SlideShare a Scribd company logo
L/O/G/O
DEMENSIA
Dr. Mutiara Anisaa, Sp.KJ
DEFINISI (DSM-IV-TR)
Latin-dementatus = keluar dari pikiran
ā€¢ Defisit kognitif multipel yang bermanifestasi baik
dalam gangguan memori & gangguan dalam
setidaknya satu domain kognitif (bahasa, praxis,
gnosis, dan fungsi eksekutif)
ā€¢ Defisit kognitifļƒ gangguan fungsi okupasi & sosial
ā€¢ Demensia dibagi dalam beberapa tipe tergantung
Etiologi
ā€¢ Suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya
kronik/progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur,
termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya
pemahaman, berhitung, kemampuan belajar,
berbahasa, dan kemampuan menilai.
ā€¢ Kesadaran tidak berkabut.
ā€¢ Biasanya ada hendaya fungsi kognitif dan diawali
kemerosotan pengendalian emosi, perilaku sosial,
atau motivasi.
DEFINISI (PPDGJ III)
EPIDEMIOLOGI
5-8%=umur 65-70 tahun
15-20%=umur 75-80 tahun
40-50%=umur >85 tahun
5-8%=umur 65-70 tahun
15-20%=umur 75-80 tahun
40-50%=umur >85 tahun
50-70%
demensia
Alzheimer
50-70%
demensia
Alzheimer
15-30%
demensia
dengan
Lewy bodies
15-30%
demensia
dengan
Lewy bodies
5-20%
demensia
vaskular
Etiologi
Penyebab demensia pada individu dgn usia > 65
tahun
1. Demensia tipe Alzheimer
2. Demensia Vaskular
3. Demensia tipe Alzheimer dan Vaskuler
( bersamaan )
4. 10 % ļƒ  lewy body demensia, Pickā€™s disease,
frontotemporal demensia
Table 10.3-1 Possible Etiologies of Dementia
Degenerative dementias
Alzheimer's disease
Frontotemporal dementias (e.g., Pick's disease)
Parkinson's disease
Lewy body dementia
Idiopathic cerebral ferrocalcinosis (Fahr's disease)
Progressive supranuclear palsy
Miscellaneous
Huntington's disease
Wilson's disease
Metachromatic leukodystrophy
Neuroacanthocytosis
Psychiatric
Pseudodementia of depression
Cognitive decline in late-life schizophrenia
Physiologic
Normal pressure hydrocephalus
Metabolic
Vitamin deficiencies (e.g., vitamin B12, folate)
Endocrinopathies (e.g., hypothyroidism)
Chronic metabolic disturbances (e.g., uremia)
Tumor
Primary or metastatic (e.g., meningioma or metastatic breast or lung
cancer)
ā€¢ Traumatic
Dementia pugilistica, posttraumatic dementia
Subdural hematoma
Infection
Prion diseases (e.g., Creutzfeldt-Jakob disease, bovine spongiform
encephalitis, Gerstmann-StrƃĀ¤ussler syndrome)
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)
Syphilis
Cardiac, vascular, and anoxia
Infarction (single or multiple or strategic lacunar)
Binswanger's disease (subcortical arteriosclerotic encephalopathy)
Hemodynamic insufficiency (e.g., hypoperfusion or hypoxia)
Demyelinating diseases
Multiple sclerosis
Drugs and toxins
Alcohol
Heavy metals
Irradiation
Pseudodementia due to medications (e.g., anticholinergics)
Carbon monoxide
Demensia kortikal Demensia
subkortikal
Anatomi
Contohnya
Korteks serebral
Penyakit Alzheimer
Struktur subkortikal,
korteks dorsolateral
prefrontal.
Peny. Huntington,
Ensefalopati HIV
DEMENSIA (ANATOMIS)
Fungsi Demensia kortikal Demensia subkortikal
Kecepatan
psikomotor
Bahasa
Memori :
-Recall
-Recognition
-Remote
Fungsi eksekutif
Depresi
Apati
Sistem motorik
Normal
Terlibat
Terganggu
Terganggu
Kadang ada
Sedikit terlibat
Sedikit terjadi
Sedikit terjadi
Tetap sampai
terlambat
Melambat
Tetap
Terganggu
Tetap
Kadang tdk ada
Banyak terlibat
Sering terjadi
Sering terjadi
Dari awal terlibat
PERBEDAAN
ā€¢ Adanya penurunan kemampuan daya ingat
dan daya pikir, yang sampai mengganggu
kegiatan harian seseorang seperti: mandi,
berpakaian, makan, kebersihan diri, buang
air besar dan kecil.
ā€¢ Tidak ada gangguan kesadaran (clear
consciousness).
ā€¢ Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk
paling sedikit 6 bulan.
DEMENSIA (PPDGJ)
ā€¢ Terdapatnya gejala demensia.
ā€¢ Onset bertahap (insidious onset) dengan
deteriorasi lambat.
Onset biasanya sulit ditentukan waktunya
yang persis, tiba-tiba orang lain sudah
menyadari adanya kelainan tersebut.
Dalam perjalanannya dapat terjadi suatu
taraf yang stabil (plateau) secara nyata.
PPDGJ-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
ā€¢ Tidak adanya bukti klinis, atau temuan
dari pemeriksaan khusus, yang
menyatakan bahwa kondisi mental itu
dapat disebabkan oleh penyakit otak atau
sistemik lain yang dapat menimbulkan
demensia (misalnya hipotiroidisme,
hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12,
defisiensi niasin, neurosifilis, hidrosefalus
bertekanan normal, atau hematoma
subdural).
PPDGJ-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
ā€¢ Tidak adanya serangan apoplektik
mendadak, atau gejala neurologik
kerusakan otak fokal seperti hemiparesis,
hilangnya daya sensorik, defek lapangan
pandang mata, dan inkoordinasi yang
terjadi dalam masa dini dari gangguan itu
(walaupun fenomena ini di kemudian hari
dapat bertumpang tindih).
PPDGJ-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
Onset dini
ā€¢ Demensia yang onsetnya sebelum usia 65
tahun.
ā€¢ Perkembangan gejala cepat dan progresif
(deteriorasi).
ā€¢ Adanya riwayat keluarga yang berpenyakit
Alzheimer merupakan faktor yang
menyokong diagnosis tetapi tidak harus
dipenuhi.
PPDGJ-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
Onset lambat
ā€¢ Sama tersebut diatas, hanya onset sesudah
usia 65 tahun dan perjalanan panyakit yang
lamban dan biasanya dengan gangguan
daya ingat sebagai gambaran utamanya.
PPDGJ-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan
oleh keduanya:
1. gangguan memori (gangguan kemampuan untuk belajar
