SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KINERJA, DAN KEPATUHAN ATAS 
1 
ENTITAS KOMERSIAL, NIRLABA DAN ETAP 
OLEH 
YUDIANTO (NIM: 2014240922) 
ENDANG TRI PRATIWI (NIM: 2014240925) 
SRI APRIYANTI HUSAIN (NIM: 2014240926) 
MAKALAH KELOMPOK 
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelaporan Korporat 
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI 
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 
MALANG 
2014
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KINERJA, DAN KEPATUHAN ATAS 
2 
ENTITAS KOMERSIAL, NIRLABA DAN ETAP 
“How to detect Accounting Gimmicks and Fraud in Financial Reporting?” 
Apakah Shenanigans Keuangan? 
Shenanigans keuangan adalah tindakan yang dirancang untuk 
menyembunyikan atau mendistorsi kinerja keuangan atau kondisi keuangan 
perusahaan yang dilakukan oleh manajemen dengan tujuan menyesatkan investor 
tentang kinerja keuangan perusahaan atau kesehatan ekonomi. Akibatnya, investor 
sering tertipu untuk percaya bahwa pendapatan perusahaan yang besar, arus kas 
yang lebih kuat, dan kondisi neraca yang lebih aman dari yang sebenarnya terjadi. 
Beberapa shenanigans dapat dideteksi melalui jumlah yang disajikan pada laporan 
keuangan perusahaan seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas. 
Bukti shenanigans lain mungkin tidak secara eksplisit diatur dalam angka dan 
karena itu diperlukan ketelitian narasi yang terkandung dalam catatan kaki, 
pelaporan laba kuartalan, dan representasi lain yang bertujuan umum oleh 
manajemen. Adapun pengklasifikasian kejahatan keuangan (Shenanigans) 
menjadi tiga kelompok besar antara lain: Shenanigans Manipulasi Laba, 
Shenanigans Arus Kas, dan Key Metrik Shenanigans. 
Shenanigans dipandang perlu disebabkan oleh berbagai hal, antara lain 
sebagai berikut: 
a. Shenanigans merupakan ganjaran (faktor keserakahan). 
b. Dapat meningkatkan kinerja yang berhubungan dengan bonus. 
c. Dapat mencegah outcome negatif (fear factor). 
d. Dapat membantu perusahaan mendapatkan pembiayaan. 
e. Dapat menghilangkan persepsi pasar negatif. 
f. Dapat membantu perjanjian pembiayaan perusahaan 
g. Shenanigans sangat mudah untuk dilakukan. 
h. Terkadang berfungsi sebagai jebakan. 
Adapun jenis-jenis perusahaan yang paling memungkinkan melakukan 
Shenanigans antara lain sebagai berikut: 
a. Perusahaan dengan lingkungan pengendalian yang lemah, dengan ciri:
3 
1) Tidak ada anggota independen 
2) Kurangnya auditor independen/kompeten 
3) Fungsi audit internal yang tidak memadai 
b. Manajemen menghadapi tekanan kompetitif yang ekstrim atau 
diketahui atau diduga memiliki karakter yang dipertanyakan. 
c. Perusahaan dengan pertumbuhan cepat tetapi kecil. 
d. Perusahaan publik yang baru. 
e. Perusahaan swasta. 
Shenanigans Manipulasi Laba 
Investor menilai tegas perusahaan eksekutif ketika perusahaan tersebut gagal 
untuk memenuhi ekspektasi pendapatan pada saat pelaporan kuartalan. Harga 
saham sering menderita penurunan dramatis ketika pendapatan dilaporkan tak 
sesuai harapan. Tidak mengherankan, jika kemudian untuk mengarahkan harga 
saham (dan paket kompensasi eksekutif) yang lebih tinggi, beberapa perusahaan 
terlibat dalam berbagai kejahatan untuk memanipulasi laba. Ada 7 Shenanigans 
manipulasi laba (EM) menurut Scilit’s yang mengakibatkan kekeliruan 
pendapatan perusahaan berkelanjutan. 
1. Mengakui pendapatan terlalu dini. 
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah 
terjadi. 
 Proses laba harus substansial telah selesai. 
 Adanya syarat dalam pertukaran. 
Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: 
a) Pengiriman barang sebelum penjualan selesai. 
Barang harus ditukar dengan uang tunai atau janji yang dapat diandalkan 
untuk membayar sebelum pendapatan diakui. Perlu diperhatikan pada 
pengiriman awal sebelum penjualan terjadi (terutama pada akhir kuartal) 
adalah sebagai berikut: 
 Pengiriman sebelum tanggal pengiriman. 
 Pengiriman barang dagangan hanya berisi bagian dari pesanan 
pelanggan.
 Pengiriman barang dagangan kepada pelanggan yang telah 
4 
membatalkan pesanan mereka. 
Kontrak jangka panjang dapat menjadi pengecualian (sering menggunakan 
persentase penyelesaian) tetapi hal ini dapat menjadi masalah, antara lain: 
 Ketidakpastian, yaitu perkiraan biaya masa depan. 
 Tindakan interim pada tingkat penyelesaian menjadi sulit. 
 Perubahan terhadap biaya dan penyelesaian dapat ditaksir untuk 
memanipulasi laba. 
 Ketidakpastian poitik dapat mempengaruhi kontrak (misalnya, pesanan 
dibatalkan). 
 Perusahaan baru dengan produk yang tidak pasti terhadap pasar. 
b) Mengakui pendapatan pada saat adanya ketidakpastian penting 
Harus ada probabilitas tinggi bahwa barang akan dibayar dan tidak 
dikembalikan, dengan harus menentukan apakah: 
 Risiko dan manfaat kepemilikan telah ditransfer kepada pembeli. 
 Pembeli mungkin mengembalikan barang, dengan maksud apakah ada 
hak atas pengembalian. 
 Pembeli tidak membayar barang, dengan maksud apakah pembeli 
memiliki pembiayaan untuk membayar barang. 
c) Mengakui pendapatan pada saat tindakan lebih lanjut terkait layanan yang 
akan datang. 
Seharusnya hanya mengakui pendapatan yang diperoleh sampai saat ini, 
sedangkan penerimaan sisa adalah kewajiban. Sering terjadi pada 
waralaba dengan kondisi: 
 Mengakui pendapatan pada saat masih mempromosikan layanan yang 
akan datang. 
 Hak mengembangkan wilayah untuk memiliki hak eksklusif dengan 
tujuan membuka waralaba daerah, maka perusahaan tidak boleh 
menganggap sebagai penghasilan saat ini (menunda sampai franchise 
terbuka).
5 
2. Mengakui pendapatan fiktif. 
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah 
terjadi. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: 
a) Mengakui pendapatan pada pertukaran asset yang sama. Tidak adanya 
pengakuan atas pendapatan pada pertukaran property yang sama. 
b) Mengakui pengembalian dana dari pemasok sebagai pendapatan. Retailer 
sering menerima pengembalian uang dari pemasok. Hal ini bukan 
merupakan pendapatan. 
c) Menggunakan estimasi fiktif pada laporan keuangan interim. Pada kondisi 
ini harus mengestimasi adanya retur penjualan, biaya jaminan yang akan 
datang. Pada laporan kuartalan, memperkirakan tingkat persediaan dan 
harga pokok penjualan, sering dilakukan dengan menggunakan persentase 
laba kotor. 
3. Mendongkrak pendapatan dengan one time gains 
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah 
terjadi. Begitu pula dengan keuntungan hanya dilaporkan setelah pertukaran 
telah terjadi. Ada empat teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: 
a) Meningkatkan profit dengan menjual asset yang mengabaikan nilai. 
Ini adalah bukan keuntungan. Contoh khas meliputi: menjual aset yang 
diperoleh dari suatu transaksi pooling, perusahaan yang menggunakan 
LIFO (terutama dengan persediaan yang banyak memungkinkan 
manajemen untuk mengelola harga pokok penjualan), dan real estate atau 
asset lainnya yang diperoleh dalam waktu yang lama. 
b) Meningkatkan profit dengan utang yang kadaluarsa. Ini sangat menarik 
ketika utang baru dikeluarkan pada tingkat yang lebih tinggi, profit 
tersebut tidak terulang. 
c) Gagal untuk memisahkan keuntungan atau kerugian yang tidak biasa dan 
tidak berulang dari pendapatan yang berulang. Misalnya keuntungan dari 
aktivitas non operasi seperti penjualan asset, aktivitas yang tidak terus-menerus 
seperti penghentian bisnis.
6 
d) Membenamkan kerugian pada operasi yang tidak berkelanjutan. 
Operasi yang tidak berkelanjutan mencakup operasi yang dihentikan, 
keuntungan/kerugian yang luar biasa, dan efek kumulatif pendapatan dari 
prinsip akuntansi yang berubah. 
4. Mengalihkan beban ke periode sebelumnya atau ke periode yang akan 
datang. 
Perusahaan harus memanfaatkan biaya yang dikeluarkan dengan 
menghasilkan manfaat di masa depan dan biaya tersebut yang tidak 
menghasilkan manfaat tersebut. jika aset tersebut tidak material atau manfaat 
yang akan diterima selama periode waktu yang singkat, item tersebut sebagai 
beban. 
Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat 
diterima. sebagai perusahaan menyadari manfaat dari menggunakan aset, aset 
atau sebagian ada dari harus ditulis sebagai beban periode. ketika ada 
penurunan tiba-tiba dan subtantial dari nilai suatu aset aset harus segera 
dihapuskan dan secara keseluruhan, bukan secara bertahap. Ada tiga tipe 
skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: 
a) Ketidaktepatan mengkapitalisasi biaya, dengan maksud mengalihkan 
beban ke periode selanjutnya. Kapitalisasi yang tidak tepat sering 
mencakup biaya start-up, biaya penelitian dan pengembangan, periklanan 
dan biaya administrasi. Hal itu dilakukan dengan menciptakan aset (aset 
ditangguhkan), juga dapat dilakukan dengan memasukkan beberapa biaya 
tersebut ke dalam persediaan (menunda biaya sampai barang tersebut 
dijual). 
b) Penyusutan atau amortisasi biaya terlalu lambat. Depresiasi yang lambat 
dapat mengakibatkan kekayaan bersih dan profit yang lebih tinggi. 
c) Gagal untuk melaporkan asset yang berharga. 
5. Tidak diungkapkannya semua liabilities. 
Sebagai perusahaan harus bertanggungjawab terhadap semua kewajiban jika 
kewajiban tersebut akan dilaporkan pada masa yang akan datang. Ada empat 
teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: 
a) Melaporkan pendapatan daripada kewajiban pada saat kas diterima.
7 
b) Gagal untuk menambah kewajiban kontigen. 
c) Gagal untuk mengungkapkan komitmen dan kontinjensi. 
d) Melakukan transaksi untuk menjaga Debt off the books. 
6. Mengalihkan pendapatan yang sekarang ke periode yang akan datang. 
Pendapatan harus dicatat pada periode di mana pendapatan itu diterima. 
Teknik dalam aturan ini adalah menciptakan cadangan untuk menggeser 
pendapatan penjualan pada periode selanjutnya. Pada kondisi ini terjadi 
karena: 
a) Dilakukan dengan menunda penjualan. 
b) Dilakukan untuk memperlancar pendapatan. 
c) Adanya Smoothing income yang biasanya membawa kejutan tidak 
menyenangkan di masa yang akan datang. 
d) Bersikap kritis terhadap perusahaan sukses yang memiliki cadangan besar. 
7. Mengalihkan beban di masa yang akan datang ke periode sekarang. 
Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat 
tersebut diterima. Ada dua teknik dasar dalam aturan ini, antara lain sebagai 
berikut: 
a) Percepatan beban diskresionari pada periode sekarang. 
b) Melaporkan depresiasi atau amortisasi yang terjadi pada masa yang akan 
datang. 
Shenanigans Arus Kas 
Banyaknya skandal pelaporan keuangan dan penyajian kembali laba dalam 
