4. 18-4
Restatements untuk improper revenue recognition
secara relatif biasa terjadi sehingga berakibat pada
dilakukannya penyesuaian harga saham secara signifikan
Revenue recognition merupakan aktivitas yang paling
berisiko dimanipulasi (top fraud risk) dan apapun standar
akuntansi yang digunakan, baik IFRS maupun GAAP,
risiko atau eksalahan dan ketidak akuratan dalam
pelaporan pendapatan jumlahnya sangat besar.
The Current Environment
5. 18-5
Prinsip Pengakuan Pendapatan: Pendapatan diakui
Pedoman Pengakuan Pendapatan
The Current Environment
(1) Jika kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi
akan mengalir ke perusahaan dan
(2) Jika manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
6. 18-6
Sale of product
from inventory
Type of
Transaction
Rendering a
service
Permitting use
of an asset
Sale of asset
other than
inventory
Date of sale
(date of
delivery)
Services
performed and
billable
As time passes
or assets are
used
Date of sale or
trade-in
Gain or loss on
disposition
Revenue from
interest, rents,
and royalties
Revenue from
fees or services
Revenue from
sales
Description
of Revenue
Timing of
Revenue
Recognition
The Current Environment
Illustration 18-1
Revenue Recognition Classified by Nature of Transaction
7. 18-7
Pengakuan lebih awal diperkenankan jika is a high dada
kepastian yang tinggi tentang jumlah pendaatan yang diperoleh.
Pengakuan boleh ditunda jika
Derajat ketidakpastian jumlah pendapatan atau kos
sangat tinggi atau
Penjualan tidak menggambarkan selesainya proses laba.
Penyimpangan dari Dasar Penjualan
The Current Environment
8. 18-8
Pendapatan harus diukur sebesar fair value yang
diperkirakan akan diterima atau piutang dagang.
Trade discounts atau volume rebates harus
mengurangi jumlah yang akan diterima atau piutang dan
pendapatan.
Jika pembayaran ditunda, penjual harus menetapkan
tingkat bunga untuk selisih antara kas atau kas ekuivalen
dan jumlah yang ditunda pembayarannya.
Pengukuran Pendapatan Penjualan
Revenue Recognition at Point of Sale
10. 18-10
Revenue Recognition at Point of Sale
Sansung membuat jurnal berikut pada tanggal 31 Maret, 2011.
Piutang Dagang 679,000
Penjualan 679,000
Illustration 18-2
11. 18-11
Revenue Recognition at Point of Sale
Jika pelanggan meet the discount threshold, Sansung
membuat jurnal berikut:
Kas 679,000
Piutang Dagang 679,000
Illustration 18-2
12. 18-12
Revenue Recognition at Point of Sale
Jika pelanggan fail to meet the discount threshold, Sansung
membuat jurnal berikut pada tanggal pembayaran.
Kas 700,000
Piutang Dagang 679,000
Potongan Penjualan dikorbankan 21,000
Illustration 18-2
13. 18-13
Jika sebuah transaksi penjualan melibatkan financing arrangement,
nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan pembayaran dengan
menggunakan imputed interest rate.
Imputed interest rate dapat ditentukan lebih jelas menggunakan
1. prevailing rate untuk instrumen sejenis dengan credit rating
sama, atau
2. Tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumen ke
harga barang atau jasa sekarang. .
Pengukuran Pendapatan Penjualan
Revenue Recognition at Point of Sale
15. 18-15
Revenue Recognition at Point of Sale
Jurnal untuk mencatat penjualan SEK ke Grant Company pada
tanggal 1 Juli 2011 adalah
Piutang Wesel 900,000
Penjualan 900,000
Illustration 18-3
16. 18-16
Revenue Recognition at Point of Sale
SEK membuat jurnal untuk mencatat pendapatan bunga sbb.
