Teknologi pertanian di era bioteknologi membahas bagaimana bioteknologi telah memengaruhi teknologi pertanian, terutama dalam pengolahan pasca panen untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan hasil pertanian. Bioteknologi telah memungkinkan produksi makanan seperti yoghurt yang lebih ramah bagi konsumen dengan masalah kesehatan tertentu.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tempemerupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh
masyarakat.Tempemerupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi
merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini
sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari oleh
masyarakat umum.
Perkembangan bioteknologi pada saat ini sudah semakin maju dan berkembang. Hal tersebut
di tandai dengan semakin banyaknya produk bioteknologi di pasaran, diantaranya seperti
yoghurt, kefir, dan lain sebagainya. Dengan semakin membanjirnya produk tersebut, maka
pengetahuan tentang bioteknologi semakin diperlukan.
1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai bioteknologi. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami peranan bioteknologi dalam
kehidupan, terutama dalam bidang teknologi pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bioteknologi dan Peranannya
Bioteknologi merupakan aplikasi untuk bidang industri yang dibuat dalam teknik dan
instrumen dari penelitian biologis yang bertujuan untuk meningkatkan kegunaan tumbuhan
dan hewan mikroorganisme untuk penggunaan yang spesifik (Encyclopedia Britannica,
2006).
Dari pengertian diatas terdapat beberapa poin penting pada bioteknologi, yaitu :
Aplikasi untuk industri.
Pendayagunaan penelitian biologis untuk mengembangkan makhluk hidup yang ada.
Penggunaan yang spesifik.
Bioteknologi akan menghasilkan luaran yang disebut GMO ( Genetically Modified Organism
) yang berguna untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Menurut WHO, fungsi dari
GMO adalah sebagai berikut:
Meningkatkan produktivitas pangan
Dengan adanya GMO maka produksi pangan seperti kecap dan yoghurt bisa berlangsung
terus. Produktivitas pangan bisa berlanjut.
2. Meningkatkan nilai nutrisi pangan
GMO dapat meningkatkan nilai nutrisi pangan Lactobacillus acidophilus karena mampu
menambahkan nutrisi pada pangan yang dijadikan substrat hidupnya. Mikroba non pathogen
antara lain Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophillus, dan mikroba yang
tergolong probiotik yaitu danBifidobacterium mampu memproduksi asam asetat dan
beberapa asam amino serta vitamin-vitamin yang diproduksi oleh mikroba, dan merupakan
prekursor pembentukan hemoglobin Asam asetat dan beberapa asam amino serta vitamin-
vitamin yang diproduksi oleh mikroba, adalah merupakan precursor pembentukan
hemoglobin (Adriani, diakses tanggal 16 Mei 2010).
Meningkatkan kesehatan manusia (konsumen)
Meningkatnya nilai nutrisi pada makanan/minuman, dapat meningkatkan kesehatan
konsumennya. Seperti yang telah djelaskan pada poin sebelumnya bahwa dengan GMO
nutrisi pangan bisa meningkat sehingga kesehatan konsumen bisa meningkat.
Mengurangi penggunaan bahan kimia pada pertanian
Dengan adanya GMO , produsen dapat beralih dari zat kimia dalam produksinya. Dengan itu
, efek dari zat kimia juga dapat dikurangi.
Meningkatkan pendapatan petani
GMO bisa menumbuhkan potensi untuk berdirinya industri yang menggunakan GMO.
Dengan berdirinya industri-industri tersebut maka bahan segar pertanian dibutuhkan.
Dibandingkan bila bahan segar tersebut dijual biasa saja (dijual segar) dengan dijual untuk
industri tersebut maka keuntungan petani akan lebih besar bila bahan segar tersebut dijual
untuk industri yang menggunakan GMO. Dengan demikian secara tidak langsung GMO
berperan dalam meningkatkan pendapatan petani.
Mempertahankan keberlangsungan dan ketahanan pangan.
GMO (Genetically Modified Organisms) sebagai contoh adalah bakteriLactobacillus
bulgaricus bisa melakukan proses metabolisme secara terus menerus tanpa lelah. Hal tersebut
bisa menjadi keuntungan bagi produsen dimana produsen bisa melakukan proses produksi
pangan tanpa berhenti. Dengan adanya proses produksi yang bisa terus menerus maka
keberlangsungan pangan bisa terjamin. Contoh lainnya adalah penggunaan bakteri yang telah
direkayasa dengan jalan rekombinan DNA. DNA virus berisi zat pestisida alami disisipkan
pada bakteri tertentu, kemudian bakteri tersebut dibiakkan dalam tanaman padi (misalnya)
sehingga padi tersebut bisa menghasilkan pestisida sendiri. Dengan terjaminnya pangan-
pangan diatas karena peran GMO maka keberlangsungan dan ketahanan pangan bisa terjadi.
2.2 Permasalahan Pertanian di Indonesia dan Peranan Teknologi Pertanian
Permasalahan pertanian diIndonesia, dikelompokkan menjadi 4 permasalahan menurut
penulis. Berikut adalah permasalahan-permasalahan yang ada:
Minimnya Infrastruktur yang ada.
