Mashita Trisha Hellena merupakan juara pertama dalam perlombaan News Anchor yang diadakan pada acara Kampus Keren Vivamedia Youth Festival. Ia mengungkapkan bahwa latihan keras dan doa dari keluarga membantunya menghadapi kegugupan dan memperoleh kemenangan di ajang bergengsi tersebut.
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Dasar-Dasar Jurnal - Membuat Berita
1. TUGAS INDIVIDU
DASAR-DASAR JURNALISTIK
MEMBUAT BERITA DARI ACARA
KAMPUS KEREN - VIVA MEDIA YOUTH FESTIVAL
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Dasar-Dasar Public Relations
Dosen Pembimbing : Damayanti, S.Sos.,M.Si.
Disusun Oleh :
Nama : FADILA LESTARI
NIM : 1610411004
Lokal : A
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KOMUNIKASI S.1
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2017
2. A. CONTOH BERITA
Saya mengambil berita dari Kompas.com di bagian Inspirasi – Ekonomi karena
menurut saya berita yang dimuat ini mengandung unsur dasar berita yaitu 5W 1H, juga
sangat berhubungan dengan berita yang akan saya buat yaitu tentang sebuah sosok yang
menginspirasi. Berikut contoh berita yang saya jadikan contoh :
Sempat Dilarang Berbisnis, Pemuda Ini Raih
Omzet Ratusan Juta dari Celana Jeans
PRAMDIA ARHANDO JULIANTO
Kompas.com - 31/10/2017, 08:08 WIB
Muhammad Ali Akbar Taufani pemilik usaha Rumah
Denim(KOMPAS.com/PRAMDIA ARHANDO JULIANTO)
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Keinginan untuk memiliki bisnis
secara mandiri kerap terbentur dengan keadaan.
Tak jarang seorang pebisnis pernah melewatinya. Mulai dari melanjutkan
pendidikan atau fokus mengembangkan bisnis, hingga keinginan keluarga
ataupun orang tua yang tidak sejalan dengan semangat berwirausaha.Seperti
Muhammad Ali Akbar Taufani, pemuda kelahiran Jakarta ini menceritakan
awal mula dirinya membangun bisnis konveksi celana, jaket, berbahan jeans
atau yang dikenal dengan sebutan denim.Ali sapaan akrabnya berujar, pada
awal mengembangkan usaha, orang tuanya tak sepakat Ali terjun ke dunia
bisnis.
Kedua orang tuanya menginginkan Ali untuk fokus menyelesaikan studi di
Universitas Al Azhar, dengan jurusan Ekonomi Manajemen
Perbankan."Momen berharganya adalah waktu memulai usaha ini orang tua
saya melarang, terutama kondisi saya kuliah hampir 8 tahun," ujar pria
kelahiran Jakarta 12 Maret 1990 saat berbincang dengan Kompas.com,
pekan lalu.
Ali mengungkapkan, perjalanan dalam dunia perkuliahannya tak berjalan
mulus. Pada tahun keempat masa kuliah, dan memasuki tugas akhir, judul
skripsinya selalu di tolak oleh kampus berulang kali.
3. Kepusingan Ali pun memuncak, hingga akhirnya ia memutuskan untuk
mengembangkan usahanya dengan label ' Rumah Denim' tanpa
sepengetahuan orang tuanya. Bisnis tersebut sudah ia bangun sejak
menempuh kuliah di semester 4.
"Karena pihak kampus skripsi saya ditolak mulu akhirnya saya stres dan
fokus ke bisnis tapi orangtua inginnya selesai kuliah dulu," kata Ali.Pada
tahap awal, dirinya tak memiliki satupun outlet atau toko. Ali hanya
menjalankan bisnis konveksi celana melalui jejaring internet dan
mengandalkan salah satu platfrom terpoluler kala itu, Kaskus."Mulainya itu
kira-kira tahun 2010 dan pas mulai buka toko tahun 2012," ungkapnya.
Pada tahun 2012, Ali mulai menjauh dari lingkungan kampus. Ia fokus
mengembangkan usaha konveksinya bersama satu orang penjahit dengan
membuka satu outlet di sekitaran Pamulang, Tangerang Selatan."Saya buka
toko awal, tidak ngomong sama orang tua saya, dua bulan nginap di toko,
dua bulan itu saya jaga toko, handle pesanan yang di online juga semuanya
serba sendiri, sama satu orang penjahit," kata Ali.
