Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Expanded Dengue Syndrome pada Hepar
1. EXPANDED DENGUE
SYNDROME PADA HEPAR
JESI ANGGRAINI
Prof. DR. dr. Ellyza Nasrul SpPK(K)
BAGIAN PATOLOGI KLINIK FK UNAND/ RSUP DR M DJAMIL
PADANG
2. KASUS
o Sampel darah pasien laki-laki
umur 27 tahun dari bangsal
penyakit dalam
o Keterangan klinis dengue
hemorrhagic fever derajat II
o Pada tanggal 10 Februari
2020 meminta pemeriksaan
anti dengue IgM dan IgG
3. HASIL SEROLOGI
o Anti Dengue IgM
dan IgG Positif
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Anti Dengue IgM Positif Negatif
Anti Dengue IgG Positif Negatif
4. ANAMNESIS
Keluar darah dari hidung sejak satu
hari yang lalu, terjadi 1 kali,
berwarna merah segar, kurang
lebih sebanyak setengah sendok
teh
Keluhan Utama
5. ANAMNESIS
o Demam sejak empat hari yll, tinggi
dan terus menerus, menggigil (-),
berkeringat dingin (-)
o Nyeri ulu hati, mual dan muntah
disertai nafsu makan berkurang
o Nyeri kepala dan nyeri otot (+)
o Bintik merah di kulit (-)
o BAK dan BAB tidak ada keluhan
Riw. penyakit Sekarang
6. ANAMNESIS
Riw. penyakit dahulu
Riwayat sakit demam berdarah tidak
ada
Riw. penyakit keluarga
Riwayat anggota keluarga menderita
keluhan yang sama tidak ada
7. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sedang
KS : CM
Gizi : Baik
TD : 130/80 mmHg
N : 90 x/mnt
T : 37,8 °C
R : 20 x/mnt
Teraba 1 jari di
bawah AC,
permukaan rata,
pinggir tumpul,
nyeri tekan (+)
9. HASIL
HEMOSTASIS
o aPTT melebihi nilai
rujukan
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
PT
Kontrol
11,4
10,2
Detik 9,3-12,5
INR 1,09 <1,2
aPTT
Kontrol
61,3
34,0
Detik 27,4-37,4
10. HASIL KIMIA
KLINIK
o Total protein dan
Albumin menurun
o SGOT dan SGPT
meningkat
o Natrium, Kalium,
dan Klorida
menurun
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Total protein 5,6 g/dL 6,6-8,7
Albumin 3,4 g/dL 3,8-5,0
Globulin 2,2 g/dL 1,3-2,7
SGOT 266 U/L <38
SGPT 167 U/L <41
Ureum 26 mg/mL 10-50
Kreatinin 0,9 mg/mL 0,8-1,3
Natrium 120 mmol/L 136-145
Kalium 3,2 mmol/L 3,5-5,1
Klorida 94 mmol/L 97-111
11. HASIL SEROLOGI
o Anti HAV IgM Negatif
o Anti HCV Non reaktif
o HBsAg Non reaktif
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Anti HAV IgM 0,0 <0,4 (Negatif)
Anti HCV 0,08 <1
HBsAg 0,2 <1
19. EPIDEMIOLOGI
Nyamuk cocok hidup di iklim tropis maupun
subtropis
Penularan terjadi sepanjang tahun di daerah
tropis dihubungkan dengan musim hujan
40% populasi dunia tinggal di daerah tropis
dan subtropics risiko penularan tinggi
Indonesia (2015) 126.675 penderita & 1.229
meninggal di 34 propinsi
20. ETIOLOGI
Virus RNA rantai tunggal, envelope (+),
berbentuk spheris ukuran 40-60 nm
Genus flavivirus, famili Flaviviridae empat
serotipe
Protein struktural core, membrane,
premembrane, dan envelope
Protein nonstruktural NS1, NS2a, NS2b, NS3,
NS4a, dan NS5
22. IMUNOPATOGENESIS
Sel fagosit
bermigrasi ke
limfonodi terdekat
Presentasi antigen
melalui MHC II
kepada sel Th
Th membantu
makrofag
menghancurkan
virus di dalam sel
dan merangsang
produksi antibodi
MHC I
mengaktifkan sel T
sitotoksik
Antibodi dihasilkan
oleh sel B berikatan
dengan antigen
aktivasi komplemen
23. Antibodi heterolog berikatan
dengan antigen kompleks
antigen antibodi
Berikatan dengan reseptor Fc
Mempermudah uptake dan replikasi
