SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
TINJAUAN TEORITIS 
A. Dengue Haemoragic Fever 
1. Konsep penyakit DHF 
PENGERTIAN 
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus 
dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai 
manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian 
(DEPKES. RI, 1992). 
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang 
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah 
dua hari pertama (Mansjoer, 1999) 
Penyakit demam berdarah (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh 
virus dengue dan ditularkan dari orang keorang lain melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti 
yang sering menimbulkan wabah dan dapat menimbulkan kematian yang singkat. 
(www.dkk-bpp.com) 
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigita n 
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang 
ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula 
Dengue Haemoragic Fever (DHF). (askep DHF.com) 
Kesimpulan : penyakit demam berdarah adalah penyakit yang terdapat pada anak dan 
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disebabkan oleh virus dengue 
dari nyamuk aedes aegypti, dan biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.
B. Anatomi dan Fisiologi Hematologi 
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sum-sum tulang dan 
nodus limfa. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% 
berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. 
Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut : 
 Plasma darah 
bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. 
 Butir-butir darah ( blood corpuscles), yang terdiri atas komponen sebagai berikut: 
a. Eritrosit (sel darah merah) 
b. Leukosit (sel darah putih) 
c. Trombosit (platelet) butir pembeku darah. 
 Sel darah merah (eritrosit) 
merupakan cairan bikonkav dengan diameter sekitar 7 mikron, yang memungkinkan gerakan 
oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti 
sel, warnanya kuning kemerah-merahan karena didalamnya mengandung hemoglobin. 
Komponen Eritrosit : 
 membran eritrosit 
 sistem enzim 
 hemoglobin, komponennya terdiri atas : 
1. heme yang merupakan gabungan protoporfirin dengan besi 
2. globin : bagian protein yang terdiri aats 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. 
Terdapat sekitar 300 molekul Hb dalam setiap sel darah merah. Tugas akhir Hb adalah : 
menyerap karbondioksida dan ion hydrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat 
tersebut dilepaskan dari Hb. 
Sifat-sifat sel darah merah : 
1. Normositik = sel yang ukurannya normal 
2. Normokromik = sel dengan jumlah hemoglobin yang normal 
3. Mikrositik = sel yang ukurannya terlalu kecil 
4. Makrositik = sel yang ukurannya terlalu besar 
5. Hipokromik = sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit 
6. Hiperkromik = sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu banyak
 Sel darah putih ( Leukosit ) 
Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu. Sel darah 
putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis-jenis dari golongan sel ini adalah 
golongan yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B : monosit dan makrofag serta golongan 
yang bergranula, yaitu eosinofil, basofil, dan neutrofil. 
Fungsi sel darah putih adalah : 
1. Sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri yang 
masuk ke dalam tubuh jaringan sistem retikulo endotel 
2. Sebagai pengangkut yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus melalui 
limfa terus ke pembuluh darah. 
Sel darah putih terdiri atas beberapa jenis sel darah sebagai berikut : 
1. Agranulosit 
Memiliki diameter sekitar 10-12 mikron. Granulosit terbagi menjadi 3 kelompok: 
a. Neutrofil : granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang 
seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik halus atau granula, 
banyaknya sekitar 60%-70%. 
b. Eosinofil : berwarna merah dengan pewarnaan asam, ukuran dan bentuknya hampir sama 
dengan neutrofil banyaknya kira-kira 24%. 
c. Basofil : berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil dari pada eosinofil, 
mempunyai inti yang bentuknya teratur banyaknya kira-kira 0.5% disumsum merah. 
Basofil bekerja sebagai limfosit sel mast dan mengeluarkan peptide vasoaktif. 
2. Granulosit 
Terdiri atas limfosit dan monosit: 
a. Limfosit 
Memiliki nukleus besar bulat dengan menempati sebagian besar sel limfosit berkembang 
dalam jaringan limfe. Ukurannya sekitar 7-15 mikron, banyaknya 20%-25 % yang 
berfungsi membunuh dan memakan bakteri yang masuk dalam jaringan tubuh. 
Limfosit ada 2 macam, yaitu limfosit T dan B. 
Limfosit T meninggalkan susmsum tulang dan berkembang lama, kemudian bermigrasi 
menuju ke timus. kemudian sel-sel beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan 
antigen-antigen dimana mereka telah diprogramkan untuk mungenalinya. Setelah
dirangsang oleh antigennya. Sel ini menghasilkan bahan-bahan kimia yang 
menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu sel-sel darah putih lainnya bahwa 
telah terjadi infeksi. 
Limfosit B terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai 
antigen dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini, limfosit B 
mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibody. 
b. Monosit 
Ukurannya lebih besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-abu 
