2. Pembukaan
Sesi ini yang memiliki tujuan belajar sebagai berikut:
Kompetensi Umum:
1. Kompetensi 1: Mengenali beragam strategi membangun lingkungan fisik kaya teks (teks
multimodal) untuk penumbuhan minat baca
2. Kompetensi 2: Mengenali beragam strategi membangun lingkungan afektif untuk
menumbuhkan minat baca
3. Kompetensi 3: Mempraktikkan strategi membangun lingkungan akademik melalui pemanfaatan
bahan bacaan untuk meningkatkan minat baca
Kompetensi Khusus:
1. Peserta bimtek memahami konsep lingkungan kaya teks multimodal
2. Peserta bimtek memahami konsep lingkungan sosial afektif untuk menumbuhkan minat
baca
3. Peserta bimtek memahami prinsip dan langkah pemanfaatan bahan bacaan untuk
meningkatkan minat baca
2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3. Pembukaan
Menurut Ibu Bapak, jika kelas kondisinya seperti gambar berikut,
peserta didik akan bagaimana ?
3
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
4. 4
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pembukaan
Menurut Ibu Bapak, apakah perpustakaan ini dapat
menumbuhkan minat baca?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
5. PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI (BEERS & beers, 2007)
• Tersedia bahan bacaan
untuk aktivitas
membaca yang
menyenangkan dan
pembelajaran.
• Lingkungan sekolah
dihiasi bahan kaya
teks.
• Tersedia waktu khusus
untuk membaca
• Kepsek, guru, tendik mendukung dan
memberi apresiasi terhadap kegiatan
membaca yang menyenangkan.
• Sekolah membuat event penumbuhan
kebiasaan membaca.
• Guru merancang pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan kompetensi peserta didik.
• Guru menguatkan kecakapan literasi baca-tulis
melalui kegiatan pengayaan.
• Guru melakukan strategi untuk mengembangkan
kecakapan berpikir.
• Guru memfasilitasi pembelajaran berbasis
proyek.
Kegiatan Pembuka
5
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Peningkatan
kecakapan
literasi
Lingkungan
fisik sekolah
Lingkungan
sosial-afektif
Lingkungan
akademik
6. Aktivitas Sudah Berjalan …
…
…
…
Yakinkah Anda bahwa aktivitas tersebut merupakan bagian dari
lingkungan kaya teks multimodal dan dapat meningkatkan minat
baca dan berpikir kritis peserta didik?
Apa yang Anda ketahui terkait praktik sekolah dalam menciptakan lingkungan kaya
teks multimodal untuk menumbuhkan minat baca peserta didik dan berpikir kritis
peserta didik?
6
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Aktivitas 1. Mulai dari Diri
7. 7
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Definisi Lingkungan Kaya Teks
Apakah yang dimaksud dengan
lingkungan kaya teks?
Lingkungan kaya teks dimaknai sebagai
lingkungan di mana anak-anak berinteraksi
dengan berbagai bentuk bahan cetak,
termasuk tanda-tanda, sudut belajar yang
berlabel, cerita dinding, pajangan teks, mural
berlabel, papan buletin, grafik dan diagram,
puisi, serta berbagai bahan cetak lain
(Kadlic and Lesiak, 2003, dalam Dewayani,
dkk., 2021).
Lingkungan kaya teks menawarkan banyak
kesempatan bagi peserta didik untuk
mengembangkan kebiasaan dan
keterampilan literasi.
Sumber: Panduan Penguatan Literasi dan
Numerasi di Sekolah oleh Sofie Dewayani,
dkk. (2021) dan diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
9. 9
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Area Lingkungan Kaya Teks Multimodal
Perpustakaan
Sekolah
Lokasi: bagian dalam
dan luar perpustakaan
sekolah.
Isi: rak buku dengan
sebagian buku ditata
dengan sampul
menghadap depan,
buku audio (audio
book), alat peraga
pembelajaran dalam
bentuk video/suara,
sinopsis buku di
mading, koleksi film
pendek dalam bentuk
tautan/kode QR.
Sudut Baca
Lokasi: bagian
depan/belakang
ruang kelas.
Isi: rak berisi buku
cetak, daftar laman
buku nonteks dalam
bentuk tautan/kode
QR, koleksi film
pendek dalam
bentuk tautan/kode
QR. Area Sudut Baca
ditata sesuai dengan
minat dan kebutuhan
peserta didik.
Pojok Baca
Lokasi: di koridor,
ruang tunggu,
tempat warga
sekolah (peserta
didik, guru, orang
tua) berkumpul,
kantin.
Isi: rak berisi buku
dengan tema yang
umum dibaca oleh
warga sekolah,
koleksi film pendek
dalam bentuk
tautan/kode QR.
