SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
AKSI NYATA
PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK
BUDAYA POSITIF
DI KELAS 4 A
SD NEGERI 3 HARJOKUNCARAN
SELAMAT DATANG
PARA GURU HEBAT
MARIBELAJAR
BERSAMA,BERKOLABORASI,SALING
MENDUKUNGDEMIMEWUJUDKAN
DISIPLINPOSITIFDISEKOLAHKITA
TERCINTA
PERKENALKAN
Nama :Wiwik Suswanti, S.Pd
UnitKerja :SDNegeri3Harjokuncaran
Komite Pembelajaran
Sekolah Penggerak
SD Negeri 3 Harjokuncaran
KabupatenMalang
BUDAYA POSITIF
Latar Belakang
Suasana positif sangat mendukung dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif karena
suasana yang positif murid dan guru akan menemukan suatu kondisi pembelajaran yang
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan tanpa adanya suatu beban tetapi menjadi
Suasana positif juga akan membantu menggerakkan moral yang positif bagi murid sehingga
tidak hanya terbentuk dari akademik atau intelektualnya saja tetapi juga dari lingkungan
Budaya Positif
Budaya positif adalah nilai-nilai keyakinan-keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah
pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri, kritis, penuh
bertanggung jawab.
DISIPLIN POSITIF
Disiplin positif merupakan suatu
cara penerapan disiplin tanpa
kekerasan dan ancaman yang
dalam praktiknya melibatkan
komunikasi yang efektif antara
guru dan murid.
Dalam penerapan disiplin positif ini
murid diajarkan untuk memahami
konsekuensi dari perilaku mereka.
Selain itu disiplin positif juga
mengajarkan murid tanggung
jawab serta rasa hormat dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Jadi disiplin positif merupakan
salah satu cara penerapan
disiplin yang bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran serta
memberdayakan murid untuk
melakukan sesuatu tanpa
sogokan, ancaman maupun
hukuman.
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan
tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu nilai-nilai tersebut
bersifat universal dan lintas bahasa, suku bangsa, agama, maupun latar
belakang. Setiap perilaku perbuatan memiliki suatu tujuan. Dengan
mengaitkan nilai- nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka
motivasi intrinsiknya akan terbangun sehingga menggerakkan motivasi
dari dalam untuk mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
DISIPLIN POSITIF AKAN MENUMBUHKAN
NILAI-NILAI KEBAJIKAN
NILAI-NILAI KEBAJIKAN ANAK INDONESIA
ADALAH PROFIL PELAJAR PANCASILA
3 MOTIVASI PERILAKU MANUSIA
Untuk menjadi orang yang mereka
inginkan dan menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
apa yang akan terjadi apabila
saya tidak melakukannya?
apa yang akan saya dapatkan
apabila saya melakukannya?
akan menjadi orang yang seperti
apabila saya melakukannya?
eksternal
eksternal
Untuk menghindari
ketidaknyamanan atau hukuman
Untuk mendapatkan imbalan atau
penghargaan dari orang lain.
internal
KEYAKINAN KELAS
Mengapa tidak peraturan kelas
saja, mengapa harus keyakinan
kelas?
Karena untuk mendukung tumbuhnya motivasi intrinsik
kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih
menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti
serangkaian peraturan-peraturan tertulis tanpa makna.
PEMBENTUKAN
KEYAKINAN KELAS
1. Menggunakan pernyataan-pernyataan
universal
2. Dibuat dalam bentuk positif
3. Tidak terlalu banyak sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas
4. Dapat diterapkan di lingkungan tersebut
5. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi
dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan
curah pendapat
DOKUMENTASI
KEYAKINAN KELAS
DOKUMENTASI KEYAKINAN KELAS
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
PENGHARGAAN
MENURUNKAN KUALITAS
PENGHARGAAN MEMATIKAN
KREATIVITAS
PENGHARGAAN MENGURANGI
MOTIVASI INTRINSIK
HUKUMAN DAN KONSEKUENSI
RESTITUSI
Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka dengan karakter yang lebih kuat.
Proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi
untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang
seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain.
CIRI-CIRI RESTITUSI
1.Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan
2.Restitusi memperbaiki hubungan
3.Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik
7.Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
8. Restitusi menguatkan
9. Restitusi fokus pada solusi
10.Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya
KETIKA ANAK MELAKUKAN SUATU HAL,
YANG CENDERUNG NEGATIF HAL
TERSEBUT TERJADI KARENA ADA
KEBUTUHAN DASAR YANG BELUM
TERPENUHI. APAKAH KEBUTUHAN DASAR
ITU??????
5 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
KEBUTUHAN BERTAHAN HIDUP
Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah
kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan
hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan.