Kemudian, seperti pepatah bilang, 'Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi,
baunya tetap tercium juga'. Usaha Ali diketahui oleh orang tuanya, dan dia
pun diberikan kebebasan untuk terus menjalankan bisnis atau melanjutkan
kuliahnya."Dari situ yaudah terserah kamu deh mau terus atau enggak, dan
akhirnya kuliahnya saya baru lulus tahun 2015 kemarin," ungkap Ali.
Hingga saat ini, Ali memiliki gerai Rumah Denim di beberapa lokasi, mulai
dari Pamulang, Tangerang Selatan, Mal Gandaria City, Jakarta Selatan,
Bintaro, hingga Bekasi Jawa Barat."Omzet keseluruhan kalau lagi sepi ya di
angka Rp 180 juta per bulan, kalau ramai bisa sampai Rp 350 juta per bulan,"
papar Ali.
Dalam memasarkan produk celana jeans custom-nya, Ali memanfaatkan
jejaring sosial seperti Instagram, Line, dan WhatsApp.Kemudian, untuk
produksi, usahanya menggunakan bahan baku celana dari produk lokal dan
produk impor, untuk lokal berasal dari Bandung dan Solo, sedangkan impor
dari Thailand, Jepang, dan China.
Sementara satu celana jeans custom memiliki rentang harga yang berbeda-
beda tergantung jenis bahan dan ukuran, mulai dari Rp 165.000 hingga Rp
980.000 per celana."Pesanan kalau bulan-bulan biasa tidak ada hari raya
ataupun hari-hari besar 1.000 sampai 3.000 pcs celana. Tapi kalau ada
momen-momen tertentu bisa sampai 5.000 pcs, dan kalau ada event-event
akhir tahun produksi untuk brand orang atau khusus partai besar bisa sampai
puluhan ribu celana," pungkas Ali.
4. B. TRANSKRIP WAWANCARA
• Wawancara I
Dalam wawancara pertama ini, saya berinteraksi dengan narasumber ke- 1, Mashita
Trisha Hellena. Sang Juara pertama di perlombaan News Anchor dalam rangkaian acara
Kampus Keren Vivamedia Youth Festival. Mashita adalah seorang mahasiswi Ilmu
Komunikasi 2016, UPNVJ. Ia juga merupakan anggota aktif di klub TV di FISIP UPNVJ
yang bernama FiveTV. Wawancara pertama kali dilakukan melalui media sosial Whatsapp
kemudian dilanjutkan atas kemauan narasumber yaitu melalui pesan suara di media sosial
Line. Saya melakukan wawancara ini pada hari Sabtu, 4 November 2017.
1. Gimana nih perasaan kamu pas tahu bahwa kamu juara 1?
Perasaannya pasti seneng banget. Alhamdulillah nggak nyangka gitu, karena pas
pertama ikutan lomba juga nggak berekspektasi sama sekali buat jadi juara. Bener-
bener kayak ikutan lomba aja gitu, lho – ikutin segala prosedurnya dan – nggak
kepikiran sama sekali jadi juara 1, bahkan masuk enam besarpun nggak kepikiran
gitu lho. Dan ternyata emang dipercaya buat jadi juara 1. Dipercaya, dan
dinobatkan jadi juara 1 jadi seneng banget. Alhamdulillah bangga gitu sih karena
kan bisa banggain orang tua juga, kayak gitu. Alhamdulillah seneng banget dah.
2. Apa aja deh hambatan yang kamu rasain selama menjalani lomba kemarin?
Hambatannya mungkin nervous ya, karena kalo ngeliat peserta-peserta lain itu
mereka tuh penampilannya rapih, bagus, trus ketika lomba juga bagus-bagus semua
pembawaannya. Jadi, hambatannya itu nervous, karena kalau ngeliat saingan-
saingan dari peserta-peserta lain itu bagus-bagus semua bener-bener bagus semua
dan itu sih nervous banget kayak nggak percaya diri gitu karena kan saingannya
banyak dan bagus-bagus banget jadi kayak nervous lah kayak ‘ih bagus deh dia’ ,
kayak gitu-gitu sih. Tapi bisa diatasi dengan ‘Oke gua juga bisa kok’ gitu sih.
5. 3. Siapa aja sih yang berperan penting ngebantu Mashita selama menjalani perlombaan?
