DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya berupa demam, nyeri otot dan sendi yang dapat disertai ruam. Virus dengue merupakan arbovirus yang terbagi atas 4 serotipe dan menyebabkan demam yang menular dengan cepat secara epidemi.
Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).
Pencegahan dilakukan dengan m elakukan fogging dan 3 M plus
Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).
Pencegahan dilakukan dengan m elakukan fogging dan 3 M plus
Presentasi ini menyajikan penjelasan tentang Sistem Limfatik atau yang sering dikenal dengan istilah Getah Bening pada Manusia.
Semoga bermanfa'at.
Jika ada kesalahan.. Beritahu saya ya :)
Power Point BIOLOGI bab "Sistem Imun"
Disusun oleh :
Eva Rahma Indriyani
Aini Ulin NA'mah
Asyharudin Hanif
Ilham Fajar SIdqi
MArtha Eka Dzulliyanti
SMA 2 KUDUS
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Â
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec â Obat Aborsi Tuntas â Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan â Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 â 4 Minggu Rp. 800.000,
â Paket Tuntas 1 Bulan â Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 â 8 Minggu Rp. 1.200.000,
â Paket Tuntas â Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 â 12 Minggu Rp. 1.800.000,
â Paket Tuntas â Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 â 16 Minggu Rp. 2.400.000,
â Paket Tuntas â Rp. 2.800.000,
-16 â 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 â 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan â Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan â Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT âĻ JANGAN TERGIUR HARGA MURAH âĻ ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOSâĻ.!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1â2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3â4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT âĻ JANGAN TERGIUR HARGA MURAH âĻ ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 â 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami â Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
juknisDinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan cakupan program setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur cq Sub Subtansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai format dalam Lampiran. Untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam pendampingan
>> Materi:
Strategi komunikasi pendampingan menggunakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) >> tenaga Promkes
Cara pengukuran antropometri dan aplikasi Buaian >> tenaga Gizi
Cara menentukan ibu hamil anemia >> Bidan
Pelaksanaan skrining TBC terhadap ibu hamil (e-Tibi) >> PJ program TBC
Pelaksanaan skrining Penyakit Tidak Menular pada ibu hamil (Hipertensi = e-Desi) đĄĒPJ Program Hipertensi
>> Sasaran: 100 orang kader pendamping
1. A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI
1. Sistem Imonologi
Imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibody, dan fungsi
pertahanan tubuh penjamu yang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas
terhadap penyakit, reaksi biologi hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.
Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri,
protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap
protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas dan melawan
sel yang teraberasi menjadi tumor.
Fungsi Sistem Imun
a. Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalma sumsum
tulang. Sumsum tulang adalah tempat asla sl darah merah, sel darah putih,
(termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan
tubuh juga terdapat di tempat lain.
b. Thymus
Glandula thymus memproduksi dan mematurasi/mematangkan T limfosit yang
kemudian bergerak ke jaringan limfatik yang lain, dimana T limfosit dapat
berespon terhadap benda asing. Thymus mensekresi 2 hormon thymopoetin dan
thymosin yang menstimulasi perkembangan dan aktivitas T limfosit.
1) Limfosit T sitotoksik
Limfosit yang berperan dan imunitas yang diperantai sel. Sel T sitotoksik
memonitor sel di dalam tubuh dan menjadi aktif bila menjumpai sel dengan
antigen permukaan yang abnormal. Bila telah aktif sel T sitotoksik
menghancurkan sel abnormal.
2) Limfosit T helper
Limmfosit yang dapat meningkatkan respon sistem imun normal. Ketika
distimulasi oleh antigen presenting sel seperti makrofag, T helper melepas
faktor yang yang menstimulasi proliferasi sel B limfosit.
3) Limfosit B
2. Tipe sel darah putih ,atau leukosit penting untuk imunitas yang diperantarai
antibodi/humoral. Ketika di stimulasi oleh antigen spesifik limfosit B
akan berubah menjadi sel memori dan sel plasma yang memproduksi
antibodi.
4) Sel plasma
Klon limfosit dari sel B yang terstimulasi. Plasma sel berbeda dari limfosit
lain ,memiliki retikulum endoplamik kasar dalam jumlah yang banyak ,aktif
memproduksi antibodi.
c. Getah Bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan
limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan, dan
para- aorta daerah.
d. Nodus Limfatikus
Nodus limfatikus (limfonodi) terletak sepanjang sistem limfatik. Nodus
limfatikus mengandung limfosit dalam jumlah banyak dan makrofag yang
berperan melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Limfe bergerak
melalui sinus,sel fagosit menghilangkan benda asing. Pusat germinal merupakan
produksi limfosit.
e. Tonsil
Tonsil adalah sekumpulan besar limfonodi terletak pada rongga mulut dan
nasofaring. Tiga kelompok tonsil adalah tonsil palatine, tonsil lingual dan tonsil
pharyngeal.
f. Limpa/Spleen
Limpa mendeteksi dan merespon terhadap benda asing dalam darah, merusak
erotrosit tua dan sebagai penyimpan darah. Parenkim limpa terdiri dari 2 tipe
jaringan, yaitu pulpa merah dan pulpa putih.
1. Pulpa merah terdiri dari sinus dan di dalamnya terisi eritrosit
2. Pulpa putih terdiri limfosit dan makrofag
Benda asing di dalam darah yang melalui pulpa putih dapat menstimulasi
limfosit.
2. Sistem Hematologi
3. Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya.
Hematologi berasal dari bahasa Yunani âhaimaâ yang artinya darah. Darah
manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen
yg diperlukan oleh se-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yg bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Hematopoisis adalah proses pembentukan darah dan system imun,
menghasilkan semua sel darah tubuh, termasuk sel darah unutk pertahanan
imunologis. Terjadi di sumsum tulang, dimana sel batang multipotensial
memunculkan 5 jenis sel yang berbeda yang dikenal sebagai sel batang unipotensial.