beberapa tahun terakhir telah menimbulkan banyak pertanyaan pada investor, 
apakah laba yang dilaporkan bisa bebas dari manipulasi manajemen. Investor 
telah memperluas fokus mereka untuk menyertakan Laporan Arus Kas khususnya 
bagian yang menyoroti arus kas dari operasi (CFFO). 
Investor mulai memendam kecurigaan tentang pelaporan keuangan 
perusahaan: bahwa manajemen sekarang memainkan trik untuk mencemari arus 
kas dari operasi. Sayangnya, kecurigaan ini dijalankan dengan baik. Investor tidak 
bisa lagi percaya bahwa manajemen akan melaporkan arus kas jujur dan tanpa 
kebijaksanaan. Untuk membantu investor menavigasi penipuan arus kas, Scilit’s
telah mengidentifikasi empat Shenanigans Arus Kas (CF) berikut yang dapat 
mengakibatkan kekeliruan dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus 
kas dari operasinya: 
1. Cash Flows Shenanigans No 1: Mengalihkan Pembiayaan Arus Kas masuk 
8 
pada Bagian Operasi. 
2. Cash Flows Shenanigans No 2: Mengalihkan Arus Kas keluar operasi normal 
untuk Bagian Investasi. 
3. Cash Flows Shenanigans No 3: Menggembungkan Operasi Arus Kas dengan 
menggunakan Akuisisi atau Pelepasan. 
4. Cash Flows Shenanigans No. 4: Meningkatkan Arus Kas Operasi dengan 
menggunakan aktivitas yang tidak berkelanjutan. 
Key Metrik Shenanigans 
Sejauh ini kita telah membahas kejahatan yang investor umumnya dapat 
mengidentifikasi dengan hati-hati membaca angka-angka dalam laporan 
keuangan. Secara umum manajemen menghadapi beberapa pembatasan di bawah 
aturan akuntansi (disebut GAAP, atau prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku 
umum) tentang bagaimana menyajikan laporan keuangan kepada investor. Untuk 
memotong banyak pembatasan tersebut dan memakai spin positif, manajemen 
telah menjadi lebih aktif dan menipu dalam menciptakan dan memanipulasi kunci 
metrik non-GAAP untuk memberi kesan kepada investor. Kekeliruan pelaporan 
keuangan tersebut cenderung tidak benar menyoroti pertumbuhan yang kuat dan 
konsisten serta sehat tidaknya perusahaan. 
KM Shenanigan No. 1: Showcasing Misleading Metrics That 
Overstate Performance 
KM Shenanigan No. 2: Distorting Balance Sheet Metrics to Avoid 
Showing Deterioration 
Profit akuntansi adalah hasil dari akuntansi akrual (dan subjek dari manipulasi). 
Oleh karena itu, harus melihat laporan arus kas dan laporan laba rugi bersama-sama. 
1. Arus kas operasi, dapat ditinjau dengan: 
a) Pengukuran kinerja operasi pada basis kas (laba bersih dilakukan pada 
basis akrual). Hal ini dengan mengabaikan penjualan yang disebabkan
oleh tindak lanjut keberadaan uang. Selain itu juga dengan mengabaikan 
beban atas kepemilikan asset. 
b) Pengukuran quality of earnings, dengan membandingkan CFFO dengan 
Net income. Jika Net Income positif, sedangkan CFFO negatif (tahun demi 
tahun) maka bisa disimpulkan terdapat masalah. Begitu pula jika CFFO 
lebih kecil dari Net income. Bagian ini merupakan perbandingan yang 
penting dalam pembentukan perusahaan yang penjualan, piutang dan 
persediaan umumnya tidak berfluktuasi dengan cepat. 
c) Analisis arus kas dapat membantu dalam hal memprediksi kebangkrutan. 
Mungkin melihat CFFO negatif selama bertahun-tahun sedangkan 
pendapatan yang positif, mungkin hasil dari membludaknya piutang. 
9 
Langkah-langkah tambahan dalam pengukuran Quality of Earnings 
Quality Income = CFFO / Operating Income 
Interest Coverage = CFFO before interest and taxes / Interest 
Return on Assets = CFFO before interest and taxes / Assets 
Menggunakan Pendekatan Holistik untuk Mendeteksi Shenanigans 
Pentingnya "Checks and Balances" 
Jelas, tidak semua perusahaan menggunakan trik pelaporan kepada investor. 
Memang, kami percaya bahwa sebagian besar perusahaan melaporkan kondisi 
perusahaannya dengan jujur. Namun demikian, investor harus selalu waspada dan 
aktif mencari tanda-tanda peringatan dari masalah, karena shenanigans terjadi 
dengan frekuensi yang cukup signifikan jika dibiarkan tidak terdeteksi. 
Perusahaan dengan kelemahan struktural atau pengawasan yang tidak 
memadai memberikan lahan subur bagi shenanigans. Investor harus menyelidiki 
tata kelola perusahaan dan pengawasan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan 
dasar: 
1. Apakah checks and balances yang tepat ada di antara eksekutif senior daapat 
memadamkan kejahatan korporat? 
2. Apakah anggota luar dewan memainkan peran yang berarti dalam melindungi 
investor dari sifat serakah, sesat, atau manajemen yang tidak kompeten?
3. Apakah auditor memiliki kemandirian, pengetahuan, dan tekad untuk 
10 
melindungi investor saat manajemen bertindak tidak tepat? 
4. Apakah perusahaan benar mengambil langkah memutar untuk menghindari 
pengawasan peraturan? 
Menjaga Segala Seuatu dalam Keseimbangan: Persediaan, Penjualan dan 
Piutang 
Tanda-tanda laporan keuangan yang menyesatkan yang mungkin muncul pada 
neraca, antara lain sebagai berikut: 
1. Melebih-lebihkan aset atau menunjukkan saldo pada jumlah nilai realisasi 
bersih. 
2. Pengecilan aset saat perusahaan mencoba untuk melancarkan penghasilan 
dengan mengalihkan beban masa depan dalam tahun fiskal saat ini. 
3. Pengecilan kewajiban, baik dengan tidak termasuk kewajiban sepenuhnya dari 
neraca atau dengan mengakui perkiraan kewajiban yang konservatif di masa 
depan. 
4. Pembesaran kewajiban, menggunakan cadangan untuk melancarkan 
penghasilan dengan mengalihkan pendapatan tahun berjalan ke tahun yang 
akan datang. 
5. Penghilangan ekuitas pemilik. 
Tanda-tanda peringatan atas tidak tertagihnya piutang, antara lain sebagai 
berikut: 
1. Besarnya jumlah piutang jatuh tempo. 
2. Peningkatan dalam jumlah besar pada piutang dengan penjualan yang statis. 
3. Ketergantungan berlebihan pada satu atau dua pelanggan. 
4. Adanya piutang pihak terkait. 
5. Perputaran piutang yang lambat. 
6. Piutang sebagian besar terdiri dari barang pengembalian pelanggan. 
Tanda-tanda peringatan atas ketidakmemadainya persediaan antara lain 
sebagai berikut: 
1. Perputaran persediaan yang lambat. 
2. Peningkatan dalam jumlah besar pada saat penjualan yang statis. 
3. Pemalsuan persediaan.
11 
4. Adanya penjaminan atas persediaan. 
5. Asuransi yang tidak mencukupi. 
6. Perubahan metode penilaian persediaan perusahaan. 
Profitability Ratio 
 Gross Profit Margin = Gross Profit / Sales 
 Operating Margin = Operating Profit / Sales 
(Untuk melihat Profitabilitas dari aktivitas operasi) 
 Net Profit Margin = Net Income / Sales 
(Untuk menentukan laba dari setiap rupiah penjualan) 
 ROA = Net Income / Asset 
(Untuk melihat pengembalian atas investasi antara pemegang saham dan 
pemberi kredit) 
 ROE = Net Income / Equity 
(Untuk melihat pengembalian investasi pada pemegang saham) 
 Earning Per Shares = Net Income / Number of Shares 
(Untuk melihat profitabilitas pemegang saham berdasarkan jumlah per lembar 
saham) 
Liquidity Ratio 
 Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities 
 Working Capital = Current Assets – Current Liabilities 
 Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) / Current Liabilities 
 Inventory to Net Working Capital = Inventory / (Current Assets – Current 
Liabilities) 
Solvency Ratio 
 Debt to Assets = Total Debt / Total Assets 
 Debt to Equity = Total debt / Total Equity 
 Long Term Debt to Equity = Long Term Debt / Total Equity 
 Interest Coverage Ratio = Operating Income / Interest Expense
12 
Activity Ratio 
 Inventory Turnover = Cost of Sales / Average Inventory 
 Account Receivable Turnover = Sales / Average Account 
Fraud (Kecurangan) 
Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja, meskipun pelaku fraud adalah orang 
yang dapat dipercaya. Kemungkinan besar suatu fraud terjadi ketika lingkungan 
pekerjaan integritasnya lemah, pengendaliannya tidak kuat, kehilangan 
akuntabilitas, atau mendapat tekanan yang besar, maka tidak dapat dipungkiri 
seseorang akan melakukan ketidakjujuran. 
Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu 
manajemen dan karyawan/pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan 
biasanya untuk kepentingan perusahaan, contoh kecurangan yang dilakukan oleh 
manajemen yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan 
(misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan 
karyawan/pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, 
misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising 
from misappropriation of assets). 
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan 
ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena 
kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah 
irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali 
dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa: 
manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau 
dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. 
Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional 
omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan 
keuangan. 
Kecurangan penyalahgunaan aktiva biasanya disebut kecurangan karyawan 
(employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi 
penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak 
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi 
masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada 
pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. 
Contoh dari kecurangan karyawan (employee fraud) mengacuh pada Sawyers 
dalam “The Practice of Modern Internal Audit” yang telah dialih bahasakan oleh 
Amin Widjaja, ada 40 bentuk kecurangan karyawan, antara lain : 
a) Pemalsuan cap stempel 
b) Mencuri barang dagangan, peralatan, persediaan, dan barang-barang 
13 
perlengkapan lainnya 
c) Mengambil sejumlah kecil uang kas dari mesin kasir 
d) Tidak mencatat penjualan barang dan mengantongi uangnya 
e) Menciptakan kelebihan dana kas dan register dengan melakukan kurang 
pencatatan 
f) Pembebanan berlebihan pada akun-akun pengeluaran atau menggunakan uang 
muka untuk kepentingan pribadi 
g) Memutar penagihan atas rekening pelanggan 
h) Membiayakan rekening pelanggan dan mencuri uangnya 
i) Mengeluarkan kredit untuk klaim dan pengembalian oleh pelanggan palsu 
j) Tidak memberikan setoran harian ke bank, atau menyetorkan sebagian dari 
uang saja 
Mengacu pada Albrecht, dan Zimbelman (2009:10), berdasarkan pihak yang 
menjadi korban, fraud dikelompokkan menjadi: 
1. Fraud yang mengakibatkan perusahaan atau organisasi menjadi korban. 
Dalam kategori ini, fraud dibagi kembali menjadi kelompok – kelompok yang 
lebih spesifik; 
a. Penggelapan oleh karyawan – pelaku fraud merupakan anggota atau 