Kebutuhan biologis sebagai bagian dari proses
reproduksi termasuk kebutuhan untuk tetap
bertahan hidup. Komponen psikologis pada
kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan perasaan
aman.
KASIH SAYANG DAN RASA DITERIMA
(KEBUTUHAN UNTUK DITERIMA)
Kebutuhan untuk disayangi dan diterima meliputi
kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial,
kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih
sayang dan kebutuhan untuk merasa menjadi
bagian dari suatu kelompok. Kebutuhan ini juga
meliputi keinginan untuk tetap terhubung dengan
orang lain, seperti teman, keluarga, pasangan hidup,
teman kerja, binatang peliharaan, dan kelompok
dimana kita tergabung.
PENGUASAAN (KEBUTUHAN
PENGAKUAN ATAS KEMAMPUAN)
Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk
dianggap berharga, bisa membuat perbedaan,
bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui,
dihormati. Ini meliputi self esteem, dan keinginan
untuk meninggalkan pengaruh.
KEBEBASAN
(KEBUTUHAN AKAN PILIHAN)
Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan
kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan m a m p u
mengendalikan arah hidup seseorang.
Anak-anak dengan kebutuhan kebebasan yang
tinggi menginginkan pilihan, mereka perlu banyak
bergerak, suka mencoba-coba, tidak terlalu
terpengaruh orang lain dan senang mencoba hal
baru dan menarik.
KESENANGAN
(KEBUTUHAN UNTUK MERASA SENANG)
Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan
untuk mencari kesenangan, bermain, dan
tertawa. Bayangkan hidup tanpa kenikmatan
apa pun, betapa menyedihkan.
1. Penghukum
2.Pembuat Rasa Bersalah
3
.Teman
4. Pemantau
5. Manajer
5 POSISI KONTROL GURU
POSISI KONTROL GURU
SEGITIGA RESTITUSI
Segitiga restitusi merupakan
proses dialog yang dijalankan
oleh guru atau orang tua agar
dapat menghasilkan murid
yang mandiri dan bertanggung
jawab.
SEGITIGA RESTITUSI
Dari penerapan segitiga
restitusi dalam posisi manajer
diharapkan menjadikan murid
lebih kuat secara pribadi
membuka wawasan murid
agar dapat menyelesaikan
permasalahannya sendiri dan
murid akan semakin percaya
diri, Mandiri dan bertanggung
jawab.
SEGITIGA RESTITUSI
MENSTABILKAN IDENTITAS
Bagian dasar dari segitiga
bertujuan untuk mengubah
identitas anak dari orang yang
gagal karena melakukan
kesalahan menjadi orang yang
sukses
GURU BERKATA
Berbuat salah itu tidak apa-apa.
Tidak ada manusia yang sempurna
Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Kita bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah,
tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan
ini.
Kamu berhak merasa begitu.
Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat
dirimu sendiri?
VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
Setiap tindakan kita
dilakukan dengan
suatu tujuan, yaitu
memenuhi kebutuhan
dasar.
GURU BERKATA
“Padahal kamu bisa melakukan yang lebih
buruk dari ini ya?”
“Kamu pasti punya alasan mengapa
melakukan hal itu”
“Kamu patut b a n gga pada dirimu sendiri
karena kamu telah melindungi sesuatu yang
penting buatmu”.
“Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi
kamu harus menambahkan sikap yang baru.”
MENANYAKAN KEYAKINAN
Anak melihat kesalahannya
dihubungkan dengan norma
sosial dan nilai-nilai yang
mendasari manusia
berinteraksi dengan orang lain
GURU BERKATA
Apa yang kita percaya sebagai kelas
atau keluarga?
Apa nilai-nilai umum yang kita telah
sepakati?
Apa bayangan kita tentang kelas yang
ideal?
Kamu mau jadi orang yang seperti
apa?
PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI
Linimasa penyusunan keyakinan kelas
1.Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan teman sejawat untuk melakukan
sosialisasi.
2.Melakukan sosialisasi kepada warga sekolah terkait budaya positif,
kesepakatan kelas dan Profil Pancasila
3.Menjelaskan pengertian dan manfaat kesepakatan kelas
4.Guru berkolaborasi dengan peserta didik membuat kesepakatan (keyakinan)
kelas
5.Menumbuhkan dan menanamkan pembiasaan nilai – nilai Profil Pelajar
Pancasila
6.Menjadikan kesepakatan kelas menjadi pembiasaan positif dan aksi nyata di
kelas atau di lingkungan sekolah
7.Memasang keyakinan kelas
8.Menerapkan keyakinan kelas secara berkelanjutan dan konsisten
9.Evaluasi dan Refleksi
Nilai-nilai Kebajikan :
Disiplin
Mandiri
Peduli
Rasa Hormat
Tanggung Jawab
Gotong Royong
A.Dukungan yang dibutuhkan
1.Kerja sama Orang tua di rumah sebagai lingkungan pertama
untuk menerapkan budaya positif siswa
2.Warga sekolah sebagai teladan dalam menerapkan budaya
posistif di lingkungan sekolah
3.Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan
budaya positif di sekolah
4.Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan
untuk dapat Bersama-sama berupaya konsisten dalam
menerapkan budaya positif.
THANK YOU