Terdiri dari dua komponen:
1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah Eritrosit, Lekosit,
Trombosit.
2. Plasma Darah adalah cairan darah.
Fungsi Umum Darah:
1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
Eritrosit (Sel Darah Merah):
ī Merupakan bagian utama dari sel darah
ī Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta
sel/cc darah
ī Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya
adalah untuk mengikat Oksigen
ī Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia
4. ī Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa.
Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu)
Lekosit (Sel Darah Putih)
ī Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 â 9000 sel/cc darah
ī Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/
benda asing yang masuk ke dalam tubuh
ī Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk
tubuh
ī Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 â 9000 sel/cc darah
ī Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/
benda asing yang masuk ke dalam tubuh
ī Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk
tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi (misalnya radang
paru-paru).
ī Lekopeni
Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
ī Lekositosis
Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
ī Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman
jauh di luar pembuluh darah
ī Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk
mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis.
Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Gerak Amuboid.
Jenis-jenis Lekosit
a. Granulosit
Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
b. Agranulosit
5. Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah
limfosit dan monosit.
c. Eosinofil
Mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga
Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
d. Basofil
Mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
e. Netrofil
(ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut
juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
f. Limfosit
(ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk
menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
Sel T4 = imunitas seluler
Sel B4 = imunitas humoral
g. Monosit
ī Merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
ī Disebut pula sel darah pembeku
ī Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 â 500.000 sel/cc
ī Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis)
antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor)
ī Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut,
maka orang tersebut menderita Hemofili.
Plasma Darah
ī Terdiri dari air dan protein darah Albumin, Globulin dan Fibrinogen
ī Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah
ī Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya
benda asing (Antigen)
ī Zat antibodi adalah senyawa Gama Globulin
ī Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam
6. īˇ Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen = Presipitin
īˇ Antibodi yang dapat menguraikan antigen = Lisin
īˇ Antibodi yang dapat menawarkan racun = Antitoksin
3. Biokimia
Antibodi/Immunoglobilin/Ig
1. Bentuk seperti huruf Y
2. Terdiri dari 4 rantai polipeptida simetria antara lain: 2 rantai berat/heavy dan 2
rantai ringan/light
3. Mempunyai regio
ī Constasn: urutan AA nya pada terminal C/karboksil
ī Variable: urutan AA nya bervariasi pada terminal N/Amino yang berfungsi
untuk mengikat antigen (Ag)
4. Pemecahan IgG
ī Oleh enzim papain/papaya (dengan adanya sistem) pada regio hinge menjadi
2Fab + 1Fc. Dimana F (fragmen) BM Fab = 52.000;Fc = 48.000
ī Oleh pepsin/lambung di Regio Non hinge
Kalsifikasi Antibodi (Ab)/Ig
Berdasarkan macam rantai H:
1. Ig G
a. Terdiri dari 80% globulin gamma
b. Merupakan globulin gamma : 7 S/sedimentasi
c. BM = 150.000-160.000
d. Mengandung 2-4% Kh
e. Distribusi CES
f. Mampu menembus plasenta
g. Albumin, fibrinogen, globulin dihasilkan di hepar
7. h. Immunoglobulin : glikoprotein
2. Ig A
a. BM = 140.000-400.000
b. Kecepatan sedimentasi 6,6-13%
c. Mengandung 5-10%Kh
d. Kadar tinggi : darah, secret serumukosal (selaput lender yang jernih), saliva,
kolostrum, air mata, secret bronkus, traktus gastrointestinal/TGI
e. Ig As(sekretori) untuk pertahanan terhadap infeksi virus dan bakteri
f. Tidak mampu menembus plasenta
3. Ig M
a. Protein terbesar (576 AA) Bm = 950.000
b. Antibodi pertama yang dibentuk pada bayi lahir (manusia/hewan). Kemudian
sel-sel yang memproduksi Ig M membagi diri menjadi sel anak dan menjadi
Ig G
c. Ig M (Ig D) terdapat di permukaan limfosit B
d. Mengandung 10-12% Kh
e. Dapat disodiasi/pecah menjadi 2 L+2H dengan 2 sisi kombinasi yaitu 1
molekul untuh punya 10 sisi kombinasi
f. Tak mampu menembus plasenta
4. Ig D
Terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Mereka tidak
mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada
permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap antigen.
5. Ig E
a. Bm = 190.000 (8S)
b. 50% penderita alergi Ig E naik
8. c. Antibodi sensitif di kulit (reagenik di sel mast) sisi ikatnya pada regio C rantai
H e
d. Mast cell terdapat di kulit
e. Ikatan Ig E dan Ag di kulit mengakibatkan : pelepasan produk inflamasi dari
sel mast/serotonin, histamin berakibat reaksi kulit berat bronkospasme,
CTM(Chlor Tri Methon) alergi
DHF
a. Pengertian DHF
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau
tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain
yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik.
(Sir, Patrick manson, 2001).
b. Etiologi
1. Virus dengue sejenis arbovirus
2. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, dengue 1
dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang ke II, sedangkan dengue 3 dan
4 ditemukaan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk
batang, bersifat termoragil, sensitive terhadap aktivitas oleh diatiter dan natrium
diaksikolat, stabil pada suhu 70oC.
Keempat serotif tersebut telah di temuka pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan
serotif yang paling banyak.
c. Tanda dan Gejala DHF
ī Meningkatnya suhu tubuh
ī Nyeri pada otot seluruh tubuh
9. ī Nyeri kepala menyeluruh atau berpusat pada supra orbita, retroorbita
ī Suara serak
ī Batuk
ī Epistaksis
ī Disuria
ī Nafsu makan menurun
ī Muntah
ī Ptekie
ī Ekimosis
ī Pendarahan gusi
ī Muntah darah
ī Hematuria massif
ī Melena
11. e. Klasifikasi DHF Menurut WHO
1. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet
positif).
2. Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
3. Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20mmHg,
kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi)
4. Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
f. Pemeriksaan Diagnostik
ī Darah lenkap = Hemokonsentrasi (Hemaokrit meningkat 20% atau lebih)
Thrombocitopeni (100.000/mm3 atau kurang)
ī Serologi = Uji HI (Hemaglutination Inhibition Test)
ī Rontgen Thorac = Efusi Pleura
B. PENGKAJIAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI
I. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan terakhir,
alamat.
II. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang seperti gelisah, bingung, cemas dan demam, nyeri sendi,
kemerahan pada kulit, nodul di kulit, nyeri abdomen, hipertensi, pucat (anemia),
ganggguan pada jantung, ( gagal jantung), edeme pada kaki dan tangan, kelainan
fungsi ginjal.
a. Riwayat Kesehatan dahulu
Apakah pernah mangalami asma, pneumonia, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan keluarga
12. Apakah ada diantara anggota keluarga pasien mengalami penyakit yang sama
sengan pasien.
III. Kebiasaan Sehari-hari
a. Biologis
ī Pola makan : frekuensi, jumlah porsi yang habis, cara makan, makanan yang
disukai dan tidak disukai
ī Pola minum : frekuensi
ī Pola tidur : jumlah jam tidur, kesulitan dalam tidur
ī Aktivitas sehari-hari : kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur sampai mau
tidur kembali
b. Psikologis
ī Keadaan emosi : kondisi psikologis
IV. Pemeriksaan Fisik
a. TTV :
ī TD : 130/90 mmHg
ī ND : 120 x/menit
ī RR : 15 x/menit
ī S : 39oC
b. Sistem Integument (kulit) :
ī Turgor kulit buruk
ī Terdapat ruam macula dan perpera pada kulit
ī Eritema (+)
ī Udema (+)
ī Kulit berisi air
ī Lesi kulit (+)
ī Suhu kulit hangat
ī Tekstur lunak
ī Kulit sedikit menonjol
13. ī Lesi datar dan timbul pada berbagai ukuran
ī Kuku : kuku pucat dan sedikit sianosis
ī Hidung : penafasan koping hidung
ī Mulut : mukosa bibir kering
ī Paru : Inspeksi : RR:15 x/menit, penggunaan alat bantu pernapasan (+),
hipernea (+)
ī Takipnea (+), dispnea (+), perubahan kedalaman pernapasan
V. Pemeriksaan Penunjang
a. AGD: menunjukkan laju endapan darah >50mm/jam
Pemeriksaan darah didapat:
ī Penurunan Hb
ī Penurunan eritrosit
ī Hipergamaglobulin
ī Granulosit pada pebuluh darah tinggi
ī Leukosit normal
ī Trombosit normal
ī Peningkatan eosinofil
b. Hasil foto rotgen: menunjukkan foto dada abnormal, ada nodul, kafitas, dan
infiltrate paru yang tidak menetap
c. Pemeriksaan urine: di temukan hematuri, sendimen urin
Dasar-dasar pengkajian pada pasien dengan vaskulitis
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala: limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, kelemahan,
kelelahan
Tanda: penurunan toleransi terhadap aktivitas, keterbatasan rentang gerak,
kelainan pada kulit dan pembuluh darah
2. Sirkulasi
Gejala: proses penyembuhan luka yang lambat
Tanda: sianosis
14. 3. Intergritas Ego
Gejala: faktor-faktor stress akut/kronis, situasi ketidakmampuan dan ancaman
pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi
4. Makanan/Cairan
Gejala : tidak napsu makan, mual, anoreksia
Tanda : penurunan BB, kekeringan pada membran mukosa, dan dapat
menunjukkan adanya bising usus hiperaktif.
5. Hygiene
Gejala: kesulitan untuk melaksanakan aktifitas perawatan diri.
6. Neurosensori
Gejala: perubahan status mental, kehilangan kemampuan diri untuk
mengatasi masalah, konsentrasi menurun
Tanda: perubahan status mental, konsentrasi buruk, ansietas yang
berkembang bebas dan menurunya kekuatan otot.
7. Pernapasan
Gejala: batuk, sesak napas
Tanda: distress pernapasan
8. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri local, sakit, rasa terbakar pada daerah yang terkontaminasi,
sertarasa nyeri yang kronis.
Tanda : penurunan rentang gerak, gerak otot melindungi bagian yang sakit.
9. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, lesi kulit, ruam
Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga Demam
ringan menatap.
10. Interaksi Sosial
Gejala: kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain
Tanda: perubahan peran, isolasi
11. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat makanan kesahatan, vitamin, penyembuhan vaskulitis
tanpapengujian.
15. Rencana pemulangan: mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi,
aktivitas perawatan diri, dan tugas/pemeliharaan rumah tangga.
12. Pemeriksaan Diagnostik
a. Factor rheumatoid: positif pada 80%-95% kasus
b. LED: umumnya meningkat pesat
c. C-reaktif protein: positif selama masa eksaserbasi
d. SDP: meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS:
-Klien mengatakan ketidaknyamanan
disekitar abdomennya.
-Klien mengatakan nyeri disekitar
abdomennya.
DO:
- Klien tampak kesakitan
- Klien tampak memegang
bagian
Tubuh yang sakit
- Ekspresi wajah klien menahan
nyeri
- Adanya penegangan abdomen
- Adanya kelainan umbilicus
- TTV:
TD : 130/90 mmHg
ND: 120 x/i
RR:32x/i
Radang pada dinding
usus dan stenosis arteri
mesentrika
Gangguan rasa
nyaman (nyeri kronik)
2. DS:
-Klien mengatakan sangat mudah
kelelahan.
