Siswa SMAN 1 Panji bernama Khunainnin Mufidzul Qiram telah menciptakan produk kuliner baru berbahan dasar mangga yaitu bakpia mangga. Ia juga telah menciptakan teh herbal bernama Telasih yang terbuat dari daun sirih dan alar sirih yang diyakini memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Qiram berharap dapat mengembangkan usahanya dan menambah inovasi produknya untuk memberikan
Halaman 1 - Cover
Halaman 2: Bagian (A) yaitu contoh berita
Halaman 4: Bagian (B) Transkrip Wawancara. Tempat lokasi kejadian didatangi langsung oleh penulis. Penulis mewawancarai beberapa narasumber yang terdiri dari narasumber kunci dan narasumber lainnya.
Halaman 12: (C) Susunan wawancara yang penulis susun menjadi sebuah berita.
Halaman 1 - Cover
Halaman 2: Bagian (A) yaitu contoh berita
Halaman 4: Bagian (B) Transkrip Wawancara. Tempat lokasi kejadian didatangi langsung oleh penulis. Penulis mewawancarai beberapa narasumber yang terdiri dari narasumber kunci dan narasumber lainnya.
Halaman 12: (C) Susunan wawancara yang penulis susun menjadi sebuah berita.
Menjadi wirausahawan muda bukanlah hal yang sulit. Namun terkadang kitya tidak tau harus memulainya dari mana. Memiliki keinginan saja tidak cukup, tapi tahap demi tahap harus kita lewati agar mampu menjadi wirausahawan muda.
UC Onliners edisi 6 banyak membahas tentang Leadership. Apa itu leadership? Lalu apa saja jenis-jenis kepemimpinan? Dan yang tak ketinggalan pula liputan event perempuan harapan dan event bootcamp BMI pulang kampung beserta cerita dari BMI.
Dan di edisi kali ini juga terdapat inspirasi dari Tanadi Santoso (seorang Entrepreneur, Public Speaker & Corporate Trainer) yang membuat kita berani untuk berkata tidak dan tulisan dari Poedjiati Tan (psikolog, penulis, peneliti dan salah satu pengajar di UCEO) mengenai apa saja yang harus kita persiapkan sebelum membuka sebuah toko.
Semoga edisi Leadership ini dapat menginspirasi para pembaca UC Onliners. Percayalah jika negara ini dipimpin dengan pemimpin yang baik, maka negara ini akan terus berkembang menjadi lebih baik. Dan seorang leader yang baik itu berawal dari keberhasilan memimpin diri sendiri.
Salam Entrepreneur !
Halo, Scholarship Hunters! Sudah siap mendaftar beasiwa LPDP? Eits, sudah lihat syarat-syarat dokumennya apa saja? Salah satu syarat dari seleksi administrasi beasiswa LPDP ini mengharuskan pendaftar untuk membuat essay tentang kontribusi pasca studi, lho! Bingung bagaimana cara menulisnya?--- Source: https://blog.schoters.com/essay-beasiswa-lpdp-2022/
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Double Track2
I
ndonesia terkenal dengan
keanekaragaman hayatinya. Salah
satunya adalah buah mangga.
Menurut para ahli, terdapat 70-
100 lebih jenis mangga di dunia.
Dan diperkirakan ada 30 varietas di
Indonesia. Karena itu, sangat layak
buah ini jika buah ini dikembangkan
menjadi produk olahan dan industri
pangan.
Kreativitas mengolah buah ini
sangat dibutuhkan. Salah satunya
sudah dilakukan Khunainnin
Mufidzul Qiram, siswa SMAN 1 Panji,
Situbondo, Jawa Timur. Melalui
program SMA Double Track ini, Qiram
mengolah buah mangga menjadi
bakpia. Kemudian diberi nama Bakpia
Mangga.
Qiram mengungkapkan bahwa
sebenarnya gagasan ini tidak terlalu
baru. Hanya saja, di daerahnya
terdapat banyak buah manga.
“Sejujurnya sih, ide ini menurut
saya sudah umum. Karena saya
ada ide karena Situbondo rata-rata
banyak mangga. Jadi saya punya
keinginan untuk membuat Bakpia
Khunainnin Mufidzul
Qiram
Siswa SMAN 1 Panji
Situbondo
Kreasi Baru
Dari Situbondo
Bangga (Bakpia Mangga) dan Herbal
Telasih (Teh Alar Sirih)
3. Profil Prestasi 3
pada umumnya seperti bakpia yang
di Jogja itu. Tetapi isinya yang saya
ganti dengan mangga,” jelas siswa
angkatan 2018 ini.
Qiram menjelaskan bagaimana
produknya dibuat. Pertama-tama,
mangga dikupas. Lalu diipotong
seukuran dadu. Kemudian dihaluskan
dengan blender. Terakhir, hasil olahan
blender tadi dimasak menjadi selai
mangga.