Yang ngebantu banyak, temen-temen, trus keluarga. Mama-papa pastinya. Karena
dengan adanya doa orang tua pastikan bisa membuka jalan gitu atau membuka-
memperlancar kita gitu lho karena kan ada yang bilang kan-banyak yang bilang
kalau doa orang tua itu kan sebagai suatu doa yang dikabulkan gitu lho sama Allah.
Jadi kayak dengan kita meminta doa orang tua kan harapannya semoga bisa lancar,
sukses dan Alhamdulillah doa orang tua juga ngebantu, temen-temen juga ngebantu,
support dan macem-macem kayak gitu.
4. Mash, kamu kemarin sempet ngobrol-ngobrol sama kak Putri Violla nggak? Kalo iya,
kamu dapet pesan/wejangan atau semacamnya kah dari kak Putri Violla?
Iyaa sempet. Dia bilang ‘Sukses yaa dengan ikut lomba ini.’ Pokoknya intinya kayak
bilang sukses yaa.
5. Terus dari pihak Viva.co selain kak Putri Violla sempet ngobrol sama siapa lagi?
Gak ngobrol sama siapa-siapa lagi sih. Cuman kan kemaren sempet di wawancara
sama Viva.co.id – ditanya gimana perasaannya, tanggapan acara, semacamnya.
6. Mashita latihan kamu di mana aja tuh tempatnya?
Dimana-mana sih, terutama di kamar. Di kamar, di depan kaca, latihan karena kan
kalo jadi news anchor atau pun presenter emang harus latihan di depan kaca kan,
biar kita ngeliat performa/performance kita tuh kayak gimana, ketika membawakan
berita. Karena kan kita kan emang yang disorot oleh kamera kan, jadi harus sering-
sering latihan di depan kaca. Trus bahkan kemarin pas sebelum acara , sempet
latihan di kamar mandi coba. Di kamar mandi sama Indri latihan di depan kamar
mandi, pokoknya sebelum maju pas 6 besar itu latihan di depan kamar mandi gitu.
7. Gimana sih Mashita cara kamu latihannya ?
6. Yaudah selayaknya News Anchor, sering-sering buka Youtube, gimana sih cara News
Anchor membawakan berita gimana. Trus kan News Anchor itu kan tangannya nggak
boleh kaku gitu kan, digerakin lah di atas meja beberapa gerakan, trus intonasi
suaranya, harus banget jelas, trus artikulasinya, trus pokoknya kalau ngomong itu
harus jelas, harus nggak boleh ada kesalahan. Kalau ada kesalahan boleh id revisi,
tapi ada tambahan , “Maksud kami..” kayak gitu.. Misalnya contohnya nyebutin
nama Fadila Lestari tapi ternyata salah malah Fadila Trisha, jadi “ Fadila Lestari
maksud kami” gituu..Pokoknya latihannya sesering mungkin, ngeliat youtube
sumbernya, trus aaa latihan di depan kaca kayak gitu.
8. Berapa kali sih kamu latihan presenternya sampe bisa juara gitu?
Berapa kali nya gak keitung, bener-bener kayak latihan aja. Pokoknya latihan-
latihan-latihan di mana pun itu latihan gak keitung berapa kalinya. Pokoknya pas
hari Rabu itu yang pas 6 besar maju tampil pas seminar itu pokoknya selama seminar
tuh gua kayak gak merhatiin seminar banget, bener-bener latihan terus sama
indro(Indri), kayak bener-bener latihan di depan kamar mandi trus mic nya tuh pake
ini coba, micnya tuh pake Botol Aqua! Kayak, yaudah lah latihan aja, bener-bener
nggak fokus banget sama seminar tapi cuman merhatiin dikit doang. Pokoknya
latihan-latihan aja deh nggak keitung berapa kalinya. Pokoknya, emang presenter tuh
harus sering-sering latihan di depan kaca gitu.
9. Mashita lomba kemarin tuh kamu perwakilan klub Five tv atau individu?
Ini tuh individu, bener-bener individu, bener-bener ikutan karena kemauan sendiri.
