RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
BUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptx
1. mENGEMBANGkanBUDAYA POSITIFDI SEKOLAH
Oleh :
Tri Purnomo, S.Pd., M.Pd.
SMP Negeri 41 Purworejo
Tema :
“ Transformasi Pendidikan Menuju
Manusia Merdeka ”
Kemiri, 12 November
2022
2. KESEPAKATAN KELAS, Mengikuti kegiatan
dengan :
1. Semangat
2. Serius
3. Tepat waktu
4. Senang, Jangan lupa bahagia
5. Kooperatif (komunikasi dua arah)
Kesepakatan kelas v.s. aturan kelas
10/24/2023 2
3. Apakah tugas Guru (pendidik) ?
1. Uswah (teladan, contoh)
2. Membantu Siswa mengembangkan bakat minat
3. Mendidik intelektualitas dan moralitas
10/24/2023 3
4. Ki Hadjar Dewantara:
• “…kita ambil contoh perbandingannya dengan
hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani
(dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan
seorang pendidik) yang menanam padi
misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya
padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah,
memelihara tanaman padi, memberi pupuk
dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur
yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain
sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar
Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov,
Des 1936., Jan, Febr. 1937).
10/24/2023 4
5. sekolah diibaratkan sebagai
tanah tempat bercocok tanam
sehingga seorang guru perlu
mengusahakan agar sekolah
menjadi sebuah lingkungan
yang menyenangkan, aman,
nyaman untuk bertumbuh,
serta dapat menjaga dan
melindungi setiap murid dari
hal-hal yang kurang
bermanfaat, atau bahkan
mengganggu perkembangan
potensi murid.
10/24/2023 5
6. Apa itu budaya positif di Sekolah?
“suatu lingkungan positif yang
terdiri dari warga sekolah yang
saling mendukung, saling belajar,
saling bekerja sama sehingga
tercipta kebiasaan-kebiasaan baik;
dari kebiasaan-kebiasaan baik akan
tumbuh menjadi karakter-karakter
baik warga sekolah”
10/24/2023 6
7. Suasana Sekolah Impianku?
• Yuk kita berimaginasi, kemudian
bayangkan sekolah impian Anda…
• Bagaimana suasana sekolahnya?
• Bagaimana sikap gurunya?
• Bagaimana tutur kata guru?
• Bagaimana guru bersikap kepada murid-
muridnya?
• Bagaimana sikap murid-muridnya?
• bagaimana mereka saling berinteraksi,
terhadap Anda, pimpinan sekolah dan
terhadap guru-guru yang lain?
10/24/2023 7
8. Materi:
A. Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan
Universal
B. Teori Motivasi, Hukuman,
Penghargaan, dan Restitusi
C. Keyakinan Kelas
D. Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas
E. Restitusi _5 Posisi Kontrol
F. Restitusi _ Segitiga Restitusi
10/24/2023 8
9. A. Disiplin Positif dan
Nilai Kebajikan Universal
1. Perubahan paradigma (Dari Stimulus
Respons ke teori Kontrol)
Siapa yang mengendalikan dan mengontrol diri kita?
Hakekatnya hanya diri kita yang dapat mengontrol apa
yang akan kita lakukan dan apa yang tidak akan kita
lakukan.
Ketika kita menerima “perintah” orang lain pada
dasarnya dia sedang membuka diri untuk dikontrol
orang lain HOME
10/24/2023 9
10. “COBALAH BUKA”
Anda, Coba Anda
bayangkan bahwa Anda
menyimpan sesuatu yang
sangat berharga di dalam
kepalan tangan Anda. Anda
perlu menjaga benda
tersebut sekuat tenaga
Anda karena begitu
pentingnya untuk
kehidupan Anda.
• Tugas rekan Anda B, adalah
mencoba dengan segala cara
untuk membuka kepalan tangan
Anda. Teman Anda B boleh
membujuk, menghardik,
mengintimidasi, memarahi,
menggoda, menggelitik, bahkan
menawari Anda uang agar Anda
bersedia membuka kepalan
tangan Anda
11. Jawab pertanyaan berikut
1. Apakah Anda atau teman anda yang membuka kepalan
tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau teman anda
membuka kepalan tangan Anda?