karyawan dari perusahaan atau organisasi. Dalam fraud jenis ini, pelaku 
mengambil aset perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. 
Pengambilan aset secara langsung dilakukan dengan cara mengambil uang 
tunai, perlengkapan, peralatan serta aset – aset lain perusahaan, sedangkan 
kecurangan secara tidak langsung dilakukan dengan menerima sogokan 
atau komisi dari pihak ketiga.
b. Fraud yang melibatkan pemasok – pelaku fraud adalah pemasok dari 
suatu perusahaan atau organisasi. Fraud ini dapat dibedakan menjadi dua 
jenis, yaitu yang dilakukan sendiri dan fraud yang melibatkan pihak lain. 
Pada fraud yang melibatkan pihak lain, biasanya pelaku bekerja sama 
dengan bagian pembelian suatu perusahaan. 
c. Fraud yang melibatkan pelanggan – pelaku fraud adalah pelanggan dari 
suatu perusahaan atau organisasi. Pelanggan yang melakukan kecurangan 
biasanya tidak membayar untuk barang yang dibeli, atau menipu 
perusahaan atau organisasi untuk memberikan mereka (pelaku) barang 
yang tidak seharusnya mereka miliki. 
2. Fraud yang dilakukan oleh manajemen – korban dari fraud jenis ini adalah 
pemegang saham dan pemberi pinjaman dari suatu organisasi atau perusahaan. 
Fraud yang dilakukan oleh manajemen juga sering disebut sebagai 
kecurangan pelaporan keuangan. Manajemen melakukan fraud ini dengan 
memanipulasi laporan keuangan perusahaan. 
3. Penipuan investasi dan penipuan pelanggan lainnya – korban dalam fraud 
jenis ini adalah pihak – pihak yang kurang berhati – hati atau kurang 
pengetahuan. Para pelaku fraud jenis ini umumnya menjual investasi palsu ke 
korban. 
4. Kecurangan lain–korban dari fraud jenis ini tidak memiliki batasan golongan. 
Secara umum fraud dapat terjadi apabila ada kesempatan (opportunity), 
tekanan (pressure) atau insentif (incentive), dan rasionalisasi (rationalization). 
Tiga hal ini lebih dikenal dengan segitiga fraud atau fraud triangle. Pressure 
(menunjukkan motivasi dan sebagai “unshareable need”), rationalization 
(personal ethics) dan opportunity. 
14
15 
Tekanan (Pressure) 
Tekanan merujuk pada sesuatu hal yang terjadi pada kehidupan pribadi pelaku 
yang memotivasinya untuk mencuri. Biasanya motivasi tersebut timbul karena 
masalah keuangan, tetapi ini dapat menjadi gejala dari faktor-faktor tekanan 
lainnya, sehingga tekanan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: tekanan dari 
faktor keuangan (financial), dan tekanan dari faktor sosial (non financial) 
1. Financial Pressures 
Masalah keuangan yang dialami pelaku dapat dipecahkan dengan mencuri 
uang atau aset lainnya. Berikut faktor-faktor dari tekanan keuangan : 
a. Greed. Keserakahan seseorang akan kekayaan dapat memicu orang 
tersebut bertindak curang karena merasa tidak puas dengan apa yang 
dimiliki. 
b. Gaya hidup mewah 
c. High personal debts. Hutang yang menumpuk dapat membuat seseorang 
tertekan. Ketertekanan akan semakin tinggi ketika hutang tersebut tidak 
dapat dilunasi, sehingga akan menghalalkan segala cara untuk dapat 
melunasinya. 
d. High medical bills. Ketika calon pelaku kecurangan mengalami masalah 
kesehatan dan membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi, sedangkan si 
calon pelaku tidak mempunyai cukup dana, maka dari tekanan biaya 
tersebut akan mendorong tindakan kriminal/ curang sebagai cara 
memenuhi biaya tersebut. 
e. Kerugian keuangan yang tak terduga. 
2. Social Pressure 
Tekanan yang berasal dari faktor non-keuangan diantaranya : 
a. Vice Pressure 
b. Kebiasaan berjudi (gambling), drugs dan alcoholic (peminum berat)dapat 
menciptakan keinginan keuangan yang besar agar supaya mendukung 
kebiasaan-kebiasaan tersebut. Hal ini menciptakan hubungan tekanan 
dengan aspek ini sebagai fraud triangle. 
c. Work related 
1) Seseorang akan merasa tertekan ketika performa pekerjaan kurang
16 
diakui dan dinilai secara adil oleh manajemen 
2) Kepuasan atas pekerjaannya 
3) Takut akan kehilangan pekerjaannya 
4) Tertekan karena ingin mendapatkan promosi 
5) Merasa digaji rendah oleh perusahaan 
3. Other Pressure 
a. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti 
biasanya. 
b. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja 
c. Tertantang untuk merusak atau membobol sistem 
d. Krisis keuangan yang tak terduga 
Rationalization (Justifikasi melakukan kecurangan) 
Rationalisasi adalah komponen kecurangan yang paling krusial. Rasionalisasi 
menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari 
pembenaran atas tindakannya, misalnya: 
1. Tidak akan ada orang lain yang terluka. 
2. Saya berhak mendapatkan sesuatu yang lebih. 
3. Tindakan kecurangan yang ia lakukan bertujuan baik. 
4. Sesuatu yang menjadi kepuasaannya jika ia bertindak curang. 
5. Semua orang melakukan itu, jadi saya melakukannya juga . 
6. Orang-orang tidak mampu dan tidak peduli tentang konsekuensi atas 
tindakan atau atas pelakunya yang tidak jujur. 
7. Pelaku percaya bahwa jika mereka bertindak curang, mereka tidak akan 
kehilangan keluarga, uang dan kekayaannya. 
8. Ketidakpuasan pekerjaan akan sesuatu hal yang berhubungan dengan 
gaji,lingkungan pekerjaan, perhatian yang diberikan oleh manajer, membuat 
pelaku berpikiran bahwa perusahaan berhutang kepada dia. 
9. Saya hanya meminjam uang perusahaan saja, nanti akan saya kembalikan. 
10. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak 
mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.
Untuk menjelaskan kenapa rasionalisasi memberikan kontribusi terhadap 
terjadinya kecurangan, karena rasionalisasi akan memberikan suatu 
pembenaran tentang apa saja yang kita lakukan dengan tujuan untuk memuaskan 
diri sendiri, meskipun tidak memiliki alasan yang kuat dan pembenaran tersebut 
juga tidak dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi moral maupun etika. 
17 
Kesempatan (Opportunity) 
Pelaku kecurangan selalu memiliki pengetahuan dan kesempatan untuk 
melakukan tindakan tersebut agar tindakan itu tidak dapat terdeteksi. Cressey 
berpendapat ada dua komponen dari peluang, yaitu ; 
1) General information, yang merupakan pengetahuan bahwa kedudukan yang 
mengandung trust (kepercayaan), dapat dilanggar tanpa konsekuensi. 
Pengetahuan ini diperoleh pelaku dari apa yang ia dengar atau lihat, misalnya 
dari pengalaman orang lain yang melakukan fraud dan tidak ketahuan atau 
tidak dihukum atau terkena sanksi. 
2) Technical skill atau keahlian/keterampilan 
3) Keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kejahatan 
tersebut. Ini biasanya keahlian atau keterampilan yang dipunyai orang itu dan 
yang menyebabkan ia mendapat kedudukan tersebut. 
Selain itu, faktor yang menciptakan kesempatan adalah lemahnya 
pengendalian internal (internal controls) yang telah ada pada perusahaan. 
Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan mengidentifikasikan lima 
komponen pengendalian intern yang saling berhubungan, yaitu : 
1. Lingkungan Pengendalian (control environment) 
Faktor pembentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas dapat berupa 
integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan 
komite audit, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi, 
penetapan wewenang dan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik sumber 
daya manusia. 
2. Penilaian Resiko (risk assessment) 
Penilaian resiko oleh manajemen harus mencakup pertimbangan khusus atau 
resiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi lingkungan operasi, personel
baru, sistem informasi yang baru atau dimodifikasi, pertumbuhan yang cepat, 
teknologi baru, restrukturisasi perusahaan, operasi di luar negri, pernyataan 
akuntansi, dan lini, produk, atau aktivitas baru. 
18 
3. Informasi dan Komunikasi (information and communication system) 
Sistem akuntansi yang efektif harus mencatat transaksi yang valid dan benar-benar 
terjadi, otorisasi yang tepat, penyajian secara tepat dalam laporan 
keuangan. 
4. Aktivitas pengendalian (control activities) 
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat 
dikategorikan dalam berbagai cara, yaitu pemisahan tugas, pengendalian 
pemrosesan informasi, pengendalian fisik, review kerja. 
5. Pemantauan (monitoring) 
Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan (on 
going activities) dan melalui pengevaluasian periodik secara terpisah. 
Kecurangan Laporan Keuangan (Financial statement fraud) 
Kecurangan dalam laporan keuangan antara lain berupa mempublikasikan secara 
sengaja terhadap informasi yang palsu dari bagian suatu laporan keuangan. 
Kecurangan ini biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih tinggi 
dari yang sebenarnya (overstates) terhadap asset atau pendapatan, atau ketika 
perusahaan melaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya (understates) 
terhadap kewajiban dan beban. Sering kali para pemegang saham, karyawan dan 
investor tidak mengetahui sepenuhnya dari ketidakjelasan terhadap nilai asset 
perusahaan dan adanya kewajiban jika terjadi suatu kecurangan. 
Sebagian besar dari skandal kecurangan yang terjadi pada tahun 2002 di USA 
yang menyebabkan lahirnya Sarbanes-Oxley Act termasuk kecurangan yang 
terjadi di perusahaan raksasa, Enron dan WorIdCom adalah berupa kecurangan 
terhadap laporan keuangan. Skema kecurangan yang mereka lakukan tergolong 
rumit, namun pada akhirnya motifnya relatif serupa, yaitu: menyebabkan 
kerugian besar terhadap pemegang saham dan timbulnya utang kepada 
kreditur, belum lagi menyebabkan trauma kepada karyawan dimana mereka 
kehilangan pekerjaan dan dana pensiun.
Pada 2008 Laporan yang disampaikan kepada lembaga Pencegahan 
terhadap Kecurangan dan Penyalahgunaan Wewenang yang diterbitkan oleh 
Associat ion of Certified Fraud Examiners, perusahaan-perusahaan USA 
menderita kerugian rata-rata sebesar $2 juta yang disebabkan terjadinya skema 
kecurangan tersebut. Dalam Laporan tersebut menyatakan bahwa bentuk 
kecurangan sangat berbeda dari jenis kecurangan yang lazim karena tipe tujuan 
dari kecurangan yang terjadi tidak secara langsung memperkaya si pelaku, tetapi 
untuk menyesatkan kepada pihak ketiga (investor, pemilik, regulator, dan lain-lain) 
seperti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau 
19 
menyangkut kelangsungan hidup dari suatu organisasi. 
Dengan kata lain, biasanya pelakunya adalah oleh manajer perusahaan 
yang memanipulasi kemampuan yang bersifat ekonomi suatu perusahaan dengan 
menutupi hutang yang jumlahnya yang sangat besar atau hilangnya aktiva yang 
lain. Para pihak manajemen memperoleh keuntungan seacara langsung dari 
terjadinya kecurangan dengan menjual saham, menerima bonus atas kinerja 
