Dokumen tersebut membahas pengakuan pendapatan, dimana pendapatan harus direalisasi dan diperoleh. Terdapat beberapa metode pengakuan pendapatan seperti pada saat penjualan, sebelum pengiriman, dan setelah pengiriman dengan menggunakan metode prosentase penyelesaian atau pemulihan biaya untuk kontrak jangka panjang, serta metode angsuran untuk penjualan kredit.
2. Pendapatan adalah aliran masuk (inflow) atau
kenaikan aktiva perusahaan lainnya atau pengurangan
kewajiban (atau kombinasi keduanya) akibat
pengiriman atau produksi barang,
pemberian/penyerahan jasa selama periode tertentu.
Prinsip :
Pendapatan harus diakui ketika
(1) telah direalisasi : barang atau jasa telah
ditukarkan dengan kas atau klaim terhadap kas
(Piutang)
(2) telah diperoleh: secara subtansial telah
menyelesaikan apa yang seharusnya dikerjakan,
atau jika proses perolehan telah selesai atau
hampir selesai
3. Berdasarkan prinsip di atas, pedapatan dapat diakui:
• Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (pengiriman).
• Pengakuan pendapatan sebelum pengiriman.
• Pengakuan pendapatan setelah pengiriman.
1. PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT
PENJUALAN (PENGIRIMAN)
Pendapatan dari kegiatan pengolahan dan penjualan
produk umumnya diakui pada waktu dijual (biasanya pada
saat dikirimkan).
Jurnal : Kas (Piutang) xx
Pendapatan xx
4. 2. PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM
PENGIRIMAN
Untuk kasus tertentu, pendapatan dapat diakui:
• Sebelum produksi
• Pada saat selesai diproduksi
• Selama produksi.
Pendapatan diakui Sebelum produksi
Dalam jenis pengolahan tertentu, kontrak penjualan barang
mendahului pengiriman merupakan praktik umum, misalnya
kontrak pembelian mesin berat, barang-barang fashion dan
pakaian.
5. Sebagai contoh, jika uang muka sebesar Rp3.000.000 telah
diterima dari pembeli untuk kontrak pembelian mesin
dengan harga yang telah disepakati sebesar Rp 10.000.000.
Jurnal :
Kas Rp 3.000.000
Uang muka penjualan Rp 3.000.000
Saat barang dikirim
Piutang Dagang Rp 7.000.000
Uang muka pembelian 3.000.000
Pendapatan Rp 10.000.000
6. Pada Saat Penyelesaian Produksi
Dalam kasus tertentu pendapatan diakui pada saat selesai
produksi, meskipun belum terjadi penjualan. Contoh
situasi tersebut meliputi logam mulia atau produk-produk
pertanian dengan harga pasti. Pendapatan diakui pada
saat logam ditambang atau produk pertanian dipanen
karena harga jual relatif pasti. Jika penjualan atau
penerimaan kas mendahului produksi dan pengiriman,
pendapatan dapat diakui saat diperoleh dengan produksi
dan pengiriman.
7. Pendapatan Diakui Selama Produksi
Pada kasus kontrak jangka panjang seperti kontrak
pembangunan gedung, kotrak pembuatan kapal militer
atau komersial, dan kontrak eksplorasi biasanya
memberikan hak kepada penjual (pihak yang membuat)
untuk menagih pembayaran kepada pembeli pada setiap
interval tertentu sesuai dengan penyelesaian proyek.
(PSAK 34 : Pendapatan Kontrak konstruksi).
Ada dua metode akuntansi :
1. Metode Persentase Penyelesaian
2. Metode Kontrak Selesai
8. 1. Metode Persentase Penyelesaian : Pendapatan dan
laba kotor diakui pada setiap periode didasarkan
kemajuan penyelesaian pembangunan, atau
persentase penyelesaian.
Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan
dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana
pekerjaan dilakukan.
Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam
laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan
yang berhubungan dilakukan.
9. Perusahaan menggunakan metode prosentase penyelesaian
jika semua kondisi berikut terpenuhi.
1. Jumlah pendapatan kontrak dapat diukur dengan andal
2. Ada kemungkinan manfaat ekonomis terkait kontrak
masuk ke perusahaan
3. Biaya kontrak sampai selesai dan tingkat penyelesaian
pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan
andal.
4. Biaya kontrak yang berasal dari kontrak dapat
diidentifikasi dan diukur dengan andal, sehingga biaya
aktual kontrak dapat dibandingkan dengan perkiraan
awal.
