1. IMUNOLOGI DASAR : SEL DARAH PUTIH,
NETROFIL, EOSINOFIL, BASOFIL
Posted on Februari 3, 2012 by Indonesia Medicine One comment
Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk
komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna,
memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /
diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109
hingga 11×109
sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat – sekitar 7000-25000 sel
per tetes.Dalamsetiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel
darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu,
mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak
secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi
dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga,
neutrofil, dan sel dendritik.
Jenis
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:
Basofil.
Eosinofil.
Neutrofil.
2. Halo .
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
Limfosit.
Monosit.
Tipe Gambar Diagram
% dalam
tubuh
manusia Keterangan
Neutrofil 65%
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan
kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberik
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktiv
dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak
menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil 4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi
parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil
menandakan banyaknya parasit.
Basofil <1%
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memb
reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluar
histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
Limfosit 25%
Limfositlebih umum dalam sistem limfa. Darah
mempunyai tiga jenis limfosit:
Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengik
patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tida
hanya membuat antibodi yang dapat mengik
patogen, tapi setelah adanya serangan, bebe
sel B akan mempertahankan kemampuannya
dalam menghasilkan antibodi sebagai layana
sistem ‘memori’.)
Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordin
tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam
infeksi HIV) sarta penting untuk menahan
bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapa
membunuh sel yang terinfeksi virus.
Sel natural killer: Sel pembunuh alami(natu
killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang
tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak
boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus
telah menjadi kanker.
3. Monosit 6%
Monosit membagi fungsi “pembersih vakum”
(fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia
hidup dengan tugas tambahan: memberikan
potongan patogen kepada sel T sehingga patogen
tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di
atas)
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah d
meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam
jaringan.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap
mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan
bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat
dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu
menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat
bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian
tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan
lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah
protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya.
dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya
dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila
kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi “jenazah”
dari kawan dan lawan – fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga
terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar
jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat
yang bekerja sebagai fagosit.
Sel jaringan lainnya
Histiosit, ada dalam sistem limfa bersama jarigan lainnya, tetapi tidak umum di dalam
darah:
Makrofaga
Sel dendritik
4. Mastosit
Merupakan
Alergi dapat menyebabkan perubahan jumlah sel darah putih.
Granulosit ( granulocytes, polymorphonuclear, PMN) adalah sebuah sub-kelompok sel darah
putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Tiga jenis granulosit dengan inti sel yang
berlainan dikeluarkan oleh sumsum tulang sebagai protein komplemen wewenang (regulatory
complement system).
Eosinofil
Eosinofil (eosinophil, acidophil) adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan
dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan beberap infeksi pada makhluk
vertebrata. Bersama-sama dengan sel biang, eosinofil juga ikut mengendalikan mekanisme
alergi.
Eosinofil terbentuk pada proses haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang sebelum
bermigrasi ke dalam sirkulasi darah.
Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain histamin, eosinofil peroksidase,
ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, [[plasminogen] dan beberapa asam amino yang dirilis
melalui proses degranulasi setelah eosinofil teraktivasi. Zat-zat ini bersifat toksin terhadap
parasit dan jaringan tubuh. Eosinofil merupakan sel substrat peradangan dalam reaksi alergi.
Aktivasi dan pelepasan racun oleh eosinofil diatur dengan ketat untuk mencegah penghancuran
jaringan yang tidak diperlukan.
Individu normal mempunyai rasio eosinofil sekitar 1 hingga 6% terhadap sel darah putih dengan
ukuran sekitar 12 – 17 mikrometer.
Eosinofil dapat ditemukan pada medulla oblongata dan sambungan antara korteks otak besar dan
timus, dan di dalam saluran pencernaan, ovarium, uterus, limpa dan lymph nodes. Tetapi tidak
dijumpai di paru, kulit, esofagus dan organ dalam lainnya, pada kondisi normal, keberadaan
eosinofil pada area ini sering merupakan pertanda adanya suatu penyakit. Eosinofil dapat
bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar 8-12 hari di
dalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi
Neutrofil
5. Neutrofil (neutrophil, polymorphonuclear neutrophilic leukocyte, PMN) adalah bagian sel darah
putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil
yang mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polymorphonuclear karena bentuk inti
sel mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel.
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses peradangan
kecil lainnya, serta menjadi sel yang pertama hadir ketika terjadi infeksi di suatu tempat. Dengan
sifat fagositik yang mirip dengan makrofaga, neutrofil menyerang patogen dengan serangan
respiratori menggunakan berbagai macam substansi beracun yang mengandung bahan
pengoksidasi kuat, termasuk hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas, dan hipoklorit.