Ketidakseimbangan
antara suplai dan
Intoleransi aktivitas
16. -Klien mengatakan tidak mampu
melakukan aktivitas secara efektif.
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak keletihan
- Klien tampak pucat
- Klien mengalami penurunan
toleransi aktivitas/latihan
- Klien banyak tidur/istirahat
- Palpitasi (+)
- Takikardia (+)
- Respon pernafasan dengan kerja
ringan
-TTV:
TD : 130/90 mmHg
RR : 15 x/i
kebutuhan oksegen
(anemia)
3. DS:
-Klien mengatakan gelisah.
-Klien Mengatakan kesulitan bernafas
karena nyeri.
-Klien mengatakan hanya dapat
bernafas dengan dangkal karena nyeri
pada dadanya.
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak kesulitan bernafas
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak nyeri dada setiap kali
bernafas
- Klien tmpak menahan nafas
- Terjadi perubahan kedalaman
Nyeri dada yang
diakibatkan oleh sesak
nafas
Pola nafas tidak
efektif
17. pernafasan
- Pernafasan cuping hidung
- TTV:
TD : 100/80 mmHg
ND : 60 x/i
RR : 15 x/i
- Penggunaan otot Bantu pernafasan
(+)
- Bunyi nafas terdengar
- Dispenea (+)
- Hipernea (+)
- Takipnea (+)
- Perubahan kedalaman pernafasan
- Penurunan kapasitas vital
- Mukosa bibir kering dan pucat
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM IMUN DAN
HEMATOLOGI
1. Kecemasan berhubungan dengan perubahan lingkungan dan status kesehatan
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi
4. Perubahan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual
dan nafsu makan yang menurun
5. Defisit volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat
sekunder akibat penguapan cairan permukaan tubuh meningkat.
6. Nyeri akut berhubungan dengan penumpukan asam laktat di otak dan sendi
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
18. D. DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak,
remaja dan dewasa (Effendy, 1995).
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat Penyakit Terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara spesifik.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakt DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biiasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng
bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi
jarang dibersihkan.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
8. Pengkajiian Per Sistem
1. Sitem pernapasan yaitu sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan
dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi
terdengar ronchi, krakles.
2. Sitem persyarafan yaitu pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan
kesadaran serta pada grade IV dapat terjadi DSS.
3. Sistem kardiovaskuler yaitu pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji
tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan
19. sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-
jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darahtak dapat diukur.
4. Sistem pencernaan yaitu selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri
tekan pada epigastrik, pembesaran limpa, pembesaran hati, abdomen teregang,
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat
hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan yaitu produksi urine menurun, kadang kurang dari
30cc/jam, akan mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna merah.
6. Sistem integument yaitu terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada
grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III
dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
Pemeriksaan laboratorium pada DHF akan dijumpai:
1) Ig G dengue positif
2) Trombositopenia
3) Hemoglobin meningkat >20%
4) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia,
hipokloremia
Pada hari ke 2 dan ke 3 terjadi leucopenia, netropenia, aneosinofilia, peningkatan
limfosit, monosit, dan basofil.
1) SGOT/SGPT mungkin meningkat
2) Ureum dan pH darah mungkin meningkat
3) Waktu perdarahan memanjang
4) Asidosis metabolic
5) Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan
II. Diagnose
1. Kecemasan berhubungan dengan perubahan lingkungan dan status kesehatan
2. Defit volume cairan berhungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat sekunder
akibat penguapan cairan permukaan tubuh meningkat
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
20. III. Intervensi
DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan dalam waktu
1x24 jam di harapkan ansietas
pada pasien dapat berkurang.
KH:
Ansietas berkurang
Mandiri:
1. Pada ansietas berat,
damping pasien, bicara
dengan tenang dan
berikan ketenangan serta
rasa nyaman.
2. Beri dorongan kepada
pasien untuk
mengungkapkan secara
verbal pikiran dan
perasaan untuk
mengeksternalisasikan
ansietas.
3. Sediakan pengalihan
melalui televise dan radio
untuk menurunkan
ansietas dan memperluas
focus.
4. Bantu pasien untuk
memfokuskan pada
situasi saat ini sebagai
cara untuk
mengidentifikasi
mekanisme koping yang
dibutuhkan untuk
Mandiri:
1. Situasi tenang dapat
mengurangi
kecemasan pada
pasien.
2. Pengungkapan
pikiran perlu di
lakukan supaya
pasien dapat merasa
tenang dan tidak
cemas
3. Pengalihan dapat
mengalihkkan
perhatian pasien dari
rasa cemasnya.
4. Focus pada situasi
saat ini di perlukan
untuk mengontrol
pikiran-pikiran pasien
yang dapat
menimbulkan
kecemasan.
21. mengurangi ansietas
5. Coba teknik, seperti
imajinasi bimbingan dan
relaksasi progresif
6. Berikan penguatan positif
ketika pasien mampu
meneruskan aktifitas
sehari-hari dan aktifitas
lainnya meskipun
mengalami ansietas
7. Yakinkan kembali pasien
melalui sentuhan, dan
sikap empatik secara
verbal dan nonverbal
secara bergantian
8. Dorong pasien untuk
mengekspresikan
kemarahan dan iritasi,
serta izinkan pasien untuk
menangis
5. Relaksasi untuk
ketenangan pasien di
perlukan untuk
mengurangi
kecemasan
6. Dorongan dari pihak-
pihak tertentu sangat
di perlukan untuk
memotivasi pasien
dalam melakuan
aktivitasnya.
7. Pasien perlu
keyakinan dari orang-
orang di sekitarnya
untuk membantu
mengalihkan
kecemasannya
8. Pasien perlu
mengekspresikan
kemarahan
menghilang pikiran
negative yang dapat
meningkatkan
kecemasan.