Emang sih awalnya di share kan sama kak Pasha (senior di FiveTV), trus pas diklat
juga kan dibilang ikut tuh ada lomba presenter tv tuh ikut,dan emang aku tuh pengen
ikut. Gak ada dorongan (paksaan kali ya) dari siapa-siapa gitu. Kayak ‘iya kok
emang gue pengen ikut’ dan ternyata di – kelas PR Bu Yani, kan, dosennya, trus
kayak “Ibu pengen ada perwakilan 2 orang dari kelas ibu’ tapi ya yaudah emang
awalnya pengen ikut karena individu kan . trus karena bu Yani bilang gitu, yaudah
pengen ikut aja. Gitu karena emang dorongan diri sendiri gitu pengen ikut. Gaada
dorongan/paksaan untuk jadi perwakilan mana – mana gitu.
7. 10. kok bisa ikutan lomba news anchor? disuruh atau kemauan sendiri?
Iya, kemauan sendiri. Memang bener-bener kemauan sendiri. Karena kan nggak ada
salahnya buat nyoba. Jadi, ikutan aja walaupun itu perlombaannya itu dikasih taunya
H-seminggu kurang malah , tapi yaudah ikutan ajalah kayak gitu. Bener-bener nggak
ada ekspektasi mau menang atau gimana dan itu nggak ada dorongan (paksaan) dari
siapa-siapa yaudah ikutan aja gitu. Kemauan sendiri sih
11. kenapa kamu mau ikut lomba padahal denger-denger pada gamau gitu teman-teman
sedivisimu?
Ya karena kemauan sendiri trus mau ngasah diri sendiri, ngembangin diri sendiri,
pengen apa ya pengen tampil belajar tampil percaya diri. Dari lomba ini pengen
buktiin kalo gue tuh percaya diri nggak yah, gue bagus nggak yah nih. Dan karena
bergabung di Five TV sebagai news anchor jadi mikirnya ada lomba yang sejalan nih
sama divisi gue, walaupun anak-anaknya ada yang eee pada gak ikutan tapi mikirnya
yaudah deh gue aja yang coba gitu , kan nggak ada salahnya nyoba. Karena kita
nggak tau nih rejeki kita dimana. Entah di lomba ini atau mana. Yang penting coba
aja dulu, dan rejeki nggak ada yang ke tuker kok yahaha. (peluang)
12. kamu ngangkat berita Jakarta Fashion Week kan. Kenapa pilihnya tema itu?
Ya ngangkat berita itu hehe karena memang bingung temanya apalagi. Karena kan
sebelumnya di briefing pas penentuan 6 besar, sama orang tvone/antv gitu – katanya
besok live report di depan yang orang-orang seminar itu dengan bertemakan Bela
Negara. Nah bingung dong kan bela negara banyak, apa aja gitu kan. Trus emang
kebetulan pas abis lomba di hari pertama, gua mau ke JFW kan sama sodara, nah
trus ke JFW itu dateng ke bagian Batik, kayak gitu, trus pas nyampe di lokasi JFW,
mikir-mikir juga tuh, ngomong sama sodara ttg lomba itu ngangkat tema apa ya kira-
kira yang bela negara? Trus sodara gue kayak ngasih saran, ‘ kenapa nggak ini aja,
mars upn?/ karena kan mars upn tuh emang berhubungan kan sama bela negara. (liat
deh di liriknya hehe) – disetiap seminar atau upacara di upn juga kan selalu di
nyanyiin gitu. Trus pas gue lagi ngantri buat masuk ke show batik itu gue mikir , ‘
oiya kenapa nggak batik aja gitu kan?’ mumpung lagi di JFW trus bertemakan batik,
jadi gue hubungin deh batik sama bela negara itu. Jadi, kayak dengan adanya batik
8. di acara JFW ini (Jakarta Fshion Week ini) batik merupakan salah satu warisan
budaya Indonesia, jadi salah satu bentuk kalau anak muda tuh peduli sama salah satu
warisan Indonesia. Itu kan salah satu bentuk dari Bela Negara juga. Kan ggak harus
melakukan darifisik kayak yang dilakukan TNI gitu kan, tapi anak muda tuh bisa
melakukan dengan berprestasi/berkarya melalui mengangkat batik di JFW ini.