informasi baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari
sebelumnya)
2. satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut:
a. afasia (gangguan bahasa)
b. apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
motorik walaupun fungsi motorik utuh)
c. agnosia (gagal untuk mengenal atau mengidentifikasi
benda-benda walaupun fungsi sensorik utuh)
d. gangguan pada fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan,
mengorganisasi, mengurut, abstraksi)
DSM-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
B. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2
masing-masing menyebabkan gangguan
bermakna pada fungsi sosial atau
pekerjaan dan menunjukkan penurunan
bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya.
C. Perjalanan penyakit ditandai oleh onset
yang bertahap dan penurunan kognitif yang
terus menerus.
DSM-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
D. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan
oleh salah satu berikut ini:
1. kondisi sistem saraf lainnya yang menyebakan defisit
memori dan kognitif progresif (misalnya, penyakit
serebrovaskuler, penyakit Parkinson, penyakit
Huntington, hematoma subdural, hidrosefalus tekanan
normal, tumor otak)
2. kondisi sitemik yang diketahui menyebabkan demensia
(misalnya, hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 atau
asam folat, defisiensi niasin, hiperkalsemia, neurosifilis,
infeksi HIV)
3. kondisi induksi zat
DSM-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
E. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif
selama perjalanan suatu delirum.
F. Gangguan tidak lebih baik dijelaskan oleh
gangguan Aksis I lainnya (misalnya,
Gangguan Depresi Mayor, Skizofrenia).
DSM-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
ā€¢ Tanpa gangguan perilaku:
Jika gangguan kognitif tidak disertai oleh
gangguan perilaku secara klinis yang
bermakna.
ā€¢ Dengan gangguan perilaku:
Jika gangguan kognitif disertai oleh
gangguan perilaku secara klnis yang
bermakna (misalnya, keluyuran, agitasi).
DSM-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
ā€¢ Dengan onset dini:
Jika onset pada umur 65 tahun atau kurang.
ā€¢ Dengan onset lambat:
Jika onset pada umur di atas 65 tahun.
DSM-Demensia pada Penyakit
Alzheimer
Demensia pada Penyakit
Alzheimer
Sejarah=1906
Alois Alzheimer
Sejarah=1906
Alois Alzheimer
Epidemiologi= >65 tahun
Sesuai pertambahan usia
Etiologi=multifaktorial
ā€¢Genetik (autosom dominan, kromosom 1,14,21)
ā€¢Amyloid įŗž protein dan synapse loss
ā€¢Umur
ā€¢Estrogen
ā€¢Trauma kepala
ā€¢Inflamasi
ā€¢Nikotin
ā€¢Stres oksidatif
Demensia pada Penyakit
Alzheimer
Patofisiologi=
Penurunan
konsentrasi
asetilkolin dan
norepinefrin di otak
Patologi=
ā€¢Makroskopik
Atrofi difus dengan
pendataran sulkus kortikal
dan pembesaran ventrikel
serebral
ā€¢Mikroskopik
Amyloid plaques,
neurofibrillary tangles,
neuronal loss
Patologi=
ā€¢Makroskopik
Atrofi difus dengan
pendataran sulkus kortikal
dan pembesaran ventrikel
serebral
ā€¢Mikroskopik
Amyloid plaques,
neurofibrillary tangles,
neuronal loss
Demensia pada Penyakit
Alzheimer
Demensia pada Penyakit
Alzheimer
ā€¢ Terdapatnya gejala demensia.
ā€¢ Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin
terdapat hilangnya daya ingat, gangguan daya pikir,
gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya
nilai (judgment) secara relatif tetap baik.
ā€¢ Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang
bertahap, disertai adanya gejala neurologis fokal,
meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia
vaskuler.
Pada beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan
dengan pemeriksaan CT-Scan atau pemeriksaan
neuropatologis.
PPDGJ-Demensia Vaskular
Demensia vaskular onset akut
ā€¢ Biasanya terjadi secara cepat sesudah
serangkaian ā€œstrokeā€ akibat trombosis
serebrovaskuler, embolisme, atau
perdarahan.
Pada kasus-kasus yang jarang, satu infark
yang besar dapat sebagai penyebabnya.
PPDGJ-Demensia Vaskular
Demensia multi-infark
ā€¢ Onsetnya lebih lambat, biasanya setelah
serangkaian episode iskemik minor yang
menimbulkan akumulasi dari infark pada
parenkim otak.
PPDGJ-Demensia Vaskular
Demensia vaskular subkortikal
ā€¢ Fokus kerusakan akibat iskemia pada
substansia alba di hemisfer serebral, yang
dapat diduga secara klinis dan dibuktikan
dengan CT-Scan. Korteks serebri
biasanya tetap baik, walaupun demikian
gambaran klinis masih mirip dengan
demensia pada penyakit Alzheimer.
PPDGJ-Demensia Vaskular
Demensia vaskular campuran kortikal dan
subkortikal:
ā€¢ Komponen campuran kortikal dan
subkortikal dapat diduga dari gambaran
klinis, hasil pemeriksaan (termasuk
autopsi) atau keduanya.
PPDGJ-Demensia Vaskular
A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang
dimanifestasikan oleh keduanya
1. gangguan memori (gangguan kemampuan
untuk belajar informasi baru atau mengingat
informasi yang sudah dipelajari sebelumnya)
2. satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut:
a. afasia
b. apraksia
c. agnosia
d. gangguan pada fungsi eksekutif
DSM-Demensia Vaskular
B. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2
masing-masing menyebabkan gangguan
bermakna pada fungsi sosial atau
pekerjaan dan menunjukkan penurunan
bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya.
DSM-Demensia Vaskular
C. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya,
peningkatan refleks-refleks tendon dalam, respon
ekstensor plantar, kelumpuhan pseudobulbar,
kelainan gaya melangkah, kelemahan pada satu
