Fertilisasi adalah proses peleburan pronukleus jantan dan betina yang meliputi inti dan sitoplasma, menghasilkan zigot. Tahapannya meliputi persiapan sel telur dan sperma, penetrasi sperma, penggabungan inti, dan aktivasi sel telur. Pembelahan zigot dapat berlangsung secara holoblastik atau meroblastik.
sistem endokrin pada hewan invertebrata dan vertebrata
Sistem Endokrin pada Hewan
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Ciri-ciri hormon:
1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
sistem endokrin pada hewan invertebrata dan vertebrata
Sistem Endokrin pada Hewan
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Ciri-ciri hormon:
1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan.
Konsepsi dapat terjadi jika :
1. Senggama terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat
2. Ovarium harus melepaskan ovum yang sehat saat ovulasi
3. Pria mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat saat ejakulasi
4. Tidak ada hambatan yang mencegah sperma membuahi ovum.
Konsep dasar konsepsi meliputi Ovum, Sperma, Fertilisasi dan implantasi
2. Bone Kartika Rani 4411411042
Tri Syarif Hidayat 4411411045
Dita Ayu 4411411053
Nuraini 4411411055
Biology Non Education
Second Group
Semarang State University
3. Fertilisasi
• Proses peleburan pronukleus ♂ dengan pronukleus ♀
• Peleburan itu meliputi:
– Inti
– Sitoplasma
• Aspek utama fertilisasi:
– Aktivasi sel telur
– Amphimixis.
• Hasil fertilisasi : zigot
4. Amfimiksi Pembauran materi genetis maternal dengan
fraternal
Diploiditas Membentuk zigot dengan ploid kromosom 2n
Sel telur membelah
Determinasi seks secara genetis
Aktivasi
5. Tahap-tahap yang terjadi pada saat
fertilisasi:
Persiapan
Penetrasi
Penggabungan inti
Awal Pembentukan Zigot
6. Persiapan Sel Telur
• Tingkat perkembangan sel telur: oosit II telah terjadi
pembelahan meiosis I (2n n).
Meiosis II terjadi setelah spermatozoa masuk ke dalam telur
pd mamalia
• Kondisi sel telur sebelum fertilisasi
– Selaput telur impermeabel
– Selaput telur melekat pada permukaan ooplasma
• Sekresi sel telur:
– Gynogamone echinodermata
– Fertilizin cyclostomata, teleostei & Amfibi
– Spawning Inducing Agent nereis & ketam
– Sperm–Binding Protein mammalia
7.
8. Persiapan Spermatozoa
• Pemasakan fisiologis → dalam epipidimis
• Gerak pasif → gerak aktif
• Sekresi spermatozoon:
– Androgamone
– Antifertilizin
– Spawning inducing substance
– Hyaluronidase
– Trypsin-like substance
– Lisin/Akrosin (zona lysing enzyme)
– Bindin
9. • Androgamone
– Pd Avertebrata, Ikan, Amfibi
– Fungsi: melisiskan selaput gelatin telur &
mencairkan korteks telur
• Antifertilizin
– Fungsi: mengencerkan aglutinasi telur dan
membantu penempelan spermatozoon pd sel
telur dari spesies yg sama
• Spawning inducing substance
– Fungsi : Menginduksi individu ♀ untuk bertelur
10. • Hyaluronidase
– Dihasilkan: akrosom spermatozoa mammal
– Fungsi : memisahkan ikatan sel-sel pada corona radiata
sehingga spermatozoon dapat mencapai sel telur
• Lisin/Akrosin (zona lysine enzyme)
– Fungsi: melisiskan zona pellucida
– Dihasilkan oleh: permukaan bagian dalam membran
akrosom
• Bindin
– Merupakan protein pelekat spermatozoon pada
permukaan sel telur modifikasi dr protein aktin
– Terdapat pada : Echinodermata
12. Proses Sebelum Fertilisasi pada
Hewan dengan Fertilisasi Eksternal
Perangsangan sperma ke arah sel telur eksternal
Sel telur menarik sperma melalui kemotaksis yang spesifik tiap
spesies
21. AKTIVASI SEL TELUR
• Penetrasi spermatozoon pada sel telur
menyebabkan aktivasi sel telur
– Granula kortekal pecah.
– Pembentukan selaput pembuahan.
– Peningkatan metabolisme.
– Peningkatan konsumsi O2
– Menyelesaikan pembelahan meiosis
22. Penggabungan Inti
• Nukleus sel telur setelah masuknya sperma =
PRONUKLEUS♀
• Nukleus sperma di dalam ooplasma =
PRONUKLEUS ♂ → nukleus membesar,
dindingnya pecah.
• Pronukleus ♂ bergerak mendekati pronukleus ♀
dan pronukleus ♂ + ♀bergabung → membentuk
inti zigot
• Kromosom spermatozoon berpasangan dengan
kromosom sel telur membentuk inti zigot yang
diploid.
23.
24. Ciri-ciri Pembelahan
• Uniseluler --------> multiseluler
mitosis
• Bentuk dan volume tetap (kecuali blastula).
• Perubahan komposisi kimiawi (sitoplasma)
terbatas.
• Rasio nukleus/ sitoplasma : kecil menjadi besar
25.
26. Bidang Pembelahan
Meridian
Vertikal
Ekuator
Latitudinal
Melewati poros kutub animal-vegetal
Lewat tegak dari kutub animal sampai
vegetal
Tegak lurus terhadap poros kutub animal-
vegetal
Sejajar dengan bidang ekuator
Bidang yang ditempuh oleh arah
pembelahan ketika zigot mengalami mitosis
terus menerus