SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan
datangnya potensial aksi. Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai
penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara
sederhana, dapat dikatakan neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di
otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul ketika ada pesan yang harus di
sampaikan ke bagian-bagian lain.

Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan dengan otak di atur melalui tiga cara,
yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter dan hormon
yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan
neurotransmitter.

Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:

  Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisina
 Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin
 Bentuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll.
Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang
berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino.
Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan
kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran.

Jaringan otak terdiri atas berjuta-juta sel otak yang disebut neuron. Sel ini terdiri atas badan
sel, ujung axon dan dendrit. Antara ujung sel neuron satu dengan yang lain terdapat celah
yang disebut celah sinaptik atau sinapsis. Satu neuron menerima berbagai macam informasi
yang datang, mengolah atau mengintegrasikan informasi tersebut, lalu mengeluarkan
responsnya yang dibawa suatu senyawa neurokimiawi yang disebut neurotransmiter. Terjadi
potensial aksi dalam membran sel neuron yang memungkinkan dilepaskannya molekul
neurotransmiter dari axon terminalnya (prasinaptik) ke celah sinaptik lalu ditangkap
reseptor di membran sel dendrit dari neuron berikutnya. Terjadilah loncatan listrik dan
komunikasi neurokimiawi antar dua neuron. Pada reseptor bisa terjadi “supersensitivitas”
dan “subsensitivitas”. Supersensitivitas berarti respon reseptor lebih tinggi dari biasanya,
yang menyebabkan neurotransmiter yang ditarik ke celah sinaptik lebih banyak jumlahnya
yang berakibat naiknya kadar neurotransmiter di celah sinaptik tersebut. Subsensitivitas
reseptor adalah bila terjadi sebaliknya. Bila reseptor di blok oleh obat tertentu maka
kemampuannya menerima neurotransmiter akan hilang dan neurotransmiter yang ditarik
ke celah sinaptik akan berkurang yang menyebabkan menurunnya kadar (jumlah)
neurotransmiter tertentu di celah sinaptik.

Suatu kelompok neurotransmiter adalah amin biogenik, yang terdiri atas enam
neurotransmiter yaitu dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, asetilkholin dan
histamin. Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin disintesis dari asam amino yang sama,
tirosin, dan diklasifikasikan dalam satu kelompok sebagai katekolamin. Serotonin disintesis
dari asam amino triptofan dan merupakan satu-satunya indolamin dalam kelompok itu.
Serotonin juga dikenal sebagai 5-hidroksitriptamin (5-HT).

Selain kelompok amin biogenik, ada neurotransmiter lain dari asam amino. Asam amino
dikenal sebagai pembangun blok protein. Dua neurotransmiter utama dari asam amino ini
adalah gamma-aminobutyric acid (GABA) dan glutamate. GABA adalah asam amino
inhibitor (penghambat), sedang glutamate adalah asam amino eksitator. Kadang cara
sederhana untuk melihat kerja otak adalah dengan melihat keseimbangan dari kedua
neurotransmiter tersebut.

Bila oleh karena suatu hal, misalnya subsensitivitas reseptor-reseptor pada membran sel
paskasinaptik, neurotransmiter epinefrin, norepinefrin, serotonin, dopamin menurun
kadarnya pada celah sinaptik, terjadilah sindrom depresi. Demikian pula bila terjadi
disregulasi asetilkholin yang menyebabkan menurunnya kadar neurotransmiter asetilkolin
di celah sinaptik, terjadilah gejala depresi.

