1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
BALAI BESAR GURU PENGGERAK
PROVINSI JAWA TENGAH
KONSEP DASAR
LITERASI DAN NUMERASI
NAMA PENGAJAR
__________________________________
8 JP
2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Perkenalan Pengajar - Peserta Diklat
(15 menit)
Nama :
Unit Kerja :
Alamat :
Nomor HP :
Lain-lain :
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta diklat mampu memahami definisi literasi dan numerasi
2. Peserta diklat mampu memahami konteks, konten, dan proses literasi dan
numerasi
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Skenario Pembelajaran
Perkenalan
(15 menit)
Pengantar
(60 menit)
Kegiatan Inti
(Konsep Literasi)
(105 menit)
Penguatan Konsep
Literasi
(30 menit) dan Konsep
Numerasi (30 menit)
Penutup
(15 menit)
Kegiatan Inti
(Konsep Numerasi)
(105 menit)
5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang literasi ?
Pengantar (60 menit)
Silahkan Bapak Ibu berpendapat
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
6
KECAKAPAN
LITERASI DASAR
Literasi Numerasi
Literasi Membaca
Menulis
Literasi Sains
Literasi Digital
Literasi Finansial Literasi Budaya dan
Kewargaan
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mari kita diskusikan pernyataan berikut:
1. Literasi tidak hanya baca – tulis.
2. Anak yang lancar membaca pasti dapat memahami isi bacaan.
3. Kegiatan/pembelajaran membaca harus dilakukan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia saja.
4. Program membaca di sekolah bisa menggunakan buku apa saja.
5. Teks untuk kegiatan membaca/pembelajaran tidak hanya teks tulis saja
6. Pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan melatih peserta didik
menggabungkan bunyi huruf
7. Guru tidak perlu memodelkan/mengajari kegiatan membaca karena peserta didik
yang diharapkan lebih aktif.
8. Guru tidak perlu melakukan asesmen kemampuan membaca siswa secara
berkala.
Diskusikan dalam kelompok Anda pernyataan-pernyataan berikut ini!
Jawaban di tulis di kertas plano lalu ditempel di dinding dan lakukan windows shopping!
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 1. Literasi tidak hanya baca – tulis.
TEPAT
Literasi tidak hanya membaca dan menulis dalam pengertian sempit,
yaitu mengeja/membaca dengan fasih dan keterampilan menulis yang
mekanistis. Kemampuan membaca seseorang, yaitu kemampuan memahami
bacaan, menganalisis, dan merefleksi, menunjukkan kecakapan literasinya.
Demikian pula kemampuan untuk menyajikan gagasan secara terstruktur,
analitis, kreatif, dan imajinatif. Membaca adalah fondasi bagi meningkatnya
kecakapan berpikir seseorang secara sistematis.
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 2. Teks untuk kegiatan membaca/pembelajaran tidak hanya
teks tulis saja
TEPAT
Saat ini bahan ajar dan media pembelajaran harus bersifat multimoda, yaitu
menggunakan lebih dari satu moda (tulis/cetak, visual, audio, audiovisual,
gestural, spasial, dll) untuk mengoptimalkan stimulasi, pemahaman dan
kecerdasan majemuk siswa.
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 3. Program membaca di sekolah bisa menggunakan buku
apa saja.
TIDAK TEPAT
Pemilihan buku yang ramah cerna, dan sesuai kemampuan membaca siswa
(buku berjenjang) menentukan keberhasilan program membaca. Buku-buku
yang mengandung inklusivitas, anti perundungan, toleransi, juga perlu
digunakan untuk mengembangkan karakter mereka. Selain buku pelajaran, guru
perlu menggunakan dari berbagai sumber yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 4. Anak yang lancar membaca pasti dapat memahami isi
bacaan.
TIDAK TEPAT
Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran (kalimat)
sedangkan kelancaran membaca berkaitan dengan pemahaman akan bentuk,
arah dan bunyi huruf. Oleh sebab itu, peserta didik perlu membangun
pemahamannya akan makna kata dan ujaran sambil terus melatih
kelancarannya membaca.
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 5. Kegiatan/pembelajaran membaca harus dilakukan dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia saja.
TIDAK TEPAT
Pada dasarnya semua guru adalah guru membaca karena semua mata
pelajaran menggunakan teks dalam berbagai bentuk. Teks tidak hanya tersedia
dalam bentuk teks tulis. Konsep teks multimoda mengacu pada berbagai jenis
teks Semua guru mata pelajaran perlu tahu berbagai strategi memahami
bacaan dan bagaimana melatihkannya kepada siswa.