22. Kolaboratif:
9. Berikan obat untuk
menurunkan ansietas jika
perlu
Kolaboratif:
9. Pemberian obat di
harapkan dapat
membantu
mengurangi ansietas
pada pasien
2 Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam di
harapkan kekurangan volume
cairan dapat berkurang.
KH:
volume cairan dapat
berkurang
Mandiri:
1. Tentukan jumlah cairan
yag masuk dalam 24 jam,
hitung asupan yang di
inginkan sepanjang shift
siang, sore dan malam
2. Pastikan bahwa pasien
terhidrasi dengan baik
sebelum pembedahan
3. Ubah posisi pasien
trendenburg atau
tinggikan tungkai pasien
bila hipotensi, kecuali di
kontraindikasikan
4. Tingkatkan asupan bila
perlu
Mandiri:
1. Cairan yang masuk ke
dalam tubuh pasien
perlu di kontol untuk
mengetahui berapa
banyak cairan yang
masuk dalam 24 jam
2. Sebelum di adakan
pembedahan,
sebaiknya pasien
dalam kondisi yang
terhidrasi untuk
mencegah pasien
kekurangan cairan
3. Pasien dalam posisi
trendenburg dapat
mencagah terjadinya
kekurangan cairan
4. Asupan cairan perlu
di tingkatkan untuk
menambah cairan
23. 5. Pasang kateter urin bila
perlu
6. Berikan cairan sesuai
dengan kebutuhan
Kolaboratif:
7. Berikan terapi IV sesuai
program
yang masuk ke dalam
tubuh pasien
5. Bila terjadi kelebihan
cairan selama
perawatan maka perlu
di pasang kateter
untuk mengurangi
cairan tersebut
6. Antara cairan dengan
kebutuhan perlu di
sesuaikan agar cairan
yang masu kedalam
tubuh pasien dapat
seimbang
Kolaboratif:
7. Terapi IV di berikan
kepada pasien untuk
menambah asupan
cairan pada pasien
24. 3 Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam di
harapkan pasien dapat
menunjukkan toleransi
aktivitas
KH:
Pasien menunjukkan toleransi
aktivitas
Mandiri:
1. Hindari menjadwalkan
pelaksanaan aktivitas
perawatan selama periode
istirahat
2. Bantu pasien untuk
mengubah posisi secara
berkala, bersandar,
duduk, berdiri, dan
ambulasi sesuai toleransi
3. Pantau TTV sebelum,
selama dan setelah
aktivitas, hentikan
aktivitas TTV tidak
dalam rentang normal
bagi pasien atau jika ada
tanda-tanda bahwa
aktivitas tidak dapat di
toleransi
4. Rencanakan aktivitas
bersama pasien dan
keluarga yang
meningkakan
kemandirian dan
ketahanan
Mandiri:
1. Istirahat di perlukan
agar pasien dapat
toleran terhadap
aktivitas
2. Posisi pasien perlu di
ubah agar pasien
tidak merasa bosan
dengan posisi
utamanya
3. Pemantauan TTV di
lakukan untuk
menghindari
kemungkinan kondisi
pasien yang lemah
selama menjalani
aktivitas
4. Aktivitas yang di
rencanakan untuk
pasien agar pasien
mempunyai
kemandirian dalam
melakukan
aktivitasnya
25. 5. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi pilihan
aktivitas
6. Rencanakan pada periode
saat pasien memiliki
energy paling banyak
7. Bantu dengan aktivitas
fisik teratur
8. Batasi pasangan
lingkungan untuk
memfasilitasi relaksasi
9. Bantu pasien untuk
melakukan pemantauan
mandiri dengan membuat
5. Agar aktivitas yang di
lakukan pasien dapat
berjalan dengan baik
maka pasien perlu
mengidentifikasi
aktivitasnya
6. Pada saat pasien
memeliki energy yang
banyak berarti pasien
dapat melakukan
aktivitas yang
berbeda sesuai energy
yang di milikinya
7. Pasien pelu bantuan
untuk melakukan
aktivitas selama
perawatan
8. Untuk memperoleh
ketenangan pasien
maka pasangan
lingkungan perlu di
batasi
9. Untuk memantau
asupan energy dan
kalori perlu di
26. dan menggunakan
dokumentasi tertulis yang
mencatat asupan kalori
dan energy
Kolaboratif:
10. Berikan pengobatan nyeri
sebelum aktivitas, apabila
nyeri merupakan salah
satu faktor penyebab.
11. Kolaborasikan dengan
ahli terapi okupasi, fisik
untuk merencanakan dan
memantau program
aktivitas
12. Rujukk pasien ke pusat
rehabilitasi jantung jika
keletihan berhubungan
dengan penyakit jantung
lakukan dokumentasi
tertulis
Kolaboratif:
10. Apabila pasien
merasa nyeri maka
pengobatan perlu di
lakukan sebelum
melakukan aktivitas.