Pokoknya gue gabung-gabungin gitu deh. Awalnya nggak kepikiran sama sekali
karena disitu gue lagi ngantri, jadi seketika kepikiran gitu deh. Dan ternyata itu lebih
gampang gitu loh ketika pas live report dilombanya, karena kan gue beneran dateng
langsung ke acaranya, jadi seakan-akan gue ada di JFW kemarin. Dan ke JFW
kemarin juga seakan-akan gue nyari materi gue buat lomba. Ngga kepikiran sih
hahaha. Gitu
13. Dari style waktu itu kamu pake id card five tv kan. Kenapa pake itu?
Ya, pas lomba itu kan pokoknya dibilangin kan sama orang TVOne/Viva/Antv itu
kostumnya itu ‘senyamannya’. Yaudah gue pikir senyamannya, yaudah kan gue ambil
tema batik, sempet tuh gue kepikiran mau pake kemeja atau apa, yaudah pake batik
tuh biar mendalami materi gue yg membawakan tema batik, trus kenapa pake Id Card
TV karena kan disini kan Live Report gitu kan. Nah live report kan rata-rata atau
biasanya dilakukan sama Reporter kan, nah Reporterkan biasanya menggunakan ID-
card kan, dan bawa mic. Jadi gue mau keliatan bener-bener pake batik dan ID card
FiveTV biar keliatan Live report beneran.
14. Waktu membawakan berita, kamu beritanya ceritanya dari program FiveNews.
Kenapa pake fivenews? Gak pake program berita yang dari Viva aja gitu?
Iya ngebawain fivenews aja karena kan emang udah biasa di FiveTv kan, trusemang
dapet program News jadi biar lebih gampang aja ketika lomba, maksudnya biar
ngemudahin aja gitu biar gak ribet kalo misalnya di lomba pake acara yang ada di
viva kayaknya rada ribet kan, takut salah pembawaan nama beritanya, mending yang
gampang-gampang ajaa. “Kayak FiveNews itu. (*trus dia nyontohin) “Selamat
datang pemirsa, kembali lagi di FiveNews”. Juga, memang nggak ada pemberitahuan
(prsyaratan) harus make berita viva gitu, nggak. Sebebasnya gitu. Lombanya tuh
9. emang bebas banget, maksudnya tuh kayak dimudahkan yang penting temanya itu,
bela negara aja, gitu.
15. Waktu lomba kemaren menurut aku kelihatannya kamu tuh unik deh dari peserta lain,
yaitu kamu berinteraksi sama peserta. Kok bisa kepikiran kayak gitu?
Karena waktu pas hari pertama itu dapat pembekalan dari reporter TV One, Kak
Yudhi Handoyo, jadi sebelum mulai lomba kita tuh peserta dapat pembekalan dari
dia, dia ngejelasin gimana presenter gini gini gini . . pembawaannya gimana, trus
ada yang kalau ngebawain berita tuh harus ada yang di teken, di teken suaranya gitu
gitu kalau berita pentingnya. Trus Kak Yudhi Handoyo tuh juga, nyontohin. Jadi tuh,
kita tuh peserta kayak ada yang mencontohkan gimana situasi live report dan gua tuh
merhatiin kan trus gua kayak ngeliat kemaren kak yudhi tuh aaa. .. ngajak peserta tu
buat interaksi juga. Jadi tuh kita kan kalo live report tuh harus ada narasumber yang
kitawawancarai kan . . jadi gua mikirnya pas lomba hari ke dua itu, kenapa gua
nggak nyoba kayak yang kak yudhi praktekin itupas sebelum pembakalan itu.
Pokoknya biar kayak beneran kayak live report. Gitu . . Karena kan sesuai sama ang
kak yudhi contohin gitu.
16. Apa tanggapan dan harapan kamu mengenai acara tersebut?
Tanggapan mengenai acaranya . . Bagus kok. Bagus banget. Acara lomba presenter
ini bagus banget untuk para mahasiswa untuk melatih diri mereka buat meng- apa ya
. buat eeeh kayak jadi suatu wadah gitu lho untuk mengekspresikan atau menggali
potensi yang ada dari diri mereka dan juga mengembangkan diri mereka juga dengan
lomba presenter ini dan harapan saya buat ke depannya semoga acara-acara seperti
ini harus terus diadakan tiap tahunnya dan bahkan tidak hanya lomba presenter aja
tapi juga ada lomba-lomba lain gitu lho biar mahasiswa tuh bisa mengembangkan
bakat-bakat yang ada pada diri mereka gitu.
17. Wah, jadi kalo ada lomba serupa mau ikut lagi dong nih?
10. Iya pasti mau ikut. Pasti mau ikut sih karena kan bisa ngembangin diri juga bisa
ngelatih percaya diri, wawasan, dan segala macem kan. InshaAllah mau ikut lagi
kalau ada lomba kayak gini.