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 6. Guru tidak perlu melakukan asesmen kemampuan
membaca siswa secara berkala.
TIDAK TEPAT
Asesmen kemampuan membaca perlu dilakukan secara berkala untuk
mengidentifikasi kesulitan membaca siswa. Informasi tentang kebutuhan siswa
dibutuhkan guru untuk menentukan jenis pendampingan yang perlu dilakukan
agar agar efektif dan tepat sasaran. Asesmen ini fokus pada kemampuan
membaca, berbeda dengan asesmen dalam pembelajaran
(formatif/sumatif).
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 7. Guru tidak perlu memodelkan/mengajari kegiatan
membaca karena peserta didik yang diharapkan lebih
aktif
TIDAK TEPAT
Pemodelan/pengajaran guru dalam kegiatan membaca sangat
penting untuk membantu peserta didik menjadi pembaca yang efektif.
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik bukan berarti guru tidak
memiliki peran dalam pengajaran, tetapi guru melepaskan tanggung jawab
kepada peserta didik secara bertahap, mulai dari pemodelan guru hingga
peserta didik melakukan secara mandiri (Gradual Release of Responsibility).
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15
”Saya
contohkan”
”Kita lakukan
bersama”
”Kamu lakukan
bersama”
”Kamu lakukan
secara mandiri”
Pemodelan guru
Instruksi Bersama
Praktik
Terbimbing
Praktik
Mandiri
Kolaborasi
Mandiri
Pengajaran
Saya contohkan (Kamu lihat)
Kita lakukan (bersama)
Kamu lakukan (Saya lihat/bimbing)
Kamu lakukan (mandiri)
Peran Guru
Peran Peserta Didik
Sumber: Fisher, D., & Frey, N. (2008). Homework and the gradual release of responsibility: Making
responsibility possible. English Journal, 98(2), 40-45.
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pernyataan 8. Pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan melatih
peserta didik menggabungkan bunyi huruf
TEPAT
Sebelum peserta didik mampu membaca untuk pemahaman (membangun
makna), mereka terlebih dahulu harus mampu “belajar membaca”, yaitu proses
menguasai keterampilan dasar literasi, seperti: kesadaran konsep cetak,
kesadaran fonemik, dan fonik. Keterampilan dasar ini yang memungkinkan
peserta didik untuk mampu membaca, baru kemudian mereka perlu dilatih
untuk meningkatkan keterampilan membaca untuk pemahaman, seperti: aspek
berbicara, kefasihan, dan menulis.
18. Apa saja pemahaman Anda tentang konsep literasi yang telah terkoreksi?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 18
No Pemahaman Lama Pemahaman Baru
1
2
dst
Lembar Kerja-01: Pemahaman Konsep Literasi
1. Setelah Anda berdiskusi tentang beberapa pernyataan di atas,
selanjutnya buatlah rangkuman tentang pemahaman lama dan
pemahaman baru terkait literasi.
2. Gunakan tabel berikut di bawah ini!
3. Kerjakan dan diskusikan dalam kelompok lalu presentasikan kelas.
19. Masyarakat awam menganggap bahwa
literasi hanya mencakup kegiatan membaca
fasih dan menuliskan rangkaian huruf dan
kata semata. Literasi juga sering dirancukan
dengan pengetahuan terkait berbagai
konten/pengetahuan lintas disiplin sehingga
mengalihkan pendidik dari tugas mereka
yang esensial, yaitu penguatan literasi dalam
proses pembelajaran.
Apakah Literasi?
1. Sejatinya, literasi adalah serangkaian kompetensi
untuk berpikir tentang teks dan menghubungkan
teks dengan diri, teks lain, dan dunia yang lebih
luas.
2. Kompetensi ini diperoleh dari serangkaian
kegiatan yang meningkatkan kecakapan berpikir
peserta didik tentang teks dengan pendampingan
guru.
3. Guru perlu memiliki kompetensi literasi.
4. Guru harus menguatkan kecakapan literasi
melalui proses pembelajaran, asesmen, dan
lingkungan belajar yang kaya literasi.
12
19
Penguatan
20. Bapak dan Ibu, mari kita sepakati definisi dari literasi terlebih dahulu.
Apakah literasi?
27
14.00-14.15
LITERASI
Kompetensi peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan
mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga
dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.
Sumber : Asesmen Nasional
20
Penguatan
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Komponen Literasi
Konten Proses Kognitif Konteks
Teks informasi,
(Teks yang bertujuan untuk
memberikan fakta, data, dan
informasi dalam rangka
pengembangan wawasan serta ilmu
Pengetahuan yang bersifat ilmiah)
Menemukan informasi
(Mencari, mengakses serta menemukan
informasi tersurat dari wacana.)
