SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
IMUNOLOGI DASAR : SEL DARAH PUTIH,
NETROFIL, EOSINOFIL, BASOFIL
Posted on Februari 3, 2012 by Indonesia Medicine One comment
Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk
komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna,
memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /
diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109
hingga 11×109
sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat – sekitar 7000-25000 sel
per tetes.Dalamsetiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel
darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu,
mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak
secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi
dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga,
neutrofil, dan sel dendritik.
Jenis
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:
 Basofil.
 Eosinofil.
 Neutrofil.
 Halo .
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
 Limfosit.
 Monosit.
Tipe Gambar Diagram
% dalam
tubuh
manusia Keterangan
Neutrofil 65%
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan
kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberik
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktiv
dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak
menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil 4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi
parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil
menandakan banyaknya parasit.
Basofil <1%
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memb
reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluar
histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
Limfosit 25%
Limfositlebih umum dalam sistem limfa. Darah
mempunyai tiga jenis limfosit:
 Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengik
patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tida
hanya membuat antibodi yang dapat mengik
patogen, tapi setelah adanya serangan, bebe
sel B akan mempertahankan kemampuannya
dalam menghasilkan antibodi sebagai layana
sistem ‘memori’.)
 Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordin
tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam
infeksi HIV) sarta penting untuk menahan
bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapa
membunuh sel yang terinfeksi virus.
 Sel natural killer: Sel pembunuh alami(natu
killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang
tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak
boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus
telah menjadi kanker.
Monosit 6%
Monosit membagi fungsi “pembersih vakum”
(fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia
hidup dengan tugas tambahan: memberikan
potongan patogen kepada sel T sehingga patogen
tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di
atas)
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah d
meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam
jaringan.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap
mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan
bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat
dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu
menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat
bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian
tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan
lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah
protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya.
dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya
dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila
kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi “jenazah”
dari kawan dan lawan – fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga
terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar
jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat
yang bekerja sebagai fagosit.
Sel jaringan lainnya
 Histiosit, ada dalam sistem limfa bersama jarigan lainnya, tetapi tidak umum di dalam
darah:
 Makrofaga
 Sel dendritik
 Mastosit
Merupakan
 Alergi dapat menyebabkan perubahan jumlah sel darah putih.
Granulosit ( granulocytes, polymorphonuclear, PMN) adalah sebuah sub-kelompok sel darah
putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Tiga jenis granulosit dengan inti sel yang
berlainan dikeluarkan oleh sumsum tulang sebagai protein komplemen wewenang (regulatory
complement system).
Eosinofil
Eosinofil (eosinophil, acidophil) adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan
dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan beberap infeksi pada makhluk
vertebrata. Bersama-sama dengan sel biang, eosinofil juga ikut mengendalikan mekanisme
alergi.
Eosinofil terbentuk pada proses haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang sebelum
bermigrasi ke dalam sirkulasi darah.
Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain histamin, eosinofil peroksidase,
ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, [[plasminogen] dan beberapa asam amino yang dirilis
melalui proses degranulasi setelah eosinofil teraktivasi. Zat-zat ini bersifat toksin terhadap
parasit dan jaringan tubuh. Eosinofil merupakan sel substrat peradangan dalam reaksi alergi.
Aktivasi dan pelepasan racun oleh eosinofil diatur dengan ketat untuk mencegah penghancuran
jaringan yang tidak diperlukan.
Individu normal mempunyai rasio eosinofil sekitar 1 hingga 6% terhadap sel darah putih dengan