Kurangnya pemberdayaan petani.
3. Perkembangan posisi tawar petani yang kecil.
Hasil pertanian yang tidak diolah dan langsung dijual.
Indonesia Expanding Horizons menyatakan beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Fokus dalam pendapatan para petani; titik berat di padi tidak lagi dapat menjamin segi
pendapatan petani maupun program keamanan pangan;
2. Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan petani, oleh
karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan;
3. Dana diperlukan, dan dapat diperoleh dari usaha sementara untuk memenuhi
kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang dibiayai oleh APBN;
4. Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting, dan harus dipandang
sebagai aktifitas antar sektor. Pemerintah perlu memastikan integritas infrastruktur dengan
keterlibatan pengguna irigasi secara lebih intensif, dan meningkatkan efisiensi
penggunaan air untuk mencapai panen yang lebih optimal hingga setiap tetes air;
5. Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang. Kualitas input
yang rendah mempengaruhi produktifitas petani; karantina diperlukan untuk melindungi
kepentingan petani dari penyakit dari luar namun pada saat yang bersamaan juga tidak
membatasi masuknya bahan baku impor; dan standar produk secara terus menerus
ditingkatkan di dalam rantai pembelian oleh sector swasta, bukan oleh pemerintah.
Solusi diatas merupakan solusi umum untuk semua permasalahan. Namun untuk
permasalahan yang disebutkan penulis, maka solusinya bisa ditemukann dengan penerapan
teknologi pertanian (untuk poin1, 3 dan 4).
Teknologi pertanian merupakan teknologi yang digunakan untuk menangani masalah
pertanian baik pada waktu pra panen maupun pasca panen. Pada pra panen bisa digolongkan
penyediaan alat-alat pertanian yang cukup, sedangkan pasca panen berperan dalam
pengolahan dan penanganan hasil-hasil pertanian agar tetap segar dan kualitasnya tetap
terjaga.
Pada pembahasan kali ini penulis fokus terhadap permasalahan pasca panen dengan
biteknologi. Di era bioteknologi seperti saat ini maka penanganan pasca panen (Teknologi
Pertanian) lebih ditekankan pada penggunaan bioteknologi. Contohnya adalah tomat yang
diperlambat pemasakannya seperti yang ada di Amerika Serikat, seperti yang dinyatakan oleh
WHO. Contoh lainnya yaitu pengalihan produk segar pertanian menjadi produk lain yang
lebih bermutu seperti kedelai hitam menjadi kecap dengan menggunakan bantuan
dariAspergillus wentii atau susu menjadi yoghurt dengan bantuan dariLactobacillus
bulgaricus.
2.3 Teknologi Pertanian di Era Bioteknologi
Dengan berkembangnya bioteknologi, teknologi pertanian makin sering menggunakan
bioteknologi untuk memudahkan konsumennya. Seperti diantaranya adalah produksi yoghurt
sehingga konsumen yang menderita lactose intolerance tidak perlu lagi meminum lactacid,
seperti yang dinyatakan oleh Prayogo pada tahun 2010.
4. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Luaran dari bioteknologi merupakan GMO (Genetically Modified Organisms) yang
bisa membantu peningkatan produktivitas pertanian.
2. Teknologi pertanian yang berhubungan dengan bioteknologi lebih mengarah pada
pengolahan pasca panen agar kualitas dan daya tahan bahan segar meningkat.
3. Teknologi pertanian pada era bioteknologi berperan untuk memudahkan kehidupan
konsumen.
3.2 Saran
Sebaiknya pembelajaran mengenai bioteknologi lebih digalakkan lagi agar pengetahuan
mengenai bioteknologi dan penerapannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Lovita. Komposisi dan Imbangan Bakteri Pada Pembuatan Yoghurt Terhadap
Nilai
Hematologik Mencit.http://www.pustaka.unpad.ac.id. Diakses tanggal 16 Mei 2010.
Assad, Mariana.2007. Biotechnology: A Reader’s Guide to SelectedSources. Bibliotheca
Alexandrina.
Food Safety Department World Health Organization.2005.Modern food biotechnology,
human
health and development an evidence-based study. Department of Food Safety,
Zoonoses
and Foodborne Diseases.
Indonesia Expanding Horizons.Prioritas MasalahPertanian di Indonesia.
http://siteresources.worldbank.org. Diakses tanggal 16 Mei 2010.
Prayogo, Yissa L.2010.Lactose Intolerance.http://yissaprayogo.wordpress.com. Diakses
tanggal
16 Mei 2010.
5. TEKNOLOGI PERTANIAN di ERA BIOTEKNOLOGI
Disusun oleh :
Annisa Yulita Citrawati 0911010009
Chintya Anugrawati 0911010015
M. Zulkifli 0911011011
Daffi Rauf M. P 0911011029
Efendi Oulan G. H. N. B 0911011035
Ardini Fitriana Ramdhani 0911013047
PROGRAM STUDI ILMU dan TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN dan HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010