serta mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Monosit dibentuk didalam sumsum 
tulang masuk kedalam sirkulasi dalam bentuk hematom dan mengalami proses 
pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke jaringan. Fungsinya sebagai fagosit, 
jumlahnya 34 % dari total komponen yang ada di sel darah putih. 
Jumlah sel darah putih pada orang dewasa totalnya 4,0-11,0 x 10 9/l yang terbagi sebagi 
berikut. 
Granulosit : 
 Neutrofil 2,5 – 7,5 x 109/ L 
 Eosinofil 0,04 – 0,44 x 109/ L 
 Basofil 0 – 0,10 x 109/ L 
Limfosit 1,5 – 3,5 x 109/ L 
Monosit 0,2 – 0,8 x 109/ L 
3. Keping darah (Trombosit) 
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang berbentuk 
cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. 
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/milimeter), sekitar 30%- 
40% terkonsentrasi di dalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah. 
Fungsi trombosit yaitu berperan penting dalam pembentukan bekuan darah diantaranya 
mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. 
4. Plasma darah 
Plasma darah adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening 
kekuning-kuningan hamper 90% dari plasma darah terdiri atas air. 
Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah sebagai berikut :
1. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah. 
2. Garam-garam mineral seperti garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain yang 
berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik. 
3. Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan 
tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh. 
4. Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral, vitamin). 
5. Hormon yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh. 
6. Antibody 
5. Limpa 
Merupakan organ lunak kurang lebih berukuran 1 kepalan tangan. Limpa terletak pada pojok 
atas kiri abdomen di bawah costa, limpa terdiri atas kapsula limpa fibroelastin, folikel (masa 
jaringan limpa) dan pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leukosit). 
Faktor-faktor Pembekuan Darah 
Factor Nama 
I fibrinogen 
II protrombin 
IV kalsium 
V labile factor, proaccelerin, dan accelerator (AC-) 
globulin 
VII proconvertin, serum, protrombin convertin accelerator 
(SPCA),cotromboplastin, dan autoprotrombin I 
VIII Antihemophilic, factor, antihemophilic globulin (AHG) 
IX plasma thromboplastin component (PTC)/chrismas factor 
X stuart-power factor 
XI plasma tromboplastin antecedent (PTA) 
XII factor Hageman 
XIII factor stabilisasi febris
A. ETIOLOGI 
Virus dengue tergolong dalam famili/suku/grup flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe. 
Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke-III, sedangkan 
dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina pada tahun 1953 – 1954. 
Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh 
dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70oC. Dengue merupakan serotipe yang 
paling banyak beredar. 
B. PATOFISIOLOGI 
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan 
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, 
hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system 
retikuloendotelia seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam 
pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit. 
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF 
dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat 
anafilaktosin, histamin, dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat 
ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plasma, terjadinya 
hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. 
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler dibuktikan dengan ditemukannya 
cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikardium. 
Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera 
teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic, dan kematian. Penyebab lain 
kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan 
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit. 
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti 
dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi 
disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang terbukti terganggu oleh 
aktifasi system koagulasi.
C. PATOFLOW 
Virus dengue masuk ke pembuluh darah melalui 
Gigitan nyamuk aedes aegepty 
Mengaktifasi sistem aktivasi antigen merangsang sel2 monosit, eosinofil, neutrofil 
Komplemen C3 & C5 antibodi dan makrofag 
C3a dab C5a mengeluarkan zat2 pirogen Demam 
Histamin, Bradikinin , serotinin Viremia 
Peningkatan permeabilitas 
Pembuluh darah limfa hepar mekanisme perta- Adrenal Vasodilatasi 
hanan tubuh Saraf simpatis 
Kebocoran dinding hepatomegal metabolisme pembesaran HCL meningkat 
pembuluh darah splenomegali keb. Energi kel. Getah bening mual 
O2 ke otak anorexsia, nyeri epigastrium 
pusing 
Dx : Hipertermi b.d 
proses infeksi virus 
DHF 
Dx: Keterbatasan aktivitas b.d pe O2 
ke otak 
Dx : Nutrisi << dari keb b.d 
intake berkurang akibat mual
Cairan intravaskuler 
Pindah ke intertisial 
Agregasi Trombosit Hipovolemia 
Viskositas naik HT 
Trombositopeni 
Perdarahan spontan kerja jantung O2 Sel 
(ptekie,epitaksis,melena, Hipoksia 
Hematemesis,hematuri) syok 
Asidosis metebolik Metabolisme anaerob 
Cardiac Output menghasilkan asam laktat 
Pegal-pagal 
Otak: Ginjal: Jantung: Integuman: 
Penurunan kesadaran Auria bradikardi Sianosis 
Hipotensi 
DK:resti pendarahan 