Langkah kedua, Qiram membuat
dua macam adonan yang berbahan
dasar tepung terigu dan margarin.
Lalu adonan itu dibentuk bulat dulu
lalu dibuat pipih. Lalu dibuat ukuran
sedang. Ada pula dibuat dengan
ukuran kecil-kecil. Olahan selai tadi
dimasukkan ke semua adonan tadi.
Semua adonan kemudian
dimasukkan oven untuk dimasak.
Adonan perlu diolesi kuning telur
agar terlihat cantik. Setelah 20 menit,
bakpia mangga siap dikemas yang
rapi.
Sebelum masa pandemi, Qiram
masih memproduksi hanya eceran.
“Maksudnya membuat Bakpia
sebanyak 100 biji. Kemudian saya jual
ke koperasi sekolah dengan harga
1.000, istilahnya per biji. Untuk proses
produksinya pun saya tidak setiap
hari. Ya... disesuaikan dengan modal
saya,” tutur siswa kelas XII jurusan
IPA ini.
Bisa Untuk Bantu Biaya
Kuliah
Semua ini masih awalan. Meski
begitu, Qiram pernah mewakili
sekolah dan Situbondo ke ajang
Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa
(FIKSI) SMA se-Jawa Timur pada Juli
2019 lalu.
Selama pelatihan, Qiram dan
rekan-rekannya mendapat arahan
dari Nur Jannah, guru pengajar kelas
XII sekaligus Trainer Double Track
di SMA Negeri 1 Panji, khususnya di
Tata Boga.
Di bidang Prakarya dan
Kewirausahaan, Qiram dan peserta
double track mendapat bimbingan
dari Agus Supyan, salah satu pengajar
4. Double Track4
Saya punya keinginan
untuk wirausaha. Sehingga
dapat membahagiakan
kedua orang tua saya
SMAN 1 Panji. “Pak Agus mengajar
saya sejak kelas X hingga sekarang,”
tuturnya.
Qiram bersyukur kedua
orangtuanya mendukung. “Saya
disuruh untuk terus menggali lebih
dalam, dan itupun saya masih
proses belajar, insya Allah saya akan
berusaha. Dan saya punya keinginan
untuk wirausaha . Sehingga dapat
membahagiakan kedua orang tua
saya,” tegasnya.
Untuk Harga Per Pack bakpia
mangga, Qiram buat menjadi tiga
bagian:
• Yang pertama, toples dengan isi
12 biji bakpia, dengan harga Rp
35.000,-
• Yang kedua , plastik klip dengan
isi 10 biji bakpia, dengan Harga
Rp 20.000,-
• Yang ketiga, plastik mika dengan
isi 8 biji bakpia dengan harga Rp
12.000,-
Sejak pandemi, penjualan bakpia
tidak seperti masa normal yang dijual
menggunakan toples ataupun mika.
Sekarang, Qiram menjual eceran dan
ditaruh satu tempat (toko). “Itu pun
saya tidak begitu banyak sekitar 50
biji dijual Rp 2.000,” ungkapnya.
Qiram memproduksi sepekan
sekali. “Hitung-hitung melihat dari
dananya juga. Ya... kalau ada orang
yang ingin pesan bakpia yang
menggunakan toples, akan saya
buatkan. Tetapi sekarang jarang.
Apabila tidak ada mangga, masih
bisa diganti rasa lain . Yang penting
bisa ada pemasukan dan disenangi
orang lain. Sebulan bisa sampai Rp
200.000 dari bakpia. Dikit-dikit masih
jalan. Untuk saat ini memang ada
produk Telasih ini,” tambahnya.
Sedangkan Teh Herbal ini,
hasil dari pemikiran Qiram selama
ikut Festival Inovasi Kewirausahaan
Siswa Indonesia (FIKSI) Provinsi Jawa
Timur di kota Batu 2019. Teh Herbal
ini dinamakan TELASIH. Ini singkatan
dari teh alar sirih. Herbal ini berbahan
dasarkan daun Sirih dan alar sirihnya.
“Alar sirih itu batangnya, yang
memiliki khasiat. Kebetulan tahun
ini kan ada wabah Covid 19. Nah...di
pikiran saya ini salah satu peluang,
target saya ini menengah ke bawah,”
imbuhnya.
Herbal ini, menurut ia, punya
banyak khaisat. “Agar orang orang
tetap menjaga kesehatannya , tidak
harus dari obat-obatan. Harusnya
meracik sendiri dari herbal alami. Teh
5. Profil Prestasi 5
Akun ig : @khunainninkhan_official
Akun fb : Khunainnin Khan
Nomor WA : 085 258 092 020
Alar Sirih ini insyaallah cocok untuk
orang-orang, karena memiliki khasiat
seperti menjaga daya imun tubuh.
Teh ini bisa diminum siapapun,”
sambungnya.