More Related Content

Similar to AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK

EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptxEDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
FahriAnaLatifah
 
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptxCopy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
KhairuzZuhri2
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
MirahKencana
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
Wijayanti Oktavia
 

Similar to AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK (20)

1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
 
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolahPPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
 
kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4
kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4
kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
 
slide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxslide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptx
 
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptxDISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
 
BERBAGI MODUL 1.4.pptx
BERBAGI MODUL 1.4.pptxBERBAGI MODUL 1.4.pptx
BERBAGI MODUL 1.4.pptx
 
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
 
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdfSlide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdfMateri Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
 
RUKOL 1.4 upload.pdf
RUKOL 1.4 upload.pdfRUKOL 1.4 upload.pdf
RUKOL 1.4 upload.pdf
 
Slide Manggung 1.4 A6.pptx untuk di publik
Slide Manggung  1.4 A6.pptx untuk di publikSlide Manggung  1.4 A6.pptx untuk di publik
Slide Manggung 1.4 A6.pptx untuk di publik
 
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptxEDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
 
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptxCopy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
 
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptxPPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif.pptx
Diseminasi Budaya Positif.pptxDiseminasi Budaya Positif.pptx
Diseminasi Budaya Positif.pptx
 
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptx
 

More from wiwik100 (7)

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.2 WIWIK SUSWANTI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.2 WIWIK SUSWANTI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.2 WIWIK SUSWANTI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.2 WIWIK SUSWANTI.pdf
 
Materi Presentasi PPT Kombel dalam seolah 2.pptx
Materi Presentasi PPT Kombel dalam seolah 2.pptxMateri Presentasi PPT Kombel dalam seolah 2.pptx
Materi Presentasi PPT Kombel dalam seolah 2.pptx
 
intisari pemikiran kihajar dewantara.pptx
intisari pemikiran kihajar dewantara.pptxintisari pemikiran kihajar dewantara.pptx
intisari pemikiran kihajar dewantara.pptx
 
LAPORAN DAN PROGRAM KERJA MARCHING 2324.pdf
LAPORAN DAN PROGRAM KERJA MARCHING 2324.pdfLAPORAN DAN PROGRAM KERJA MARCHING 2324.pdf
LAPORAN DAN PROGRAM KERJA MARCHING 2324.pdf
 
RPP 3.4.4 KELAS 3 PENGHEMATAN ENERGI TEMA 6
RPP 3.4.4  KELAS 3 PENGHEMATAN ENERGI TEMA 6RPP 3.4.4  KELAS 3 PENGHEMATAN ENERGI TEMA 6
RPP 3.4.4 KELAS 3 PENGHEMATAN ENERGI TEMA 6
 