yang dipalsukan, atau dengan menggunakan laporan palsu untuk 
menyembunyikan tindakan curang lainnya. Manfaat secara tidak langsung yang 
diperoleh pihak manajemen dari adanya kecurangan terhadap laporan keuangan 
tersebut dimana cara ini digunakan untuk memperoleh sumber dana atas nama 
perusahaan, atau untuk melakukan penggelembungan harga jual perusahaan. 
Setiap usaha untuk mencegah kecurangan atas laporan keuangan harus fokus 
pada tiga faktor sebagai berikut : 
1. Mengurangi tekanan situational yang mendorong terjadinya kecurangan 
a. Hindari penetapan tujuan keuangan yang tidak mungkin dicapai. 
b. Hilangkan tekanan yang berasal eksternal yang mungkin dapat 
menggoda staf akuntansi untuk menyiapkan kejahatan terhadap laporan 
keuangan. 
c. Pengendalian modal kerja, kelebihan volume produksi, atau pengendaiian 
terhadap inventaris. 
d. Menetapkan dengan jelas dan prosedur akuntansi yang seragam tanpa 
adanya klausul pengecualian. 
2. Mengurangi peluang untuk melakukan kecurangan
a. Menjaga keakuratan dan kelengkapan catatan akuntansi internal. 
b. Hati-hati dalam memonitor transaksi bisnis dan hubungan yang bersifat 
pribadi dari pemasok, pembeli, agen pembelian, perwakilan penjualan, dan 
pihak lain-lain yang berhubungan dalam bertransaksi diantara unit-unit 
keuangan. 
c. Menetapkan sebuah sistem keamanan yang bersifat fisik untuk 
memastikan aset perusahaan, termasuk barang jadi, uang tunai, peralatan 
modal, peralatan, dan barang-barang lainnya yang berharga. 
20 
d. Pembagian fungsi penting diantara karyawan, memisahkan adanya 
pengendalian penuh yang berada pada satu orang. 
e. Menjaga keakuratan catatan pegawai termasuk memeriksa latar 
belakang pada karyawan baru. 
f. Mendorong pengawasan yang kuat dan hubungan kepemimpinan yang 
kuat dalam kelompok untuk menjamin penegakan prosedur akuntansi. 
3. Mengurangi rasionalisasi dari adanya kecurangan untuk memperkuat 
integritas karyawan 
a. Para manajer harus mempromosikan kejujuran dengan memberikan 
contoh. Tindakan tidak Jujur oleh manajemen, bahkan ~jika mereka akan 
diarahkan pada sasaran di luar organisasi, menciptakan lingkungan yang tidak 
jujur dapat digunakan untuk merasionalisasikan kegiatan bisnis yang tidak sah 
lainnya oleh karyawan atau pihak eksternal. 
b. Perilaku jujur dan tidak jujur harus didefinisikan dalam kebijakan 
perusahaan. Kebijakan akuntansi oleh Organisasi harus berkaitan dengan 
prosedur akuntansi yang dapat dipertanyakan atau bersifat controversial. 
c. Konsekuensi terhadap pelanggaran aturan dan ketentuan untuk hukuman dari 
pelaku kecurangan harus tertulis dengan jelas dan dikomunikasikan
21 
CONTOH KASUS: ENRON CORPORATION 
Enron didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah 
konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas 
Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium 
ini secara bertahap dan pasti dibubarkan antara 1941 dan 1947 melalui penawaran 
saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya 
sebagai sebuah holding company, InterNorth, yang menggantikan Northern 
Natural Gas di Pasar Saham Nwe York (New York Stock Exchange). 
Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis 
di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, 
Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu 
perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan 
kertas, dan komunikasi. Enron mengakui penghasilannya pada tahun 2000 
berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang 
Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan 
masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan 
yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, 
terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan 
kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 
Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat 
itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan 
menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum 
terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena 
para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah 
uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan 
dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan 
di kalangan dunia bisnis yang lebih luas, seperti yang digambarkan secara lebih 
terinci di bawah. 
Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan 
membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. 
Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus 
kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron
menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan 
secara sengaja. 
Jeffrey Skilling menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya 
proses bisnis akibat credit rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal 
ini dikarenakan sebagai perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi 
untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, 
maka tidak akan ada perdagangan. Terjadinya penurunan nilai rating investasi 
perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak 
tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang 
sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar 
$13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan 
karena terdapat banyak Special Purpose Entities (SPEs) dan kerjasama yang tidak 
tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi 
ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan 
nilai ekuitas perusahaan jatuh. 
Dalam rangka memperbesar keuntungan yang selama ini telah diperoleh, 
dibukalah partnership-partneship yang diberi nama “Special Purpose 
Partnership”. Partner dagang yang dimiliki oleh Enron hanya satu untuk setiap 
partnership dan partner tersebut hanya menyumbang modal yang sangat sedikit 
(hanya sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan). Orang awam pasti bertanya 
mengapa Enron berminat untuk berpartisipasi dalam partnership dimana Enron 
menyumbang 97% dari modal. 
Muncul pertanyaan dari mana Enron membiayai partnership-partnership 
tersebut? Pembiayaan tersebut ternyata diperoleh Enron dengan “meminjamkan” 
saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal 
dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya 
mengadakan transaksi dengan dirinya sendiri. Enron tidak pernah 
mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan 
keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange 
Commission (SEC). 
Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar $US 690 
juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Total 
22
hutang yang berhasil disembunyikan adalah $US 1,2 miliar. Akibatnya, laporan 
keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga 
saham Enron melonjak menjadi $US90 pada bulan Februari 2001. Perhitungan 
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan 
laba mereka sebanyak $US650miliar. 
Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab 
terjadinya kasus tersebut. Diantaranya; 
1. Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) 
adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan 
pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron 
memenuhi GAAP (Generally Accepted Accounting Principals). Andersen, 
disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi untuk 
Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. 
Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang 
begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya 
konsultasi. 
2. Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins 
juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk 
menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas 
semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan 
mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan 
hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang 
lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs. 
3. Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar 
energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan 
tetapi FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini 
dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di 
satu negara, yaitu antar negara. 
4. Pasar ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti 
peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan 
investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap 
Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga 
23
lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE 
mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda 
dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand. 
5. Pasar hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan 
membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & 
Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan 
untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di 
pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan 
analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, 
operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah 
perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. 
Khususnya yang berkaitan dengan SPEs. 
Kelompok kami berpendapat bahwa Enron melakukan kecurangan dengan 
metode penyembunyian dalam buku (on-book frauds) dan kecurangan diluar buku 
(off-book frauds). Kecurangan dalam buku dilakukan dengan menyembunyikan 
hutang dan membatasi pengungkapan kepada lembaga-lembaga terkait di atas. 
Sedangkan kecurangan diluar buku yang menyebabkan kebangkrutan dan 
keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Auditor, Arthur Andersen (satu dari 
lima perusahaan akuntansi terbesar) yang merupakan kantor akuntan Enron. 
Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga 
merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan 
pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan Enron. Arthur Andersen telah 
melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan keuangan Enron. Hal ini 
jelas Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana yang seharusnya 
sebagai seorang akuntan. 
24
25 
Daftar Pustaka 
Albrecht, W. Steve and Chad 0. Albrecht, 2003, Fraud Examination, New York: 
Thomson South-Western. 
Bologna dan Lindquist, Fraud Auditing and Forensic Accounting, 1995, New 
York: John Wiley & Sons, 1995) 
M. Romney, W.S. Albrecht, and D.J. Cherrington, 1980, "Auditors and the 
Detection of Fraud", New York: Pearson-Prentice Hall. 
Schilit, Howard. M., Perler, Jeremy (2010). Financial Shenanigans: How to 
Detect Accounting Gimmicks and Frauds in Financial Reporting, 3rd ed. 
McGraw-Hill.

