuasa.
Tingkatan kekerasan dlm konflik itu sangat
bergantung pada kemampuan masing2 pihak
yg bertikai untuk mendefinisikan kembali
kepentingan mrk secara obyektif atau
kemampuan masing2 pihak untuk
menangani, mengatur, dan mengontrol
konflik itu.
23. Teori Konflik C. Wright Mills (1916-1962)
Mills adalah seorang sosiolog Amerika yg
berusaha menggabungkan perspektif konflik dgn
kritik terhadap keteraturan sosial.
Mills banyak dikritik krn karya2nya terlalu
bersifat polemis dan menyerang klp2 tertentu.
Mills percaya bahwa Amerika telah dibangun dlm
sistem yg tidak bermoral. Mills sendiri tdk
pernah ikut pemilu krn menganggap partai2
politik adalah penipu dan tidak rasional.
24. Pandangan Mills mengenai Alienasi dan Birokrasi
Mills mengecam kapitalisme dan birokrasi krn
keduanya menyebabkan alienasi dlm diri pekerja
atau karyawan di dlm proses pekerjaan dan di
dlm hasil2 kerja mrk sendiri.
Hal itu nampak terlihat dlm pekerja2 halus
(White collar workers) spt pramuniaga yg
kepribadiannya menjadi komiditi yg biasa dijual.
Mills mengatakan bahwa semua pekerjaan yg
melibatkan usaha penjualan, kepribadian, dan
kekhasan seseorang menjadi bagian dari
produksi dan hal tersebut menciptakan alienasi
yg luar biasa.
25. Menurut Mills lingkungan kerja yg
terfragmentasi (terpila-pilah)
menyebabkan mereka tdk mengerti
bagaimana sesungguhnya masyarakat
berkerja, dan Mills percaya bahwa
pemerintah yg campur tangan akan
menyebabkan rasa tidak aman dan nasib
sial.
Perkembangan struktur yg tersentralisasi
tanpa nilai2 tradisional yg tertinggal dgn
orang2 yang secara permanen cemas
adalah sangat rapuh.
26. Pandangan Mills Tentang
Kekuasaan Kelompok Elit
Kekuasaan didominasi oleh tiga kelompok elit
yaitu pemerintah, militer, dan ekonomi.
Kalau seseorang atau suatu kelompok sudah
memiliki salah satunya, maka yang lain bisa di
raih.
Karena itu tidak mengherankan seorang militer
bisa menjadi kapitalis sejati dan kpl
pemerintahan bisa menerapkan gaya
pemerintahan militer.
Antara ketiga kelompok elit tersebut
dipersatukan oleh kepentingan yang sama yaitu
bagaiamana bisa berkuasa.