Piutang Wesel 54,000
Pendapatan Bunga(12% x ½ x €900,000) 54,000
Illustration 18-3
17. 18-17
Pendapatan dari Penjualan Barang diakui jika kondisi berikut ini terpenuhi:
1. Perusahaan telah mentransfer kepemilikan barang kepada pembeli;
2. Perusahaan tidak lagi mempertahankan berbagai hal yang biasanya
dilakukan oleh pemilik barang;
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara jelas;
4. Kemungkinan besar ada manfaat ekonomi yang mengalir ke
perusahaan; dan
5. Kos yang terjadi atau diperhitungkan dapat diestimasi secara jelas.
Pengakuan Pendapatan Penjualan
Revenue Recognition at Point of Sale
LO 2
18. 18-18
Bill and Hold Sales
Revenue Recognition at Point of Sale
Pembeli belum memperoleh barang namun telah memiliki hak
dan sudah menerima tagihan.
Illustration 18-4
19. 18-19
Revenue Recognition at Point of Sale
LO 2
Solution: Butler harus mencatat pendapatan pada saat hak
kepemilikan sudah berpindah, karena
1. Kemungkinan besar transaksi terjadi;
2. Barang ada di tangan, diidentifikasi, dan siap untuk
dikirimkan saat penjualan diakui;
3. Baristo memberitahu penundaan pengiriman, dan
4. Ada kesepakatan pembayaran.
It appears that these conditions were probably met dan OKI
pengakuan harus dilakukan pada saat persetujuan
ditandatangani.
20. 18-20
Revenue Recognition at Point of Sale
Butler membuat jurnal untuk mencatat bill and hold sale.
Piutang Dagang 450,000
Penjualan 450,000
Illustration 18-4
23. 18-23
Pendapatan diakui secara proporsional selama tahap produksi
• Cara ini dipakai terutama oleh perusahaan kontraktor. Hal ini
dilakukan karena sifat pekerjaan yang dilakukan, yang biasanya
memerlukan waktu penyelesaian melebihi satu periode akuntansi.
Cara seperti ini dapat dilakukan apabila taksiran biaya penyelesaian
dan tahap kemajuan penyelesaian kontrak dapat ditentukan.
Penaksiran ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Berdasarkan persentase dari biaya
2. Berdasarkan persentase penyelesaian secara fisik
(metoda persentase penyelesaian).
Lingkungan Terkini
24. 18-24
Dua Metoda:
Metoda Persentase-Penyelesaian
Alasan: pembeli dan penjual memiliki enforceable
rights.
Metoda Kontrak Selesai.
Contoh: akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang
(long-term construction).
Pengakuan Pendapatan Sebelum Pengiriman
25. 18-25
Harus menggunakan metoda Percentage-of-Completion
jika estimasi kemajuan pekerjaan, pendapatan, dan kos
reasonably dependable dan seluruh kondisi berikut ada:
1. Kontrak secara jelas menetapkan enforceable rights
terkait dengan barang atau jasa oleh masing-masing pihak,
pertimbangan yang akan diubah setiap saat, dan hal-hal
yang terkait dengan pembayaran
2. Pembeli dapat diharapkan memenuhi seluruh kewajibannya.
3. Kontraktor dapat diharapkan melaksanakan pekerjaan
sesuai kontrak.
Pengakuan Pendapatan Sebelum Pengiriman
26. 18-26
Perusahaan harus menggunakan metoda Kontrak
Selesai jika satu diantara kondisi berikut ini terpenuhi
1. Perusahaan memiliki kontrak jangka pendek, atau
2. Perusahaan tidak dapat memenuhi kondisi untuk
menggunakan metoda persentase penyelesaian, atau
3. Ada inherent hazards dalam kontrak di luar kondisi
normal, yang menimbulkan risiko bisnis.
Pengakuan Pendapatan Sebelum Pengiriman
27. 18-27
Pengukuran Kemajuan Pekerjaan
Ukuran yang paling populer adalah cost-to-cost basis.
Percentage-of-Completion Method
Persentase penyerapan biaya dapat digunakan untuk
menaksir persentase pendapatan atau laba kotor
kontrak jangka panjang.
