2. SELAMAT DATANG
PARA GURU HEBAT
MARIBELAJAR
BERSAMA,BERKOLABORASI,SALING
MENDUKUNGDEMIMEWUJUDKAN
DISIPLINPOSITIFDISEKOLAHKITA
TERCINTA
3. PERKENALKAN
Nama :Wiwik Suswanti, S.Pd
UnitKerja :SDNegeri3Harjokuncaran
Komite Pembelajaran
Sekolah Penggerak
SD Negeri 3 Harjokuncaran
KabupatenMalang
4. BUDAYA POSITIF
Latar Belakang
Suasana positif sangat mendukung dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif karena
suasana yang positif murid dan guru akan menemukan suatu kondisi pembelajaran yang
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan tanpa adanya suatu beban tetapi menjadi
Suasana positif juga akan membantu menggerakkan moral yang positif bagi murid sehingga
tidak hanya terbentuk dari akademik atau intelektualnya saja tetapi juga dari lingkungan
Budaya Positif
Budaya positif adalah nilai-nilai keyakinan-keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah
pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri, kritis, penuh
bertanggung jawab.
5. DISIPLIN POSITIF
Disiplin positif merupakan suatu
cara penerapan disiplin tanpa
kekerasan dan ancaman yang
dalam praktiknya melibatkan
komunikasi yang efektif antara
guru dan murid.
Dalam penerapan disiplin positif ini
murid diajarkan untuk memahami
konsekuensi dari perilaku mereka.
Selain itu disiplin positif juga
mengajarkan murid tanggung
jawab serta rasa hormat dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Jadi disiplin positif merupakan
salah satu cara penerapan
disiplin yang bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran serta
memberdayakan murid untuk
melakukan sesuatu tanpa
sogokan, ancaman maupun
hukuman.
6. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan
tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu nilai-nilai tersebut
bersifat universal dan lintas bahasa, suku bangsa, agama, maupun latar
belakang. Setiap perilaku perbuatan memiliki suatu tujuan. Dengan
mengaitkan nilai- nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka
motivasi intrinsiknya akan terbangun sehingga menggerakkan motivasi
dari dalam untuk mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
DISIPLIN POSITIF AKAN MENUMBUHKAN
NILAI-NILAI KEBAJIKAN
8. 3 MOTIVASI PERILAKU MANUSIA
Untuk menjadi orang yang mereka
inginkan dan menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
apa yang akan terjadi apabila
saya tidak melakukannya?
apa yang akan saya dapatkan
apabila saya melakukannya?
akan menjadi orang yang seperti
apabila saya melakukannya?
eksternal
eksternal
Untuk menghindari
ketidaknyamanan atau hukuman
Untuk mendapatkan imbalan atau
penghargaan dari orang lain.
internal
9. KEYAKINAN KELAS
Mengapa tidak peraturan kelas
saja, mengapa harus keyakinan
kelas?
Karena untuk mendukung tumbuhnya motivasi intrinsik
kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih
menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti
serangkaian peraturan-peraturan tertulis tanpa makna.
10. PEMBENTUKAN
KEYAKINAN KELAS
1. Menggunakan pernyataan-pernyataan
universal
2. Dibuat dalam bentuk positif
3. Tidak terlalu banyak sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas
4. Dapat diterapkan di lingkungan tersebut
5. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi
dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan
curah pendapat
15. RESTITUSI
Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka dengan karakter yang lebih kuat.
Proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi
untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang
seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain.
16. CIRI-CIRI RESTITUSI
1.Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan
2.Restitusi memperbaiki hubungan
3.Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik
7.Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
8. Restitusi menguatkan
9. Restitusi fokus pada solusi
10.Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya
17.
18. KETIKA ANAK MELAKUKAN SUATU HAL,
YANG CENDERUNG NEGATIF HAL
TERSEBUT TERJADI KARENA ADA
KEBUTUHAN DASAR YANG BELUM
TERPENUHI. APAKAH KEBUTUHAN DASAR
ITU??????
20. KEBUTUHAN BERTAHAN HIDUP
Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah
kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan
hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan.
Kebutuhan biologis sebagai bagian dari proses
reproduksi termasuk kebutuhan untuk tetap
bertahan hidup. Komponen psikologis pada
kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan perasaan
aman.