b.d efek penurunan 
trombosit. 
DK:resti kekurangan volume 
cairan tubuh b.d peningkatan 
permeabilitas dinding 
pembuluh darah
D. MANIFESTASI KLINIS 
 Demam mendadak, tinggi (dapat mencapai 39oC - 400C) disertai menggigil 
 Demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari, dan 
sempat turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru 
turun lagi saat penderita sembuh (gambaran kurva panas seperti punggung 
unta). 
 Nyeri pada seluruh tubuh 
 Ruam 
 Perdarahan 
E. KLASIFIKASI DHF 
WHO 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya 
menjadi 4 golongan, yaitu : 
 Derajat I 
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, 
Uji tourniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi. 
 Derajat II 
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan 
seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi. 
 Derajat III 
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat 
( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit, tekanan darah menurun. 
 Derajat IV 
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur anggota gerak teraba dingin, 
berkeringat dan kulit tampak biru. 
F. KOMPLIKASI 
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya : 
a. Perdarahan luas 
b. Shock atau renjatan 
c. Effusi pleura 
d. Penurunan kesadaran
G. TEST DIAGNOSTIK 
a. Darah 
 Trombosit menurun 
 HB meningkat lebih 20 % 
 HT meningkat lebih 20 % 
 Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3 
 Protein darah rendah 
 Ureum PH bisa meningkat 
 Na dan Cl rendah 
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test). 
 Rontgen thorax : Effusi pleura 
 Uji test tourniket (+) 
H. PENATALAKSANAAN 
a. Tirah baring 
b. Pemberian makanan lunak 
c. Pemberian cairan melalui infus 
Pemberian cairan intra vena (biasanya Ringer Lactat, NaCl) Ringer 
Lactat merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan, 
mengandung Na + 130 mEq/liter, K + 4 mEq/liter, korekter basa 28 
mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter. 
d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik. 
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang 
f. Monitor tanda-tanda vital (T, S, N, RR) 
g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan 
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut 
i. Periksa HB, HT, dan Trombosit setiap hari.
2. Konsep Proses Keperawatan 
A. PENGKAJIAN 
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan 
kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 ) 
 Keluhan Utama 
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu 
makan menurun. 
 Riwayat penyakit sekarang 
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal 
seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu 
makan menurun. 
 Riwayat penyakit terdahulu 
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific. 
 Riwayat penyakit keluarga 
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat 
menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularka n 
melalui gigitan nyamuk aedes aegipty. 
 Riwayat Kesehatan Lingkungan 
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti 
kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti 
airnya, bak mandi jarang dibersihkan. 
 Pengkajian Per Sistem 
a. Sistem Pernapasan 
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epitaksis, 
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar 
ronchi, krakles. 
b. Sistem Persyarafan 
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta 
pada grade IV dapat terjadi DSS. 
c. Sistem Cardiovaskuler 
Pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, 
trombositopenia, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi
cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, 
pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur. 
d. Sistem Pencernaan 
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, 
pembesaran limpa, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, 
muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena. 
e. Sistem perkemihan 
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan 
mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna merah. 
f. Sistem Integumen. 
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat 
positif pada uji tourniquet, terjadi petekie, pada grade III dapat terjadi 
perdarahan spontan pada kulit. 
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 
 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue. 
 Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler 
ke ekstravaskuler karena meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh 
darah. 
 Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang 
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler. 
 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan 
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual 
dan nafsu makan yang menurun. 
 Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor 
pembekuan darah (trombositopenia). 
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
a) DK : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue 
 Tujuan : Suhu tubuh normal 
 Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36oC – 37oC 
 Nyeri otot hilang 
Intervensi : 
 Beri kompres air dingin 
Rasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara 
konduksi. 
 Anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai 
toleransi ) 
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi. 
 Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah 
menyerap keringat 
Rasional : Pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak 
merangsang peningkatan suhu tubuh. 
 Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 
3 jam sekali atau lebih sering 
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui 
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda 
vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum 
pasien. 
 Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai 
program 
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu 
tubuh yang tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan suhu 
tubuh pasien. 
b) DK : Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya 
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
 Tujuan : Tidak terjadi devisit volume cairan 
 Kriteria : Input dan output seimbang 
 Vital sign dalam batas normal 
 Tidak ada tanda presyok 
 Akral hangat 
 Capilarry refill < 3 detik 
Intervensi : 
 Awasi vital sign tiap 3 jam / lebih sering 
Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan 
intravaskuler. 
 Observasi capillary Refill 
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer. 
 Observasi intake dan output, catat warna urine / konsentrasi, dan BJ 
Rasional : Penurunan pengeluaran urine pekat dengan peningkatan BJ 
diduga dehidrasi. 
 Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml/hari (sesuai toleransi) 
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral. 
 Kolaborasi : Pemberian cairan intravena 
Rasional : Meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah 
terjadinya hipovolemik syok. 
c) DK : Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang 
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler 
 Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik 
 Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal 
Intervensi : 
 Monitor keadaan umum pasien 
Rasional : Memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat 
terjadi perdarahan (perawat segera mengetahui tanda-tanda 
presyok / syok). 
 Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih 
Rasional : Memastikan tidak terjadi presyok / syok.
 Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan 
jika terjadi perdarahan 
Rasional : Dengan melibatkan pasien dan keluarga maka tanda-tanda 
perdarahan dapat segera diketahui sehingga dapat 
memberikan tindakan yang cepat dan tepat. 
 Kolaborasi : Pemberian cairan intravena 
Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan 
cairan tubuh secara hebat. 
 Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombo 
Rasional : mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami 
pasien dan memiliki acuan untuk melakukan tindakan lebih 
lanjut. 
d) DK : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari 
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang 
tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun 
 Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi 
 Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 
 Menunjukkan berat badan yang seimbang 
Intervensi : 
 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai 
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan 
intervensi. 
 Observasi dan catat masukan makanan pasien 
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas makanan yang di 
konsumsi. 
 Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan) 
Rasional : Mengawasi penurunan BB/mengawasi efektifitas intervensi. 
 Berikan makanan sedikit namun sering 
Rasional : meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster. 
 Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas 
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
e) DK : Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan 
faktor-faktor pembekuan darah ( trombositopenia ) 
 Tujuan : Tidak terjadi perdarahan 
 Kriteria : TD : 100/60 mmHg, N : 80-100x/menit reguler 
 Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat 
Intervensi : 
 Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis 
Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran 
pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat 
menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, petekie. 
 Monitor trombosit setiap hari 
Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui 
tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan 
perdarahan yang dialami pasien. 
 Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest ) 
Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan 
terjadinya perdarahan. 
 Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada 
tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis 
Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk 
penanganan dini bila terjadi perdarahan. 
 Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara 
kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah. 
Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA 
Effendy, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC 
Handayani, wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem 
hematologi. Jakarta : salemba medika. 
Lemone, priscilia. 2004. Medical surgical nursing : crirical thinking in client care. 
Jakarta : EGC. 
Penerbit Ikatan Sarjana Indonesia.2005. Informasi Spesialite Obat ( ISO ). Jakarta : 
PT. Ikrar Mandiri Abadi. 
http://askepblogspot.com/2008/01/asuhan keperawatan pada klien dengan DHF- 
6163.html
Askep dhf print