11. Contoh: PT A memiliki kontrak membangun gedung senilai
Rp 800 juta dan perkiraan biaya Rp 700 juta. Kontrak dimulai
Juli 2012 dan selesai Agustus 2014. Data perkiraan biaya
sampai selesai adalah sbb :
keterangan 2012 2013 2014
Biaya yang dikeluarkan 315jt 568jt 710jt
Perkiraan biaya sampai
selesai
385jt 142jt -
Kemajuan tagihan 300jt 350jt 150jt
Kas terkoleksi 200jt 300jt 300jt
12. Perhitungan prosentase penyelesaian
2012 2013 2014
Harga kontrak Rp 800jt Rp 800jt Rp 800jt
(-) biaya dikeluarkan 315jt 568jt 710jt
(-) perkiraan biaya sampai selesai 385jt 142jt 0
Perkiraan total laba kotor Rp 100jt Rp 90jt Rp 90jt
Prosentase penyelesaian 45% 80% 100%
13. Prosentase penyelesaian, Pendapatan dan Laba Kotor, Per Tahun
(juta)
Sampai
periode
Diakui periode
sebelumnya
Diakui periode
sekarang
2012
Pendapatan (800jt x 45%) 360 0 360
Biaya 315 0 315
Laba kotor 45 0 45
2013
Pendapatan (800jt x 80%) 640 360 280
Biaya 568 315 253
Laba kotor 72 45 27
2014
Pendapatan (800jt x 100%) 800 640 160
Biaya 710 568 142
Laba kotor 90 72 18
14. PT A melakukan penjurnalan atas (1) biaya konstruksi, (2) kemajuan
penagihan (termin), (3) penagihan.
2012 (juta) 2013 (juta) 2014 (juta)
Untuk mencatat biaya konstruksi:
Konstruksi dalam proses 315 253 142
Kas, utang, dsb 315 253 142
Untuk mencatat termin:
Piutang usaha 300 350 150
Penagihan konstruksi dalam proses 300 350 150
Untuk mencatat penagihan:
Kas 200 300 300
Piutang usaha 200 300 300
15. PT A mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor setiap
tahun dan mencatat penyelesaian dan persetujuan akhir kontrak.
2012 (juta) 2013 (juta) 2014 (juta)
Untuk mengakui pendapatan dan
laba kotor
Konstruksi dalam Proses (laba
kotor) 45 27 18
Beban konstruksi 315 253 142
Pendapatan 360 280 160
Untuk mencatat penyelesaian
kontrak
Penagihan atas Konstruksi dalam
proses 800
Konstruksi dalam proses 800
16. Isi akun konstruksi dalam proses – metode prosentase
penyelesaian.
Konstruksi dalam proses
2012biaya konstruksi 31531/12/14 Untuk menutup
proyek selesai2012laba kotor diakui 45 800
2013biaya konstruksi 253
2013laba kotor diakui 27
2014biaya konstruksi 142
2014laba kotor diakui 18
Total 800 Total 800
17. Penyajian Laporan Keuangan – Prosentase Penyelesaian
Untuk menghindari double-counting akun persediaan, selama
kontrak PT A melaporkan selisih akun konstruksi dalam proses
dan akun penagihan konstruksi dalam proses di dalam laporan
posisi keuangan.
Jika selisih tersebut di posisi debit, maka dilaporkan sebagai
aset lancar.
Jika selisih tersebut di posisi kredit, maka dilaporkan sebagai
kewajiban lancar
18. Penyajian Laporan Keuangan – Prosentase Penyelesaian
Pendapatan kontrak diakui tahun 2012 Rp 360 juta
Penagihan tahun 2012 300 juta
Pendapatan belum tertagih Rp 60 juta
PT A melaporkan aset lancar dari selisih tersebut sebagai
kelebihan biaya dan laba diakui dari tagihan di laporan posisi
keuangan.
Berikut contoh penghitungan pada tahun 2012
19. 2. Metode Kontrak Selesai : Pendapatan dan laba kotor
diakui hanya setelah suatu kontrak diselesaikan. Metode
kontrak selesai sering disebut juga metode Pemulihan
Biaya
20. Sampai
periode (juta)
Diakui periode
sebelumnya (juta)
Diakui periode
sekarang (juta)
2012
Pendapatan 315 0 315
Biaya 315 0 315
Laba kotor 0 0 0
2013
Pendapatan 568 315 253
Biaya 568 315 253
Laba kotor 0 0 0
2014
Pendapatan 800 568 232
Biaya 710 568 142
Laba kotor 90 0 90
Pemulihan Biaya, Pendapatan dan Laba Kotor, Per Tahun
21. 2012 (juta) 2013 (juta) 2014 (juta)
Untuk mengakui pendapatan dan
laba kotor
Beban konstruksi 315 253
Pendapatan 315 253
Konstruksi dalam Proses (laba
kotor) 90
Beban konstruksi 142
Pendapatan 232
Untuk mencatat penyelesaian
kontrak
Penagihan atas Konstruksi dalam
proses 800
Konstruksi dalam proses 800
PT A mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor setiap tahun
dan mencatat penyelesaian dan persetujuan akhir kontrak.