18. Pesan Khusus dari kamu buat orang yang mau ikut lomba biar juara kayak kamu. Tips
& tricknya.
Pesan khususnya, ikutin lomba aja. Maksudnya ikutin lomba yang menurut kalian itu
passion kalian. Trus jangan pernah males buat nyoba sih karena kan kita nggak akan
tau rejeki kita tuh di mana dari sekian banyaknya lomba yang kita coba. Dari
berbagai lomba yang kita ikutin bisa aja kan salah satu dari lomba itu adalah rejeki
kita. Jadi pokoknya ikutin aja lomba yang menurut kalian itu passion kalian, trus tips
n tricknya duh berasa udah handal banget gue haha. Ya, pokoknya terus belajar,
latihan itu penting banget. Latihan di depan kaca. Trus harus percaya diri. Harus
banget berwawasan luas karena itu akan menjadi nilai plus, karena pas lomba hari
pertama kemarin, ditanyain sama para juri, tentang wawasan. Contohnya kayak,
‘berita apa sih yang sering kamu tonton? Tentang apa? Kalau aku jawab tentang
politik. Trus ditanyain tentang politik apa tuh? Aku jawab setya novanto, trus ditanya
lagi sama dia kenapa tuh ? Siapa sih dia? Emang dia gimana- gimana gmana. . gitu
kan. Disuruh jelasin. Ditanyain, kita kan ada program nih di tv one tentang politik,
nah beritanya tuh apa? Trus ditanya juga hukum di indonesia tuh kayak gimana.
Pokoknya gitu2 deh. Wawasannya harus luas banget. Oya juga harus trus berpikir
positif, tapi juga kalau bisa jangan terlalu berekspektasi bahwa kita bakal menang
karena kalau terlalu bereskpektasi untuk jadi pemenang dan nggak terwujud bakal
membuat diri kita sedih gitu. Jadi kalau bisa jalanin aja, ikhlas, dan nggak ada
paksaan dari siapa aja. Kita harus jalanin karena kita pengen. Biar seneng juga
kitanya. Pokoknya kan rejeki nggak kemana.
11. • Wawancara II
Saya sangat tertarik mendengarkan cerita Mashita dari wawancara pertama.
Juga, saya merasa penasaran dengan cerita dari teman Mashita, terutama dari
kisahnya latihan di kamar mandi. Trisha Indriani, teman Mashita yang uniknya sama-
sama terdapat sebuah marga ‘Trisha’ dari rangkaian namanya. Ini dia, wawancara
saya bersama Indri, teman Mashita ketika berlatih di kamar mandi. Saya melakukan
waawancara ke dua ini pada hari Minggu, 5 November 2017 pukul 17:17 WIB –
sekitar pukul 19.00 WIB.
Saya : Jadi, Ndro. Ketika mewawancarai Saudari Mashita. Dia membawa-bawa
namamu lho. Katanya, kamu yang nemenin dia latihan di kamar mandi.
Pertanyaannya. Kok mau sih kamu nemenin dia di kamar mandi?
Indri : Karena melihat antusias Momos (Mashita) yang mau tampil dan doi minta
saran padaku gimana enaknya jadi ya akhirnya ku membantunya wkwk
Saya : Kok kamu bisa ada di seminar itu ?
Indri : Kenapa ada disitu, sebenarnya hari itu aku ada kelas wasbang, tapi Bu
Angela minta kita ikut seminar itu katanya wajib hihi
Saya : Sebelum Mashita jadi pemenang, kamu percaya nggak sih perform dia itu
bakal jadi juara 1?
Indri :Fifty-fifthy soalnyaa dia rada lupa gitu jadi dia improve sendiri wkwk trus
konsep dia beda sendiri gitu (maap ya mos wkwk)
Saya : Kamu ke seminar sama siapa aja?
Indri : Hahahhaa.. Sama semua teman-teman
Saya : Menurut kamu, gimana perform mashita pas latihan sama pas tampil? ada
bedanya nggak?
Indri : Lumayan beda tp ada beberapa yang sama sama latihan pas di kamar mandi
wkwk
12. Saya : Apakah karena Mashita juara, berdampak sesuatu bagi diri kamu? Apa kamu
jadi termotivasi ikutan lomba atau bahkan ingin jadi news anchor ?