More Related Content

What's hot

rerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansirerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansiNadia Amelia
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
solusi manual advanced acc zy Chap012
solusi manual advanced acc zy Chap012solusi manual advanced acc zy Chap012
solusi manual advanced acc zy Chap012Suzie Lestari
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modalSigit Sanjaya
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1yalifadli98
 
Jawaban chapter 9 adaptasi
Jawaban chapter 9 adaptasiJawaban chapter 9 adaptasi
Jawaban chapter 9 adaptasirizzahim
 
Chapter#11 pengukuran kinerja
Chapter#11 pengukuran kinerjaChapter#11 pengukuran kinerja
Chapter#11 pengukuran kinerjaRahmat Febrianto
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
solusi manual advanced acc zy Chap006
solusi manual advanced acc zy Chap006solusi manual advanced acc zy Chap006
solusi manual advanced acc zy Chap006Suzie Lestari
 
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti Investasi
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti InvestasiInvestasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti Investasi
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti InvestasiAyu Taseseb
 
solusi manual advanced acc zy Chap001
solusi manual advanced acc zy Chap001solusi manual advanced acc zy Chap001
solusi manual advanced acc zy Chap001Suzie Lestari
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Solution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by Baker
Solution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by BakerSolution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by Baker
Solution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by BakerSaskia Ahmad
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 

What's hot (20)

rerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansirerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansi
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
solusi manual advanced acc zy Chap012
solusi manual advanced acc zy Chap012solusi manual advanced acc zy Chap012
solusi manual advanced acc zy Chap012
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
 
Piutang wesel
Piutang weselPiutang wesel
Piutang wesel
 
Jawaban chapter 9 adaptasi
Jawaban chapter 9 adaptasiJawaban chapter 9 adaptasi
Jawaban chapter 9 adaptasi
 
Chapter#11 pengukuran kinerja
Chapter#11 pengukuran kinerjaChapter#11 pengukuran kinerja
Chapter#11 pengukuran kinerja
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 
solusi manual advanced acc zy Chap006
solusi manual advanced acc zy Chap006solusi manual advanced acc zy Chap006
solusi manual advanced acc zy Chap006
 
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti Investasi
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti InvestasiInvestasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti Investasi
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak serta Properti Investasi
 
Positive Theory
Positive TheoryPositive Theory
Positive Theory
 
solusi manual advanced acc zy Chap001
solusi manual advanced acc zy Chap001solusi manual advanced acc zy Chap001
solusi manual advanced acc zy Chap001
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Solution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by Baker
Solution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by BakerSolution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by Baker
Solution Manual Advanced Accounting Chapter 15 9th Edition by Baker
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 

Similar to Pelaporan korporat analisis

financial shenanigans
financial shenanigansfinancial shenanigans
financial shenanigansketutferry
 
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptDeby Andriana
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanwardahmega
 
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdf
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdfSTANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdf
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdfLearning Finance Accounting
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahKaniaPutri34
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuMuhammadWahyu60
 
Contoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih Berkembang
Contoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih BerkembangContoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih Berkembang
Contoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih BerkembangNovia Widya Utami
 
Cash from operation and management earning in korea
Cash from operation and management earning in koreaCash from operation and management earning in korea
Cash from operation and management earning in koreaRozza Asnita
 
Receivables & Inventory Accounting _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Receivables & Inventory Accounting  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Receivables & Inventory Accounting  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Receivables & Inventory Accounting _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Kanaidi ken
 
Accounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi TrainingAccounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi TrainingKanaidi ken
 
AKUNTANSI ASET KLM 1.pptx
AKUNTANSI ASET KLM 1.pptxAKUNTANSI ASET KLM 1.pptx
AKUNTANSI ASET KLM 1.pptxSalesCSMenik
 
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar BisnisManajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxBISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxDebiCarolina2
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Jiantari Marthen
 
PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10harjunode
 
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reportingHow to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reportingSri Apriyanti Husain
 

Similar to Pelaporan korporat analisis (20)

financial shenanigans
financial shenanigansfinancial shenanigans
financial shenanigans
 
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
 
Pertemuan 10 risiko keuangan dan risiko litigasi
Pertemuan 10 risiko keuangan dan risiko litigasiPertemuan 10 risiko keuangan dan risiko litigasi
Pertemuan 10 risiko keuangan dan risiko litigasi
 
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdf
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdfSTANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdf
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN.pdf
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
 
Contoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih Berkembang
Contoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih BerkembangContoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih Berkembang
Contoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Lebih Berkembang
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
 
Cash from operation and management earning in korea
Cash from operation and management earning in koreaCash from operation and management earning in korea
Cash from operation and management earning in korea
 
Receivables & Inventory Accounting _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Receivables & Inventory Accounting  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Receivables & Inventory Accounting  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Receivables & Inventory Accounting _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
 
Accounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi TrainingAccounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi Training
 
AKUNTANSI ASET KLM 1.pptx
AKUNTANSI ASET KLM 1.pptxAKUNTANSI ASET KLM 1.pptx
AKUNTANSI ASET KLM 1.pptx
 
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar BisnisManajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnis
 
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxBISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
 
PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10
 
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reportingHow to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
How to detect accounting gimmicks and fraud in financial reporting
 
Teori Pendapatan
Teori PendapatanTeori Pendapatan
Teori Pendapatan
 

More from Sri Apriyanti Husain

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubSri Apriyanti Husain
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...Sri Apriyanti Husain
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamSri Apriyanti Husain
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Sri Apriyanti Husain
 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Sri Apriyanti Husain
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Sri Apriyanti Husain
 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokSri Apriyanti Husain
 

More from Sri Apriyanti Husain (20)

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
 
Tugas regresi berganda
Tugas regresi bergandaTugas regresi berganda
Tugas regresi berganda
 
Alfamart
AlfamartAlfamart
Alfamart
 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
 
Review disertasi full
Review disertasi fullReview disertasi full
Review disertasi full
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
 
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
 

Recently uploaded

KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 

Recently uploaded (20)

KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 

Pelaporan korporat analisis

  • 1. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KINERJA, DAN KEPATUHAN ATAS 1 ENTITAS KOMERSIAL, NIRLABA DAN ETAP OLEH YUDIANTO (NIM: 2014240922) ENDANG TRI PRATIWI (NIM: 2014240925) SRI APRIYANTI HUSAIN (NIM: 2014240926) MAKALAH KELOMPOK Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelaporan Korporat PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
  • 2. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KINERJA, DAN KEPATUHAN ATAS 2 ENTITAS KOMERSIAL, NIRLABA DAN ETAP “How to detect Accounting Gimmicks and Fraud in Financial Reporting?” Apakah Shenanigans Keuangan? Shenanigans keuangan adalah tindakan yang dirancang untuk menyembunyikan atau mendistorsi kinerja keuangan atau kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen dengan tujuan menyesatkan investor tentang kinerja keuangan perusahaan atau kesehatan ekonomi. Akibatnya, investor sering tertipu untuk percaya bahwa pendapatan perusahaan yang besar, arus kas yang lebih kuat, dan kondisi neraca yang lebih aman dari yang sebenarnya terjadi. Beberapa shenanigans dapat dideteksi melalui jumlah yang disajikan pada laporan keuangan perusahaan seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas. Bukti shenanigans lain mungkin tidak secara eksplisit diatur dalam angka dan karena itu diperlukan ketelitian narasi yang terkandung dalam catatan kaki, pelaporan laba kuartalan, dan representasi lain yang bertujuan umum oleh manajemen. Adapun pengklasifikasian kejahatan keuangan (Shenanigans) menjadi tiga kelompok besar antara lain: Shenanigans Manipulasi Laba, Shenanigans Arus Kas, dan Key Metrik Shenanigans. Shenanigans dipandang perlu disebabkan oleh berbagai hal, antara lain sebagai berikut: a. Shenanigans merupakan ganjaran (faktor keserakahan). b. Dapat meningkatkan kinerja yang berhubungan dengan bonus. c. Dapat mencegah outcome negatif (fear factor). d. Dapat membantu perusahaan mendapatkan pembiayaan. e. Dapat menghilangkan persepsi pasar negatif. f. Dapat membantu perjanjian pembiayaan perusahaan g. Shenanigans sangat mudah untuk dilakukan. h. Terkadang berfungsi sebagai jebakan. Adapun jenis-jenis perusahaan yang paling memungkinkan melakukan Shenanigans antara lain sebagai berikut: a. Perusahaan dengan lingkungan pengendalian yang lemah, dengan ciri:
  • 3. 3 1) Tidak ada anggota independen 2) Kurangnya auditor independen/kompeten 3) Fungsi audit internal yang tidak memadai b. Manajemen menghadapi tekanan kompetitif yang ekstrim atau diketahui atau diduga memiliki karakter yang dipertanyakan. c. Perusahaan dengan pertumbuhan cepat tetapi kecil. d. Perusahaan publik yang baru. e. Perusahaan swasta. Shenanigans Manipulasi Laba Investor menilai tegas perusahaan eksekutif ketika perusahaan tersebut gagal untuk memenuhi ekspektasi pendapatan pada saat pelaporan kuartalan. Harga saham sering menderita penurunan dramatis ketika pendapatan dilaporkan tak sesuai harapan. Tidak mengherankan, jika kemudian untuk mengarahkan harga saham (dan paket kompensasi eksekutif) yang lebih tinggi, beberapa perusahaan terlibat dalam berbagai kejahatan untuk memanipulasi laba. Ada 7 Shenanigans manipulasi laba (EM) menurut Scilit’s yang mengakibatkan kekeliruan pendapatan perusahaan berkelanjutan. 1. Mengakui pendapatan terlalu dini. Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi.  Proses laba harus substansial telah selesai.  Adanya syarat dalam pertukaran. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Pengiriman barang sebelum penjualan selesai. Barang harus ditukar dengan uang tunai atau janji yang dapat diandalkan untuk membayar sebelum pendapatan diakui. Perlu diperhatikan pada pengiriman awal sebelum penjualan terjadi (terutama pada akhir kuartal) adalah sebagai berikut:  Pengiriman sebelum tanggal pengiriman.  Pengiriman barang dagangan hanya berisi bagian dari pesanan pelanggan.
  • 4.  Pengiriman barang dagangan kepada pelanggan yang telah 4 membatalkan pesanan mereka. Kontrak jangka panjang dapat menjadi pengecualian (sering menggunakan persentase penyelesaian) tetapi hal ini dapat menjadi masalah, antara lain:  Ketidakpastian, yaitu perkiraan biaya masa depan.  Tindakan interim pada tingkat penyelesaian menjadi sulit.  Perubahan terhadap biaya dan penyelesaian dapat ditaksir untuk memanipulasi laba.  Ketidakpastian poitik dapat mempengaruhi kontrak (misalnya, pesanan dibatalkan).  Perusahaan baru dengan produk yang tidak pasti terhadap pasar. b) Mengakui pendapatan pada saat adanya ketidakpastian penting Harus ada probabilitas tinggi bahwa barang akan dibayar dan tidak dikembalikan, dengan harus menentukan apakah:  Risiko dan manfaat kepemilikan telah ditransfer kepada pembeli.  Pembeli mungkin mengembalikan barang, dengan maksud apakah ada hak atas pengembalian.  Pembeli tidak membayar barang, dengan maksud apakah pembeli memiliki pembiayaan untuk membayar barang. c) Mengakui pendapatan pada saat tindakan lebih lanjut terkait layanan yang akan datang. Seharusnya hanya mengakui pendapatan yang diperoleh sampai saat ini, sedangkan penerimaan sisa adalah kewajiban. Sering terjadi pada waralaba dengan kondisi:  Mengakui pendapatan pada saat masih mempromosikan layanan yang akan datang.  Hak mengembangkan wilayah untuk memiliki hak eksklusif dengan tujuan membuka waralaba daerah, maka perusahaan tidak boleh menganggap sebagai penghasilan saat ini (menunda sampai franchise terbuka).
  • 5. 5 2. Mengakui pendapatan fiktif. Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Mengakui pendapatan pada pertukaran asset yang sama. Tidak adanya pengakuan atas pendapatan pada pertukaran property yang sama. b) Mengakui pengembalian dana dari pemasok sebagai pendapatan. Retailer sering menerima pengembalian uang dari pemasok. Hal ini bukan merupakan pendapatan. c) Menggunakan estimasi fiktif pada laporan keuangan interim. Pada kondisi ini harus mengestimasi adanya retur penjualan, biaya jaminan yang akan datang. Pada laporan kuartalan, memperkirakan tingkat persediaan dan harga pokok penjualan, sering dilakukan dengan menggunakan persentase laba kotor. 3. Mendongkrak pendapatan dengan one time gains Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi. Begitu pula dengan keuntungan hanya dilaporkan setelah pertukaran telah terjadi. Ada empat teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Meningkatkan profit dengan menjual asset yang mengabaikan nilai. Ini adalah bukan keuntungan. Contoh khas meliputi: menjual aset yang diperoleh dari suatu transaksi pooling, perusahaan yang menggunakan LIFO (terutama dengan persediaan yang banyak memungkinkan manajemen untuk mengelola harga pokok penjualan), dan real estate atau asset lainnya yang diperoleh dalam waktu yang lama. b) Meningkatkan profit dengan utang yang kadaluarsa. Ini sangat menarik ketika utang baru dikeluarkan pada tingkat yang lebih tinggi, profit tersebut tidak terulang. c) Gagal untuk memisahkan keuntungan atau kerugian yang tidak biasa dan tidak berulang dari pendapatan yang berulang. Misalnya keuntungan dari aktivitas non operasi seperti penjualan asset, aktivitas yang tidak terus-menerus seperti penghentian bisnis.
  • 6. 6 d) Membenamkan kerugian pada operasi yang tidak berkelanjutan. Operasi yang tidak berkelanjutan mencakup operasi yang dihentikan, keuntungan/kerugian yang luar biasa, dan efek kumulatif pendapatan dari prinsip akuntansi yang berubah. 4. Mengalihkan beban ke periode sebelumnya atau ke periode yang akan datang. Perusahaan harus memanfaatkan biaya yang dikeluarkan dengan menghasilkan manfaat di masa depan dan biaya tersebut yang tidak menghasilkan manfaat tersebut. jika aset tersebut tidak material atau manfaat yang akan diterima selama periode waktu yang singkat, item tersebut sebagai beban. Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat diterima. sebagai perusahaan menyadari manfaat dari menggunakan aset, aset atau sebagian ada dari harus ditulis sebagai beban periode. ketika ada penurunan tiba-tiba dan subtantial dari nilai suatu aset aset harus segera dihapuskan dan secara keseluruhan, bukan secara bertahap. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Ketidaktepatan mengkapitalisasi biaya, dengan maksud mengalihkan beban ke periode selanjutnya. Kapitalisasi yang tidak tepat sering mencakup biaya start-up, biaya penelitian dan pengembangan, periklanan dan biaya administrasi. Hal itu dilakukan dengan menciptakan aset (aset ditangguhkan), juga dapat dilakukan dengan memasukkan beberapa biaya tersebut ke dalam persediaan (menunda biaya sampai barang tersebut dijual). b) Penyusutan atau amortisasi biaya terlalu lambat. Depresiasi yang lambat dapat mengakibatkan kekayaan bersih dan profit yang lebih tinggi. c) Gagal untuk melaporkan asset yang berharga. 5. Tidak diungkapkannya semua liabilities. Sebagai perusahaan harus bertanggungjawab terhadap semua kewajiban jika kewajiban tersebut akan dilaporkan pada masa yang akan datang. Ada empat teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Melaporkan pendapatan daripada kewajiban pada saat kas diterima.
  • 7. 7 b) Gagal untuk menambah kewajiban kontigen. c) Gagal untuk mengungkapkan komitmen dan kontinjensi. d) Melakukan transaksi untuk menjaga Debt off the books. 6. Mengalihkan pendapatan yang sekarang ke periode yang akan datang. Pendapatan harus dicatat pada periode di mana pendapatan itu diterima. Teknik dalam aturan ini adalah menciptakan cadangan untuk menggeser pendapatan penjualan pada periode selanjutnya. Pada kondisi ini terjadi karena: a) Dilakukan dengan menunda penjualan. b) Dilakukan untuk memperlancar pendapatan. c) Adanya Smoothing income yang biasanya membawa kejutan tidak menyenangkan di masa yang akan datang. d) Bersikap kritis terhadap perusahaan sukses yang memiliki cadangan besar. 7. Mengalihkan beban di masa yang akan datang ke periode sekarang. Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat tersebut diterima. Ada dua teknik dasar dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Percepatan beban diskresionari pada periode sekarang. b) Melaporkan depresiasi atau amortisasi yang terjadi pada masa yang akan datang. Shenanigans Arus Kas Banyaknya skandal pelaporan keuangan dan penyajian kembali laba dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan banyak pertanyaan pada investor, apakah laba yang dilaporkan bisa bebas dari manipulasi manajemen. Investor telah memperluas fokus mereka untuk menyertakan Laporan Arus Kas khususnya bagian yang menyoroti arus kas dari operasi (CFFO). Investor mulai memendam kecurigaan tentang pelaporan keuangan perusahaan: bahwa manajemen sekarang memainkan trik untuk mencemari arus kas dari operasi. Sayangnya, kecurigaan ini dijalankan dengan baik. Investor tidak bisa lagi percaya bahwa manajemen akan melaporkan arus kas jujur dan tanpa kebijaksanaan. Untuk membantu investor menavigasi penipuan arus kas, Scilit’s
  • 8. telah mengidentifikasi empat Shenanigans Arus Kas (CF) berikut yang dapat mengakibatkan kekeliruan dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dari operasinya: 1. Cash Flows Shenanigans No 1: Mengalihkan Pembiayaan Arus Kas masuk 8 pada Bagian Operasi. 2. Cash Flows Shenanigans No 2: Mengalihkan Arus Kas keluar operasi normal untuk Bagian Investasi. 3. Cash Flows Shenanigans No 3: Menggembungkan Operasi Arus Kas dengan menggunakan Akuisisi atau Pelepasan. 4. Cash Flows Shenanigans No. 4: Meningkatkan Arus Kas Operasi dengan menggunakan aktivitas yang tidak berkelanjutan. Key Metrik Shenanigans Sejauh ini kita telah membahas kejahatan yang investor umumnya dapat mengidentifikasi dengan hati-hati membaca angka-angka dalam laporan keuangan. Secara umum manajemen menghadapi beberapa pembatasan di bawah aturan akuntansi (disebut GAAP, atau prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum) tentang bagaimana menyajikan laporan keuangan kepada investor. Untuk memotong banyak pembatasan tersebut dan memakai spin positif, manajemen telah menjadi lebih aktif dan menipu dalam menciptakan dan memanipulasi kunci metrik non-GAAP untuk memberi kesan kepada investor. Kekeliruan pelaporan keuangan tersebut cenderung tidak benar menyoroti pertumbuhan yang kuat dan konsisten serta sehat tidaknya perusahaan. KM Shenanigan No. 1: Showcasing Misleading Metrics That Overstate Performance KM Shenanigan No. 2: Distorting Balance Sheet Metrics to Avoid Showing Deterioration Profit akuntansi adalah hasil dari akuntansi akrual (dan subjek dari manipulasi). Oleh karena itu, harus melihat laporan arus kas dan laporan laba rugi bersama-sama. 1. Arus kas operasi, dapat ditinjau dengan: a) Pengukuran kinerja operasi pada basis kas (laba bersih dilakukan pada basis akrual). Hal ini dengan mengabaikan penjualan yang disebabkan