Monoamin dan Depresi
 Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan berkurangnya monoamin,
   seperti reserpin, dapat menyebabkan depresi.Akibatnya timbul teori yang menyatakan
   bahwa berkurangnya ketersediaan neurotransmiter monoamin, terutama NE dan
   serotonin, dapat menyebabkan depresi. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat
   antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase inhibitor yang bekerja meningkatkan
   monoamin di sinap. Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi.
Serotonin
 Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks
   serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan hipokampus. Proyeksi ke
   tempat-tempat ini mendasari keterlibatannya dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada
   sekitar 14 reseptor serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan
   syaraf pusat.
 Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Sistem serotonin
   yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma hipotalamus berfungsi mengatur ritmik
   sirkadian (siklus tidur-bangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin
   bersama-sama dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang
   terarah dan bertujuan. Serotonin menghambat perilaku agresif pada mamalia dan
   reptilia.
 Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang
   mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif,
   dan gangguan makan.
 Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi
   sistem serotonin tersebut.
  Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri,
   mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau
   marah dan libido.
 Gejala Defisit : Irritabilitas & Agresif, Depresi & Ansietas, Psikosis, Migren, Gangguan
   fungsi seksual, Gangguan tidur & Gangguan kognitif, Gangguan makan. Obsessive
   compulsive disorder (OCD)
 Gejala Berlebihan : Sedasi, Penurunan sifat dan fungsi aggresi Pada kasus yang jarang:
   halusinasi
 Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian dengan alat
   pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-HT2A
   pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda
   kerentanan terhadap kekambuhan depresi.
 Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di daerah prefrontal
   dan temporoparietal pada penderita depresi yang tidak mendapat pengobatan. Kadar
   serotonin rendah pada penderita depresi yang agresif dan bunuh diri.
 Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun pada pasien depresi.
   Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan mood pada pasien depresi yang
   remisi dan individu yang mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. Memori,
   atensi, dan fungsi eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme
   dikaitkan dengan gangguan mood, tapi tidak melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan
   fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat berkurangnya triptofan.
 Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid). Terdapat
   penurunan 5-HIAA di cairan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering
   terjadi pada penderita depresi dengan usaha-usaha bunuh diri.
 Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan HPA aksis.
   Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai
   dengan penurunan serotonin. Pada penderita depresi mayor didapatkan penumpulan
   respon serotonin prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya
   gangguan serotonin pada depresi.
 Pada penderita bulimia nervosa (BN), dan terkait pesta-purge sindrom, faktor serotonin
   pusat (5-hydroxytryptamine, 5-HT) berkontribusi tidak hanya untuk disregulasi
   appetitive tetapi juga untuk manifestasi temperamental dan kepribadian. Pada temuan
   dari studi neurobiologis, molekul-genetik, dan otak-pencitraan, telah diungkapkan
   model integratif peran 5-HT fungsi dalam sindrom bulimia.
Asetilkolin
 Neuron kolinergik mengandung setilkolin yang terdistribusi difus di korteks serebri dan
   mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem monoamin. Abnormal kadar kolin
   (prekursor asetilkolin) terdapat di otak pasien depresi. Obat yang bersifat agonis
   kolinergik dapat menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor pada orang
   normal. Selain itu, ia juga dapat mengeksaserbasi simptom-simptom depresi dan
   mengurangi simptom mania.
 Hipotesis kolinergik mengklaim bahwa penurunan fungsi kognitif pada demensia
  terutama terkait dengan penurunan neurotransmisi kolinergik. Hipotesis ini telah
  menyebabkan minat yang besar dalam keterlibatan putatif dari neurotransmisi
  kolinergik dalam proses pembelajaran dan memori.
 Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan
  pemusatan perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan
  kembali ingatan, atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada
  cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungís ingatan), bangsal ganglia
  (terlbat dalam fungís motoris), dan cerebrlum (koordinasi bicara dan motoris).
  Ach merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia
  ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. AcH memiliki
  konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik.
 Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori, rasa haus,
  pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
 Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial,
  Penurunan fungsi bicara
 Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan Somatic
 Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama berupa kolin.