Untuk bahan The Alar Sirih
ini, Qiram menggunakan Daun Sirih,
Alar Sirih (batangnya), teh, dan
jahe. Cara pengolahannya, langkah
pertama menyiapkan daun sirih dan
alar sirihnya yang telah dibersihkan,
itu untuk dipotong secara tipis.
Selanjutnya, menyiapkan tampah,
kita tata di atasnya.
Kemudian, dijemur selama
dua hari (tergantung dari sinar
mataharinya). Setelah dijemur, pada
saat itu daun sirih dan alar sirih nya
dikukus di dandang selama 30 menit
sampai aroma sirih tercium. Langkah
selanjutnya, kembali dijemur selama
4 hari sampai daun dan alar sirihnya
betul-betul kering.
Langkah kedua, dari semua
daun sirih dan alar sirih itu
selanjutnya memasuki tahap
penghalusan serta pencampuran
dengan teh. Penghalusannya dengan
menggunakan blender, dengan
perbandingan yang pas, agar rasa
sirih nantinya terasa.
Langkah terakhir, masukkan
sesuai takaran ke kertas teh/kantong
celup tehnya. Per kotak diisi dengan
10 kemasan. Serta, beratnya harus
pas 34 gram. Kemudian, ditata
dengan rapi.
Kini Qiram menawrkan herbal
TELASIH ini memiliki dua varian.
“Ada original dan rasa jahe. Harga
satuannya, terjangkau Rp 15.000,
baik original maupun jahe,” jelasnya.
Untuk rasa jahe, cara
pengolahannya sama sesuai dengan
langkah kedua. Dengan awal mulanya
dipotong-potong kemudian dijemur
selama 6 hari sampai kering. Tetapi
untuk jahe tidak perlu dikukus.
Ingin Kombinasikan
Medis Jika Jadi Dokter
Prospek ke depannya, Qiram
ingin usaha ini bisa berkembang dan
dapat menambah inovasi lebih agar
bermanfaat bagi sesama. “Harapan
kedepannya sekaligus hajat saya dan
memiliki usaha kuliner, serta restoran
di berbagai cabang. Saya akan
bekerja keras untuk itu. Sebenarnya,
saya masih punya cita-cita sebagai
dokter. Herbal TELASIH ini bisa jadi
bahan pengembangan saya kelak jika
jadi dokter,” tegasnya.
Teh Alar Sirih ini dijual dengan
harga Rp. 15.000 per kotak. “Untuk
proses penjualan, saya masih
menggunakan media sosial meskipun
ada masukan menggunakan toko talk,
akan tetapi saya masih menggunakan
media tersebut melalui Instagram dan
WhatsApp,” pungkasnya.
6. Double Track6
Ingin Kembangkan
Butik Sendiri
Khusus Batik Madura
Alumnus SMAN 1 Gapura
Sumenep
Program Tata Busana
Alfiana
M
ari kita berkenalan dengan
alumnus Program Double
Track di ujung timur Pulau
Madura. Alfiana merupakan alumnus
program Double Track (DT) dari
SMAN 1 Gapura Sumenep. Di awal
program DT di sekolahnya (2018),
Alfiana mengaku ingin ikut. Hanya
saja, waktu itu belum ada kelas tata
busana. Awalnya hanya kelas Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) dan Tata
Boga.
“Sebenarnya dari awal informasi
rencana program DT saya tertarik.
Tapi saat itu di sekolah saya gak ada
keahlian tata busana. Hanya TKR dan
tata boga. Saya usul ke trainer, kalau
ada keahlian tata busana saya mau
ikut gitu. Eh ternyata benar dibuka.
Senang banget karena memang ingin
banget mengembangkan keahlian di
tata busana. Saya pun langsung ikut,”
jelas lulusan SMA tahun 2020 ini.
Alfiana yang biasa disapa Fia,
pertama kali ikut DT tahun 2018
hingga 2019. “Saat itu saya kelas 11.
Kebetulan tahun itu tahun pertama
ada program DT. Senang banget bisa
belajar di sini,” tuturnya.
“Alasannya karena memang
saya sangat suka tata busana lebih
tepatnya menjahit. Saya ingin sekali
menguasai keterampilan ini. Bisa
dibilang saya suka tata busana sejak
kecil. Karena memang saya sangat
7. Profil Prestasi 7
dekat dengan kakek saya yang
profesinya sebagai penjahit. Saya
sering bersama beliau. Tanpa sadar
saya mulai belajar dari kakek, sedikit
demi sedikit mulai dari istilah dan
tekniknya. Sejak saat itu saya mulai
menyukai tata busana,” ungkapnya.
“Sejak itu, dalam hati saya ingin
menjadi penjahit profesional dan
memiliki butik sendri di masa depan,”
tambahnya.
Meneruskan Usaha
Keluarga
Fia mengaku mendapat
pelajaran berharga dari Program
Double Track ini. “Banyak hal yang saya
dapat selama ikut DT. Pengalaman
ini yang paling penting. Juga dapat
pengetahuan, tentunya pendalaman
materi tentang teknik-teknik yang
benar dalam hal merancang busana,”
sambungnya.