2. Apakah Anda atau teman anda menutup kepalan tangan
Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau teman anda tetap
menutup kepalan tangan Anda?
3. Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang
kendali atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan
tangan.
10/24/2023 11
12. 12
siapakah yang sesungguhnya memegang kontrol,
yang menutup kepalan tangan ATAU yang berusaha
dengan segala cara untuk membuka kepalan
tangan rekannya?
Jawabannya tentu “KITA” yang memegang kontrol
atas kepalan tangan kita, apakah kita membuka
atau menutup kepalan tangan kita, itu bergantung
pada diri kita masing-masing, sesuai dengan
kebutuhan dasar kita saat itu
Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku
memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku
yang tidak disukai
13. Perbandingan cara pandang tersebut antara lain:
Stimulus Respon Teori Kontrol/Pilihan
• Kita mencoba mengubah orang agar
berpandangan sama seperti kita
• Kita berusaha memahami pandangan
orang lain tentang dunia
• Perilaku buruk dinilai sebagai kesalahan • Semua perilaku memiliki tujuan
• Orang lain bisa mengontrol saya • Hanya Anda yang bisa mengontrol diri
Anda
• Saya bisa mengontrol orang lain • Saya tidak bisa mengontrol orang lain
• Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal • Kolaborasi dan konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru
• Model berfikir menang/kalah • Model berfikir menang - menang
10/24/2023 13
14. Ilusi guru mengontrol murid
Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat
sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya.
Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal
demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya
dikontrol.
Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih
murid tersebut.
Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan,
bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai.
TEORI KONTROL: Memahami pandangan orang tentang apa yang
mereka inginkan dan apa yang mereka lakukan. Setiap orang
memiliki tujuan tertentu 10/24/2023 14
15. Ilusi bahwa semua penguatan POSITIF
efektif dan bermanfaat
Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-bentuk
kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar
mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha
untuk mengontrol murid tersebut.
Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid
tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk
menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut
menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk
berusaha
16. Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak
untuk memaksa
Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka
memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-
murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang
dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah
kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran
kinerja.
Pada saat itu pula, orang dewasa akan menyadari
bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk
jangka waktu panjang, dan sebuah hubungan
permusuhan akan terbentuk. 10/24/2023 16
17. 10/24/2023
17
Teori Kontrol / Teori Pilihan
(Dr. William Glasser)
Teori Motivasi
Semua perilaku
memiliki tujuan
1. Untuk menghindari
hukuman
Anda tidak bisa
mengontrol orang
lain, hanya Anda
yang dapat
mengontrol diri Anda
sendiri
Makna Disiplin
Belajar control diri
dengan menggali
potensi kita, agar
tercapai tujuan
mulia. Yaitu sesuatu
menjadi seseorang
yang kita inginkan
berdasarkan nilai-
nilai yang kita hargai.
2. Untuk mendapatkan
imbalan
3. Untuk menghargai diri-
sendiri
Nilai-nilai
Kebajikan Universal
Keyakinan Kelas
Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi
Instrinsik
-Model berfikir Menang-
menang
-Kolaborasi dan
konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru
5 Posisi Kontrol
3. Teman
4. Pemantauan.
1. Penghukum
2. Pembuat rasa bersalah
5. Manajer
Segitiga Restitusi
1. Menstabilkan Identitas
3. Menanyakan Keyakinan
2. Validasi Tindakan Salah
Realitas
(kebutuhan) kita
berbeda.
Kita berusaha
memahami
pandangan orang
lain tentang dunia.
Setiap orang
memiliki pandangan
yang berbeda
5 Kebutuhan
dasar manusia
1.Bertahan hidup
2.Penguasaan
3.Kasih sayang
dan rasa
diterima
4.Kesenangan
5.Kebebasan
18. 2. Disiplin Positif
18
• Berasal dari Bahasa latin “disciplina”, yang berarti “belajar”.
• Kata ‘discipline’ juga berasal dari akar kata yang sama dengan ‘disciple’ atau
murid/pengikut.