More Related Content

What's hot (20)

Referat dhf
Referat dhfReferat dhf
Referat dhf
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Survei dbd
Survei dbdSurvei dbd
Survei dbd
 
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
 
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
 
Dengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic feverDengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic fever
 
Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)
 
Preskas dhf
Preskas dhfPreskas dhf
Preskas dhf
 
Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.
 
Dbd
DbdDbd
Dbd
 
Isi blok 12
Isi blok 12Isi blok 12
Isi blok 12
 
Ppt dhf
Ppt dhfPpt dhf
Ppt dhf
 
Tanpa judul
 Tanpa judul Tanpa judul
Tanpa judul
 
Virus dbd. bag.16
Virus  dbd.  bag.16Virus  dbd.  bag.16
Virus dbd. bag.16
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Hepatitis
HepatitisHepatitis
Hepatitis
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
 

Similar to Askep dhf print

Similar to Askep dhf print (20)

Blood Tissue
Blood TissueBlood Tissue
Blood Tissue
 
Darah
Darah Darah
Darah
 
3. hematologi
3. hematologi3. hematologi
3. hematologi
 
Karsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docxKarsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docx
 
Resume imunologi
Resume imunologiResume imunologi
Resume imunologi
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
BIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptxBIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptx
 
Biokimia Darah
Biokimia DarahBiokimia Darah
Biokimia Darah
 
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia PurpuraAsuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah
 
Asuhan Keperawatan Limfoma Maligna
Asuhan Keperawatan Limfoma MalignaAsuhan Keperawatan Limfoma Maligna
Asuhan Keperawatan Limfoma Maligna
 
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
 
BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
 
DARAH.ppt
DARAH.pptDARAH.ppt
DARAH.ppt
 
DARAH.ppt
DARAH.pptDARAH.ppt
DARAH.ppt
 
Imunologi darah
Imunologi darahImunologi darah
Imunologi darah
 
limfoma.pptx
limfoma.pptxlimfoma.pptx
limfoma.pptx
 
Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem Peredaran Darah Pada ManusiaSistem Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
 
18 reinaldi idsya
18 reinaldi idsya18 reinaldi idsya
18 reinaldi idsya
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Askep dhf print

