SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Download to read offline
Matriks
Pengertian Tentang Matriks
Operasi-Operasi Matriks
Putaran Matriks
Pengertian Dasar Matriks
Matrik adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris
dan kolom yang membentuk suatu susunan persegi panjang
yang kita perlakukan sebagai suatu kesatuan.
Contoh:










123
421
302
baris
kolom
Nama matriks: huruf besar cetak tebal,










=
123
421
302
A 





=
203
142
B
Contoh:
Notasi:
Bilangan ini bisa berupa
bilangan nyata atau kompleks.
Kita akan melihat matriks
berisi bilangan nyata.
Pengertian Dasar Matriks
Elemen Matriks
Isi suatu matriks disebut elemen matriks
Contoh:






=
203
142
B
2, 4, 1 dan 3, 0, 2 adalah elemen-emenen
matriks yang membentuk baris
2, 3 dan 4, 0, dan 1, 2 adalah elemen-elemen
matriks yang membentuk kolom
Ukuran Matriks
Secara umum suatu matrik terdiri dari b baris dan k kolom, sehingga
suatu matrik akan terdiri dari b×k elemen-elemen
Ukuran matriks dinyatakan sebagai b×k
Contoh:






=
203
142
B adalah matriks berukuran 2×3










=
123
421
302
A
b = k = 3
matriks bujur
sangkar 3×3
Nama Khusus
Pengertian Dasar Matriks
Matriks dengan b = k disebut matriks bujur sangkar.
Matriks dengan k = 1 disebut matriks kolom atau vektor kolom.
Matriks dengan b = 1 disebut matriks baris atau vektor baris.
Matriks dengan b ≠ k disebut matrik segi panjang
Contoh:






=
203
142
B
b = 2, k = 3
matriks segi
panjang 2×3






=
4
2
p k = 1
vektor kolom [ ]423=q b = 1
vektor baris
Notasi nama vektor: huruf kecil cetak tebal
Secara umum, matriks A dapat kita tuliskan sebagai
[ ]bk
mnmm
n
n
a
aaa
aaa
aaa
=












=




21
22221
11211
A
elemen-elemen a11 …amn disebut diagonal utama
Diagonal Utama
Pengertian Dasar Matriks
Matriks Segitiga
Contoh:
Pengertian Dasar Matriks
Matriks segitiga bawah :










−=
343
011
002
1T
Matriks segitiga atas :









 −
=
300
310
122
2T
Ada dua macam matriks segitiga yaitu
matriks segitiga bawah dan matriks segitiga atas
Matriks segitiga bawah adalah matriks yang elemen-elemen di atas
diagonal utamanya bernilai nol.
Matriks segitiga atas adalah matriks yang elemen-elemen di bawah
diagonal utamanya bernilai nol.
Matriks Diagonal
Pengertian Dasar Matriks
Matriks diagonal adalah matriks yang elemen-elemen di atas maupun
di bawah diagonal utamanya bernilai nol.
Contoh:










=
000
010
002
D
Matriks Satuan
Pengertian Dasar Matriks
Jika semua elemen pada diagonal utama adalah 1, sedang elemen
yang lain adalah 0, matriks itu disebut matriks satuan.
Contoh:
IA =










=
100
010
001
Matriks Nol
Matriks nol, 0, yang berukuran m×n adalah matriks yang
berukuran m×n dengan semua elemennya bernilai nol.
Anak matriks atau sub-matriks






=
203
142
B
[ ]142 [ ]203- Dua anak matriks 1× 3 , yaitu:






3
2






0
4






2
1
- Tiga anak matriks 2× 1, yaitu:
- Enam anak matriks 1× 1 yaitu: [2] , [4] , [1] , [3] , [0] , [2];
- Enam anak matriks 1× 2 yaitu: [ ]42 [ ]12 [ ]14
[ ]03 [ ]23 [ ]20






03
42






23
12






20
14- Tiga anak matriks 2×2 yaitu:
Pengertian Dasar Matriks
Contoh:
Matriks B memiliki:
Matriks dapat dipandang sebagai tersusun dari anak-anak
matriks yang berupa vektor-vektor










=
123
421
302
A










=
3
2
1
a
a
a
Adapat kita pandang sebagai matriks
dengan anak-anak matriks berupa vektor baris
[ ]3021 =a [ ]4212 =a [ ]1233 =a
dapat kita pandang sebagai matriks [ ]321 aaaA =










=
3
1
2
1a










=
2
2
0
2a










=
1
4
3
3a
dengan anak-anak matriks yang berupa vektor kolom
Pengertian Dasar Matriks
Contoh:
Contoh yang lain:










=
123
421
302
A
Kesamaan Matriks
Dua matriks A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika berukuran
sama dan elemen-elemen pada posisi yang sama juga sama.
A = B






=
03
42
AJika






=
03
42
Bmaka haruslah .
Operasi Matriks, Kesamaan, Matriks Nol, Matriks negatif
Contoh:
Matriks Negatif
Negatif dari matriks berukuran m×n adalah matriks berukuran
m×n yang diperoleh dengan mengalikan seluruh elemennya
dengan faktor (−1). .
Operasi Matriks, Kesamaan, Matriks Nol, Matriks negatif
Contoh:






=
03
42
A 





−
−−
=−
03
42
A
Penjumlahan
Penjumlahan dua matriks hanya didefinisikan
untuk matriks yang berukuran sama
Jumlah dari dua matriks A dan B yang masing-masing berukuran
m×n adalah sebuah matriks C berukuran m×n yang elemen-
elemennya merupakan jumlah dari elemen-elemen matriks A dan
B yang posisinya sama
ABBA +=+
( ) ( )CBACBA ++=++






=
03
42
A






=
22
31
B
Jika






=+
25
73
BAmaka
Sifat-sifat penjumlahan matriks:
Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan
Contoh:
Pengurangan Matriks
Pengurangan matriks dapat dipandang sebagai
penjumlahan dengan matriks negatif
A0A =+
0AAAA =−+=− )(






=
03
42
A 





=
22
31
B






−
=





−−
−−
+





=−
21
11
22
31
03
42
BA
Contoh:
Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan
Perkalian Matriks












=
mnmm
n
n
aaa
aaa
aaa




21
22221
11211
A














=
pqmp
q
q
aaa
aaa
aaa




21
22221
11211
B
Jadi jika matriks A berukuran m×n dan B berukuran p×q
maka perkalian AB hanya dapat dilakukan jika n = p.
Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan
BAAB ≠
Hasil kali matriks AB berupa matriks berukuran m×q dengan nilai elemen
pada baris ke b kolom ke k merupakan hasil kali internal (dot product) vektor
baris ke b dari matriks A dan vektor kolom ke k dari matriks B
Perkalian antara dua matriks A dan B yaitu C = AB hanya terdefinisikan jika
banyak kolom matriks A sama dengan banyak baris matriks B.
Dalam perkalian matriks, urutan hatus diperhatikan.
Perkalian matriks tidak komutatif.
Perkalian Matriks dengan Bilangan Skalar
Hasil kali suatu bilangan skalar a dengan matriks berukuran m×n
adalah matriks berukuran m×n yang seluruh elemennya bernilai a kali.
aA = Aa