Di sini masih kata Fia, ia
mendapatkan pelatihan keterampilan
tata busana, keahlian merancang
mode busana, memotong dan
mendesain. Di awal-awal pelatihan,
Fia mendapat materi pembuatan
kemeja pria, kemeja wanita, kemeja
anak, sarung bantal, tas, dan dompet.
“Di awal-awal, saya membuatkan
kemeja untuk guru, teman sekelas,
tetangga dan saudara dekat.
Umumnya bahannya batik Madura,”
imbuhnya.
Ia menceritakan bagaimana
perasaan pertama kali menerima
pesanan menjahit. “Senang campur
takut sih. Takutnya gak bisa
memberikan pelayanan yang baik
dan memuaskan bagi pelanggan
pertama,” katanya sambil tersenyum.
8. Double Track8
Banyak hal yang saya dapat selama
ikut DT. Pengalaman ini yang paling
penting. Juga dapat pengetahuan, tentunya
pendalaman materi tentang teknik-teknik
yang benar dalam hal merancang busana
“Setelah pertama kali dapat
uang rasanya senang banget. Kayak
punya kepuasan tersendiri gitu,
karena berhasil menyelesaikan job
pertama. Dapat uang dari pekerjaan
yang sekaligus menjadi hobi.
Bukankah itu sangat menyenangkan,”
ucapnya ceria.
Sejak itu, Fia sering mendapat
pengalaman pesanan. “Paling wow
adalah mendapatkan kepercayaan
dari guru, sering dapat pesanan juga
dari guru. Rasanya senang banget.
Itu artinya mereka puas dengan hasil
jahitan saya sampai jadi langganan
tiap ada project,” tuturnya.
Pernah juga Fia melakukan
kekeliruan. “Saya pernah salah saat
mengerjakan pesanan pelanggan saat
itu. Kebetulan itu juga pesanan guru.
Saya salah dalam pengukurannya
saat itu sehingga hasil akhirnya lebih
kecil dari ekspektasi. Sedih, hampir
down juga. Soalnya merasa gagal
memuaskan pelanggan. Sempat
dikomplain juga, yah karena sudah
jadi, akhirnya saya minta maaf
atas kesalahan fatal ini. Ini jadi
pengalaman berharga bagi saya,”
akunya.
Merasa Wow Dapat
Pesanan Pertama Kali
Fia juga bersyukur keluarga
sangat mendukungnya. “Khususnya
kakek saya. Beliau yang pertama kali
mengenalkan saya tentang busana,
mengajari saya, memotivasi saya, dan
juga mendukung saya sampai saat ini.
Saya sangat ingat kata-kata kakek
bahwa memiliki keterampilan bagi
setiap orang itu sangatlah penting.’
Beliau sangat menginginkan saya
benar-benar mendalami keterampilan
di tata busana ini,” ceritanya.
“Ayah ibu juga senang. Karena
saya bisa meneruskan usaha
keluarga, tak hanya meneruskan
tapi mengembangkan dengan
lebih profesional lagi. Tentunya
dengan teknik dan hasil yang harus
9. Profil Prestasi 9
Akun ig: _alfianaathla
Akun Fb: Alfiana Athala
Nomor WA: 0878-8821-5641
Merasa Wow Dapat
Pesanan Pertama Kali
dikembangkan lagi,” sambungnya.
Fia mengakui terjadi penurunan
pesanan selama pendemi ini.
“Sebelum wabah corona bisa 6
sampai 7 pesanan per bulan. Selama
pandemi ini cuma bisa 2-3 pesanan
aja. Syukur-syukur kadang sampai
empat pesanan per bulannya. Semoga
pandemi ini cepat berlalu,” ungkapnya
Ia juga mengungkapkan kendala
dihadapinya. “Saya masih pakai
mesin jahit bekas. Mesin ini sering
error, menghambat proses kerja saya.
Maklum mesin tua,” ucapnya. Dia
berharap bisa menggantinya dengan
mesin yang lebih baik ke depannya.
“Saya ingin terus berkembang,
impian saya adalah pengusaha muda
sukses. Sementara ini saya tidak
kuliah. Selepas SMA, saya sempat
belajar di pondok pesantren beberapa
bulan. Tapi sekarang berhenti dulu.
Saya mau fokus menjahit dulu. Mudah-
mudahan bisa makin berkembang,”
ucapnya.
Alfiana juga ingin Program
Double Track terus dilanjutkan
SMAN 1 Gapura. “Saya harap Double
Track bisa berlanjut. Agar adik-adik
kelas bisa ikut dan bahkan lebih
berkembang lagi. Semoga makin
banyak wirausahawan muda sukses
dari Sumenep ini,” pungkasnya.