ukuran sekitar 12 – 17 mikrometer.
Eosinofil dapat ditemukan pada medulla oblongata dan sambungan antara korteks otak besar dan
timus, dan di dalam saluran pencernaan, ovarium, uterus, limpa dan lymph nodes. Tetapi tidak
dijumpai di paru, kulit, esofagus dan organ dalam lainnya, pada kondisi normal, keberadaan
eosinofil pada area ini sering merupakan pertanda adanya suatu penyakit. Eosinofil dapat
bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar 8-12 hari di
dalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi
Neutrofil
Neutrofil (neutrophil, polymorphonuclear neutrophilic leukocyte, PMN) adalah bagian sel darah
putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil
yang mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polymorphonuclear karena bentuk inti
sel mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel.
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses peradangan
kecil lainnya, serta menjadi sel yang pertama hadir ketika terjadi infeksi di suatu tempat. Dengan
sifat fagositik yang mirip dengan makrofaga, neutrofil menyerang patogen dengan serangan
respiratori menggunakan berbagai macam substansi beracun yang mengandung bahan
pengoksidasi kuat, termasuk hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas, dan hipoklorit.
Rasio sel darah putih dari neutrofil umumnya mencapai 50-60%. Sumsum tulang normal orang
dewasa memproduksi setidaknya 100 miliar neutrofil sehari, dan meningkat menjadi sepuluh kali
lipatnya juga terjadi inflamasi akut.
Setelah lepas dari sumsum tulang, neutrofil akan mengalami 6 tahap morfologis: mielocit,
metamielocit, neutrofil non segmen (band), neutrofil segmen.Neutrofil segmen merupakan sel
aktif dengan kapasitas penuh, yang mengandung granula sitoplasmik (primer atau azurofil,
sekunder, atau spesifik) dan inti sel berongga yang kaya kromatin. Sel neutrofil yang rusak
terlihat sebagai nanah.
Basofil
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar 0,01 – 0,3% dari sirkulasi
sel darah putih. Basofil mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti
granulosit lain, basofil dapat tertarik keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat
teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondroitin, elastase dan
lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina. Basofil memainkan peran dalam
reaksi alergi (seperti asma).
Referensi
1. Viera ’Stvrtinová, Ján Jakubovský, Ivan Hulín”Neutrophils, central cells in acute
inflammation”. Faculty of Medicine, Comenius University
OTHER BASIC IMMUNOLOGY
 Toll-like receptors (TLRs) in the innate immune system.
 Imunologi dasar: Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri
 Imunologi Dasar: Mekanisme Respon Tubuh Terhadap Serangan Mikroba
 Imunologi Dasar : Radang dan Respon Inflamasi
 Imunologi Dasar : Respon Imun dan Sistem Kekebalan Mahluk Hidup
 Imunologi dasar : Sel darah Putih, Netrofil, Eosinofil, Basofil
 Imunologi Dasar : Sel Mastosit
 Imunologi Dasar : Superantigen
 Imunologi Dasar : Kompleks Histokompatibilitas Mayor
 Imunologi Dasar : Penyakit Auto Imunitas
 Imunologi dasar : Imunologi Vaksin
 Imunologi Dasar : Reaksi Hipersensitivitas
 Imunologi Dasar : Imunologi Mukosa
 Imunologi Dasar : Imunitas seluler
 Imunologi Dasar : Imunitas Humoral
 Imunologi Dasar : Sistem Fagosit dan Penyakit
 Imunologi Dasar : Sistem Komplemen
 Imunologi Dasar: Antigen Presenting Cell (APC)
 Imunologi Dasar: Imunitas Non Spesifik
 Imunologi Dasar: Struktur Imunoglobulin
 Imunologi Dasar : Respons Imun
 Imunologi Dasar : Imunologi Humoral
 Imunologi dasar: Adaptive Immune System, Sistem Kekebalan Tiruan
 Imunologi Dasar : Antigen
 Imunologi Dasar: Antigen Presenting Cell (APC)
 Daftar Lengkap Interleukin, Aspek Klinis dam Aspek Biologisnya
 Imunologi Dasar: Sitokin dan Aspek Klinisnya
 Peranan Sel Dendritik Dalam Sistem Imun
 Aspek klinis dan Aspek Biologis Toll-like receptor
.
.
 Relationship Kawazaki – Allergy: Kawazaki disease tendency to develop allergic diseases
 Respon Imun Selular dan Manifestasi Klinis
 Summary Toll-like Receptors TLR1 to TLR13
 Genotipe dan Fenotipe
 A Molecular Basis for Bidirectional : Communication Between the Immune and Neuroendocrine Systems
 Other Basic Immunology Articles
.
.
.
ARTIKEL TEREKOMENDASI: Kumpulan Artikel Permasalahan Alergi Anak dan Imunologi, Dr
Widodo Judarwanto, pediatrician
.
ARTIKEL TEREKOMENDASI:Kumpulan Artikel Alergi Pada Bayi, Dr Widodo Judarwanto Pediatricia
.
ARTIKEL FAVORIT:100 Artikel Alergi dan Imunologi Paling Favorit
Current Allergy Immunology by Widodo
Judarwanto
The doctor of the future will give no medicine, but will instruct his patient in the care of the
human frame, in diet and in the cause and prevention of disease.
www.allergycliniconline.com
Supported by: ALLERGY ONLINE CLINIC FOR CHILDREN, TEEN AND
ADULTYudhasmara Foundation www.allergycliniconline.com GROW UP CLINIC IAddress:
JL Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Pusat, Jakarta Indonesia 10210 Phone : (021) 5703646 –
085101466102 – 085100466103 GROW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Address: Jl
Matraman 30 Jakarta Pusat 10430 phone 29614252 – 081315922012 – 081315922013
www.growup-clinic.comFacebook: FB-Growup Clinic Page Facebook : Allergy Clinic
Online.Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR,
Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 0857772