28. 18-28
Contoh 1: PT Virginia menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan
Juli 2008 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar
Rp9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan Oktober
2010, dengan taksiran biaya Rp8.000.000.000. Pada akhir tahun 2009,
taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp8.100.000.000. Berikut ini data
lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:
Keterangan 2008 2009 2010
Biaya s/d. tahun
Taksiran Bi. Peny. Sisa kontr
Tagihan Kontrak
Kas yang diterima
Rp2.000.000.000
6.000.000.000
1.800.000.000
1.500.000.000
Rp5.832.000.000
2.268.000.000
4.800.000.000
3.500.000.000
Rp8.100.000.000
-
2.400.000.000
4.000.000.000
29. 18-29
Perhitungan persentase penyelesaian
2008 2009 2010
Harga Kontrak
Taksiran Biaya:
Biaya s/d. tahun
Taksiran biaya penyelesaian
Jumlah taksiran biaya
Taksiran Laba Kotor
Persentase penyelesaian
Rp9.000.000.000
Rp2.000.000.000
6.000.000.000
Rp8.000.000.000
Rp1.000.000.000
25%
Rp9.000.000.000
Rp5.832.000.000
2.268.000.000
Rp8.100.000.000
Rp 900.000.000
72%
Rp9.000.000.000
Rp8.100.000.000
-
Rp8.100.000.000
Rp 900.000.000
100%
30. 18-30
PERHITUNGAN TAKSIRAN PENDAPATAN
Pendapatan diakui tahun 2008 2009 2010
2008: 25% x 9.000.000 2.250.000
2009: 72% x 9.000.000
Pendapatan th. 2008
Pendapatan tahun 2009
6.480.000
(2.250.000)
4.230.000
2010: 100% x 9.000.000
Pendapatan th. 2008 dan th. 2009
Pendapatan tahun 2010
9.000.000
(6.480.000)
2.520.000
31. 18-31
PERHITUNGAN TAKSIRAN LABA KOTOR
2008: 25% X Rp1.000.000 Rp250.000
2009: 72% x Rp900.000
Laba kotor diakui th. 2008
Laba tahun 2009
Rp648.000
(250.000)
Rp398.000
2010: 100% x Rp900.000
Laba th. 2008 dan 2009
Laba tahun 2010
Rp900.000
(648.000)
Rp252.000
32. 18-32
Konstruksi Dalam Proses 2,000,000 3,832,000 2,268,000
Kas 2,000,000 3,832,000 2,268,000
(Mencatat kos konstruksi)
Piutang Dagang 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Penagihan KDP 1,800,000 4,800,000 2,400,000
(Mencatat penagihan)
Kas 1,500,000 3,500,000 4,000,000
Piutang Dagang 1,500,000 3,500,000 4,000,000
(Mencatat pelunasan piutang)
Konstruksi Dalam Proses 250,000 398,000 252,000
Biaya Konstruksi 2,000,000 3,832,000 2,268,000
Pendapatan KJP 2,250,000 4,230,000 2,520,000
Penagihan KDP 9,000,000
Konstruksi Dalam Proses 9,000,000
2008 2009 2010
33. 18-33
Konstruksi Dalam Proses
2008
2008
2009
2009
2010
2010
Kos
Laba Kotor
Kos
Laba Kotor
Kos
Laba Kotor
2.000.000.000
250.000.000
3.832.000.000
398.000.000
2.268.000.000
252.000.000
2010 9.000.000.000
Piutang Dagang
2008
2009
2010
1.800.000.000
4.800.000.000
2.400.000.000
2008
2009
2010
1.500.000.000
3.500.000.000
4.000.000.000
36. 18-36
2008 2009 2010
Laporan Laba-Rugi:
Pendapatan dari Kontrak Jangka panjang
Biaya Konstruksi
Laba Kotor
Rp2.250.000
2.000.000
Rp 250.000
Rp4.230.000
3.832.000
Rp 298.000
Rp2.520.000
2.268.000
Rp 252.000
Neraca per 31/12:
Aktiva Lancar:
Piutang Dagang
Persediaan:
KDP Rp2.250.000
Penagihan KDP 1.800.000
Biaya dan Laba Diakui
Kewajiban Lancar:
Penagihan (6.600.000) dan Laba
Diakui (6.480.000)
Rp300.000
Rp450.000
Rp1.600.000
Rp 120.000
Catatan 1.: Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Kontrak Konstruksi Jangka Panjang. Perusahaan mengakui pendapatan dan melaporkan laba kontrak konstruksi
jangka panjang, dengan metoda persentase penyelesaian. Kontrak ini umumnya melebihi jangka waktu satu tahun.