10. Double Track10
Aneka Kue Cantik
Dari Pisang
Kreasi Pisangkoe
Alumnus SMAN 1 Kandat
Kediri & Program Double
Track
Hesti Ayu Wardani
J
ika di Situbondo ada kreativitas
dari penganan dari mangga, maka
kali ini ada olahan dari pisang.
Ya, pisang memang merupakan salah
buah yang mudah ditemui di Indonesia
dan terdapat banyak varietasnya di
Nusantara ini. Selain banyak tumbuh
di Indonesia, pisang selalu berbuah
sepanjang tahun.
Pisang termasuk buah yang
produksinya tidak mengenal sistem
musiman. Karena itu, sangat bagus
jika dijadikan penganan sehat yang
dikreasikan sesuai selera.
Ada Banana Cup Cake dan
aneka olahan dari pisang hasil kreasi
Hesti Ayu Wardani. Alumnus SMAN
Kandat Kediri 2020 ini membuat
kreasi olahan pisang menjadi banyak
jenis kue. Ada Banana Cup Cake,
brownies pisang dan lainnya. Selain
itu, Hesti membuat olahan penganan
dari nanas dan campuran keju.
Gadis kelahiran 2001 ini mampu
berkolaborasi dengan ayahnya sendiri.
Sehari-hari ayahnya berdagang buah-
buahan. Umumnya menyediakan
pisang dan buah musiman lainnya.
“Ayah jualan pisang. Tapi kalau lagi
musim, jual durian dan rambutan
juga,” tuturnya.
Karena itu Hesti banyak
bereksperimen dengan bahan sudah
ada di rumah. “Jadi, kan bahannya
sudah ada. Lalu saya ikut program
double track. Ya udah, coba-coba
olahan dari pisang. Kembangkan
bakat sambil bantu orangtua,” ungkap
anak bungsu dari empat bersaudara
ini.
Sudah banyak yang menyukai
Saling Bantu dengan
Sang Ayah
11. Profil Prestasi 11
Bisa Untuk Bantu Biaya
Kuliah
kreasi gadis cantik ini. “Orang sering
memesan untuk acara pernikahan,
tahlil, ulang tahun dll. Hampir setiap
pekan saya selalu mendapatkan
pesanan kue, skala kecil maupun
besar,” paparnya.
Daya tarik dari produk ini, lanjut
Hesti, seluruh menu yang ada terbuat
dari pisang sebagai bahan dasar dan
dijual dengan harga yang terjangkau
dan dapat dinikmati oleh semua usia
& kalangan. “Tidak menggunakan
pengawet dan menggunakan
kemasan dari kertas sehingga mudah
terurai dan ramah lingkungan,” jelas
gadis yang kini kuliah di Jurusan
Sosial Ekonomi Perikanan Universitas
Brawijaya Program Studi Di luar
Kampus Utama (PSDKU) Kediri ini.
“Yang paling jauh ada orang
Surabaya pesan agak banyak. Sudah
tiga kali pesannya. Ada yang pesan
kue kering untuk hajatan, selalu minta
dikirim lewat pos,” ucapnya senang.
Hesti mengakui bapak ibunya
sekarang bersyukur anaknya dapat
membantu meringankan beban
mencari biaya sekolah dan kuliah.
“Orangtua juga senang saya dapat
punya kesibukan di rumah untuk
belajar berbisnis, kan pergaulan anak
muda yang kebanyakan mengarah
pada pergaulan bebas,” sambung
anak bungsu dari empat bersaudara
ini.
Hesti mengakui selama
pandemi ini kondisi lumayan menurun
penghasilannya. “Tetapi setelah masa
new normal ada peningkatan. Karena
orang-orang di dekat sekitar rumah
sudah ada yang mulai menggelar
hajatan jadi pesanan, perlahan mulai
membaik,” ungkapnya.
Selama masa lockdown, Hesti
mencoba varian baru. Ada Proll
12. Double Track12
tape dan juga nastar rujak , nastar
madumongso , dan juga olahan
brownies dari putih telur. “Untuk putih
telurnya saya mengambil dari para
penjual donat di dekat rumah saya,”
tuturnya.
Berharap Punya Toko
Sendiri
Terkait kendala, ia mengaku
masih pada keterbatasan kapasitas
produksi pak dan juga pada waktu
produksi. “Karena sejak lulus SMA
Juli 2020 lalu, Alhamdulillah saya
kuliah. Jadi tidak bisa setiap hari rutin
membuat produk-produknya. Hanya
membuat pada saat ada pesanan saja.
Dan saat ini menggunakan sistem Pre
Order untuk menghindari produk yang
tidak habis terjual,” akunya.
“Rencana saya ke depan mau
buka toko kue sendiri dan membuka
lapangan kerja buat sekitar sini,”
pungkasnya. Target saya, dalam
empat tahun ke depan saya harus bisa
memiliki usaha sendiri yaitu toko kue.