  • 1. TINJAUAN TEORITIS A. Dengue Haemoragic Fever 1. Konsep penyakit DHF PENGERTIAN Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian (DEPKES. RI, 1992). Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Mansjoer, 1999) Penyakit demam berdarah (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari orang keorang lain melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sering menimbulkan wabah dan dapat menimbulkan kematian yang singkat. (www.dkk-bpp.com) DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigita n nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever (DHF). (askep DHF.com) Kesimpulan : penyakit demam berdarah adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disebabkan oleh virus dengue dari nyamuk aedes aegypti, dan biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.
  • 2. B. Anatomi dan Fisiologi Hematologi Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sum-sum tulang dan nodus limfa. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut :  Plasma darah bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah.  Butir-butir darah ( blood corpuscles), yang terdiri atas komponen sebagai berikut: a. Eritrosit (sel darah merah) b. Leukosit (sel darah putih) c. Trombosit (platelet) butir pembeku darah.  Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkav dengan diameter sekitar 7 mikron, yang memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel, warnanya kuning kemerah-merahan karena didalamnya mengandung hemoglobin. Komponen Eritrosit :  membran eritrosit  sistem enzim  hemoglobin, komponennya terdiri atas : 1. heme yang merupakan gabungan protoporfirin dengan besi 2. globin : bagian protein yang terdiri aats 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. Terdapat sekitar 300 molekul Hb dalam setiap sel darah merah. Tugas akhir Hb adalah : menyerap karbondioksida dan ion hydrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut dilepaskan dari Hb. Sifat-sifat sel darah merah : 1. Normositik = sel yang ukurannya normal 2. Normokromik = sel dengan jumlah hemoglobin yang normal 3. Mikrositik = sel yang ukurannya terlalu kecil 4. Makrositik = sel yang ukurannya terlalu besar 5. Hipokromik = sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit 6. Hiperkromik = sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu banyak
  • 3.  Sel darah putih ( Leukosit ) Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu. Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis-jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B : monosit dan makrofag serta golongan yang bergranula, yaitu eosinofil, basofil, dan neutrofil. Fungsi sel darah putih adalah : 1. Sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan sistem retikulo endotel 2. Sebagai pengangkut yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus melalui limfa terus ke pembuluh darah. Sel darah putih terdiri atas beberapa jenis sel darah sebagai berikut : 1. Agranulosit Memiliki diameter sekitar 10-12 mikron. Granulosit terbagi menjadi 3 kelompok: a. Neutrofil : granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik halus atau granula, banyaknya sekitar 60%-70%. b. Eosinofil : berwarna merah dengan pewarnaan asam, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil banyaknya kira-kira 24%. c. Basofil : berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil dari pada eosinofil, mempunyai inti yang bentuknya teratur banyaknya kira-kira 0.5% disumsum merah. Basofil bekerja sebagai limfosit sel mast dan mengeluarkan peptide vasoaktif. 2. Granulosit Terdiri atas limfosit dan monosit: a. Limfosit Memiliki nukleus besar bulat dengan menempati sebagian besar sel limfosit berkembang dalam jaringan limfe. Ukurannya sekitar 7-15 mikron, banyaknya 20%-25 % yang berfungsi membunuh dan memakan bakteri yang masuk dalam jaringan tubuh. Limfosit ada 2 macam, yaitu limfosit T dan B. Limfosit T meninggalkan susmsum tulang dan berkembang lama, kemudian bermigrasi menuju ke timus. kemudian sel-sel beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen-antigen dimana mereka telah diprogramkan untuk mungenalinya. Setelah
  • 4. dirangsang oleh antigennya. Sel ini menghasilkan bahan-bahan kimia yang menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu sel-sel darah putih lainnya bahwa telah terjadi infeksi. Limfosit B terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai antigen dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini, limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibody. b. Monosit Ukurannya lebih besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-abu serta mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Monosit dibentuk didalam sumsum tulang masuk kedalam sirkulasi dalam bentuk hematom dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke jaringan. Fungsinya sebagai fagosit, jumlahnya 34 % dari total komponen yang ada di sel darah putih. Jumlah sel darah putih pada orang dewasa totalnya 4,0-11,0 x 10 9/l yang terbagi sebagi berikut. Granulosit :  Neutrofil 2,5 – 7,5 x 109/ L  Eosinofil 0,04 – 0,44 x 109/ L  Basofil 0 – 0,10 x 109/ L Limfosit 1,5 – 3,5 x 109/ L Monosit 0,2 – 0,8 x 109/ L 3. Keping darah (Trombosit) Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/milimeter), sekitar 30%- 40% terkonsentrasi di dalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah. Fungsi trombosit yaitu berperan penting dalam pembentukan bekuan darah diantaranya mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. 4. Plasma darah Plasma darah adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning-kuningan hamper 90% dari plasma darah terdiri atas air. Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah sebagai berikut :
