Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip bioteknologi pada tanaman pangan. Isinya meliputi proses pembuatan tanaman transgenik dengan metode transfer gen, teknologi pada tanaman pangan seperti SRI, serta contoh tanaman pangan hasil bioteknologi seperti jagung manis dan padi golden rice.
PPT ini dibuat oleh Ifranus Ade Olga Nirwana Putra IF.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Sejarah Rekayasa Genetika
- Pengertian Rekayasa Genetika
- Langkah-langkah Rekayasa Genetika
- Manfaat Rekayasa Genetika
- Dampak Rekayasa Genetika
- Upaya Penanggulangan Dampak Negatif Rekayasa Genetika
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
PPT ini dibuat oleh Ifranus Ade Olga Nirwana Putra IF.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Sejarah Rekayasa Genetika
- Pengertian Rekayasa Genetika
- Langkah-langkah Rekayasa Genetika
- Manfaat Rekayasa Genetika
- Dampak Rekayasa Genetika
- Upaya Penanggulangan Dampak Negatif Rekayasa Genetika
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. PRINSIP-PRINSIP BIOTEKNOLOGI TANAMAN
PANGAN
Disusun Oleh:
CHRISTOFER PARULIAN//2013091010
ANDRO CHAESI TODOAN MANULLANG//2013091016
NI KADEK PUSPITA WIDYANTARI//2013091019
S1 BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi merupakan penerapan teknik pendayagunakan organisme hidup atau
bagianorganisme untuk membuat, memodifikasi, meningkatkan atau memperbaiki sifat
makhluk hidupserta mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus. Pada
pelaksaannya, bioteknologi menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
kerakayasaan dalam menanganidan mengelola bahan dengan bantuan agen biologis untuk
menghasilkan jasa dan bahan.
Bioteknologi telah dikembangkan pada berbagai bidang, seperti penerapan
biokimia,mikrobiologi,rekayasa genetika menjadi pedoman utama bioteknologi sebagai
bidangantar disiplin.
Dengan sebutan’’Rekayasa Genetik’’ sekarang dimaksudkan sejumlah besar
kemungkinanyang kita miliki untuk langsung mencampuri kehidupan manusia, disamping
aspek-aspek alamlainnya dan mengubah menurut rencana dan kegiatan kita.
Dalam perjalannya, rekayasa genetika mendapat tanggapan baik yang mendukung
maupunyang menolak tentang pengembangan rekayasa geneti. Tanggapan beragam datang
dari berbagaikalangan. Evaluasi konsekuensi dari rekayasa genetic tentunya sangat
beragam,baik dari sisilingkungan hidup,agama,kesehatan manusia dan terutama motivasi
dan sosial kulturalmasyarakat. Untuk menyadari secara konkret sampai dimana
perkembangan ilmu genetika dan penerapannya serta tanggapan beberapa kalangan
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuatan tanaman pangan transgenic?
2. Bagaimana teknologi pada tanaman pangan?
3. Apa saja tanaman pangan hasil penerapan bioteknologi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuin Pembuatan tanaman pangan transgenic
2. Untuk mengetahui teknologi pada tanaman pangan
3. Untuk mengetahui apa saja tanaman hasil penerapan bioteknologi
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembuatan Tanaman Pangan Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari
spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini
bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan
tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme
pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami.
Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan
pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi
manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan
tanaman.
Menciptakan suatu tanaman transgenik, pertama-tama diterapkan identifikasi atau
pencarian gen yang akan memproduksi sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diminta
dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang diminta
didapat maka diterapkan perbanyakan gen yang dikata dengan istilah kloning gen. Pada
tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa
DNA), contohnya plasmid (DNA yang dipergunakan kepada transfer gen). Kemudian, vektor
kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan
perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diminta sudah diperbanyak dalam
jumlah yang cukup maka akan diterapkan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan
yang berasal dari anggota tertentu, salah satunya merupakan anggota daun. Transfer gen ini
dapat diterapkan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi
DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer
DNA dengan bantuan listrik).
1. Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. Metode ini sering
dipergunakan pada spesies jagung dan padi. Kepada melaksanakannya,
dipergunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan
tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA
kepada masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen memberikan hasil
yang bersih dan bebas sama sekali dari bahaya, walaupun berada probabilitas terjadi
kerusakan sel selama penembakan berlangsung.
4. 2. Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens. Bakteri
Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena
memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) kepada menyisipkan gen asing.
Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi kepada
menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang bersedia dimasukkan ke
dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens
secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom
(DNA) tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-
sifat yang diminta dapat diekspresikan tumbuhan.
3. Metode elektroporasi. Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan
menerima gen asing wajib mengalami pelepasan dinding sel hingga dijadikan
protoplas (sel yang kehilangan dinding sel). Yang belakang sekali sel diberi kejutan
listrik dengan voltase tinggi kepada membuka pori-pori membran sel tanaman
sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan
DNA kromosom tanaman. Kemudian, diterapkan bagian pengembalian dinding sel
tanaman.