virus
ANTIBODY DEPENDENT ENHANCEMENT
24. Afinitas sel T rendah terhadap virus
serotipe heterolog
Aktivitas sitolitik terganggu tidak
efisien dalam menekan viral load
Menghasilkan sitokin proinflamasi dalam
jumlah besar
ORIGINAL ANTIGENIC SIN
28. DERAJAT KEPARAHAN INFEKSI VIRUS DENGUE
Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium
DD Demam + 2 atau lebih dari : nyeri kepala, nyeri
belakang bola mata, nyeri otot, nyeri sendi,
ruam, manifestasi perdarahan, tanda
plasma (-)
L : ≤5000, T : <150.000,
peningkatan hematokrit
(5-10%)
DBD I Demam dan manifestasi perdarahan (uji
+) disertai tanda kebocoran plasma
T : <100.000,
peningkatan hematokrit
≥20%
DBD II Derajat I disertai perdarahan spontan T : <100.000,
peningkatan hematokrit
≥20%
DBD III Derajat I atau II disertai kegagalan sirkulasi T : <100.000,
peningkatan hematokrit
≥20%
DBD IV Derajat III disertai syok hebat T : <100.000,
peningkatan hematokrit
≥20%
30. PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi spesifik
Prinsip utama adalah terapi simtomatis
dan suportif
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
tindakan paling penting
32. Gambaran manifestasi
klinis tidak biasa
Melibatkan berbagai
organ
Dengan atau tanpa
disertai tanda
kebocoran plasma
Dapat dikaitkan dengan
koinfeksi, komorbid, dan
komplikasi syok
berkepanjangan
39. UJI HAMBATAN
HEMAGLUTINASI
WHO : baku emas
Kemampuan antigen untuk mengaglutinasi
eritrosit dihambat oleh adanya antibodi
Memerlukan dua sampel (fase akut dan
fase penyembuhan)
40. IgM hari ke 4-5, menghilang setelah 12
minggu (60-90 hari)
IgG hari ke 14 (1st), hari kedua (2nd)
Rasio IgM/IgG dapat membedakan infeksi
primer dan sekunder
Rapid test hasil lebih cepat
PEMERIKSAAN
ANTIBODI IGM
DAN IGG
41. INTERPRETASI RDT
Anti Dengue
Interpretasi
IgM IgG
Positif Negatif Infeksi primer
Positif Positif Infeksi sekunder
Negatif Positif Infeksi lampau
Negatif Negatif
Bukan dengue
atau infeksi
primer awal
43. ISOLASI VIRUS
Untuk mengonfirmasi infeksi virus
dengue
Spesimen dikumpulkan pada
periode viremia (sebelum hari
kelima)
Virus bersifat heat labile
transport spesimen harus hati-hati
Dibutuhkan waktu 1-2 minggu
untuk konfirmasi virus
49. EDS
DBD dengan atau tanpa
kebocoran plasma
Keterlibatan organ hepar
o Hepatomegali
o Peningkatan enzim
transaminase
50. •Penekanan sel progenitor di sumsum tulang baik
secara langsung ataupun tidak langsung
Leukopenia
•Penurunan produksi trombosit
•Peningkatan destruksi trombosit
•Pemakaian trombosit yang berlebihan
Trombositopeni
a
•Kebocoran plasma hilangnya faktor pembekuan
•Antigen NS1 menghambat aktivasi prothrombin
aPTT
memanjang
51. •Protein plasma dan albumin keluar dari
intavaskular sebagai akibat dari kebocoran
plasma
Total protein dan
albumin menurun
•Kerusakan sel hepar akibat : infeksi virus
dengue secara langsung, respons imun, dan
hipoksia mitokondria
SGOT dan SGPT
meningkat
52. •Akibat kebocoran plasma
•Hiponatremia kelebihan cairan pada saat terapi
cairan
•Hipokalemia asupan oral berkurang
Natrium,
kalium, dan
klorida
menurun
•Kerusakan sel endotel di glomerulus kebocoran
plasma
Proteinuria
53. •Menyingkirkan virus hepatitis sebagai penyebab
kerusakan sel hepar
Anti HAV IgM(-
)
HBsAG (NR)
anti HCV (NR)
•Infeksi virus dengue sekunder
Anti dengue
IgM dan IgG
(+)