=×










=










×
646
462
244
2
323
231
122
323
231
122
2
Perkalian matriks dengan bilangan skalar ini mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut
( ) BABA aaa +=+
( ) AAA baba +=+
[ ] ( )AA abba =
Operasi Matriks, Perkalian Matriks
Contoh:
Perkalian Internal Vektor (dot product)
[ ]32=a 





=
3
4
bvektor baris: vektor kolom:
.
Contoh:
2 kolom
2 baris
Perkalian internal antara dua vektor a dan b yaitu c = ab hanya
terdefinisikan jika banyak kolom vektor a sama dengan banyak baris
vektor b.
Dalam perkalian internal vektor, urutan perkalian harus diperhatikan.
[ ] [ ] [ ]173342
3
4
32 =×+×=





=•= bac
Jika urutan dibalik, b : 1 kolom, a : 1 baris, perkalian juga dapat dilakukan
tetapi memberikan hasil yang berbeda
[ ] 





=





××
××
=





=•=
96
128
3323
3424
32
3
4
abd
perkalian internal dapat dilakukan
Perkalian matriks tidak komutatif.
Operasi Matriks, Perkalian Matriks
Perkalian Matriks Dengan Vektor






=
43
12
A 





=
3
2
bMisalkan dan
dapat dikalikan2 kolom
2 baris






=





×+×
×+×
=





•
•
=





==
18
7
3423
3122
2
1
2
1
ba
ba
b
a
a
AbC
Jika urutan perkalian dibalik, perkalian tidak dapat dilakukan
karena b terdiri dari satu kolom sedangkan A terdiri dari dua baris.
Contoh:
Operasi Matriks, Perkalian Matriks
Perkalian Dua Matriks Bujur Sangkar
Operasi Matriks, Perkalian Matriks






=
43
12
A 





=
35
24
Bdan
Contoh:
dapat dikalikan
kolom = 2
baris = 2
Matriks A kita pandang sebagai 





=
2
1
a
a
A
Matriks B kita pandang sebagai [ ]21 bbB =
[ ]






=





×+××+×
×+××+×
=






••
••
=





==
1832
713
34235443
31225142
2212
2111
21
2
1
baba
baba
bb
a
a
ABC
Perkalian dua matriks persegi panjang
Operasi Matriks, Perkalian Matriks






=
231
342
A










=
32
34
21
Bdan
dapat dikalikankolom = 3
baris = 3






=






×+×+××+×+×
×+×+××+×+×
=
















==
1717
2525
323321224311
333422234412
32
34
21
231
342
ABC
Contoh:






=
2
1
a
a
A [ ]21 bbB =
[ ] 





••
••
=





==
2212
2111
21
2
1
baba
baba
bb
a
a
ABC
Pernyataan matriks dengan anak matriks pada contoh di atas adalah
,
sehingga
.
Operasi Matriks, Perkalian Matriks
Dalam operasi perkalian matriks:
matriks yang pertama kita susun dari anak matriks yang berupa
vektor baris
matriks yang kedua kita susun dari anak matriks yang berupa
vektor kolom
Jadi perkalian matriks adalah perkalian dari baris ke kolom
( ) ( ) ( )BAABBA aaa ==
( ) ( )CABBCA =
( ) BCACCBA +=+
( ) CBCABAC +=+
Sifat-sifat perkalian matriks
b. Tidak komutatif. Jika perkalian AB maupun BA terdefinisikan,
maka pada umumnya AB ≠ BA
a. Asosiatif dan distributif terhadap penjumlahan
Jika AB = 0 tidak selalu berakibat A = 0 atau B = 0.
c. Hukum pembatalan tidak selalu berlaku.
Operasi Matriks, Perkalian Matriks
Putaran Matriks
Putaran Matriks (Transposisi)
Putaran matriks atau transposisi dari matriks A berukuran m×n
adalah suatu matriks AT yang berukuran n×m dengan kolom-
kolom matriks A sebagai baris-barisnya yang berarti pula bahwa
baris-baris matriks A menjadi kolom-kolom matriks AT
[ ]bk
mnmm
n
n
a
aaa
aaa
aaa
=












=




21
22221
11211
A
[ ]pq
mnnn
m
m
a
aaa
aaa
aaa
=












=




21
22212
12111
T
A
Jika
maka
Putaran Vektor Baris Dan Vektor Kolom
Putaran Matriks
Putaran vektor baris akan menjadi vektor kolom.
Sebaliknya putaran vektor kolom akan menjadi vektor baris.
[ ]










=⇒=
3
4
2
342 T
aa
[ ]345
3
4
5
T
=⇒










= bb
Contoh:
Putaran Jumlah Dua Vektor Baris
Putaran Matriks
Putaran jumlah dua vektor baris sama dengan
jumlah putaran masing-masing vektor
[ ] [ ]231dan342 == ba
[ ]573=+ ba
( ) TTT
2
3
1
3
4
2
5
7
3
baba +=










+










=










=+
( ) TTT
baba +=+
Jika
maka
Secara umum :
Contoh:
Putaran Hasil Kali Vektor Baris Dan Vektor Kolom
Putaran Matriks
Putaran hasil kali vektor baris dengan vektor kolom atau vektor
kolom dengan vektor baris, sama dengan hasil kali putaran
masing-masing dengan urutan dibalik
[ ]










==
2
3
1
dan342 ba
[ ]233412 ×+×+×=ab
Jika
maka
Contoh:
[ ] [ ] TTT
3
4
2
231233412 abab =










=×+×+×=
Putaran Matriks
Contoh:
Jika [ ]231dan
3
4
2
=










= ba
maka










×××
×××
×××
=
233313
243414
223212
ab
( ) [ ] TTT
342
2
3
1
232422
333432
131412
abab =










=










×××
×××
×××
=
Secara umum : ( ) TTT
abab =
Putaran Matriks
Contoh:
Putaran Matriks Persegi Panjang






=
231
342
A










=
23
34
12
T
AJika maka










=
ma
a
A 
1
[ ]TT
1
T
maaA =
Jika matriks A dinyatakan
sebagai susunan dari
vektor baris
maka
[ ]maaaA 21=
Jika matriks A
dinyatakan dengan
vektor kolom 









=
ma
a
A 
1
T
maka
Putaran Matriks
Putaran Jumlah Matriks
Putaran jumlah dua matriks sama dengan jumlah putaran masing-
masing matriks.
Hal ini telah kita lihat pada putaran jumlah vektor baris.
( ) TTT
BABA +=+
[ ]maaA 1= [ ]mbbB 1=
[ ]mm babaBA ++=+ 11
Jika
Dengan demikian
dan
maka
( )
( )
( )
TT
T
T
1
T
T
1
TT
T
1
T
1
T
T
11
T
BA
b
b
a
a
ba
ba
ba
ba
BA +=












+












=












+
+
=












+
+
=+
mmmmmm

Putaran Hasil Kali Matriks
Putaran hasilkali dua matriks sama dengan hasil kali putaran
masing-masing dengan urutan yang dibalik. Hal ini telah kita lihat
pada putaran hasil kali vektor baris dan vektor kolom.
( ) TTT
ABAB =