22. Perbandingan laba kotor antara metode prosentase
penyelesaian dengan metode pemulihan biaya
Tahun Prosentase penyelesian Pemulihan biaya
2012 Rp 45 juta Rp 0
2013 27 juta 0
2014 18 juta 90 juta
23. Laporan Keuangan – Pemulihan Biaya
PT A
Laporan Laba-rugi (dalam juta) 2012 2013 2014
Pendapatan dari kontrak jangka
panjang 315 253 232
Biaya konstruksi 315 253 142
Laba kotor 0 0 90
Laporan Posisi Keuangan (dalam juta) 2012 2013 2014
Aset lancar
Persediaan
Konstruksi dalam proses 315
Dikurangi: Penagihan 300
Kelebihan biaya dan laba diakui dari
penagihan 15 0
Piutang 100* 150* 0
Kewajiban lancar
Penagihan 650
Dikurangi: Konstruksi dalam proses 568
Kelebihan penagihan dari biaya dan laba
diakui 82 0
24. 3. PENGAKUAN PENDAPATAN SETELAH
PENGIRIMAN
Dalam kasus tertentu, pengumpulan harga jual tidak
terjamin secara layak dan pengakuan pendapatannya
ditunda. Ada dua metode yang umum digunakan untuk
menunda pengakuan pendapatan sampai dengan kas
diterima adalah installment method atau cost recovery
method.
25. Metode angsuran menekankan pada pengumpulan daripada
penjualan sehingga laba diakui pada periode pengumpulan
bukan pada periode penjualan. Dasar akuntansi penjualan
angsuran dibenarkan apabila tidak ada dasar yang layak
untuk menaksir tingkat kolektibilitas, pendapatan tidak diakui
sampai dengan kas diterima.
Metode Angsuran (installment method)
26. 1989 1990 1991
Penjualan angsuran 200.000 250.000 240.000
Biaya atas penjualan angsuran 150.000 190.000 168.000
Laba Kotor 50.000 60.000 72.000
Tingkat laba kotor 0,25 0,24 0,30
Penerimaan kas
Penjualan 1989 60.000 100.000 40.000
Penjualan 1990 100.000 125.000
Penjualan 1991 80.000
27. 1989
Piutang Angsuran, 1989 200.000
Penjualan Angsuran 200.000
(untuk mencatat penjualan angsuran tahun 1989)
Kas 60.000
Piutang Angsuran, 1989 60.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Biaya atas Pjln Angsuran 150.000
Persediaan Barang 150.000
(untuk mencatat biaya barang yang terjual atas penjualan
angsuran tahun 1989)
28. Penjualan Angsuran 200.000
Biaya atas Pjln. Angsuran 150.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1989 50.000
(untuk menutup penjualan angsuran dan biaya atas
penjualan angsuran selama satu tahun)
Laba Kotor Ditangguhkan, 1989 15.000
Laba Kotor Direalisasi dr pjln angs. 15.000
(untuk memindahkan laba kotor ditangguh yg direalisasi
dengan penerimaan kas : Rp 60.000 x 25%)
Laba Kotor Direalisasi dr Pjln Angs. 15.000
Ikhtisar Rugi-laba 15.000
(untuk menutup laba yang direalisasi dengan
penerimaan kas)
29. 1989
Tingkat laba kotor tahun ini 25%
Kas yang diterima dari penjualan tahun ini 60.000
Laba kotor yang direalisasi (Rp60.000 x 25%) 15.000
Laba kotor yang ditangguhkan 35.000
(Rp50.000 - Rp 15.000)
1990
Piutang Angsuran, 1990 250.000
Penjualan Angsuran 250.000
(untuk mencatat penjualan angsuran)
Kas 200.000
Piutang Angsuran, 1989 100.000
Piutang Angsuran, 1990 100.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
30. Biaya atas Penjualan Angsuran 190.000
Persediaan Barang 190.000
(untuk mencatat biaya barang yang terjual atas penjualan'angsuran)
Penjualan Angsuran 250.000
Biaya atas Penjualan Angsura 190.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1990 60.000
(untuk menutup penjualan angsuran dan biaya atas penjualan angsuran
tahun ini)
Laba Kotor Ditangguhkan, 1989 25.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1990 24.000
Laba Kotor Direalisasi dari Penjualan Angsuran 49.000
(untuk menghapus laba kotor ditunda untuk laba yang telah direalisasi
dari penerimaan kas)
Laba Kotor Direalisasi dari Penjualan Angsuran 49.000
Ikhtisar Rugi-laba 49.000
(untuk menutup laba yang direalisasi dengan pengumpulan kas)
31. 1990
Penjualan tahun ini
Tingkat laba kotor 24%
Kas yang diterima dari penjualan tahun ini 100.000
Laba kotor yang direalisasi (24% x Rpl00.000) 24.000
Laba kotor yang ditangguhkan 26.000
(Rp60.000 - Rp24.000)
Penjualan tahun sebelumnya
Tingkat laba kotor—1989 25%
Kas yang diterima dari penjualan tahun 1989 100.000
Laba kotor yang direalisasi pada tahun 1990
dari penjualan 1989 (25% x l00.000) 25.000
Laba kotor yang direalisasi tahun 1990
Realisasi atas penerimaan dari penjualan tahun 1989 25.000
Realisasi atas penerimaan dari penjualan tahun 1990 24.000
Jumlah 49.000
33. Dalam metode penutupan biaya tidak ada laba yang diakui
sebelum penerimaan kas dari pembeli melebihi harga pokok
barang yang terjual. Setelah semua biaya tertutup, setiap
tambahan penerimaan kas diakui sebagai laba. Metode ini
digunakan karena tidak dapat diperoleh dasar yang layak
untuk menaksir kolektibilitasnya. Dengan kata lain, metode
tersebut digunakan apabila ada ketidakpastian yang tinggi
mengenai kolektibilitas piutang.