Indri : Iyaaa bgt!! Jd pengen nyobaa juga tp bukan news anchor wkwk:")
Saya : Tanggapan dan harapan kamu mengenai seminar viva.co tersebut gimana nih?
Indri : Bagus banget soalnya kita jadi tau gitu gimana rasanya berkarir di dunia
broadcasting apalagi ada ka Violaa yang cucok meong wkkw
Saya : Kamu ikutin acara dari awal sampe akhir nggak ?
Indri : Ikut dong, sampe Momos dinyatakan jadi pemenang, baru aku balik
Saya : Gimana perasaan kamu waktu tau mashita menang juara 1?
dan tau dari mana? apa ngedenger sendiri kah?
Indri : Seneng banget pas dia menang, ga nyangkaaaaa coooy wkwk. Aku denger
sendirii dan dagdigdug sendiriiii berasa aku yang lomba wkkw
Saya : Apa hal mengesankan ketika hari Rabu di seminar itu? Artis indianya kah,
Mashitanya kah, Putri Violla kah? Atau lainnya?
Indri : Ofc Momosnyaa, dia membangkitkan semangat kuuu. Karena Momos aku
jadi ingin men-challenge diriku yang lemah ini :)))
13. C. TULISAN BERITA
Sempat Nervous, Tak Disangka-Sangka Mahasiswi
UPN “Veteran” Jakarta Juara 1 Lomba Presenter
FADILA LESTARI
Tugas Dasjur – 05/11/2017, 20.08 WIB
Mashita Trisha Hellena juara umum lomba presenter tingkat Jabodetabek di
acara Kampus Keren Viva Media Youth Festival (FiveTV/Tim liputan)
Depok, Tugas Dasjur – Di penghujung bulan Oktober (25/10/2017) Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta kedatangan tamu spesial dari tim media,
yaitu Viva Group dalam rangkaian acaranya yakni Kampus Keren - Viva Media Youth
Festival.
Acara ini diisi dengan para pembicara yang profesional dan terbaik di bidangnya, ada
David Eric Burke (Managing Director Viva Group), Ariyo Putro (VP Human Capital
PT. Visi Media Asia TBK), Riyo Nugroho (Spv Program Director ANTV), dan Putri
Viola (Sport Presenter TVOne).
Acara ini pun turut menghadirkan artis India, Ankitbathla. Tentunya hal ini
menghebohkan seisi ruangan kala itu. Seru-sorak bergema ketika Ankit memasuki
ruangan. Juga dengan bahagianya, beberapa peserta maju ke depan untuk menari dan
tertawa bersama dengan salah satu aktor di serial Thapki itu, Ankitbathla.
Namun hal yang tak kalah penting yaitu, Kampus Keren – Viva Media Youth Festival
ini ditutup oleh performa keren ke-enam para finalis News Anchor Contest. Di
hadapan para peserta seminar, ke-enam finalis tersebut memainkan aksinya.
14. Sebuah nama pun keluar menjadi pemenang. Mashita Trisha Hellena (Mahasiswi
IlKom 2016 UPNVJ) , akhirnya dinobatkan menjadi juara umum dalam News Anchor
Contest ini. Ia mengaku bahwa tak menyangka jika dirinya-lah yang berhasil
memenangkan gelar juara 1 itu. “Alhamdulillah nggak nyangka gitu, karena pas
pertama ikutan lomba juga nggak berekspektasi sama sekali buat jadi juara. Bener-
bener kayak ikutan lomba aja gitu, lho – ikutin segala prosedurnya dan – nggak
kepikiran sama sekali jadi juara 1, bahkan masuk enam besarpun nggak kepikiran
gitu lho.”
Ketika diwawancarai pun ia mengaku sempat nervous dan ciut melihat saingan-
saingannya yang menurutnya berpenampilang bagus. “.. Nervous ya, karena kalo
ngeliat peserta-peserta lain itu mereka tuh penampilannya rapih, bagus, trus ketika
lomba juga bagus-bagus semua pembawaannya”. Tapi hal itu ia atasi dengan percaya
akan kemampuannya “Oke gua juga bisa kok” ujarnya.