• Untuk menjadi seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul
alasan mengapa mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga
motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan,
apa yang dia hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi
sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan
KEPATUHAN.
• Kecenderungan umum adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau pencapaian
suatu tujuan mulia.
Apa makna “Disiplin” ?
19. Setuju atau Tidak?
1. Hukuman dapat mendisiplinkan murid/anak.
2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti
membaca atau membersihkan halaman sekolah
dapat meningkatkan disiplin anak.
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan
motivasi belajar pada anak.
10/24/2023
19
21. Konsep Disiplin KHD
dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin
yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self
discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan
sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita
tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa
lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah
harus ada di dalam suasana yang MERDEKA.
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan,
Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)
21
22. “MERDEKA” menurut Ki Hajar
Dewantara
22
“….. mardika iku jarwanya, nora
mung lepasing pangreh, anging uga
kuwat kuwasa amandiri priyangga”
“…merdeka itu artinya ; tidak hanya
terlepas dari perintah ; tetapi juga
cakap buat memerintah diri sendiri”
(Ki Hajar Dewantara, Pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan ke lima, 2013,
Halaman 469)
23. 10/24/2023 23
SIMPULAN
• Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-
anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa
berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan
universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan
ekstrinsik
24. 10/24/2023 24
nilai-nilai kebajikan (virtues) yang universal berarti nilai-nilai kebajikan
yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun
latar belakangnya.
Setiap perilaku atau perbuatan memiliki tujuan (Dr. William Glasser,
Teori Kontrol, 1984).
Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini maka motivasi
instrisiknya akan terbangun sehingga menggerakkan motivasi dari
dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan (Diane
Gossen, 1998).
3. NILAI-NILAI KEBAJIKAN
25. 25
Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai
oleh setiap anak Indonesia kita kenal
dengan Profil Pelajar Pancasila, yaitu :
- Beriman, bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Gotong royong
- Berkebhinekaan global
- Kreatif
PROFIL PELAJAR PANCASILA
28. 1. TEORI MOTIVASI PERILAKU MANUSIA
(Diane Gossen dalam “Restructuring School Discipline” 3 motivasi perilaku manusia)
Motivasi Eksternal
28
Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
Apa yang akan terjadi apabila saya tidak
melakukannya?
Untuk mendapatkan imbalan/Penghargaan orang
lain/institusi
Apa yang akan saya dapatkan jika melakukannya?
Untuk menghargai diri sendiri Dengan nilai2
yang dipercaya
Saya akan Menjadi orang yang seperti apa jika
melakukannya ?
Motivasi Eksternal
Motivasi Internal
(Tujuan Disiplin
Positif)
30. B. Hukuman, Konsekuensi dan restitusi
TINDAKAN
TERHADAP SUATU
PELANGGARAN PADA
UMUMNYA
BERBENTUK
HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
RESTITUSI ADALAH
PROSES MENCIPTAKAN
KONDISI BAGI MURID
UNTUK MEMPERBAIKI
KESALAHAN MEREKA,
SEHINGGA MEREKA
BISA KEMBALI PADA
KELOMPOK MEREKA,
DENGAN KARAKTER
YANG LEBIH KUAT
(GOSSEN; 2004).
30
31. PERBEDAAN HUKUMAN DAN KONSEKUENSI
10/24/2023 31
HUKUMAN KONSEKUENSI
Sesuatu yang menyakitkan harus
terjadi
Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun
hati) untuk jangka waktu lama
Membuat anak merasa tidak nyaman
dalam waktu jangka pendek
Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin
Paksaan Stimulus - Tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar menyesuaikan
diri
Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik
Anak belajar untuk menyembunyikan
kesalahan
Anak belajar untuk memenuhi
peraturan
Marah, rasa bersalah, dipermalukan,
merasa tak dihargai
Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman,
diasingkan untuk sementara
32. 10/24/202
3
32
NO TINDAKAN GURU TERHADAP MURID
HUKUMAN/
KONSEKUENSI
1.
Mencatat 100 kali dalam buku kalimat berbunyi “saya tidak
akan terlambat lagi”, karena anak terlambat hadir di
sekolah.