Pendapatan dan laba diakui setiap tahun atas dasar perbandingan biaya yang terjadi dengan total estimasi biaya.
Biaya yang masuk dalam konstruksi dalam proses adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Biaya administrasi dan umum, dibebankan pada periode terjadinya, dan tidak dialokasikan ke kontrak konstruksi
37. 18-37
Perusahaan pengakui pendapatan dan laba kotor hanya
pada saat penjualan, yaitu ketika kontrak telah
diselesaikan.
Dengan metoda ini, perusahaan mengakumulasi kos
kontrak jangka dalam proses, namun tidak perlu
melakukan pengakuan periodik untuk pendapatan, kos,
dan laba kotor.
Metoda Kontrak Selesai
38. 18-38
Konstruksi Dalam Proses 2,000,000 3,832,000 2,268,000
Kas 2,000,000 3,832,000 2,268,000
(Mencatat kos konstruksi)
Piutang Dagang 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Penagihan KDP 1,800,000 4,800,000 2,400,000
(Mencatat penagihan)
Kas 1,500,000 3,500,000 4,000,000
Piutang Dagang 1,500,000 3,500,000 4,000,000
(Mencatat pelunasan piutang)
Biaya Konstruksi 8,100,000
Konstruksi Dalam Proses 8,100,000
Penagihan KDP 9,000,000
Pendapatan dari KJP 9,000,000
2008 2009 2010
39. 18-39
2008 2009 2010
Laporan Laba-Rugi:
Pendapatan dari Kontrak Jangka panjang
Biaya Konstruksi
Laba Kotor
Rp9.000.000
8.100.000
Rp 900.000
Neraca per 31/12:
Aktiva Lancar:
Piutang Dagang
Persediaan:
KDP Rp2.000.000
Penagihan KDP 1.800.000
Biaya dan Laba Diakui
Kewajiban Lancar:
Penagihan (6.600.000) di atas biaya
konstruksi (5.832.000)
Rp300.000
Rp200.000
Rp1.600.000
Rp 758.000
Catatan 1.: Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Kontrak Konstruksi Jangka Panjang. Perusahaan mengakui pendapatan dan melaporkan laba kontrak konstruksi
jangka panjang, dengan metoda kontrak selesai. Kontrak ini umumnya melebihi jangka waktu satu tahun. Biaya
kontrak dan penagihan diakumulasi selama periode konstruksi, namun tidak ada pendapatan dan laba diakui sampai
diselesaikannya kontrak. Biaya yang masuk dalam konstruksi dalam proses adalah bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead. Biaya administrasi dan umum, dibebankan pada periode terjadinya.
40. 18-40
Rugi Kontrak Jangka Panjang
Dua Metoda:
Rugi periode berjalan pada kontrak yang
menguntungkan
Persentase penyelesaian: estimasi kenaikan kos pada
periode sekarang untuk menyesuaikan laba kotor periode
sebelumnya.
Rugi pada seluruh proyek
Pada kedua metoda, perusahaan harus mengakui rugi
pada periode sekarang untuk seluruh rugi proyek.