Setelah bagian transfer DNA habis, diterapkan seleksi sel daun kepada mendapatkan
sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan dijadikan kalus (sekumpulan
sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila sudah
terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat diterapkan pemindahan ke tanah dan sifat baru
tanaman dapat diperhatikan.
2.2 Teknologi Pada Tanaman Pangan
System of Rice Intensification (SRI) adalah teknik tanaman pangan padi yang mampu
meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah,air dan
unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50% bahkan
dibeberapa tempat mencapai lebih dari 100% . Melalui metode ini kesuburan tanah
dikembalikan sehingga daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan
memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi
tanaman. Melalui metode SRI ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan
baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi
konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
5. Dalam aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat
danmenyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapatmenimbulkan
berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia. Produktivitas tinggi, bagi produsen atau
petani, penerapan metode ini bisameningkatkan hasil panen. Kualitas yang tinggi, produk yang
dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga
harganyapun tentunya akan lebih baik.
2.3 Tanaman Pangan Hasil Penerapan Bioteknologi
Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian dapat membantu dalam percepatan
produksi benih, perbaikan sifat-sifat tanaman, hingga menghasilkan jenis tanaman baru. Semua
itu bisa dihasilkan dengan cara rekayasa genetika dan kultur jaringan. Rekayasa genetika
adalah suatu usaha memanipulasi suatu gen organisme untuk tujuan tertentu, dengan cara
menghilangkan atau menambahkan suatu gen sehingga menghasilkan organisme dengan sifat-
sifat yang diinginkan. Organisme yang telah direkayasa genetikanya sering disebut dengan
Genetic Modified Organism (GMO). Contoh bioteknologi dalam bidang pertanian yang berupa
tanaman GMO yang ada di sekitar kita diantaranya adalah:
1. Jagung manis. Jagung manis yang kita konsumsi saat ini merupakan jagung hasil
rekayasa genetika. Pada jagung manis gula yang terkandung direkayasa untuk tidak diubah
menjadi pati sehingga tetap manis dan berair.
2. Golden rice, pada tanaman padi ini disisipkan gen penghasil betakaroten dari
tanaman wortel, sehingga padi ini memiliki kelebihan selain mengandung karbohidrat juga
memiliki kandungan vitamin A. 4. Kapas yang resisten terhadap Bt toksin, pada tanaman kapas
ini telah disisipkan gen Bt toksin sehingga aman dari hama. 5. Kedelai impor yang menjadi
bahan baku dari tempe dan tahu, kedelai ini telah disisipkan dengan gen EPSPS sehingga
kedelai impor ini tahan terhadap herbisida berbahan glifosfat. Selain itu kelebihan lainnya
adalah harganya lebih murah karena selalu tersedia di pasaran.
Selain rekayasa genetika, kultur jaringan juga memiliki peran dalam bidang
bioteknologi pertanian. Kultur jaringan digunakan untuk memperbanyak tanaman hasil
rekayasa genetika dan juga untuk menyediakan benih unggul yang selalu tersedia sepanjang
waktu yang tidak dapat dipenuhi dengan perbanyakan tanaman secara konvensional. Selain itu
6. kultur jaringan juga digunakan untuk menghasilkan benih tanaman dalam waktu relatif cepat
dan dalam jumlah banyak yang tidak tergantung kondisi musim atau cuaca.
Kultur jaringan sendiri bukanlah suatu ilmu, melainkan suatu teknik yang sangat
penting dalam bidang bioteknologi pertanian. Kultur jaringan merupakan teknik
menumbuhkan tanaman dari bagian tanaman yang dapat berupa sel, jaringan atau organ yang
ditanam dalam media tumbuh dalam kondisi lingkungan yang aseptis sehingga tumbuh
menjadi tanamah utuh. Media tumbuh yang digunakan pada kultur jaringan berisi nutrisi
makro, mikro, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tanaman seperti layaknya yang ada dalam
tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing
dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen
asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,
misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan,
resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang
lebih tinggi dari tanaman alami.
7. DAFTAR PUSTAKA
Ronauli, I. 2007. Ketergesa-gesaan yang Menuai
Badai.http://www.unisosdem.org/article_detail. Tanggalakses: 14 Mei 2009Susiyanti, 2003.
Pro dan Kontra Tanaman Transgenik.http://tumoutou.net/702_07134/susiyanti.htm. Tanggal
akses: 14 Mei 2009Suwanto, A. 2000. Menyikapi Tanaman
Transgenik.http://www2.kompas.com/kompas- cetak/0002/04/IPTEK/meny09.htm.
Tanggalakses: 21 Mei 2008Widodo, W. D. Tanpa tahun. Transgenetika, Ancaman Atau
Peluanghttp://www.geocities.com/widodo/tulisan/ Tanggal akses: 21 Mei 2009
Anonim. 2001. Tanaman Transgenik dan UU Varietas Tanaman: Kontroversi Tiada Akhir.
ttp://sendaljepit.wordpress.com/2006/08/08/menimbangtanaman-transgenik/. Tanggal akses:
10April 2009______,2008