?
2.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali, karena anak
terlambat hadir di sekolah
?
3.
Murid disuruh “push up” 15 kali karena tidak
menggunakan masker
?
4. Menggantikan kertas tugas teman yang dicoret-coret ?
5.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena
tersenggol pada saat belajar
?
6.
Murid disuruh mengenakan sepatu seharian karena tidak
mengenakan sepatu hitam
?
7.
Mengikuti upacara bendera di pintu gerbang karena
datang terlambat saat upacara bendera hari senin
?
33. 10/24/202
3
33
NO TINDAKAN GURU TERHADAP MURID
HUKUMAN/
KONSEKUENSI
1.
Mencatat 100 kali dalam buku kalimat berbunyi “saya tidak
akan terlambat lagi”, karena anak terlambat hadir di
sekolah.
Hukuman
2.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali, karena anak
terlambat hadir di sekolah
Hukuman
3.
Murid disuruh “push up” 15 kali karena tidak
menggunakan masker
Hukuman
4. Menggantikan kertas tugas teman yang dicoret-coret Konsekuensi
5.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena
tersenggol pada saat belajar
Konsekuensi
6.
Murid disuruh Tidak mengenakan sepatu seharian karena
tidak mengenakan sepatu hitam
Hukuman
7.
Mengikuti upacara bendera di pintu gerbang karena
datang terlambat saat upacara bendera hari senin
Konsekuensi
35. DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
Penghargaan menurunkan
kualitas
Penghargaan mematikan
kreativitas
Penghargaan mengurangi
motivasi instrinsik
10/24/202
3
35
36. APA ITU “RESTITUSI”?
Restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi
murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga
mereka bisa Kembali pada kelompok mereka, dengan
karakter yang lebih kuat.
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang
mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah
mereka, dan membantu murid berfikir tentang orang
seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan
bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain
(Gossen, 2004).
37. 10/24/202
3
37
Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan;
Memperbaiki hubungan;
Tawaran, bukan paksaan;
Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri;
Restitusi adalah cara yang paling baik;
Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari
Tindakan;
Restitusi fokus pada karakter, bukan tindakan;
Restitusi fokus pada solusi;
Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
9 CIRI-CIRI RESTITUSI
38. IDENTITAS GAGAL IDENTITAS SUKSES
HUKUMAN
DISIPLIN
KONSEKUENSI RESTITUSI
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi Restitusi merupakan pilihan
Tidak nyaman untuk murid dalam waktu
panjang
Tidak nyaman untuk murid dalam waktu
pendek
Menguatkan untuk murid dalam waktu
panjang
Korban mendapatkan keadilan Korban dapat diabaikan Korban mendapatkan ganti
Murid akan tersakiti Murid dibuat tidak nyaman Murid mendapatkan penguatan
Perilaku pasif-agresif meningkat
Penguatan hanya bertahan dalam waktu
pendek
Masalah terpecahkan
Sistem tidak berjalan jika murid tidak
takut
Memerlukan monitoring dan supervise
terus menerus pada guru
Murid akan bertanggung jawab untuk
perilakunya
Berlaku hanya pada institusi, tidak
berlanjut pada kehidupan nyata
Membantu penerapan mengikuti
peraturan dalam masyarakat
Fokus pada pemecahan masalah dalam
jangka panjang
“Peraturannya adalah,…….kamu harus”
“Apa peraturannya?”
“Mampukah kamu melakukannya?”
“Apa yang kamu yakini?”
“Apa yang bisa kamu lakukan untuk
meyakini ini?”
Murid membenci peraturan Murid menghormati peraturan
Murid menghormati dirinya dan orang
lain
NEGATIF NETRAL POSITIF
39. C. Keyakinan Kelas
• Mengapa kita memiliki peraturan menggunakan helm bila
mengendaraikendaraan roda dua?
• Mengapa kita memiliki peraturan 3 M, menggunakan
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak minimal 1,5
meter?
• Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu
pada saat mengikuti pelatihan?
10/24/2023 39
Mengapa tidak Peraturan saja?
Mengapa harusKeyakinan Kelas?