41. 18-41
Contoh 2: PT Virginia menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan
Juli 2008 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar
Rp9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan Oktober
2010, dengan taksiran biaya Rp8.000.000.000. Pada akhir tahun 2009,
taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp8.769.924.000. Berikut ini data
lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:
Keterangan 2008 2009 2010
Biaya s/d. tahun
Taksiran Bi. Peny. Sisa kontr
Tagihan Kontrak
Kas yang diterima
Rp2.000.000.000
6.000.000.000
1.800.000.000
1.500.000.000
Rp5.832.000.000
2.937.924.000
4.800.000.000
3.500.000.000
Rp8.769.924.000
-
2.400.000.000
4.000.000.000
42. 18-42
Perhitungan persentase penyelesaian
2008 2009 2010
Harga Kontrak
Taksiran Biaya:
Biaya s/d. tahun
Taksiran biaya penyelesaian
Jumlah taksiran biaya
Taksiran Laba Kotor
Persentase penyelesaian
Rp9.000.000.000
Rp2.000.000.000
6.000.000.000
Rp8.000.000.000
Rp1.000.000.000
25%
Rp9.000.000.000
Rp5.832.000.000
2.937.924.000
Rp8.769.924.000
Rp 230.076.000
66,5%
Rp9.000.000.000
Rp8.769.924.000
-
Rp8.769.924.000
Rp 230.076.000
100%
43. 18-43
PERHITUNGAN TAKSIRAN PENDAPATAN
Pendapatan diakui tahun 2008 2009 2010
2008: 25% x 9.000.000 2.250.000
2009: 66,5% x 9.000.000
Pendapatan th. 2008
Pendapatan tahun 2009
5.985.000
(2.250.000)
3.735.000
2010: 100% x 9.000.000
Pendapatan th. 2008 dan th. 2009
Pendapatan tahun 2010
9.000.000
(5.985.000)
3.015.000
44. 18-44
PERHITUNGAN TAKSIRAN LABA KOTOR
2008: 25% X Rp1.000.000 Rp250.000
2009: 66,5% x Rp230.076
Laba kotor diakui th. 2008
Laba (Rugi) tahun 2009
Rp153.000
(250.000)
Rp(97.000)
2010: 100% x Rp230.076
Laba th. 2008 dan 2009
Laba tahun 2010
Rp230.076
(153.000)
Rp77.076
45. 18-45
Konstruksi Dalam Proses 2,000,000 3,832,000 2,937,924
Kas 2,000,000 3,832,000 2,937,924
(Mencatat kos konstruksi)
Piutang Dagang 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Penagihan KDP 1,800,000 4,800,000 2,400,000
(Mencatat penagihan)
Kas 1,500,000 3,500,000 4,000,000
Piutang Dagang 1,500,000 3,500,000 4,000,000
(Mencatat pelunasan piutang)
Konstruksi Dalam Proses 250,000 97,000 77,076
Biaya Konstruksi 2,000,000 3,832,000 2,937,924
Pendapatan KJP 2,250,000 3,735,000 3,015,000
Penagihan KDP 9,000,000
Konstruksi Dalam Proses 9,000,000
2008 2009 2010
46. 18-46
Rugi pada Kontrak Menguntungkan - KS
Konstruksi Dalam Proses 2,000,000 3,832,000 2,937,924
Kas 2,000,000 3,832,000 2,937,924
(Mencatat kos konstruksi)
Piutang Dagang 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Penagihan KDP 1,800,000 4,800,000 2,400,000
(Mencatat penagihan)
Kas 1,500,000 3,500,000 4,000,000
Piutang Dagang 1,500,000 3,500,000 4,000,000
(Mencatat pelunasan piutang)
Biaya Konstruksi 8,769,924
Konstruksi Dalam Proses 8,769,924
Penagihan KDP 9,000,000
Pendapatan dari KJP 9,000,000
2008 2009 2010
47. 18-47
Contoh 3: PT Virginia menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan
Juli 2008 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar
Rp9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan Oktober
2010, dengan taksiran biaya Rp8.000.000.000. Pada akhir tahun 2009,
taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp9.112.500.000. Berikut ini data
lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:
Keterangan 2008 2009 2010
Biaya s/d. tahun
Taksiran Bi. Peny. Sisa kontr
Tagihan Kontrak
Kas yang diterima
Rp2.000.000.000
6.000.000.000
1.800.000.000
1.500.000.000