Setidaknya pada saat lulus kuliah,
saya tidak menganggur dan masih
bisa wirausaha sendiri,” pungkasnya.
Akun ig: @kuenyahest
Akun fb : Hesti Ayu
Nomor WA: 0815-5689-9668
14. Double Track14
Siswa Sampai
Enggan Pulang
Karena Keasyikan
Pemilik Shoffah Collection
Trainer dan Guru Tata Busana
SMAN 1 Sampung, Ponorogo
Mushoffah
Nominator Trainer Terinovatif
J
ika di Situbondo ada kreativitas
dari penganan dari mangga, maka
kali ini ada olahan dari pisang.
Ya, pisang memang merupakan salah
buah yang mudah ditemui di Indonesia
dan terdapat banyak varietasnya di
Nusantara ini. Selain banyak tumbuh
di Indonesia, pisang selalu berbuah
sepanjang tahun.
Pisang termasuk buah yang
produksinya tidak mengenal sistem
musiman. Karena itu, sangat bagus
jika dijadikan penganan sehat yang
dikreasikan sesuai selera.
Ada Banana Cup Cake dan
aneka olahan dari pisang hasil kreasi
Hesti Ayu Wardani. Alumnus SMAN
Kandat Kediri 2020 ini membuat
kreasi olahan pisang menjadi banyak
jenis kue. Ada Banana Cup Cake,
brownies pisang dan lainnya. Selain
itu, Hesti membuat olahan penganan
dari nanas dan campuran keju.
Sempat Pegang
Pelajaran Batik
15. Profil Prestasi 15
Jujur awal saya dipanggil kepala
SMAN 1 Sampung Toha Mahsun,S.
Pd, M.Pdi untuk ditugaskan sebagai
trainer DT tata busana. Saya merasa
ini seperti kejatuhan nikmat yang tak
bisa saya ungkapkan. Alhamdulillah,
ilmu saya benar-benar bermanfaat
bisa saya transfer ilmu tanpa batas.
Selama saya menjadi guru
tidak tetap, saya hanya memegang
pelajaran muatan lokal pelajaran
membatik. Kalau batik, masih sesuai
bidang saya. Namun dua tahun
belakangan ini, pelajaran batik sudah
dihapus ganti bahasa Jawa. Tentu
ini agak kurang pas dengan keahlian
saya. Nah, ketika ada program DT tata
busana, tentu ini memang keahlian
saya. Saya menyambutnya dengan
antusias.
Tahun pertama (2018-
2019) sekolah kami mendapatkan
dua rombongan belajar (rombel)
keterampilan tata busana dengan
jumlah peserta 14 per rombel. Jadi
ada 28 siswa yang terdaftar dalam
DT tata busana.
Tetapi kenyataanya ada 31 siswa
yang mengikuti program keterampilan
tata busana ini. Pada akhir program
waktu hendak ujian operator DT, SMA
kami mengusahakan supaya tiga
siswa yang tidak terdaftar bisa ikut
ujian dan mendapatkan sertifikat.
Alhamdulillah, tiga siswa
tersebut bisa ikut ujian dan
mendapatkan sertifikat. Untuk tahun
kedua (2019-2020), sekolah hanya
mendapat satu rombel keterampilan
tata busana dengan jumlah siswa 20.
Tapi pada kenyataanya ada 27 siswa
yang ikut. Ini juga masih diproses oleh
operator DT supaya ketujuh siswa itu
bisa mengikuti ujian dan mendapatkan
sertifikat.
Proses pembelajaran program DT
saya laksanakan dalam sepekan ada
dua pertemuan hari Jumat sebanyak
4 jam pelajaran (JP) dan Sabtu rata-
rata 8 JP (menyesuaikan). Karena
selain trainer, saya juga mengajar
Peserta Membludak
16. Double Track16
di SMAN 1 Sampung. Maka untuk
praktik tidak hanya pada hari Jumat
dan Sabtu. Tetapi setiap hari di waktu
istirahat atau jam-jam pelajaran
kosong siswa-siswa sering datang di
ruang DT untuk menjahit dan tanya-
tanya yang belum dipahami.
Materi yang saya ajarkan ya
tidak lepas dari kurikulum yang telah
diberikan waktu TOT trainer. Yaitu
mengambil ukuran, membuat pola,
memotong dan menjahit. Setiap
peserta juga mendapatkan modul.
Tahun pertama, saya memilih program
desain dan membuat busana. Tahun
kedua, saya mengambil busana
muslim yang harus menyelesaikan
tiga produk busana muslim, mukena,
dan jilbab.
Alhamdulillah, siswa-siswa ini
sangat antusias mengikuti prosesnya.
Tetapi ya itu, saya harus berusaha
keras supaya siswa-siswi ini tidak
bosan. Karena tata busana di awal
materi sangat membosankan dan
bikin pusing, apalagi ketika materi
membuat pola. Karena dasarnya
siswa sama sekali tidak paham pola.
