materi

1. AKSI NYATA
MODUL 1.4
BUDAYA POSITIF
Diseminasi Budaya Positif dan Berbagi Praktik Baik di
Komunitas SDN Sukasenang Kab. Tasikmalaya
Hj.RATIH RAHMAYATI,S.Pd.,M.Pd.
IDA HINDASAH,S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 6

2. SE
SELAMAT DATANG DI ACARA
DISEMINASI DEMONSTRASI KONTEKSTUAL “ BUDAYA POSITIF “
MELALUI
IN HOUSE TRAINING ( IHT)
DI SDN SUKASENANG KEC. SINGAPARNA KAB. TASIKMALAYA
Selasa, 8 November 2022

3. KESEPAKATAN FORUM
DISKUSI
SERIUSTAPI SANTAI
BOLEH SAMBIL: NGEMIL
BERSEDIAUNTUK
DIREKAM DAN
DIPUBLIKASIKAN
1
2 SEMUA ORANG BOLEH
BERPENDAPAT DAN BERTANYA
3 SEMUA BERPARTISIPASI DENGAN
GEMBIRA
4
5

4. Yang Akan Kita
Bahas Hari ini?
Berikut adalah topik yang akan kita bahas:
Perubahan
Pradigma
Disiplin Positif
Motivasi Perilaku Manusia
Kebutuhan DasarManusia
Keyakinan Kelas
Segitiga Restitusi Serta
Pengalaman dan
Pembelajaran

5. Perubahan
Paradigma
Sebelum menyelami lebih jauh mari kita
bereksperimen.

6. Perubahan Paradigma
Menurut Psikiater, Dr. William Glaser dalam
Control Teory meluruskan Miskonsepsi tentang
Makna Kontrol itu sendiri. Bagaimana seorang
bisa berubah paradigma stimulus Respon
menjadi Pendekatan Teori Kontrol. Karena
Stimulus Respon ini cenderung membuat
/menguasai seseorang untuk menjadi apa yang
kita inginkan.

10. Makna Disiplin
Dalam rangka menciptakan lingkungan Positif, salah satu
yang kita tinjau kembali adalah penerapan Disiplin di
sekolah kita.
Disiplin diri merupakan usaha seorang untuk
menngontrol dan menguasai dirinya sendiri untuk
memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai
kebajikan universal yang dirinya hargai agar tercapai
tujuanmuliayang diinginkan.
Hal ini juga berarti orang tersebut dapat
menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya
serta dapat bertanggung jawab atas segala yang
dilakukannya.
Disipliplin diri (kontrol diri) haruslah berasal dari
dirinya sendiri, bukan dengan adanya bujukan atau
paksaanpihak lain

12. NILAI KEBAJIKAN
Dr. WiliiampadaTeoriKontorl(1984)menyatakanbahwasetiapperbuatanmemiliki
suatutujuandanDianeGossen(1988)mengemukakanbahwadenganmengaitkan
nilai-nilaikebajikanyangdiyakiniseseorangmakamotivasiinstrinsiknyaakan
terbangun,sehinggamengerakanmotivasidaridalamuntukdapatmencapai tujuan
muliayang diinginkan.
Salahsatutujuanmuliadalampendidikankita,mengerucutkepadaProfilPelajar
Pancasila
1.BerimandanBertaqwakepadaTuhanY
angMahaEsadanBerakhlakMulia
2.Berkebhinekaan Global
3.Gotong Royong
4.Mandiri
5.Kreatif danbernalar kritis

13. DR. WILLIAM GLESERBERKATA BAHWA SETIAP PERBUATAN
MEMILIKI SUATU TUJUAN.
SELANJUTNYA DIANE GOSSEN MENGEMUKAKAN BAHWA
ADA 3 MOTIVASI PERILAKUMANUSIA
1.Untukmenghindariketidaknyamanan
atauhukuman (Ekstrinsik)
2.Untukmendapatkanimbalanatau
penghargaanoranglain (ekstrinsik)
3.UntukMenjadiorangyangmereka
inginkandanmenghargaidiri sendiri
dengannilai-nilaiyangmereka
percayai.(Intrinsik)
PadapenerapanDIsiplinpositif Guru
diharapkanmengontruksiMotivasiInstrinsik
merekabukan ekstrinsik.