40. Mengapa Keyakinan Kelas?
• Menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi
seseorang dari dalam.
• Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk
menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar
mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna
• Mengapa menggunakan helm bila mengendarai kendaraan roda dua >>>
Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan
• inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’yaitu
nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara
tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku,
negara, bahasa maupun agama
• Untuk mendukung motivasi instrinsik, kembali ke nilai-
nilai/keyakinan-keyakinan yang lebih menggerakkan
seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-
peraturan
40
41. Contoh Keyakinan Kelas
10/24/202
3
41
• Setiap anggota kelas perlu belajar
• Setiap anggota kelas perlu senang
• Selalu bersikap positif
• Percaya dan menghormati orang lain serta barang
miliknya
• Berkomitken terhadap tugas
• Senantiasa membantu
43. PERATURAN KEYAKINAN KELAS
Kembalikan buku di tempatnya Tanggung jawab
Dilarang mengganggu orang lain Menghormati orang lain
Hadir 15 menit sebelum pelajaran
dimulai
Menghormati orang lain,
komitmen
Dilarang melakukan kekerasan Keselamatan, menghormati orang
lain
Dilarang menggunakan narkoba Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran Menghormati orang lain, bersabar
Gunakan masker Kesehatan, keselamatan
Jangan berlari di kelas atau
koridor
Keselamatan, keamanan
44. PENDALAMAN KEYAKINAN KELAS
(contoh dalam aplikasi)
HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk menghormati semua orang dan
barang milik orang lain.
BEKERJA
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk mengerjakan segala pekerjaan atau
mengikuti kegiatan yang telah ditugaskan.
DITERIMA DAN DIMILIKI
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk merasa diterima pada suatu
kelompok dan saling peduli satu dengan
yang lain.
TERDENGAR :
Seseorang berbicara,
“Yuk saya bantu”,
“Terima kasih”,
“Tolong”, “Permisi”,
“maaf”, dsb
TERLIHAT :
Berempati terhadap
perasaan orang lain,
memegang milik
orang lain hanya
dengan izinnya,
mendengarkan
dengan seksama,
berbagi, senantiasa
berbuat baik
BERPERILAKU :
Tersenyum ramah,
memberikan salam
hormat, memberikan
ruang bekerja, postur
tubuh yang tenang
46. Kebutuhan dasar manusia KEBUTUHAN BERTAHAN HIDUP
KEBUTUHAN BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL) ADALAH KEBUTUHAN YANG BERSIFAT
FISIOLOGIS UNTUK BERTAHAN HIDUP MISALNYA KESEHATAN, RUMAH, DAN MAKANAN
KASIH SAYANG DAN RASA DITERIMA (KEBUTUHAN UNTUK DITERIMA)
KEBUTUHAN UNTUK DISAYANGI DAN DITERIMA MELIPUTI KEBUTUHAN AKAN
HUBUNGAN DAN KONEKSI SOSIAL, KEBUTUHAN UNTUK MEMBERI DAN MENERIMA
KASIH SAYANG DAN KEBUTUHAN UNTUK MERASA MENJADI BAGIAN DARI SUATU
KELOMPOK
PENGUASAAN (KEBUTUHAN PENGAKUAN ATAS KEMAMPUAN)
KEBUTUHAN INI BERHUBUNGAN DENGAN KEKUATAN UNTUK MENCAPAI SESUATU,
MENJADI KOMPETEN, MENJADI TERAMPIL, DIAKUI ATAS PRESTASI DAN
KETERAMPILAN KITA, DIDENGARKAN DAN MEMILIKI RASA HARGA DIRI
KEBEBASAN (KEBUTUHAN AKAN PILIHAN)
KEBUTUHAN UNTUK BEBAS ADALAH KEBUTUHAN AKAN KEMANDIRIAN, OTONOMI,
MEMILIKI PILIHAN DAN MAMPU MENGENDALIKAN ARAH HIDUP SESEORANG
KESENANGAN (KEBUTUHAN UNTUK MERASA SENANG)
KEBUTUHAN AKAN KESENANGAN ADALAH KEBUTUHAN UNTUK MENCARI
KESENANGAN, BERMAIN, DAN TERTAWA.