Rp5.832.000.000
3.280.500.000
4.800.000.000
3.500.000.000
Rp9.112.500.000
-
2.400.000.000
4.000.000.000
Rugi pada Kontrak Rugi
48. 18-48
Perhitungan persentase penyelesaian
2008 2009 2010
Harga Kontrak
Taksiran Biaya:
Biaya s/d. tahun
Taksiran biaya penyelesaian
Jumlah taksiran biaya
Taksiran Laba (Rugi) Kotor
Persentase penyelesaian
Rp9.000.000.000
Rp2.000.000.000
6.000.000.000
Rp8.000.000.000
Rp1.000.000.000
25%
Rp9.000.000.000
Rp5.832.000.000
3.280.500.000
Rp9.112.500.000
Rp (112.500.000)
64%
Rp9.000.000.000
Rp9.112.500.000
-
Rp9.112.500.000
Rp (112.500.000)
100%
49. 18-49
PERHITUNGAN TAKSIRAN PENDAPATAN
Pendapatan diakui tahun 2008 2009 2010
2008: 25% x 9.000.000 2.250.000
2009: 64% x 9.000.000
Pendapatan th. 2008
Pendapatan tahun 2009
5.760.000
(2.250.000)
3.510.000
2010: 100% x 9.000.000
Pendapatan th. 2008 dan th. 2009
Pendapatan tahun 2010
9.000.000
(5.760.000)
3.240.000
50. 18-50
PERHITUNGAN TAKSIRAN LABA (RUGI) KOTOR
2008: 25% X Rp1.000.000 Rp250.000
2009: 100% x Rp(112.500)
Laba kotor diakui th. 2008
Laba (Rugi) tahun 2009
Rp112.500
(250.000)
Rp(362.500)
2010:
TIDAK ADA PENGAKUAN
LABA/RUGI
Catatan: Jika proyek mengalami rugi, maka rugi tersebut segera diakui
pada saat rugi tersebut diketahui, sesuai dengan prinsip konservatisme
51. 18-51
Konstruksi Dalam Proses 2,000,000 3,832,000 3,280,500
Kas 2,000,000 3,832,000 3,280,500
(Mencatat kos konstruksi)
Piutang Dagang 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Penagihan KDP 1,800,000 4,800,000 2,400,000
(Mencatat penagihan)
Kas 1,500,000 3,500,000 4,000,000
Piutang Dagang 1,500,000 3,500,000 4,000,000
(Mencatat pelunasan piutang)
Konstruksi Dalam Proses 250,000 362,500
Biaya Konstruksi 2,000,000 3,872,500 3,240,000
Pendapatan KJP 2,250,000 3,510,000 3,240,000
Penagihan KDP 9,000,000
Konstruksi Dalam Proses 9,000,000
2008 2009 2010
52. 18-52
Metoda Kontrak Selesai
Konstruksi Dalam Proses 2,000,000 3,832,000 3,280,500
Kas 2,000,000 3,832,000 3,280,500
(Mencatat kos konstruksi)
Piutang Dagang 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Penagihan KDP 1,800,000 4,800,000 2,400,000
(Mencatat penagihan)
Kas 1,500,000 3,500,000 4,000,000
Piutang Dagang 1,500,000 3,500,000 4,000,000
(Mencatat pelunasan piutang)
Rugi Kontrak Jangka Panjang 112,500,000
Konstruksi Dalam Proses 112,500,000
Biaya Konstruksi 9,112,500
Konstruksi Dalam Proses 9,112,500
Penagihan KDP 9,000,000
Pendapatan dari KJP 9,000,000
2008 2009 2010
Editor's Notes
Service Cost - Actuaries compute service cost as the present value of the new benefits earned by employees during the year. Future salary levels considered in calculation.
Interest on Liability - Interest accrues each year on the PBO just as it does on any discounted debt.
Actual Return on Plan Assets - Increase in pension funds from interest, dividends, and realized and unrealized changes in the fair market value of the plan assets.
Amortization of Unrecognized Prior Service Cost - The cost of providing retroactive benefits is allocated to pension expense in the future, specifically to the remaining service-years of the affected employees.
Gain or Loss - Volatility in pension expense can be caused by sudden and large changes in the market value of plan assets and by changes in the projected benefit obligation. Two items comprise the gain or loss:
difference between the actual return and the expected return on plan assets and,
amortization of the unrecognized net gain or loss from previous periods