Mashita menceritakan bagaimana ia terus mengulang-ulang latihannya untuk menjadi
presenter di perlombaan ini “Berapa kali nya gak keitung, bener-bener kayak latihan
aja. Pokoknya latihan-latihan-latihan di mana pun itu latihan gak keitung berapa
kalinya. Kayak, yaudah lah latihan aja,”
Mashita bersama Putri Violla-Sport Presenter TVOne. (FiveTV/Timliputan)
Bermula dari informasi tentang lomba ini yang ia terima dari klub TV yang ia ikuti
(FiveTV) dan dosen pengempu mata kuliah Dasar-Dasar Public Relationnya, Mashita
dengan semangat mendaftarkan diri sebagai peserta lomba atas nama individu. Ia
berhasil lolos di tahap pertama (24/10/2017), kemudian mendapatkan pembekalan
dari tim Viva yang bertanggung jawab memegang perlombaan itu.
15. Dalam penampilannya di hari final, Mashita membawakan liputan berita tentang
Batik yang berlatar di Jakarta Fashion Week sebagai bentuk Bela Negara. Yang unik
di antara para peserta lainnya, ia turut mengikutsertakan peserta seminar untuk
berinteraksi dengannya ketika live report secara spontan. Kak Yudhi Handoyo
(Reporter TVOne) sebagai mentor di pembekalan hari sebelumnya-lah yang menjadi
inspirasi Mashita untuk melakukan interaksi tersebut ketika live report dalam aksinya
di panggung final.
Peristiwa Jakarta Fashion Week sebagai Bela Negara menjadi berita yang ia bawakan
karena pada 24 jam sebelumnya, ia memang benar mengunjungi event tersebut
bersama saudaranya. Kala itu, ia teringat akan lomba yang akan ditempuhnya. Maka
tak heran, ketika tampil ia sangat menjiwai, membuat dirinya seolah-olah sedang
berada di JFW itu. Tak hanya itu, gaya busana pun ia pilih dengan teliti. Ia juga
memakai busana bernuansa batik, ditambah penggunaan Id Card CrewTV miliknya
dari Klub TV yang ia ikuti (FiveTV) menambah keyakinan bahwa ia adalah seorang
jurnalis yang sedang menyiarkan berita.
Mahasiswi semester 3 ini pun menceritakan bagaimana paniknya ia ketika hari final.
Ia ditemani dengan kawannya, Indri untuk berlatih di kamar mandi kampus. Ia
berlatih di depan kaca kamar mandi tersebut, sambil menggunakan botol air mineral
kemasan sebagai micnya. “. . bener-bener latihan terus sama indro(Indri), bener-
bener latihan di depan kamar mandi trus mic nya tuh pake ini coba, micnya tuh pake
Botol Aqua!” Ia terkikik sendiri mengingat betapa dag-dig-dug-nya kala itu.
“Iyaa aku nemenin di kamar mandi karena melihat antusias Momos (Mashita) yang
mau tampil dan doi minta saran padaku gimana enaknya jadi ya akhirnya ku
membantunya wkwk” Indri, teman kampus Mashita pun memberi penjelasan tentang
pernyataan tersebut.
Indri yang menghadiri acara seminar tersebut mengaku bahwa ia tak keluar dari acara
tersebut hingga pengumuman pemenang lomba. Menurut Indri acara Kampus Keren
dari Viva ini memang bagus karena ia bisa mengetahui rasanya berkarir di dunia
broadcasting.
16. Ketika Indri tahu temannya lah yang menang, ia benar-benar bahagia. “Seneng banget
pas dia menang, ga nyangkaaaaa coooy wkwk. Aku denger sendirii dan dagdigdug
sendiriiii berasa aku yang lomba wkkw”. Ia juga merasa termotivasi akan
kemenangan kawannya itu.
Mashita bersama teman-teman kampus yang selalu mensupportnya.
(FiveTV/Timliputan)
Berbagai usaha telah Mashita lakukan. Walaupun waktu persiapan hanya kurang dari
seminggu, namun ia tetap bahagia dan ikhlas menjalani perlombaan itu. Berlatih di
depan cermin, menonton para News Anchor Televisi Nasional di youtube, beripikiran
positif namun tak berekspektasi tinggi merupakan usaha-usaha yang ia lakukan. Tapi
dibalik itu semua menurutnya, ada hal yang sangat penting. Yaitu, dukungan dari
teman-temannya dan do’a dari ke dua orang tuanya lah, yang membuatnya merasa ia
bisa sampai di peristiwa bahagia itu. Menjadi sang juara di lomba presenter Kampus
Keren Viva Media Youth Festival tingkat Jabodetabek. (Dila)