  • 9. oleh tindak lanjut keberadaan uang. Selain itu juga dengan mengabaikan beban atas kepemilikan asset. b) Pengukuran quality of earnings, dengan membandingkan CFFO dengan Net income. Jika Net Income positif, sedangkan CFFO negatif (tahun demi tahun) maka bisa disimpulkan terdapat masalah. Begitu pula jika CFFO lebih kecil dari Net income. Bagian ini merupakan perbandingan yang penting dalam pembentukan perusahaan yang penjualan, piutang dan persediaan umumnya tidak berfluktuasi dengan cepat. c) Analisis arus kas dapat membantu dalam hal memprediksi kebangkrutan. Mungkin melihat CFFO negatif selama bertahun-tahun sedangkan pendapatan yang positif, mungkin hasil dari membludaknya piutang. 9 Langkah-langkah tambahan dalam pengukuran Quality of Earnings Quality Income = CFFO / Operating Income Interest Coverage = CFFO before interest and taxes / Interest Return on Assets = CFFO before interest and taxes / Assets Menggunakan Pendekatan Holistik untuk Mendeteksi Shenanigans Pentingnya "Checks and Balances" Jelas, tidak semua perusahaan menggunakan trik pelaporan kepada investor. Memang, kami percaya bahwa sebagian besar perusahaan melaporkan kondisi perusahaannya dengan jujur. Namun demikian, investor harus selalu waspada dan aktif mencari tanda-tanda peringatan dari masalah, karena shenanigans terjadi dengan frekuensi yang cukup signifikan jika dibiarkan tidak terdeteksi. Perusahaan dengan kelemahan struktural atau pengawasan yang tidak memadai memberikan lahan subur bagi shenanigans. Investor harus menyelidiki tata kelola perusahaan dan pengawasan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar: 1. Apakah checks and balances yang tepat ada di antara eksekutif senior daapat memadamkan kejahatan korporat? 2. Apakah anggota luar dewan memainkan peran yang berarti dalam melindungi investor dari sifat serakah, sesat, atau manajemen yang tidak kompeten?
  • 10. 3. Apakah auditor memiliki kemandirian, pengetahuan, dan tekad untuk 10 melindungi investor saat manajemen bertindak tidak tepat? 4. Apakah perusahaan benar mengambil langkah memutar untuk menghindari pengawasan peraturan? Menjaga Segala Seuatu dalam Keseimbangan: Persediaan, Penjualan dan Piutang Tanda-tanda laporan keuangan yang menyesatkan yang mungkin muncul pada neraca, antara lain sebagai berikut: 1. Melebih-lebihkan aset atau menunjukkan saldo pada jumlah nilai realisasi bersih. 2. Pengecilan aset saat perusahaan mencoba untuk melancarkan penghasilan dengan mengalihkan beban masa depan dalam tahun fiskal saat ini. 3. Pengecilan kewajiban, baik dengan tidak termasuk kewajiban sepenuhnya dari neraca atau dengan mengakui perkiraan kewajiban yang konservatif di masa depan. 4. Pembesaran kewajiban, menggunakan cadangan untuk melancarkan penghasilan dengan mengalihkan pendapatan tahun berjalan ke tahun yang akan datang. 5. Penghilangan ekuitas pemilik. Tanda-tanda peringatan atas tidak tertagihnya piutang, antara lain sebagai berikut: 1. Besarnya jumlah piutang jatuh tempo. 2. Peningkatan dalam jumlah besar pada piutang dengan penjualan yang statis. 3. Ketergantungan berlebihan pada satu atau dua pelanggan. 4. Adanya piutang pihak terkait. 5. Perputaran piutang yang lambat. 6. Piutang sebagian besar terdiri dari barang pengembalian pelanggan. Tanda-tanda peringatan atas ketidakmemadainya persediaan antara lain sebagai berikut: 1. Perputaran persediaan yang lambat. 2. Peningkatan dalam jumlah besar pada saat penjualan yang statis. 3. Pemalsuan persediaan.
  • 11. 11 4. Adanya penjaminan atas persediaan. 5. Asuransi yang tidak mencukupi. 6. Perubahan metode penilaian persediaan perusahaan. Profitability Ratio  Gross Profit Margin = Gross Profit / Sales  Operating Margin = Operating Profit / Sales (Untuk melihat Profitabilitas dari aktivitas operasi)  Net Profit Margin = Net Income / Sales (Untuk menentukan laba dari setiap rupiah penjualan)  ROA = Net Income / Asset (Untuk melihat pengembalian atas investasi antara pemegang saham dan pemberi kredit)  ROE = Net Income / Equity (Untuk melihat pengembalian investasi pada pemegang saham)  Earning Per Shares = Net Income / Number of Shares (Untuk melihat profitabilitas pemegang saham berdasarkan jumlah per lembar saham) Liquidity Ratio  Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities  Working Capital = Current Assets – Current Liabilities  Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) / Current Liabilities  Inventory to Net Working Capital = Inventory / (Current Assets – Current Liabilities) Solvency Ratio  Debt to Assets = Total Debt / Total Assets  Debt to Equity = Total debt / Total Equity  Long Term Debt to Equity = Long Term Debt / Total Equity  Interest Coverage Ratio = Operating Income / Interest Expense
  • 12. 12 Activity Ratio  Inventory Turnover = Cost of Sales / Average Inventory  Account Receivable Turnover = Sales / Average Account Fraud (Kecurangan) Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja, meskipun pelaku fraud adalah orang yang dapat dipercaya. Kemungkinan besar suatu fraud terjadi ketika lingkungan pekerjaan integritasnya lemah, pengendaliannya tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau mendapat tekanan yang besar, maka tidak dapat dipungkiri seseorang akan melakukan ketidakjujuran. Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen dan karyawan/pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk kepentingan perusahaan, contoh kecurangan yang dilakukan oleh manajemen yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan karyawan/pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets). Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa: manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan. Kecurangan penyalahgunaan aktiva biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  • 13. Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh dari kecurangan karyawan (employee fraud) mengacuh pada Sawyers dalam “The Practice of Modern Internal Audit” yang telah dialih bahasakan oleh Amin Widjaja, ada 40 bentuk kecurangan karyawan, antara lain : a) Pemalsuan cap stempel b) Mencuri barang dagangan, peralatan, persediaan, dan barang-barang 13 perlengkapan lainnya c) Mengambil sejumlah kecil uang kas dari mesin kasir d) Tidak mencatat penjualan barang dan mengantongi uangnya e) Menciptakan kelebihan dana kas dan register dengan melakukan kurang pencatatan f) Pembebanan berlebihan pada akun-akun pengeluaran atau menggunakan uang muka untuk kepentingan pribadi g) Memutar penagihan atas rekening pelanggan h) Membiayakan rekening pelanggan dan mencuri uangnya i) Mengeluarkan kredit untuk klaim dan pengembalian oleh pelanggan palsu j) Tidak memberikan setoran harian ke bank, atau menyetorkan sebagian dari uang saja Mengacu pada Albrecht, dan Zimbelman (2009:10), berdasarkan pihak yang menjadi korban, fraud dikelompokkan menjadi: 1. Fraud yang mengakibatkan perusahaan atau organisasi menjadi korban. Dalam kategori ini, fraud dibagi kembali menjadi kelompok – kelompok yang lebih spesifik; a. Penggelapan oleh karyawan – pelaku fraud merupakan anggota atau karyawan dari perusahaan atau organisasi. Dalam fraud jenis ini, pelaku mengambil aset perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengambilan aset secara langsung dilakukan dengan cara mengambil uang tunai, perlengkapan, peralatan serta aset – aset lain perusahaan, sedangkan kecurangan secara tidak langsung dilakukan dengan menerima sogokan atau komisi dari pihak ketiga.
  • 14. b. Fraud yang melibatkan pemasok – pelaku fraud adalah pemasok dari suatu perusahaan atau organisasi. Fraud ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang dilakukan sendiri dan fraud yang melibatkan pihak lain. Pada fraud yang melibatkan pihak lain, biasanya pelaku bekerja sama dengan bagian pembelian suatu perusahaan. c. Fraud yang melibatkan pelanggan – pelaku fraud adalah pelanggan dari suatu perusahaan atau organisasi. Pelanggan yang melakukan kecurangan biasanya tidak membayar untuk barang yang dibeli, atau menipu perusahaan atau organisasi untuk memberikan mereka (pelaku) barang yang tidak seharusnya mereka miliki. 2. Fraud yang dilakukan oleh manajemen – korban dari fraud jenis ini adalah pemegang saham dan pemberi pinjaman dari suatu organisasi atau perusahaan. Fraud yang dilakukan oleh manajemen juga sering disebut sebagai kecurangan pelaporan keuangan. Manajemen melakukan fraud ini dengan memanipulasi laporan keuangan perusahaan. 3. Penipuan investasi dan penipuan pelanggan lainnya – korban dalam fraud jenis ini adalah pihak – pihak yang kurang berhati – hati atau kurang pengetahuan. Para pelaku fraud jenis ini umumnya menjual investasi palsu ke korban. 4. Kecurangan lain–korban dari fraud jenis ini tidak memiliki batasan golongan. Secara umum fraud dapat terjadi apabila ada kesempatan (opportunity), tekanan (pressure) atau insentif (incentive), dan rasionalisasi (rationalization). Tiga hal ini lebih dikenal dengan segitiga fraud atau fraud triangle. Pressure (menunjukkan motivasi dan sebagai “unshareable need”), rationalization (personal ethics) dan opportunity. 14
  • 15. 15 Tekanan (Pressure) Tekanan merujuk pada sesuatu hal yang terjadi pada kehidupan pribadi pelaku yang memotivasinya untuk mencuri. Biasanya motivasi tersebut timbul karena masalah keuangan, tetapi ini dapat menjadi gejala dari faktor-faktor tekanan lainnya, sehingga tekanan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: tekanan dari faktor keuangan (financial), dan tekanan dari faktor sosial (non financial) 1. Financial Pressures Masalah keuangan yang dialami pelaku dapat dipecahkan dengan mencuri uang atau aset lainnya. Berikut faktor-faktor dari tekanan keuangan : a. Greed. Keserakahan seseorang akan kekayaan dapat memicu orang tersebut bertindak curang karena merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki. b. Gaya hidup mewah c. High personal debts. Hutang yang menumpuk dapat membuat seseorang tertekan. Ketertekanan akan semakin tinggi ketika hutang tersebut tidak dapat dilunasi, sehingga akan menghalalkan segala cara untuk dapat melunasinya. d. High medical bills. Ketika calon pelaku kecurangan mengalami masalah kesehatan dan membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi, sedangkan si calon pelaku tidak mempunyai cukup dana, maka dari tekanan biaya tersebut akan mendorong tindakan kriminal/ curang sebagai cara memenuhi biaya tersebut. e. Kerugian keuangan yang tak terduga. 2. Social Pressure Tekanan yang berasal dari faktor non-keuangan diantaranya : a. Vice Pressure b. Kebiasaan berjudi (gambling), drugs dan alcoholic (peminum berat)dapat menciptakan keinginan keuangan yang besar agar supaya mendukung kebiasaan-kebiasaan tersebut. Hal ini menciptakan hubungan tekanan dengan aspek ini sebagai fraud triangle. c. Work related 1) Seseorang akan merasa tertekan ketika performa pekerjaan kurang
  • 16. 16 diakui dan dinilai secara adil oleh manajemen 2) Kepuasan atas pekerjaannya 3) Takut akan kehilangan pekerjaannya 4) Tertekan karena ingin mendapatkan promosi 5) Merasa digaji rendah oleh perusahaan 3. Other Pressure a. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti biasanya. b. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja c. Tertantang untuk merusak atau membobol sistem d. Krisis keuangan yang tak terduga Rationalization (Justifikasi melakukan kecurangan) Rationalisasi adalah komponen kecurangan yang paling krusial. Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya: 1. Tidak akan ada orang lain yang terluka. 2. Saya berhak mendapatkan sesuatu yang lebih. 3. Tindakan kecurangan yang ia lakukan bertujuan baik. 4. Sesuatu yang menjadi kepuasaannya jika ia bertindak curang. 5. Semua orang melakukan itu, jadi saya melakukannya juga . 6. Orang-orang tidak mampu dan tidak peduli tentang konsekuensi atas tindakan atau atas pelakunya yang tidak jujur. 7. Pelaku percaya bahwa jika mereka bertindak curang, mereka tidak akan kehilangan keluarga, uang dan kekayaannya. 8. Ketidakpuasan pekerjaan akan sesuatu hal yang berhubungan dengan gaji,lingkungan pekerjaan, perhatian yang diberikan oleh manajer, membuat pelaku berpikiran bahwa perusahaan berhutang kepada dia. 9. Saya hanya meminjam uang perusahaan saja, nanti akan saya kembalikan. 10. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.