47. 5 Posisi Kontrol
• PENGHUKUM
• Menghardik, menunjuk-nunjuk, membentak, menyakiti, menyindir
• PEMBUAT ORANG MERASA BERSALAH
• Berceramah dan mengatakan, “seharusnya…”, “Ibu kecewa…”
• TEMAN
• Membuatkan alasan-alasan untuk muridnya. “Ayolah lakukan demi Ibu.”
• PEMANTAU
• Menghitung dan mengukur. “Apa peraturannya?”
• MANAJER
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. “Apa yang kita yakini?”. “Apa yang bisa kita kerjakan untuk memperbaiki
masalah ini?”
10/24/2023 47
48. 10/24/202
3
48
HASIL /
DAMPAK
5 POSISI
KONTROL
HASIL DAMPAK
PENGHUKUM
Memberontak, menyalahkan
orang lain, berbohong, dsb.
Mengulangi kesalahan
MEMBUAT
ORANG
MERASA
BERSALAH
Menyembunyikan,
menyangkal, berbohong,
dsb
Merasa rendah diri
TEMAN Ketergantungan
Lemah, tidak mandiri,
tergantung
PEMANTAU
Menyesuaikan diri bila
diawasi
Menitikberatkan pada sanksi
atau hadiah untuk dirinya
MANAJER Menguatkan pribadi
Mengevaluasi diri bagaimana
memperbaiki diri.
50. 10/24/202
3
50
MENSTABILKAN
IDENTITAS
Untuk membuat anak yang merasa
gagal karena berbuat salah untuk
menjadi positif terhadap dirinya.
Guru berkata :
“Berbuat salah itu hal yang manusiawi.”
“Tidak ada manusia yang sempurna.”
“Ibu Guru juga pernah berbuat salah.”
“Ibu tidak tertarik untuk mengetahui siapa yang
salah atau yang benar, Ibu hanya ingin
menyelesaikan masalah.”
“Jika kamu menyalahkan diri sendiri terus-
menerus, apakah kamu telah berbuat baik untuk
dirimu sendiri?”
Dst…..
51. 10/24/202
3
51
VALIDASI TINDAKAN
YANG SALAH
(KEBUTUHAN)
Membuat anak untuk mengenali
basic need/ kebutuhan dasar yang
yang ingin dipenuhinya ketika
melakukan kesalahan itu.
Guru berkata :
“Kamu bisa saja untuk melakukan yang lebih buruk, tetapi
kamu tidak melakukannya.”
“Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya.”
“Apa yang penting bagi kamu?.”
“Kamu boleh mempertahankan sikapmu, tapi tambahkan sikap
yang lain, yang baru.”
“Apakah kamu bisa melakukan yang lebih besok pagi?”
Dst…..
52. 10/24/202
3
52
MENANYAKAN
KEYAKINAN
Anak dapat melihat kesalahannya
dihubungkan dengan norma social
dan nilai-nilai yang mendasari
manusia berinteraksi dengan orang
lain.
Guru berkata :
“Apa nilai-nilai yang telah kita yakini/percaya di
kelas/sekolah kita?”
“Apa yang telah kita sepakati di kelas/sekolah?“
“Sikap yang baik itu yang seperti apa sih?”
“Kamu ingin jadi anak yang bagaimana?”
“Apa yang kamu rasakan ketika kamu melakukan
hal itu?”
Dst…..
53. 10/24/202
3
53
Apakah kamu ingin berbuat lebih baik?
Apakah saat ini kamu ingin menjadi orang yang kamu
inginkan?
Apakah kamu besok akan melakukan hal yang lebih baik lagi?
Apakah yang kamu lakukan menurutmu bagus?
Kapan kamu siap untuk mulai?
Apa peraturannya?
Sepertinya kamu punya masalah, Ibu bisa bantu apa?
Apa yang bisa Ibu bantu agar kamu bisa melakukannya?
Apa yang bisa Ibu bantu agar kamu segera dapat memulai?
Apa yang kamu inginkan?
Dsb….
INTERVENSI 30 DETIK