Lingkungan
Sekolah
Karya peserta didik
di mading, petunjuk
arah, poster tentang
pentingnya
membaca,
kutipan/quotes
motivasi, profil
taman dalam
bentuk
cetak/tautan/kode
QR.
10. Mengembangkan Sudut Baca Kelas
Dok. ProVisi/Room to Read
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
11. ● memiliki pencahayaan dan sirkulasi yang cukup,
● memiliki lantai yang selalu dalam kondisi baik, bersih dan nyaman untuk tempat
membaca,
● memiliki tempat penyimpanan buku yang memadai,
● memiliki koleksi buku yang direkomendasikan oleh pustakawan,
● mengatur sirkulasi buku untuk menghindari kebosanan peserta didik,
● menata dekorasi sesuai dengan kenyamanan peserta didik, misalnya dilengkapi
meja, kursi, dan karpet untuk keperluan membaca dan berdiskusi
● membuat dan menyepakati peraturan untuk menggunakan/membaca koleksi buku
di Sudut Baca Kelas.
● selalu memperbarui koleksi buku untuk mempertahankan minat baca anak.
Eksplorasi Konsep: Sudut Baca Perlu Memperhatikan Hal-Hal Berikut:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
12. 12
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Cara Memajang Buku
A B
Bagaimana cara memajang
buku dengan tepat?
Referensi :
Cara Membuat Pojok Baca
Sederhana (PMM)
Dok. ProVisi/Room to Read
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
13. 13
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
A B
Label jenjang dan buku
disusun berdasarkan
jenjang (jenjang rendah
dipajang di bagian
bawah rak buku)
Sampul buku untuk
pembaca dini, awal, dan
semenjana dipajang
menghadap ke depan
Eksplorasi Konsep: Cara Memajang Buku
Dok. ProVisi/Room to Read
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
14. Contoh
Eksplorasi Konsep: Area Baca dan Lingkungan Sekolah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
15. 15
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Perpustakaan Kaya Teks Multimodal
○ Ruang perpustakaan yang aman, nyaman, dan
menarik bagi anak
○ Koleksi buku beragam yang sesuai dengan
kemampuan membaca seluruh peserta didik
○ Tanggung jawab bersama yang jelas
○ Jadwal rutin pemanfaatan perpustakaan
Dok. ProVisi/Room to Read
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
16. Setelah mendiskusikan lingkungan kaya teks, mari kita lakukan refleksi.
Mari berefleksi pada tautan berikut: https://s.id/refleksistrategi1
Hal yang Sudah
Dijalankan
Hal yang Perlu
Ditingkatkan
16
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Aktivitas 2. Elaborasi Pemahaman: Membangun Lingkungan Kaya Teks
Multimodal untuk Menumbuhkan Minat Baca
17. Eksplorasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Sosial Afektif
Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran 17
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Lingkungan sosial afektif dibangun melalui model komunikasi dan
interaksi seluruh komponen sekolah
Guru merupakan
kolega dan proses
komunikasi bersifat
terbuka
Orang tua dan guru
bekerja sama sebagai
mitra
Kepsek, staf dan guru dapat
berkomunikasi secara efektif,
dan saling mendukung serta
saling percaya
18. Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran 18
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Sosial Afektif
● Ada pengakuan atas capaian peserta didik
sepanjang tahun.
● Tidak hanya menghargai prestasi akademik
peserta didik tetapi juga sikap dan upaya
peserta didik.
19. Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran 19
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Sosial Afektif
● Sekolah bisa menyelenggarakan festival buku,
lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh
buku cerita, dan sebagainya, agar literasi dapat
mewarnai semua perayaan penting di sekolah
sepanjang tahun.
20. Menurut Anda, dengan menggunakan
buku-buku berikut ini, bentuk-bentuk
kegiatan membaca apa saja yang dapat
kita lakukan untuk menumbuhkan minat
baca peserta didik?
20
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Akademik
Bentuk-bentuk Kegiatan Membaca
21. 21
Eksplorasi Konsep: Strategi Membangun Lingkungan Akademik Multimodal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
○ Guru membacakan nyaring atau membaca bersama
○ Anak membaca buku secara mandiri maupun
berpasangan
○ Guru mendampingi dan mengapresiasi anak membaca
○ Guru menjadi ‘teladan’ dalam membaca
Ragam Kegiatan Membaca, Asesmen, dll, klik ini Dok. ProVisi/Room to Read
22. Membaca Nyaring
22
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring
Membacakan nyaring adalah proses
peserta didik menggunakan mata, telinga,
dan otak mereka untuk menerima
rangkaian cerita, mendengarkan suara
narator, dan memahami apa yang mereka
lihat dan dengar.