Rasio sel darah putih dari neutrofil umumnya mencapai 50-60%. Sumsum tulang normal orang
dewasa memproduksi setidaknya 100 miliar neutrofil sehari, dan meningkat menjadi sepuluh kali
lipatnya juga terjadi inflamasi akut.
Setelah lepas dari sumsum tulang, neutrofil akan mengalami 6 tahap morfologis: mielocit,
metamielocit, neutrofil non segmen (band), neutrofil segmen.Neutrofil segmen merupakan sel
aktif dengan kapasitas penuh, yang mengandung granula sitoplasmik (primer atau azurofil,
sekunder, atau spesifik) dan inti sel berongga yang kaya kromatin. Sel neutrofil yang rusak
terlihat sebagai nanah.
Basofil
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar 0,01 – 0,3% dari sirkulasi
sel darah putih. Basofil mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti
granulosit lain, basofil dapat tertarik keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat
teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondroitin, elastase dan
lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina. Basofil memainkan peran dalam
reaksi alergi (seperti asma).
Referensi
1. Viera ’Stvrtinová, Ján Jakubovský, Ivan Hulín”Neutrophils, central cells in acute
inflammation”. Faculty of Medicine, Comenius University
6. OTHER BASIC IMMUNOLOGY
Toll-like receptors (TLRs) in the innate immune system.
Imunologi dasar: Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri
Imunologi Dasar: Mekanisme Respon Tubuh Terhadap Serangan Mikroba
Imunologi Dasar : Radang dan Respon Inflamasi
Imunologi Dasar : Respon Imun dan Sistem Kekebalan Mahluk Hidup
Imunologi dasar : Sel darah Putih, Netrofil, Eosinofil, Basofil
Imunologi Dasar : Sel Mastosit
Imunologi Dasar : Superantigen
Imunologi Dasar : Kompleks Histokompatibilitas Mayor
Imunologi Dasar : Penyakit Auto Imunitas
Imunologi dasar : Imunologi Vaksin
Imunologi Dasar : Reaksi Hipersensitivitas
Imunologi Dasar : Imunologi Mukosa
Imunologi Dasar : Imunitas seluler
Imunologi Dasar : Imunitas Humoral
Imunologi Dasar : Sistem Fagosit dan Penyakit
Imunologi Dasar : Sistem Komplemen
Imunologi Dasar: Antigen Presenting Cell (APC)
Imunologi Dasar: Imunitas Non Spesifik
Imunologi Dasar: Struktur Imunoglobulin
Imunologi Dasar : Respons Imun
Imunologi Dasar : Imunologi Humoral
Imunologi dasar: Adaptive Immune System, Sistem Kekebalan Tiruan
7. Imunologi Dasar : Antigen
Imunologi Dasar: Antigen Presenting Cell (APC)
Daftar Lengkap Interleukin, Aspek Klinis dam Aspek Biologisnya
Imunologi Dasar: Sitokin dan Aspek Klinisnya
Peranan Sel Dendritik Dalam Sistem Imun
Aspek klinis dan Aspek Biologis Toll-like receptor
.
.
Relationship Kawazaki – Allergy: Kawazaki disease tendency to develop allergic diseases
Respon Imun Selular dan Manifestasi Klinis
Summary Toll-like Receptors TLR1 to TLR13
Genotipe dan Fenotipe
A Molecular Basis for Bidirectional : Communication Between the Immune and Neuroendocrine Systems
Other Basic Immunology Articles
.
.
.
ARTIKEL TEREKOMENDASI: Kumpulan Artikel Permasalahan Alergi Anak dan Imunologi, Dr
Widodo Judarwanto, pediatrician
.
ARTIKEL TEREKOMENDASI:Kumpulan Artikel Alergi Pada Bayi, Dr Widodo Judarwanto Pediatricia
.
ARTIKEL FAVORIT:100 Artikel Alergi dan Imunologi Paling Favorit
Current Allergy Immunology by Widodo
Judarwanto
The doctor of the future will give no medicine, but will instruct his patient in the care of the
human frame, in diet and in the cause and prevention of disease.
www.allergycliniconline.com
8. Supported by: ALLERGY ONLINE CLINIC FOR CHILDREN, TEEN AND
ADULTYudhasmara Foundation www.allergycliniconline.com GROW UP CLINIC IAddress:
JL Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Pusat, Jakarta Indonesia 10210 Phone : (021) 5703646 –
085101466102 – 085100466103 GROW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Address: Jl
Matraman 30 Jakarta Pusat 10430 phone 29614252 – 081315922012 – 081315922013
www.growup-clinic.comFacebook: FB-Growup Clinic Page Facebook : Allergy Clinic
Online.Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR,
Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 0857772