21. KASIH SAYANG DAN RASA DITERIMA
(KEBUTUHAN UNTUK DITERIMA)
Kebutuhan untuk disayangi dan diterima meliputi
kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial,
kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih
sayang dan kebutuhan untuk merasa menjadi
bagian dari suatu kelompok. Kebutuhan ini juga
meliputi keinginan untuk tetap terhubung dengan
orang lain, seperti teman, keluarga, pasangan hidup,
teman kerja, binatang peliharaan, dan kelompok
dimana kita tergabung.
22. PENGUASAAN (KEBUTUHAN
PENGAKUAN ATAS KEMAMPUAN)
Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk
dianggap berharga, bisa membuat perbedaan,
bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui,
dihormati. Ini meliputi self esteem, dan keinginan
untuk meninggalkan pengaruh.
23. KEBEBASAN
(KEBUTUHAN AKAN PILIHAN)
Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan
kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan m a m p u
mengendalikan arah hidup seseorang.
Anak-anak dengan kebutuhan kebebasan yang
tinggi menginginkan pilihan, mereka perlu banyak
bergerak, suka mencoba-coba, tidak terlalu
terpengaruh orang lain dan senang mencoba hal
baru dan menarik.
24. KESENANGAN
(KEBUTUHAN UNTUK MERASA SENANG)
Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan
untuk mencari kesenangan, bermain, dan
tertawa. Bayangkan hidup tanpa kenikmatan
apa pun, betapa menyedihkan.
27. SEGITIGA RESTITUSI
Segitiga restitusi merupakan
proses dialog yang dijalankan
oleh guru atau orang tua agar
dapat menghasilkan murid
yang mandiri dan bertanggung
jawab.
29. Dari penerapan segitiga
restitusi dalam posisi manajer
diharapkan menjadikan murid
lebih kuat secara pribadi
membuka wawasan murid
agar dapat menyelesaikan
permasalahannya sendiri dan
murid akan semakin percaya
diri, Mandiri dan bertanggung
jawab.
SEGITIGA RESTITUSI
30. MENSTABILKAN IDENTITAS
Bagian dasar dari segitiga
bertujuan untuk mengubah
identitas anak dari orang yang
gagal karena melakukan
kesalahan menjadi orang yang
sukses
GURU BERKATA
Berbuat salah itu tidak apa-apa.
Tidak ada manusia yang sempurna
Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Kita bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah,
tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan
ini.
Kamu berhak merasa begitu.
Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat
dirimu sendiri?
31. VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
Setiap tindakan kita
dilakukan dengan
suatu tujuan, yaitu
memenuhi kebutuhan
dasar.
GURU BERKATA
“Padahal kamu bisa melakukan yang lebih
buruk dari ini ya?”
“Kamu pasti punya alasan mengapa
melakukan hal itu”
“Kamu patut b a n gga pada dirimu sendiri
karena kamu telah melindungi sesuatu yang
penting buatmu”.
“Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi
kamu harus menambahkan sikap yang baru.”
32. MENANYAKAN KEYAKINAN
Anak melihat kesalahannya
dihubungkan dengan norma
sosial dan nilai-nilai yang
mendasari manusia
berinteraksi dengan orang lain
GURU BERKATA
Apa yang kita percaya sebagai kelas
atau keluarga?
Apa nilai-nilai umum yang kita telah
sepakati?
Apa bayangan kita tentang kelas yang
ideal?
Kamu mau jadi orang yang seperti
apa?
36. Linimasa penyusunan keyakinan kelas
1.Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan teman sejawat untuk melakukan
sosialisasi.
2.Melakukan sosialisasi kepada warga sekolah terkait budaya positif,
kesepakatan kelas dan Profil Pancasila
3.Menjelaskan pengertian dan manfaat kesepakatan kelas
4.Guru berkolaborasi dengan peserta didik membuat kesepakatan (keyakinan)
kelas
5.Menumbuhkan dan menanamkan pembiasaan nilai – nilai Profil Pelajar
Pancasila
6.Menjadikan kesepakatan kelas menjadi pembiasaan positif dan aksi nyata di
kelas atau di lingkungan sekolah
7.Memasang keyakinan kelas
8.Menerapkan keyakinan kelas secara berkelanjutan dan konsisten
9.Evaluasi dan Refleksi
38. A.Dukungan yang dibutuhkan
1.Kerja sama Orang tua di rumah sebagai lingkungan pertama
untuk menerapkan budaya positif siswa
2.Warga sekolah sebagai teladan dalam menerapkan budaya
posistif di lingkungan sekolah
3.Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan
budaya positif di sekolah
4.Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan
untuk dapat Bersama-sama berupaya konsisten dalam
menerapkan budaya positif.