ekstremitas) atau bukti laboratoris menunjukkan
penyakit serebrovaskuler (misalnya, infark
multipel yang melibatkan korteks dan substansia
putih yang mendasari) yang dipertimbangakan
berhubungan secara etiologis terhadap
gangguan.
D. Defisit tidak terjadi secara eksklusif selama
perjalanan suatu delirium.
DSM-Demensia Vaskular
ā€¢ Dengan delirium: jika delirium bertumpang
tindih dengan demensia
ā€¢ Dengan waham: jika waham adalah
gambaran yang predominan
DSM-Demensia Vaskular
ā€¢ Dengan mood depresif: jika mood depresif
(termasuk gambaran yang memenuhi kriteria
gejala lengkap untuk satu Episode Depresi
Mayor) adalah gambaran yang predominan.
Suatu pemisahan diagnosis Gangguan Mood
yang disebabkan oleh Kondisi Medis Umum
tidak diberikan.
ā€¢ Tanpa komplikasi: jika tidak ada satupun di atas
yang predominan pada gambaran klinis saat ini.
DSM-Demensia Vaskular
Demensia Vaskular
DEMENSIA PADA
PENYAKIT LAIN
ā€¢ Adanya gejala demensia yang progresif.
ā€¢ Gambaran neuropatologis berupa atrofi
selektif dari lobus frontalis yang menonjol,
disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku
sosial yang kasar, disinhibisi, dan apatis
atau gelisah.
ā€¢ Manifestasi gangguan perilaku pada
umumnya mendahului gangguan daya
ingat.
Demensia pada Penyakit Pick
ā€¢ Trias yang sangat mengarah pada
diagnosis penyakit ini:
- demensia yang progresif merusak
- penyakit piramidal dan ekstrapiramidal
dengan mioklonus
- elektroensefalogram yang khas (trifasik)
Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob
ā€¢ Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform
(Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga dengan
penyakit Huntington.
ā€¢ Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada
wajah, tangan, bahu, atau cara berjalan yang khas,
merupakan manifestasi dini dari gangguan ini. Gejala ini
biasanya mendahului gejala demensia, dan jarang sekali
gejala dini tersebut tak muncul sampai demensia
menjadi sangat lanjut.
ā€¢ Gejala demensia ditandai dengan gangguan fungsi lobus
frontalis pada tahap dini, dengan daya ingat relatif masih
terpelihara, sampai saat selanjutnya.
Demensia pada Penyakit
Huntington
ā€¢ Demensia yang berkembang pada
seseorang dengan penyakit Parkinson
yang sudah parah, tidak ada gambaran
klinis khusus yang dapat ditampilkan.
Demensia pada Penyakit
Parkinson
ā€¢ Demensia yang berkembang pada
seseorang dengan penyakit HIV, tidak
ditemukannya penyakit atau kondisi lain
yang bersamaan selain infeksi HIV itu.
Demensia pada Penyakit HIV
DIAGNOSIS
GAMBARAN KLINIS
(AWAL)
ā€¢ Reflek menggenggam, menghisap, tonik pada
kaki, mioklonik jerk, dengan keluhan tambahan
berupa pusing, pingsan, kelemahan, gangguan
tidur,
NEURO
DIAGNOSIS BANDING
TATA LAKSANA
DEMENSIA
UMUM
1. Modifikasi dari faktor rIsiko sehingga
memperlambat penyebab demensia atau
mengkoreksi penyebab demensia yang
bersifat reversibel.
2. Terapi terhadap gejala-gejala kognitif.
3. Terapi terhadap gejala-gejala dan
perilaku yang terjadi, contoh: perilaku
agitasi
FARMAKOTERAPI
ā€¢ Antipsikotik:
ā€“ Haloperidol, dosis awal 0,5 mg/hariļƒ 
dosis efektif 1-3mg/hari dalam dosis terbagi
ā€“ Risperidone, dosis awal 0,25 mg/hariļƒ 
dosis efektif 1ā€“2 mg/hari dalam dosis terbagi
ā€“ Olanzapine, dosis awal 2,5 mg tiap malamļƒ 
dosis efektif 5ā€“10 mg tiap malam.
PRINSIP = dosis kecil yang efektif mengatasi gejala agitasi.
Hati-hati dengan efek idiosinkrasi pada usia lanjut.
FARMAKOTERAPI
Antidepresan:
ā€¢ Antidepresan gol.SSRIs
ā€¢ Antidepresan gol TCA ļƒ  Trazodone ļƒ 
dosis awal 25ā€“50 mg/hari tiap malam,
dosis efektif 50ā€“250 mg/hari
dalam dosis terbagi.
Mood stabilizer:
ā€¢ Carbamazepine ļƒ  dosis awal 200 mg/hari
tiap malam, dosis efektif 300 mg/hari
ā€¢ Valproic acid ļƒ  dosis awal 125 mg/hari
tiap malam, dosis efektif 250ā€“1000
mg/hari dalam dosis terbagi.
ā€¢ Gabapentin ļƒ  dosis awal 100 mg/hari,
dosis efektif 300ā€“2400 mg/ hari dalam
dosis terbagi.
FARMAKOTERAPI
FARMAKOTERAPI
Cholinesterase inhibitor:
ā€¢ Donepezil ļƒ  5ā€“10 mg/ hari
ā€¢ Rivastigmine ļƒ  6ā€“12 mg/hari dibagi
dalam 2 dosis.
ā€¢ Galantamine ļƒ  24ā€“32 mg/hari dibagi
dalam 2 dosis.
NON-FARMAKOLOGIS
L/O/G/O
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
fikri asyura
Ā 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
fikri asyura
Ā 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
Ā 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
Ā 
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptxMENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
NovitaApramadha1
Ā 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
Ā 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwadadadony
Ā 
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Phil Adit R
Ā 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Ade Wijaya
Ā 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
fikri asyura
Ā 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriYeni Anggraini
Ā 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
peternugraha
Ā 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Seascape Surveys
Ā 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
Dhian Khikmah
Ā 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Syscha Lumempouw
Ā 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
Tri Kusniati
Ā 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Syscha Lumempouw
Ā 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
Ā 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
Ā 