=
ma
a
A 
1
[ ]nbbB 1=










••
••
=
nmnm
n
baba
baba
AB


 111
Jika dan
maka
[ ] TT
1
1111
T
ABaa
b
b
baba
baba
AB =










=










••
••
= m
nnmnm
n




Dengan demikian maka
Putaran Matriks
Putaran Matriks
Matriks Simetris
Jika
dikatakan bahwa matriks B adalah simetris miring.
BB −=T
Matriks simetris adalah matriks yang putarannya sama dengan
matriksnya sendiri. Jadi matriks A dikatakan simetris apabila
AA =T
Karena dalam setiap putaran matriks nilai
elemen-elemen diagonal utama tidak berubah,
maka matriks simetris miring dapat terjadi jika
elemen diagonal utamanya bernilai nol.
Berkaitan dengan putaran matriks, kita mengenal kesimetrisan pada
matriks nyata.
Determinan Matriks
Determinan Matriks
Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka kita mengaitkan A
dengan suatu bilangan yang dinyatakan oleh
△=
𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋯ 𝑎1𝑛
𝑎21
⋮
𝑎22
⋮
𝑎23
⋮
⋯
𝑎2𝑛
⋮
𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 ⋯ 𝑎 𝑛𝑛
Yang dinamakan determinan dari A dengan ukuran n, ditulis det(A).
Untuk mendefinisikan nilai suatu determinan, kita harus mengenal
beberapa konsep berikut:
1. Minor. Diberikan suatu unsur 𝑎𝑗𝑗 dari △. Suatu determinan
berukuran (𝑛 − 1) yang diperoleh dengan menghilangkan semua
unsure di baris ke j dan kolom ke k dinamakan minor dari 𝑎𝑗𝑗 .
Determinan Matriks
Contoh:
Minor yang bersesuaian dengan unsur 5 dalam baris ke-2 kolom
ke-3 dari determinan berukuran 4.
2 −1 𝟏 3
−𝟑 𝟐 𝟓 𝟎
1
4
0
−2
−𝟐
𝟑
2
1
adalah
2 −1 3
1 0 2
4 −2 1
Yang diperoleh dengan menghilangkan unsur-unsur yang
berwarna gelap.
Determinan Matriks
2. Kofaktor. Jika minor dari 𝑎𝑗𝑗 dikalikan dengan (−1) 𝑗+𝑘
, maka
hasilnya dinamakan kofaktor dari 𝑎𝑗𝑗 dan dinyatakan dengan
𝐴𝑗𝑗 .
Contoh:
Kofaktor yang bersesuaian dengan unsure 5 dalam
determinan pada contoh di atas adalah (−1)2+3 dikalikan
minornya, atau
−1
2 −1 3
1 0 2
4 −2 1
Nilai determinan didefinisikan sebagai jumlah dari hasil kali unsur-
unsur pada suatu baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktor yang
bersesuaian, dan ini dinamakan uraian Laplace. Dalam lambang
ditulis:
det 𝐴 = � 𝑎𝑗𝑗 𝐴𝑗𝑗
𝑛
𝑘=1
Determinan Matriks
Menghitung determinan berukuran 2 menggunakan uraian Laplace:
𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22
menggunakan unsur di baris pertama. Kofaktor yang
berkaitan adalah
𝐴11 = (−1)1+1
𝑎22 = 𝑎22, 𝐴12 = (−1)1+2
𝑎21 = −𝑎21
Menurut uraian Laplace, determinannya bernilai
𝑎11 𝐴11 + 𝑎12 𝐴12 = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21
Determinan Matriks
Contoh:
Hitunglah uraian Laplace dari determinan
3 −2 2
1 2 −3
4 1 2
dengan
menggunakan unsur baris pertama.
Dengan menggunakan unsur baris pertama, uraiannya adalah
3
2 −3
1 2
— 2
1 −3
4 2
+ 2
1 2
4 1
= 3 7 − −2 14 + 2 −7 = 35
Nilai determinan orde 3 juga dapat dihitung menggunakan cara di bawah
ini:
𝑎1 𝑏1 𝑐1
𝑎2 𝑏2 𝑐2
𝑎3 𝑏3 𝑐3
= 𝑎1 𝑏2 𝑐3 + 𝑏1 𝑐2 𝑎3 + 𝑐1 𝑎2 𝑏3 − 𝑏1 𝑎2 𝑐3 + 𝑎1 𝑐2 𝑏3 + 𝑐1 𝑏2 𝑎3
Kemudian dengan mengambil jumlah hasil kali suku-suku yang
ditunjukkan dengan anak panah bertanda + dan −.
Determinan Matriks : Teorema
TEOREMA-TEOREMA DETERMINAN
1. Nilai suatu determinan tetap sama jika baris dan kolomnya
ditukar. Dalam lambang det 𝐴 = det (𝐴 𝑇
) .
2. Jika A dan B dua matriks bujursangkar yang berukuran sama,
maka det 𝐴𝐴 = det 𝐴 det (𝐵).
3. Jumlah dari hasil kali unsur-unsur pada suatu baris atau kolom
dengan kofaktor-kofaktor dari baris atau kolom lainnya adalah
nol. Dalam lambang ditulis:
� 𝑎 𝑞𝑞 𝐴 𝑝𝑝 = 0 atau
𝑛
𝑘=1
� 𝑎 𝑘𝑘 𝐴 𝑘𝑘 = 0 jika 𝑝 ≠ 𝑞
𝑛
𝑘=1
Jika 𝑝 = 𝑞 , jumlahnya sama dengan
det 𝐴 = � 𝑎𝑗𝑗 𝐴𝑗𝑗
𝑛
𝑘=1
Determinan Matriks : Teorema
4. Misalkan 𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣 𝑛 menyatakan vector baris atau vector
kolom dari suatu matriks bujursangkar A yang berukuran n. Maka
det (A) = 0 jika dan hanya jika ada konstanta (scalar) 𝜆1, 𝜆2, … , 𝜆 𝑛
yang tidak semua nol sehingga
𝜆1 𝑣1 + 𝜆2 𝑣2 + ⋯ + 𝜆 𝑛 𝑣 𝑛 = 𝑂
Di mana O adalah matriks baris nol. Jika syarat di atas dapat
dipenuhi maka kita menyatakan bahwa vektor-vektor 𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣 𝑛
bergantungan linear. Jika tidak demikian kita menyatakannya
bebas linear. Suatu matriks A sehingga det (A) = 0 dinamakan
matriks singular. Jika det (A) ≠ 0, maka A dinamakan matriks tak-
singular.
Invers Matriks
Jika untuk suatu matriks bujursangkar A terdapat suatu matrik B
sehingga AB = I, maka dinamakan invers dari A dan dinyatakan
dengan 𝐴−1
. Dasarnya adalah rumus berikut ini:
Jika A suatu matriks tak singular berukuran n (det (A) ≠ 0) maka
terdapat tepat satu invers 𝐴−1 sehingga 𝐴𝐴−1 = 𝐴−1 𝐴 = 𝐼 dan kita
dapat menyatakan 𝐴−1
dalam bentuk
𝐴−1 =
(𝐴𝑗𝑗) 𝑇
det 𝐴
Di mana (𝐴 𝑗𝑗) adalah matriks dari kofaktor 𝐴𝑗𝑗 dan (𝐴𝑗𝑗) 𝑇
= (𝐴 𝑘𝑘)
adalah transposenya.
Bentuk berikut ini menyatakan sifat invers matriks:
(𝐴𝐴)−1
= 𝐵−1
𝐴−1
, (𝐴−1
)−1
= 𝐴
Contoh:
Tentukanlah invers matriks 𝐴 =
3 −2 2
1 2 −3
4 1 2
Invers Matriks
MATRIKS TEGAK LURUS (ORTHOGONAL)
Suatu matriks riil A dinamakan suatu matriks tegak lurus
(orthogonal) jika trnsposenya sama dengan inversnya, yaitu
jika 𝐴 𝑇
= 𝐴−1
atau 𝐴 𝑇
𝐴 = 𝐼.
Nilai Eigen dan Vektor Eigen
Misalkan 𝐴 = 𝑎𝑗𝑗 adalah suatu matirks 𝑛 × 𝑛 dan X suatu vektor
kolom. Persamaan
𝐴𝐴 = 𝜆𝜆
Di mana suatu bilangan dapat ditulis sebagai
𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋯ 𝑎1𝑛
𝑎21
⋮
𝑎22
⋮
𝑎23
⋮
⋯
𝑎2𝑛
⋮
𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 ⋯ 𝑎 𝑛𝑛
𝑥1
𝑥2
⋮
𝑥 𝑛
= 𝜆
𝑥1
𝑥2
⋮
𝑥 𝑛
Atau
𝑎11 − 𝜆 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥 𝑛 = 0
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 − 𝜆 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥 𝑛 = 0
… … … … … … … … … … … … … … … … …
𝑎 𝑛𝑛 𝑥1 + 𝑎 𝑛𝑛 𝑥2 + ⋯ + 𝑎 𝑛𝑛 − 𝜆 𝑥 𝑛 = 0
Nilai Eigen dan Vektor Eigen
Akan memiliki penyelesaian tak-trivial jika dan hanya jika
𝑎11 − 𝜆 𝑎12 ⋯ 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 − 𝜆 ⋯ 𝑎2𝑛
⋮
𝑎 𝑛𝑛
⋮
𝑎 𝑛𝑛
⋯
⋮
𝑎 𝑛𝑛 − 𝜆
= 0
Yang merupakan suatu persamaan suku banyak berderajat n
dalam 𝜆. Akar dari persamaan suku banyak ini dinamakan nilai
eigen atau nilai karakteristik (nilai ciri) dari matriks A. Bersesuaian
dengan setiap nilai eigen aka nada penyelesaian 𝑋 ≠ 0 yang
merupakan suatu penyelesaian tak-trivial, yang dinamakan suatu
vektor eigen atau vektor karakteristik dari nilai eigennya.
Persamaan juga dapat ditulis
det 𝐴 − 𝜆𝜆 = 0
Dan persamaan dalam 𝜆 ini seringkali dinamakan persamaan
karakteristik.
Nilai Eigen dan Vektor Eigen
TEOREMA PADA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
Reduksi suatu matriks ke bentuk diagonal. Jika suatu matriks tak
singular A mempunyai nilai eigen yang berbeda-beda 𝜆1, 𝜆2, 𝜆3, … …
dengan vektor eigen yang berkaitan ditulis sebagai kolom dari matriks
𝐵 =
𝑏11 𝑏12 𝑏13 ⋯
𝑏21 𝑏22 𝑏23 ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯
Maka 𝐵−1
𝐴𝐴 =
𝜆1 0 0 ⋯
0 𝜆2 0 ⋯
0
⋯
0
⋯
𝜆3
⋯
⋯
⋯
Yaitu 𝐵−1
𝐴𝐴 dinamakan transformasi dari A oleh B, yang merupakan
matriks diagonal yang memuat nilai eigen dari A dalam diagonal
utamanya dan unsur lainnya nol. Kita mengatakan bahwa A telah
ditransformasikan atau di direksikan ke bentuk diagonal.
Nilai Eigen dan Vektor Eigen
TEOREMA PADA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
Contoh:
Transformasikan matriks ke dalam bentuk diagonal 𝐵 =
2 1 −1
1 1 1
3 2 1
Nilai Eigen dan Vektor Eigen
TEOREMA PADA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
Reduksi bentuk kuadrat ke bentuk kanonik. Misalkan A suatu matriks
riil setangkup, sebagai contoh
𝐴 =
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
𝑎12 = 𝑎21, 𝑎13 = 𝑎31, 𝑎23 = 𝑎32
Jika 𝑋 =
𝑥1
𝑥2
𝑥3
, maka kita memperoleh bentuk kuadrat
𝑋 𝑇 𝐴𝐴 = 𝑎11 𝑥1
2
+ 𝑎22 𝑥2
2
+ 𝑎33
2
𝑥3
2
+ 2𝑎12 𝑥1 𝑥2 + 2𝑎13 𝑥1 𝑥3 + 2𝑎23 𝑥2 𝑥3
Suku-suku hasil kali silang dari bentuk kuadrat ini dapat dihilangkan
dengan memisalkan 𝑋 = 𝐵𝐵 di mana U suatu vector kolom dengan
unsure-unsur 𝑢1, 𝑢2, 𝑢3 dan B suatu matriks orthogonal yang membuat
diagonal matriks A. bentuk kuadrat baru dalam 𝑢1, 𝑢2, 𝑢3 tanpa suku-
suku hasil kali silang dinamakan bentuk kanonik.
TUGAS