11. Untuk mengetahui
sejauh mana kekuatan
pasien maka perlu di
lakukan kolaborasi
dengan ahli terap dan
okupasi
12. Untuk pasien dengan
penyakit jantung erlu
rujukan ke pusat
rehabilitasi jantung
untuk menghindari
komplikasi lanjutan
27. IV. Implementasi
No Tanggal
dan jam
Implementasi Respon
1 1 Mandiri:
1. Mendampingi pasien, bicara dengan
tenang dan memberikan ketenangan
serta rasa nyaman
2. Memberi dorongan kepada pasien
untuk mengungkapkan secara verbal
pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan ansietas
3. Menyediakan pengalihan melalui
televise dan radio untuk menurunkan
ansietas dan memperluas focus
4. Membantu pasien untuk
memfokuskan pada situasi saat ini
sebagai cara untuk mengidentifikasi
mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi ansietas
5. Mencoba teknik, seperti imajinasi
bimbingan dan relaksasi progresif
6. Memberikan penguatan positif ketika
pasien mampu meneruskan aktifitas
sehari-hari dan aktifitas lainnya
Mandiri:
1. Pasien merasa tenang dan tidak
cemas lagi
2. Pasien dapat mengungkapkan
pikirannya kepada orang-orang
yang ada di sekitarnya
3. Pasien merasa terhibur dengan
melihat atau mendengar media
yang di sediakan
4. Pasien dapat focus pada situasi
saat ini
5. Setelah dilakukan imajinasi
terbimbing dan relaksasi
progresif, pasien merasakan
ketenangan
6. Pasien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari nya karena
adanya penguatan positif yang
28. meskipun mengalami ansietas
7. Meyakinkan kembali pasien melalui
sentuhan, dan sikap empatik secara
verbal dan nonverbal secara
bergantian
8. Mendorong pasien untuk
mengekspresikan kemarahan dan
iritasi, serta mengizinkan pasien
untuk menangis
Kolaboratif:
9. memberikan obat untuk menurunkan
ansietas
di lakukan
7. Pasien memiliki kepercayaan
diri setelah mendapatkan
keyakinannya kembali
8. Pasien menjadi lebih nyaman
setelah menangis
Kolaboratif:
9. Setelah di berikan obat, pasien
merasa lebih tenang
2 2 Mandiri:
1. Menentukan jumlah cairan yang
masuk dalam 24 jam , menghitung
asupan yang di inginkan sepanjang
shift siang, sore dan malam
2. Memastikan bahwa pasien terhidrasi
dengan baik sebelum pembedahan
3. Mengubah posisi pasien trendenburg
atau meninggikan tungkai pasien bila
hipotensi, kecuali di
kontraindikasikan
4. Meningkatkan asupan.
Mandiri:
1. Cairan yang masuk kedalam
tubuh pasien bertambah
2. Selama pembedahan terjadi,
pasien memiliki asupan cairan
yang memadai
3. Pasien merasa nyaman dengan
posisi trendenburg
4. Asupan cairan yang masuk ke
dalam tubuh pasien bertambah
29. 5. Memasang kateter urin
Kolaboratif:
6. Memberikan terapi IV sesuai
program
5. Pasien mengatakan tidak perlu
bolak balik ke kamar mandi
Kolaboratif:
6. Pasien merasa kebutuhan
cairan dalam tubuhnya
terpenuhi
3 3 Mandiri:
1. Menghindari menjadwalkan
pelaksanaan aktivitas perawatan
selama periode istirahat
2. Membantu pasien untuk mengubah
posisi secara berkala, bersandar ,
duduk, berdiri, dan ambulasi sesuai
toleransi
3. Merencanakan aktivitas bersama
pasien dan keluarga yang
meningkatkan kemandirian dan
ketahanan
4. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi pilihan aktivitas
5. Membantu dengan aktivitas fisik
teratur
Mandiri:
1. Pasien tidak terganggu saat
istirahat
2. Pasien tidak merasa sakit dan
bosan setelah di bantu
mengubah posisinya
3. Pasien merasa memiliki
ketahanan dan kemandirian.
4. Aktivitas yang di lakukan
pasien tidak membosankan dan
sesuai keinginan
5. Pasien tidak merasa lelah
setelah beraktivitas secara
teratur
30. 6. Membantu pasien untuk melakukan
pemantauan mandiri dengan
membuat dan menggunakan
dokumentasi tertulis yang mencatat
asupan kalori dan energi
Kolaboratif:
7. Memberikan pengobatan nyeri
sebelum aktivitas
6. Asupan kalori dan energi
tercukupi dengan baik
Kolaboratif:
7. Pasien merasa nyeri nya
berkurang selama melakukan
aktivitas
V. Evaluasi
No Tanggal dan jam Evaluasi
1 1 S: Pasien mengatakan bahwa merasa tenang dan tidak
cemas lagi
O: mimic wajah pasien tidak menunjukkan kecemasan.
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
2 2 S: pasien mengatakan cairan terpenuhi
O:cairan yang masuk kedalam tubuh pasien sesuai
dengan kebutuhan
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
3 3 S: pasien merasa sudah dapat bergerak secara perlahan
O: aktivitas dapat dilakukan secara mandiri
A: masalah teratasi
P:intervensi di hentikan
E. SISTEM LAYANAN KESEHATAN UNTUK PASIEN DHF
31. a. Sistem Rujukan
Menurut SK Menteri Kesehatan RI No 32 tahun 1972 sistem rujukan adalah suatu
sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus masalah kesehatan secara vertical
dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau
secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuanya. Dari
batasan tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi
juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium,
dan sebagainya. Disamping itu rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih
rendah ke fasilitas yang lebih tinggi tetapi juga dapat dilakukan diantara fasilitas-
fasilitas kesehatan yang setingkat.
Tujuan
Tujuan rujukan adalah dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan dalam
rangka penyelesaian masalah kesehatan secara berdaya dan berhasil guna.
Tujuan Sistem Rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat
terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan angka kematian.