What's hot (20)

Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
Ā 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
Ā 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
Ā 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Ā 
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptxMENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
Ā 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
Ā 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Ā 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
Ā 
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Ā 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Ā 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
Ā 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
Ā 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
Ā 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Ā 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
Ā 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Ā 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
Ā 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Ā 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Ā 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Ā 

Viewers also liked

makalah Penyakit demensia
makalah Penyakit demensiamakalah Penyakit demensia
makalah Penyakit demensia
Jinan Bachri
Ā 
IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"
IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"
IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"
fajarinaamaliya12
Ā 
Chronic venous diseases how to improve your patient quality of life
Chronic venous diseases how to improve your patient quality of lifeChronic venous diseases how to improve your patient quality of life
Chronic venous diseases how to improve your patient quality of life
Suharti Wairagya
Ā 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
Dinagayo
Ā 
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
Bondan Palestin
Ā 
Obstetrics doppler ultrasound
Obstetrics doppler ultrasoundObstetrics doppler ultrasound
Obstetrics doppler ultrasoundBharti Gahtori
Ā 
Sustainable Food Lab
Sustainable Food LabSustainable Food Lab
Sustainable Food Lab
Chris Landry
Ā 
Etkili Sunum
Etkili SunumEtkili Sunum
Etkili Sunumbluish1
Ā 
Doppler in pregnancy
Doppler in pregnancyDoppler in pregnancy
Doppler in pregnancy
DrAbhishek Gupta
Ā 
PowerPoint sunumlar
PowerPoint sunumlarPowerPoint sunumlar
PowerPoint sunumlar
Serdar Aksoy
Ā 