More Related Content

What's hot

materi Transformasi
materi Transformasimateri Transformasi
materi Transformasifauz1
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 
PPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIII
PPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIIIPPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIII
PPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIIIYoshiie Srinita
 
(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8
(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8
(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8kreasi_cerdik
 
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Bab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatBab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatMira Agustina
 
power point sistem koordinat
power point sistem koordinatpower point sistem koordinat
power point sistem koordinatmalonasp25
 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelAna Sugiyarti
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Risna Riany
 
Transpose & Kesamaan Matriks
Transpose & Kesamaan MatriksTranspose & Kesamaan Matriks
Transpose & Kesamaan MatriksEga Anistia
 
Barisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleksBarisan dan deret kompleks
Barisan dan deret komplekspramithasari27
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 

What's hot (20)

materi Transformasi
materi Transformasimateri Transformasi
materi Transformasi
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
PPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIII
PPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIIIPPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIII
PPT Relasi & Fungsi Matematika Kelas VIII
 
(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8
(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8
(8.3.1) soal dan pembahasan relasi fungsi, matematika sltp kelas 8
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
 
Bab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatBab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinat
 
power point sistem koordinat
power point sistem koordinatpower point sistem koordinat
power point sistem koordinat
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Lks elips lengkap
Lks elips lengkapLks elips lengkap
Lks elips lengkap
 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabel
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
 
Transpose & Kesamaan Matriks
Transpose & Kesamaan MatriksTranspose & Kesamaan Matriks
Transpose & Kesamaan Matriks
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
Barisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleksBarisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleks
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 

Viewers also liked

MATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINANMATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINANOng Lukman
 
Vektor baru ortogonal1
Vektor baru ortogonal1Vektor baru ortogonal1
Vektor baru ortogonal1badaibkt
 
Fisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleks
Fisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleksFisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleks
Fisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleksjayamartha
 
Fisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linier
Fisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linierFisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linier
Fisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linierjayamartha
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linearKi Rizki
 
Matriks & Operasinya Matriks invers
Matriks  & Operasinya Matriks inversMatriks  & Operasinya Matriks invers
Matriks & Operasinya Matriks inversMuhammad Martayuda
 
Aljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi MatriksAljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi MatriksMuhammad Martayuda
 
Matriks dan Determinan
Matriks dan DeterminanMatriks dan Determinan
Matriks dan DeterminanAndari Ursulla
 