REFLEKSI BUDAYA POSITIF SEKOLAH OLEH PENGAWAS.pptx
REFLEKSI BUDAYA POSITIF SEKOLAH OLEH PENGAWAS.pptxREFLEKSI BUDAYA POSITIF SEKOLAH OLEH PENGAWAS.pptx
REFLEKSI BUDAYA POSITIF SEKOLAH OLEH PENGAWAS.pptx
 
IN HOUSE TRAINING PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK ORIENTASI DAN PEMBELAJARAN fix.pptx
IN HOUSE TRAINING PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK ORIENTASI DAN PEMBELAJARAN fix.pptxIN HOUSE TRAINING PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK ORIENTASI DAN PEMBELAJARAN fix.pptx
IN HOUSE TRAINING PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK ORIENTASI DAN PEMBELAJARAN fix.pptx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK

  • 1. AKSI NYATA PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK BUDAYA POSITIF DI KELAS 4 A SD NEGERI 3 HARJOKUNCARAN
  • 2. SELAMAT DATANG PARA GURU HEBAT MARIBELAJAR BERSAMA,BERKOLABORASI,SALING MENDUKUNGDEMIMEWUJUDKAN DISIPLINPOSITIFDISEKOLAHKITA TERCINTA
  • 3. PERKENALKAN Nama :Wiwik Suswanti, S.Pd UnitKerja :SDNegeri3Harjokuncaran Komite Pembelajaran Sekolah Penggerak SD Negeri 3 Harjokuncaran KabupatenMalang
  • 4. BUDAYA POSITIF Latar Belakang Suasana positif sangat mendukung dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif karena suasana yang positif murid dan guru akan menemukan suatu kondisi pembelajaran yang sehingga proses pembelajaran dapat berjalan tanpa adanya suatu beban tetapi menjadi Suasana positif juga akan membantu menggerakkan moral yang positif bagi murid sehingga tidak hanya terbentuk dari akademik atau intelektualnya saja tetapi juga dari lingkungan Budaya Positif Budaya positif adalah nilai-nilai keyakinan-keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri, kritis, penuh bertanggung jawab.
  • 5. DISIPLIN POSITIF Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya melibatkan komunikasi yang efektif antara guru dan murid. Dalam penerapan disiplin positif ini murid diajarkan untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Selain itu disiplin positif juga mengajarkan murid tanggung jawab serta rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan murid untuk melakukan sesuatu tanpa sogokan, ancaman maupun hukuman.
  • 6. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu nilai-nilai tersebut bersifat universal dan lintas bahasa, suku bangsa, agama, maupun latar belakang. Setiap perilaku perbuatan memiliki suatu tujuan. Dengan mengaitkan nilai- nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk mencapai tujuan mulia yang diinginkan. DISIPLIN POSITIF AKAN MENUMBUHKAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN
  • 7. NILAI-NILAI KEBAJIKAN ANAK INDONESIA ADALAH PROFIL PELAJAR PANCASILA
  • 8. 3 MOTIVASI PERILAKU MANUSIA Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya? apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya? akan menjadi orang yang seperti apabila saya melakukannya? eksternal eksternal Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. internal
  • 9. KEYAKINAN KELAS Mengapa tidak peraturan kelas saja, mengapa harus keyakinan kelas? Karena untuk mendukung tumbuhnya motivasi intrinsik kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan tertulis tanpa makna.
  • 10. PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS 1. Menggunakan pernyataan-pernyataan universal 2. Dibuat dalam bentuk positif 3. Tidak terlalu banyak sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas 4. Dapat diterapkan di lingkungan tersebut 5. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat
  • 13. DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN PENGHARGAAN MENURUNKAN KUALITAS PENGHARGAAN MEMATIKAN KREATIVITAS PENGHARGAAN MENGURANGI MOTIVASI INTRINSIK
  • 15. RESTITUSI Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain.
  • 16. CIRI-CIRI RESTITUSI 1.Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan 2.Restitusi memperbaiki hubungan 3.Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan 4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri 5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan 6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik 7.Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan 8. Restitusi menguatkan 9. Restitusi fokus pada solusi 10.Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya
  • 17.
  • 18. KETIKA ANAK MELAKUKAN SUATU HAL, YANG CENDERUNG NEGATIF HAL TERSEBUT TERJADI KARENA ADA KEBUTUHAN DASAR YANG BELUM TERPENUHI. APAKAH KEBUTUHAN DASAR ITU??????