Viewers also liked (11)

makalah Penyakit demensia
makalah Penyakit demensiamakalah Penyakit demensia
makalah Penyakit demensia
Ā 
Penyakit alzheimer
Penyakit alzheimerPenyakit alzheimer
Penyakit alzheimer
Ā 
IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"
IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"
IPA BIOLOGI "PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF"
Ā 
Chronic venous diseases how to improve your patient quality of life
Chronic venous diseases how to improve your patient quality of lifeChronic venous diseases how to improve your patient quality of life
Chronic venous diseases how to improve your patient quality of life
Ā 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
Ā 
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
Ā 
Obstetrics doppler ultrasound
Obstetrics doppler ultrasoundObstetrics doppler ultrasound
Obstetrics doppler ultrasound
Ā 
Sustainable Food Lab
Sustainable Food LabSustainable Food Lab
Sustainable Food Lab
Ā 
Etkili Sunum
Etkili SunumEtkili Sunum
Etkili Sunum
Ā 
Doppler in pregnancy
Doppler in pregnancyDoppler in pregnancy
Doppler in pregnancy
Ā 
PowerPoint sunumlar
PowerPoint sunumlarPowerPoint sunumlar
PowerPoint sunumlar
Ā 

Similar to Demensia

Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Ahmad Muhtar
Ā 
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdfidoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
AnggaOfficial1
Ā 
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
AnggaraWahyu3
Ā 
Fisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.ppt
Fisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.pptFisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.ppt
Fisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.ppt
NurmaAmanda1
Ā 
App 3.3 mudah lupa
App 3.3 mudah lupaApp 3.3 mudah lupa
App 3.3 mudah lupa
Anggraenii Pertiiwii
Ā 
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptxPELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
viona54
Ā 
Impaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatriImpaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatri
SyahrulAdzim
Ā 
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaImpaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
SyahrulAdzim
Ā 
239722178 ho
239722178 ho239722178 ho
239722178 ho
homeworkping4
Ā 
Faizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptx
Faizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptxFaizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptx
Faizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptx
CagarIrwinTaufan
Ā 
Alzheimer
AlzheimerAlzheimer
Alzheimer
andi septi
Ā 
SOALgeri 1 FEN.pptx
SOALgeri 1 FEN.pptxSOALgeri 1 FEN.pptx
SOALgeri 1 FEN.pptx
fendrawician
Ā 
DEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIK
DEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIKDEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIK
DEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIKAina Faatihah
Ā 
preventing dementia
preventing dementiapreventing dementia
preventing dementia
Azimatul Karimah
Ā 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragikStiawan Akbar
Ā 
Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatri
fikri asyura
Ā 
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpSDementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Suharti Wairagya
Ā 
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
Ā 

Similar to Demensia (20)

Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Ā 
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdfidoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
Ā 
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
Ā 
Fisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.ppt
Fisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.pptFisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.ppt
Fisioterapi-Neuromuskular-1-Pertemuan-5.ppt
Ā 
App 3.3 mudah lupa
App 3.3 mudah lupaApp 3.3 mudah lupa
App 3.3 mudah lupa
Ā 
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptxPELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
Ā 
Impaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatriImpaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatri
Ā 
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaImpaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
Ā 
239722178 ho
239722178 ho239722178 ho
239722178 ho
Ā 
Faizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptx
Faizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptxFaizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptx
Faizal_dkk_Gangguan_Psikotik.pptx
Ā 
Alzheimer
AlzheimerAlzheimer
Alzheimer
Ā 
SOALgeri 1 FEN.pptx
SOALgeri 1 FEN.pptxSOALgeri 1 FEN.pptx
SOALgeri 1 FEN.pptx
Ā 
DEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIK
DEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIKDEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIK
DEMENSIA GANGGUAN PSIKOTIK
Ā 
preventing dementia
preventing dementiapreventing dementia
preventing dementia
Ā 
Askep alzaimer (4)
Askep alzaimer (4)Askep alzaimer (4)
Askep alzaimer (4)
Ā 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
Ā 
Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatri
Ā 
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpSDementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Ā 
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Ā 
Kel. 7 askep demensia
Kel. 7 askep demensiaKel. 7 askep demensia
Kel. 7 askep demensia
Ā 

More from fikri asyura

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
Ā 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
Ā 
Tb
TbTb
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
fikri asyura
Ā 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
fikri asyura
Ā 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
fikri asyura
Ā 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
fikri asyura
Ā 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
fikri asyura
Ā 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
fikri asyura
Ā 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
fikri asyura
Ā 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
fikri asyura
Ā 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
fikri asyura
Ā 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
fikri asyura
Ā 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
fikri asyura
Ā 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
fikri asyura
Ā 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
Ā 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
fikri asyura
Ā 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
fikri asyura
Ā 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
fikri asyura
Ā 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
fikri asyura
Ā 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
Ā 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Ā 
Tb
TbTb
Tb
Ā 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
Ā 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
Ā 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
Ā 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
Ā 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
Ā 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
Ā 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
Ā 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
Ā 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
Ā 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
Ā 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
Ā 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
Ā 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
Ā 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
Ā 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
Ā 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
Ā 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
Ā 