Determinan
Determinan Determinan
Determinan yayatsh
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenRizky Wulansari
 

Viewers also liked (20)

Bab 1-matriks
Bab 1-matriksBab 1-matriks
Bab 1-matriks
 
Matrik
MatrikMatrik
Matrik
 
MATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINANMATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINAN
 
matriks elementer dan invers
matriks elementer dan inversmatriks elementer dan invers
matriks elementer dan invers
 
Vektor baru ortogonal1
Vektor baru ortogonal1Vektor baru ortogonal1
Vektor baru ortogonal1
 
Fisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleks
Fisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleksFisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleks
Fisika Matematika I (1 - 2) Bil kompleks
 
matrik dan determinan
matrik dan determinanmatrik dan determinan
matrik dan determinan
 
Num bab4
Num bab4Num bab4
Num bab4
 
Fisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linier
Fisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linierFisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linier
Fisika Matematika I (3 - 4) Persamaan linier
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
 
Matriks & Operasinya Matriks invers
Matriks  & Operasinya Matriks inversMatriks  & Operasinya Matriks invers
Matriks & Operasinya Matriks invers
 
Aljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi MatriksAljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi Matriks
 
Matriks dan Determinan
Matriks dan DeterminanMatriks dan Determinan
Matriks dan Determinan
 
Makalah Determinan UPB
Makalah Determinan UPBMakalah Determinan UPB
Makalah Determinan UPB
 
Makalah numerik
Makalah numerikMakalah numerik
Makalah numerik
 
Bahasan matriks
Bahasan matriksBahasan matriks
Bahasan matriks
 
Determinan
Determinan Determinan
Determinan
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
 
Fismat 2
Fismat 2Fismat 2
Fismat 2
 

Similar to MATRIKS

Similar to MATRIKS (20)

matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsxmatriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
 
Determinan dan Invers
Determinan dan InversDeterminan dan Invers
Determinan dan Invers
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxPPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
 
Matriks Matematika By Ali Majid Wardana
Matriks Matematika By Ali Majid WardanaMatriks Matematika By Ali Majid Wardana
Matriks Matematika By Ali Majid Wardana
 
Matriks :)
Matriks :)Matriks :)
Matriks :)
 
matriks_2.ppt
matriks_2.pptmatriks_2.ppt
matriks_2.ppt
 
Matriks untuk mhs.pptx
Matriks untuk mhs.pptxMatriks untuk mhs.pptx
Matriks untuk mhs.pptx
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Matriks 2
Matriks 2Matriks 2
Matriks 2
 
Ppt matriks
Ppt matriksPpt matriks
Ppt matriks
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Buku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi MatriksBuku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi Matriks
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
Operasi MATRIKS dan sistem persamaan liner.ppt
Operasi MATRIKS dan sistem persamaan liner.pptOperasi MATRIKS dan sistem persamaan liner.ppt
Operasi MATRIKS dan sistem persamaan liner.ppt
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