Personal,
berkaitan dengan
kepentingan diri secara
pribadi.
Teks fiksi,
(Teks yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman
mendapatkan
hiburan, menikmati cerita,
dan melakukan perenungan kepada
pembaca)
Interpretasi dan integrasi,
(Memahami informasi tersurat maupun
tersirat, memadukan interpretasi antar
bagian teks untuk menghasilkan
inferensi)
Sosial Budaya,
berkaitan dengan kepentingan
antar individu, budaya dan isu
kemasyarakatan.
Evaluasi dan refleksi, menilai
kredibilitas, kesesuaian maupun
keterpercayaan teks
serta mampu mengaitkan isi teks
dengan hal lain di luar teks.
Saintifik,
berkaitan dengan
isu, aktivitas, serta fakta
ilmiah baik yang telah
dilakukan maupun futuristic.
Penguatan
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Contoh soal literasi
Tuliskan contoh soal atau masalah literasi yang bapak/ibu pernah temui!
Bisa dituliskan pada kertas plano atau laptop peserta dan presentasikan!
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Benar atau Hoax? 1. Numerasi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
bilangan dan operasi hitung.
2. Numerasi hanyalah istilah lain dari matematika
3. Konteks untuk numerasi atau literasi matematika haruslah
konteks dunia nyata.
4. Karena numerasi adalah kemampuan dasar, maka hanya
dikembangkan di jenjang pendidikan dasar.
5. Untuk mengembangkan kemampuan numerasi peserta
didik maka dibutuhkan kelas numerasi.
6. Untuk mengembangkan kemampuan numerasi peserta
didik, guru cukup memberikan soal cerita yang
kontekstual.
7. Kemampuan numerasi peserta didik merupakan tanggung
jawab sepenuhnya guru matematika.
8. Guru mata pelajaran selain matematika juga harus
mengajarkan numerasi.
Diskusikan dalam kelompok
dan presentasikan
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Soal 1 Soal 2
Tentukan KPK dari 5 dan 7! Dahulu kegiatan jual-beli masyarakat di Jawa didasarkan pada sistem penanggalan Jawa atau
“pasaran”, sehingga tempat-tempat itu disebut pasar. Sebagai contoh pasar yang
kegiatannya hanya ada pada hari Legi disebut Pasar Legi. Nama-nama hari dalam sistem
pasaran Jawa secara berurutan adalah: Pahing – Pon – Wage – Kliwon – Legi
Pertanyaan:
perhatikan kalender berikut yang memuat informasi tentang penanggalan pasaran jawa
Pada Jumat 2 September
2022 terdapat Pasar Legi.
Pasar Legi pada hari Jumat
selanjutnya adalah tanggal
….. bulan … 2022.
Diantara soal tersebut manakah yang termasuk soal numerasi? Jelaskan!
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mari kita kaji perbandingan dari dua soal di atas berdasarkan 3 sudut pandang
soal 1 hanya membutuhkan satu kali proses saja untuk mendapatkan jawaban dengan benar, yaitu proses menerapkan pengetahuan
matematika.
Sementara itu, karena soal 2 berbentuk masalah kontekstual, dibutuhkan beberapa proses penyelesaian masalah yang perlu untuk dilibatkan.
Diantaranya adalah 1) Proses perumusan masalah konteks ke dalam kalimat matematika, 2) Proses menerapkan konsep matematika dalam
menyelesaikan bentuk matematika, 3) Menafsirkan hasil penyelesaian tersebut ke dalam konteks awal.
a. Perbandingan kedua soal dipandang dari segi proses penyelesaiannya
Tahapan merumuskan atau memformulasikan:
Banyaknya hari pada kalender umum = 7
Banyaknya hari pada kalender jawa = 5
Jadi jumat legi berikutnya adalah KPK dari 7 dan 5
Tahapan menerapkan:
KPK 7 dan 5 adalah 7 × 5 = 35
Tahapan menafsirkan:
Perhatikan bulan Septerber 2022, ada berapa hari? Benar 30. Sehingga, 2+28 hari
kemudian ada sisa 7 hari yang masuk di bulan Oktober. Sehingga Jumat Legi berikutnya
terjadi pada tanggal 7 Oktober 2022.
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
b. Perbandingan kedua soal dipandang dari segi konteksnya
Soal 1 tidak melibatkan konteks karena sudah berbentuk masalah matematis atau model matematika.