14. HUKUMAN, KONSEKUENSI DAN
RESTITUSI
Untukitukitaperlu meninjauulangtindakanpenegakanperaturanataukeyakinan
kelas/sekolahkitaselamaini.Tindakanterhadapsuatupelanggaranpadaumumnya
berbentukhukumanataukonsekuensi.DalamBudayaPositif diperkenalkan
programdisiplinpositif yangdinamakan Restitusi.

15. HUKUMAN, KONSEKUENSI DAN
RESTITUSI
adalah sesuatu yang harus terjadi
bila ada pelanggaran.
HUKUMAN
konsekuensi Disiplin yang baik
membantu seorang anak untuk
belajar bahwa ada konsekuensi
atas tindakan mereka. Idealnya,
konsekuensi harus segera
mengikuti tindakan dan harus
relevan dengan perilaku
KONSEKUENSI RESTITUSI
Restitusi adalah proses menciptakan
kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada
kelompok mereka, dengan karakter
yang lebih kuat (Gossen;
2004). Restitusi juga merupakan
proses kolaboratif yang mengajarkan
murid untuk mencari solusi untuk
masalah mereka, dan membantu
murid berpikir tentang orang
seperti apa yangmereka inginkan
, dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain

18. Berdasarkanbagandi atas,makakitabisamenyimpulkanbahwahukumanbersifattidak
terencanaatautiba-tiba.Anakataumurid tidaktahuapayangakanterjadi,dantidak
dilibatkan.
Hukumanbersifatsatuarah,daripihakguruyangmemberikan,danmurid hanyamenerima
suatuhukumantanpamelaluisuatukesepakatan,ataupengarahandari pihakguru,baik
sebelum
atausesudahnya.Hukumanyangdiberikanbisaberupafisikmaupunpsikis,murid/anak
disakitiolehsuatuperbuatanatau kata-kata.
Sementaradisiplindalambentukkonsekuensi,sudahterencanaatausudahdisepakati;
sudahdibahasdandisetujuiolehmurid danguru. Umumnyabentuk-bentukkonsekuensi
dibuatolehpihakguru(sekolah),danmurid sudahmengetahuisebelumnyakonsekuensi
yangakanditerimabilaadapelanggaran.

19. MARI BEREFLEKSI

33. Bisamengubahsiituasimenjadi kooperatif

34. Restitusitidakmenyarankanguru bicarakemurid bahwamelanggaraturanadalahsikap yang
baik,tapidalamrestitusiguru harusmemahamialasannya,danpahambahwasetiap orang
pastiakanmelakukanyangterbaikdiwaktutertentu.Sebuahpelanggaranaturan seringkali
memenuhikebutuhananakakanpenguasaan/powerwalaupunseringkali bertabrakan
dengankebutuhanyanglain,yaitukebutuhanakankasihsayangdanrasa diterima/loveand
belonging.Kalaukitatolakanakyangsedangberbuat salah,diaakantetap menjadibagian
dari masalah,namunbilakitamemahamialasannyamelakukansesuatu, makadiaakan
merasadipahami.

36. KENAPA HARUS SEGITIGA
RESTITUSI
KarenaRestitusiFokuspadaKebutuhanDasar Murid.

39. CONTOH KEYAKINAN KELAS

40. Seseorangakantergerakdan
bersemangatuntukmenjalankank
eyakinannya
daripadahanyamengikutiserangkaian
Peraturan.
S
e
m
o
g
adenganMenerapkanRestitusiinikitadapat
mewujudkanBuday
aDisiplinPositif
danmenuntunmuriddalammencarisolusidarisetiap
permasalahannyadanmeyakinkanmerekauntuk
mengetahuiakanmenjadiorang
sepertiapayang merekainginkan.
SesuaipernyataanK
H
D
bahw
aDisiplindiperlukanuntuk
menciptakanMuridyangMerdeka.