MATRIKS

  • 2.
  • 3. Pengertian Dasar Matriks Matrik adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris dan kolom yang membentuk suatu susunan persegi panjang yang kita perlakukan sebagai suatu kesatuan. Contoh:           123 421 302 baris kolom Nama matriks: huruf besar cetak tebal,           = 123 421 302 A       = 203 142 B Contoh: Notasi: Bilangan ini bisa berupa bilangan nyata atau kompleks. Kita akan melihat matriks berisi bilangan nyata.
  • 4. Pengertian Dasar Matriks Elemen Matriks Isi suatu matriks disebut elemen matriks Contoh:       = 203 142 B 2, 4, 1 dan 3, 0, 2 adalah elemen-emenen matriks yang membentuk baris 2, 3 dan 4, 0, dan 1, 2 adalah elemen-elemen matriks yang membentuk kolom Ukuran Matriks Secara umum suatu matrik terdiri dari b baris dan k kolom, sehingga suatu matrik akan terdiri dari b×k elemen-elemen Ukuran matriks dinyatakan sebagai b×k Contoh:       = 203 142 B adalah matriks berukuran 2×3
  • 5.           = 123 421 302 A b = k = 3 matriks bujur sangkar 3×3 Nama Khusus Pengertian Dasar Matriks Matriks dengan b = k disebut matriks bujur sangkar. Matriks dengan k = 1 disebut matriks kolom atau vektor kolom. Matriks dengan b = 1 disebut matriks baris atau vektor baris. Matriks dengan b ≠ k disebut matrik segi panjang Contoh:       = 203 142 B b = 2, k = 3 matriks segi panjang 2×3       = 4 2 p k = 1 vektor kolom [ ]423=q b = 1 vektor baris Notasi nama vektor: huruf kecil cetak tebal
  • 6. Secara umum, matriks A dapat kita tuliskan sebagai [ ]bk mnmm n n a aaa aaa aaa =             =     21 22221 11211 A elemen-elemen a11 …amn disebut diagonal utama Diagonal Utama Pengertian Dasar Matriks
  • 7. Matriks Segitiga Contoh: Pengertian Dasar Matriks Matriks segitiga bawah :           −= 343 011 002 1T Matriks segitiga atas :           − = 300 310 122 2T Ada dua macam matriks segitiga yaitu matriks segitiga bawah dan matriks segitiga atas Matriks segitiga bawah adalah matriks yang elemen-elemen di atas diagonal utamanya bernilai nol. Matriks segitiga atas adalah matriks yang elemen-elemen di bawah diagonal utamanya bernilai nol.
  • 8. Matriks Diagonal Pengertian Dasar Matriks Matriks diagonal adalah matriks yang elemen-elemen di atas maupun di bawah diagonal utamanya bernilai nol. Contoh:           = 000 010 002 D
  • 9. Matriks Satuan Pengertian Dasar Matriks Jika semua elemen pada diagonal utama adalah 1, sedang elemen yang lain adalah 0, matriks itu disebut matriks satuan. Contoh: IA =           = 100 010 001 Matriks Nol Matriks nol, 0, yang berukuran m×n adalah matriks yang berukuran m×n dengan semua elemennya bernilai nol.
  • 10. Anak matriks atau sub-matriks       = 203 142 B [ ]142 [ ]203- Dua anak matriks 1× 3 , yaitu:       3 2       0 4       2 1 - Tiga anak matriks 2× 1, yaitu: - Enam anak matriks 1× 1 yaitu: [2] , [4] , [1] , [3] , [0] , [2]; - Enam anak matriks 1× 2 yaitu: [ ]42 [ ]12 [ ]14 [ ]03 [ ]23 [ ]20       03 42       23 12       20 14- Tiga anak matriks 2×2 yaitu: Pengertian Dasar Matriks Contoh: Matriks B memiliki:
  • 11. Matriks dapat dipandang sebagai tersusun dari anak-anak matriks yang berupa vektor-vektor           = 123 421 302 A           = 3 2 1 a a a Adapat kita pandang sebagai matriks dengan anak-anak matriks berupa vektor baris [ ]3021 =a [ ]4212 =a [ ]1233 =a dapat kita pandang sebagai matriks [ ]321 aaaA =           = 3 1 2 1a           = 2 2 0 2a           = 1 4 3 3a dengan anak-anak matriks yang berupa vektor kolom Pengertian Dasar Matriks Contoh: Contoh yang lain:           = 123 421 302 A
  • 12.
  • 13. Kesamaan Matriks Dua matriks A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika berukuran sama dan elemen-elemen pada posisi yang sama juga sama. A = B       = 03 42 AJika       = 03 42 Bmaka haruslah . Operasi Matriks, Kesamaan, Matriks Nol, Matriks negatif Contoh:
  • 14. Matriks Negatif Negatif dari matriks berukuran m×n adalah matriks berukuran m×n yang diperoleh dengan mengalikan seluruh elemennya dengan faktor (−1). . Operasi Matriks, Kesamaan, Matriks Nol, Matriks negatif Contoh:       = 03 42 A       − −− =− 03 42 A
  • 15. Penjumlahan Penjumlahan dua matriks hanya didefinisikan untuk matriks yang berukuran sama Jumlah dari dua matriks A dan B yang masing-masing berukuran m×n adalah sebuah matriks C berukuran m×n yang elemen- elemennya merupakan jumlah dari elemen-elemen matriks A dan B yang posisinya sama ABBA +=+ ( ) ( )CBACBA ++=++       = 03 42 A       = 22 31 B Jika       =+ 25 73 BAmaka Sifat-sifat penjumlahan matriks: Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan Contoh:
  • 16. Pengurangan Matriks Pengurangan matriks dapat dipandang sebagai penjumlahan dengan matriks negatif A0A =+ 0AAAA =−+=− )(       = 03 42 A       = 22 31 B       − =      −− −− +      =− 21 11 22 31 03 42 BA Contoh: Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan
  • 17. Perkalian Matriks             = mnmm n n aaa aaa aaa     21 22221 11211 A               = pqmp q q aaa aaa aaa     21 22221 11211 B Jadi jika matriks A berukuran m×n dan B berukuran p×q maka perkalian AB hanya dapat dilakukan jika n = p. Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan BAAB ≠ Hasil kali matriks AB berupa matriks berukuran m×q dengan nilai elemen pada baris ke b kolom ke k merupakan hasil kali internal (dot product) vektor baris ke b dari matriks A dan vektor kolom ke k dari matriks B Perkalian antara dua matriks A dan B yaitu C = AB hanya terdefinisikan jika banyak kolom matriks A sama dengan banyak baris matriks B. Dalam perkalian matriks, urutan hatus diperhatikan. Perkalian matriks tidak komutatif.
  • 18. Perkalian Matriks dengan Bilangan Skalar Hasil kali suatu bilangan skalar a dengan matriks berukuran m×n adalah matriks berukuran m×n yang seluruh elemennya bernilai a kali. aA = Aa           =×           =           × 646 462 244 2 323 231 122 323 231 122 2 Perkalian matriks dengan bilangan skalar ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut ( ) BABA aaa +=+ ( ) AAA baba +=+ [ ] ( )AA abba = Operasi Matriks, Perkalian Matriks Contoh:
  • 19. Perkalian Internal Vektor (dot product) [ ]32=a       = 3 4 bvektor baris: vektor kolom: . Contoh: 2 kolom 2 baris Perkalian internal antara dua vektor a dan b yaitu c = ab hanya terdefinisikan jika banyak kolom vektor a sama dengan banyak baris vektor b. Dalam perkalian internal vektor, urutan perkalian harus diperhatikan. [ ] [ ] [ ]173342 3 4 32 =×+×=      =•= bac Jika urutan dibalik, b : 1 kolom, a : 1 baris, perkalian juga dapat dilakukan tetapi memberikan hasil yang berbeda [ ]       =      ×× ×× =      =•= 96 128 3323 3424 32 3 4 abd perkalian internal dapat dilakukan Perkalian matriks tidak komutatif. Operasi Matriks, Perkalian Matriks