  • 5. 1. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah. 2. Garam-garam mineral seperti garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik. 3. Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh. 4. Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral, vitamin). 5. Hormon yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh. 6. Antibody 5. Limpa Merupakan organ lunak kurang lebih berukuran 1 kepalan tangan. Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen di bawah costa, limpa terdiri atas kapsula limpa fibroelastin, folikel (masa jaringan limpa) dan pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leukosit). Faktor-faktor Pembekuan Darah Factor Nama I fibrinogen II protrombin IV kalsium V labile factor, proaccelerin, dan accelerator (AC-) globulin VII proconvertin, serum, protrombin convertin accelerator (SPCA),cotromboplastin, dan autoprotrombin I VIII Antihemophilic, factor, antihemophilic globulin (AHG) IX plasma thromboplastin component (PTC)/chrismas factor X stuart-power factor XI plasma tromboplastin antecedent (PTA) XII factor Hageman XIII factor stabilisasi febris
  • 6. A. ETIOLOGI Virus dengue tergolong dalam famili/suku/grup flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe. Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke-III, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina pada tahun 1953 – 1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70oC. Dengue merupakan serotipe yang paling banyak beredar. B. PATOFISIOLOGI Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelia seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit. Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin, dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikardium. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic, dan kematian. Penyebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit. Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang terbukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi.
  • 7. C. PATOFLOW Virus dengue masuk ke pembuluh darah melalui Gigitan nyamuk aedes aegepty Mengaktifasi sistem aktivasi antigen merangsang sel2 monosit, eosinofil, neutrofil Komplemen C3 & C5 antibodi dan makrofag C3a dab C5a mengeluarkan zat2 pirogen Demam Histamin, Bradikinin , serotinin Viremia Peningkatan permeabilitas Pembuluh darah limfa hepar mekanisme perta- Adrenal Vasodilatasi hanan tubuh Saraf simpatis Kebocoran dinding hepatomegal metabolisme pembesaran HCL meningkat pembuluh darah splenomegali keb. Energi kel. Getah bening mual O2 ke otak anorexsia, nyeri epigastrium pusing Dx : Hipertermi b.d proses infeksi virus DHF Dx: Keterbatasan aktivitas b.d pe O2 ke otak Dx : Nutrisi << dari keb b.d intake berkurang akibat mual
  • 8. Cairan intravaskuler Pindah ke intertisial Agregasi Trombosit Hipovolemia Viskositas naik HT Trombositopeni Perdarahan spontan kerja jantung O2 Sel (ptekie,epitaksis,melena, Hipoksia Hematemesis,hematuri) syok Asidosis metebolik Metabolisme anaerob Cardiac Output menghasilkan asam laktat Pegal-pagal Otak: Ginjal: Jantung: Integuman: Penurunan kesadaran Auria bradikardi Sianosis Hipotensi DK:resti pendarahan b.d efek penurunan trombosit. DK:resti kekurangan volume cairan tubuh b.d peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
  • 9. D. MANIFESTASI KLINIS  Demam mendadak, tinggi (dapat mencapai 39oC - 400C) disertai menggigil  Demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari, dan sempat turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh (gambaran kurva panas seperti punggung unta).  Nyeri pada seluruh tubuh  Ruam  Perdarahan E. KLASIFIKASI DHF WHO 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :  Derajat I Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.  Derajat II Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.  Derajat III Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit, tekanan darah menurun.  Derajat IV Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru. F. KOMPLIKASI Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya : a. Perdarahan luas b. Shock atau renjatan c. Effusi pleura d. Penurunan kesadaran
  • 10. G. TEST DIAGNOSTIK a. Darah  Trombosit menurun  HB meningkat lebih 20 %  HT meningkat lebih 20 %  Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3  Protein darah rendah  Ureum PH bisa meningkat  Na dan Cl rendah b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).  Rontgen thorax : Effusi pleura  Uji test tourniket (+) H. PENATALAKSANAAN a. Tirah baring b. Pemberian makanan lunak c. Pemberian cairan melalui infus Pemberian cairan intra vena (biasanya Ringer Lactat, NaCl) Ringer Lactat merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan, mengandung Na + 130 mEq/liter, K + 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter. d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik. e. Anti konvulsi jika terjadi kejang f. Monitor tanda-tanda vital (T, S, N, RR) g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut i. Periksa HB, HT, dan Trombosit setiap hari.
  • 11. 2. Konsep Proses Keperawatan A. PENGKAJIAN DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )  Keluhan Utama Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.  Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.  Riwayat penyakit terdahulu Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.  Riwayat penyakit keluarga Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularka n melalui gigitan nyamuk aedes aegipty.  Riwayat Kesehatan Lingkungan Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.  Pengkajian Per Sistem a. Sistem Pernapasan Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epitaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles. b. Sistem Persyarafan Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat terjadi DSS. c. Sistem Cardiovaskuler Pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositopenia, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi
  • 12. cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur. d. Sistem Pencernaan Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesaran limpa, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena. e. Sistem perkemihan Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna merah. f. Sistem Integumen. Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi petekie, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN  Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.  Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler karena meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah.  Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.  Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.  Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia). C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
  • 13. a) DK : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue  Tujuan : Suhu tubuh normal  Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36oC – 37oC  Nyeri otot hilang Intervensi :  Beri kompres air dingin Rasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi.  Anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi ) Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat Rasional : Pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.  Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau lebih sering Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.  Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan suhu tubuh pasien. b) DK : Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
  • 14.  Tujuan : Tidak terjadi devisit volume cairan  Kriteria : Input dan output seimbang  Vital sign dalam batas normal  Tidak ada tanda presyok  Akral hangat  Capilarry refill < 3 detik Intervensi :  Awasi vital sign tiap 3 jam / lebih sering Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler.  Observasi capillary Refill Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer.  Observasi intake dan output, catat warna urine / konsentrasi, dan BJ Rasional : Penurunan pengeluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.  Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml/hari (sesuai toleransi) Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral.  Kolaborasi : Pemberian cairan intravena Rasional : Meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah terjadinya hipovolemik syok. c) DK : Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler  Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik  Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal Intervensi :  Monitor keadaan umum pasien Rasional : Memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terjadi perdarahan (perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok).  Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih Rasional : Memastikan tidak terjadi presyok / syok.
  • 15.  Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahan Rasional : Dengan melibatkan pasien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui sehingga dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat.  Kolaborasi : Pemberian cairan intravena Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.  Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombo Rasional : mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan memiliki acuan untuk melakukan tindakan lebih lanjut. d) DK : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun  Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi  Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi  Menunjukkan berat badan yang seimbang Intervensi :  Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.  Observasi dan catat masukan makanan pasien Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas makanan yang di konsumsi.  Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan) Rasional : Mengawasi penurunan BB/mengawasi efektifitas intervensi.  Berikan makanan sedikit namun sering Rasional : meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.  Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
  • 16. e) DK : Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor pembekuan darah ( trombositopenia )  Tujuan : Tidak terjadi perdarahan  Kriteria : TD : 100/60 mmHg, N : 80-100x/menit reguler  Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat Intervensi :  Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, petekie.  Monitor trombosit setiap hari Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.  Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest ) Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.  Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penanganan dini bila terjadi perdarahan.  Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah. Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Effendy, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC Handayani, wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem hematologi. Jakarta : salemba medika. Lemone, priscilia. 2004. Medical surgical nursing : crirical thinking in client care. Jakarta : EGC. Penerbit Ikatan Sarjana Indonesia.2005. Informasi Spesialite Obat ( ISO ). Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi. http://askepblogspot.com/2008/01/asuhan keperawatan pada klien dengan DHF- 6163.html