More Related Content

What's hot (19)

Makalah pk
Makalah pkMakalah pk
Makalah pk
 
Imunologi das10
Imunologi das10Imunologi das10
Imunologi das10
 
imunologi
imunologiimunologi
imunologi
 
Anatomi fisiologi limpatik
Anatomi fisiologi limpatikAnatomi fisiologi limpatik
Anatomi fisiologi limpatik
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Makalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiMakalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologi
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Imunologi das12
Imunologi das12Imunologi das12
Imunologi das12
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Materi imun MHC
Materi imun MHCMateri imun MHC
Materi imun MHC
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Sel histiosit
Sel histiositSel histiosit
Sel histiosit
 
Imunokimia - Biokimia
Imunokimia - BiokimiaImunokimia - Biokimia
Imunokimia - Biokimia
 
Pertemuan 1 BLOOD
Pertemuan 1 BLOODPertemuan 1 BLOOD
Pertemuan 1 BLOOD
 

Similar to Imunologi dasa1

istilah2......kesehatan
istilah2......kesehatanistilah2......kesehatan
istilah2......kesehatan
unsri
 
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxBab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
avita12
 
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia PurpuraAsuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
EndangPertiwi
 

Similar to Imunologi dasa1 (20)

istilah2......kesehatan
istilah2......kesehatanistilah2......kesehatan
istilah2......kesehatan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Sistem imun dan peradangan 1
Sistem imun dan peradangan 1Sistem imun dan peradangan 1
Sistem imun dan peradangan 1
 
Sistem kekebalan
Sistem kekebalanSistem kekebalan
Sistem kekebalan
 
Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
Ppt
Ppt Ppt
Ppt
 
BIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptxBIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptx
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
 
Resume imunologi
Resume imunologiResume imunologi
Resume imunologi
 
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxBab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
 
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhBab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
 
Sistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuhSistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuh
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologi
 
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxBab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
 
HISTOLOGI JARINGAN IKAT & JAR. ADIPOSA dr.Yayuk Suzena.pptx
HISTOLOGI JARINGAN IKAT & JAR. ADIPOSA dr.Yayuk Suzena.pptxHISTOLOGI JARINGAN IKAT & JAR. ADIPOSA dr.Yayuk Suzena.pptx
HISTOLOGI JARINGAN IKAT & JAR. ADIPOSA dr.Yayuk Suzena.pptx
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia PurpuraAsuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
 

More from lilin rosyanti (8)

Hemodinamik dan central venouse pressure
Hemodinamik dan central venouse pressureHemodinamik dan central venouse pressure
Hemodinamik dan central venouse pressure
 
Imunologi dasa2
Imunologi dasa2Imunologi dasa2
Imunologi dasa2
 
Imunologi das11
Imunologi das11Imunologi das11
Imunologi das11
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
Hipersensitifitas t ipe 1
Hipersensitifitas t ipe 1Hipersensitifitas t ipe 1
Hipersensitifitas t ipe 1
 
Indah
IndahIndah
Indah
 
Teknik menghafal
Teknik menghafalTeknik menghafal
Teknik menghafal
 
A n a t o m i
A n a t o m iA n a t o m i
A n a t o m i
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 