  • 20. Perkalian Matriks Dengan Vektor       = 43 12 A       = 3 2 bMisalkan dan dapat dikalikan2 kolom 2 baris       =      ×+× ×+× =      • • =      == 18 7 3423 3122 2 1 2 1 ba ba b a a AbC Jika urutan perkalian dibalik, perkalian tidak dapat dilakukan karena b terdiri dari satu kolom sedangkan A terdiri dari dua baris. Contoh: Operasi Matriks, Perkalian Matriks
  • 21. Perkalian Dua Matriks Bujur Sangkar Operasi Matriks, Perkalian Matriks       = 43 12 A       = 35 24 Bdan Contoh: dapat dikalikan kolom = 2 baris = 2 Matriks A kita pandang sebagai       = 2 1 a a A Matriks B kita pandang sebagai [ ]21 bbB = [ ]       =      ×+××+× ×+××+× =       •• •• =      == 1832 713 34235443 31225142 2212 2111 21 2 1 baba baba bb a a ABC
  • 22. Perkalian dua matriks persegi panjang Operasi Matriks, Perkalian Matriks       = 231 342 A           = 32 34 21 Bdan dapat dikalikankolom = 3 baris = 3       =       ×+×+××+×+× ×+×+××+×+× =                 == 1717 2525 323321224311 333422234412 32 34 21 231 342 ABC Contoh:
  • 23.       = 2 1 a a A [ ]21 bbB = [ ]       •• •• =      == 2212 2111 21 2 1 baba baba bb a a ABC Pernyataan matriks dengan anak matriks pada contoh di atas adalah , sehingga . Operasi Matriks, Perkalian Matriks Dalam operasi perkalian matriks: matriks yang pertama kita susun dari anak matriks yang berupa vektor baris matriks yang kedua kita susun dari anak matriks yang berupa vektor kolom Jadi perkalian matriks adalah perkalian dari baris ke kolom
  • 24. ( ) ( ) ( )BAABBA aaa == ( ) ( )CABBCA = ( ) BCACCBA +=+ ( ) CBCABAC +=+ Sifat-sifat perkalian matriks b. Tidak komutatif. Jika perkalian AB maupun BA terdefinisikan, maka pada umumnya AB ≠ BA a. Asosiatif dan distributif terhadap penjumlahan Jika AB = 0 tidak selalu berakibat A = 0 atau B = 0. c. Hukum pembatalan tidak selalu berlaku. Operasi Matriks, Perkalian Matriks
  • 25.
  • 26. Putaran Matriks Putaran Matriks (Transposisi) Putaran matriks atau transposisi dari matriks A berukuran m×n adalah suatu matriks AT yang berukuran n×m dengan kolom- kolom matriks A sebagai baris-barisnya yang berarti pula bahwa baris-baris matriks A menjadi kolom-kolom matriks AT [ ]bk mnmm n n a aaa aaa aaa =             =     21 22221 11211 A [ ]pq mnnn m m a aaa aaa aaa =             =     21 22212 12111 T A Jika maka
  • 27. Putaran Vektor Baris Dan Vektor Kolom Putaran Matriks Putaran vektor baris akan menjadi vektor kolom. Sebaliknya putaran vektor kolom akan menjadi vektor baris. [ ]           =⇒= 3 4 2 342 T aa [ ]345 3 4 5 T =⇒           = bb Contoh:
  • 28. Putaran Jumlah Dua Vektor Baris Putaran Matriks Putaran jumlah dua vektor baris sama dengan jumlah putaran masing-masing vektor [ ] [ ]231dan342 == ba [ ]573=+ ba ( ) TTT 2 3 1 3 4 2 5 7 3 baba +=           +           =           =+ ( ) TTT baba +=+ Jika maka Secara umum : Contoh:
  • 29. Putaran Hasil Kali Vektor Baris Dan Vektor Kolom Putaran Matriks Putaran hasil kali vektor baris dengan vektor kolom atau vektor kolom dengan vektor baris, sama dengan hasil kali putaran masing-masing dengan urutan dibalik [ ]           == 2 3 1 dan342 ba [ ]233412 ×+×+×=ab Jika maka Contoh: [ ] [ ] TTT 3 4 2 231233412 abab =           =×+×+×=
  • 30. Putaran Matriks Contoh: Jika [ ]231dan 3 4 2 =           = ba maka           ××× ××× ××× = 233313 243414 223212 ab ( ) [ ] TTT 342 2 3 1 232422 333432 131412 abab =           =           ××× ××× ××× = Secara umum : ( ) TTT abab =
  • 31. Putaran Matriks Contoh: Putaran Matriks Persegi Panjang       = 231 342 A           = 23 34 12 T AJika maka           = ma a A  1 [ ]TT 1 T maaA = Jika matriks A dinyatakan sebagai susunan dari vektor baris maka [ ]maaaA 21= Jika matriks A dinyatakan dengan vektor kolom           = ma a A  1 T maka
  • 32. Putaran Matriks Putaran Jumlah Matriks Putaran jumlah dua matriks sama dengan jumlah putaran masing- masing matriks. Hal ini telah kita lihat pada putaran jumlah vektor baris. ( ) TTT BABA +=+ [ ]maaA 1= [ ]mbbB 1= [ ]mm babaBA ++=+ 11 Jika Dengan demikian dan maka ( ) ( ) ( ) TT T T 1 T T 1 TT T 1 T 1 T T 11 T BA b b a a ba ba ba ba BA +=             +             =             + + =             + + =+ mmmmmm 
  • 33. Putaran Hasil Kali Matriks Putaran hasilkali dua matriks sama dengan hasil kali putaran masing-masing dengan urutan yang dibalik. Hal ini telah kita lihat pada putaran hasil kali vektor baris dan vektor kolom. ( ) TTT ABAB =           = ma a A  1 [ ]nbbB 1=           •• •• = nmnm n baba baba AB    111 Jika dan maka [ ] TT 1 1111 T ABaa b b baba baba AB =           =           •• •• = m nnmnm n     Dengan demikian maka Putaran Matriks
  • 34. Putaran Matriks Matriks Simetris Jika dikatakan bahwa matriks B adalah simetris miring. BB −=T Matriks simetris adalah matriks yang putarannya sama dengan matriksnya sendiri. Jadi matriks A dikatakan simetris apabila AA =T Karena dalam setiap putaran matriks nilai elemen-elemen diagonal utama tidak berubah, maka matriks simetris miring dapat terjadi jika elemen diagonal utamanya bernilai nol. Berkaitan dengan putaran matriks, kita mengenal kesimetrisan pada matriks nyata.
  • 35.
  • 36. Determinan Matriks Determinan Matriks Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka kita mengaitkan A dengan suatu bilangan yang dinyatakan oleh △= 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋯ 𝑎1𝑛 𝑎21 ⋮ 𝑎22 ⋮ 𝑎23 ⋮ ⋯ 𝑎2𝑛 ⋮ 𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 ⋯ 𝑎 𝑛𝑛 Yang dinamakan determinan dari A dengan ukuran n, ditulis det(A). Untuk mendefinisikan nilai suatu determinan, kita harus mengenal beberapa konsep berikut: 1. Minor. Diberikan suatu unsur 𝑎𝑗𝑗 dari △. Suatu determinan berukuran (𝑛 − 1) yang diperoleh dengan menghilangkan semua unsure di baris ke j dan kolom ke k dinamakan minor dari 𝑎𝑗𝑗 .
  • 37. Determinan Matriks Contoh: Minor yang bersesuaian dengan unsur 5 dalam baris ke-2 kolom ke-3 dari determinan berukuran 4. 2 −1 𝟏 3 −𝟑 𝟐 𝟓 𝟎 1 4 0 −2 −𝟐 𝟑 2 1 adalah 2 −1 3 1 0 2 4 −2 1 Yang diperoleh dengan menghilangkan unsur-unsur yang berwarna gelap.