  Saat ini, sangat cukup banyak penelitian yang mengkaji peranan kolin dalam
  pembelajaran.
 Peran asetilkolin (Ach) dalam fungsi kognitif diselidiki. Keterlibatan AcH dalam proses
  pembelajaran dan memori. Terutama, penggunaan skopolamin sebagai alat farmakologis
  dikritik. Dalam bidang perilaku neuroscience racun kolinergik yang sangat spesifik telah
  dikembangkan. Tampaknya bahwa kerusakan yang lebih besar dan lebih spesifik
  kolinergik, efek sedikit dapat diamati pada tingkat perilaku. Korelasi antara penurunan
  penanda kolinergik dan penurunan kognitif pada demensia mungkin tidak tebang habis
  seperti yang telah diasumsikan. Keterlibatan sistem neurotransmitter lain dalam fungsi
  kognitif secara singkat dibahas. Dengan mempertimbangkan hasil dari berbagai bidang
  penelitian, gagasan bahwa AcH memainkan peran penting dalam belajar dan proses
  memori tampaknya dilebih-lebihkan. Bahkan ketika peran sistem neurotransmitter
  lainnya dalam belajar dan memori dipertimbangkan, tidak mungkin bahwa AcH
  memiliki peran tertentu dalam proses ini. Atas dasar data yang tersedia, AcH tampaknya
  lebih khusus terlibat dalam proses attentional dibandingkan dalam proses pembelajaran
  dan memori
Noradrenergik atau Norepinefrin
 Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam
  konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Selain itu
  ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis.
 Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui
  proses reuptake aktif.
 Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;
  mengatur “fight-flight”dan proses pembelajaran dan memory.
 Gejala Defisit : Ketumpulan. Kurang energi (Fatique), Depresi
 Gejala Berlebihan : Anxietas. kesiagaan berlebih. Penurunan rasa awas, Paranoia,
  Kurang napsu makan. dan Paranoid
 Badan sel neuron adrenergik yang menghasilkan norepinefrin terletak di locus
  ceruleus(LC) batang otak dan berproyeksi ke korteks serebri, sistem limbik, basal
  ganglia, hipotalamus dan talamus. Ia berperan dalam mulai dan mempertahankan
  keterjagaan (proyeksi ke limbiks dan korteks). Proyeksi noradrenergik ke hipokampus
  terlibat dalam sensitisasi perilaku terhadap stressor dan pemanjangan aktivasi locus
  ceruleus dan juga berkontribusi terhadap rasa ketidakberdayaan yang dipelajari. Locus
  ceruleus juga tempat neuron-neuron yang berproyeksi ke medula adrenal dan sumber
  utama sekresi norepinefrin ke dalam sirkulasi darah perifer.
 Stresor akut dapat meningkatkan aktivitas LC. Selama terjadi aktivasi fungsi LC, fungsi
  vegetatif seperti makan dan tidur menurun. Persepsi terhadap stressor ditangkap oleh
  korteks yang sesuai dan melalui talamus diteruskan ke LC, selanjutnya ke komponen
  simpatoadrenalsebagai respon terhadap stressor akut tsb. Porses kognitif dapat
  memperbesar atau memperkecil respon simpatoadrenal terhadap stressor akut tersebut.
 Rangsangan terhadap bundel forebrain (jaras norepinefrin penting di otak) meningkat
  pada perilaku yang mencari rasa senang dan perilaku yang bertujuan. Stressor yang
  menetap dapat menurunkan kadar norepinefrin di forbrain medial. Penurunan ini dapat
  menyebabkan anergia, anhedonia, dan penurunan libido pada depresi.
 Hasil metabolisme norepinefrin adalah 3-methoxy-4-hydroxyphenilglycol (MHPG).
  Penurunan aktivitas norepinefrin sentral dapat dilihat berdasarkan penurunan ekskresi
  MHPG. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa MHPG mengalami defisiensi pada
  penderita depresi. Kadar MHPG yang keluar di urin meningkat kadarnya pada penderita
  depresi yang di ECT (terapi kejang listrik).
Dopamin
 Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin mendekatkan pada kesimpulan
  bahwa neurotransmiter jenis ini mempengaruhi proses pengingatan. Melalui mekanisme
  kompensasi yang di munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini dalam
  proses belajar dan ingatan dapat terlihat jelas.
 Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan sistem aktivasi
  retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin, yang berfungsi membantu otak
  mengatasi depresi, meningkatkan ingatan dan meningkatkan kewaspadaan mental.
 Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap membutuhkan asupan tirosin
  yang cukup guna memproduksi dopamin. Tirosin di temukan pada makanan berprotein
  seperti : daging, produk-produk susu (sperti keju), ikan , kacang panjang, kacang-
  kacangan dan produk kedelai. Dengan 3-4 ons protein sehari, energi kita akan lebih
  terjaga.
 Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-
  neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada
  regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi
  Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area.
   Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara
   serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke
   struktur garis tengah (midline)
 Ada empat jaras dopamin di otak, yaitu tuberoinfundobulair, nigrostriatal, mesolimbik,
   mesokorteks-mesolimbik. Sistem ini berfungsi untuk mengatur motivasi, konsentrasi,
   memulai aktivitas yang bertujuan, terarah dan kompleks, serta tugas-tugas fungsi
   eksekutif. Penurunan aktivitas dopamin pada sistem ini dikaitkan dengan gangguan
   kognitif, motorik, dan anhedonia yang merupakan manifestasi simptom depresi.
Glutamate
 Asam amino glutamat dan glisisn merupakan neurotransmiter utama di SSP, yang
   terdistribusi hampir di seluruh otak. Ada 5 reseptor glutamat, yaitu NMDA, kainat, L-
   AP4, dan ACPD. Bila berlebihan, glutamat bisa menyebabkan neurotoksik. Obat-obat