(Gurdon, 2019; Trelease, 2013)
22
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
23. Apa Perbedaannya?
23
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring dan Mendongeng
23
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Membaca Nyaring Mendongeng
Menggunakan teks sehingga terhubung
langsung dengan membaca
Tidak menghadirkan buku dan tidak
terhubung langsung dengan membaca
Kata-kata dalam cerita sudah ditetapkan di
dalam buku
Fleksibel dalam pemilihan kata
Komunikasi non verbal dengan tetap
memegang buku
Komunikasi non verbal dengan bebas dan
gerak seluruh tubuh
Partisipasi peserta berdasarkan cerita Partisipasi peserta spontan
24. Mari kita simak
bentuk kegiatan
membaca nyaring!
24
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Bentuk-bentuk Kegiatan Membaca
24
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
25. Sebelum
25
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Bentuk-bentuk Kegiatan Membaca
Selama Sesudah
25
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apa yang dilakukan oleh “guru”
Sebelum, Selama, dan
Sesudah Membaca Nyaring?
26. Sebelum
26
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Nyaring
Selama Sesudah
Perkenalkan judul
buku, penulis,
ilustrator
Perkenalkan
kosakata baru
Tunjukkan sampul
buku, minta anak
menerka apa yang
akan terjadi
Baca dengan intonasi,
ekspresi, dan gerakan
yang menarik
Baca dengan suara
yang jelas dan dapat
didengar anak
Ajukan pertanyaan
prediksi
Tunjukkan gambar
dalam buku Ajukan pertanyaan
tentang cerita
Minta anak menirukan
gerakan/suara yang
ada dalam cerita
26
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apakah Ibu Bapak ada
yang menerapkan alur
langkah yang berbeda?
27. 27
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Prinsip Membaca Nyaring
27
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Prinsip Membaca Nyaring
- Berdialog dengan anak saat
membaca nyaring
- Anak dapat melihat gambar
- Interaksi dan koneksi; dorong anak
berbicara, beri tanggapan, perluas
dan perdalam jawaban
- Aktivasi pengetahuan latar anak
- Ajukan pertanyaan pemantik
- Apresiasi anak
28. 28
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring
Bagaimana perasaan Ibu/Bapak saat
dibacakan seperti tadi?
Menurut Ibu/Bapak, jika kita membacakan
cerita dengan cara seperti tadi, bagaimana
perasaan anak-anak?
Menurut Ibu/Bapak, bagaimana membuat
kegiatan membaca nyaring menjadi LEBIH
menyenangkan?
28
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
29. Apa yang Membuat
Membaca Nyaring
LEBIH
Menyenangkan?
29
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring
Buat cerita LEBIH HIDUP dengan:
- Memilih buku yang sesuai
- Membaca dengan ekspresi: ubah suara,
tempo, volume
- Membaca dengan intonasi sesuai cerita
- Gunakan isyarat dan gerakan: gerakkan
tangan, tunjukkan emosi
- Beri jeda saat membaca: bangun
ketegangan
- Kontak mata dengan anak
29
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
30. Apa yang penting dilakukan
sebelum membacakan nyaring
pada peserta didik?
30
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Prinsip Membaca Nyaring
30
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Persiapan
- Prabaca: baca buku terlebih dahulu,
pahami cerita, telusuri tanda baca
- Temukan kata yang mungkin sulit bagi
peserta didik
- Tentukan pertanyaan yang akan
diajukan
- Tentukan gerakan/suara yang akan
ditirukan peserta didik
- Berlatih, berlatih, berlatih!
31. 31
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Aktivitas 4b. Demonstrasi Kontekstual: Praktik Membaca Nyaring
Mari kita praktik membaca nyaring!
32. Tindak lanjut dari kegiatan membaca:
meringkas, membuat sinopsis,
mendiskusikan buku, dan memerankan
adegan dalam bacaan, menyesuaikan
dengan kemampuan peserta didik.
Kegiatan tindak lanjut ini diupayakan
tidak membebani/terlalu sulit/disertai
penilaian sehingga mengganggu
kesenangan membaca peserta didik.
32
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elaborasi Konsep: Tindak Lanjut Kegiatan Membaca
33. Apakah kita dapat
mengkoneksikan
kegemaran dengan
kegiatan membaca?
33
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Refleksi: Membaca untuk Kesenangan
33
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
34. Benar! Kita dapat
mengkoneksikan kegemaran
dengan kegiatan membaca.
Hal ini dapat disebut sebagai
membaca untuk kesenangan.
34
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Aktivitas 2b Eksplorasi Konsep: Membaca untuk Kesenangan
34
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
35. Dari poin-poin berikut, poin-poin berapakah
yang termasuk ke dalam konsep membaca
untuk kesenangan?