Biasanya di sini siswa seperti
ogah meneruskan. Tapi saya tetap
beri semangat biar terus tetap jatuh
cinta dengan tata busana. Kalau
sudah waktunya praktik, wah siswa
tidak mau pulang. Apalagi kalau
sudah di depan mesin jahit.
Tentang daya serap, ya seperti
pada umumnya pasti ada siswa
terampil dan tidak. Tapi Alhamdulillah,
hampir semua saya anggap terampil.
Tetap perlu pendampingan.
Pengalaman saya selama
menjadi trainer pokoknya banyak.
Tidak mungkin ditulis semuanya.
Misalnya Kalau sudah waktunya
praktik, anak-anak ini sampai tidak
tahu waktu. Sudah sore masih saja
di sekolah, bahkan sampai diusir
oleh penjaga sekolah. Yang tak saya
duga adalah tiba-tiba saya termasuk
nominasi trainer terinovatif.
17. Profil Prestasi 17
Kekurangan Mesin
Di luar itu, ada juga kendala-
kendala. Mungkin karena jumlah
peserta 27 anak dengan hanya
satu trainer membuat pengajarnya
kewalahan, apalagi kalau mesin
jahitnya pada rewel. Terpaksa double
tugas, ya trainer, ya teknisi.
Mengajar itu mudah. Yang
terpenting bagimana kita bisa
‘menggiring’ siswa untuk terampil
dan bisa memberi bekal kelak setelah
mereka lulus. Alhamdulillah, untuk
lulusan Double Track 2018-2019
langsung kami beri wadah Oemah
Jahit. Itu murni anak lulusan DT tahun
pertama.
Di sana, mereka berkarya dan
berinovasi. Saat ini mereka mencari
orderan masker. Katanya penangkal
virus corona. Saya cuma kasih contoh
bikin sekali, selanjutnya anak jalan
sendiri.
Bicara tentang kendala kalau
dari saya pribadi tidak ada. Tetapi
dari jalannya proses, kendalanya
ya di sarana dan prasarana. Masih
butuh alat untuk anak-anak sebanyak
itu. Untuk bahan praktik, insya Allah
bisa dicukup-cukupkan dari bantuan
program DT ini.
Masalah lain adalah
keterbatasan jumlah mesin jahit.
Semoga kendala ini tidak menjadikan
siswa dan trainer untuk lemah
semangat. Alhamdulillah, guru
yang lain juga berperan dengan
meminjamkan mesin jahit untuk
program ini.
Harapan saya, program SMA
DT terus berlangsung dan tambah
berkembang. Untuk siswa-siswa
saya, manfaatkan ya kesempatan ini
dengan baik. Yakinlah ini nanti akan
bermanfaat untuk kalian kelak. Oemah
Jahit terus berkarya ya walau pun
nanti kalian sudah lulus dan keluar
dari SMAN 1 Sampung Ponorogo.
Oemah Jahit tetap milik
kalian. Kalaupun kalian tidak bisa
melanjutkan mengelola karena kalian
mendapat beasiswa melanjutkan
sekolah ke jenjang lebih tinggi. Tolong
teruskan ilmu pengelolaannya kepada
adik-adik kalian.
Saya ucapkan banyak
terimakasih kepada pemerintah
provinsi Jawa Timur dan ITS Surabaya
dan semua yang ikut serta dalam
memfasilitasi anak-anak supaya
mempunyai keterampilan. Semoga
semua bermanfaat dan barokah
selalu dalam ridhoNya. Aamiin. SMA
double track, maju bersama, hebat
semua, gemilang. (Tulisan dibuat
oleh Mushoffah, dengan editing
seperlunya, Red.).
Mengajar itu mudah.
Yang terpenting
bagimana kita bisa
‘menggiring’ siswa
untuk terampil dan
bisa memberi bekal
kelak setelah mereka
lulus
Dirikan Oemah Jahit
Untuk Alumni
18. Double Track18
Gubernur
Acungi Jempol
Hand Sanitizer
Berbahan Alami
Produksi Hand Sanitizer
Berbahan Aloe Vera
SMAN 1 Kademangan,
Kabupaten Blitar
D
alam situasi darurat Covid-19
ini, segenap warga masyarakat
dituntut untuk berpikir taktis
dan kreatif. Salah satunya keluarga
besar SMAN 1 Kademangan,
Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Para
peserta Double Track (DT) dan
guru pendamping membuat kreasi
pembersih tangan (hand sanitizer)
dan masker. Bahkan kreasi ini cukup
unik, ada campuran tanaman Lidah
Buaya (Aloe Vera).