Metode Penutupan Biaya (Cost Recovery Method)
34. Contoh:
Pada awal tahun 1986 PT FM menjual persediaan dengan
biaya Rp25.000 kepada PT HC dengan harga Rp36.000
dengan pembayaran sebagai berikut:
1986 18.000
1987 12.000
1988 6.000
35. Apabila metode penutupan biaya digunakan dan
pembayaran sesuai dengan jadual yang telah ditentukan,
penerimaan kas, pendapatan, biaya, dan laba kotor diakui
sebagai berikut:
1986 1987 1988
Kas yang diterima 18.000 12.000 6.000
Pendapatan yang diakui 36.000 0 0
Biaya barang terjual 25.000 0 0
Laba Kotor ditangguhkan 11.000 11.000 6.000
Laba kkotor diakui 0 5.000 6.000
saldo laba kotor
ditangguhkan 11.000 6.000 0
36. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut pada tahun 1986
adalah sebagai berikut:
1986
Pada saat penjualan:
Piutang Angsuran 36.000
Penjualan Angsuran 36.000
(untuk mencatat hasil penjualan angsuran)
Biaya Barang yang Terjual 25.000
Persediaan Barang 25.000
(untuk mencatat biaya barang yang terjual)
Kas 18.000
Piutang Angsuran 18.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
37. Pada akhir tahun:
Penjualan 36.000
Biaya Barang yang Terjual 25.000
Laba Kotor Ditangguhkan 11.000
(untuk menutup penjualan dan biaya barang yang terjual
serta mencatat laba kotor yang ditangguhkan)
38. Pada tahun 1987 dan 1988, laba kotor ditangguhkan akan direalisasi
setelah penerimaan kas melebihi jumlah biaya dengan jurnal sebagai
berikut:
1987
Kas 12.000
Piutang Angsuran 12.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan 5.000
Laba Kotor Direalisasi 5.000
(untuk mengakui laba kotor karena penerimaan kas pada tahun 1987
telah melebihi biaya)
1988
Kas 6.000
Piutang Angsuran 6.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan 6.000
Laba Kotor Direalisasi 6.000
(untuk mengakui laba kotor krn kas 1988)
39. Kerugian di suatu periode di dalam kontrak yang
menguntungkan
► Hanya di metode prosentase penyelesaian,
peningkatan biaya yang diperkirakan memerlukan
penyesuaian laba kotor yang diakui periode
sebelumnya pada periode sekarang.
Kerugian pada kontrak yang merugikan
► Terdapat di kedua metode, perusahaan harus
mengakui keseluruhan perkiraan kerugian pada
periode sekarang.
Kerugian untuk Kontrak Jangka Panjang
TAMBAHAN .................
40. Pada contoh soal sebelumnya, asumsikan PT A memperkirakan biaya
untuk menyelesaikan gedung pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
Rp 221 juta instead of Rp 142 juta. PT A akan mengakui kerugian
sebagai berikut
Kerugian di suatu periode
Biaya yang telah dikeluarkan (31/12/13) Rp 568 juta
Perkiraan biaya penyelesaian (revisi) 221 juta
Perkiraan total biaya Rp 789 juta
Prosentase penyelesaian (568jt/789jt) 72%
Penerimaan diakui tahun 2013
(800jt x 72%) – 360 juta Rp 216 juta
Biaya diakui tahun 2013 253 juta
Kerugian diakui tahun 2013 Rp 37 juta
41. PT A akan mencatat kerugian pada periode 2013 sebagai berikut
Kerugian di suatu periode
Beban konstruksi 253 juta
Konstruksi dalam proses (kerugian) 37 juta
Pendapatan 216 juta