Soal 2 melibatkan konteks sosial budaya yaitu konteks pasaran atau nama hari pada tradisi Jawa.
Oleh karena itu, dengan menyelesaikan masalah tersebut siswa akan lebih mengenal peran matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini akan membantu guru dalam menjelaskan peran matematika dalam kehidupan sehari-hari pada peserta didik.
Pada dasarnya, konsep atau konten matematika yang digunakan untuk menyelesaikan kedua soal tersebut adalah sama, yaitu
konten bilangan, lebih khusus pada materi KPK dan bahkan melibatkan bilangan yang sama.
c. Perbandingan kedua soal dipandang dari segi kontennya
Secara umum, berdasarkan framework literasi matematika/ numerasi yang digunakan Pusmenjar yang diadaptasi dari PISA, masalah
numerasi diantaranya harus memiliki:
1) Proses penyelesaian yang meliputi tahap merumuskan/memformulasikan, menggunakan, dan mengintepretasikan;
2) Salah satu dari 3 kategori konteks, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
3) Salah satu dari 4 kategori konten, yaitu bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar, dan data dan ketidakpastian.
* Jadi diantara soal tersebut manakah yang termasuk soal numerasi? Jelaskan!
* Tuliskan contoh soal atau masalah numerasi yang bapak/ibu pernah temui!
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Lembar Kerja-02 : Pemahaman Konsep Numerasi
1. Setelah Anda memahami tentang benar atau hoax numerasi tersebut, selanjutnya
diskusikan beberapa pernyataan berikut.
2. Kerjakan dalam kelompok.
3. Gunakan tabel berikut ini!
4. Tuliskan di laptop peserta dan presentasikan untuk bahan diskusi kelas.
No Pernyataan Hasil Diskusi
1 Apa konsep/definisi numerasi?
2 Apa perbedaan numerasi dengan matematika?
3 Sebutkan konten dan konteks dari numerasi!
4 Sebutkan level-level kognitif dari numerasi!
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
KONSEP NUMERASI
Numerasi adalah keterampilan individu untuk memahami, menggunakan, dan
menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting
dalam pengambilan keputusan yang rasional, pengelolaan keuangan yang
bijak, dan kesuksesan di berbagai bidang profesional.
Penguatan
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PROSES NUMERASI
Proses numerasi melibatkan serangkaian langkah dan
kemampuan yang membantu individu
mengembangkan pemahaman dan keterampilan
dalam menggunakan angka serta konsep matematika
dalam berbagai situasi ( menyelesaikan masalah
matematika dalam satu kegiatan yaitu proses
menerapkan pengetahuan matematika.
Penguatan
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Komponen Numerasi
Konten Level Kognitif Konteks
Bilangan,
(Terdiri subdomain: representasi, sifat
urutan, dan operasi hitung bilangan)
Knowing (Pengetahuan dan Pemahaman),
(konsep matematika ditampilkan secara eksplisit sehingga proses
berpikir yang dominan pada penyelesaian masalah adalah
‘menggunakan’ (employ), sedangkan proses ‘merumuskan’
(formulate) kurang dibutuhkan)
Personal,
berkaitan dengan aktivitas seseorang
maupun keluarganya
Contoh: hobi, cita-cita, peristiwa atau
pengalaman pribadi
Geometri & Pengukuran,
(Mencakup bangun datar, bangun
ruang, serta berbagai jenis pengukuran )
Aljabar,
(Terdiri atas subdomain persamaan dan
pertidaksamaan, relasi dan fungsi
termasuk pola bilangan), serta rasio dan
proporsi)
Applying (Penerapan),
(tidak menampilkan konsep atau rumus matematika secara
eksplisit sehingga proses ‘merumuskan’ (formulate) berperan
penting untuk penyelesaian masalah)
Sosial Budaya,
berkaitan dengan kepentingan antar
individu, budaya dan isu
kemasyarakatan.
Contoh: informasi kondisi kultural
masyarakat, kebijakan umum
Data & Ketidakpastian,
(Mencakup berbagai penyajian dan
analisis data serta peluang kejadian)
Reasoning (Penalaran),
terkait kemampuan untuk observasi, membuat deduksi logika
berdasarkan data spesifik, dan menjustifikasi hasil. Melibatkan
proses ‘merumuskan’ (formulate), ‘menggunakan’ (employ), dan
‘menafsirkan’ (interpret)
Saintifik,
berkaitan dengan penerapan
matematika di alam semesta serta
topik terkait sains dan teknologi
Contoh: kesehatan, kandungan gizi,
teknologi
Penguatan