Yudo Sucitro, S.Pd, M.Pd, salah
satu pengajar DT mengungkapkan
SMAN 1 Kademangan
mengembangkan program ini sebagai
bentuk respon surat edaran Kepala
Dinas Pendidikan Jawa Timur. “Agar
tiap sekolah bisa membuat dua produk
ini secara mandiri, dalam rangka
mencegah penyebaran Covid-19,”
beber pendidik yang sudah pindah
tugas ke Dinas Pendidikan Kebupaten
Malang ini.
Sebetulnya, tambah Yudo,
guru biologi dan kimia di SMAN 1
Kademangan sudah biasa membuat
larutan antiseptik dan pestisida herbal
saat KBM pada kompetensi dasar
tertentu. “Tentu saja dalam jumlah
kecil. Sekitar 1 liter saja. Jadi pada
masa darurat ini, kami berinisiatif
membuat sendiri,” jelas guru biologi
ini.
Penggunaan tanaman Lidah
Buaya ini banyak manfaatnya. “Ini
bagus untuk kulit, bisa menghaluskan
kulit. Selain bisa jadi menetralkan
virus, insya Allah bagus untuk
melembutkan kulit,” ulasnya. Berkat
inovasi ini, SMAN 1 Kademangan
mendapat apresiasi dari Gubernur
Jawa Timur dan diundang ke Surabaya
untuk mempresentasikan karyanya.
Pada mata pelajaran Biologi di
sekolah, lanjut Yudo, memiliki program
untuk membuat larutan antiseptik/
hand sanitizer, ada kompetensi dasar
19. Profil Prestasi 19
Selain bisa
jadi menetralkan
virus, Insya Allah
bagus untuk
melembutkan kulit
tentang virus, bakteri, dan jamur.
“Ini merupakan produk rencana
pelaksanaan pembelajaran STEM
Biologi. Hasil kolaborasi guru biologi,
kimia, dan matematika,” bebernya.
“Tiap sekolah diharapkan memiliki
sumber daya untuk membuat hand
sanitizer ini,” ujar sosok yang pernah
menjadi wakasek bidang Sarpras di
SMAN 1 Kademangan Blitar ini.
STEM merupakan singkatan
dari sebuah pendekatan
pembelajaran interdisiplin antara
Science, Technology, Engineering
and Mathematics. Pendekatan
dari keempat aspek ini merupakan
pasangan yang serasi antara masalah
yang terjadi di dunia nyata dan juga
pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan STEM secara langsung
memberikan latihan kepada peserta
didik untuk dapat mengintegrasikan
masing-masing aspek sekaligus.
20. Double Track20
Kedua bahan ini memang
tidak dijual untuk umum. “Ini hanya
untuk kebutuhan sendiri. Sekarang
ini bahan baku, terutama alkohol
sulit didapat dan harganya naik 200
persen. Jumlah produksi saat darurat
Covid-19 ini sebanyak 17 liter hand
sanitizer dan 200 masker. Kami akan
membuat lagi sekitar 20 liter untuk
kebutuhan warga sekolah kalau
sudah mulai sekolah lagi,” sambung
pengajar yang juga pernah jadi
wakasek bidang kurikulum ini.
Di SMAN 1 Kademangan
Kabupaten Blitar ini ada lima jenis
program: tata busana, tata boga, tata
kecantikan, Teknik kendaraan Ringan
(otomotif) dan Multimedia (desagn
grafis). Jumlah peserta seluruhnya
100 siswa, tiap program 20 siswa.
Berikut ini susunan program dan
pengajarnya: Tata Busana Wiji
Purwanti, S.Pd, Tata Boga ukartingsih,
S.Pd, Tata Kecantikan Zeni Lutfiana,
S.Pd, otomotif, Sugeng Hariyanto dan
Desain Grafis Ridhan Diaz, S.Pd.
Yudo menceritakan bagaimana
perkembangan program DT ini. “Daya
serap materi dari anak-anak cukup
bagus. Meskipun kami harus kerja
keras terhadap 20 persen peserta
yang motivasinya rendah,” tuturnya.
Kendala umum, sambungnya, sekolah
belum memilikj sarana yang memadai,
seperti ruang khusus untuk bengkel,
dapur & peralatan pendukung.
Untuk otomotif & Tata kecantikan
belum memiliki bengkel, peralatan
khusus, dan trainer. Sedangkan Tata
Busana & Tata Boga, meskipun ruang
sudah ada, tapi peralatan masih
sederhana (masih konvensional).
Bidang desain grafis dianggap sulit
materimya dengan daya serap rendah
masih rendah.
Yudo berharap ada tindak lanjut
21. Profil Prestasi 21
setelah para siswa ini lulus nanti.
“Mereka perlu informasi penyaluran
ke dunia kerja. Informasi dunia kerja
ini juga yang penting. Ke depan
sekolah kami ingin menjalin kerja
sama dengan lembaga pengguna
lulusan double track ini. Semoga,”
pungkasnya.
Daya serap materi dari anak-anak
cukup bagus. Meskipun kami harus kerja
keras terhadap 20 persen peserta yang
motivasinya rendah