   yang antagonis terhadap NMDA mempunyai efek antidepresan.
 Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana hampir tiap
   area otak berisi glutamate. Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di corticostriatal dan di
   dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat gangguan atau
   penyakit bipolar afektif dan epilepsi.
 Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan kemampuan memori dan memelihara ufngsi
   automatic.
 Gejala Defisit : Gangguan memori, Low energy, Distractibilitas. Schizophrenia
 Gejala Berlebihan : Kindling, Seizures dan Bipolar affective disorder.
GABA
 GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala-
   gejala pada gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron GABA.
 GABA (gamma-aminobutyric acid) memiliki efek inhibisi terhadap monoamin,
   terutama pada sistem mesokorteks dan mesolimbik.
 Pada penderita depresi terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat mengurangi
   kadar GABA dan antidepresor dapat meningkatkan regulasi reseptor GABA.Banyak
   pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter utama untuk sel
   Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh GABA transaminase
 Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif
   dalam fungsi eksitasi.
 Gejala Defisit : Irritabilitas, Hostilitas, Tension and worry, Anxietas, Seizure.
 Gejala Berlebihan : Mengurangi rangsang selular, Sedasi dan Gangguan memori
HPA aksis (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal)
 Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat
   dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang mengganggu,
   bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan kewaspadaan
   untuk mengatasi stressor tersebut. Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan
   mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan. Kortisol memegang
   peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan
semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas glukokortikoid (kortizol)
    merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar kortisol yang meningkat
    menyebabkan “umpan balik”, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-
    releasing hormone (CRH), kemudian mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga
    hipofisi juga menurunkan produksi adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya pesan
    ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk mengurangi produksi kortisol.
   Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada awal
    perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan moodpada
    masa dewasa.
   Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang dialami
    seseorang pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan peningkatan
    sekresi CRH, dan penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis. Stressor pada
    awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem
    neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf yang berfungsi merespon
    respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan terhadap stressor dan resiko
    terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat, seperti
    terjadinya depresi setelah dewasa.
   Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola pengasuhan buruk,
    menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang kehidupannya. Selain itu ,
    setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan terhadap stressor.
   Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan, mengakibatkan
    hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf. Keadaan ini menjadi
    dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa. Depresi dapat dicetuskan
    hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.
   Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal terhadap
    stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat penyiksaan
    fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.
   Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik seseorang terhadap
    stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi bila orang tersebut
    menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh pula pada tempat di luar
    hipotalamus, misalnya di hipokampus. Akibatnya, mekanisme “umpan balik” semakin
    terganggu. Ini menyebabkan ketidakmampuan kortisol menekan sekresi CRH sehingga
    pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini mempermudah seseorang mengalami depresi
    mayor, bila berhadapan dengan stressor.
   Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila peningkatan kadar
    kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini menjadi
    prediposisi depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan
    gangguan hipokampus
   Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten pada
    gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan dengan
    adanya hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi deksametason,
    tidak adanya respon ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan konsentrasi CRH
di cairan serebrospinal. Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi, terjadi akibat tidak
  berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui
  dengan test DST (dexamethasone supression test).
Endorphin
 Endorphin adalah suatu bahan-kimia diproduksi di dalam otak dan spinal cord yang
  mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan mood. Dalam keadaan defisit adalah
  Keluhan Somatic.