Imunologi dasa1

  • 1. IMUNOLOGI DASAR : SEL DARAH PUTIH, NETROFIL, EOSINOFIL, BASOFIL Posted on Februari 3, 2012 by Indonesia Medicine One comment Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109 hingga 11×109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat – sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalamsetiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik. Jenis Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:  Basofil.  Eosinofil.  Neutrofil.
  • 2.  Halo . dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:  Limfosit.  Monosit. Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan Neutrofil 65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberik tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktiv dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Eosinofil 4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit. Basofil <1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memb reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluar histamin kimia yang menyebabkan peradangan. Limfosit 25% Limfositlebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:  Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengik patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tida hanya membuat antibodi yang dapat mengik patogen, tapi setelah adanya serangan, bebe sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layana sistem ‘memori’.)  Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordin tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapa membunuh sel yang terinfeksi virus.  Sel natural killer: Sel pembunuh alami(natu killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus telah menjadi kanker.
  • 3. Monosit 6% Monosit membagi fungsi “pembersih vakum” (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga. Makrofag (lihat di atas) Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah d meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan. Fungsi sel Darah putih Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat: Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi “jenazah” dari kawan dan lawan – fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit. Sel jaringan lainnya  Histiosit, ada dalam sistem limfa bersama jarigan lainnya, tetapi tidak umum di dalam darah:  Makrofaga  Sel dendritik
  • 4.  Mastosit Merupakan  Alergi dapat menyebabkan perubahan jumlah sel darah putih. Granulosit ( granulocytes, polymorphonuclear, PMN) adalah sebuah sub-kelompok sel darah putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Tiga jenis granulosit dengan inti sel yang berlainan dikeluarkan oleh sumsum tulang sebagai protein komplemen wewenang (regulatory complement system). Eosinofil Eosinofil (eosinophil, acidophil) adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan beberap infeksi pada makhluk vertebrata. Bersama-sama dengan sel biang, eosinofil juga ikut mengendalikan mekanisme alergi. Eosinofil terbentuk pada proses haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang sebelum bermigrasi ke dalam sirkulasi darah. Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain histamin, eosinofil peroksidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, [[plasminogen] dan beberapa asam amino yang dirilis melalui proses degranulasi setelah eosinofil teraktivasi. Zat-zat ini bersifat toksin terhadap parasit dan jaringan tubuh. Eosinofil merupakan sel substrat peradangan dalam reaksi alergi. Aktivasi dan pelepasan racun oleh eosinofil diatur dengan ketat untuk mencegah penghancuran jaringan yang tidak diperlukan. Individu normal mempunyai rasio eosinofil sekitar 1 hingga 6% terhadap sel darah putih dengan ukuran sekitar 12 – 17 mikrometer. Eosinofil dapat ditemukan pada medulla oblongata dan sambungan antara korteks otak besar dan timus, dan di dalam saluran pencernaan, ovarium, uterus, limpa dan lymph nodes. Tetapi tidak dijumpai di paru, kulit, esofagus dan organ dalam lainnya, pada kondisi normal, keberadaan eosinofil pada area ini sering merupakan pertanda adanya suatu penyakit. Eosinofil dapat bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar 8-12 hari di dalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi Neutrofil