Recently uploaded

PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
Ā 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
Ā 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
Ā 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
Ā 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
Ā 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
Ā 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
Ā 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
Ā 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
Ā 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
Ā 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
Ā 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
Ā 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
Ā 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
Ā 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
Ā 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
Ā 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
Ā 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
Ā 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
Ā 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
Ā 

Recently uploaded (20)

PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
Ā 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
Ā 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
Ā 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
Ā 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
Ā 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Ā 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
Ā 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Ā 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Ā 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Ā 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Ā 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
Ā 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Ā 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Ā 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
Ā 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
Ā 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
Ā 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
Ā 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Ā 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Ā 

Demensia

  • 2. DEFINISI (DSM-IV-TR) Latin-dementatus = keluar dari pikiran ā€¢ Defisit kognitif multipel yang bermanifestasi baik dalam gangguan memori & gangguan dalam setidaknya satu domain kognitif (bahasa, praxis, gnosis, dan fungsi eksekutif) ā€¢ Defisit kognitifļƒ gangguan fungsi okupasi & sosial ā€¢ Demensia dibagi dalam beberapa tipe tergantung Etiologi
  • 3. ā€¢ Suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya kronik/progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur, termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan kemampuan menilai. ā€¢ Kesadaran tidak berkabut. ā€¢ Biasanya ada hendaya fungsi kognitif dan diawali kemerosotan pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi. DEFINISI (PPDGJ III)
  • 4. EPIDEMIOLOGI 5-8%=umur 65-70 tahun 15-20%=umur 75-80 tahun 40-50%=umur >85 tahun 5-8%=umur 65-70 tahun 15-20%=umur 75-80 tahun 40-50%=umur >85 tahun 50-70% demensia Alzheimer 50-70% demensia Alzheimer 15-30% demensia dengan Lewy bodies 15-30% demensia dengan Lewy bodies 5-20% demensia vaskular
  • 5. Etiologi Penyebab demensia pada individu dgn usia > 65 tahun 1. Demensia tipe Alzheimer 2. Demensia Vaskular 3. Demensia tipe Alzheimer dan Vaskuler ( bersamaan ) 4. 10 % ļƒ  lewy body demensia, Pickā€™s disease, frontotemporal demensia
  • 6. Table 10.3-1 Possible Etiologies of Dementia Degenerative dementias Alzheimer's disease Frontotemporal dementias (e.g., Pick's disease) Parkinson's disease Lewy body dementia Idiopathic cerebral ferrocalcinosis (Fahr's disease) Progressive supranuclear palsy Miscellaneous Huntington's disease Wilson's disease Metachromatic leukodystrophy Neuroacanthocytosis Psychiatric Pseudodementia of depression Cognitive decline in late-life schizophrenia Physiologic Normal pressure hydrocephalus Metabolic Vitamin deficiencies (e.g., vitamin B12, folate) Endocrinopathies (e.g., hypothyroidism) Chronic metabolic disturbances (e.g., uremia) Tumor Primary or metastatic (e.g., meningioma or metastatic breast or lung cancer)
  • 7. ā€¢ Traumatic Dementia pugilistica, posttraumatic dementia Subdural hematoma Infection Prion diseases (e.g., Creutzfeldt-Jakob disease, bovine spongiform encephalitis, Gerstmann-StrƃĀ¤ussler syndrome) Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) Syphilis Cardiac, vascular, and anoxia Infarction (single or multiple or strategic lacunar) Binswanger's disease (subcortical arteriosclerotic encephalopathy) Hemodynamic insufficiency (e.g., hypoperfusion or hypoxia) Demyelinating diseases Multiple sclerosis Drugs and toxins Alcohol Heavy metals Irradiation Pseudodementia due to medications (e.g., anticholinergics) Carbon monoxide
  • 8. Demensia kortikal Demensia subkortikal Anatomi Contohnya Korteks serebral Penyakit Alzheimer Struktur subkortikal, korteks dorsolateral prefrontal. Peny. Huntington, Ensefalopati HIV DEMENSIA (ANATOMIS)
  • 9. Fungsi Demensia kortikal Demensia subkortikal Kecepatan psikomotor Bahasa Memori : -Recall -Recognition -Remote Fungsi eksekutif Depresi Apati Sistem motorik Normal Terlibat Terganggu Terganggu Kadang ada Sedikit terlibat Sedikit terjadi Sedikit terjadi Tetap sampai terlambat Melambat Tetap Terganggu Tetap Kadang tdk ada Banyak terlibat Sering terjadi Sering terjadi Dari awal terlibat PERBEDAAN