More Related Content

What's hot

7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonomputerinadiamuhaliza
 
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIASISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIAwinnyarsyabinta
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf BPG
 
Iv. anestetik lokal
Iv. anestetik lokalIv. anestetik lokal
Iv. anestetik lokalSyifa Dhila
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiDilla Novita
 
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013nurfa .
 

What's hot (14)

Tinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofreniaTinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofrenia
 
Obat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglionObat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglion
 
7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom
 
Fisiologi saraf
Fisiologi sarafFisiologi saraf
Fisiologi saraf
 
Analgetika
AnalgetikaAnalgetika
Analgetika
 
Obat sistem saraf autonom
Obat sistem saraf autonomObat sistem saraf autonom
Obat sistem saraf autonom
 
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIASISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Iv. anestetik lokal
Iv. anestetik lokalIv. anestetik lokal
Iv. anestetik lokal
 
Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA
Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA
Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA
 
Lesson 3.2 part 3
Lesson 3.2 part 3Lesson 3.2 part 3
Lesson 3.2 part 3
 
Analgesik nonopioid
Analgesik nonopioidAnalgesik nonopioid
Analgesik nonopioid
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
 
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
 

Similar to Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

Peranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguan
Peranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguanPeranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguan
Peranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguanI Gede Kusuma Pro
 
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversiKuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversiElviraYunita2
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...gex'z windha suardika
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxelly394769
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfYonetaSrangenge1
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxKaizoAoiFuuma
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapiAhmad Muhtar
 
Slide depresi bag puji
Slide depresi bag pujiSlide depresi bag puji
Slide depresi bag pujiAgung Yihuu
 
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptMatriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptSriHariatiDongge
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiCatatan Medis
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatikrian92
 

Similar to Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron (20)

Peranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguan
Peranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguanPeranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguan
Peranan neurotransmiter otak pada gangguan perilaku dan gangguan
 
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
 
Depresi & mania
Depresi & maniaDepresi & mania
Depresi & mania
 
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversiKuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
BIOPSIKOLOGI.pptx
BIOPSIKOLOGI.pptxBIOPSIKOLOGI.pptx
BIOPSIKOLOGI.pptx
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
 
Psikologi Faal
Psikologi FaalPsikologi Faal
Psikologi Faal
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptx
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
 
Slide depresi bag puji
Slide depresi bag pujiSlide depresi bag puji
Slide depresi bag puji
 
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptMatriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik Farmakologi
 
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNAKep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah psikofarmaka
Makalah psikofarmakaMakalah psikofarmaka
Makalah psikofarmaka
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
 

More from heri damanik

Penyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziPenyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziheri damanik
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanheri damanik
 
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaAsuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaheri damanik
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanheri damanik
 
Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularheri damanik
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaheri damanik
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleheri damanik
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarakheri damanik
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingaleheri damanik
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokheri damanik
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinheri damanik
 

More from heri damanik (20)

Penyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziPenyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergizi
 
Hiv aids smu
Hiv aids smuHiv aids smu
Hiv aids smu
 
Dm bab 1 5
Dm bab 1 5Dm bab 1 5
Dm bab 1 5
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
 
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaAsuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
 
Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menular
 
Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansia
 
Uks
UksUks
Uks
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Riset keperawatan
Riset keperawatanRiset keperawatan
Riset keperawatan
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sample
 
Puskesmas
PuskesmasPuskesmas
Puskesmas
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarak
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingale
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompok
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
 

Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

  • 1. Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron. Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial aksi. Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul ketika ada pesan yang harus di sampaikan ke bagian-bagian lain. Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan dengan otak di atur melalui tiga cara, yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter dan hormon yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter. Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:  Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisina  Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin  Bentuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll. Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino. Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran. Jaringan otak terdiri atas berjuta-juta sel otak yang disebut neuron. Sel ini terdiri atas badan sel, ujung axon dan dendrit. Antara ujung sel neuron satu dengan yang lain terdapat celah yang disebut celah sinaptik atau sinapsis. Satu neuron menerima berbagai macam informasi yang datang, mengolah atau mengintegrasikan informasi tersebut, lalu mengeluarkan responsnya yang dibawa suatu senyawa neurokimiawi yang disebut neurotransmiter. Terjadi potensial aksi dalam membran sel neuron yang memungkinkan dilepaskannya molekul neurotransmiter dari axon terminalnya (prasinaptik) ke celah sinaptik lalu ditangkap reseptor di membran sel dendrit dari neuron berikutnya. Terjadilah loncatan listrik dan komunikasi neurokimiawi antar dua neuron. Pada reseptor bisa terjadi “supersensitivitas” dan “subsensitivitas”. Supersensitivitas berarti respon reseptor lebih tinggi dari biasanya, yang menyebabkan neurotransmiter yang ditarik ke celah sinaptik lebih banyak jumlahnya yang berakibat naiknya kadar neurotransmiter di celah sinaptik tersebut. Subsensitivitas reseptor adalah bila terjadi sebaliknya. Bila reseptor di blok oleh obat tertentu maka kemampuannya menerima neurotransmiter akan hilang dan neurotransmiter yang ditarik ke celah sinaptik akan berkurang yang menyebabkan menurunnya kadar (jumlah) neurotransmiter tertentu di celah sinaptik. Suatu kelompok neurotransmiter adalah amin biogenik, yang terdiri atas enam neurotransmiter yaitu dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, asetilkholin dan
  • 2. histamin. Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin disintesis dari asam amino yang sama, tirosin, dan diklasifikasikan dalam satu kelompok sebagai katekolamin. Serotonin disintesis dari asam amino triptofan dan merupakan satu-satunya indolamin dalam kelompok itu. Serotonin juga dikenal sebagai 5-hidroksitriptamin (5-HT). Selain kelompok amin biogenik, ada neurotransmiter lain dari asam amino. Asam amino dikenal sebagai pembangun blok protein. Dua neurotransmiter utama dari asam amino ini adalah gamma-aminobutyric acid (GABA) dan glutamate. GABA adalah asam amino inhibitor (penghambat), sedang glutamate adalah asam amino eksitator. Kadang cara sederhana untuk melihat kerja otak adalah dengan melihat keseimbangan dari kedua neurotransmiter tersebut. Bila oleh karena suatu hal, misalnya subsensitivitas reseptor-reseptor pada membran sel paskasinaptik, neurotransmiter epinefrin, norepinefrin, serotonin, dopamin menurun kadarnya pada celah sinaptik, terjadilah sindrom depresi. Demikian pula bila terjadi disregulasi asetilkholin yang menyebabkan menurunnya kadar neurotransmiter asetilkolin di celah sinaptik, terjadilah gejala depresi. Monoamin dan Depresi  Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan berkurangnya monoamin, seperti reserpin, dapat menyebabkan depresi.Akibatnya timbul teori yang menyatakan bahwa berkurangnya ketersediaan neurotransmiter monoamin, terutama NE dan serotonin, dapat menyebabkan depresi. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase inhibitor yang bekerja meningkatkan monoamin di sinap. Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi. Serotonin  Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan hipokampus. Proyeksi ke tempat-tempat ini mendasari keterlibatannya dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan syaraf pusat.  Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Sistem serotonin yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus tidur-bangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin bersama-sama dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang terarah dan bertujuan. Serotonin menghambat perilaku agresif pada mamalia dan reptilia.  Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan.  Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut.
  • 3.  Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido.  Gejala Defisit : Irritabilitas & Agresif, Depresi & Ansietas, Psikosis, Migren, Gangguan fungsi seksual, Gangguan tidur & Gangguan kognitif, Gangguan makan. Obsessive compulsive disorder (OCD)  Gejala Berlebihan : Sedasi, Penurunan sifat dan fungsi aggresi Pada kasus yang jarang: halusinasi  Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian dengan alat pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-HT2A pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi.  Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di daerah prefrontal dan temporoparietal pada penderita depresi yang tidak mendapat pengobatan. Kadar serotonin rendah pada penderita depresi yang agresif dan bunuh diri.  Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun pada pasien depresi. Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan mood pada pasien depresi yang remisi dan individu yang mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme dikaitkan dengan gangguan mood, tapi tidak melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat berkurangnya triptofan.  Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid). Terdapat penurunan 5-HIAA di cairan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering terjadi pada penderita depresi dengan usaha-usaha bunuh diri.  Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan HPA aksis. Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai dengan penurunan serotonin. Pada penderita depresi mayor didapatkan penumpulan respon serotonin prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya gangguan serotonin pada depresi.  Pada penderita bulimia nervosa (BN), dan terkait pesta-purge sindrom, faktor serotonin pusat (5-hydroxytryptamine, 5-HT) berkontribusi tidak hanya untuk disregulasi appetitive tetapi juga untuk manifestasi temperamental dan kepribadian. Pada temuan dari studi neurobiologis, molekul-genetik, dan otak-pencitraan, telah diungkapkan model integratif peran 5-HT fungsi dalam sindrom bulimia. Asetilkolin  Neuron kolinergik mengandung setilkolin yang terdistribusi difus di korteks serebri dan mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem monoamin. Abnormal kadar kolin (prekursor asetilkolin) terdapat di otak pasien depresi. Obat yang bersifat agonis kolinergik dapat menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor pada orang normal. Selain itu, ia juga dapat mengeksaserbasi simptom-simptom depresi dan mengurangi simptom mania.
  • 4.  Hipotesis kolinergik mengklaim bahwa penurunan fungsi kognitif pada demensia terutama terkait dengan penurunan neurotransmisi kolinergik. Hipotesis ini telah menyebabkan minat yang besar dalam keterlibatan putatif dari neurotransmisi kolinergik dalam proses pembelajaran dan memori.  Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan pemusatan perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan kembali ingatan, atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungís ingatan), bangsal ganglia (terlbat dalam fungís motoris), dan cerebrlum (koordinasi bicara dan motoris). Ach merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. AcH memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik.  Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori, rasa haus, pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.  Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial, Penurunan fungsi bicara  Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan Somatic  Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama berupa kolin. Saat ini, sangat cukup banyak penelitian yang mengkaji peranan kolin dalam pembelajaran.  Peran asetilkolin (Ach) dalam fungsi kognitif diselidiki. Keterlibatan AcH dalam proses pembelajaran dan memori. Terutama, penggunaan skopolamin sebagai alat farmakologis dikritik. Dalam bidang perilaku neuroscience racun kolinergik yang sangat spesifik telah dikembangkan. Tampaknya bahwa kerusakan yang lebih besar dan lebih spesifik kolinergik, efek sedikit dapat diamati pada tingkat perilaku. Korelasi antara penurunan penanda kolinergik dan penurunan kognitif pada demensia mungkin tidak tebang habis seperti yang telah diasumsikan. Keterlibatan sistem neurotransmitter lain dalam fungsi kognitif secara singkat dibahas. Dengan mempertimbangkan hasil dari berbagai bidang penelitian, gagasan bahwa AcH memainkan peran penting dalam belajar dan proses memori tampaknya dilebih-lebihkan. Bahkan ketika peran sistem neurotransmitter lainnya dalam belajar dan memori dipertimbangkan, tidak mungkin bahwa AcH memiliki peran tertentu dalam proses ini. Atas dasar data yang tersedia, AcH tampaknya lebih khusus terlibat dalam proses attentional dibandingkan dalam proses pembelajaran dan memori Noradrenergik atau Norepinefrin  Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Selain itu ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis.  Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui proses reuptake aktif.  Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; mengatur “fight-flight”dan proses pembelajaran dan memory.
  • 5.  Gejala Defisit : Ketumpulan. Kurang energi (Fatique), Depresi  Gejala Berlebihan : Anxietas. kesiagaan berlebih. Penurunan rasa awas, Paranoia, Kurang napsu makan. dan Paranoid  Badan sel neuron adrenergik yang menghasilkan norepinefrin terletak di locus ceruleus(LC) batang otak dan berproyeksi ke korteks serebri, sistem limbik, basal ganglia, hipotalamus dan talamus. Ia berperan dalam mulai dan mempertahankan keterjagaan (proyeksi ke limbiks dan korteks). Proyeksi noradrenergik ke hipokampus terlibat dalam sensitisasi perilaku terhadap stressor dan pemanjangan aktivasi locus ceruleus dan juga berkontribusi terhadap rasa ketidakberdayaan yang dipelajari. Locus ceruleus juga tempat neuron-neuron yang berproyeksi ke medula adrenal dan sumber utama sekresi norepinefrin ke dalam sirkulasi darah perifer.  Stresor akut dapat meningkatkan aktivitas LC. Selama terjadi aktivasi fungsi LC, fungsi vegetatif seperti makan dan tidur menurun. Persepsi terhadap stressor ditangkap oleh korteks yang sesuai dan melalui talamus diteruskan ke LC, selanjutnya ke komponen simpatoadrenalsebagai respon terhadap stressor akut tsb. Porses kognitif dapat memperbesar atau memperkecil respon simpatoadrenal terhadap stressor akut tersebut.  Rangsangan terhadap bundel forebrain (jaras norepinefrin penting di otak) meningkat pada perilaku yang mencari rasa senang dan perilaku yang bertujuan. Stressor yang menetap dapat menurunkan kadar norepinefrin di forbrain medial. Penurunan ini dapat menyebabkan anergia, anhedonia, dan penurunan libido pada depresi.  Hasil metabolisme norepinefrin adalah 3-methoxy-4-hydroxyphenilglycol (MHPG). Penurunan aktivitas norepinefrin sentral dapat dilihat berdasarkan penurunan ekskresi MHPG. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa MHPG mengalami defisiensi pada penderita depresi. Kadar MHPG yang keluar di urin meningkat kadarnya pada penderita depresi yang di ECT (terapi kejang listrik). Dopamin  Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin mendekatkan pada kesimpulan bahwa neurotransmiter jenis ini mempengaruhi proses pengingatan. Melalui mekanisme kompensasi yang di munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini dalam proses belajar dan ingatan dapat terlihat jelas.  Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan sistem aktivasi retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin, yang berfungsi membantu otak mengatasi depresi, meningkatkan ingatan dan meningkatkan kewaspadaan mental.  Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap membutuhkan asupan tirosin yang cukup guna memproduksi dopamin. Tirosin di temukan pada makanan berprotein seperti : daging, produk-produk susu (sperti keju), ikan , kacang panjang, kacang- kacangan dan produk kedelai. Dengan 3-4 ons protein sehari, energi kita akan lebih terjaga.  Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron- neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi
  • 6.  Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline)  Ada empat jaras dopamin di otak, yaitu tuberoinfundobulair, nigrostriatal, mesolimbik, mesokorteks-mesolimbik. Sistem ini berfungsi untuk mengatur motivasi, konsentrasi, memulai aktivitas yang bertujuan, terarah dan kompleks, serta tugas-tugas fungsi eksekutif. Penurunan aktivitas dopamin pada sistem ini dikaitkan dengan gangguan kognitif, motorik, dan anhedonia yang merupakan manifestasi simptom depresi. Glutamate  Asam amino glutamat dan glisisn merupakan neurotransmiter utama di SSP, yang terdistribusi hampir di seluruh otak. Ada 5 reseptor glutamat, yaitu NMDA, kainat, L- AP4, dan ACPD. Bila berlebihan, glutamat bisa menyebabkan neurotoksik. Obat-obat yang antagonis terhadap NMDA mempunyai efek antidepresan.  Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana hampir tiap area otak berisi glutamate. Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di corticostriatal dan di dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat gangguan atau penyakit bipolar afektif dan epilepsi.  Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan kemampuan memori dan memelihara ufngsi automatic.  Gejala Defisit : Gangguan memori, Low energy, Distractibilitas. Schizophrenia  Gejala Berlebihan : Kindling, Seizures dan Bipolar affective disorder. GABA  GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala- gejala pada gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron GABA.  GABA (gamma-aminobutyric acid) memiliki efek inhibisi terhadap monoamin, terutama pada sistem mesokorteks dan mesolimbik.  Pada penderita depresi terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat mengurangi kadar GABA dan antidepresor dapat meningkatkan regulasi reseptor GABA.Banyak pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter utama untuk sel Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh GABA transaminase  Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi.  Gejala Defisit : Irritabilitas, Hostilitas, Tension and worry, Anxietas, Seizure.  Gejala Berlebihan : Mengurangi rangsang selular, Sedasi dan Gangguan memori HPA aksis (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal)  Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan kewaspadaan untuk mengatasi stressor tersebut. Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan. Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan
  • 7. semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas glukokortikoid (kortizol) merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar kortisol yang meningkat menyebabkan “umpan balik”, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik- releasing hormone (CRH), kemudian mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga hipofisi juga menurunkan produksi adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya pesan ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk mengurangi produksi kortisol.  Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada awal perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan moodpada masa dewasa.  Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang dialami seseorang pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan peningkatan sekresi CRH, dan penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis. Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf yang berfungsi merespon respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan terhadap stressor dan resiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat, seperti terjadinya depresi setelah dewasa.  Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola pengasuhan buruk, menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang kehidupannya. Selain itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan terhadap stressor.  Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan, mengakibatkan hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf. Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa. Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.  Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal terhadap stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.  Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik seseorang terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi bila orang tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh pula pada tempat di luar hipotalamus, misalnya di hipokampus. Akibatnya, mekanisme “umpan balik” semakin terganggu. Ini menyebabkan ketidakmampuan kortisol menekan sekresi CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini mempermudah seseorang mengalami depresi mayor, bila berhadapan dengan stressor.  Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila peningkatan kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini menjadi prediposisi depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan gangguan hipokampus  Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan dengan adanya hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi deksametason, tidak adanya respon ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan konsentrasi CRH
  • 8. di cairan serebrospinal. Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi, terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone supression test). Endorphin  Endorphin adalah suatu bahan-kimia diproduksi di dalam otak dan spinal cord yang mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan mood. Dalam keadaan defisit adalah Keluhan Somatic.