Jenis Rujukan
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yaitu:
1) Rujukan Kesehatan
Rujukan ini berkaitan dengan upaya pelayanan kesehatan dalam pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Rujukan ini dibedakan menjadi tiga
yaitu :
ī Rujukan teknologi
ī Rujukan sarana
ī Rujukan operasional
2) Rujukan Medik
Rujukan ini berkaitan dengan upaya pelayanan kedokteran dalam penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan. Rujukan medic terdiri dari penderita,
pengetahuan, dan bahan laboratorium :
32. ī Transfer of patient : konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,
pengobatan, tindakan operatif dll
ī Transfer of knowledge : pengiriman tenaga kesehatan yang lebih kompeten
atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat
ī Transfer of specimen : pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap
Jalur Rujukan
Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai
berikut :
1. Dari kader dapat langsung merujuk ke Puskesmas Pembantu, Pondok bersalin
atau Bidan Desa, Puskesmas Rawat Inap, dan Rumah sakit pemerintah atau
swasta
2. Dari posyandu dapat langsung menuju ke Puskesmas Pembantu, Pondok bersalin
atau Bidan Desa, Puskesmas Rawat Inap, dan Rumah sakit pemerintah atau
swasta
3. Dari Puskesmas Pembantu dapat langsung merujuk ke Rumah Sakit tipe D/C atau
Rumah Sakit Swasta
4. Dari Praktik dr. swasta, Praktik bidan, Praktik perawat, Puskesmas, RB, BP dapat
langsung merujuk ke Rumah Sakit tipe D/C atau Rumah Sakit Swasta
5. Dari Rumah Sakit tipe D/C bila tidak bisa menangani dapat langsung merujuk ke
Rumah Sakit tipe A/B
Persiapan Rujukan
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan :
ī Bidang : Pastikan pasien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
ī Alat : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus
set, tensimeter, dan stetoskop
ī Keluarga : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir pasien dan alasan mengapa
ia dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus menerima pasien ke tempat rujukan
33. ī Surat : Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi pasien, alasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat-obat yang telah diterima pasien
ī Obat : Bawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk
ī Kendaraan : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan pasien
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat tujuan dalam waktu cepat
ī Uang : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
b. Gakin
Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga miskin dan kurang mampu (GAKIN)
adalah jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada keluarga miskin dan
kurang mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi rawat jalan dan
rawat inap sebagaimana yang ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit
yang ditunjuk di Wilayah.
Paket Pelayanan Esensial (PPE) Yang Didapatkan Paket Pelayanan Esensial
(PPE) Yang Didapatkan
īˇ Ruang Rawat Inap Kelas III
īˇ Konsultasi Medik
īˇ Penunjang Medik
īˇ Operasi
īˇ Pelayanan Rehabilitasi Medik
īˇ Perawatan Intensif ( ICU, PICU/ICU )
īˇ Obat Dan Alat Kesehatan
īˇ Pelayanan Darah
īˇ Kegawat Daruratan
īˇ Hemodialisa
34. Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN
Pemegang Kartu GAKIN
īˇ Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan (Program Pemerintah
lainnya)
īˇ Foto kopi kartu keluarga (KK)
īˇ Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila emergensi
īˇ KTP
Pasien Panti
īˇ Sertifikat panti
īˇ Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah
īˇ Daftar nama penghuni panti
KLB/Kebanjiran/Kebakaran
īˇ Surat keterangan dari posko atau Puskesmas
Orang Terlantar
īˇ Surat keterangan Polisi
īˇ Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit
īˇ Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos
īˇ Rujukan
Pasien SKTM
īˇ Kartu BBM (BLT/PKH)
īˇ Surat keterangan tidak mampu
īˇ Rujukan
35. Prosedur rawat jalan bagi peserta JPK GAKIN/SKTM di RSUD Kota
Prosedur rawat inap bagi peserta JPK GAKIN/SKTM di RSUD Koja
c. Jamkesmas
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah sebuah program jaminan
kesehatan untuk warga Indonesia yang memberikan perlindungan sosial dibidang
kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya
dibayar oleh pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya yang layak dapat
terpenuhi.Program ini dijalankan oleh Departemen Kesehatan sejak 2008. Program
36. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan konsep
asuransi sosial.
Tujuan
1) Mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi yang
disediakan Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta dari berbagai wilayah
2) Agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh bagi masyarakat miskin
Kepesertaan Jamkesmas
Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidakmampu yang
terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Jumlah
sasaran peserta sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta
jiwa. Jumlah tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, yang
dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional oleh Menkes.
Berdasarkan Jumlah Sasaran Nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran
kuota Kabupaten/Kota.
Bupati/Walikota wajib menetapkan peserta Jamkesmas Kabupaten/Kota
dalam satuan jiwa berisi nomor, nama dan alamat peserta dalam bentuk Keputusan
Bupati/Walikota. Administrasi kepesertaan Jamkesmas meliputi: registrasi,
penerbitan dan pendistribusian kartu kepada peserta. Untuk administrasi kepesertaan
Depkes menunjuk PT Askes (Persero), dengan kewajiban melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Data peserta yang telah ditetapkan Pemda, kemudian dilakukan entry oleh PT
Askes (Persero) untuk menjadi database kepesertaan di Kabupaten/Kota
2. Entry data setiap peserta
3. Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan didistribusikan
kepada peserta
4. PT Askes (Persero) menyerahkan kartu peserta kepada yang berhak, mengacu
kepada penetapan Bupati/Walikota dengan tanda terima yang ditanda tangani/cap
jempol peserta atau anggota keluarga peserta
37. 5. PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada
Bupati/Walikota, Gubernur, Depkes, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta rumah sakit setempat.
Prosedur jamkesmas
Ketentuan umum
ī Hak pelayanan kesehatan dasar meliputi:
1. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap
Tingkat Pertama (RITP)
2. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap
Tingkat Lanjutan (RITL)
3. Pelayanan gawat darurat
ī Manfaat jaminan berbentuk pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif)
berdasarkan kebutuhan medic sesuai dengan standar pelayanan medik
ī Pemberi pelayanan kesehatan (PPK):
1. Pelayanan kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di puskesmas dan
jaringannya
2. Persalinan normal dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang berkopeten
(praktek dokter dan bidan swasta) dan biayanya diklaimkan ke puskesmas
setempat sebagaimana diatur dalam juknis pelayanan dasar
3. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK lanjutan jaringan
jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit Pemerintah termasuk RS Khusus, RS
TNI/Polri dan RS Swasta
4. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga). Apabila tidak
tersedianya tempat tidur, peserta dirawat di kelas III, biaya pelayanannya tetap
diklaimkan menurut biaya kelas III.