  • 10. ā€¢ Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil. ā€¢ Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness). ā€¢ Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan. DEMENSIA (PPDGJ)
  • 11. ā€¢ Terdapatnya gejala demensia. ā€¢ Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi lambat. Onset biasanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain sudah menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanannya dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata. PPDGJ-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 12. ā€¢ Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus, yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (misalnya hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12, defisiensi niasin, neurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal, atau hematoma subdural). PPDGJ-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 13. ā€¢ Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologik kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu (walaupun fenomena ini di kemudian hari dapat bertumpang tindih). PPDGJ-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 14. Onset dini ā€¢ Demensia yang onsetnya sebelum usia 65 tahun. ā€¢ Perkembangan gejala cepat dan progresif (deteriorasi). ā€¢ Adanya riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer merupakan faktor yang menyokong diagnosis tetapi tidak harus dipenuhi. PPDGJ-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 15. Onset lambat ā€¢ Sama tersebut diatas, hanya onset sesudah usia 65 tahun dan perjalanan panyakit yang lamban dan biasanya dengan gangguan daya ingat sebagai gambaran utamanya. PPDGJ-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 16. A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh keduanya: 1. gangguan memori (gangguan kemampuan untuk belajar informasi baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari sebelumnya) 2. satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut: a. afasia (gangguan bahasa) b. apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik walaupun fungsi motorik utuh) c. agnosia (gagal untuk mengenal atau mengidentifikasi benda-benda walaupun fungsi sensorik utuh) d. gangguan pada fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan, mengorganisasi, mengurut, abstraksi) DSM-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 17. B. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya. C. Perjalanan penyakit ditandai oleh onset yang bertahap dan penurunan kognitif yang terus menerus. DSM-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 18. D. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan oleh salah satu berikut ini: 1. kondisi sistem saraf lainnya yang menyebakan defisit memori dan kognitif progresif (misalnya, penyakit serebrovaskuler, penyakit Parkinson, penyakit Huntington, hematoma subdural, hidrosefalus tekanan normal, tumor otak) 2. kondisi sitemik yang diketahui menyebabkan demensia (misalnya, hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 atau asam folat, defisiensi niasin, hiperkalsemia, neurosifilis, infeksi HIV) 3. kondisi induksi zat DSM-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 19. E. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan suatu delirum. F. Gangguan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan Aksis I lainnya (misalnya, Gangguan Depresi Mayor, Skizofrenia). DSM-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 20. ā€¢ Tanpa gangguan perilaku: Jika gangguan kognitif tidak disertai oleh gangguan perilaku secara klinis yang bermakna. ā€¢ Dengan gangguan perilaku: Jika gangguan kognitif disertai oleh gangguan perilaku secara klnis yang bermakna (misalnya, keluyuran, agitasi). DSM-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 21. ā€¢ Dengan onset dini: Jika onset pada umur 65 tahun atau kurang. ā€¢ Dengan onset lambat: Jika onset pada umur di atas 65 tahun. DSM-Demensia pada Penyakit Alzheimer
  • 22. Demensia pada Penyakit Alzheimer Sejarah=1906 Alois Alzheimer Sejarah=1906 Alois Alzheimer Epidemiologi= >65 tahun Sesuai pertambahan usia Etiologi=multifaktorial ā€¢Genetik (autosom dominan, kromosom 1,14,21) ā€¢Amyloid įŗž protein dan synapse loss ā€¢Umur ā€¢Estrogen ā€¢Trauma kepala ā€¢Inflamasi ā€¢Nikotin ā€¢Stres oksidatif
  • 23. Demensia pada Penyakit Alzheimer Patofisiologi= Penurunan konsentrasi asetilkolin dan norepinefrin di otak Patologi= ā€¢Makroskopik Atrofi difus dengan pendataran sulkus kortikal dan pembesaran ventrikel serebral ā€¢Mikroskopik Amyloid plaques, neurofibrillary tangles, neuronal loss Patologi= ā€¢Makroskopik Atrofi difus dengan pendataran sulkus kortikal dan pembesaran ventrikel serebral ā€¢Mikroskopik Amyloid plaques, neurofibrillary tangles, neuronal loss
  • 26. ā€¢ Terdapatnya gejala demensia. ā€¢ Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap baik. ā€¢ Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya gejala neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia vaskuler. Pada beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT-Scan atau pemeriksaan neuropatologis. PPDGJ-Demensia Vaskular
  • 27. Demensia vaskular onset akut ā€¢ Biasanya terjadi secara cepat sesudah serangkaian ā€œstrokeā€ akibat trombosis serebrovaskuler, embolisme, atau perdarahan. Pada kasus-kasus yang jarang, satu infark yang besar dapat sebagai penyebabnya. PPDGJ-Demensia Vaskular