  • 19. 5 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
  • 20. KEBUTUHAN BERTAHAN HIDUP Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan. Kebutuhan biologis sebagai bagian dari proses reproduksi termasuk kebutuhan untuk tetap bertahan hidup. Komponen psikologis pada kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan perasaan aman.
  • 21. KASIH SAYANG DAN RASA DITERIMA (KEBUTUHAN UNTUK DITERIMA) Kebutuhan untuk disayangi dan diterima meliputi kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial, kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang dan kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok. Kebutuhan ini juga meliputi keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain, seperti teman, keluarga, pasangan hidup, teman kerja, binatang peliharaan, dan kelompok dimana kita tergabung.
  • 22. PENGUASAAN (KEBUTUHAN PENGAKUAN ATAS KEMAMPUAN) Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap berharga, bisa membuat perbedaan, bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui, dihormati. Ini meliputi self esteem, dan keinginan untuk meninggalkan pengaruh.
  • 23. KEBEBASAN (KEBUTUHAN AKAN PILIHAN) Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan m a m p u mengendalikan arah hidup seseorang. Anak-anak dengan kebutuhan kebebasan yang tinggi menginginkan pilihan, mereka perlu banyak bergerak, suka mencoba-coba, tidak terlalu terpengaruh orang lain dan senang mencoba hal baru dan menarik.
  • 24. KESENANGAN (KEBUTUHAN UNTUK MERASA SENANG) Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa. Bayangkan hidup tanpa kenikmatan apa pun, betapa menyedihkan.
  • 25. 1. Penghukum 2.Pembuat Rasa Bersalah 3 .Teman 4. Pemantau 5. Manajer 5 POSISI KONTROL GURU
  • 27. SEGITIGA RESTITUSI Segitiga restitusi merupakan proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab.
  • 29. Dari penerapan segitiga restitusi dalam posisi manajer diharapkan menjadikan murid lebih kuat secara pribadi membuka wawasan murid agar dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri dan murid akan semakin percaya diri, Mandiri dan bertanggung jawab. SEGITIGA RESTITUSI
  • 30. MENSTABILKAN IDENTITAS Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses GURU BERKATA Berbuat salah itu tidak apa-apa. Tidak ada manusia yang sempurna Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu. Kita bisa menyelesaikan ini. Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini. Kamu berhak merasa begitu. Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
  • 31. VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar. GURU BERKATA “Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?” “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu” “Kamu patut b a n gga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu”. “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”
  • 32. MENANYAKAN KEYAKINAN Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia berinteraksi dengan orang lain GURU BERKATA Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga? Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati? Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal? Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
  • 34.
  • 35.
  • 36. Linimasa penyusunan keyakinan kelas 1.Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan teman sejawat untuk melakukan sosialisasi. 2.Melakukan sosialisasi kepada warga sekolah terkait budaya positif, kesepakatan kelas dan Profil Pancasila 3.Menjelaskan pengertian dan manfaat kesepakatan kelas 4.Guru berkolaborasi dengan peserta didik membuat kesepakatan (keyakinan) kelas 5.Menumbuhkan dan menanamkan pembiasaan nilai – nilai Profil Pelajar Pancasila 6.Menjadikan kesepakatan kelas menjadi pembiasaan positif dan aksi nyata di kelas atau di lingkungan sekolah 7.Memasang keyakinan kelas 8.Menerapkan keyakinan kelas secara berkelanjutan dan konsisten 9.Evaluasi dan Refleksi
  • 37. Nilai-nilai Kebajikan : Disiplin Mandiri Peduli Rasa Hormat Tanggung Jawab Gotong Royong
  • 38. A.Dukungan yang dibutuhkan 1.Kerja sama Orang tua di rumah sebagai lingkungan pertama untuk menerapkan budaya positif siswa 2.Warga sekolah sebagai teladan dalam menerapkan budaya posistif di lingkungan sekolah 3.Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah 4.Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan untuk dapat Bersama-sama berupaya konsisten dalam menerapkan budaya positif.
  • 39.