  • 38. Determinan Matriks 2. Kofaktor. Jika minor dari 𝑎𝑗𝑗 dikalikan dengan (−1) 𝑗+𝑘 , maka hasilnya dinamakan kofaktor dari 𝑎𝑗𝑗 dan dinyatakan dengan 𝐴𝑗𝑗 . Contoh: Kofaktor yang bersesuaian dengan unsure 5 dalam determinan pada contoh di atas adalah (−1)2+3 dikalikan minornya, atau −1 2 −1 3 1 0 2 4 −2 1 Nilai determinan didefinisikan sebagai jumlah dari hasil kali unsur- unsur pada suatu baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktor yang bersesuaian, dan ini dinamakan uraian Laplace. Dalam lambang ditulis: det 𝐴 = � 𝑎𝑗𝑗 𝐴𝑗𝑗 𝑛 𝑘=1
  • 39. Determinan Matriks Menghitung determinan berukuran 2 menggunakan uraian Laplace: 𝑎11 𝑎12 𝑎21 𝑎22 menggunakan unsur di baris pertama. Kofaktor yang berkaitan adalah 𝐴11 = (−1)1+1 𝑎22 = 𝑎22, 𝐴12 = (−1)1+2 𝑎21 = −𝑎21 Menurut uraian Laplace, determinannya bernilai 𝑎11 𝐴11 + 𝑎12 𝐴12 = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21
  • 40. Determinan Matriks Contoh: Hitunglah uraian Laplace dari determinan 3 −2 2 1 2 −3 4 1 2 dengan menggunakan unsur baris pertama. Dengan menggunakan unsur baris pertama, uraiannya adalah 3 2 −3 1 2 — 2 1 −3 4 2 + 2 1 2 4 1 = 3 7 − −2 14 + 2 −7 = 35 Nilai determinan orde 3 juga dapat dihitung menggunakan cara di bawah ini: 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑎3 𝑏3 𝑐3 = 𝑎1 𝑏2 𝑐3 + 𝑏1 𝑐2 𝑎3 + 𝑐1 𝑎2 𝑏3 − 𝑏1 𝑎2 𝑐3 + 𝑎1 𝑐2 𝑏3 + 𝑐1 𝑏2 𝑎3 Kemudian dengan mengambil jumlah hasil kali suku-suku yang ditunjukkan dengan anak panah bertanda + dan −.
  • 41. Determinan Matriks : Teorema TEOREMA-TEOREMA DETERMINAN 1. Nilai suatu determinan tetap sama jika baris dan kolomnya ditukar. Dalam lambang det 𝐴 = det (𝐴 𝑇 ) . 2. Jika A dan B dua matriks bujursangkar yang berukuran sama, maka det 𝐴𝐴 = det 𝐴 det (𝐵). 3. Jumlah dari hasil kali unsur-unsur pada suatu baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktor dari baris atau kolom lainnya adalah nol. Dalam lambang ditulis: � 𝑎 𝑞𝑞 𝐴 𝑝𝑝 = 0 atau 𝑛 𝑘=1 � 𝑎 𝑘𝑘 𝐴 𝑘𝑘 = 0 jika 𝑝 ≠ 𝑞 𝑛 𝑘=1 Jika 𝑝 = 𝑞 , jumlahnya sama dengan det 𝐴 = � 𝑎𝑗𝑗 𝐴𝑗𝑗 𝑛 𝑘=1
  • 42. Determinan Matriks : Teorema 4. Misalkan 𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣 𝑛 menyatakan vector baris atau vector kolom dari suatu matriks bujursangkar A yang berukuran n. Maka det (A) = 0 jika dan hanya jika ada konstanta (scalar) 𝜆1, 𝜆2, … , 𝜆 𝑛 yang tidak semua nol sehingga 𝜆1 𝑣1 + 𝜆2 𝑣2 + ⋯ + 𝜆 𝑛 𝑣 𝑛 = 𝑂 Di mana O adalah matriks baris nol. Jika syarat di atas dapat dipenuhi maka kita menyatakan bahwa vektor-vektor 𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣 𝑛 bergantungan linear. Jika tidak demikian kita menyatakannya bebas linear. Suatu matriks A sehingga det (A) = 0 dinamakan matriks singular. Jika det (A) ≠ 0, maka A dinamakan matriks tak- singular.
  • 43.
  • 44. Invers Matriks Jika untuk suatu matriks bujursangkar A terdapat suatu matrik B sehingga AB = I, maka dinamakan invers dari A dan dinyatakan dengan 𝐴−1 . Dasarnya adalah rumus berikut ini: Jika A suatu matriks tak singular berukuran n (det (A) ≠ 0) maka terdapat tepat satu invers 𝐴−1 sehingga 𝐴𝐴−1 = 𝐴−1 𝐴 = 𝐼 dan kita dapat menyatakan 𝐴−1 dalam bentuk 𝐴−1 = (𝐴𝑗𝑗) 𝑇 det 𝐴 Di mana (𝐴 𝑗𝑗) adalah matriks dari kofaktor 𝐴𝑗𝑗 dan (𝐴𝑗𝑗) 𝑇 = (𝐴 𝑘𝑘) adalah transposenya. Bentuk berikut ini menyatakan sifat invers matriks: (𝐴𝐴)−1 = 𝐵−1 𝐴−1 , (𝐴−1 )−1 = 𝐴 Contoh: Tentukanlah invers matriks 𝐴 = 3 −2 2 1 2 −3 4 1 2
  • 45. Invers Matriks MATRIKS TEGAK LURUS (ORTHOGONAL) Suatu matriks riil A dinamakan suatu matriks tegak lurus (orthogonal) jika trnsposenya sama dengan inversnya, yaitu jika 𝐴 𝑇 = 𝐴−1 atau 𝐴 𝑇 𝐴 = 𝐼.
  • 46.
  • 47. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Misalkan 𝐴 = 𝑎𝑗𝑗 adalah suatu matirks 𝑛 × 𝑛 dan X suatu vektor kolom. Persamaan 𝐴𝐴 = 𝜆𝜆 Di mana suatu bilangan dapat ditulis sebagai 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋯ 𝑎1𝑛 𝑎21 ⋮ 𝑎22 ⋮ 𝑎23 ⋮ ⋯ 𝑎2𝑛 ⋮ 𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 𝑎 𝑛𝑛 ⋯ 𝑎 𝑛𝑛 𝑥1 𝑥2 ⋮ 𝑥 𝑛 = 𝜆 𝑥1 𝑥2 ⋮ 𝑥 𝑛 Atau 𝑎11 − 𝜆 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥 𝑛 = 0 𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 − 𝜆 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥 𝑛 = 0 … … … … … … … … … … … … … … … … … 𝑎 𝑛𝑛 𝑥1 + 𝑎 𝑛𝑛 𝑥2 + ⋯ + 𝑎 𝑛𝑛 − 𝜆 𝑥 𝑛 = 0
  • 48. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Akan memiliki penyelesaian tak-trivial jika dan hanya jika 𝑎11 − 𝜆 𝑎12 ⋯ 𝑎1𝑛 𝑎21 𝑎22 − 𝜆 ⋯ 𝑎2𝑛 ⋮ 𝑎 𝑛𝑛 ⋮ 𝑎 𝑛𝑛 ⋯ ⋮ 𝑎 𝑛𝑛 − 𝜆 = 0 Yang merupakan suatu persamaan suku banyak berderajat n dalam 𝜆. Akar dari persamaan suku banyak ini dinamakan nilai eigen atau nilai karakteristik (nilai ciri) dari matriks A. Bersesuaian dengan setiap nilai eigen aka nada penyelesaian 𝑋 ≠ 0 yang merupakan suatu penyelesaian tak-trivial, yang dinamakan suatu vektor eigen atau vektor karakteristik dari nilai eigennya. Persamaan juga dapat ditulis det 𝐴 − 𝜆𝜆 = 0 Dan persamaan dalam 𝜆 ini seringkali dinamakan persamaan karakteristik.
  • 49. Nilai Eigen dan Vektor Eigen TEOREMA PADA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Reduksi suatu matriks ke bentuk diagonal. Jika suatu matriks tak singular A mempunyai nilai eigen yang berbeda-beda 𝜆1, 𝜆2, 𝜆3, … … dengan vektor eigen yang berkaitan ditulis sebagai kolom dari matriks 𝐵 = 𝑏11 𝑏12 𝑏13 ⋯ 𝑏21 𝑏22 𝑏23 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ Maka 𝐵−1 𝐴𝐴 = 𝜆1 0 0 ⋯ 0 𝜆2 0 ⋯ 0 ⋯ 0 ⋯ 𝜆3 ⋯ ⋯ ⋯ Yaitu 𝐵−1 𝐴𝐴 dinamakan transformasi dari A oleh B, yang merupakan matriks diagonal yang memuat nilai eigen dari A dalam diagonal utamanya dan unsur lainnya nol. Kita mengatakan bahwa A telah ditransformasikan atau di direksikan ke bentuk diagonal.
  • 50. Nilai Eigen dan Vektor Eigen TEOREMA PADA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Contoh: Transformasikan matriks ke dalam bentuk diagonal 𝐵 = 2 1 −1 1 1 1 3 2 1
  • 51. Nilai Eigen dan Vektor Eigen TEOREMA PADA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Reduksi bentuk kuadrat ke bentuk kanonik. Misalkan A suatu matriks riil setangkup, sebagai contoh 𝐴 = 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎12 = 𝑎21, 𝑎13 = 𝑎31, 𝑎23 = 𝑎32 Jika 𝑋 = 𝑥1 𝑥2 𝑥3 , maka kita memperoleh bentuk kuadrat 𝑋 𝑇 𝐴𝐴 = 𝑎11 𝑥1 2 + 𝑎22 𝑥2 2 + 𝑎33 2 𝑥3 2 + 2𝑎12 𝑥1 𝑥2 + 2𝑎13 𝑥1 𝑥3 + 2𝑎23 𝑥2 𝑥3 Suku-suku hasil kali silang dari bentuk kuadrat ini dapat dihilangkan dengan memisalkan 𝑋 = 𝐵𝐵 di mana U suatu vector kolom dengan unsure-unsur 𝑢1, 𝑢2, 𝑢3 dan B suatu matriks orthogonal yang membuat diagonal matriks A. bentuk kuadrat baru dalam 𝑢1, 𝑢2, 𝑢3 tanpa suku- suku hasil kali silang dinamakan bentuk kanonik.
  • 52. TUGAS