  • 28. Demensia multi-infark ā€¢ Onsetnya lebih lambat, biasanya setelah serangkaian episode iskemik minor yang menimbulkan akumulasi dari infark pada parenkim otak. PPDGJ-Demensia Vaskular
  • 29. Demensia vaskular subkortikal ā€¢ Fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di hemisfer serebral, yang dapat diduga secara klinis dan dibuktikan dengan CT-Scan. Korteks serebri biasanya tetap baik, walaupun demikian gambaran klinis masih mirip dengan demensia pada penyakit Alzheimer. PPDGJ-Demensia Vaskular
  • 30. Demensia vaskular campuran kortikal dan subkortikal: ā€¢ Komponen campuran kortikal dan subkortikal dapat diduga dari gambaran klinis, hasil pemeriksaan (termasuk autopsi) atau keduanya. PPDGJ-Demensia Vaskular
  • 31. A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh keduanya 1. gangguan memori (gangguan kemampuan untuk belajar informasi baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari sebelumnya) 2. satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut: a. afasia b. apraksia c. agnosia d. gangguan pada fungsi eksekutif DSM-Demensia Vaskular
  • 32. B. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya. DSM-Demensia Vaskular
  • 33. C. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peningkatan refleks-refleks tendon dalam, respon ekstensor plantar, kelumpuhan pseudobulbar, kelainan gaya melangkah, kelemahan pada satu ekstremitas) atau bukti laboratoris menunjukkan penyakit serebrovaskuler (misalnya, infark multipel yang melibatkan korteks dan substansia putih yang mendasari) yang dipertimbangakan berhubungan secara etiologis terhadap gangguan. D. Defisit tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan suatu delirium. DSM-Demensia Vaskular
  • 34. ā€¢ Dengan delirium: jika delirium bertumpang tindih dengan demensia ā€¢ Dengan waham: jika waham adalah gambaran yang predominan DSM-Demensia Vaskular
  • 35. ā€¢ Dengan mood depresif: jika mood depresif (termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk satu Episode Depresi Mayor) adalah gambaran yang predominan. Suatu pemisahan diagnosis Gangguan Mood yang disebabkan oleh Kondisi Medis Umum tidak diberikan. ā€¢ Tanpa komplikasi: jika tidak ada satupun di atas yang predominan pada gambaran klinis saat ini. DSM-Demensia Vaskular
  • 38. ā€¢ Adanya gejala demensia yang progresif. ā€¢ Gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol, disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, dan apatis atau gelisah. ā€¢ Manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat. Demensia pada Penyakit Pick
  • 39. ā€¢ Trias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit ini: - demensia yang progresif merusak - penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus - elektroensefalogram yang khas (trifasik) Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob
  • 40. ā€¢ Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform (Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga dengan penyakit Huntington. ā€¢ Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada wajah, tangan, bahu, atau cara berjalan yang khas, merupakan manifestasi dini dari gangguan ini. Gejala ini biasanya mendahului gejala demensia, dan jarang sekali gejala dini tersebut tak muncul sampai demensia menjadi sangat lanjut. ā€¢ Gejala demensia ditandai dengan gangguan fungsi lobus frontalis pada tahap dini, dengan daya ingat relatif masih terpelihara, sampai saat selanjutnya. Demensia pada Penyakit Huntington
  • 41. ā€¢ Demensia yang berkembang pada seseorang dengan penyakit Parkinson yang sudah parah, tidak ada gambaran klinis khusus yang dapat ditampilkan. Demensia pada Penyakit Parkinson
  • 42. ā€¢ Demensia yang berkembang pada seseorang dengan penyakit HIV, tidak ditemukannya penyakit atau kondisi lain yang bersamaan selain infeksi HIV itu. Demensia pada Penyakit HIV
  • 45. ā€¢ Reflek menggenggam, menghisap, tonik pada kaki, mioklonik jerk, dengan keluhan tambahan berupa pusing, pingsan, kelemahan, gangguan tidur, NEURO
  • 46.
  • 49. UMUM 1. Modifikasi dari faktor rIsiko sehingga memperlambat penyebab demensia atau mengkoreksi penyebab demensia yang bersifat reversibel. 2. Terapi terhadap gejala-gejala kognitif. 3. Terapi terhadap gejala-gejala dan perilaku yang terjadi, contoh: perilaku agitasi
  • 50. FARMAKOTERAPI ā€¢ Antipsikotik: ā€“ Haloperidol, dosis awal 0,5 mg/hariļƒ  dosis efektif 1-3mg/hari dalam dosis terbagi ā€“ Risperidone, dosis awal 0,25 mg/hariļƒ  dosis efektif 1ā€“2 mg/hari dalam dosis terbagi ā€“ Olanzapine, dosis awal 2,5 mg tiap malamļƒ  dosis efektif 5ā€“10 mg tiap malam. PRINSIP = dosis kecil yang efektif mengatasi gejala agitasi. Hati-hati dengan efek idiosinkrasi pada usia lanjut.
  • 51. FARMAKOTERAPI Antidepresan: ā€¢ Antidepresan gol.SSRIs ā€¢ Antidepresan gol TCA ļƒ  Trazodone ļƒ  dosis awal 25ā€“50 mg/hari tiap malam, dosis efektif 50ā€“250 mg/hari dalam dosis terbagi.
  • 52. Mood stabilizer: ā€¢ Carbamazepine ļƒ  dosis awal 200 mg/hari tiap malam, dosis efektif 300 mg/hari ā€¢ Valproic acid ļƒ  dosis awal 125 mg/hari tiap malam, dosis efektif 250ā€“1000 mg/hari dalam dosis terbagi. ā€¢ Gabapentin ļƒ  dosis awal 100 mg/hari, dosis efektif 300ā€“2400 mg/ hari dalam dosis terbagi. FARMAKOTERAPI
  • 53. FARMAKOTERAPI Cholinesterase inhibitor: ā€¢ Donepezil ļƒ  5ā€“10 mg/ hari ā€¢ Rivastigmine ļƒ  6ā€“12 mg/hari dibagi dalam 2 dosis. ā€¢ Galantamine ļƒ  24ā€“32 mg/hari dibagi dalam 2 dosis.