  • 17. Untuk menjelaskan kenapa rasionalisasi memberikan kontribusi terhadap terjadinya kecurangan, karena rasionalisasi akan memberikan suatu pembenaran tentang apa saja yang kita lakukan dengan tujuan untuk memuaskan diri sendiri, meskipun tidak memiliki alasan yang kuat dan pembenaran tersebut juga tidak dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi moral maupun etika. 17 Kesempatan (Opportunity) Pelaku kecurangan selalu memiliki pengetahuan dan kesempatan untuk melakukan tindakan tersebut agar tindakan itu tidak dapat terdeteksi. Cressey berpendapat ada dua komponen dari peluang, yaitu ; 1) General information, yang merupakan pengetahuan bahwa kedudukan yang mengandung trust (kepercayaan), dapat dilanggar tanpa konsekuensi. Pengetahuan ini diperoleh pelaku dari apa yang ia dengar atau lihat, misalnya dari pengalaman orang lain yang melakukan fraud dan tidak ketahuan atau tidak dihukum atau terkena sanksi. 2) Technical skill atau keahlian/keterampilan 3) Keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kejahatan tersebut. Ini biasanya keahlian atau keterampilan yang dipunyai orang itu dan yang menyebabkan ia mendapat kedudukan tersebut. Selain itu, faktor yang menciptakan kesempatan adalah lemahnya pengendalian internal (internal controls) yang telah ada pada perusahaan. Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan mengidentifikasikan lima komponen pengendalian intern yang saling berhubungan, yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian (control environment) Faktor pembentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas dapat berupa integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi, penetapan wewenang dan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik sumber daya manusia. 2. Penilaian Resiko (risk assessment) Penilaian resiko oleh manajemen harus mencakup pertimbangan khusus atau resiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi lingkungan operasi, personel
  • 18. baru, sistem informasi yang baru atau dimodifikasi, pertumbuhan yang cepat, teknologi baru, restrukturisasi perusahaan, operasi di luar negri, pernyataan akuntansi, dan lini, produk, atau aktivitas baru. 18 3. Informasi dan Komunikasi (information and communication system) Sistem akuntansi yang efektif harus mencatat transaksi yang valid dan benar-benar terjadi, otorisasi yang tepat, penyajian secara tepat dalam laporan keuangan. 4. Aktivitas pengendalian (control activities) Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam berbagai cara, yaitu pemisahan tugas, pengendalian pemrosesan informasi, pengendalian fisik, review kerja. 5. Pemantauan (monitoring) Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan (on going activities) dan melalui pengevaluasian periodik secara terpisah. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial statement fraud) Kecurangan dalam laporan keuangan antara lain berupa mempublikasikan secara sengaja terhadap informasi yang palsu dari bagian suatu laporan keuangan. Kecurangan ini biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih tinggi dari yang sebenarnya (overstates) terhadap asset atau pendapatan, atau ketika perusahaan melaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya (understates) terhadap kewajiban dan beban. Sering kali para pemegang saham, karyawan dan investor tidak mengetahui sepenuhnya dari ketidakjelasan terhadap nilai asset perusahaan dan adanya kewajiban jika terjadi suatu kecurangan. Sebagian besar dari skandal kecurangan yang terjadi pada tahun 2002 di USA yang menyebabkan lahirnya Sarbanes-Oxley Act termasuk kecurangan yang terjadi di perusahaan raksasa, Enron dan WorIdCom adalah berupa kecurangan terhadap laporan keuangan. Skema kecurangan yang mereka lakukan tergolong rumit, namun pada akhirnya motifnya relatif serupa, yaitu: menyebabkan kerugian besar terhadap pemegang saham dan timbulnya utang kepada kreditur, belum lagi menyebabkan trauma kepada karyawan dimana mereka kehilangan pekerjaan dan dana pensiun.
  • 19. Pada 2008 Laporan yang disampaikan kepada lembaga Pencegahan terhadap Kecurangan dan Penyalahgunaan Wewenang yang diterbitkan oleh Associat ion of Certified Fraud Examiners, perusahaan-perusahaan USA menderita kerugian rata-rata sebesar $2 juta yang disebabkan terjadinya skema kecurangan tersebut. Dalam Laporan tersebut menyatakan bahwa bentuk kecurangan sangat berbeda dari jenis kecurangan yang lazim karena tipe tujuan dari kecurangan yang terjadi tidak secara langsung memperkaya si pelaku, tetapi untuk menyesatkan kepada pihak ketiga (investor, pemilik, regulator, dan lain-lain) seperti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau 19 menyangkut kelangsungan hidup dari suatu organisasi. Dengan kata lain, biasanya pelakunya adalah oleh manajer perusahaan yang memanipulasi kemampuan yang bersifat ekonomi suatu perusahaan dengan menutupi hutang yang jumlahnya yang sangat besar atau hilangnya aktiva yang lain. Para pihak manajemen memperoleh keuntungan seacara langsung dari terjadinya kecurangan dengan menjual saham, menerima bonus atas kinerja yang dipalsukan, atau dengan menggunakan laporan palsu untuk menyembunyikan tindakan curang lainnya. Manfaat secara tidak langsung yang diperoleh pihak manajemen dari adanya kecurangan terhadap laporan keuangan tersebut dimana cara ini digunakan untuk memperoleh sumber dana atas nama perusahaan, atau untuk melakukan penggelembungan harga jual perusahaan. Setiap usaha untuk mencegah kecurangan atas laporan keuangan harus fokus pada tiga faktor sebagai berikut : 1. Mengurangi tekanan situational yang mendorong terjadinya kecurangan a. Hindari penetapan tujuan keuangan yang tidak mungkin dicapai. b. Hilangkan tekanan yang berasal eksternal yang mungkin dapat menggoda staf akuntansi untuk menyiapkan kejahatan terhadap laporan keuangan. c. Pengendalian modal kerja, kelebihan volume produksi, atau pengendaiian terhadap inventaris. d. Menetapkan dengan jelas dan prosedur akuntansi yang seragam tanpa adanya klausul pengecualian. 2. Mengurangi peluang untuk melakukan kecurangan
  • 20. a. Menjaga keakuratan dan kelengkapan catatan akuntansi internal. b. Hati-hati dalam memonitor transaksi bisnis dan hubungan yang bersifat pribadi dari pemasok, pembeli, agen pembelian, perwakilan penjualan, dan pihak lain-lain yang berhubungan dalam bertransaksi diantara unit-unit keuangan. c. Menetapkan sebuah sistem keamanan yang bersifat fisik untuk memastikan aset perusahaan, termasuk barang jadi, uang tunai, peralatan modal, peralatan, dan barang-barang lainnya yang berharga. 20 d. Pembagian fungsi penting diantara karyawan, memisahkan adanya pengendalian penuh yang berada pada satu orang. e. Menjaga keakuratan catatan pegawai termasuk memeriksa latar belakang pada karyawan baru. f. Mendorong pengawasan yang kuat dan hubungan kepemimpinan yang kuat dalam kelompok untuk menjamin penegakan prosedur akuntansi. 3. Mengurangi rasionalisasi dari adanya kecurangan untuk memperkuat integritas karyawan a. Para manajer harus mempromosikan kejujuran dengan memberikan contoh. Tindakan tidak Jujur oleh manajemen, bahkan ~jika mereka akan diarahkan pada sasaran di luar organisasi, menciptakan lingkungan yang tidak jujur dapat digunakan untuk merasionalisasikan kegiatan bisnis yang tidak sah lainnya oleh karyawan atau pihak eksternal. b. Perilaku jujur dan tidak jujur harus didefinisikan dalam kebijakan perusahaan. Kebijakan akuntansi oleh Organisasi harus berkaitan dengan prosedur akuntansi yang dapat dipertanyakan atau bersifat controversial. c. Konsekuensi terhadap pelanggaran aturan dan ketentuan untuk hukuman dari pelaku kecurangan harus tertulis dengan jelas dan dikomunikasikan
  • 21. 21 CONTOH KASUS: ENRON CORPORATION Enron didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini secara bertahap dan pasti dibubarkan antara 1941 dan 1947 melalui penawaran saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai sebuah holding company, InterNorth, yang menggantikan Northern Natural Gas di Pasar Saham Nwe York (New York Stock Exchange). Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengakui penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas, seperti yang digambarkan secara lebih terinci di bawah. Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron
  • 22. menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja. Jeffrey Skilling menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya proses bisnis akibat credit rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal ini dikarenakan sebagai perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan ada perdagangan. Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak Special Purpose Entities (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh. Dalam rangka memperbesar keuntungan yang selama ini telah diperoleh, dibukalah partnership-partneship yang diberi nama “Special Purpose Partnership”. Partner dagang yang dimiliki oleh Enron hanya satu untuk setiap partnership dan partner tersebut hanya menyumbang modal yang sangat sedikit (hanya sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan). Orang awam pasti bertanya mengapa Enron berminat untuk berpartisipasi dalam partnership dimana Enron menyumbang 97% dari modal. Muncul pertanyaan dari mana Enron membiayai partnership-partnership tersebut? Pembiayaan tersebut ternyata diperoleh Enron dengan “meminjamkan” saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya mengadakan transaksi dengan dirinya sendiri. Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC). Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar $US 690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Total 22
  • 23. hutang yang berhasil disembunyikan adalah $US 1,2 miliar. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $US90 pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak $US650miliar. Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab terjadinya kasus tersebut. Diantaranya; 1. Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (Generally Accepted Accounting Principals). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi. 2. Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs. 3. Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara. 4. Pasar ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga 23
  • 24. lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand. 5. Pasar hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs. Kelompok kami berpendapat bahwa Enron melakukan kecurangan dengan metode penyembunyian dalam buku (on-book frauds) dan kecurangan diluar buku (off-book frauds). Kecurangan dalam buku dilakukan dengan menyembunyikan hutang dan membatasi pengungkapan kepada lembaga-lembaga terkait di atas. Sedangkan kecurangan diluar buku yang menyebabkan kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Auditor, Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) yang merupakan kantor akuntan Enron. Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan Enron. Arthur Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan keuangan Enron. Hal ini jelas Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan. 24
  • 25. 25 Daftar Pustaka Albrecht, W. Steve and Chad 0. Albrecht, 2003, Fraud Examination, New York: Thomson South-Western. Bologna dan Lindquist, Fraud Auditing and Forensic Accounting, 1995, New York: John Wiley & Sons, 1995) M. Romney, W.S. Albrecht, and D.J. Cherrington, 1980, "Auditors and the Detection of Fraud", New York: Pearson-Prentice Hall. Schilit, Howard. M., Perler, Jeremy (2010). Financial Shenanigans: How to Detect Accounting Gimmicks and Frauds in Financial Reporting, 3rd ed. McGraw-Hill.