1. Membaca buku dengan topik yang disukai peserta didik
2. Membaca untuk dinilai
3. Aktivitas membaca yang menumbuhkan kesenangan dan
kepuasan diri
4. Aktivitas membaca yang membuat peserta didik menginginkan
untuk membaca sesering mungkin
35
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Membaca untuk Kesenangan
35
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
36. Dari poin-poin berikut, poin-poin berapakah
yang termasuk ke dalam konsep membaca
untuk kesenangan?
1. Membaca buku dengan topik yang disukai peserta didik ✅
2. Membaca untuk dinilai ❌
3. Aktivitas membaca yang menumbuhkan kesenangan dan
kepuasan diri ✅
4. Aktivitas membaca yang membuat peserta didik menginginkan
untuk membaca sesering mungkin ✅
36
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep: Membaca untuk Kesenangan
36
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
37. 37
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kesimpulan: Membaca untuk Kesenangan
37
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apa anak akan lebih bahagia ketika membaca lebih banyak?
anak berusia 5-12 tahun yang “sangat sering”
atau “sering” membaca LEBIH BAHAGIA
anak yang “jarang” atau “tidak
pernah” membaca
dibandingkan
Hasil penelitian menemukan dampak positif membaca pada anak.
- Sebanyak 92% anak yang sering membaca lebih
aktif secara fisik dibandingkan teman-teman
mereka yang jarang membaca, yaitu hanya 40%
yang melakukan aktivitas fisik secara teratur.
- Anak yang “sering” atau “sangat sering” membaca
menunjukkan imajinasi yang jauh lebih aktif, yaitu
95% dibandingkan dengan 57% dari anak yang
jarang atau tidak pernah mendalami buku.
- Membaca juga menumbuhkan ketahanan dan
keterampilan memecahkan masalah. Saat
menghadapi masalah, sebagian besar pembaca
setia secara aktif mencari solusi: 52% mencoba
menyelesaikan masalahnya sendiri, dan 69%
mendekati orang tua mereka untuk meminta
bimbingan dan dukungan.
anak yang sering
membaca berupaya untuk
memecahkan sendiri
situasi dan tantangan
negatif yang dihadapi
anak yang jarang
membaca tidak berupaya
untuk memecahkan situasi
sulit yang dihadapi
Sumber: NYPost, 2023
38. Mengapa gemar membaca itu penting?
peserta didik yang gemar membaca cenderung
percaya diri, lebih tenang, lebih mudah
berkonsentrasi, dan lebih empati terhadap orang
lain.
Prestasi akademik peserta didik lebih baik, lebih
cakap membaca, dan kemampuan numeriknya
lebih baik.
Orang dewasa yang gemar membaca cenderung
lebih toleran dan memahami budaya orang lain.
Mereka juga lebih memiliki kesadaran untuk
melayani orang lain.
Orang tua yang gemar membaca cenderung
berkomunikasi dengan peserta didik secara lebih
baik dan memiliki pola pengasuhan yang lebih
baik ketimbang orang tua yang kurang gemar
membaca.
Orang dewasa yang berkebutuhan khusus atau
pasien yang gemar membaca cenderung memiliki
sikap hidup yang positif, pola hidup yang lebih
sehat, dan tidak mengalami demensia.
sehingga meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)
38
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kesimpulan: Membaca untuk Kesenangan
Sumber: Seri Manual GLS: Membaca untuk Kesenangan oleh Sofie
Dewayani (2018) dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
38
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
39. Kegiatan literasi apa yang sudah berjalan baik dan sudah
menyenangkan di sekolah Anda sehingga mampu
menumbuhkan minat baca?
Adakah kegiatan literasi di sekolah Anda yang menurut Anda
perlu dibuat lebih menyenangkan agar mampu menumbuhkan
minat baca peserta didik?
Elaborasi Pemahaman: Kegiatan Literasi untuk Menumbuhkan Minat Baca
39
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mari refleksi di:
40. Kesimpulan
40
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apabila kita telah memiliki
pemahaman yang sama, mari
kita menggali pengetahuan
kita lebih dalam!
Sumber: Seri Manual GLS: Membaca untuk Kesenangan oleh Sofie
Dewayani (2018) dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sudahkah kita sepakat bahwa
● lingkungan kaya teks mampu meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman, serta minat baca
peserta didik?
● menumbuhkan budaya membaca untuk kesenangan
membutuhkan dukungan dan teladan dari Kepala
sekolah, guru dan tenaga kependidikan melalui
kegiatan yang menyenangkan?
● kegiatan lanjutan menanggapi teks multimodal
(diskusi, menulis, bercerita, dll) diupayakan tidak
membebani/terlalu sulit/dinilai sehingga mengganggu
kesenangan membaca peserta didik?