5. RS khusus (RS Jiwa, RS Kusta, RS Paru, dll) yang juga melayani pasien
umum, klaim pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terpisah antara pasien
umu, klaim pelayan kesehatan dilaksanakan secara terpisah antara pasien
khusus sesuai dengan ke khususannya dan pasien umum.
38. ī Gawat darurat (EMERGENCY) seluruh PPK wajib memberikan pelayanan
penanganan pertama walaupun tidak sebagai PPK jaringan jamkesmas.
Selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan PPK jamkesmas untuk
penanganan lebih lanjut
ī Peserta jamkesmas tidak boleh dikenakan iuran dengan alas an apapun
ī Pemberian pelayanan kepada peserta oleh PPK lanjutan harus dilakukan secara
efisien dan efektif dengan menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu
Prosedur pelayanan
Pelayanan kesehatan dasar
1. Peserta membawa kartu Jamkesmas
a. Peserta gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, manggunakan surat
keterangan/rekomendasi Dinas/Instansi Sosial setempat
b. Peserta PKH yang belum memiliki kartu Jamkesmas, menggunakan kartu
PKH
2. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmas dan
jaringannya meliputi pelayanan:
ī Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
ī Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
ī Tindakan medis kecil
ī Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal
ī Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita
ī Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepi disediakan
BKKBN)
ī Pemberian obat
b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas
perawatan, meliputi pelayanan :
ī Akomodasi rawat inap
ī Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
ī Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
39. ī Tindakan medis kecil
ī Pemberian obat
ī Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED)
c. Persalinan normal dilakukan di puskesmas/bidan di desa/polindes/dirumah
pasien fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta.
d. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum dalam
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).
3. Bila (menurut indikasi medis) peserta memerlukan pelayanan tingkat lanjut, maka
dapat merujuk peserta ke PPK lanjutan
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi:
ī Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh
dokter spesialis/umum
ī Rehabilitasi medic
ī Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik
ī Tindakan medis
ī Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan
ī Pelayanan KB, termasuk kontap efektif (sterilisasi dan alat kontrasepsi
dalam rahim), kontap pasca persalinan/keguguran, penyembuhan efek
samping dan komplikasinya (alat/obat KB (kontrasepsi) disediakan
BKKBN)
ī Pemberian obat yang mengacu pada daftar obat (Formularium)
ī Pelayanan darah
ī Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit.
b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan
kelas III (tiga) RS, meliputi:
ī Akomodasi rawat inap pada kelas III
ī Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
ī Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratorium
mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik
40. ī Tindakan medis
ī Operasi sedang, besar dan khusus
ī Pelayanan rehabilitasi medis
ī Perawatan intensif (ICU/Intensive Care Unit, ICCU/Intensive Cardiac
Care Unit, PICU/Pediatric Care Unit, NICU/Neonatal Care Unit, PACU)
ī Pemberian obat mengacu padaFormularium
ī Pelayanan darah
ī Bahan dan alat kesehatan habis pakai
ī Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit (Pelayanan Obstetri-Neonatus
Esensial Komprehensif/PONEK)
Pelayanan Tingkat Lanjut
1. Peserta Jamkesmas yang dirujuk ke PPK tingkat lanjut membawa kartu perserta
Jamkesmas/identitas kepersertaan lainnya dan surat rujukan dibawa ke loket Pusat
Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS) untuk diverifikasi
kebenaran dan kelengkapannya
2. Diberikan Surat Keabsahan Peserta (SKP) oleh petugas PT. ASKES
3. Peserta memeperoleh pelayanan kesehatan
4. Jenis Pelayanan:
ī Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit dan Balkesmas
ī Pelayanan rawat inap kelas III (tiga) di Rumah Sakit
ī Pelayanan obat-obatan dan alat/bahan medis habis pakai
ī Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya
5. Kasus kronik (perawatan berkelanjutan dala waktu lama)
ī Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal, Kanker, dll, surat rujukan berlaku selama 1
bulan
ī Gangguan jiwa, kusta, kasus paru dengan komplikasi, surat rujukan dapat
berlaku selama 3 bulan
41. 6. Peserta yang berobat lintas daerah, verifikasi kepesertaan dilakukan oleh PT.
Askes (Persero) dengan melihat pada kartu Jamkesmas
7. Rujukan pasien antar RS termasuk rujukan RS antar daerah dilengkapi surat
rujukan dari rumah sakit asal pasien dengan membawa identitas kepesertaannya
untuk dapat dikeluarkan SKP oleh petugas PT. Askes (Persero)
8. Gawat darurat wajib ditangani langsung tanpa diperlukan surat rujukan. Peserta
diberi waktu 2x24 jam hari kerja untuk melengkapi identitasnya (kartu peserta
disertai KK dan KTP)
9. Kasus-kasus dengan diagnose yang kompleks (severity level-3) harus
mendapatkan pengesahan dari Komite Medik atau Direktur Pelayanan atau
Supervisor yang ditunjuk/diberi tanggungjawab oleh RS
10. Biaya transport rujukan:
ī Pasien dari Puskesmas ke PPK lanjutan di Kabupaten/Kota setempat menjadi
tanggung jawab Puskesmas yang merujuk
ī Pemulangan pasien dari RS serta rujukan dari Rumah Sakit ke Rumah Sakit
lainnya tidak ditanggung dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah asal
peserta
42. Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn E, dkk. 2000. Penerapan Proses Keperatan dan Diagnosa Keperawatan.
Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jilid 2. Jakarta: Salemba
Medika
Satari, I. Hindra. 2004. Demam Berdarah. Jakarta: Puspa Swara
Wilkinson, M. Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 9. Jakarta: EGC