  • 5. Neutrofil (neutrophil, polymorphonuclear neutrophilic leukocyte, PMN) adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil yang mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polymorphonuclear karena bentuk inti sel mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel. Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses peradangan kecil lainnya, serta menjadi sel yang pertama hadir ketika terjadi infeksi di suatu tempat. Dengan sifat fagositik yang mirip dengan makrofaga, neutrofil menyerang patogen dengan serangan respiratori menggunakan berbagai macam substansi beracun yang mengandung bahan pengoksidasi kuat, termasuk hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas, dan hipoklorit. Rasio sel darah putih dari neutrofil umumnya mencapai 50-60%. Sumsum tulang normal orang dewasa memproduksi setidaknya 100 miliar neutrofil sehari, dan meningkat menjadi sepuluh kali lipatnya juga terjadi inflamasi akut. Setelah lepas dari sumsum tulang, neutrofil akan mengalami 6 tahap morfologis: mielocit, metamielocit, neutrofil non segmen (band), neutrofil segmen.Neutrofil segmen merupakan sel aktif dengan kapasitas penuh, yang mengandung granula sitoplasmik (primer atau azurofil, sekunder, atau spesifik) dan inti sel berongga yang kaya kromatin. Sel neutrofil yang rusak terlihat sebagai nanah. Basofil Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar 0,01 – 0,3% dari sirkulasi sel darah putih. Basofil mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti granulosit lain, basofil dapat tertarik keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondroitin, elastase dan lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina. Basofil memainkan peran dalam reaksi alergi (seperti asma). Referensi 1. Viera ’Stvrtinová, Ján Jakubovský, Ivan Hulín”Neutrophils, central cells in acute inflammation”. Faculty of Medicine, Comenius University
  • 6. OTHER BASIC IMMUNOLOGY  Toll-like receptors (TLRs) in the innate immune system.  Imunologi dasar: Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri  Imunologi Dasar: Mekanisme Respon Tubuh Terhadap Serangan Mikroba  Imunologi Dasar : Radang dan Respon Inflamasi  Imunologi Dasar : Respon Imun dan Sistem Kekebalan Mahluk Hidup  Imunologi dasar : Sel darah Putih, Netrofil, Eosinofil, Basofil  Imunologi Dasar : Sel Mastosit  Imunologi Dasar : Superantigen  Imunologi Dasar : Kompleks Histokompatibilitas Mayor  Imunologi Dasar : Penyakit Auto Imunitas  Imunologi dasar : Imunologi Vaksin  Imunologi Dasar : Reaksi Hipersensitivitas  Imunologi Dasar : Imunologi Mukosa  Imunologi Dasar : Imunitas seluler  Imunologi Dasar : Imunitas Humoral  Imunologi Dasar : Sistem Fagosit dan Penyakit  Imunologi Dasar : Sistem Komplemen  Imunologi Dasar: Antigen Presenting Cell (APC)  Imunologi Dasar: Imunitas Non Spesifik  Imunologi Dasar: Struktur Imunoglobulin  Imunologi Dasar : Respons Imun  Imunologi Dasar : Imunologi Humoral  Imunologi dasar: Adaptive Immune System, Sistem Kekebalan Tiruan
  • 7.  Imunologi Dasar : Antigen  Imunologi Dasar: Antigen Presenting Cell (APC)  Daftar Lengkap Interleukin, Aspek Klinis dam Aspek Biologisnya  Imunologi Dasar: Sitokin dan Aspek Klinisnya  Peranan Sel Dendritik Dalam Sistem Imun  Aspek klinis dan Aspek Biologis Toll-like receptor . .  Relationship Kawazaki – Allergy: Kawazaki disease tendency to develop allergic diseases  Respon Imun Selular dan Manifestasi Klinis  Summary Toll-like Receptors TLR1 to TLR13  Genotipe dan Fenotipe  A Molecular Basis for Bidirectional : Communication Between the Immune and Neuroendocrine Systems  Other Basic Immunology Articles . . . ARTIKEL TEREKOMENDASI: Kumpulan Artikel Permasalahan Alergi Anak dan Imunologi, Dr Widodo Judarwanto, pediatrician . ARTIKEL TEREKOMENDASI:Kumpulan Artikel Alergi Pada Bayi, Dr Widodo Judarwanto Pediatricia . ARTIKEL FAVORIT:100 Artikel Alergi dan Imunologi Paling Favorit Current Allergy Immunology by Widodo Judarwanto The doctor of the future will give no medicine, but will instruct his patient in the care of the human frame, in diet and in the cause and prevention of disease. www.allergycliniconline.com
  • 8. Supported by: ALLERGY ONLINE CLINIC FOR CHILDREN, TEEN AND ADULTYudhasmara Foundation www.allergycliniconline.com GROW UP CLINIC IAddress: JL Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Pusat, Jakarta Indonesia 10210 Phone : (021) 5703646 – 085101466102 – 085100466103 GROW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Address: Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430 phone 29614252 – 081315922012 – 081315922013 www.growup-clinic.comFacebook: FB-Growup Clinic Page Facebook : Allergy Clinic Online.Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 0857772